1. LEMBAR UTAMA
1. Judul Penelitian
UJI TOKSISITAS EKSTRAK BUAH PARE (Momordic charantia L.)
TERHADAP LARVA Artemia salina Leach DENGAN METODE BSLT (BRINE
SHRIMP LETHALITY TEST)
2. Nama Peneliti
3. Pembimbing Penelitian
Nama : dr. Adelgrit Trisia
Departemen : Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Palangka Raya
4. Kata Kunci
WAKTU ANGGARAN
3 bulan -
1
6. Sumber Dana Penelitian
Penelitian ini menggunakan dana dari:
a. Pribadi
b. Sponsor
7. Tempat Penelitian
Nama :
Alamat :
Fax :
Email :
2
2. LEMBAR PERNYATAAN DAN PENGESAHAN
8. Pernyataan Peneliti
Dengan ini saya menyatakan:
a. Penelitian dengan judul seperti tertera pada lembar utama nomor 1 merupakan
penelitian orisinil bukan plagiat.
b. Sepakat untuk melakukan penelitian dengan judul seperti tertera pada lembar
utama nomor 1.
3
3. LEMBAR URUTAN PENELITIAN
10. Latar Belakang Masalah
Tumbuh-tumbuhan telah dipergunakan oleh manusia sejak beribu
tahun yang lalu untuk menjaga kesehatan dan mengobati berbagai penyakit.
Tokoh-tokoh terkenal di dunia pengobatan, seperti Hipocrates (460-370 SM),
Dioscorides (40-80 SM), Galenus (131-200 M), Avicenna (980-1037), dan
Paracelcus (1493-1541) acap kali memperkenalkan obat-obatan yang berasal
dari tumbuhan. Sampai pertengahan abad XIX, peranan pengobatan alami
sangat dominan dalam bidang kesehatan.
Di Indonesia sendiri, pengobatan alami dilakoni oleh para dukun dari
berbagai suku yang tersebar di wilayah nusantara. Hal ini sangat erat
kaitannya dengan kekayaan sumber alam yang dimiliki dan keragaman
budaya yang terpelihara sampai saat ini. Pada ahli kedokteran mencatat 47%
dari seluruh resep dokter yang ditulis di AS dalam setahun berasal dari bahan
alami. Mation Cancer Institute di AS sejak tahun 1990 telah menyeleksi
100.000 ekstrak dari 30.000jenis tumbuhan. Mereka menemukan 3.000
ekstrak yang sangat potensial sebagai obat anti kanker, sebagian besar contoh
tumbuhan yang diekstrak didatangkan dari hutan tropis.
Negara Indonesia dikenal dunia memiliki hutan hujan tropika yang
kaya akan keanekaragaman flora. Diperkirakan flora Indonesia memiliki
30.000-40.000 spesies tumbuhan berbunga. Ini suatu jumlah yang melebihi
aneka flora dari negara-negara tropika lainnya di dunia. Dari jumlah tersebut,
terdapat tidak kurang dari 1.100 spesies tumbuhan yang dapat digunakan
sebagai tumbuhan obat tradisional (Heyne 1987). Menurut Kassahara dan
Hemmi (1986), dari 28.000 jenis tumbuhan yang ditemukan di Indonesia,
7.000 jenis (7.577 jenis) diantaranya adalah tumbuhan obat.
Fransworth (1985) dalam Zuhud et al. (1994), menyatakan bahwa
74% dari 121 bahan aktif obat modern di USA berasal dari pengetahuan obat
tradisional yang berasal dari tumbuhan hujan tropika. Hal ini menunjukkan
bahwa hutan tropika Indonesia sangat potensial mengandung berbagai
senyawa bioaktif yaitu senyawa yang dalam kadar kecil dapat mempengaruhi
fungsi fisiologi sel hidup. Oleh karena itu, keanekaragaman hayati hutan
4
tropika Indonesia adalah sumber senyawa-senyawa metabolit sekunder (zat
ekstraktif) yang tak ternilai jumlah jenisnya. Senyawa-senyawa ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan obat untuk mengatasi berbagai penyakit bahkan
obat modern yang beredar di pasaran merupakan hasil eksplorasi zat
ekstraktif tumbuhan yang terdapat di hutan tropis.
Kekayaan alam hutan Tropis Indonesia menyimpan beribu-ribu
tumbuhan berhasiat obat dan dihuni oleh berbagai suku dengan pengetahuan
pengobatan tradisional yang berbeda-beda. Tradisi dan adat penduduk asli
pada pelestarian lingkungan sangat penting. Hilangnya berbagai jenis flora
dan fauna di antaranya akibat dari hilangnya keragaman budaya.2
Krisis ekonomi yang melanda serta kesadaran masyarakat untuk back
to nature telah meningkatkan penggunaan tanaman obat baik untuk
pencegahan maupun dalam pengobatannya. Dengan demikian,
keanekaragaman tumbuhan obat tersebut sangatlah mungkin dimanfaatkan
demi kesejahteraan umat manusia.1
Melalui penelitian ini, peneliti akan mencoba memberi dan menambah
pengetahuan mengenai hasil penelitian uji toksisitas pada buah Pare
(Momordic charantia L.) dengan metode BSLT (Brine Shirmp Lethality Test)
terhadap larva udang Artemia salina Leach untuk mengetahui tingkat
toksisitas obat herbal dari tumbuhan Pare (Momordic charantia L.) yang
menyangkut faktor keamanan dalam mengkonsumsi obat herbal tersebut.
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, semoga penelitian ini
bermanfaat bagi masyarakat semua.
11.2 Hipotesis
5
- Tingkat kosentrasi buah Pare (Momordic charantia L.) dapat
menimbulkan efek toksik yang berbeda terhadap larva udang
Artemia salina.
6
pembaca.
- Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan sehingga peneliti bisa
memberikan informasi mengenai uji tosisitas buah Pare (Momordic
charantia L.) terhadap larva udang Artemia salina Leach dengan
metode BSLT (Brine Shirmp Lethality Test).
13.1.2 Toksikologi
Toksikologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari sifat-
sifat racun zat kimia terhadap makhluk hidup dan lingkungan.26 Setiap
zat kimia pada dasarnya bersifat racun, tetapi setiap keracunan
ditentukan oleh banyak faktor terutama dosis. Setiap zat kimia yang
akan digunakan harus diuji toksisitas dan keamanannya. Setiap zat
kimia, bila diberikan dengan dosis yang cukup besar akan
menimbulkan gejala-gejala toksik.2
Pada awal mulanya toksikologi didefinisikan sebagai ilmu
tentang racun. Pada saat itu pengertian racun msih dipisahkan dengan
makanan. Bahan pangan atau zat kimia yang dengan jelas berbahaya
bagi tubuh disebut racun, sedangkan yang bermanfaat bagi tubuh
disebut makanan.
Untuk meneliti berbagai macam efek yang berhubungan
dengan masa pemejanan, uji toksikologi dibagi menjadi tiga kategori
yaitu :
7
1. Uji Toksisitas Akut. Uji ini dirancang untuk menentukan efek toksik
suatu senyawa yang akan terjadi dalam masa pemejanan dengan
waktu yang singkat atau pemberiannya dengan takaran tertentu. Uji
ini dilakukan dengan cara pemberian konsentrasi tunggal senyawa
uji pada hewan uji. Takaran konsentrasi yang dianjurkan paling tidak
empat peringkat konsentrasi, berkisar dari konsentrasi terndah yang
tidak atau hampir tidak mematikan seluruh hewan uji sampai dengan
konsentrasi tertinggi yang dapat mematikan seluruh atau hampir
seluruh hewan uji. Biasanya pengamatan dilakukan selama 24 jam,
kecuali pada kasus tertentu selama 7-14 hari.
2. Uji Toksisitas Subkronis atau Subakut, dilakukan dengan
memberiakn zat kimia yang sedang diuji tersebut secara berulang-
ulang terhadap hewan uji selama kurang dari 3 bulan. Uji ini
ditujukan untuk mengungkapkan spectrum efek toksik senyawa uji,
serta untuk xviii melihatkan apakah spectrum toksik itu berkaitan
dengan takaran konsentrasi.
3. Uji Toksisitas Kronis, dilakukan dengan memberikan zat kimia
secara berulang-ulang pada hewan uji selama lebih dari 3 bulan atau
sebagian besar dari hidupnya. Meskipun pada penelitian digunakan
waktu lebih pendek, tetapi tetap lebih lambat dibandingkan Uji
Toksisitas Akut maupun Uji Toksisitas Sub Akut.3
Secara umum, semakin kecil nilai LD50, semakin toksik
senyawa tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin besar nilai LD50,
semakin rendah toksisitasnya. Hasil yang diperoleh (dalam mg/kgBB)
dapat digolongkan menurut potensi ketoksikan akut senyawa uji
menjadi beberapa kelas, seperti yang terlihat pada tabel berikut.
Loomis (1978).4
N Kelas LD 50 (mg/KgBB)
o.
1 Luar biasa toksik 1 atau kurang
2 Sangat toksik 1- 50
3 Cukup toksik 50-500
8
4 Sedikit toksik 500-5000
5 Praktis tidak toksik 5000-15000
6 Relatif kurang berbahaya Lebih dari 15000
9
yang mempengaruhi metabolisme dalam tubuhnya. A. salina ditemukan
hampir pada seluruh tempat di permukaan perairan di bumi yang
memiliki kisaran salinitas 10-20 g/l, hal inilah yang menyebabkannya
mudah dibiakkan. Telur A. salina terlihat seperti partikel-partikel kecil
berwarna coklat dengan diameter kira-kira 0,20 mm. Partikel-partikel
tersebut akan naik ke permukaan dan akhirnya tersapu ke darat oleh
angin ketika terjadi penguapan air pada musim-musim tertentu di
wilayah perairan yang memiliki kadar garam tinggi. Telur-telur tersebut
dapat dikumpulkan dan dipisahkan dari pasir dan kotoran lainnya
dengan cara pengayakan. Telur-telur tersebut memiliki resistensi yang
tinggi terhadap kondisi ekstrim dan dapat disimpan dalam waktu yang
lama, jika telur-telur tersebut berada dalam keadaan bebas air.1
Artemia salina Leach adalah sejenis udang air asin. Telurnya
merupakan makanan ikan tropis dan telur tersebut dapat dijumpai di
toko-toko yang menjual ikan hias tropis dengan nama brine shrimp
eggs. Telur ini dapat bertahan selama bertahun-tahun dalam keadaan
kering. Jika dimasukkan dalam larutan air laut, telur-telur akan menetas
dalam waktu 48 jam dan menghasilkan sejumlah nauplii. Nauplii
Artemia salina Leach ini dapat dipakai sebagai alat yang baik untuk
mendeteksi senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas biologi
(Mclaughlin dan Rogers, 1998).
Uji BSLT dengan menggunakan A. salina dilakukan dengan
menetaskan telur-telur tersebut dalam air laut yang dibantu dengan
aerasi. Telur A. salina akan menetas sempurna menjadi larva dalam
waktu 24 jam. A. Salina yang baik digunakan untuk uji BSLT ialah
yang berumur 48 jam sebab jika lebih dari 48 jam dikhawatirkan
kematian A. salina bukan disebabkan toksisitas ekstrak melainkan oleh
terbatasnya persediaan makanan (Meyer et al. 1982).
Larva yang baru saja menetas berbentuk bulat lonjong dan
berwarna kemerah-merahan dengan panjang 400 m dengan berat 15
g. Anggota badannya terdiri dari sepasang sungut kecil (anteluena
10
atau antena I) dan sepasang sungut besar (antena atau antena II). Di
bagian depan diantara kedua sungut kecil tersebut terdapat bintik merah
yang berfungsi sebagai mata (oselus). Di belakang sungut besarnya
terdapat sepasang mandibula (rahang) yang kecil, sedangkan di bagian
perut (ventral) sebelah depan terdapat labrum (Mudjiman 1983).1
11
suatu nilai yang menunjukkan konsentrasi zat toksik yang dapat
menyebabkan kematian hewan uji sampai 50 %. Data mortalitas yang
diperoleh kemudian diolah dengan probit analisis yang dirumuskan
oleh Finney (1971) untuk menentukan nilai LC50 pada derajat
kepercayaan 95 %. Senyawa kimia berpotensi bioaktif jika mempunyai
nilai LC50 kurang dari 1.000 ppm (Meyer et al. 1982).1
Metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) merupakan
salah satu metode untuk menguji bahan-bahan yang bersifat sitotoksik.
Metode ini menggunakan larva Artemia salina Leach sebagai hewan
coba. Uji toksisitas dengan metode BST ini merupakan uji toksisitas
akut dimana efek toksik dari suatu senyawa ditentukan dalam waktu
singkat setelah pemberian dosis uji.
Prosedurnya dengan menentukan nilai LC 50 dari aktivitas
komponen aktif tanaman terhadap larva Artemia salina Leach. Suatu
ekstrak dikatakan aktif sebagai antikanker berdasarkan Metode BSLT
(Brine Shrimp Lethality Test) jika harga LC < 1000 g/ ml. Penelitian
Carballo dkk menunjukkan adanya hubungan yang konsisten antara
sitotoksisitas dan letalitas Brine shrimp pada ekstrak tanaman. Metode
BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) dapat dipercaya untuk menguji
aktivitas toksikologi dari bahan-bahan alami.3
12
13.1.5
13.2 Kerangka Konsep
Kerangka Teori
13
perlakuan. Jumlah larva tiap tabung uji dengan lima kali replikasi adalah 50
ekor. Jadi, jumlah total sampel adalah 250 ekor larva.
14.5 Teknik Sampling
Simple Random Sampling terhadap larva Artemia
salina Leach.
14.6 Rumus Sampling
Efek toksisitas dianalisis dari pengamatan dengan persen kematian.
jumlah larva yang mati
larva= 100
jumlah larvauji
T K
Kematian Larva= 100
10
Keterangan : :
T = Jumlah larva uji yang mati
K = Jumlah larva kontrol yang mati
10 = Jumlah larva uji6
14.7 Variabel Penelitian
Variabel terikat : Persentase kematian larva Artemia salina
Leach
Variabel bebas : Kosentrasi larutan uji yaitu ekstrak buah Pare
14
(Momordic charantia L.)
Kriteria Inklusi : Larva berumur 48 jam
Kriteria Eksklusi : Larva Artemia salina Leach yang tidak
menunjukan aktivitas pergerakan sebelum
perlakuan.
14.8 Metode Pengolahan Data dan Analisis Statistik
a. Data akan dikumpulkan dengan cara menghitung persentase
kematian larva Artemia salina Leach yang kemudian dimasukkan ke
dalam table (data terlampir di lampiran).
b. Data akan dianalisis dengan menggunakan program SPSS 11,5.
14.9 Definisi Operasional
- Pare (Momordic charantia L.)
Definisi :
- Artemia salina Leach
Definisi : Sejenis udang-udangan primitif yang termasuk
dalam filum Arthropoda. Kriteria mati larva udang
terlihat apabila larva mengapung atau tidak
menunjukkan pergerakan selama beberapa detik.
- Toksisitas
Definisi : Kemampuan suatu zat untuk menimbulkan
kerusakan sistem biologis pada suatu makhluk hidup
yang terpapar. Dalam penelitian ini toksisitas
ditandai oleh matinya Artemia salina Leach.
- BSLT (Brine Shirmp Lethality Test)
Definisi : Metode untuk uji toksisitas akut dengan
menggunakan larva Artemia salina Leach sebagai
hewan coba dan digunakan sebagai suatu bioassay
yang sederhana untuk penelitian bahan alam.
Etik Penelitian
15
RINCIAN BIAYA PENELITIAN
Dana masuk
Pribadi 500.000
Sponsor 1.500.000
Transportasi
Motor 13.000 X 60 hari 780.000
ATK
Tintah print 10.000 X 2 20.000
Kertas HVS A4 50.000 X 2 100.000
Konsumsi
Nasi bungkus 7.000 X 60 hari 420.000
Aqua botol 3.000 X 60 hari 180.000
Dana tidak terduga 500.000
Dana keluar 0
Daftar Pustaka
Available from:
16
http://eprints.undip.ac.id/8087/1/Anindita_Rosenda_Eka_Hendrawati.
pdf
Available from:
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2/b492aa5a22f6f8a763256f2
afac928044a734274.pdf.
KAJIAN ETIK
17
USULAN RISET MAHASISWA MODUL RISET
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS PALANGKARAYA
Nama Pengkaji :
Judul Usulan Riset :
18
Tanda tangan Pengkaji Etik:
------------------------------------
Kepada
Yth.
19
Kepala Puskesmas Bukit Hindu
Di Palangka Raya
Bersama surat ini kami memohon ijin kepada Kepala Puskesmas Bukit Hindu
Palangkaraya agar kiranya dapat memberikan ijin untuk pemakaian data hasil
pemeriksaan pasien penderita asma berusia 6-12 tahun di Puskesmas Bukit Hindu
Palangkaraya agar penelitian ini dapat memberikan hasil untuk kita semua.
Atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami ucapkan terima kasih banyak.
KETUA PSPD
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
20
NIP. 19530516 198003 2 001
21
Universitas Palangka Raya memohon persetujuan untuk menggunakan data hasil
pemeriksaaan kesehatan pasien hipertensi di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya.
Yang bertanda tangan di bawah ini, PIHAK PERTAMA :
Nama :
Alamat :
Usia :
Jenis kelamin :
Dengan ini mengijinkan PIHAK KEDUA yaitu tim peneliti dari Program Studi
Pendidikan Dokter Universitas Palangka Raya untuk menggunakan data hasil
pemeriksaan kesehatan PIHAK PERTAMA sebagai bahan data penelitian.
Atas kerjasama dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
----------------------------------
KUISIONER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
Jalan Hendrik Timang Komplek UNPAR
Nama :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Usia :
22
a. Dibiarkan saja
b. Diobati sendiri
c. Di bawa ke Puskesmas/Dokter/Bidan
3. Berapaka kali ibu/bapak menguras bak mandi ?
a. Lebih dari seminggu sekali
b. 1-2 kali dalam seminggu
4. Apakah anda pernah menimbun sejenis kaleng-kaleng bekas ?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah anak anda pernah demam tinggi selama 5 hari ?
a. Ya b. Tidak
6. Bilamana demam itu turun tetapi kembali tinggi lagi, apa yang ibu/bapak lakukan ?
a. Diobati sendiri
b. Di bawa ke Dokter
7. Apakah di sekitar rumah anda banyak kaleng atau ember bekas?
a. Ya b. Tidak
8. Bila ada, ibu/bapak apakan barang bekas tersebut ?
a. Dibiarkan saja b. Dibuang c. Dikubur
23