Anda di halaman 1dari 16

Darah

Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang mempunyai fungsi transportasi
oksigen, karbohidrat, dan metabolit, mengatur keseimbangan asam basa, mengatur suhu tubuh
dengan cara konduksi (hantaran) yaitu membawa panas tubuh dari pusat produksi panas (hepar
dan otot) untuk di distribusikan ke seluruh tubuh, serta pengaturan hormon dengan membawa
dan menghantarkan dari kelenjar ke sasaran.

Fungsi darah adalah :

Transport : - gas pernafasan : O2 , CO2

- sari makanan dr usus

- hasil samping metabolisme

- hormon

- obat-obatan

Pertahanan tubuh
Hemostasis dan Koagulasi
Keseimbangan asam basa

Darah tersusun dari 55% plasma dan 45% sel-sel serta


keping darah.

Plasma adalah komponen cair dari darah, berisi elektolit


dan ion-ion seperti kalsium, natrium, kalium, dan
bikarbonat; molekul yang lebih besar yaitu albumin,
globulin dan fibrinogen; dan bahan-bahan organik
bervariasi dalam asam amino, lemak, vitamin, hormon-
hormon, serta kofaktor. Setelah pembekuan, kemudian
tampak serum yang warnanya kuning seperti jerami.
Cairan ini identik dengan plasma tetapi tidak
mengandung fibrinogen atau komponen-komponen lain yang penting untuk reaksi pembekuan.1
Cairan yang berwarna kekuningan ini terutama terdiri atas air, untuk mengangkut hampir semua
molekul yang dibutuhkan oleh sel-sel hidup, dan juga mengangkut produk-produk sisa yang
dihasilkan sel-sel tersebut.2
Sel Darah Merah adalah sel yang membuat darah dicirikan oleh warna darah. Sel-sel ini
dirancang untuk mengangkut oksigen. Sel
darah merah yang matang tidak memiliki
inti sel (nukleus) dan mitokondria; tetapi
seluruh sel ini penuh dengan molekul
hemoglobin. Hemoglobin adalah suatu
struktur protein yang bertugas mengikat
oksigen di dalam paru-paru dan
melepaskannya di dalam jaringan tubuh.
Setiap molekul hemoglobin terdiri dari
empat rantai protein yang panjang,
masing-masing terbungkus dalam molekul
yang lebih kecil yang disebut heme. Setiap
molekul heme mengandung satu atom besi
(Fe), yang memungkinkan berkaitan dengan molekul-molekul oksigen. Oleh karena sel darah
merah yang sudah matang tidak memiliki inti, sel tersebut tidak dapat memperbaiki dirinya
sendiri dan akan mati dalam kurun waktu beberapa bulan. Dengan demikian, untuk
menggantikan sel-sel darah merah yang sudah rusak, tubuh harus terus menghasilkan sel darah
merah yang baru. Seluruh sel darah dibentuk dalam sumsum tulang, yakni suatu materi yang
mirip spons yang ada di bagian tengah tulang. Sumsum tulang mengandung sejumlah kecil sel
yang disebut hematopoietic stem cells, yaitu sel yang bertugas menghasilkan zat-zat pembangun
sel darah.2
Sel Darah Putih adalah sel yang berukuran lebih besar, hampir tidak berwarna, dan jumlahnya
lebih sedikit dibandingkan sel darah merah. Sel darah putih memiliki fungsi yang sangat penting
dalam mempertahankan tubuh dari serbuan benda-benda asing, seperti virus dan bakteri. Ada
beberapa jenis sel darah putih dan masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Granulosit
menyerang mikroba asing dengan menyelubunginya, lalu menelannya. Monosit tinggal dalam
simpul getah bening /limfa (lymph node) dan organ limfa, tempat sel-sel tersebut menjebak
mikroba asing yang hendak menyelinap masuk pintu gerbang pertahanan awal. Ada dua jenis sel
limposit, yaitu limposit B dan T, yang juga dikenal dengan sel B dan sel T. sel tersebut
menghasilkan antibodi sebagai respon pengenalan terhadap antigen asing yang masuk ke dalam
tubuh.2
Keping Darah atau Trombosit (platelet) berbentuk cakram kecil, berukuran lebih kecil
daripada sel darah merah. Keping darah adalah potongan sel-sel yang lebih besar yang
ditemukan dalam sumsum tulang. Keping darah mengandung zat-zat yang memicu proses
pembekuan darah. Ketika suatu jaringan rusak, plasma meluncurkan serangkaian reaksi kimia
yang kompleks. Akhirnya, protein fibrinogen dalam plasma diubah menjadi molekul-molekul
fibrin, yang berkumpul bersama membentuk suatu jala pada lokasi luka. Jala tersebut akan
menjebak sel darah merah dan keeping darah, membentuk suatu gumpalan atau bekuan darah.2

Sistem Kekebalan Tubuh2

KEKEBALAN YANG DIPERANTARAI SEL


(CELL-MEDIATED IMMUNITY)

Granulosit Monosit dan Sel pembunuh alami Limfosit T Faktor-faktor


Makrofag (Natural Killer/NK) (Sel T) pertumbuhan

Faktor
pertumbuhan
Neutrofil Eosinofil Basofil INTERLEUKIN TNF
epidermal
(epidermal
growth
factor/EGF)

Kekebalan yang Diperantarai Sel


Secara umum sel stem pembentuk sel darah tampak pada yolk sac pada usia 3 minggu
embriogenesis. Sekitar 3 bulan kehidupan fetus, beberapa sel migrasi sel ke hati dan mengambil
alih pembentukan sel-sel darah sampai menjelang lahir. Limpa, limfonidi dan timus yang disebut
sebagai jaringan pembentuk ekstramedular juga mendukung pembentukan sel-sel darah. Sekitar
4 bulan kehamilan, ruang sumsum tulang mulai mempunyai peranan penting sebagai sumber
pembentukan sel-sel darah. Pada orang dewasa bila jaringan pembentuk sel-sel darah
ekstramedular mengalami stress maka sumsum tulang akan mengadakan kompesasi.3

Leukosit adalah salah satu sel darah yang merupakan produk dari proses ini. Leukosit
dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu: fagosit dan limfosit. Fagosit terdiri dari
granulosit dan monosit. Granulosit sendiri dari tiga jenis sel, yaitu: neutrofil (polimorf), eusinofil
dan basofil. Sel prekursor limfosit dan sel plasma membentuk populasi imunosit.Pada keadaan
normal hanya sel fagosit matang dan limfosit yang ditemukan dalam darah tepi. Dalam
perkembangannya, neutrofil dan makrofag mempunyai asal yang sama dengan yaitu berasal dari
sel-sel progenitor CFU-GM (colony-formingunits-granulocyte-macrophage). Pada keadaan
normal mengandung 4.000 11.000 sel darah putih per mikroliter dari jumlah tersebut, jenis sel
terbanyak adalah granulosit muda memiliki inti berbentuk sesuatu sepatu kuda, yang akan
berubah menjadi multilobular dengan bertambahnya umur sel. Sebagaian kecil mengandung
granula yang dapat diwarnai dengan zat warna asam (eosinofil), (basofil). Dua jenis sel lain yang
lazim ditemukan dalam darah tepi adalah limfosit, yang memiliki inti bulat besar dan sitoplasma
sedikit, dan monosit yang banyak mengandung sitoplasma tak bergranula dan mempunyai inti
yang berbentuk ginjal. Kerja sama sel tersebut menyebabkan tubuh memiliki sistem pertahanan
yang kuat terhadap berbagai tumor, infeksi virus, bakteri, dan parasit.3

Fungsi fagosit dan imunosit adalah melindungi bagian tubuh melawan infeksi serta
berhubungan erat dengan dua sistem protein tubuh yang larut yaitu immunoglobulin dan
komplemen. Protein ini juga dapat terlibat dalam penghancuran sel darah pada sejumlah
penyakit.3

Granulosit dan monosit darah dibentuk dalam sumsum tulang dari sel prekursor umum
pada granulopoiseis, mieloblas, promielosit dan mielosit membentuk kelompok sel proliferatif
atau mitotik, sementara metamielosit, granulosit batang dan segmen membuat kompartmen
maturasi post-mitotik. Sejumlah besar neutrofil batang dan segmen juga disimpan dalam
suumsum tulang sebagai cadangan. Sumsum tulang normal mengandung lebih banyak sel
myeloid daripada sel eritroid dengan rasio 2 : 1-12:1, prporsi terbesar merupakan neutrofil dan
metamielosit. Pada keadaan stabil dan normal, ruang simpanan sumsum tulang mengandung 10-
15 kali jumlah granulosit yang ditemukan dalam darah tepi. Setelah dibebaskan dari sumsum
tulang, granulosit memakan waktu kira-kira 10 jam dalam sirkulasi sebelum pindah ke dalam
jaringan untuk melakukan fungsi fagositosis.3

Sel Darah

Neutrofil

Sel ini berdiameter 12-15 mm memiliki inti yang khas


padat terdiri atas sitoplasma pucat antara 2 dan 5 lobus
dihubugkan denga benang halus dengan rangka tidak teratur dan
mengandung banyak granula merah jambu ( azurofilik ) atau
merah lembayung. Granula terbagi menjadi granula primer yang
muncul pada stadium promielosit, dan skunder yang muncul pada
stadium mielosit dan tebanyak pada neutrofil matang. Kedua granula berasal dari lisosom, yang
primer mengandung mieloperoksidase, asam fosfatase dan asam hidrolase lain, yang skunder
mengandung lindi dan lisosim.3
Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak berperan dalam sistem pertahanan
tubuh terhadap infeksi bakteri. Neutrofil yang juga dikenal sebagai lekosit polimorfnuklear
(polimorphonuclear leukocyte/PMN) merupakan garis pertahananan terdepan dalam perang
melawan agen penginfeksi atau materi non-diri yang berhasil menembus penghalang fisik
tubuh. Secara normal, infeksi serius oleh baktei akan menyebabkan tubuh menghasilkan neutrofil
dalam jumlah besar. Neutrofil dapat keluar dari pembuluh darah dan menuju jaringan yang
terinfeksi untuk menyerang bakteri tersebut. Nanah yang terdapat dalam jaringan yang
membengkak dan meradang ( abses ) sebagian besar adalah neutrofil.2

Neutrofil dibentuk dalam sumsum tulang dan beredar did alam aliran darah. Neutrofil
akan berpindah menuju bagian yang terinfeksi dan menghancurkan si penyerang dengan
memakannya (fagositosi) atau dengan melepaskan senyawa-senyawa radikal pemicu radang
untuk menghancurkan si penyerang dari luar. Jumlah neutrofil juga dapat meningkat ketika tubuh
merespon stress normal, seperti olahraga, kehamilan, suhu dingin atau panas yang berlebihan,
atau kondisi emosional. Neutrofil juga dapat aktif dan berperan dalam peradangan yang
menyebabkan masalah autoimun. Bagaimanapun, penyebab umum bagi teraktifkannya neutrofil
adalah infeksi bakteri. Ketika jumlah sel darah putih menurun, kemungkian jumlah neutrofil
tidak cukup untuk melawan bakteri.2

Kinetika neutrofil

Kinetiak dan mobilisasi sel leukosit dari sumsum tulang, darah dan jaringan terbagi
dalam 3 kompartmen/pool :

- Kompartmen proliferatif ( mitotik ) : berupa mieloblast, promieolosit dan dan mielosit


dengan rata-rata replikasi sekitar 24 jam.
- Kompartmen cadangan ( kompartmen pasca mitosis ) : pada sumsum tulang sebagian
besar bentuk stab.
- Kompartmen sirkulasi : lekosit mencapai sirkulasi dalam 4-8 hari.3
Fungsi neutrofil :
1. Kemotaksis ( mobilisasi dan migrasi sel ), sel fagosit akan ditarik ke bakteri atau tempat
peradangan yang mungki terjadi karena zat kemotaktik yang dibebaskan oleh jaringan yang
rusak atau oleh komplemen-komplemen.
2. Fagositosis, terjadi dengan cara zat asing di fagositosos. Pengenalan partikel dibantu oleh
oponisasi dengan immunoglobulin atau komplemen karena baik neutrofil maupun monosit
mempuyai reseptor untuk fragmen immunoglobulin Fc untuk C 3, dan komponen-komponen
lain. Opsonisasi sel tubuh normal (misalnya sel darah merah atau trombosit) juga
membuatnya cenderung untuk dirusak oleh makroafag sistem RE. Makrofag juga
mempunyai peranan dalam menghadapkan antigen asing ke sistem imun.
3. Membunuh dan mencerna cara ini terjadi dengan 2 cara yaitu yang tergantung oksigen dan
tak tergantung oksigen. Pada reaksi tergatug oksigen, super-oksida dan hydrogen peroksida
(H2O2), dibentuk dari oksigen dan NADPH atau NADH. Dalam neutrofil, H 2O2, bereaksi
dengan mieloperoksidase dan hakida ittraseluler untuk membunuh bakteri; superoksida (O 2)
juga dapat terlibat. Mekanisme mikrobakterisidal yang non-oksidatif memerlukan
penurunan PH di dalam vakuola fagosit ke dalam mana enzim lisosomal dibebaskan. Faktor
tambahan, yaitu vlaktoferin merupakan suatu protein pengikat besi yang terdapat pada
granula neutrofil bersifat bakteriostatik dengan menghabiskan besi bakteri.3

Eosonofil

Baik eosinofil atau neutrofil melekat pada mikroba


penyerbu dengan menggunakan senyawa mirip-lektin, yaitu
selektin. Molekul selektin ini, seperti lektin-lektin lain di
alam, melekat pada glikoprotein yang ada di permukaaan
bakteri hal ini memberi neutrofil dan eoinofil kesempatan
untuk membunuh bakteri dengan radikal bebas mereka.
Darah orang dewasa biasanya mengandung 0-4 % eosinofil. Eosinofil dapat berpindah dari sel-
sel pembuluh darah ke jaringan atau ke area peradangan dengan cara yang sama dengan
neutrofil. Sel ini serupa dengan neutrofil kecuali sitoplasmanya lebih kasar dan berwarna lebih
merah gelap ( karena mengandung protein basa) dan jarang terdapat lebih dari tiga lobus
intimielosit eosinofil dapat dikenali tetapi stadium sebelumnya tak dapa dibedakan dari prekursor
neutrofil. Waktu perjalan eosinofil dalam darah lebih lama dari neutrofil.2

Kinetika eosinofil
Seperti neutrofil kinetika eosinofil mempuyai tiga kompartmen yaitu .sebagian besar berada
dalam sumsum tulang dan jaringan hanya 1 % dalam sirkulasi. Sekali masuk dalam darah
eusinofil mempunyai konsentrasi 300 sel imatur, dalam sumsum tulang sekitar 100 dan di dalam
jaringan sekitar 300 sel. Dalam keadaan normal bila sudah ke jaringan eosinofil tidak akan
kembali ke sirkulasi.3

Fungsi eosinofil

Penting dalam reaksi alergi, atopi, alergi obat serta infeksi parasit. Eosinofil memacu inflamasi
dengan mengeluarkam mediator proinflamasi seperti protein perform kationik yang berada di
dalam granul sitoplasmik, eikosaoid dan sitokin TNF, MIP-1, TGF 1, GM-CSF, I13, IL5, IL
12 dan I1 6.3

Basofil

Sel basofil menyusun 0-2% sel darah normal, dan


dicirikan oleh adanya granula-granula yang melimpah di
dalam selnya yang menutupi inti dan mengandung
heparin dan histamin dalam jaringan ia menjadi sel mast.
Di dalam darah basofil ditemukan dalam jumlah sedikit.
Basofil memiliki tempat-tempat perlekatan igG dan
degranulasinya dikaitkan dengan pelepasan histamin.2

Kinetika basofil

Basofil seperti juga granulosit lain berada di sumsum tulang mengalami diferensiasi dan maturasi
selama 7 hari, kemudian ke sirkulasi darah dan dalam keadaan normal tidak akan ke jaringan.3

Fungsi basofil

Basofil seperti juga sel mast merupakan sumber utama mediator kimia yang paten berperan
dalam proses imunologi dan inflamasi. Basofil diketahui terlibat dalam proses hipersensitivitas
alergi. Karena sel ini memiliki afinitas yang tinggi terhadap antibody yang disebut IgE.3

Monosit
Monosit menyusun 2-9% lekosit darah yang normal. Sel-sel
monosit meninggalkan pembuluh darah setelah sel-sel ini
dewasa dan masuk ke aliran darah, yaitu tempatnya beredar
lebih kurang selama 14 jam. Setelah itu monosit masuk ke
dalam jaringan dan menjadi makrofag. Monosit adalah
prosesor antigen untuk sel-sel T, dan seperti neutrofil monosit
dapat memakan bakteri. Monosit adalah sel darah yang
paling besar dalam sirkulasi darah. Sel ini mempuyai
sitoplasma kebiru-kelabu mengandung sejumlah azurofil. Inti
asentris, berbentuk ginjal dan mempunyai jala-jala kromatin kasar dengan ruang diantaranya
jernih. Kromatin inti tersebar halus di dalam monosit, sitoplasma banyak dan sedikit basofilik
dengan sediki granula halus.2

Limfosit

Sebagaian besar limfosit adalah kecil dan


mempunyai inti padat, biru, asentris menempati
sebagian besar sel, hanya bagian tepi sitoplasma yang
tipis warna biru muda.

Ada tiga jenis limfosit yaitu limfosit B ( sel B),


limfosit T ( sel T) dan sel nol yang secara morfologik
tidak dapat dibedakan biasanya dikatakan sel T yang
bertanggung jawab untuk respon imun yang diperantai sel dan sel B berfungsi dalam respon
imun yang diperantai humoral.1

Makrofag

Makrofag adalah contoh dari sel-sel APC yang mengenali


organisme penginfeksi menghancurkannya dan
menyerahkannya kepada sel T. Jika sel T bersifat spesifik
terhadap antigen yang terdapat pada bakteri sel T akan
teraktifkan. Salah satu molekul penting yang digunakan
oleh makrofag untuk membunuh mikroorganisme adalah
nitrit oksida. Saat makrofag menjumpai bakteri dan interferon, gen pengatur produksi nitrit
oksida pun dijumpai dalam jumlah besar. Ketika peradangan, gen pengkode enzim nitrit oksida
sinsitase teraktifkan dan asam amino arginin dikonversi menjadi sitrulin, yang kemudian
melepaskan nitrit oksida bebas.2

Perbedaan Unsur Darah1

Unsur Diameter ( m Jumlah/ % Granula Fungsi Nukleus


mm3 Leuko
)
Pulasan Irisan sit
Eritrosit 7-8 6-7 5 x 106 - Tidak ada Transport O2 Tidak
(pria) dan CO2 ada
4,5 x 106
(wanita)
Limfosit 8-10 7-8 1.500-2.500 20-25 Hanya Respons Besar,
azurofil imun bulat,
asentris
Monosit 12-15 10-12 200-800 3-8 Hanya Fagositosis Besar,
azurofil bentuk
ginjal
Neutrofil 9-12 8-9 3.500-7.000 60-70 Azurofil Fagositosis Polimorf
tersier dan
kecil
spesifik
(neutrofilik)
Eosinofil 10-14 9-11 150-400 2-4 Azurofil Fagositosis Dua
tersier dan kompleks lobus
besar antigen- (bentuk
spesifik antibodi dan sosis)
(eosinofilik) control
penyakit
parasit
Basofil 8-10 7-8 50-100 0.5-1 Azurofil Mungkin Besar,
dan besar fagositosis bentuk S
spesifik dan
(basofilik) melepaskan
granula agen
(heparin dan farmakologik
histamin)
Trombosit 2-4 1-3 250.000- - Granulomer Aglutinasi Tidak
400.000 dan ada
pembekuan
darah

Sediaan Hapus Darah Tepi

Sediaan hapusan darah penting untuk pemeriksaan keadaan trombosit, keadaan eritrosit
dan keadaan lekosit. Sediaan Hapus Darah Tepi (SDHT) dugunakan untuk menunjang diagnosis
penyebab inflamasi. Bahan untuk membuat sediaan hapus darah tepi yang paling baik adalah
darak kapiler atau darah vena langsung dibuat hapusan pada kaca objek, juga dapat dibuat dari
darah K3EDTA segar tidak lebih 1 jam setelah pengambilan darah.

Sedian apus yang baik adalah yang


ketebalannya cukup dari kepala (awal)
sampai ke ekor (akhir) dan berbentuk
seperti lidah. Zona morfologi sebaiknya
paling kurang 2 cm.

Cara pembuaant sediaan hapusan


darah dapat menggunakan kaca obyek dan menggunakan kaca penutup, dengan langkah sebagai
berikut: 4
1 Sentuhlah setetes kecil darah (diameter
maksimal 2 mm) kira-kira 2 cm dari tepi
kaca obyek. Darah yang dipakai adalah
darah kapiler, darah heparin atau darah
EDTA.
2 Letakkan kaca obyek dengan darah di
sebelah kanan
3 Dengan tangan kanan, letakkan kaca
obyek lain di kiri tetes darah, lalu
gerakkan ke kanan sampai menyentuh
darah
4 Tunggu darah menyebar sampai cm
dari sudut kaca penggese
5 Geser kaca ke kiri dengan sudut 30-45,
jangan menekan ke bawah
6 Biarkan sediaan mengering di udara
7 Tulis nama klien dan tanggal pada bagian
sediaan yang tebal

Sediaan hapus darah di fiksasi dengan


metanol absolute selama 2-3 menit untuk
mengawetkan sediaan agar dapat dipergunakan
kembali, namun jika tidak ingin di simpan
penggunaan methanol absolute tidak perlu
digunakan. Setelah hapusan darah difiksasi,
dilanjutkan dengan pewarnaan Wright. Dengan
pewarnaan ini maka keadaan sel-sel darah akan
terlihat jelas di bawah mikroskop, namun
pemberian warna tidak boleh sampai kering dan
harus menutupi permukaan darah karena bila
tidak akan terjadi penguapan dan darah akan
mengendap. Setelah itu ditambahkan larutan
buffer yang berguna untuk membantu zat warna
masuk ke dalam sel. Dengan catatan setiap tetesan pewarnaan Wright sama hitungannya dengan
tetesan larutan buffer.

Perbedaan Jumlah Absolut Sel Darah


%
absolute count

Basophil 01
100
Eosinophil 13
50 - 300
Stab neutrophil 2
6 100 - 600
Segmented neutrophil
50 70 2500 - 7000
Lymphocyte 20
40 1000 - 4000
Monocyte 48
200 - 800

Absolute count = % x
Leucocyte count / uL

Normal Leucocyte
count : 5000
10.000/uL
Penilaian Sediaan Hapus Darah Tepi

1. Eritrosit
Penilaian terhadap eritrosit dicari daerah yang eritrosit berdekatan tetapi tidak saling
menumpuk, kemudian dinilai 3S : ukuran (size), bentuk (shape), dan warna (staining). Ukuran

eritrosit normal 6-8 m , kira-kira sama dengan inti limfosit kecil. Bentuk eritrosit bulat

dengan bagian tengah berwarna terang, luas bagian yang lebih terang kira-kira setengah luas
eritrosis. Jika ukuran eritrosit lebih besar disebut sebagai eritrosit makrositik dan jika lebih kecil
disebut mikrositik, serta jika bagian yang lebih terang lebih dari setengah luas eritrosit disebut
hipokrom. Dilihat apakah ada badan inklusi, parasit, aau ada eritrosit berinti. Eritrosit berinti
dilaporkan jumlahnya dalam 100 leukosit. Jika jumlah leukosit berinti jumlahnya lebih dari 10,
maka jumlah leukosit harus dikoreksi.5

2. Leukosit
Penilaian terhadap leukosit dilaporkan perkiraan jumlah, hitung jenis, morfologi leukosit.
Jumlah leukosit dilaporkan normal, meningkat, atau turun. Hitung jenis leukosit dilakukan
terhadap 100 leukosit, dilaporkan jumlahnya dalam persen basofil, eosinofil, neutrofil batang,
neutrofil segmen, limfosit dan monosit.
Dalam keadaan normal jumlah basofil 0-1%, eosinofil 1-3%, neutrofil batang 2-6%,
neutrosil segmen 50-70%, limfosit 20-40% dan monosit 2-8%. Dalam keadaan abnormal selain
sel tersebut dapat dijumpai sel yang lebih muda seperti sel blas, promielosit, mielosit, dan
metamielosit harus dilaporkan. Bila ada sel yang muda urutan pelaporannya adalah sesuai
dengan urutan maturasi sel, yaitu; sel blas, promielosit, mielosit, metamielosit, basofil, eosinofil,
netrofil batang, netrofil segmen, limfosit, monosit.5
3. Trombosit
Penilaian terhadap trombosit dilaporkan perkiraan jumlah dan morfologi trombosit.
Perkiraan jumlah trombosit pada keadaan normal 3-8 trombosit/100 eritrosit, sesuai dengan
jumlah trombosit 150.000-400.000/mikroliter.5

DAFTAR PUSTAKA
1. Gartner Leslie P, Hiatt James L. Atlas Berwarna Histologi. Edisi Kelima. Tangerang
Selatan: Penerbit Binarupa Askara; 2012. Hal 121-136
2. DAdamo Peter J, Whitney Catherine. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit PT
Bhuana Ilmu Populer; 2007. Hal 100-101, 219-224
3. Permono Bambang H, Sutaryo, Ugrasena IDG, Windiastuti Endang, Abdulsalam
Maria, dkk. Cetakan Ketiga. Jakarta: Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia;
2010. Hal 101-107
4. Nugroho Heru Santoso Wahito. Laboratorium 1 : Pemeriksaan Hematologi. (online)
available from: http://static.schoolrack.com/files/25632/333288/lab-klinik.pdf
5. Penuntun Praktilum Kulit dan Jaringan Penunjang. Program Studi Pendidikan
Dokter Universitas Palangka Raya; 2012.

Anda mungkin juga menyukai