Pengantar
Diktat atau Hand-out AnalisisFungsional ini ditulis atas inisatif jurusan dengan harapan agar
mahasiswa lebih mudah memahami materi-materi perkuliahaan yang diadakan/diselenggarakan
oleh jurusan. Muatan diktat ini disesuaikan dengan silabus yang telah disusun oleh jurusan. Karena Analisis Fungsional merupakan ramuaan antara Ruang Metrik dan Aljabar Linear dan kerap
kali waktu perkulihan Ruang Metrik bersamaan dengan waktu perkulihan Analisis Fungsional,
maka sebagai awal perkulihan dimulai dengan BAB 1, Ruang Metrik, yang memberikan dengan
singkat pengertian-pengertian dasar Ruang Metrik terutama yang akan diperlukan untuk pembahasan materi-materi selanutnya. Bab 2, Ruang bernorma, memuat pengertian dasar dan sifatsifat ruang Banach, fungsi dan fungsioal linear kontinu, dan ruang lp. Bab 3, Ruang Hilbert. Di
dalam bab ini, selain selain membahas sifat-sifat dasar dibahas pula basis ortonormal dan kom
plemen ortogonal. Bab 4, Operator dan operator pendamping, memuat pembahasan ( fungsi
linear dan kontinu ), Teorema Riesz-Frechet dan operator pendamping ( adjoint operator ). Bab 5,
Operator pada ruang Hilbert dan nilai sejati, memuat bahasan tentang operator-operator khusus, vektor sejati, dan nilai sejati.
Sengaja, tidak semua teorema-teorema yang sederhana di dalam diktat/hand-out ini dibuktikan,
dimaksud untuk latihan mahasiswa. Soal-soal/latihan pun tak diberikan. Soal dan latihan akan
diberikan bersama dengan perkuliahan.
Penyusun :
Soeparna Darmawijaya
BAB 1
RUANG METRIK
d(x,y) 0
untuk setiap x, y ,
d(x,y) = 0
jika dan hanya jika x = y,
d(x,y) = d(y,x), dan
d(x,y) = d(y,z) + d(y,z) untuk setiap x, y, z .
ruang metrik terhadap metric : (a) d(f,g) = |f(x) g(x)|dx, (b) (f,g) =
sup{ |(x) g(x)| : x [a,b] } untuk setiap f, g C(a,b).
Konsep dasar hubungan titik dengan himpunan di dalam suatu ruang metrik
adalah pengertian persekitaran.
Definisi 1.1.2 : Jika (X,d) suatu ruang metrik dan x X, maka yang disebut
persekitaran titik x dengan jari-jari > 0 adalah himpunan
(x) = { y X : d(x,y) < }.
Selanjutnya, jika A X, maka
x disebut titik-dalam ( interior point ) himpunan A jika ada > 0 sehingga
(x) A.
(ii)
x disebut titik-luar ( exterior point ) himpunan A jika x titik-dalam
himpunan Ac.
(iii)
x disebut titik-limit ( limit point ) himpunan A jika untuk setiap (x)
benar bahwa
\
(x) A { x } .
(iv)
x disebut titik-batas ( boundary point ) himpunan A jika untuk setiap
(x) benar bahwa
(x) A dan (x) Ac .
(v)
x disebut titik-terasing ( singular point ) himpunan A jika ada > 0 sehingga
(x) A = { x }.
Mudah difahami bahwa setiap titik-dalam suatu himpunan merupakan titik-limit
himpunan itu. Terdapat dua kemungkinan, titik-batas suatu himpunan mungkin
titik-limit atau mungkin titik-terasing himpunan itu. Titik-limit suatu himpunan
belum tentu menjadi anggota himpunan itu. Jika titik-limit suatu himpunan bukan anggota himpunan itu tentu titk-limit itu merupakan titik-batas. Titik-batas
suatu himpunan merupakan titik-batas himpunan komplemennya.
(i)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
= A A
(ii)
Teorema 1.2.2 : , yaitu koleksi semua hmpunan terbuka di dalam setiap ruang
metrik X mempunyai sifat-sifat :
(i)
(ii)
(iii)
X, .
U, V U V .
.
Perlu mendapat perhatian bahwa di dalam setiap ruang metrik persekitaran merupakan himpunan terbuka.
Teorema di bawah ini ekuivalen dengan Teorem 1.2.2 di atas.
Teorema 1.2.3 : , yaitu koleksi semua hmpunan tertutup di dalam setiap ruang
metrik X mempunyai sifat-sifat :
(i)
X, .
(ii)
F, G F .
(iii)
() .
Teorema 1.2.5 : Diketahui (X,d} ruang metric dan A X. Pernyataanpernyataan di bawah in benar.
(i)
A () himpunan terbuka.
(ii)
A () himpunan tertutup.
Bukti : Cukup dibuktikan yang (i) : Diambil sebarang x () . Jadi,
x A dan x bukan titik-batas jika dan hanya jika A dan ada (x) sehingga
(x) A = dan (x) Ac = .
yang berakibat ada (x) sehingga (x) A dan (x) Ac = . Kenyataan
ini berarti x titik-dalam himpunan A (). Jadi terbukti bahwa A ()
merupakan himpunan terbuka.
Teorema 1.2.6 : Diketahui (X,d} ruang metrik dan A X. Pernyataanpernyataan di bawah in benar.
(i)
= A A himpunan tertutup.
= cl(A).
A tertutup jika dan hanya jika untuk setiap x A dan (x) benar
bahwa (x) A .
Bukti : (i) : Membuktikan bahwa A A himpunan tertutup ekuivalen ekui(ii)
(iii)
> 0 ada bilangan asli no shingga jika n no benar bahwa d(xn ,k) < . Jika
demikian, ditulis singkat dengan
(xn ,k) = 0
atau
n = k .
(ii) Barisan { xn } di dalam ruang metrik (X,d) disebut barisan Cauchy ( Cauchy sequence ) jika setiap bilangan real > 0 ada bilangan asli no shingga jika
m, n no benar bahwa d(xm ,xn) < .
Teorema 1.3.2 : Setiap barisan yang konvergen merupakan barisan Cauchy.
Sebaliknya tak benar.
Ruang metrik yang setiap barisan Cauchy di dalamnya konvergen disebut ruang
metrik yang lengkap ( complete )
Contoh 1.3
1
(ii)
BAB 2
RUANG BERNORMA
Yang dimaksud dengan ruang linear adalah ruang vektor atas lapangan R ( sistem bilaangan real ) atau atas lapangan C ( system bilangan complex ).
Ruang bernorma dapat dipandang sebagai perpaduan antara ruang linear dan ruang metrik. Tepatnya, sebagai termuat di dalam definisi di bawah ini.
|| x || 0
untuk setiap x X;
|| x || = 0 jika dan hanya jika x = ( notasi vektor nol ),
|| x || = ||.|| x ||
untuk setiap skalar dan x X;
|| x + y || || x || + || y || untuk setiap x, y X
disebut norma ( norm ) pada X dan bilangan nonnegatif || x || disebut norma vektot x (norm of x ).
Ruang linear X yang diperlengkapi dengan norma || . || disebut ruang bernorma ( normed space ) dan dinotasikan dengan (X,|| . ||) atau dengan X saja asalkan normanya telah diketahui.
Ruang bernorma (X,|| . || disebut aljabar benorma ( normed algebra )
jika X merupakan aljabar dan memenuhi sifat
(iv)
|| x.y || || x ||.|| y ||
untuk setiap x, y X.
Contoh 2.1
1. Jelas bahwa R merupakan ruang linear atas lapangan R ( dirinya
sendiri ). R merupakan ruang bernorma norma nilai mutlak . Jadi
|| x || = | x | untuk setiap x R. R juga aljabar bernorma.
C juga merupakan ruang linear atas lapangan C atau R. C merupakan ruang bernorma dengan norma modulus, Jadi || z || = | z | =
|| x + iy || = 2 + 2 . C juga aljabar bernorma.
2. Rn dan Cn merupakan ruang linear berturut-turut atas lapangan R
dan C . Rn dan Cn merupakan ruang bernorma dengan bermacammacam norma ; antara lain :
(a) || = maks{ | xk | : 1 k n }, (b) || ||2 = =1 | xk |2}1/2
untuk setiap = (x1 ,x2 , . . . . ,xn) Rn ( Cn ). Rn dan Cn juga
merupakan aljabar bernorma.
3. C(a,b), koleksi semua fungsi kontinu bernilai real pada [a,b], merupakaan ruang linear terhadap lapangan R. C(a,b) merupakan ruang bernorma terhadap norma :
4. menotasikan koleksi semua barisan bilangan. Dibentuk koleksikolesi bagian sebagai berikut.
(i)
= { = { xk } : sup{ | xk | : k 1 } < }.
merupakan ruang bernorma terhadap norma
|| = ||{ xk } = sup{ | xk | : k 1 } untuk setiap .
(ii)
Untuk 1 p < ,
p
l p = { = { xk } :
=1 |xk| < }
Contoh nomor 4 akan dibahas tersediri pada bagian 3( tiga ) bab ini.
Teorema 2.1.2 : Setiap ruang bernorma (X,|| ||) merupakan ruang
metrik (X,d) dengan metrik
d(x,y) = || x y ||.
untuk setiap x, y X.
Bukti : Diambil sebarang x, y, z X. Diperoleh :
(a) d(x,y) = || x y|| 0 dan
d(x,y) = || x y || = 0 x y = x = y.
(b) d(x,y) = || x y || = || -(y x) || = || y x || = d(y,x).
(c) d(x,y) = || x y || = || (x z) + (z y)|| || x z || + || z y ||
8
= d(x,z) + d(z-y).
Bukti selesai.
Berdasarkan Teorema 2.1.2 di atas maka semua definisi, semua pemngertian, semua teorema , dan sifat-sifat yang berlaku pada ruang
metrik berlaku pula pada ruang bertnorma
Teorema 2.1.3 : Jika (X,|| ||) merupakan ruang bernorma, maka
untuk setiap a X fungsi ta : X X dengan rumus
ta(x) = a + x
untuk setiap x X
merupakan homeomorphisma.
Bukti : Jelas bahwa ta fungsi injektif, sebab jika ada ta(x) = ta(y)
yaitu a + x = a + y berakibat x = y. ta surjektif sebab untuk setiap z
X diperoleh tn-1(z) = (-a) + z X . Jadi, ta bijektif. Diambil sebarang himpunan terbuka U X ; diperoleh ta-1(U) = -a + U dan
ta(U) = a + U terbuka, sebab jika x titik-dalam himpunan U, berarti
ada (x) U, berakibat
a + (x) = a + { y X : d(x,y) = ||x y|| < } =
= { a +y X : ||x y|| < } = { y X : ||(a+x) y|| < }
= (a+x) a+U
yang berarti a+U himpunan terbuka. Menurut Teorema 1.3.9 dan Akibat 1.3.10,
terbukti bahwa ta merupakan homeomorphisma.
Di dalam ruang bernorma (X,|| ||), sistem persekitaran titik , yaitu koleksi semua persekitaran titik , disebut sistem persekitaran fundamental ( system of
fundamental neughborhood ) dan dinotasikan dengan {U}.
Berdasarkan Teorema 2.1.3 di atas dan memfaatkan sistem persekitaran fundamental, diperoleh {x+U} merupakan sistem persekitaran titik x dan sebagai .
contoh aplikasinya sebagai berikut.
Contoh 2.1
Diketahui ruang linear bernorma (X,|| ||) , x X dan A X.
1.
2.
2. Tetapi C(0,1) merupakan ruang Banach terhadap norma ||f||= sup{ |f(x)| : x
[0,1], sebab jika diambil sebarang barisaan Caucy { fn } di dalam C(0,1)
10
=1 ||xk|| konvergen. Jadi untuk sebarang bilangan > 0 terdapat bialngan asli no
Sehingga jika bilangan asli k no benar bahwa
||xk|| < .
Hal ini berakibat
||
k || ||xk|| < .
yang berarti
=1 konvergen. Syarat cukup : Diambil sebarang barisan Cauchy
{un} di dalam X. Jadi untuk setiap bilangan asli kada bilangan asli nksehingga un-
11
1
2
khususnya
|| +1 - || <
1
2
Dibentuk : v1 = 1 , v2 = 2 - 1 , v3 = 3 - 2 , . . . . , vk = +1 -
Diperoleh :
22
< ||1 || + +
1
23
+....
Banach ).
T kontinu.
T kontinu di suatu x X.
T kontinu di .
{ ||T(x)|| : x X dengan ||x|| 1 } himpunan terbatas.
Terdapat bilangan M 0 a || T(x) || M.||x|| untuk setiap
x X.
Bukti : (i) (ii) : Cukup jelas. (ii) (iii) : Diambil sebarang barisan { xn } di
dalam X yang konvergen ke . Cukup jelas bahwa barisan {xn + x} konvergen ke
x. Karena T kontinu di x maka barisan {T(xn + x) = {T(xn)} + T(x) konvergen ke
T(x) = + T(x) ( vektor nol di dalam Y ) ; jadi {T(xn)} konvergen ke = T()
atau terbukti bahwa T kontinu di . (iii) (iv) : Diambil sebarang x X dengan
1
||||
dengan ||y|| 1. Jadi, menurut hipotesis, ada bilaangan M 0 sehingga ||T(|||| )||
= ||T(y)|| M atau ||T(x)|| M.||x||. Jika x = dan kaarena T linear diperoleh
||T()|| = |||| M. |||| = 0. (v) (i) : Menurut (v), ada bilangan M 0 sehingga
untuk setiap x, y X benar bahwa ||T(x) T(y)|| = ||T(x y)|| M.||x y||. Jsdi, jika
diambil bilangan real > 0 diperoleh ||T(x) T(y)|| < asalkan ||x y|| < dengan
1
dan
Sebaliknya, karena |||||||| 1 diperoleh ||T(|||| )|| atau ||T{x)|| .||x|| yang
berarti .
Jadi terbukti = .
Berdasarkan Teorema 2.2.1 dan kenyataaan ||T|| = = maka fungsi linear kontinu juga disebut fungsi linear terbatas atau operator.
Teorema 2.2.3 : Lc(X,Y) merupakan ruang bernorma terhadap norma ||T||
= = untuk setiap T Lc(X,Y).
Bukti : Lc(X,Y) sungguh merupakan ruang linear, sebab untuk stiap S, T Lc(X,Y)
dan scalar dan jelas bahwa + Lc(X,Y). Selajutnya, juga jelas bahwa
(i) ||T|| = sup{ ||T(x)|| : x X dan ||x|| 1} 0 dan ||T|| 0 jika dan hanya jika T(x)||
= 0 jika dan hanya jika T = O ( O fungsi nol, fungsi linear kontinu ).
13
||||+1
||||+1
||x|| < .,
Dengan kata lain, untuk setiap x , {Tn(x)} merupakan barisan Cauchy di dalam
ruang Banach. Jadi ada T(x) Y sehingga
lim (x) = T(x).
= .T(x) + .T(y).
T kontinu ( terbatas ), sebab untuk sebarang x benar bahwa
||T(x)|| = lim || (x)|| lim || ||.||x|| = ||T||.||x|| .
Dengan demikian terbukti bahwa barisan Cauchy {Tn} di dalam Lc(X,Y} konvergen ke T Lc(X,Y)atauterbukti bahwa Lc(X,Y} lengkap ( ruang Banach ).
Akibat 2.2.5 : Untuk sebarang ruaang bernorma X maka X* ruang Banach.
14
|u.v|
1
||
||
||
||
||
Bukti selesai.
Teorema 2.3.2 : ( Ketidaksamaan Holder )
(i) Untuk setiap = {xk} l1 dan = {yk} benar bahwa
|
= | = | | ||||1.|| .
(ii) Jika 1 < p, q < dan
lq benar bahwa
|
= | = | | ||||p.||||q .
=1 | | =| |. sup{|yk; : k 1} = ||||1.|| .
15
=1 | | / ||||p.||||q = =1 |xk|/||||p.|yk|/||||q
1
p
q
=1{ (|xk|/||||p) + (yk|/||||q) 1.
Bukti selesai.
|| + ||1 =
=1 |xk + yk| =1{|xk| + |yk|} = =1 |xk| + =1 |yk| = ||||1 + ||||1
Jika p = diperoleh
|| + = sup{|xk + yk| : k 1} sup{|xk| + |yk| : k 1} sup{|xk| : k 1}
+ sup{|yk| : k 1} = || + || .
Jika 1 < p < diperoleh
|xk + yk|p = |xk + yk|.|xk + yk|p-1 {|xk |+ |yk|}.|xk + yk|p-1
= |xk |.|xk + yk|p-1 + |yk|.|xk + yk|p-1 dan dijumlah
untuk semua k diperoleh
p
p-1
p-1
+
=1 |xk + yk| = =1 |xk |.|xk + yk|
=1 |yk|.|xk + yk|
(p-1)q 1/q
(p-1)q 1/q
||||p.
} + ||||p.
}
=1{|xk + yk|
=1{|xk + yk|
p 1/q
= {||||p + ||||p}.
=1{|xk + yk| }
atau
p 1/p
|| + ||p = {
||||p + ||||p .
=1 |xk + yk| }
Bukti selesai.
Teorema 2.3.2 diperoleh || + ||p ||||p + ||||p untuk 1 p dapat disimpulkan bahwa ( ,|| ) dan (lp,|| ||p) merupakan ruang bernorma.
|| - <
( || - ||p < ).
|| || - + || < ( || || - + || < ) .
() =
=1 kk = =1 kk = ()
dan
( + ) =
=1(k+ yk) = =1 kk + =1 kk = () + () .
terbatas, sebab
| () | = |
=1 kk | =1 | kk| || .||||1 .
| S() | ||S||.||||.
Jika S = O bukti selesai. Jika tidak, diambil sebarang dan dan
||||
yang berarti setiap S (l1)* dapat disajikan dengan suatu elemen di dalam
+=1.
() =
=1 k = . =1 k = . ( )
dan
( + ) =
=1)k + yk) = =1 k + =1 k = () + ().
||||
. Jadi, jelas bahwa setiap S (lp)* menentukan lq yang berarti (lp)* .lq
18
BAB 3
RUANG HILBERT
Telah diketahui bahwa setiap ruang bernorma merupakan ruang metrik. Di dalam
bab ini akan dibangun struktur yang lebih khusus yaitu ruang pre-Hilbert ( ruang
Hilbert ), Ruang ini merupakan ruang bernorma.
<f,g> = (x)(x)dx
untuk setiap f, g C(a,b).
Dengan memanipulasi Definisi 3.1.1 tak sukar membuktikan teorema di bawah ini.
Teorema 3.1.2 : Pada seiap ruang per-Hilbert H benar bahwa :
(i) <x, > = <x,y>
untuk setiap x, y H dan skalar .
(ii) <x,y + z> = <x,y> + <x,z>
untuk setiap x, y, z H,
(iii) <x y,z> = <x,z> - <y,z> dan <x,y z> = <x,y> - <x,z>
19
untuk setiap x, y, z H,
untuk setiap x, y H,
jika dan hanya jika x = ,
untuk setiap z H x = y.
Menurut Definisi 3.1.1 (iv) dan Teorema 3.1.2 (v) diperoleh untuk setiap x anggota
ruang pre-Hikbert H benar bahwa
<x,x> 0.
Oleh karena itu dapat diangkat definisi sebagai berikut.
Definisi 3.1.3 : H ruang pre-Hilbert.
(i) Untuk setiap x H, bilangan non negative
||x|| = < , >
disebut norma ( norm ) vector x.
(ii) Diketahui x, y H dua vector tak nol. x dikatakan tegak lurus ( orthogonal ),
ditulis dengan x , jika
<x,y> = 0
Teorema di bawah ini tak sukar membuktikannya.
Teorema 3.1 4 : H ruang pre-Hilbert. Pernyataan-pernyataan di bawaah ini
benar.
(i) ||x|| 0
untuk setiap x H,
||x|| = 0
jika dan hanya jika x = .
(ii) ||x|| = ||.||x|| untuk setiap x H dan skalar .
Teorema 3.1.5 : Jika x1 ,x2 ,x3 , . . . . ,xn vektor-vektor di dalam ruang pre-Hilbert
H saling tegak lurus, maka
(i)
|| = ||2 = = ||2.
(ii)
x1 ,x2 ,x3 , . . . . ,xn bebas linear.
(iii)
Jika suatu x H tegak lurus xk untuk setiap k, maka x tegak lurus setiap
kombinasi linearnya.
Bukti : (i) : || =1 ||2 = < =1 , =1 > = = = <xi ,xj>
= =1 <xi ,xi> = =1 ||2.
(ii) Jika ada skalar 1 ,2 , . . . . , sehingga 1 x1 + 2 x2 + . . . + xn = diperoleh, inner-product dengan xi ,
<1 x1 + 2 x2 + . . . + xn ,xi > = <,xi> <xi ,xi> = = 0
untuk setiap i . Jadi terbukti x1 ,x2 ,x3 , . . . . ,xn bebas linear.
(iii) Karena <x,xk> = 0 untuk setiap k, maka diperoleh
<x, 1 x1 + 2 x2 + . . . + xn> = 0
20
untuk sebarang ( i = 1, 2, . . . . , n ).
Pada ruang pre-Hilbert juga ada Ketidaksaan Holder dalam bentuk inner-product.
Kegunaan ketidaksamaan ini adalah untuk menunjukkan bahwa ruang pre-Hilbert
juag merupakan ruang bernorma,
Teorema 3.1.8 : ( Ketidaksamaan Holder )
Jika x dan y dua vektor di dalam ruang pre-Hilbert H, maka
|<x,y>| ||x||.||y|| .
Bukti : Jika x atau y vektor nol terjadi kesamaan. Jika x dan y linear, jadi y = x
untuk suatu skalar , kesamaan juga terjadi, karena |<x,x>| = ||.<x,x> = ||x|.|x|.
Dalam keadaan y x untk setiap skalar ,membuktikan
atau
21
2 1/2
2 1/2
<,> | = |
.
=1 k | ||||2.||||2 = {=1 | | } .{ =1 | | }
Catatan penting :
Karena Setiap ruang Pre-Hilbert merupakan ruang bernorma, maka setiap pengertian, setiap sifat, setiap lemma, dan setiap teorema yang berlaku/benar pada
ruang bernoma berlaku pula pada ruang pre-Hilbert.
Definisi 3.1.10 : Ruang Hilbert adalah ruang pre-Hilbert, sebagai ruang bernorma, yang lengkap.
Conton 3.1 (c)
1. Menurut Contoh 3.1 (b) nomor 1, l2 merupakan ruang pre-Hilbert dan karena
l2, sebagai ruang bernorma, lengkap, maka l2 merupakan ruang Hilbert.
22
||xk xl|| < 1 yang berakibat ||xN|| - 1 < ||xk|\ < ||xN|| + 1 untuk k N
Dengan mengambil bilangan
M = maks{ ||x1||, ||x2||, . . . ,||xN-1||, ||xN|| + 1 }
||xk|| M untuk setiap k yang berarti {xk} terbatas.
Berdasarkan hasil tersebut dengan mudah bagian (ii) dan bagian (i0 yang terakhir.
Definisi 3.2.2 : Barisan {xk} di dalam suatu ruang pre-Hilbaert H disebut barisan
ortogonal ( orthogonal sequence ) jika xk xl untuk setiap k l. Jadi, berdasarkan Teorema 3.1.5, jika {xk} barisan ortogonal maka {xk} bebas linear. Barisan
orthogonal {xk} disebut barisan ortonormal ( orthonormal sequence ) jika ||xk|| =
1 untuk setiap k .
Mudah difahami bahwa setiap barisan ortogonal dapat dibawa ke barissan ortonormal.
Contoh 3.2 (a)
1. Barisan { 1, sin , cos , sin 2, cos 2, . . . . } merupakan barisan orthogonal
sin cos dx
=
=
sin sin dx = {
cos cos {
0
0
2. Berdasarkan Contoh nomor 1 di atas diperoleh
{
1
2
sin
cos
sin 2
cos 2
2
2
2
(i) ||x
=1 <x,xk>xk || = ||x|| 1 |<x,xk | ,
2
(ii) ||x||2
1 |<x,xk>| .
Bukti : Karena {xk} barisan ortonormal, maka <xi ,xj> = 0 untuk setiap i dan
<xi ,xi> = 1 untuk setiap i . Oleh karena itu untuk setiap x H diperoleh :
23
2
(i) ||x
=1 <x,xk>xk || = < x - =1 <x,xk>xk , x - =1 <x,xk>xk >
2
= ||x||2
1 |<x,xk | .
2
(ii) Akibat (i) : ||x||2
1 |<x,xk>| .
1
2
sin
cos
sin 2
cos 2
2
||x||2 = <x,x> = <
<
=1 xk , =1 xk > = =1 | k|
24
berakibat x
=1 <x,xk> xk = yang berarti x = =1 <x,xk> xk .
yang berakibat x
=1 <x,xk> xk = yang berarti x = =1 <x,xk> xk .
2
||x||2 = <x.x> = <
=1 <x,xk> xk , =1 <x,xk> xk > = =1 |<x,xk>| .
25
Teorema 3.2.10 : Jika K merupakan ruang-bagian tertutup di dalam ruang Hilbert H, maka K lengkap ( ruang Hilbert bagian ).
terbukti tertutup.
Teorema 3.3.3 : Jika A dan B dua himpunan di dalam ruang pre-Hilbert H, maka
pernyataan-pernyataan di bawah ini bear.
(i) A .
(ii) A B .
(iii) = .
Bukti : (i) : Setiap a A pasti a , sebab a tegak lurus dengan setiap anggota
. (ii) : Karena setiap x tegak lurus setiap anggota B, maka x tegak lurus setiap anggota A yang berarti x . Jadi terbukti .(iii) : Karena A .
berdasarkan (ii) diperoleh . Berdasarkan (i) diperoleh .
Jadi terbukti = .
26
merupakan ruang linear ( ruang-bagian ) pula. Tetapi penyajian z U + V tak terjamin ketunggalannya. Agar penyajian itu tunggal haruslah
U V = {}.
Oleh karena itu, untuk selanjutnya dituliskan dengan
UV
yang dimaksudkan adalah U + V dengan U dan V ruang-bagian dan U = {}.
Teorema 3.3.5 : Jika U dan V dua ruang-bagian tertutup di dalam ruang Hilbert
H serta U = {}, maka U V ruang bagian tertutup.
Bukti : Cukup jelas bahwa U V ruang pre-Hilbert. Diambil sebrang z titik-limit
himpunan U V ; jadi ada barisan {zk} U Vyang konvergen ke z. Karena zk
U V maka secara tunggal zk = uk + vk dengan uk U dan vk V. Lebih lanjut, karena
z = lim = lim(uk + vk ) = u + v
ym +
2
1
2
(i)
Sementara itu
z oy = (x a) - oy = x ( + oy)
Karena ( + oy) V diperoleh
(ii)
Berdasarkan (i) dan (ii) disimpulkan bahwa <z,y> = = 0 yang berarti z tegak
lurus setiap y V dan z ( x = a + z ). Jadi terbukti bahwa H = V .
bukti bahwa V = seperti bukti Teorema 3.3.7.
||P(x)||2 = ||x1||2 ||x1||2 + ||y1||2 = ||x1 + y1||2 = 1.||x||2 atau ||P(x)|| 1.||x||, Jadi
terbukti P kontinu.
(ii) <P(x) ,y> = <x1 ,y1 + y2> = <x1 ,y1> = <x1 + x2 ,P(y)> = <x ,P(y)> .
(iii), (iv), dan (v) merupakan akibat langsung dari definisi projeksi orthogonal.
(vii)
<P(x),x> = <x1 , x1 + x2> = <x1 , x1 > ||x1||2 = ||P(x)||2 ||x1||2 + ||x2||2 = ||x||2 .
Catatan : Dengan PV dimaksud adalah fungsi projeksi ortogonal pada ruangbagian V di dalam ruang pre-Hilbert H.
30
BAB 4
OPERATOR DAN OPERATOR PENDAMPING
Karena setiap ruang pre-Hilbert merupakan ruang bernorma, maka setiap pengertian, sifat-sifat, dan teorema-teorema yang berlaku pada ruang bernorma berlaku
pula pada ruang pre-Hilbert, khususnya tentang fungsi linear kontinu. Jadi, jika H
dan K dua ruang pre-Hilbert dan T fungsi linear dari H ke K, maka lima pernyataan di bawaah ini ekuivalen :
(i) T kontinu.
(ii) T kontinu di suatu titik H.
(iii) T kontinu di .
(iv) {||T(x)|| : x H dan ||x|| 1} terbatas.
(v) Ada bilangan M 0 sehingga untuk setiap H benar bahwa ||T(x)|| M||x||.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang ekuivalen tersebut diperoleh T linear dan
kontinu jika dan hanya jika T linear dan
||T(x)|| ||T||.||x||
untuk setiap H dengan
||T|| = sup{||T(x)|| : x H dan ||x|| 1} inf {M 0 : ||T(x)|| M.||x|| dan x H }.
||T|| disebut norma T. Selanjutnya, Lc(H,K), yaitu koleksi semua fungsi linear kontinu dari ruang pre-Hilbert H ke ruang pre-Hilbert K, merupakan ruang bernorma.
Lc(H,K) ruang Banach jika K ruang Hilbert, sebagai contoh projeksi ortogonal P
yang tersebut di dalam Teorema 3.3.12 di atas merupakan anggota ruang Banach
Lc(H. Berdasarkan kenyataan itu diperoleh H* = Lc(H,F) ( ruang dual H ), yaitu
koleksi semua fungsional linear kontinu pada ruang pre-Hilbert H, merupakan
ruang Banach.
Selanjutnya, untuk menyingkat, fungsi linear kontinu disebut operator. Operator
pada H yang dimaksud adalah operator dari H ke H, fungsional linear kontinu
pada H yang dimaksud adalah fungsi linear kontinu dari H ke F lapangannya ).
31
Ty(x) = <x,y>
untuk setiap x H,
maka
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
dan
32
untuk setiap x H.
dan
<x, T*(y)>
Definisi 4.2.1 : H dan K dua ruang Hilbert. T* Lc(K,H) disebut operator pendamping ( adjoint operator ) operator T Lc(H,K), jika
<T(x),y> = <x, T*(y)>
untuk setiap x H dan y K.
Teorema di bawah ini tak sukar membuktikannya.
Teorema 4,2,2 : Jika S, T Lc(H,K) dan sebarang skalar, maka
(i) (S + T)* = S* + T*,
(ii) (S)* = S*,
(iii) <T*(y),x> = < y,T(x)> untuk setiap x H dan y K,
(iv) (S*)* = S,
(v)
||S*S|| = ||SS*|| = ||S||2 ,
(vi) S*S = O jika dan hanya jika S = O.
33
Teorema 4.2.4 : H dan K ruang Hilbert, U H dan V K masing-masing ruangbagian tertutup. Jika ada T Lc(H,K) sehingga T(U) V, maka T*( ) .
Bukti : Karena V ruang-bagian tertutup di dalam ruang Hilbert K, maka K = V
. Tinggal membuktikan bahwa untuk sebarang z benar bahwa T*(z)
atau T*(z) tegak lurus setiap u U. Memang benar bahwa <u,T*(z)> = <T(u),z> =
0 sebab T(u) V, menurut hipotesisnya.
BAB 5
OPERATOR PADA RUANG HILBERT
DAN VEKTOR SEJATI
5.1 Pendahuluan
Operator T pada ruang Hilbert H yaitu fungsi linear kontinu dari H ke H. Perlu
diingat pula bahwa operator pendampingnya yaitu T* juga merupakan oerator pada H karena H* = H. Oleh karena itu jika S dan T operator pada H maka untuk
setiap x,y H dan skalar benar bahwa :
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
<Tx,y> = <x,T*y>,
(S + T)* = S* + T*,
(T)* = T*,
(ST)* = T*.S*,
T** + T,
||T*|| = ||T||,
||T*T|| = ||T||2 ,
T*T = O jika daan hanya jika T = O.
Definisi 5.1.1 : Dua operator S dan T pada ruang Hilbert H di katakan sama dan
dituliskan dengan S = T jika <Sx,y> = <Tx,y> untuk setiap x, y H.
Berdasarkan definisi tersebut dipeoleh
S=T
S* = T*
Terdapat beberapa jenis operator pada ruang Hilbert H yang akan dibicarakan di
dalam bab ini, Operator T pada ruang Hilbert H disebut
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(ii) T(x) = T(
untuk setiap x H,
= <x,xk>xk) = = <x.xk>kxk
35
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
T*(x) = T*(
= <x,xk>xk) = = <x.xk>kxk
T*T = TT* .
untuk setiap x H,
2
Bukti : Untuk setiap x H diperoleh x =
=1 <x,xk>xk dan =1 | <x,xk>| < ;
2
2
2
jadi
=1 | <x.xk> k| M . =1 | <x,xk>| < dan menurut Teorema 3.2.6
deret
=1 <x.xk> kxk konvergen. Oleh karena itu didefinisikan fungsi T dari H ke
H dengan rumus
T(x) = T(
=1 <x,xk>xk) = =1 <x.xk> kxk untuk setiap x H,
2
2
||T(x)||2 = ||
=1 <x.xk> kxk || = =1 | <x.xk> k|
2
2
2
M2.
=1 | <x,xk>| = M .||x|| .
Dengan kata lain diperoleh T merupakan operator pada H ( (ii) terbukti ) dan ||T||
M. Cukup jelas pula bahwa T(xk) = kxk ( (i) terbukti ) dan ||T||.1 || T(xk)|| = || kxk||
M dan dengan demikian terbukti (iii) ( ||T|| = M ). Selanjutnnya, karena
<xk ,T*xk> = <Txk ,xk> = < kxk ,xk> = <xk , kxk> maka T*xk = xk ( (iv) terbukti )
dan, oleh karena T* operator pada H diperoleh, untuk setiap x H,
T*(x) = T*(
=1 <x,xk>xk) = =1 <x,xk>T*(xk) = =1 <x.xk> kxk
Dengan kata lain (v) terbukti. Sekali lagi, T*Txk = | k|2xk = TT*xk dengan kata lain
T*T = TT* , (vi) terbukti.
36
Teorema 5.2.2 : Jika T operator isometric pada ruang Hilbert H maka T(H) merupakan ruang-bagian yang tertutup.
Bukti : Diambil sebarang x H sebagai titik-limit ruang-bagian T(H), Jadi ada barisan {yk} di dalam T(H) yang kovergen ke x, lim k = x. Oleh karena itu
diperoleh <x,x> = lim <yk ,yk> = lim < yk ,Tyk> = <Tx,Tx> = <T*Tx,
2
2
x =
=1 < ,xk>xk dan ||x|| = =1 |<x,xk>| .
2
2
Tx = T{
=1 < ,xk>xk} = =1 < ,xk>xk+1 dan ||Tx|| = =1 |<x,xk>| .
37
T operator mandiri.
<Tx,y> = <x,Ty>
<Tx,x> = <x,Tx>
<Tx,x> bilangan real
untuk setiap x, y H.
untuk setiap x H.
untuk setiap x H.
Teorema 5.2.5 : Diketahui S dan T operator pada ruang Hilbert H dan sebarang bilangan real.
(i)
Jika S dan T operator mandiri maka S + T dan operator mandiri.
(ii)
TT* dan T + T* operator mandiri.
(iii) Jika S dan T operator mandiri, maka ST operator mandiri jika dan hanya
jika ST = TS.
Bukti : (i) : Karena S dan T operator mandiri, maka untuk setiap x, y H benar
bahwa <Sx,y> = <x,Sy> dan <Tx,y> = <x,Ty>. Kenyataan ini berakibat :
<(S + T)x,y> = <Sx + Tx,y> = <Sx,y> + <Tx,y>
= x,Sy> + <x,Ty> = <x,St + Ty> = <x,(S + T)y
yang berarti S + T operator mandiri , dan
<Tx,y> = <Tx,y> = <x,Ty> = <x,Ty>
yang berarti T operator mandiri.
(ii) Untuk setiap x, y H diperoleh
<T*Tx,y> = <Tx,Ty> = <x,T*Ty>
<(T + T*)x,y> = <Tx + T*x,y> = <Tx,y> + <T*x,y> = <x,T*y> + <x,Ty>
= <x,T*y + Ty> = <x,(T + T*)y>
38
A = (T + T*) dan
B = (T T*) .
(T T*) = B
D. Operator projeksi
Telah diketaui, jika V ruang-bagian tertutup di dalam ruang Hilbert H maka
H = V .
Jika P operator pada H sehingga T(H) = V, maka disebut P disebut operator
projeksi pada V. Teorema 3.3.12 telah menyebutkan bahwa jika P operator projeksi pada V maka
(i) P linear dan kontinu.
(ii) <P(x) ,y> = <x ,P(y)> untuk setiap x ,y H.
(iii) P(x) = x untuk setiap x V.
(iv) P(y) = untuk setiap y .
(v) P(P(x)) = P(x) untuk setiap x H.
<P(x),x> = ||P(x)||2 ||x||2 untuk setiap x H .
Lebih lanjut, berdasarkan (ii) dan (v) diperoleh :
Teorema 5.2.7 : P operator Pada ruang Hilbert H jika dan hanya jika
P* = P = P2 .
Bukti : Berdasarkan (ii) dan (v) diperoleh P* = P = P2 . Sebaliknya, karena
P = P2 , diambil V = { x H : Px = }. Karena V merupakan ruang-bagian yang
tertutup, maka H = V
E. Opreator normal
Teorema 5.2.8 : Diketahui T operator pada ruang Hilbert H. Tiga pernyataan di
bawah ini ekuivalen.
39
Ruang-bagian sejati
Definisi 5.3.3 : Diketahui operator T pada ruang Hilbert H dan scalar . Ruangnol operator T-I :
= NT() = { x H : Tx = }
isebut ruang- operator T .
T*(NT()) NT() .
NT() = () .
NT() NT() untuk setiap .
Bukti : (i) : Karena T*T = TT*, menurut Teorem 5.3.4, T*(NT()) NT() .
(ii) x NT() jika dan hanya jika Tx = x = x = T*x jika dan hanya jika x
NT*(). (iii) Diambil sebarang x NT() dan y NT() . Diperoleh <Tx,y> =
<x,T*y> <x,y> = < x,y> <x.y> = <x,y> ( )<x,y> = 0
<x,y> = 0 or x y .
Diperoleh barisan bilangan terbatas {T(xn)} = {<xn ,y>}. Oleh karena itu ada
barisan bagian {T(xnk)} = {<xnk ,y>} yang konvergen. Bukti selesai.
Dua teorema di bawah ini tak sukar membuktikannya.
Teorema 5.4.2 : Jika S dan T dua operator kompak dari ruang Hilbert H ke ruang
Hilbert K dan sebarang skalar, maka T dan S+ T juga merupakan operator
kompak.
Bukti : Diambil sebarang barisan terbatas {xn } di dalam H.{xn} merupakan
barisan terbatas. Karena T kompak maka ada barisan bagian {xnk} {xn} sehingga {Txnk} konvergen yang berakibat {Txnk} = {{Txnk} konvergen yang berarti
T kompak. Selanjutnya, karena {xnk} terbatas dan S kompak, maka ada barisan
bagian {xnk(i)} {xnk} sehingga {Sxnk(i)} konvergen ; juga barisan {Txnk(i)} konvergen. Jadi {(S + T)xnk(i)} = {Sxnk(i)} + {Txnk(i)} konvergen yang berarti terbukti
bahwa S + T merupakan operator kompak.
Teorema 5.4.3 : Jika S dan T merupakan operator kompak pada ruang Hilbert H,
maka ST dan TS merupakan operator kompak.
Bukti : Diambil sebarang barisan {xn} terbatas. Karena T kompak untuksingkatnya
dianggap {Txn} konvergen. Karena S kompak maka ada barisan-bagian {xnk} sehingga {Sxnk} konvergen. Kenyataan ini berakibat {TSxnk} konvergen yang berarti
TS merupakan operator kompak. Bukti bahwa operator ST kompak sejalan.
2
||T(x)||2 =
=1 |<T(x),ek>| .
42
Teorema 5.4.6 : H dan K ruang Hilbert dan Tn Lc(H,K) kompak untuk setiap n.
Jika {Tn} konververgen ke suatu T Lc(H,K) maka T kompak.
Bukti : Diambil sebarang barisan terbatas {xk} di dalam H , unyuk sederhananya
dianggap ||xk|| 1 untuk setiap k. Tn kompak, maka ada barisan bagian { }
{1 {xk} sehingga {Tn( } konvergen. Secara diagonalisasi diperoleh barisan
bagian { } sehingga {Tn( )} konvergen, jadi {Tn( )} barisan Cauchy di dalam
K. Sementara itu diketahui {Tn} konvergen ke T. Jadi untuk sebarang bilangaan
real > 0 dapat dipilih bilangan asli no sehingga jika bilangan asli m, n no
diperoleh
||Tn( ) Tm(
)|| <
dan
||T(
) - T( )|| ||T(
) Tn(
)|| + || Tn(
) - Tn( )|| + || Tn( ) - T( )||
< + + = 6
yang berarti {Tn( } merupakan baisan Cauchy di dalam ruang Hilbert K; jadi
{Tn( } konvergen atau terbukti bahwa T operator kompak.
43
DAFTAR PUSTAKA
Berberian, S.K. ,(1961), Introduction to Hilbert Spaces, Oxford University Press, New York.
Brezis, H. ,(1987), Analyse Functionnelle, Masson, Paris.
Conway, C.B., (1990), A Course in Functional Analysis, Second
Edition, Springer Verlag, New York, Hildelberg, Berlin.
Weidmann, J., (1976), Linear operatot in Hilbert Spaces, Springer
Verlag, New York, Hildelberg, Berlin.
44