Anda di halaman 1dari 102

Aliran berubah lambat laun

b
banyak
k terjadi
t j di akibat
kib t pasang
s
surut di muara saluran atau
akibat adanya bangunan-bangunan
air atau pasang surut air laut
terutama pada saat banjir akan
berpengaruh sampai ke hulu dan
atau ke hilir.

Aliran berubah
Ali
b
b h lambat
l mb t laun
l
yang
terjadi
akibat
perubahan
elevasi
p m k n air
permukaan
i di ujung
j n hulu
h l atau
t
ujung
j n
hilirnya ini sangat tergantung pada
k d l m n kritis
kedalaman
k itis dan
d n kedalaman
k d l m n normal
n m l
yang telah dibahas dalam modul 2 dan
m dul 3.
modul
3 Oleh karena itu persamaan
aliran kritis dan aliran seragam akan
muncul di modul 4 ini.
ini

(1) Menjelaskan konsep aliran berubah


lambat laun akibat perubahan dasar
saluran dan adanya bangunan air di hulu
maupun di hilir.
(2) Memberi contoh fenomena aliran berubah
lambat laun agar mahasiswa dapat
memperkirakan profil permukaan air.

(1) Penggunaan konsep


l b t laun.
lambat
l

aliran

berubah

(2) Penjelasan fenomena aliran berubah


lambat laun dan contoh penggunaannya.
p gg
y

Tujuan
T j
P
Pembelajaran
b l j
U
Umum
Setelah membaca modul ini mahasiswa
memahami
h i fenomena
f
aliran
li
b
berubah
b h llambat
b t
laun
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa dapat
memilih persamaan yang akan digunakan untuk
perhitungan
hit
aliran
li
berubah
b
b h lambat
l b t laun.
l

A. Asumsi Dasar
Tegangan geser yang bekerja pada dasar
saluran
l
pada
d tiap
ti
penampang dapat
d
t ditentukan
dit t k
dengan menerapkan perumusan tekanan untuk
aliran
li
seragam :

V2
b = g
C

(4.1)

juga berlaku untuk aliran berubah lambat laun.

Ini berarti :
Kehilangan energi pada suatu penampang di
d l
dalam
aliran
li
b
berubah
b h lambat
l b
l
laun
adalah
d l h sama
dengan kehilangan energi pada suatu penampang
di dalam
d l
aliran
li
seragam yang mempunyaii
kecepatan rata-rata dan jari-jari hidrolik sama
d
dengan
V dan
d
R didalam
did l
aliran
li
b
berubah
b h lambat
l b
laun.

Persamaan - persamaan
n 2V 2
Manning : i f = 4 3
R

V2
Chezy : i f = 2
C R

(4.2)

(4 3)
(4.3)

Juga berlaku untuk aliran berubah lambat laun.

B Asumsi Lain
B.
(a) Kemiringan dasar saluran kecil :
(1) Kedalaman aliran vertikal dan tegak
lurus aliran adalah sama
d=y
((2))

Faktor koreksi tekanan


cos =1

(3)

Tidak terjadi pemasukan udara

((b)) Saluran berpenampang


p
mp g p
prismatis.
m
(c) Pembagian kecepatan dalam penampang
saluran adalah pasti sehingga tetap.
(d) Faktor hantaran K dan faktor penampang z
merupakan fungsi exponensial dari kedalaman
aliran h.
(e) Koefisien kekasaran tidak tergantung pada
kedalaman aliran dan tetap disepanjang
aliran.
aliran

1
V

if

2g
y d cos

dH

iw

90

ib
Zb

d
dx

90

Datum

Gambar 4.1. Penampang memanjang aliran


berubah lambat laun

Dengan mengambil asumsi tersebut diatas dan


den an menggunakan
dengan
men unakan Hukum Bernoulli
Bern ulli sebagai
seba ai
berikut dapat diasumsiakan beberapa bentuk
persamaan profil aliran
V2
H = zb + d cos +
(4.4)
2g

Penurunan Pers 4.1 terhadap x didapat :


dH d .zb dd
d V 2
=
+
cos +
dx
dx dx
dx 2 g

dH
d
dx

adalah kemiringan garis energi if

d.z b
dx

adalah kemiringan dasar saluran ib

Dengan demikian maka :

dd
d V 2 dd

cos +
i f = ib +
dx
dd 2g dx

Tanda negatif dari persamaan tersebut


menunjukkan penurunan di arah x positif
dd
=
dx

ib i f
d V 2

cos +
dd 2 g

(4.5)

Persamaan
P
s m
(4 5) merupakan
(4.5)
m
k
persamaan
s m
di mis
dinamis
aliran berubah lambat laun.

Penjelasan
j
tiap
p suku dari p
persamaan
m
tersebut
diatas
dd
a.
=0
dx

k
kemiringan dasar
d
= kemiringan
k
permukaan.
ib = i f = i w

dd
b.
<0
dx

kemiringan permukaan lebih besar


daripada kemiringan dasar ib < iw

dd
c.
>0
dx

iw < ib permukaan aliran


menanjak

Apabila : = f(x)
Maka penurunan tersebut terhadap x menjadi
d b
dH dz
dd
d
d V 2

=
+ cos
d sin
+
dx
dx
dx
dx
dx 2 g

atau
dd
dx

ib i f
d
cos + d sin
dd

untuk :
kecil cos
sin

d
+
dd

V 2

2g

=1 d=y
=0

(4.6)

maka persamaan 4.3 menjadi :

dy
=
dx

ib i f
1+

d V 2

dyy 2 g
14243

Perubahan tinggi kecepatan

Apabila :
Q
dA
V=
; Q = tetap ;
=T
A
dy

(4.7)

maka
d V 2 Q 2 A2
Q 2 dA
=
=
dy 2 g 2 g dy
g A3 dy

V2
d
2g
dy
3

2
= Q T
g A3

A
=Z
T

atau
V2

d
2
2
g

=
d
dy
gZ
Z2

A3
= Z2
T

Untuk aliran kritis


maka :

Q = Zc

Q2 = Zc

V2
g

d
Z c 2
2
2
g
Z

=
c
=

dy
g Z2
Z2

(4 )
(4.8)

Apabila digunakan persamaan Chezy :

V2
if = 2
C R

Apabila digunakan persamaan Manning :


if

n 2V 2
=
R43

Q2
if =
K 2
1
K =
A R
n
Q2
ib =
2
Kn

if
Q2 K
3
=

K Q
ib

2
n
2

Kn
=
K 2

(4.9)

Dengan memasukkan Pers (4.8) ke dalam Pers (4.7)


didapat :
did
if
1
ib
dy

= ib
2
dx
Zc
1 2
Z

dy
= ib
dx

((4.10))

K
1 n
K
Z
1 c
Z

(4.11)

Untuk kondisi aliran kritis dari


aliran seragam :

Zc

Q2
=
g

Q2
2
ib = 2 Q 2 = ib K n
Kn
2

Zc =

ib K n
g

iCR K 2
Z =
g
2

ib K n
Zc
=
iCR K 2
Z

(4 12)
(4.12)

Dengan memasukkan Pers (4.12) ke dalam Pers


(4 11) didapat
(4.11)
did
:

II

ddy
= ib
dx

K
1 n
K

K
1 R n
K

(4 13)
(4.13)

D g ketentuan bahwa :
Dengan
Q = debit yang diketahui pada kedalaman y
Qn = debit normal pada kedalaman y
Qc = debit kritis pada kedalaman y

Sehingga dapat dinyatakan :


Zc

Q2
=
g

Z2 =

Qc
g

Zc Q
=
Z Qc

(4.14)

Qn
K =
if

Kn

Q2
=
if

K n Q

=
K Qn

(4 15)
(4.15)

Dengan mamasukkan persamaan (4.14) dan (4.15)


ke dalam Pers (4.11)
(4 11) didapat :
2

III

Q
1
Q
dy
= io n 2
dx
Q
1
Qc

(4.16)

Apabila digunakan persamaan Chezy : Qn =C2A2Ri0


untuk Pers (4.16)
(4 16) didapat :
IV

Q2
io 2 2
C A R
dy

=
dx
Q2

1
2
gA D

(4.17)

Kembali ke Pers (4.10)


1

if

ib i f
ib
dy
=
=
dx
Zc2
Zc2
1 2 1 2
Z
Z

(4.18)

Selanjutnya digunakan Persmaan Manning yaitu :


1
12
Q = A R2 3 i f
n

n 2Q 2
if = 2 4 3
A R

Untuk saluran berpenampang persegi empat lebar


tak
k terhingga
hi
: R = y dan
d aliran
li
seragam :
ib =

n 2Q
2

B yn

10

; if =

n 2Q
2

B y

10

n 2Q 2

10
B 2 y 3 y 10 3
if
= n
=
ib n 2Q 2 y

10
B2 y 3
n

Z c = Ac Dc = B yc yc = B yc

Z = B y1,5

1, 5

Dengan persamaan-persamaan tersebut didapat :


2

Z c yc
=
Z y

(4.19)

Dengan memasukkan
D
kk
P
Pers
(4 19) ke
(4.19)
k dalam
d l
P
Pers
(4.11) didapat :
10

y
1 n
y
dy

= ib
3
dx
yc

y

(4.20)

Apabila yang digunakan adalah persamaan Chezy :


V2
Q2
Q2
if = 2 = 2 2 = 2 2 3
C R C A R C B y

Q2
if = 2 2 3
C B yn
3
C 2 B 2 yn yn
=
=
ib C 2 B 2 y 3 y

if

y
1 n
y
dy
= ib 2
dx
y
1 c
y

VI

y 3 yn
dy
= ib 3
3
dx
y yc

(4.21)

Persamaan VI tersebut dinamakan persamaan


Belanger
Belan er yang
an serin
sering di
digunakan
unakan untuk
memprediksi profil permukaan aliran berubah
lambat laun dalam kondisi kemiringan dasar
sebagai berikut:
ib < 0 kemiringan
k
negatif
f
ib = 0 dasar horizontal
ib > ic Steep slope
(kemiringan curam)
ib = ic Critical slope
ib > 0
(k i i
(kemiringan
k i i )
kritis)
ib < ic Mild slope
p
(kemiringan landai)

Berdasarkan
B
d s k persamaan
s m
aliran
li
b
berubah
b h lambat
l mb t laun
l
tersebut diatas dapat diperkirakan karakteristik
p fil aliran
profil
li n menurut
m n
t kemiringan
k mi in n dasarnya
d s n :
I. Kemiringan negatif

ib < 0

Q2
ib = 2 < 0 K n = imaginer
Kn
2

K
1 n
dy
K

= ib
2
dx
Z
1 c
Z

Ada 2 kemungkinan :
1 Aliran
1.
Ali
S bk iti y > yc
Subkritis

dy
<0
dx

(negatif) ke hilir menurun

2 Aliran
2.
Ali
S
Superkritis
k iti y < yc

dy
>0
dx

(positif) ke hilir naik

Ilustrasi dari kemungkinan


g
tersebut adalah
seperti pada Gb. 4.2 :
( notasi A adalah Adverse ),
) sedang indeks :
1.
Menunjukkan aliran diatas yc dan yn
2.

Menunjukkan aliran diantara yc dan yn

3.

Menunjukkan aliran dibawah yc dan yn

dy
>0
dx

A2

A2

dh
<0
dx

Bendung

dh
<0
dx
A3

Pintu air

dy
>0
dx

(b)
Contoh praktek aliran
melalui bendung

A3

(c)
Contoh praktek aliran melalui
pintu bukaan bawah

Gambar 4.2. Sket definisi dan contoh aliran berubah


lambat laun p
pada dasar saluran negatif
g
(saluran menanjak di arah aliran)

Dalam kondisi ini hanya ada dua kemungkinan


profil aliran yaitu profil A2 dalam hal aliran
subkritis (y > yc) dan A3 dalam hal aliran
superkritis (y < yc).
)
Sebagai contoh profil A2 aliran melalui bendung
(Gb. 4.2b), dan profil A3 aliran melalui pintu air
u aan bawah
awa (G
(Gb.. 4.2c).
. ).
bukaan

II. Kemiringan nol ( Horizontal )


ib = 0
2

2
Kn
K
i
1

ib n 2 b
dy
K
K
= ib
=
2
2
dx
Zc
Zc
1
1
Z
Z

Q
ib
dy
K
=
2
dx
Zc
1
Z

ib = 0
2

Q

dy
K
= 2
dx
Z
1 c
Z

ib = 0 Kn = ~

(4.22)

Ada 2 kemungkinan bentuk permukaan aliran.


aliran
Notasi H adalah singkatan dari horisontal, notasi
1,2,3 adalah seperti dijelaskan diatas :
1. Aliran Subkritis yn > y > yc
Dari Pers (4.2.2) diketahui bahwa
dy = negatif ke dalam hal ini permukaan
menurun ke arah hilir
dx
menurut profil (H2).
)
2. Aliran Superkritis yn > yc > y
dy = positif dalam hal ini permukaan di
arah hilir (H3)
dx

dh
<0
dx

H2

dh
<0
dx

H2

H3

(b)
C t hP
Contoh
Praktek
kt k

((a))
Teori

Terjunan

Pintu air

H3

(c)

Gambar 4.3. Sket definisi dan contoh aliran berubah


lambat laun pada dasar horizontal

Dalam
D
l m hal
h l ini
i i juga
j
h
hanya
ada
d dua
d kemungkinan
k m
ki
profil aliran yaitu : profil H2 dalam hal aliran
subkritis (y > yc) dan H3 dalam hal aliran
superkritis (y < yc).
Sebagai contoh profil H2 adalah suatu
permukaan terjunan (Gb.
(Gb 4.3b),
4 3b) dan profil
pr fil H3
adalah aliran melalui pintu air bukaan bawah
(Gb.4.3c).

III Kemiringan
III.
K i i
positif
itif (ib > 0 )

ib < i c
i b = ic
ib > i c

1). ib < ic mild slope kemiringan landai


yc < yn
Dengan menggunakan Persamaan Belanger
3

y 3 yn
dy
= ib
3
dx
y yc

(4.23)

Dapat digambarkan profil permukaan aliran


sebagai berikut :

Contoh
M1

Air balik back water

bendung

Teori

dy
>0
d
dx

(b) Aliran melalui bendung

M1

dh
<0
dx

Terjunan drawdown

M2

M2

i1

M3

dy
>0
dx

i2 > i1
ib < ic

(c) perubahan kemiringan


dasar saluran

(a)

M3
(d) aliran melalui pintu
bukaan bawah

Gambar 4.4. Sket definisi dan contoh aliran berubah


lambat laun pada dasar dengan kemiringan landai

Kondisi permukaan apabila :


a. y > yn > yc dy/dx > 0 (positif)
p
permukaan air naik di arah aliran
((M1)
b
b.

yn > y > yc dy/dx < 0 (negatif)


permukaan air turun di arah
aliran
li
(M2)

c.

y < yc < yn dy/dx> 0 (positif)


(
itif)
permukaan air naik di arah aliran
(M3)

d.

y = yn dy/dx = 0 yn merupakan asymptot,


yang berarti permukaan
air bertemu yn di tak
berhingga.
berhingga

e.

y = yc dy/d
/ x = ~ permukaan air memotong
garis kedalaman energi
( c)
(y

Notasi M adalah singkatan


g
dari Mild Slope
p
Dalam hal ini ada 3 (tiga) kemungkinan profil
permukaan air yaitu : profil M1 dalam hal aliran
subkritis (y > yc). Sebagai contoh adalah air balik
yang disebabkan oleh bendung di hilir (Gb. 4.4b);
profil M2 dalam hal aliran subkritis (yn > y > yc),
p
Sebagai contoh adalah penurunan permukaan
karena perubahan dasar saluran (Gb.
(Gb 4.4c).
4 4c) Profil
M3 dalam hal aliran super kritis (y < yc) sebagai
contoh adalah aliran melalui pintu bukaan bawah
((Gb. 4.4d).
)

2). ib = ic kemiringan kritis yc = yn


3

y 3 yn
dy
= ib 3
3
dx
y yc
dy
>0
dx
yc= yn

ddy
>0
dx

C1

C1
i = iC

C3

(b)
Contoh Praktek

i = iC

i<0

( )
(a)

C3
(c)
Contoh Praktek

Gambar 4.5. Profil aliran berubah lambat laun p


pada dasar
dengan kemiringan kritis

a. y > yn = yc dy/dx > 0 permukaan air naik


aliran
ran
di arah a
b y < yc = yn dy/dx > 0 permukaan air naik
b.
di arah aliran
c. y = yc = yn aliran kritis

Dalam hal ini ada 2 (dua) kemungkinan profil


permukaan air yaitu :

Profil C1 dalam hal aliran subkritis (y > yc),


sebagai contoh adalah kenaikan permukaan
air karena adanya
y perubahan
p
dasar saluran
(Gb. 4.5b).
Profil C3 dalam hal aliran super kritis
( < yc),
(y
) sebagai
b
i contoh
t h adalah
d l h aliran
li
melalui
l l i
pintu bukaan bawah (Gb. 4.5c).

3). i > ic kemiringan besar (steep


slope)
kemiringan curam
3

y 3 yn
dy
= ib 3
3
dx
y yc

a.

y > yc > yn dy/dx > 0 permukaan aliran


naik

b
b.

yn < y < yc dy/dx > 0 permukaan aliran


menurun

c.

y < yn < yc dy/dx> 0 permukaan aliran


naik

S1

dy
>0
dx

S1
(b)

dh
<0
dx

M2

S2

dy
>0
dx

S2
S3

(c)

(a)
S3

(d)

Gambar 4.6. Profil aliran berubah lambat laun p


pada dasar
curam

Dalam hal ini terdapat


p 3 (tiga)
g kemungkinan
g
profil permukaan air yaitu :
r f S1 dalam
a am hal
a aliran
a ran subkritis
u r
(y > yc),
Profil
sebagai contoh adalah air balik aliran melalui
bendung
g (Gb.
( . 4.6b).
. ).
Profil S2 dalam hal aliran superkritis
(y < yc),
) sebagai contoh aliran melalui
perubahan dasar saluran dari landai ke curam
(Gb 4
(Gb.
4.6c).
6c)
Profil S3 dalam hal aliran super kritis
(y < yc) sebagai contoh adalah air balik
akibat perubahan dasar saluran dari curam
ke landai (Gb
(Gb. 4
4.6d).
6d)

Penampang kontrol merupakan kondisi


batas
atas dari
ar a
aliran
ran berubah
ru ah lambat
am at laun.
aun.
Profil aliran dibawah kedalaman kritis adalah
aliran super kritis,
kritis sedangkan aliran diatas
kedalaman kritis adalah subkritis. Pada
kedalaman y = yc profil aliran tidak menentu,
menentu
sedangkan pada y = yc permukaan aliran
mendekati yn di tak berhingga.
berhingga

yn

yn S

Semu
A2

H2

A3

H3

Super kritis

Super kritis
ib < 0

ib = 0
C1

M1

C3
M2

Super kritis

Super kritis
ib = ic

M3
ib < ic

S1
Sub kritis
S3

S2

Super kritis
Super kritis

Dari gambargambar
gam
ar
tersebut dapat
dilihat dari
arah mana
aliran
dikendalikan /
dikontrol.

ib > ic

Gambar 4.7.
4 7 Skema profil aliran untuk semua kemiringan
dasar

Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mempelajari modul ini mahasiswa
memahami p
perubahan profil
p
permukaan
p
air
akibat perubahan permukaan air di ujung hilir.
Tujuan Pembelajaran Khusus
S t l h mempelajari
Setelah
l j i modul
d l iinii d
dan mencoba
b
menjawab soal-soal latihan mahasiswa mampu
menghitung
hit
k
kedalaman
d l
kritis
k iti d
dan k
kedalaman
d l
normal dan menentukan bentuk profil
permukaan
k
air.
i

Aliran
Subkritis
pada
umumnya
dikendalikan dari hilir untuk melihat gejala
tersebut, perhatikan penampang kontrol dimana
elevasi permukaan airnya diketahui sedang ke
arah hulu menuju ke batas aliran di tak
berhingga.
berhingga
Dibawah ini diuraikan dengan gambar profil
permukaan aliran yang dikendalikan dari hilir.

A2

yc
C
i< 0

(a)

Keterangan :

A2

: arah aliran
: arah kontrol
profil aliran
di permukaan

y
yc

udara
C

i= 0
(b)

M1

yc

yn

ib < ic

C
(c)
C

M2

ib < ic

C
(d)

C
M2

ib < ic

C
(e)

S1
yn
yc

ib > ic
(f)

S1
y
yc

ib > ic
(g)

Laut
C

Gambar 4.8.
4 8 Profil permukaan aliran berubah lambat laun
yang dikendalikan dari hilir

Gambar 4.8. menunjukkan contoh profil


permukaan air karena perubahan elevasi
permukaan air di hilir akibat pembendungan atau
fluktuasi/pasang surut di ujung hilirnya.
hilirnya Secara
rinci penjelasan setiap contoh pada Gb. 4.8
tersebut adalah sebagai berikut (berurutan
sesuai urutan gambar) :
a.

Gambar (a) tersebut menunjukkan contoh


suatu aliran dalam saluran dengan
kemiringan negatif (menanjak di arah
aliran). Di ujung hilirnya dipasang suatu
bendung sehingga permukaan air naik dan
menyebabkan air balik (backwater).

Profil air balik ini bentuknya dikendalikan


oleh kedalaman air di penampang C C,
C
yaitu
penampang
pengendali
atau
penampang kontrol.
kontrol Profil permukaan air
diberi notasi A2 (Adverse Slope dan
letaknya diatas yc).
) Dalam hal ini yn tidak
ada (yn imaginer) karena ib negatif.
b
b.

Gambar (b) tersebut menunjukkan contoh


suatu aliran dalam saluran dengan dasar
horizontal
yang
hilirnya
mengalami
terjunan. Dalam hal ini profil aliran yang
terbentuk bukan air balik tetapi terjunan.
terjunan

Walaupun demikian profil aliran tetap


dikendalikan oleh
leh kedalaman air di
penampang kontrol C C. Profil permukaan
air diberi notasi H2 (Horizontal dan
letaknya diatas yc dan yn). Dalam hal ini
harga yn = karena ib = 0.
0
c.

Gambar (c) tersebut menunjukkan contoh


suatu aliran dalam saluran dengan
g
kemiringan dasar positif landai yang di
hilirnya
y terdapat
p
terjunan
j
ke danau atau
ke laut. Oleh karena kemiringan dasar
lebih kecil daripada
p
kemiringan
g kritis maka
yc < yn.

Apabila permukaan air dihilir lebih tinggi


daripada yn maka akan terjadi air balik
(backwater). Bentuk profil air balik ini
dikendalikan oleh kedalaman air di
penampang kontrol C C. Profil ini diberi
notasi M1 (Mild Slope dan letaknya diatas
yn atau y > yn).
d.

Gambar
m
((d)) tersebut m
menunjukkan
j
contoh
suatu aliran dalam suatu saluran dengan
kemiringan
m
g
dasar p
positif
f landai y
yang
g di
hilirnya terdapat terjunan ke danau atau
ke laut.

Oleh karena kemiringan dasar lebih kecil


daripada kemiringan
kemirin an kritis maka yc < yn .
Apabila permukaan air dihilir lebih rendah
daripada yn tetapi masih lebih tinggi
daripada yc maka akan terjadi terjunan
yang landai.
landai Bentuk profil ini tergantung
pada elevasi permukaan air di penampang
kontrol
C C.
C Profil ini diberi notasi M2
(Mild Slope dan letaknya diantara yn dan yc
atau yn > y > yc).
)
e.

Gambar (e) tersebut menunjukkan contoh


suatu aliran dalam saluran dengan
g
kemiringan dasar positif landai

y g di hilirnya
yang
y terdapat
p
terjunan
j
ke
danau atau ke laut. Oleh karena
kemiringan
m
g dasar
lebih kecil daripada
p
kemiringan kritis maka yc < yn . Apabila
permukaan air dihilir berada dibawah yc
p
maka profil aliran lebih
curam daripada
profil aliran di contoh ((d).
p
)
Profil ini bentuknya dikendalikan oleh
kedalaman kritis di p
penampang
p g kontrol
C C. Profil ini akan tetap bertahan dalam
bentuk ini walaupun
p
permukaan aliran di
p
hilir terus menurun. Profil ini juga diberi
notasi M2.

Hal ini dapat digunakan untuk memberi


c nt h bahwa
contoh
bah a apabila aliran di hilir
dipompa (untuk penurunan permukaan air di
danau)
profil M2 di saluran akan tetap
bertahan seperti pada gambar karena
permukaan air di penampang kontrol C C
tepat pada kedalaman yc yang berarti
debit aliran di saluran mencapai maksimum.
maksimum
Apabila kapasitas pompa di tambah akan
mubadzir.
mubadzir
f.

Gambar ((f)) menunjukkan


j
contoh aliran
dalam saluran dengan kemiringan curam
yang
y
g di hilirnya
y dipasang
p
g bendung
g

atau pelimpah sehingga tinggi air naik


melampaui
kedalaman
kritis
kritis.
Akibat
kenaikan permukaan air ini akan terjadi
air balik. Oleh karena kemiringan dasar
curam maka yc > yn . Karena air di saluran
berbentuk superkritis maka air balik
tersebut membentuk juga suatu loncatan
air (perubahan dari aliran superkritis ke
aliran subkritis). Profil loncatan air akibat
air balik ini dikendalikan dari hilir yaitu
penampang kontrol C C. Turun naiknya
permukaan air diatas bendung yang akan
menentukan bentuk profil. Profil ini diberi
notasi S1 (steep slope dan letaknya diatas
yc dan yn atau y > yc > yn).

g.

Gambar (g) menunjukkan contoh aliran


dalam saluran dengan kemiringan positif
curam dimana pada ujung hilirnya terdapat
pasang air laut.
laut Akibat kenaikan permukaan
air ini akan terjadi air balik. Oleh karena
kemiringan dasar curam maka yc > yn .
Karena air di saluran berbentuk
superkritis maka air balik tersebut
membentuk juga suatu loncatan air
(perubahan dari aliran superkritis ke
aliran subkritis).

Profil loncatan air akibat air balik ini


dikendalikan dari hilir yaitu
aitu penampang
penampan
kontrol C C. Turun naiknya permukaan air
diatas bendung yang akan menentukan
bentuk profil. Profil ini diberi notasi S1
(steep slope dan letaknya diatas yc dan yn
atau y > yc > yn)
Catatan :
D l
Dalam
contoh
h (f) dan
d ((g)) perlu
l diperhatikan
d
h k
bahwa dalam kemiringan curam (i0 > ic) profil
aliran
l
di
d daerah
d
hd
dimana y > yc > yn alirannya
l
adalah subkritis sehingga pengendalian dari
penampang hilir.
hili

Pada laminar super kritis aliran


dikendalikan dari hulu yaitu dari suatu
penampang
kontrol
yang
sudah
mempunyai elevasi tertentu,
tertentu atau dari
kedalaman kritis untuk memperjelas
fenomena ini dapat dilihat pada Gb.
Gb 4.9
49
berikut ini.

Pintu air

Reservoir

y1

yc

A3

ib < 0
(a)

Pintu air

Reservoir

H3

yc

ib = 0
(b)

y2

Pintu air

Reservoir

M3 yc

(c)

y2

ib < ic

Pintu air

Reservoir

S3

(d)

yn

yc

ib > ic

Pintu air

R
Reservoir
i

y S2
yc

(e)

yn

ib > ic

Gambar 4.9. Profil aliran yang dikendalikan dari hulu

Dari gambar 4.9 dapat dijelaskan profil aliran


yang dikendalikan dari hulu dengan uraian
sebagai berikut :
a.

Gambar (a) menunjukkan aliran air dari


suatu reservoir (waduk) ke suatu saluran
dengan kemiringan negatif (Adverse slope).
Pada saat memasuki saluran aliran
merupakan aliran superkritis (y1 < yc). oleh
karena pada kemiringan dasar negatif
yn = imaginer maka kedalaman air di hilir
akan merupakan aliran kritis.

Tetapi apabila di ujung hilir terdapat


bendung sehingga permukaan air naik sampai
melebihi yc maka akan terjadi loncatan air.
air
Loncatan air ini diawali oleh profil aliran
yang dikendalikan
dik d lik dari
d i hulu
h l yaitu
it dari
d i
penampang kontraksi di bawah pintu.
Profil
f l ini diberi
d
notasi A3 (A
( k
karena
kemiringan adverse dan notasi 3 karena
y < yc < yn).

b
b.

Gambar
G
mb (b) menunjukkan
m
j kk aliran
li
air
i d
darii
suatu danau ke saluran dengan kemiringan
h i nt l Pada
horizontal.
P d saat
s t memasuki
m m s ki saluran
s l
n
aliran merupakan aliran superkritis (y1<yc).
Ol h karena
Oleh
k
n pada
p d kemiringan
k mi in n dasar
d s
horizontal yn = maka kedalaman air di
hilir akan merupakan aliran kritis.
kritis
Selanjutnya seperti dijelaskan pada
Gb (a).
(a)

c.

Gambar
m
(c)
( )m
menunjukkan
j
aliran air dari
suatu danau ke dalam saluran dengan
kemiringan
m
g positif
p
f landai (i
( b < ic)).
Pada saat memasuki saluran aliran akan
merupakan aliran subkritis (y > yc),
) tetapi
karena aliran ini dibawah pintu merupakan
aliran superkritis maka akan terjadi
loncatan air yang diawali oleh profil M3
(M karena mild slope dan angka 3 karena
berada
dalam aliran superkritis yaitu
y < yc < yn).
) Profil M3 ini dikendalikan oleh
penampang kontrol di hulu di penampang
kontraksi dibawah pintu.
pintu

d.

Gambar
m
((d)) m
menunjukkan
j
aliran air dari
danau (reservoir) ke suatu saluran dengan
kemiringan
m
g p
positif
f curam
m ((ib > ic)). Pada saat
memasuki saluran, aliran akan merupakan
aliran superkritis.
p
Apabila bukaan pintu berada dibawah
kedalaman normal maka akan terjadi
loncatan air yang membentuk profil S3 (S
karena steep slope dan angka 3 karena
berada didalam daerah aliran superkritis
dimana y < yn < yc).
) Profil ini dikendalikan
dari hulu yaitu dari tinggi bukaan pintu.

e.

Gambar
m
(e)
( )m
menunjukkan
j
aliran air dari
danau (reservoir) ke suatu saluran dengan
kemiringan
m
g positif
p
f curam
m seperti
p
pada
p
contoh (a) hanya saja bukaan pintu lebih
rendah sehingga
gg berada dibawah
kedalaman kritis yc. Dalam hal ini profil
aliran berupa
p terjunan
j
dengan
g bentuk S2
(S karena steep slope dan angka 2 karena
berada didalam daerah antara yc dan yn)).
Oleh karena kedalaman aliran y < yc maka
alirannya adalah superkritis dan
dikendalikan dari hulu yaitu tinggi
bukaan pintu.
pintu

Untuk suatu keperluan atau suatu kondisi


topografi
p g
saluran dapat
p
mengalami
g
perubahan
p
kemiringan dasanya. Perubahan kemiringan dasar
tersebut akan berpengaruh
p g
pada p
p
perubahan
profil permukaan aliran. Sebagai contoh antara
lain sebagai
g terlihat p
pada Gb. 4.10 berikut ini.

M2
yc

yn

S2

yn
ib < ic
(a)

yc

ib > ic

M2 C1
C2

ib > ic
C1
(b)

ib > ic

C2

C
yc

yn
M3
ib > ic

C
((c))

yn

ib < ic

M1
yn

yc

M2

M2

Alternatif
a 3
Alternatif 2
Alternatif 1

Ib < ic
(d)

S1

ib > ic
Keterangan :

(e)

: arah aliran
: arah kontrol
profil aliran
di permukaan

Gambar 4.10. Perubahan profil aliran akibat perubahan


kemiringan dasar saluran

Seperti telah dijelaskan di muka bahwa


besarnya
sarnya kedalaman
a aman kritis
r t s yc ttidak
a tergantung
t rgantung
pada kemiringan dasar saluran. Oleh karena itu
kedalaman
m kritis yc sama
m disepanjang
p j g aliran..
Kedalaman normal yn tergantung pada kemiringan
dasar saluran. Gambar
m
4.10 menunjukkan
m
j
perubahan profil aliran dengan penjelasan
sebagai
g berikut :

a.

Gambar (a) menunjukkan perubahan


kemiringan dasar dari landai (ib < ic) ke
curam (ib > ic).
Profil aliran akan berbentuk M2 pada
saluran hulu, yang dikendalikan dari
penampang C C ke hulu dan S2 pada
saluran hilir yang dikendalikan oleh
penampang C C ke hilir.
hilir

b.

Gambar (b) menunjukkan perubahan


kemirin an dari curam (ib > ic) ke landai
kemiringan
(ib < ic) dan ujung hilir terjadi terjunan,
d l
dalam
h l ini profil
hal
f l aliran
l
dk d lk
dikendalikan
oleh kedalaman kritis di penampang C2 C2
sehingga
hi
aliran
li
d i hulu
dari
h l membentuk
b
k profil
fil
M2 sampai ke penampang C1 C1.
P
Permukaan
k
air
i di penampang C1 C1 ini
i i
yang mengontrol aliran dari saluran hulu.
Ol h karena
Oleh
k
aliran
li
di saluran
l
h l berupa
hulu
b
aliran superkritis maka perubahan ke aliran
sub-kritis
b k i i akan
k
menyebabkan
b bk
terjadinya
j di
loncatan air dan profil permukaan air akan
b b
berbentuk
k S 1.

c.

Gambar
(c)
menunjukkan
perubahan
kemiringan saluran dari curam (ib > ic) ke
landai (ib < ic). Seperti pada contoh (b)
perubahan dari aliran superkritis ke sub
subkritis akan membentuk suatu loncatan air;
tetapi berbeda dengan contoh (b) karena
disini terjadinya loncatan pada saluran
hilir.
h
l r. Dalam hal ini
n prof
profill al
alirannya
rannya adalah
M3 yang dikendalikan dari hulu yaitu oleh
kedalaman yc pada penampang control
C C.

d.

Gambar (d) menunjukkan beberapa


alternatif dari p
profil aliran dengan
g
kemiringan landai akibat fluktuasi
permukaan air di hilir.
p

e
e.

Gambar (e) menunjukkan profil permukaan


air dari aliran superkritis yang memasuki
saluran atau danau atau laut dengan elevasi
permukaan air lebih tinggi daripada yc.

Profil
P
fil aliran
li
akan
k
b
berubah
b h apabila
bil
terjadi perubahan lebar saluran sebagai
contoh
h adalah
d l h suatu saluran
l
yang
mengalami pelebaran seperti pada Gb.
4 11 Saluran
4.11.
S l
d
dengan
permukaan
k
l b
lebar.

a. Kemiringan landai

q2< q1

`q1

q3< q1

(a) Denah
M2
yn1

yc1

M1
yn2

y
yc2

yc3= yc1 yn3 =


yn1

ib < ic

b. Kemiringan curam

(b)
C

yn

yc

S2
yn
yc
C

ib > ic
(c)

S3

yn

yc

Gambar 4.11.
4 11
Perubahan profil
aliran dalam
saluran yang
mengalami
perubahan
b h lebar
l b

a.

Gambar (a) menunjukkan denah saluran


yang mengalami pelebaran pada suatu jarak
tertentu. Karena adanya pelebaran maka
debit per-satuan lebar q mengalami
perubahan pada pelebaran, akibatnya
kedalaman kritis yc juga berubah menjadi
lebih kecil.

b.

Gambar ((b)) menunjukkan


j
sket p
profil
permukaan air akibat pelebaran tersebut.
Dengan
g
posisi yc dan yn p
p
pada masingg
masing ruas saluran (hulu, tengah dan hilir)
dapat
p digambar
g
profil M1 di saluran tengah
p
g
(pada pelebaran) dan M2 di saluran hulu.
Profil ini dikendalikan oleh kedalaman
normal yn dipenampang C C yang
menyebabkan
y
air balik ke saluran tengah
g
dan penurunan di saluran hulu.

c.

Gambar ((c)) menunjukkan


j
sket p
profil
permukaan aliran akibat pelebaran seperti
pada ((b)) tetapi
p
p dengan
g
kemiringan
g
curam
(ib > ic). dengan cara yang sama dengan cara
yang
y
g diterapkan
p
pada ((b)) dapat
p
p
digambar
g
profil S2 dan S3 yang dikontrol dari
hulu
yaitu dari p
y
penampang
p g C C. Di saluran
tengah terbentuk profil S2 dan di saluran
hilir terbentuk p
profil S3.

Bentuk
B
t k5k
kelompok
l m k untuk
t km
mengerjakan
j k d
dan
mendiskusikan soal latihan berikut ini
(m sin m sin grup
(masing-masing
p ssatu
t soal).
s l)
1.

Sket kemungkinan profil aliran untuk suatu


aliran dalam saluran terbuka berpenampang
p
p g
persegi empat lebar B = 6 m
yang
y
g mempunyai
p y kekasaran dinding
g dengan
g
koefisien Manning n = 0,20, dan mempunyai
kemiringan
g dasar seperti
p
pada
p
gambar
g
4.12

ib1 = 0,0009
ib2 = 0,0016

ib3 = 0,016

G b 4.12.
Gambar
4 12 Potongan
P
saluran
l
(soal
( l latihan
l ih 1)

2.

Sket kemungkinan profil aliran untuk suatu


aliran
li
d l
dalam
saluran
l
t b k berpenampang
terbuka
b
trapesium dengan
lebar dasar B = 6 m,
g tebing
g 1 : z = 1,1
, dan
kemiringan
koefisien kekasaran dinding (Manning)
n = 0,022,
0 022 serta mempunyai kemiringan
dasar seperti pada Gb. 4.13.

ib = 0,016
ib = 0 (horisontal)
ib = 0,0016

Gambar
Gam
ar 4.13.
. . Potongan
otongan memanjang
m manjang saluran
sa uran
(soal latihan 2)

3.

Sket
k kemungkinan
k
k
profil
f l aliran
l
untuk
k suatu
aliran dalam saluran terbuka berpenampang
persegi empat lebar
l b B = 6 m yang
mempunyai kekasaran dinding dengan
k f
koefisien
M
Manning
n = 0,018
0 018 dan
d
mempunyai
penampang
p
p g memanjang
j g seperti
p
pada Gb.
p
4.14.

Pintu air 1
Pintu air 2

ib = 0,0016

Gambar 4.14. Potongan memanjang saluran


( l latihan
(soal
l tih 3)

4
4.

Skett kemungkinan
Sk
k m
ki
profil
fil aliran
li
untuk
t k suatu
s t
aliran dalam saluran persegi empat
lebar B = 6 m yang
p y kekasaran dinding
g dengan
g
mempunyai
koefisien Manning n = 0,015
dan mempunyai penampang memanjang
seperti pada Gb. 4.15.

Pintu air 1
Pintu air 2

ib = 0,016

Gambar 4.15. Potongan memanjang saluran


(soal latihan 4)

5.

Sket kemungkinan profil aliran untuk suatu


saluran berpenampang trapesium dengan
lebar B = 6 m,
k i i
kemiringan
tebing
bi 1 : z = 1 : 1 dan
d
kekasaran dinding dengan koefisien
Manning n = 0,020 , serta mempunyai
kemiringan
m
g dasar seperti
p
pada Gb. 4.16.
p

ib1 = 0,01
ib2 = 0,0004
ib3 = 0,016

Gambar
Gam
ar 4.16.
. 6. Potongan
otongan memanjang
m manjang sa
saluran
uran
(soal latihan 5)

Aliran berubah lambat laun mempunyai profil


aliran y
yang
g bentuknya
y menurut kemiringan
g dasar
saluran yaitu : kemiringan negatif (adverse
slope
p )), kemiringan
g nol (horisontal),
(
) kemiringan
g
kritis (critical slope), kemiringan landai (mild
slope
p )), dan kemiringan
g curam (steep
p slope
p )).
Setiap jenis profil aliran deberi notasi
menurut jenis kemiringan dasar (A,H,C,M,S) dan
menurut kedalaman alirannya (1.
(1 apabila y > yc >
yn atau
y > yn > yc ; 2. apabila yn > y > yc atau
yc > y > yn ; dan 3
3. apabila y < yc < yn
atau y < yn > yc.

Profil aliran tersebut dikendalikan dari hilir


apabila aliran adalah subkritis y > yc dan
dikendalikan dari hulu apabila aliran adalah
superkritis (y < yc).
Perubahan profil aliran dapat disebabkan oleh
perubahan kemiringan dasar saluran atau oleh
bangunan-bangunan air di hulu atau di hilir
seperti pintu air dan bendung.
bendung

Anda mungkin juga menyukai