Anda di halaman 1dari 7

JOURNAL READING

Vitamin A Deficiency Eye Disorders


In Children

Oleh :

Fita Nirma Listya


H1A 011 022

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTB
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
2017

A. IDENTITAS JURNAL
1. Nama Penulis
Jurnal ditulis oleh dr. Geetanjali Srivastava dan dr. Yogesh Badani
2. Judul Tulisan
Vitamin A Deficiency Eye Disorders In Children: An Overview
3. Jurnal Asal
International Journal of Science and Research Vol. 4, Issue 1, Januari 2015.
A. LATAR BELAKANG
Vitamin A adalah vitamin larut lemak, diperlukan sepanjang siklus hidup,
mulai dari embriogenesis guna pemeliharaan fungsi epitel, bertindak sebagai
penghalang efektif terhadap efek pathogenetic. Vitamin A juga mengatur sistem
kekebalan tubuh dan diperlukan untuk pertumbuhan, reproduksi, diferensiasi seluler
dan hematopoiesis. Kebutaan didefinisikan sebagai ketajaman dikoreksi visual
kurang dari 3/60 di mata yang lebih baik dan gangguan penglihatan berat sebagai
ketajaman visual diperbaiki di mata lebih baik kurang dari 6/60 - 3/60. Sebagian
tanda-tanda karakteristik dan spesifik kekurangan vitamin A adalah lesi mata
melibatkan sklera, kornea, dan konjungtiva. Diperkirakan 250 juta anak-anak pra
sekolah yang kekurangan vitamin A, setengah dari mereka meninggal dalam waktu
12 bulan dari kehilangan visus. Jumlah anak-anak tunanetra di seluruh dunia adalah
sekitar 1,4 juta, 75% dari mereka tinggal dalam negara berkembang. Sejak
peluncuran inisiatif global vitamin A pada tahun 1998, suplemen di kombinasikan
dengan imunisasi. Antara tahun 1998 dan 2000 sekitar satu juta kematian anak akan
dicegah. Menurut Program Profilaksis Vitamin A, anak-anak antara usia 9 bulan dan
5 tahun diberikan 9 mega dosis vitamin A konsentrat pada interval 6 bulan. Dua
dosis pertama terintegrasi dengan vaksinasi campak dan DPT booster yang pertama.

B. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan di
Departemen Pediatri di sebuah pusat perawatan tersier, dari Mei 2009 sampai

Oktober 2011. Tujuannya adalah untuk mempelajari kejadian Kekurangan vitamin


A yang menimbulkan gangguan mata pada pasien yang dirawat, gambaran klinis
dari kekurangan vitamin A dan hubungannya dengan status gizi serta imunisasi.
Semua pasien usia hingga 12 tahun yang memiliki penyakit mata dilibatkan dalam
penelitian tersebut. Ditulis dan informed consent diperoleh dari orang tua sebelum
inklusi penelitian. Anamnesis rinci dan pemeriksaan fisik dilakukan dengan fokus
khusus pada gejala defisiensi vitamin A dan tanda-tanda dan kekurangan gizi.
Pendapat ahli dan pengobatan khusus seperti yang disarankan oleh dokter mata
yang diambil. Status imunisasi dikonfirmasi oleh kartu imunisasi dan pasien
dianggap diimunisasi hanya jika rekam medis tersedia.
C. HASIL PENELITIAN
Insiden kekurangan vitamin A yang tinggi pada anak-anak usia sekolah. Dari
total 224 pasien 127 (56,69%) pasien berusia dari 5-10 tahun. (Tabel 1). Jumlah
Laki-laki 138 (61,6%) dan perempuan adalah 86 (38,4%) dari 224 pasien, dengan
laki-laki untuk perempuan rasio 1,6. Dalam presentasi klinis kekurangan vitamin A
dengan manifestasi gangguan mata yaitu xerosis conjuctival ditemukan pada 109
(48,66%) pasien yang memiliki kejadian paling banyak diikuti oleh Bercak Bitot 57
(25,44%), xerosis kornea 38 (16,97%), kebutaan senja 15 (6,7% ) dan
keratomalacia 5 (2,23%). (Tabel 2). Dari 101 pasien dari di bawah usia 5 tahun,
terkait malnutrisi energi protein ditemukan pada 77 (76,2%) pasien sementara, Dari
123 pasien usia lebih dari 5 tahun, terkait gizi kurang ditemukan pada 70 (56,9%)
pasien.
Dari 224 kasus kekurangan vitamin A 127 (56,69%) kasus yang sebagian
diimunisasi, 71 (31,69%) sepenuhnya diimunisasi dan yang tidak diimunisasi 26
(11,6%). (Tabel 3). Kasus-kasus yang tidak mengkonsumsi suplemen vitamin A
pada usia 12 bulan pertama yaitu 118 (52,67%) telah mengembangkan tanda-tanda
kekurangan vitamin A. Dan sebanyak 43,3% mendapatkan suplementasi vitamin A.
(Tabel 4)

Usia
<5tahun
5-10 tahun

Pasien
74
127

Persentase (%)
33.03
56.69

>10 tahun

23
10.26
Tabel 1. Insidensi berdasarkan usia

Buta Senja
15 (6,7%)
Xerosis Konjungtiva
109 (48,66%)
Bitot spost
57 (25,44%)
Xerosis Kornea
38 (16,9%)
Keratomalacia
5 (2,23%)
Tabel 2. Manifestasi klinis defisiensi vitamin A

Tidak di imunisasi
26 (11,6%)

Imunisasi tidak lengkap


Imunisasi Lengkap
127 (56,69%)
71 (31,69%)
Tabel 3. Status Imunisasi

Iya
97 (43,3%)
Tidak
127 (56,7%)
Tabel 4. Suplementasi vitamin A dalam 12 bulan terakhir

D. DISKUSI
Kekurangan vitamin A adalah penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah
pada anak-anak dan meningkatkan risiko penyakit dan kematian dari infeksi berat
terutama setelah Infeksi pada bayi yang terserang penyakit diare dan campak. Pada
tahun 1998 WHO dan mitra-mitranya UNICEF dan lain lain meluncurkan Vitamin

Global

Initiative-memberikan

dukungan

kepada

negara-negara

dalam

memberikan suplemen Vitamin A.


Dalam penelitian ini kejadian kekurangan vitamin A lebih tinggi pada anak
usia sekolah 56,9%, yang hampir sama untuk studi yang dilakukan oleh Asrat YT,
Arssi Zone, Etiopia menunjukkan kejadian 51%. Kekurangan vitamin A dengan
manifestasi gangguan mata dominan diderita pada laki-laki dengan rasio
perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 1,6.
Terjadinya xerosis konjungtiva adalah yang terbanyak pada pasien sebagai
manifestasi okular diikuti oleh Bercak Bitot yang konsisten dengan WHO Lembar
Fakta 1995. Dalam penelitian ini, Kekurangan vitamin A adalah umum di antara
anak-anak yang tidak mengkonsumsi suplemen vitamin A yang baik didukung oleh
factsheet UNICEF 2013. Gangguan Mata akibat Defisiensi Vitamin A ditemukan
lebih banyak di antara pasien malnutrisi energi protein bersama dengan defisiensi
mikronutrien lainnya.

LAPORAN ANALISA JURNAL


Topik
Judul dan
abstrak

Keterangan
a.Menjelaskan tujuan,
metode, hasil

Penjelasan
a. Ya, pada abstrak jurnal telah dijelaskan
tujuan, metode, hasil penelitian dan

penelitian
b.

Memberikan
ringkasan yang
informatif dan
seimbang atas apa
yang dilakukan dan

Latar belakang

kesimpulan secara ringkas dan cukup


jelas.
b. Ya, informasi yang disajikan dalam
abstrak berupa ringkasan dan telah
dijelaskan secara lengkap dan sesuai
dengan hasil yang didapatkan dalam
penelitian.

apa yang ditemukan


Menjelaskan latar

Ya, sudah dijelaskan secara ringkas manfaat

belakang yang ilmiah

dari vitamin A beserta dampak akibat

dan rasional mengapa

kekurangan vitamin A.

penelitian perlu
Tujuan

Populasi

dilakukan
Menentukan tujuan

Tidak, jurnal ini tidak mencantumkan

spesifik, termasuk

hipotesisnya secara spesifik. Tujuan di

hipotesis yang diajukan


Menjelaskan

gabung dengan pendahuluan


Peneliti sudah menjelaskan bahwa populasi

bagaimana populasi

di tentukan berdasarkan jumlah pasien yang

ditentukan

mengalami sakit mata yang dirawat di


rumah sakit tingkat tersier berusia kurang

Subyek

Kriteria subyek

dari 12 tahun.
Ya, dalam jurnal ini telah dijelaskan

penelitian

penelitian

mengenai kriteria inklusi dan eksklusi dalam

Besar sampel

Menjelaskan kriteria

pemilihan subyek penelitian.


Tidak, jurnal ini tidak menjabarkan secara

penentuan sampel

jelas mengenai kriteria penentuan besar

minimal yang

sampel.

diperlukan untuk
menghasilkan kekuatan
Prosedur

penelitian
Menjelaskan secara

Ya. Pada penelitian dijabarkan prosedur

penelitian

rinci dan

penelitian yaitu mulai dari inform consent,

sistematikprosedur

pemeriksaan

awal,

penelitian (teknik

pemeriksaan

namun

pengambilan data)

bagaimana

proses

pengolahan data.

semua
tidak

metode
dijabarkan

pengumpulan

dan

Teknik analisa Teknik


data

analisa

data Dalam penelitian ini tidak dijabarkan teknik

yang digunakan untuk analisa data yang digunakan.


membandingkan

hasil

Alur penelitian

penelitian
Menjelaskan

Outcome dan

penelitian
2009 Oktober 2011
Untuk outcome hasil Hasil penelitian dijabarkan secara deskriptif,

estimasi

penelitian

hasil juga dapat dengan baik ditampilkan

penelitian
Interpretasi

Interpretasi hasil

dalam bentuk tabel.


Interpretasi hasil dalam

waktu Penelitian ini di lakukan pada bulan Mei

penelitian

ini

dibandingkan dengan penelitian-penelitian


serupa.
Hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan

Generalizability Apa hasil bisa


digeneralisasikan di

di masyarakat.

Overall

masyarakat
Interpretasi

evidence

terhadap hasil dalam hasil penelitiannya.

umum Penelitian ini telah cukup baik menjabarkan

konteks penelitian

Anda mungkin juga menyukai