Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN MENGGUNAKAN

STRATEGI GROUP-TO-GROUP EXCHANGE


TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG

Lutvi Dwi Aprilia (157795011), Umi Marfuah (157795026), Dzikroh (157795039)


S2 Pendidikan Sains, Pascasarjana Unesa, email : lutvi.lamongan89@gmail.com, umimarfuah@yahoo.com,
Dzikroh84@gmail.com
Abstrak
Telah dilaksanakan penelitian di kelas VIII SMP Negeri 2 Sugio Lamongan. Hasil belajar fisika
siswa kelas tersebut masih rendah. Penyebab hasil belajar fisika siswa yang kurang baik adalah
siswa masih kesulitan memahami permasalahan fisika dan pembelajaran masih bersifat teacher
center. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain penelitian
Randomized Control Group Pretest Postest Design, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hasil
belajar siswa dengan menerapkan strategi Group-to-Group Exchange pada materi Getaran dan
Gelombang kelas VIII. Teknis analisis data menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (uji t) yaitu
uji dua pihak dan uji satu pihak. Hasil analisis uji dua pihak dari kelas eksperimen 1, 2 dan 3
terhadap kontrol adalah berturut-turut t= 2,68; t= 2,19; t=2,42 sedangkan nilai
untuk uji
dua pihak adalah 2,00 dengan taraf signifikan sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
belajar 3 kelas eksperimen yaitu kelas VIII-A, VIII-B dan VIII-C berbeda dengan kelas kontrol
karena menunjukkan
. Hasil analisis uji satu pihak dari ketiga kelas eksperimen
terhadap kelas kontrol adalah berturut-turut t=2,68; t=2,19; t=2,42 sedangkan nilai
untuk
uji satu pihak adalah 1,76 dengan taraf signifikan sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa untuk 3 kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol karena t hitung >
.
Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang mendapat perlakuan strategi
Group-to-Group Exchange memiliki hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang tidak
mendapat perlakuan strategi Group-to-Group Exchange.
Kata kunci : Strategi Group-to-Group Exchange, Hasil belajar siswa, Getaran dan gelombang.
Abstrak
A research in 8 graders has been conducted in SMP Negeri 2 Sugio Lamongan. It shows that the
students still have low achievement in physics. It is caused by the students problems in
understanding the lesson and the learning proses based on teacher center. The research is in the
form of qualitative descriptive with randomized control group pretest postest design. Its purpose
is to describe 8 graders achievement after implementing group to- group exchange in learning
vibration and wave. The data analysis technique uses the similarity test of 2 averages (t-score).
It is a test for one or two variable. The analysis result of two variable data in yhe first, second
and thirt on control class is t = 2,6; t = 2,19 and t = 2,42. While the t table for one variable test is
1,76 and significance level is o,o5. It shows that the achievement in VIII A, VIII B, and VIII C is
different from control class because it shows tcount > ttable . the analysis result of one variable in
first, second and thirt experiment classes on control class is t = 2,68; t = 2,19 ; t = 2,42. While
ttable for one variable is 1,76 and the sicnificance level is 0,05. Is shows that the achivement in
experiment classes is better than control class because tcount > ttable . it can beconcluded that
students who study by implementing group to group exchange has better achivement than
student who dont implement the learning method.
Keyword : group-to-group exchange method students achivement, vibration and wave.

PENDAHULUAN

Pendidikan
merupakan
usaha
mengembangkan dan membina potensi
sumber daya manusia melalui berbagai
kegiatan
belajar
mengajar
yang
diselenggarakan
pada
semua
jenjang
pendidikan di tingkat dasar, menengah dan
perguruan tinggi. Salah satu upaya untuk
meningkatkan keberhasilan pendidikan adalah
dengan menggunakan pembelajaran aktif
dimana siswa melakukan sebagian besar
pekerjaan yang harus dilakukan. Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah bagaimana menyampaikan
pesan-pesan kurikulum kepada peserta didik
untuk membentuk kompetensi mereka sesuai
dengan karakteristik dan kemampuan masingmasing.
Berdasarkan observasi dan wawancara
yang telah dilakukan peneliti pada tanggal 7
Februari 2012 dengan guru pengajar fisika
kelas VIII di SMP Negeri 2 Sugio Lamongan
diperoleh bahwa hasil belajar fisika, nilai
kognitif siswa rendah serta lemahnya siswa
dalam melakukan kegiatan percobaan.
Dimana Standar Ketuntasan Minimum (SKM)
secara individual dikatakan tuntas jika
mencapai nilai 70. Pada kenyataannya siswa
yang tuntas belajar sebanyak 57,5% dan yang
belum tuntas sebanyak 42,5% diambil dari
nilai ulangan harian kelas VIII-B. Pelaksanaan
observasi juga dilakukan pemberian angket
yang diberikan kepada kelas IX di SMP
Negeri 2 Sugio Lamongan dapat diketahui
bahwa 90,63 % dari sampel siswa menyatakan
bahwa fisika merupakan mata pelajaran yang
sulit dan 68,75% siswa menyatakan bahwa
getaran dan gelombang tidak mudah
dipelajari. Sebanyak 65,63% siswa dalam
kegiatan belajar mengajar pernah melakukan
diskusi kelompok, tetapi tidak untuk pelajaran
fisika. Siswa diketahui bahwa beberapa siswa
mengalami kesulitan dalam menerima konsep
pelajaran fisika. Hal ini diperkuat dengan
pernyataan guru bidang studi fisika untuk
kelas VIII, menyatakan bahwa ada beberapa
siswa dari tiap kelas harus mengikuti remidial
untuk mencapai SKM yang ditentukan.
Pembelajaran lebih berpusat pada guru
sebagai sumber belajar informasi. Karena
guru lebih sering menerapkan pembelajaran
langsung. Sedangkan penerapan pembelajaran
yang memuat kegiatan diskusi jarang
digunakan. Karena membutuhkan waktu yang

lebih lama, jika dibandingkan dengan


pembelajaran langsung dan seringkali proses
diskusi tidak berjalan dengan baik. Akibatnya
siswa lebih bergantung pada guru dan kurang
bisa menggali informasi sendiri dan
cenderung menjadi pendengar setia dan pasif
dalam pembelajaran.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka
dibutuhkan suatu alternatif pembelajaran yang
dapat membantu siswa menggali informasi
sendiri dan menjadi siswa yang aktif selama
belajar. Salah satunya adalah pembelajaran
aktif dengan strategi Group-to-Group
Exchange. Strategi Group-to-Group Exchange
yaitu suatu format diskusi yang menyajikan
topik berbeda pada tiap kelompok agar
masing-masing
kelompok
mempunyai
tanggung jawab dalam menyampaikan hasil
diskusinya kepada kelompok lain. Sehingga
siswa akan termotivasi dalam mengikuti
kegiatan pembeljaran karena topik yang
didiskusikan di depan kelas berbeda dengan
topik yang didiskusikan dalam kelompoknya
(Silberman, 2004: 158).
Tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
hasil belajar siswa dengan menerapkan
strategi Group-to-Group Exchange pada
materi Getaran dan Gelombang kelas VIII di
SMP Negeri 2 Sugio Lamongan.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
yang dirancang untuk mendeskripsikan hasil
belajar siswa dengan menerapkan strategi
Group-to-Group Exchange. Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Suharsimi, 2006: 131). Dalam penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 4 kelas.
Penentuan sampel dengan teknik random
sampling (siswa di semua kelas pada sekolah
tersebut homogen dan normal (memenuhi uji
normalitas)) yaitu pengembilan sampel secara
acak dari semua populasi. Terdiri dari 3 kelas
eksperimen dan 1 kelas kontrol.
Jenis
Penelitian
ini
merupakan
penelitian True Experimental Design,
penelitian
eksperimental
dengan
membandingkan
dua
kelompok
yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
tentang hasil belajarnya. Kelas eksperimen
menggunakan perlakuan strategi Group-toGroup Exchange, sedangkan untuk kelas

kontrol tidak menggunakan perlakuan strategi


Group-to-group exchange (Pembelajaran
menggunakan
metode
yang
biasanya
digunakan di sekolah tersebut), secara garis
besar desain penelitian eksperimental
digambarkan sebagai berikut :
Tabel 1. Randomized Control Group
Pretest Posttest Design

Kelas

Pretest

Perlakuan

Posttest

Eksperimen 1

U1

U2

Eksperimen 2

U1

U2

Eksperimen 3

U1

U2

Kontrol

U1

U2

Keterangan:
U1 = Pre-test yaitu tes yang diberikan
kepada siswa sebelum pembelajaran
U2 = Post-test yaitu tes yang diberikan
kepada siswa setelah pembelajaran
L = Perlakuan strategi Group-to-group
exchange
- = Tanpa dikenai perlakuan strategi
Group-to-group
exchange
(Pembelajaran
menggunakan
metode yang biasanya digunakan di
sekolah tersebut).
Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap
yaitu tahap persiapan dan pelaksanaan
adalah :
1. Tahap
persiapan
dan
perencanaan
penelitian
Tahap ini merupakan tahap awal dalam
pengambilan data. Tahap ini direncanakan
semua
kegiatan
yang
menunjang
kelancaran dalam pengambilan data,
Langkah-langkah yang ditempuh dalam
tahap ini adalah:
a. Melakukan wawancara dengan guru
fisika kelas VIII untuk mengetahui
permasalahan yang terjadi di SMP
Negeri 2 Sugio Lamongan
b. Menyusun proposal penelitian
c. Menyusun perangkat pembelajaran
meliputi :
1) Silabus
Silabus
merupakan
rencana
pembelajaran pada suatu kelompok
mata pelajaran dengan tema tertentu,
yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pelajaran,

indikator, penilaian, alokasi waktu,


dan
sumber
belajar
yang
dikembangkan oleh setiap satuan
pendidikan.
2) Rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran
adalah
rencana
yang
menggambarkan
prosedur
dan
manajemen pembelajaran untuk
mencapai satu atau lebih kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam standar
isi dan dijabarkan dalam silabus.
RPP merupakan penjabaran lebih
lanjut dari silabus dan merupakan
komponen penting dari Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
yang
pengembangannya
harus
dilakuakan dengan profesional
3) Handout
Handout adalah bahan ajar yang
materinya disusun secara sistematis
yang digunakan baik oleh guru
maupun siswa. Handout ini disusun
oleh
guru
(peneliti)
yang
didalamnya berisi tentang materi
getaran dan gelombang.
4) LKS
Lembar
Kerja
Siswa
berisi
serangkaian kegiatan atau tugas
yang harus dilakuakan oleh siswa
untuk menunjang proses belajaranya
guru
mencapai
tujuan
yang
ditetapkan.
5) Menyususn instrumen penelitian,
meliputi :
(a) Lembar
pengamatan
pembelajaran
dengan
pembelajaran
aktif
dengan
strategi
Group-to-Group
Exchange yang sesuai dengan
RPP
(b) Soal pre test dan post test
d. Validasi perangkat (Silabus, RPP, LKS,
buku siswa dan evaluasi) dan instrumen
penelitian (soal test untuk pre test dan
post tes) yaitu validasi dilakukan oleh
dosen dan diuji coba di sekolah.
e. Melakukan uji coba instrumen yaitu
lembar tes kepada siswa yang sudah
pernah mendapat pembelajaran dengan
materi pokok getaran dan gelombang.
f. Melakukan post test terhadap sampel

2. Tahap Pelaksanaan
a. Tahap awal
Pada tahap awal guru memberikan tes
awal (pretest). Pretest dilaksanakan
pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol yang mencakup materi pokok
getaran dan gelombang. Tujuan
dilaksanakan pretest adalah untuk
mengetahui keadaan awal sampel
penelitian.
b. Tahap penelitian
Penelitian dilakukan dengan alokasi 2 x
40 menit selama satu kali pertemuan.
Pada tahap ini kegiatan belajar
mengajar untuk kelas eksperimen
dilaksanakan
dengan
menerapkan
strategi Group-to-group exchange.
c. Tahap akhir
Guru memberikan posttes pada akhir
pembelajaran yang soalnya sama
dengan
soal
pretest.
Posttes
dilaksanakan pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol setelah mendapatkan
pokok Getaran dan gelombang.
Penelitian ini menggunakan 2 metode
dalam mengumpulkan data yaitu :
1. Metode Observasi
Metode ini merupakan suatu pengumpulan
data yang diperoleh dari pengematan
terhadap aktivitas siswa. Metode ini
digunakan untuk memperoleh data tentang
aktivitas siswa saat berlangsungnya proses
pembelajaran aktif (Active Learning)
strategi Group-to-Group Exchange pada
materi pokok Getaran dan gelombang di
SMP negeri 2 Sugio lamongan sebagai
pendukung hasil belajar dalam proses
penelitian.
2. Metode Test
Metode test dilakukan dengan memberikan
beberapa soal kepada siswa. Metode ini
dilakkan untuk mendapatkan data tentang
kemampuan produk dan kemampuan
kinerja siswa.
a. Pre-test
Digunakan
untuk
mengetahui
pengetahuan awal siswa sebelumnya
pembelajaran berlangsung, dengan
strategi Group-to-Group Exchange
serta untuk mengetahui kenormalan dan
kehomogenan kedua kelas.
b. Post-test

Digunkan untuk mengetahui hasil


belajar siswa setelah diajar dengan
strategi Group-to-Group Exchenge.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pretest pada ranah
kognitif dapat diketahui kemampuan awal
siswa dan diperoleh hasil yang dapat
digunakan untuk mengetahui normalitas dan
homogenitas dari populasi.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk
menguji apakah sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Uji normalitas
menggunakan uji chi-kuadrat. Berdasarkan
perhitungan diperoleh hasil uji normalitas
pada populasi yang dituliskan dalam Tabel 4.5
sebagai berikut:
Tabel 2
Hasil Perhitungan Uji Normalitas
Kela
Kriteri
No.
Dk
s
a
VIII
2,2 11, Norma
1
0,05
A
1
1
l
VIII
5,7 11, Norma
2
0,05
B
9
1
l
6
VIII
6,3 11, Norma
3
0,05
C
5
1
l
VIII
9,5 11, Norma
4
0,05
D
6
1
l
Populasi dapat dikatakan berdistribusi
normal, jika 2hitung < 2tabel. Berdasarkan tabel
di atas dapat disimpulkan bahwa populasi
berdistribusi normal dengan taraf signifikan
= 0,05 atau dengan taraf kepercayaan 95%
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk
mengetahui bahwa sampel homogen. Hasil uji
homogenitas untuk populasi dapat dituliskan
dalam Tabel 1.3 sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
ni
Sampel

S 2i

VIII A31

78,67

VIII B33

152,49

S gab

102,65 255,442
VIII C34

104,86

VIII D33

73,02

2
2 tabel hitung

7,81

5,517

Populasi dapat dikatan homogen, jika


X hitung < X2tabel. Berdasarkan tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa populasi homogen dengan
taraf signifikan = 0,05 atau dengan taraf
kepercayaan 95% (perhitungan terdapat pada
lampiran D). Peneliti dalam penentuan sampel
penelitian dengan metode pemilihan acak
yang dilakukan pada kelas VIII-A, VIII-B,
VIII-C, VIII-D, VIII-E, dan VIII-F. Untuk
memilih kelas kontrol dan kelas eksperimen
penelitian, dilakukan undian, dan diperoleh
kelas VIII-A, VIII-B, dan VIII-C sebagai
kelas eksperimen dan VIII-D sebagai kelas
kontrol.
Nilai posttest adalah nilai hasil belajar
siswa untuk ranah kognitif yang diperoleh
setelah siswa menerima materi getaran dan
gelombang selama 4 pertemuan.
Dari tabel uji t dua pihak di atas, dapat
diperoleh grafik uji hipotesis dua pihak untuk
kelas VIII-A dan VIII-D sebagai berikut:
2

Grafik 1
grafik uji hipotesis dua pihak
kelas VIII-A dan VIII-D

Nilai t hitung berada di luar daerah


penerimaan H0. Sehingga Ho ditolak dan Hi
diterima, yaitu rata-rata nilai kognitif kelas
eksperimen VIII-A tidak sama dengan ratarata nilai kognitif kelas kontrol VIII-D. Dan
daerah penolakan berada di sebelah kiri atau
kanan.
Grafik uji hipotesis dua pihak untuk
kelas VIII-B dan kelas VIII-D sebagai berikut:
Grafik 2
Grafik Uji Hipotesis Dua Pihak
Kelas VIII-B dan VIII-D

rata nilai kognitif kelas kontrol VIII-D. Dan


daerah penolakan berada di sebelah kiri atau
kanan.
Grafik uji hipotesis dua pihak untuk
kelas VIII-C dan kelas VIII-D sebagai berikut:
Grafik 3
Grafik Uji Hipotesis Dua Pihak
Kelas VIII-C dan VIII-D

Nilai t hitung berada di luar daerah


penerimaan H0. Sehingga Ho ditolak dan Hi
diterima, yaitu rata-rata nilai kognitif kelas
eksperimen VIII-C tidak sama dengan ratarata nilai kognitif kelas kontrol VIII-D. Dan
daerah penolakan berada di sebelah kiri atau
kanan.
Uji-t dua pihak menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa yang mengguanakan model
pembelajaran aktif dengan strategi Group-toGroup Exchange berbeda dengan hasil belajar
siswa yang tidak menggunakan model
pembelajaran aktif dengan strategi Group-toGroup Exchange di SMP Negeri 2 Sugio
lamongan.
Dari hasil analisis di atas ternyata nilai
t hitung berada di luar daerah penerimaan H 0,
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang
berarti bahwa rata-rata nilai kognitif kelas
eksperimen lebih baik dari rata-rata nilai
kognitif kelas kontrol. Hipotesis yang
diajukan H0 : 1 = 2, rata-rata hasil belajar
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah sama, H1 : 1 > 2, rata-rata hasil
belajar antara kelas eksperimen lebih baik
daripada rata-rata hasil belajar kelas kontrol,
dimana kriteria penarikan hipotesis adalah di
terima H0 jika t hitung <
dan di tolak H0 jika t hitung>

.atau t hitung <


.atau t hitung >

, dengan derajat kebebasan untuk derajat


distribusi t adalah (n1 + n2 -2) dengan peluang
Nilai t hitung berada di luar daerah
penerimaan H0. Sehingga Ho ditolak dan Hi
diterima, yaitu rata-rata nilai kognitif kelas
eksperimen VIII-B tidak sama dengan rata-

.
Uji-t satu pihak menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa yang mendapat perlakuan
strategi Group-to-Group Exchange lebih baik
daripada siswa yang tidak mendapat

perlakuan strategi Group-to-Group Exchange


terhadap hasil belajar fisika pada materi
pokok Getaran dan Gelombang di SMP
Negeri 2 Sugio.
1)

Hasil pengamatan kinerja siswa


Aspek psikomotor
Grafik 4
Hasil Pengamatan Aspek Psikomotor

Aspek1 :Memilih alat dan bahan yang


diperlukan dalam percobaan
Aspek 2 :Mengecek fungsi masing-masing
alat
yang
digunakan
dalam
percobaan
Aspek 3 :Cara merangkai alat dan bahan
sesuai dengan rancangan percobaan
Aspek 4 :Mengambil data dalam percobaan
Aspek 5 :-Mengukur
sudut
dengan
menggunakan busur
-Membuat
gelombang
dengan
menggunakan
slinki
dan
menganalisis bentuk gelombang
Aspek 6 :-Mengukur waktu menggunakan
stopwatch
-Melakukan pengamatan perbedaan
gelombang dengan cermat
Dari analisis diatas, dapat diketahui
bahwa nilai rata-rata
psikomotor kelas
eksperimen, baik kelas eksperimen 1, kelas
eksperimen 2, eksperiemen 3, dan kelas
kontrol terdapat perbedaan. Rata-rata aspek
psikomotor siswa kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol.
2) Aspek Afektif
Grafik 5
Hasil Pengamatan Aspek Afektif

Aspek 1: Bertanggung jawab


Aspek 2
:Jujur dalam mencatat hasil
data yang diperoleh
Aspek 3
:Melakukan
kerjasama
kelompok dengan baik
Aspek 4
:Berpartisipasi aktif dalam
kelompok
Aspek5 :Etika
mengemukakan/
mengemukakan/menanggapi
pertanyaan dan gagasan.
Aspek 6
:Mendengarkan
dan
memperhatikan penjelasan guru
Dari analisis diatas, dapat diketahui
bahwa nilai rata-rata
afektif
kelas
eksperimen, baik kelas eksperimen 1, kelas
eksperimen 2, eksperiemen 3, dan kelas
kontrol terdapat perbedaan. Rata-rata aspek
afektif siswa kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol.
Peneliti melakukan pre-test kepada 6
kelas penelitian yaitu kelas VIII-A, VIII-B,
VIII-C, VIII-D, VIII-E, dan VIII-F.
Pelaksanaan pre-test dilakukan selama 2 jam
pelajaran dengan soal sebanyak 30 soal
pilihan ganda. Hasil pre-test dianalisis dengan
uji normalitas dan uji homogenitas, diperoleh
hasil uji normalitas

( = 0,05)

untuk semua kelas (lihat Tabel 4.5) sehingga


dapat dikatakan terdistribusi normal, dan hasil
uji homogenitas diperoleh

= 0,05), sehingga dapat dikatakan populasi


adalah homogen (lihat tabel 1.2).
Oleh karena X2hitung < X2tabel maka kelas
VIII-A, VIII-B, VIII-C, dan VIII-D dikatakan
homogen. Oleh karena itu peneliti mengambil
4 sampel penelitian yang terdiri dari 3 kelas
eksperimen dan 1 kelas kontrol. Penentuan
kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan
secara acak.
Berdasarkan kegiatan post-test, maka
dilakukan uji-t dua pihak dan uji-t satu pihak.
Uji-t dua pihak digunakan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa
yang mengguanakan strategi Group-to-Group
Exchange dengan hasil belajar siswa yang
tidak menggunakan strategi Group-to-Group

Exchange di SMP Negeri 2 Sugio lamongan.


Kemudian
untuk
mengetahui
adanya
perbedaan hasil belajar antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol dilakukaan
uji-t dua pihak. Hasil uji-t dua pihak untuk
hasil belajar ranah kognitif adalah pada kelas
eksperimen 1

sebesar 2,68; kelas

eksperimen 2

sebesar 2,19; dan kelas

eksperiemen 3

sebesar 2,42. Nilai

berada

di

luar

interval

dengan = 0,05 yang


mempunyai nilai -2,00 < t < 2,00. hal ini
menunjukkan bahwa H0 : hasil belajar siswa
kelas kontrol sama dengan kelas eksperimen
ditolak dan H1: hasil belajar siswa kelas
kontrol tidak sama dengan kelas aksperimen
diterima.
Selain uji-t dua pihak yang dilakukan
untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil
belajar antara kelas eksperimen dan kelas
replikasi terhadap kelas kontrol, juga
dilakukan uji hipotesis (satu pihak) yang
dilakukan untuk mengetahui perbedaan
variabel yang dihipotesiskan, yaitu manakah
hasil belajar yang lebih baik antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Diperoleh hasil
bahwa nilai
hasil

pada uji-t satu pihak untuk

belajar

siswa

eksperimen 1
eksperimen
eksperimen 3

adalah

kelas

sebesar 2,68; kelas


2,19;

dan

kelas

sebesar 2,42, sedangkan

pada daftar distribusi t didapat


karena nilai

pada

= 1,67

ini berarti bahwa

rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen


lebih baik daripada kelas kontrol
dapat diketahui hasil nilai rata-rata pada
kelas eksperimen 1 (VIII-A) adalah 79,48,
kelas eksperimen 2 (VIII-B) adalah 78,03,
kelas eksperimen 3 (VIII-C) adalah 78,71,
dan kelas kontrol (VIII-D) adalah 73,61. Dari
nilai rata-rata yang diperoleh dari ke-tiga
kelas eksperimen dan kelas kontrol
mengalami perbedaan. Rata-rata nilai posttest

kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas


kontrol. Hal ini disebabkan perlakuan yang
diberikan pada kelas eksperimen adalah
dengan menggunakan strategi Group-toGroup Exchange, strategi ini dalam
pelaksanaannya mengarahkan siswa untuk
berdiskusi dan melakukan percobaan sesuai
dengan topik yang dibagikan dalam kelompok
masing-masing, dan disertai pertukaran
anggota kelompok untuk mengajar kelompok
lain. Strategi Group-to-Group Exchange ini
akan melatih siswa belajar lebih aktif dan
memberi rasa tanggung jawab yang lebih
besar karena setiap kelompok akan berperan
aktif dalam proses pembelajaran.
Dari grafik 4 dan 5 kelas eksperimen 2
(VIII-B) menunjukkan nilai rata-rata hasil
belajar aspek afektif dan aspek psikomotor
menunjukkan nilai yang lebih rendah dari
kelas eksperimen lainnya yaitu kelas
eksperimen 1 dan 3. Hal ini dikarenakan siswa
kelas eksperimen 2 kurang mengerti dengan
strategi Group-to-Group Exchange karena
sebelum proses belajar mengajar guru belum
menerangkan tentang strategi tersebut,
sehingga waktu proses belajar mengajar
terpotong 10 menit untuk menerangkan
penerapan strategi Group-to-Group Exchange
ke siswa kelas VIII-B dan proses belajar
mengajar kurang maksimal. Untuk kelas
eksperimen 1 (VIII-A) dan kelas eksperimen 3
(VIII-C) proses belajar dan mengajar berjalan
lancar karena penjelasan mengenai penerapan
strategi Group-to-Group Exchange dalam
proses belajar mengajar sudah dijelaskan pada
waktu selesai pretest.
Berdasarkan analisis di atas, dapat
diketahui
bahwa
pembelajaran
yang
menerapkan
strategi Group-to-Group
Exchange memiliki hasil belajar yang lebih
baik daripada siswa yang tidak mendapat
perlakuan strategi Group-to-Group Exchange.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan data
penelitian tentang penerapan strategi Groupto-Group Exchange terhadap hasil belajar
fisika kelas VIII SMP Negeri 2 Sugio
Lamongan, maka dapat disimpulkan bahwa
siswa yang mendapat perlakuan strategi
Group-to-Group Exchange memiliki hasil
belajar yang lebih baik daripada siswa yang

tidak mendapatkan perlakuan strategi Groupto-Group Exchange.


Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang
didapat, maka peneliti dapat memberikan
saran sebagai berikut :
1. Strategi Group-to-Group Exchange dapat
diterapkan dalam KBM dengan materi
yang sesuai, karena dapat mengaktifkan
proses belajar mengajar.
2. Pembelajaran aktif dengan strategi Groupto-Group
Exchange,
memerlukan
persiapan
yang
matang
dalam
pelaksanaannya agar tidak mengakibatkan
pemborosan waktu.
3. Terkadang
siswa
belum
terbiasa
melakukan pembelajaran dengan disertai
pertukaran kelompok sehingga pada awal
pembelajaran sering terjadi strategi tidak
berjalan lancar sesuai dengan fase Groupto-Group Exchange, agar tidak terjadi hal
demikian maka sebelum pelaksanaan
KBM, hendaknya siswa dijelaskan aturan
main terlebih dahulu secara jelas.
4. Dari segi penilaian aktivitas siswa dan
tutor sebaya/juru bicara kelompok,
banyaknya pengamat dalam penelitian ini
adalah 2 orang. Masing-masing pengamat
mengamati satu kelompok dan satu tutor
sebaya. Dari kelemahan tersebut maka
disarankan satu siswa dan satu tutor
diamati dua pengamat, sehingga dapat
lebih teliti dalam aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.
2006.
Prosedur
Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara
Astutik, Diah Puji. 2009. Pengaruh
Pembelajaran Aktif dengan Strategi
Turnamen Belajar Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Materi Alat Optik
di Kelas VIII SMP Negeri 1 Modo.
Surabaya:
Skripsi
tidak
dipublikasikan. UNESA.
Bonwell, Charles C, dan James A. Eison.
1991. Active Learning : Creating
Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan Zain.
2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : PT RINEKA CIPTA.

Giancolli, Douglas C. 1998. Physic :


Prinsiples With Applications Fifth
Edition. Jakarta : Erlangga.
Halliday dan Resnick. 1988. Fisika Jilid 1.
Bandung: Erlangga
Ibrahim, M. Dkk. Pembelajaran kooperatif.
Surabaya : University press UNESA
Isniarini, Nani yunita. 2008. Pembelajaran
Aktif dengan Strategi Group-to-Group
Exchange Melalui Bantuan Tutor
Sebaya di Kelas VII-A SMP Negeri 22
Surabaya. Surabaya: Skripsi tidak
dipublikasikan. UNESA.
Jihad, asep dan Abdul Haris. 2008. Evaluasi
Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Krisno, Moch. Agus. 2008. Ilmu Pengetahuan
Alam: SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Pusat
Perbukuan,
Departemen
Pendidikan Nasional (BSE)
Machmuda, Umi dan Rosyidi A. W. 2008.
Active Learning dalam pembelajaran
BAHASA ARAB. Malang: UINMALANG PRESS
Mufida, Imatul. 2009. Pengaruh Penerapan
Pembelajaran Aktif (Active Learning)
dengan Strategi Group-to-Group
ExchangeTerhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas VIII pada Pokok
Bahasan Pemantulan Cahaya di SMP
Negeri 2 Candi sidoarjo. Surabaya:
Skripsi tidak dipublikasikan. UNESA
Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA.
_________ . 2008. Implementasi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Rineka Aksara
Rini, Diah Bayu. 2009. Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Biologi
Berorientasi Active Learning Materi
Hama dan Penyakit pada Tumbuhan
kelas VIII di SMP. Surabaya: Skripsi
tidak dipublikasikan. UNESA
Rohani,
Ahmad.
2004.
Pengelolaan
Pengajaran Edisi Revisi. Jakarta : PT
RINEKA CIPTA
Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna
Pembelajaran. Bandung ; Alfabeta
Saiful karim dkk. 2008. membuka cakrawala
alam sekitar 2 untuk kelas VIII/
SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional


(BSE)
Silberman, Melvin L. 1996. Active Learning
101 Strategies to Teach Any Subject.
Boston : Allyn dan Bacon
Silberman, Melvin L. 2006. Active Learning
101 Cara Belajar Siswa Aktif. Edisi
Revisi. Bandung : Nusamedias
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung:
Tarsito Bandung
Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan dan
Penilaian Skripsi Universitas Negeri
Surabaya : Unipress
Tipler, Paul A. 1991. FISIKA untuk Sains
Teknik. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Wasis dan Irianto, Sugeng Y. 2008. Ilmu
Pengetahuan Alam 2: SMP/MTs
Kelas VIII/.
Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional (BSE)

Anda mungkin juga menyukai