Anda di halaman 1dari 12

Bubut dan Fraiz |1

1. Membubut Rata
Bubut rata adalah proses pemesinan pada bagian luar benda silidris untuk membentuk
diameter yang diinginkan. Proses membubut rata dilakukan dengan:
benda kerja yang berputar.
Satu pahat bermata potong tunggal (With a singgle-point cutting tool).
Gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu
sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja. Perhatikan gambar
dibawah ini.

Peralatan yang dibutuhkan dalam proses membubut rata:

Seperangkat mesin bubut


Alat ukur (Vernier Caliper)
Pahat bubut bermata tunggal (With a singgle-point cutting tool).
Kunci cekam dan kunci pahat
Senter pahat
Plat tipis
Cairan pendingin
Kuas atau pembersih
Benda kerja dan job sheet yang harus diselesaikan.

Langkah-langkah pengerjaan bubut rata:

a. Siapkan mesin bubut yang akan digunakan.


Pada tahap ini kita harus memeriksa kondisi dari mesin bubut yang akan kita gunakan,
mulai dari fungsi dari setiap bagian-bagian yang berputar dari mesin bubut tersebut.
Hal ini didaksudkan untuk menjamin pekerjaan kita tidak mengalami ganguan.
b. Pasang benda kerja pada cekam.
Pemasangan benda kerja ini harus senter tarhadap sumbu simetris benda terhadap
cekam pada saat berputar. Untuk memastikan apakah benda sudah senter dapat
dilakukan dengan memutar benda tersebut, kmudian periksa secara visual. Apabila
dirasa sudah cukup maka kunci cekam dapat dikerasi.
c. Pemasangan pahat
Bubut dan Fraiz |2

pasang pahat pada pemegang pahat dengan di ganjal plat agar tingginya sesual atau
senter dengan sumbu simetris benda kerja. Untuk mempermudah penyetelan pahat
dapat dibantu dengan senter pahat yang diletakkan ekor tetap. Penyetelan pahat
dilakukan dengan menambah atau mengurangi jumlah plat yang digunakan sebagai
ganjal agar tinggi pahat sesuai dengan sumbu silidris benda kerja. Apabila telah
selesai maka jepit pahat dengan pengunci pahat.
d. Menghitung kecepatan potong
Menghitung kecepatan potong diperlukan untuk mendapatkan hasil pembubutan atau
pemakanan yang halus. Menentukan kecepatan potong dapat dilakukan dengan cara
sederhana yaitu keliling benda kerja dikalikan dengan kecepatan putar atau
V = d n / 1000
Dimana:
V = kecepatan potong (m/menit)
= 3,14
D = diameter (mm)
N = kecepatan putar (rpm)
e. Pemotongan
Sebelum melakukan pemotongan perlu memberi penanda pada diameter benda yang
akan dikerjakan, hal ini dimaksudkan agar pemotongan tidak melebihi batas.
Pemotongan dilakukan secara manual dengan menggerakkan eretan bawah kekiri
sampai batas yang telah ditentukan. Setelah mencapai batas matikan mesin dengan
menekan tuas rem yang ada dibagian bawah mesin (letaknya dekat dengan kaki) maka
mesin akan otomatis berhenti. Putar kembali eretan bawah kekanan dan eretan atas
diputar masuk untuk kedalaman pemakanan berikutnya. Lakukan hal tersebut
berulang-ulang sampai diameter yang diinginkan telah dicapai.
f. Gunakan alat ukur yang berkualitas dengan tingkat ketelitian yang besar untuk hasil
yang akurat.

2. Membubut Permukaan (Surface Turning)


Bubut permukaan adalah proses bubut yang identik dengan proses bubut rata, tetapi
arah pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Bubut permukaan dilakukan
dengan:
Benda kerja yang berputar.
Satu pahat bermata potong tunggal (With a singgle-point cutting tool).
Gerakan pahat tegak lurus terhadap benda kerja. Ini dimaksudkan untuk
memotong bagian tepu atau tinggi dari benda silidris tersebut. Perhatikan
gambar dibawah ini.
Bubut dan Fraiz |3

Peralatan yang dibutuhkan dalam proses bubut rata:

Seperangkat mesin bubut


Alat ukur (Vernier Caliper)
Pahat bubut bermata tunggal (With a singgle-point cutting tool).
Kunci cekam dan kunci pahat
Senter pahat
Plat tipis
Cairan pendingin
Kuas atau pembersih
Benda kerja dan job sheet yang harus diselesaikan.

Langkah-langkah pengerjaan bubut permukaan.

a. Siapkan mesin bubut yang akan digunakan.


Pada tahap ini kita harus memeriksa kondisi dari mesin bubut yang akan kita gunakan,
mulai dari fungsi dari setiap bagian-bagian yang berputar dari mesin bubut tersebut.
Hal ini didaksudkan untuk menjamin pekerjaan kita tidak mengalami ganguan.
b. Pasang benda kerja pada cekam.
Pemasangan benda kerja ini harus senter tarhadap sumbu simetris benda terhadap
cekam pada saat berputar. Untuk memastikan apakah benda sudah senter dapat
dilakukan dengan memutar benda tersebut, kmudian periksa secara visual. Apabila
dirasa sudah cukup maka kunci cekam dapat dikerasi.
c. Pemasangan pahat
pasang pahat pada pemegang pahat dengan di ganjal plat agar tingginya sesual atau
senter dengan sumbu simetris benda kerja. Untuk mempermudah penyetelan pahat
dapat dibantu dengan senter pahat yang diletakkan ekor tetap. Penyetelan pahat
dilakukan dengan menambah atau mengurangi jumlah plat yang digunakan sebagai
ganjal agar tinggi pahat sesuai dengan sumbu silidris benda kerja. Apabila telah
selesai maka jepit pahat dengan pengunci pahat.

d. Pemotongan
Bubut dan Fraiz |4

Pemotongan pada bubut permukaan dilakukan dengan memutar maju eretan atas yang
berperan sebagai kecepatan pemotongan, sedangkan eretan bawah sebagai pengaur
kedalaman potong. Pemotongan ini bergerak tegak lurus terhadap sumbu simetris
benda kerja. Lakukan hal tersebut berulang-ulang sampai mencapai ukuran yang
sesuai dengan job disc yang diberikan.
e. Pengukuran.
Gunakan selalu alat ukur yang berkualitas dengan tingkat ketelitian yang besar untuk
hasil pekerjaan yang akurat.

3. Membubut Tirus (Taper Turning)


Bubut tirus sebenarnya identik dengan proses bubut rata di atas, hanya saja yang
membedakan adalah jalannya pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda
kerja. Bubut tirus dilakukan dengan:
Benda kerja yang berputar.
Satu pahat bermata potong tunggal (With a singgle-point cutting tool).
Gerakan pahat sejajar dengan sumbu simetris benda kerja pada jarak tertentu
sehingga akan mengurangi permukaan luar benda kerja.
Dilakukan dengan memiringkan eretan atas sesuai dengan sudut tirus yang
diinginkan. Gerakan pahat (pemakanan) dilakukan secara manual. Perhatikan
gambar dibawah ini.

Peralatan yang dibutuhkan dalam proses bubut tirus:


Bubut dan Fraiz |5

Seperangkat mesin bubut


Alat ukur (Vernier Caliper)
Pahat bubut bermata tunggal (With a singgle-point cutting tool).
Kunci cekam dan kunci pahat
Senter pahat
Plat tipis
Cairan pendingin
Kuas atau pembersih
Benda kerja dan job sheet yang harus diselesaikan.

Langkah-langkah pengerjaan bubut permukaan.

a. Siapkan mesin bubut yang akan digunakan.


Pada tahap ini kita harus memeriksa kondisi dari mesin bubut yang akan kita gunakan,
mulai dari fungsi dari setiap bagian-bagian yang berputar dari mesin bubut tersebut.
Hal ini didaksudkan untuk menjamin pekerjaan kita tidak mengalami ganguan.
b. Pasang benda kerja pada cekam.
Pemasangan benda kerja ini harus senter tarhadap sumbu simetris benda terhadap
cekam pada saat berputar. Untuk memastikan apakah benda sudah senter dapat
dilakukan dengan memutar benda tersebut, kmudian periksa secara visual. Apabila
dirasa sudah cukup maka kunci cekam dapat dikerasi.
c. Pemasangan pahat
pasang pahat pada pemegang pahat dengan di ganjal plat agar tingginya sesuai atau
senter dengan sumbu simetris benda kerja. Untuk mempermudah penyetelan pahat
dapat dibantu dengan senter pahat yang diletakkan pada ekor tetap. Penyetelan pahat
dilakukan dengan menambah atau mengurangi jumlah plat yang digunakan sebagai
ganjal agar tinggi pahat sesuai dengan sumbu silidris benda kerja. Apabila telah
selesai maka jepit pahat dengan pengunci pahat.
d. Penyetelan eretan atas
Eretan atas perlu distel kemiringannya agar membentuk sudut. sudut inilah yang
nantinya akan menentukan kemiringan pemakanan dari pahat itu sendiri. Penyetelan
eretan atas dapat dilakukan dengan melonggarkan baut kunci L yang terpasang pada
kaki-kaki eretan atas. Setelah longgar, miringkan eretan sesuai dengan sudut yang
diinginkan. Setelah itu kencangkan kembali baut tersebut.
e. Penyayatan.
Penyayatan dilakukan secara manual dengan menngerakkan eretan bawah sebagai
kecepatan potongdan eretan atas sebagai kedalaman potong. Lakukan hal tersebut
secara berulangulang sampai ukuran yang diinginkan telah dicapai.
f. Pengukuran.
Gunakan selalu alat ukur yang berkualitas dengan tingkat ketelitian yang besar untuk
hasil pekerjaan yang akurat.
4. Bubut Radius
Pada umumnya bubut radius adalah perpaduan antara bubut rata, bubut permukaan
dan bubut tirus. Dikatakan demikian karena dalam proses pengerjaannya memerlukan
keterampulan khusus. Perlu imajinasi yang luar biasa untuk dapat melakukan
Bubut dan Fraiz |6

pekerjaan bubut radius, karena teknik yang digunakan memadukan kecakapan, skil,
ketelitian dan kesabaran dari pekerjanya.

Peralatan yang dibutuhkan dalam proses bubut radius:


Seperangkat mesin bubut
Radius
Pahat bermata tunggal
Benda kerja dan job disc
Kuas
Cairan pendingin
Plat tipis

Langkah-langkah pengerjaan bubut radius.

a. Siapkan mesin bubut yang akan digunakan.


Pada tahap ini kita harus memeriksa kondisi dari mesin bubut yang akan kita gunakan,
mulai dari fungsi dari setiap bagian-bagian yang berputar dari mesin bubut tersebut.
Hal ini didaksudkan untuk menjamin pekerjaan kita tidak mengalami ganguan.
b. Pasang benda kerja pada cekam.
Pemasangan benda kerja ini harus senter tarhadap sumbu simetris benda terhadap
cekam pada saat berputar. Untuk memastikan apakah benda sudah senter dapat
dilakukan dengan memutar benda tersebut, kmudian periksa secara visual. Apabila
dirasa sudah cukup maka kunci cekam dapat dikerasi.
c. Pemasangan pahat
pasang pahat pada pemegang pahat dengan di ganjal plat agar tingginya sesuai atau
senter dengan sumbu simetris benda kerja. Untuk mempermudah penyetelan pahat
dapat dibantu dengan senter pahat yang diletakkan pada ekor tetap. Penyetelan pahat
dilakukan dengan menambah atau mengurangi jumlah plat yang digunakan sebagai
ganjal agar tinggi pahat sesuai dengan sumbu silidris benda kerja. Apabila telah
selesai maka jepit pahat dengan pengunci pahat.
d. Mengatur kecepatan potong
Mengatur kecepatan potong bertijuan untuk meminimalisir kesalahan yang bisa saja
terjadi pada proses pemotongan. Usahakan kecepatan keliling dari benda cukup
lamban. Misal, stel roda gigi pada keceptan 55 rpm
e. Pemotongan.
Pemotongan dilakukan dengan menggerakkan eretan atas (bergerak maju) dan eretan
lintang (bergerak mundur) secata bersamaan atau sesuai dengan yang dikehendaki.
proses ini membutuhkan keterampilan dan kecakapan dalam bekerja.

f. Pengukuran.
Pengukuran dilakukan menggunakan mal lengkukung. Lakukan pengukuran setiap
kali selesai melakukan pemotongan, hal ini bertujuan untuk mengurangi ratio
kesalahan dalam pemotongan benda kerja.
g. Lakukan kegiatan E secara berulang-ulang sampai membentuk radius yang
dikehendaki.

5. Bubut Ulir (Threading)


Bubut dan Fraiz |7

Pada umumya bentuk ulir adalah segitiga atau V (ulir metrik dengan sudut 60 dan
ulir withworth 55), segi empat dan trapesium (sudut ulir 29). Cara membubut ulir
segituga adalah sebagai berikut.
Pekerjaan dilakukan dengan mesin yang berputar.
Menggunakan pahat bermata potong tunggal (With a singgle-point cutting tool).
Gerakan pahat sejajar dengan sumbu sibetris benda kerja pada kedalaman tertentu
sesuai dengan kecepatan potong benda.
Pengerjaan dilakukan secara otomatis menggunakan mesin bubut konvensional
maupun mesin CNC. Perhatikan gambar d bawah ini.

Peralatan yang dibutuhkan dalam proses bubut ulir:

Seperangkat mesin bubut


Alat ukur (Vernier Caliper)
Pahat ulir bermata tunggal (With a singgle-point threading tool).
Kunci cekam dan kunci pahat
Senter pahat
Plat tipis
Cairan pendingin
Kuas atau pembersih
Benda kerja dan job sheet yang harus diselesaikan.
Mall ulir

Langkah-langkah pengerjaan bubut ulir


Bubut dan Fraiz |8

a. Pasang benda kerja yang telah dibubut diameter ulirnya pada cekam mesin bubut
b. Senterlah pahat ulir yang akan digunakan sebagaimana bubut rata, bubut permukaan
maupun bubut tirus.
c. Posisikan pahat tegak lurus terhadap sudut simetris benda kerja.
d. Kencangkan baut-baut penjepit apabila pahat sudah senter dan tegak lurus terhadap
benda kerja.
e. Tempatkan tuas-tuas pengatur transporter menurut table sesuai dengan banyaknya ulir
yang akan dibuat.
f. Masukkan roda gigi agar mesin berjalan ganda.
g. Jalankan mesin dan kenakan ujung pahat sampai banda kerja tersentuh.
h. Hentikan mesin dan terik eretan kekanan.
i. Putarlah cincin pembagi, sehingga angka 0 segaris dengan angka 0 pada eretan lintang
dan tidak merubah dudukannya.
j. Majukan eretan lintang 2-3 garis pada cincin pembagi, maka pahat maju untuk
penyayatan.
k. Jalankan mesin
l. Bila pahat sudah masuk pada pembebas maka putarlah kembali eretan lintang
sehingga pahat bebas dari benda kerja.
m. Kembalikan eretan dan matikan mesin
n. Periksalah jarak ulir dengan menggunakan mal ulir yang sesuai dengan jumlah
gangnya.
o. Majukan pahat ulir dengan memutar eretan lintang 2-3 garisuntuk pemakanan
selanjutnya.
p. Ulangi kegiatan (j-n) sampai selesai

Catatan:

Dengan memajukan pahat ulir oleh eretan lintang, maka menambah gesekan pahat.
Untuk menghaluskan pembuatan ulir, maka eretan lintang cukup dimajukan 1 garis saja agar
pemakanan tidak terlalu banyak dan gesekan yang terjadi tidak terlalu besar sehingga akan
diperoleh hasil yang halus dari pengerjaan ulir tersebut. Hal ini biasanya dilakukan pada saat
finishing.

6. Mengoperasikan Mesin Fraiz


Mesin fraiz adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja pemotongannya dengan
menyayat atau memakan benda kerja menggunakan alat potong bermata banyak yang
berputar. Pisau fraiz dipasang pada sumbu atau arbor mesin yang didukung dengan
alat pendukung arbor. Pisau tersebut akan terus berputar apabila arbor mesin diputar
oleh motor listrik, agar sesuai dengan kebutuhan, gerakan dan banyaknya putaran
arbor dapat diatur oleh operator mesin fraiz (Rasum, 2006).
Bubut dan Fraiz |9

Proses kerja pada pengerjaan dengan mesin fraiz dimulai dengan mencekam benda
kerja, kemudian dilanjutkan dengan memotong dengan alat pemotong yang disebut
cutter, dan akhirnya benda kerja akan berubah ukuran maupun bentuknya.
a. Pengertian dasar Dividing head
Sebelum melakukan pekerjaan dengan mesin fraiz kita kerap kali harus membagi
keliling benda kerja untuk suatu jenis pengerjaan. Perhatikan gambar dibawah ini:

Perlengkapan yang paling sesuai untuk keperluan tersebut adalah kepala pembagi
(Dividing Head). Perlengkapan ini merupakan perlengkapan khusus pada mesin
milling/fraiz. Ada beberapa cara pembagian namun dalam praktikum ini yang
digunakan adalah pembagian tidak langsung.
b. Pembagian tidak langsung
Pembagian ini dipakai apabila segi yang akan dibuat tidak dapat dikerjakan dengan
pembagian langsung, tetapi jumlah jumlah segi yang dapat dikerjakan masih terbatas
pada jumlah lubang pada piring pembagi (yang dapat ditukar-tukar).
Didalam housing kepala pembagi terdapat transmisi poros roda cacing dengan ratio
i=40:1. Poros cacing terhubung dengan engkolpemutar, sedangkan roda cacing
terhubung dengan benda kerja, sehingga benda kerja berputar 1 kali, bila engkol
diputar 40 kali.

Rumus utama untuk perhitungan tidak langsung adalah:


N = 40/z
Dengan: N = putaran engkol
Z = jumlah segi yang dikerjakan.
Sekarang kita akan membagi segi 6 sesuan dengan job disc yang diberikan
Untuk segi 6 maka: => n = 40/6
= 6 4/6
= 6 20/30
Maka, engkol diputar 6 kali ditambah 20 lobang pada piringan 30.
B u b u t d a n F r a i z | 10

Peralatan yang dibutuhkan dalam praktikum mesin fraiz

Seperangkat mesin fraiz


Kunci pahat dan cunci cekam
Benda kerja yang telah di bubut
Pahat bermata banyak
Kuas
Vernier Caliper

Langkah-langkah pengerjaan dengan mesin fraiz:

a. Siapkan mesin fraiz yang akan digunakan


Pada tahap ini kita harus memeriksa setiap komponen dari mesin fraiz yang akan kita
gunakan dalam praktikum. Pastikan semua komponen dekerja dengan baik. Hal ini
dimaksudkan agar selama proses praktikum tidak terjadi gangguan.
b. Pasang benda kerja pada cekam
Pemasangan benda kerja pada cekam harus sekuat mungkin agar posisi benda tidak
berubah saat pemakanan oleh pahat fraiz.
c. Pemasangan pahat
Pemasangan pahat pada mesin fraiz cukup sulit dikarenakan letak pengunci pahat
yang berada tinggi di atas mesin sehingga mempersulit pekerja yang berbadan pendek
untuk melakukannya.
d. Penyetelan tinggi pahat
Penyetelan tinggi pahat dimaksudkan untuk kedalaman pemakanan. Caranya:
1. Pososokan pahat menyentuh benda kerja secara mendatar tanpa mengalami
tekanan.
2. Kencangkan mur atau baut pengunci pahat menggunakan kunci pahat.
3. Dari hasil perhitunyan dimensi putung maka dapat diketahui bahwasanya
kedalaman potong adalah 2 mm. Maka, turunkan pahat fraiz sedalam 2 mm.
e. Pemotongan.
Pemotongan dapat dilakukan dengan menggerakkan eretan samping agar benda
bergerak ke kiri dan kekanan. Lakukan sampai semua sisi telah rata.
f. Memutar tuas pembagi
Apabila satu sisi telah dikerjakan maka dilanjutkan dengan memutar tuas pembagi
sebanyak 6 putaran di tambah 20 lobang untuk pemotongan sisi selanjutnya.
g. Lakukan kegiatan F secara berulang ulang sampai terbentuk 6 sisi pada diameter
benda kerja.

Catatan:

Perlu diingat bahwa dalam pelaksanaan praktikum mesin fraiz, pahat fraiz harus
selalu tersiram oleh cairan pendingin. Hal ini dimaksudkan agar kotoran sisa pemotongan
langsung turun dan pahat tidak cepat panas. Karena panas dapat menyebabkan pahat cepat
tumpul.

7. Kesimpulan.
B u b u t d a n F r a i z | 11

Perlu untuk diketahui bahwasanya dalam proses pembubutan ada 3 parameter yang
dapat diatur dalam proses bubut yaitu kecepatan putar spindel (speed), gerak makan (feed)
dan kedalaman potong (depth of cut). Faktor lain seperti bahan benda kerja dan jenis pahat
sebenarnya memiliki pengaruh yang cukup besar, tetapi 3 parameter diatas adalah bagian
yang bisa kita atur secara langsung pada mesin bubut.

Kecepatan putar

Kecepatan putar n (speed) selalu dihubungkan dengan spindel (sumbu utama) dan
benda kerja. Karena kecepatan putar diekpresikan sebagai putaran per menit (rotation per
minute, rpm), hal ini menggambarkan kecepatan putarannya. Akan tetapi yang diutamakan
dalam proses bubut adalah kecepatan potong (Cutting speed atau V) atau kecepatan benda
kerja dilalui oleh pahat/keliling benda kerja.

V = dn/1000

Dimana:

V = kecepatan potong (m/menit)

D = diameter (m)

N = putaran benda kerja (rpm)

Gerak makan (feed)

Gerak makan, f (feed) , adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda kerja
berputar satu kali, sehingga satua F adalah mm/putaran. Gerak makan ditentukan berdasarkan
kekuatan mesin, material benda kerja, material pahat, bentuk pahat, dan terutama kehalusan
permukaan yang diinginkan. Gerak makan biasanya ditentukan dalam hubungannya dengan
kedalaman potong a. Gerak makan tersebut berharga sekitar 1/3 sampai 1/20 a, atau sesuai
dengan kehaluasan permukaan yang dikehendaki.

Kedalaman potong (depth of cut)

Kedalaman potong adalah tebal bagian benda kerja yang dibuang dari benda kerja,
atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong
Ketika pahat memotong sedalam a, maka diameter benda kerja akan berkurung 2a, karena
bagian permukaan benda kerja yang dipotong ada di dua sisi, akibat dari benda kerjayang
berputar.
B u b u t d a n F r a i z | 12

DAFTAR RUJUKAN

Mesin Bubut.pdf

Oktavianus, A. Thomas. 2012 Mesin Fraiz. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Wijanarka, B, Sentot. Teknik Pemesinan Dasar. pdf

Anda mungkin juga menyukai