Anda di halaman 1dari 8

Tugas Farmakologi

Kelompok 1

Nama Anggota Kelompok

Uswatun Hasanah

Ruchiyyih Diah Palupi

Dea Intan Soraya

Irene Theresia

Galih Indra Permana

Risna Ariani

Karina Lucia Indriani

Silverius Seantoni Sabella

Kristian

Sisca

Lofiani

Program Studi Pendidikan Dokter

Universitas Palangka Raya

2013
Kasus 2

Tn. M, 60 tahun dibawa ke bagian Emergency RS karena merasa dadanya sakit seperti ditindih
beban berat sejak 2 jam yang lalu. Rasa nyeri menjalar ke lengan kiri. Tn. M adalah seorang
perokok berat sejak usia muda, dan memiliki riwayat DM, tapi berobat tidak teratur. Pada
pemeriksaan fisik tampak kesakitan, disertai keringat dingin. Tekanan darah 160/100 mmHg,
nadi 104/menit, suhu 36o C, respirasi 24 kali/menit. Bunyi jantung dan paru normal. EKG: irama
sinus 112x/menit, T inverted di hantaran V2-V3-V4. Laboratorium: Hb 14 g/dL, lekosit
10000/uL, trombosit 225000/uL. Gula darah sewaktu 180 mg/dL (N: < 140), Ureum 45 mg/dl
(N: 40-50 m/dL), kreatinin 1,0 mg/dL (N: < 1,2 ). Natrium 137 mEq/L (N: 135-1450, Kalium 3,0
mEq/L (N: 3,5-4,5), Asam urat 8,5 mg/dL (N: <6,5).

Kata Kunci

Tn.M 60 tahun

Dada Sakit Sejak 2 Jam Lalu

Rasa Nyeri Menjalar Sejak Muda

Memiliki Riwayat DM

Berobat Tidak Teratur

Hipotesis

Tn.M Mengalami Angina Pektoris Tak Stabil disertai DM dan Hipertensi

Pertanyaan

1. Apa masalah pada pasien ini ?

2. Pemeriksaan penunjang apa yang anda anjurkan ?

3. Obat apa yang anda rencanakan diberikan pada pasien ini ?

4. Jelaskan alasan pemilihan obat tersebut !

5. Jelaskan mekanisme kerja obat-obat tersebut !


6. Diskusikan aspek-aspek farmakologi lain yang dirasa penting dari obat yang anda pilih.

Jawaban Pertanyaan

1. Masalah pada Pasien di Kasus 2


Tn.M Mengalami Nyeri Dada
Tn. M adalah seorang perokok berat sejak usia muda
Tn.M Memiliki Riwayat DM tapi Berobat tidak Teratur

Diabetes mellitus adalah suatu kondisi dimana terjadi gangguan jumlah atau fungsi insulin di
dalam tubuh. Insulin, hormon yang diproduksi oleh pankreas, diperlukan untuk mencegah gula
darah dan mengubahnya menjadi energi. Pada keadaan dimana tubuh tidak mampu menghasilkan
cukup insulin, maka kadar gula darah akan mengalami peningkatan karena tidak dapat
dikendalikan oleh insulin. Akibat kelebihan kadar gula dalam darah akan mengakibatkan glukosa
berlebihan dalam darah, sehingga terjadi penimbunan lemak di dinding arteri yang mengganggu
sirkulasi darah dan akhirnya terjadi arterosklerosis yang dapat mengakibatkan infark jantung
yang ditandai serangan angina pektoris.

Penimbunan lemak di arteri akan mengakibatkan pengerasan pembuluh darah atau dimana
keadaan pembuluh darah tidak elastis, maka agar darah dapat tetap mengalir diperlukan kerja
jantung yang memompa lebih keras, pemompaan jantung ini akan mengakibatkan tekanan darah
meninggi (Hipertensi), yang akhirnya dapat mengakibatkan gagal jantung di sertai dengan rasa
sesak dada (Angina pektoris) dan udema di kaki.

Merokok memperkuat efek buruk dari hipertensi terhadap sistem pembuluh darah. Pada
penderita diabetes nikotin yang terkandng dalam rokok dapat mempengaruhi secara buruk
penyerapan glukosa oleh sel atau tidak terjadinya pembakaran glukosa untuk menjadi sumber
energi. Nikotin dari tembakau menimbulkan vasokontriksi dengan peningkatan tekanan darah
dan frekuensi denyut jantung yang meningkatkan kebutuhan jantung untuk oksigen. Lagipula
asap rokok mengandung karbondioksida (CO) yang memperkecil penyerapan oksigen di paru-
paru, juga berisi TER yang selain bersifat karsinogen, dimana pada jangka panjang dapat
merusak dinding pembuluh dengan efek arterosklerosis. Begitu pula pembentukan
karboksihemoglobin menurunkan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen.
2. Pemeriksaan Penunjang yang dianjurkan di Kasus 2

Untuk Angina Tidak Stabil :

EKG : Menentukan area jantung dan arteri mana yang terganggu


Echocardiografi : Menunjukan ke-abnormalan pergerakan dinding ventrikel
Angiografi Koroner : Untuk menentukan luas dan beratnya penyakit koroner
Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan troponin T atau I dan pemeriksaan CK-MB
Kateterisasi : Untuk mengetahui arteri koroner yang terlibat

Untuk Hipertensi dan DM :

Pemeriksaan laboratorium, misalnya urin, darah perifer lengkap, kimia darah (kalium,
natrium, kreatinin), gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan EKG. Dapat juga
dilakukan pemeriksaan tambahan seperti asam urat, kolesterol LDL, dan ekokardiografi)

3. Obat yang direncanakan diberikan pada pasien, alasan pemilihan obat, dan mekanisme
kerja obat di kasus 2:

Obat yang biasa digunakan untuk pengobatan angina tidak stabil adalah nitrat organik, -

blockers, heparin dan aspirin. Penghambat kanal Ca ++ dapat digunakan sebagai tambahan, karena
efek relaksasi terhadap vasospasme pembuluh darah pada angina tidak stabil.
Obat Anti Iskemia
Nitrat
Penyekat Beta
Antagonis Kalsium
Obat Antiagregasi Trombosit
Aspirin
Tikiopidin
Klopidogrel
Inhibitor Glikoprotein IIb/IIIa
Obat Antitrombin
Unfractionated
Low Molecular Weight Heparin (LMWH)
Direct Thrombin Inhibitors
Obat Antiiskemik

Nitrat Organik menurunkan kebutuhan dan meningkatkan suplai oksigen dengan cara
mempengaruhi tonus vaskuler. Nitrat organik juga dapat menimbulkan vasodilatasi dan
mempunyai efek antiagregasi trombosit
NITRAT vasodilatasi pembl. Vena dan arteriol perifer preload dan afterload wall
stress dan kebutuhan oksigen
NITRAT suplai oksigen dengan vasodilatasi pembl.koroner dan memperbaiki aliran
darah kolateral
Nitrat tersedia dalam sediaan sublingual, bukal, oral, transkutan, dan sediaan intravena.
Contoh obat : nitrogliserin atau isosorbid dinitrat (terutama di Indonesia)

Efek-efek Nitrat yang


Menguntungkan dan Merugikan
dalam Terapi Angina
PENYEKAT BETA denyut jantung & daya kontraksi jantung me kebutuhan
oksigen
Semua pasien dengan angina tak stabil harus diberi penyekat beta kecuali ada KI. Contoh
obat: propranolol, metoprolol, atenolol. Kontraindikasi: asma bronkial, bradiaritmia

ANTAGONIS KALSIUM dibagi dalam 2 gol. besar:


a. gol. Dihidropiridin seperti nifedipin
b. gol. Nonhidropiridin seperti diltiazem dan verapamil
Kedua obat ini menyebabkan vasodilatasi koroner dan menurunkan tekanan darah.

Obat Antiagregasi Trombosit

ASPIRIN diberikan kepada semua pasien dengan angina. Aspirin menurunkan derajat
adhesi platelet dan memperpanjang waktu perdarahan. Aspirin dapat mengurangi kematian
jantung dan mengurangi infark fatal maupun non fatal dari 51% - 72% pada pasien dengan
angina tidak stabil.

TIKLOPIDIN suatu derivat tienopiridin merupakan obat lini kedua, digunakan pada
pasien yang tidak tahan aspirin. Pemakaian tiklopidin mulai ditinggalkan.

KLOPIDOGREL suatu derivat tienopiridin, yang dapat menghambat agregasi platelet.


Klopidogrel juga terbukti dapat mengurangi stroke, infark dan kematian kardiovaskular.

INHIBITOR GLIKOPROTEIN IIb/IIIa merupakan ikatan fibrinogen dengan reseptor GP


IIb/IIIa pada platelet ialah ikatan terakhir pada proses agregasi platelet. Karena inhibitor GP
IIb/IIIa menduduki reseptor tadi maka ikatan platelet dengan fibrinogen dapat dihalangi dan
agregasi platelet tidak terjadi.

Obat Antitrombin

Unfractionated Heparin

Suatu glikosaminoglikan yang terdiri dari pelbagai rantai polisakarida yan berbeda
panjangnya dengan aktivitas antikoagulan yang berbeda-beda
Antitrombin III, bila terikat dengan heparin menghambat trombin & faktor Xa
Mengikat protein plasma yang lain, sel darah dan sel endotel mempengaruhi
bioavaibilitas
Kelemahan: heparin dapat dirusak oleh platelet faktor 4.

Low Molecular Weight Heparin (LMWH)

Kebanyakan mengandung sakarida kurang dari 18 & hanya bekerja pada faktor Xa.
Ikatan protein plasma kurang, bioavaibilitas>, tidak mudah di netralisir oleh faktor 4.
Contoh obat: dalteparin, nadroparin, enoksaparin, dan fondaparinux.

Direct Thrombin Inhibitors

Mencegah pembentukan bekuan darah, tanpa dihambat oleh plasma protein maupun
platelet faktor 4.
Untuk penanganan hipertensi WHO menganjurkan lima jenis obat dengan daya hipotensif
dan efektivitas kurang lebih sama, yaitu Diuretik, Beta-blockers, Antagonis-Ca, ACE-inhibitors
dan ATII-reseptorblockers. Pada Hipertensi dengan Diabetes sebaiknya digunakan suatu

penghambat ACE atau -blockers selektif. Bila terjadi kontraindikasi dianjurkan obat-obat

seperti -blockers dan antagonis-Ca long-acting.

Pilihan Obat Hipertensi pada Penderita dengan


Gangguan Lain dan Beberapa Kombinasi yang Dianjurkan
Bila Hipertensi disertai Obat yang Dianjurkan
o Diabetes tipe-2 ACE-inhibitor + -blockers
o Gagal-jantung
Diuretik, -blockers atau ACE-inhibitor
o Angina pectoris
o Retinopati diabetes -blockers atau antagonis-Ca

o Setelah infark jantung
ACE-inhibitor atau ATII-reseptor blockers
-blockers atau ACE Inhibitor
Kombinasi obat yang dianjurkan:

Diuretic + -blockers, ACE-inhibitor atau ATII-reseptor blockers

Antagonis-Ca + -blockers, ACE-inhibitor atau ATII-reseptor blockers

Mekanisme Kerja
Obat hipertensi berbagai macam dan cara kerjanya dapat dibagi dalam beberapa jenis yakni:
Meningkatkan pengeluaran air dari tubuh: Diuretik
Memperlambat kerja jantung: -blockers
Memperlebar pembuluh: vasodilator langsung (hidralazin, minoxidil), antagonis-Ca,
ACE-inhibitor dan ATII-reseptor blockers.
Menstimulasi SSP: agonis -2 sentral seperti klonidin dan moxonidin, metildopa,

guanfasin dan reserpin


Mengurangi pengaruh sistem saraf otonom terhadap jantung dan pembuluh, yakni:
-1 blockers derivat quinazolin (prazosin,doxazosin,alfuzosin, tamsulosin),

ketanserin (ketansin)
-1 dan -2 blockers; fentolamin
-1 blockers; propranolon, atenolon, metoprolol, pindolol, bisoprolol, timolol,dll
/ blockers; labetolol dan carvedilol
Untuk penanganan diabetes, terdapat empat kategori obat antidiabetik oral, yaitu : insulin
secretagogue (sulfonilurea, meglitinid, derivate D-fenilalanin), biguanid, tiazolidinedion,
dan inhibitor -glukosidase.

Mekanisme Kerja
Untuk Sulfonilurea adalah meningkatkan pelepasan insulin di pancreas, dimana mekanisme
kerja obat ini adalah penurunan kadar glucagon serum dan penutupan kanal kalsium di jaringan
selain pankreas. Meglitinid, obat ini memodulasi pelepasan insulin dari sel dengan
mengatur efluks kalium melalui kanal kalsium. Derivate D-fenilalanin merangsang pelepasan
insulin secara sangat cepat dan berlangsung sementara dari sel melalui penutupan kanal K+
yang sensitif-ATP. Obat ini juga memulihkan sebagian pelepasan awal insulin sebagai respon
terhadap uji toleransi glukosa intravena. Biguanid, dimana kerjanya dalam menurunkan kadar
gula darah tidak bergantung pada sel pankreas yang berfungsi. Mekanisme kerja biguanid
meliputi (1) penurunan glukoneogenesis di hati dan ginjal (2) pelambatan absorpsi glukosa dari
saluran cerna dengan peningkatan konversi glukosa menjadi laktat oleh enterosit (3) stimulasi
langsung glikolisis di jaringan dengan peningkatan bersihan glukosa dari darah, dan (4)
penurunan kadar glucagon plasma. Tiazolidinedion Kerja obat ini adalah mengatur gen yang
terlibat dalam metabolisme lipid dan glukosa dan diferensiasi adiposit.

Daftar Pustaka
Katzung BG. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi Kesepuluh. Penerbit EGC; Jakarta.
2012.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima. Penerbit FKUI; Jakarta. 2007
Rilantono LI, Karo SK, Roebiono PS, Baraas F. Buku Ajar Kardiologi. Cetakan Pertama.
Penerbit FKUI; Jakarta. 1996.
Drs. Hoan TT, Drs. Rahardja K. Obat-Obat Peneting Kasiat, Penggunaan dan Efek-efek
Sampingnya. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo; 2007.

Anda mungkin juga menyukai