Anda di halaman 1dari 10

4.1.

Pertanyaan
A. Jelaskan cara centering benda kerja bubut dengan cekam rahang 4 independent!
Untuk memudahkan centering benda kerja pada mesin bubut dengan rahang 4

independent kita dapat menggunakan dial indicator. Penggunaan dial indicator


dipermudah dengan adanya sebuah magnet yang dapat menjaga alat untuk tetap berdiri

kokoh. Alat ini paling cocok digunakan untuk menyetel benda kerja yang rata, baik
karena sudah bekas bubutan atau memang benda kerja yang sudah rata.

Cara kerja:
Pertama pasang as hidrolik lalu kencangkan semua rahang pada cekam namun biarkan

sedikit longgar. Pasang dial indicator, pastikan jarum bersentuhan dengan as hidrolik
dan pastikan juga jarum Indikatornya telah bergerak searah jarum jam. Putar saklar magnet

sehingga dial indikator berdiri kokoh. Putar benda kerja dengan memutar cekam dengan
tangan. Perhatikan jarum indikator. Anggap benda kerja belum center atau lurus. Jika

pada rahang 1 jarum indikator berada pada angka 1 dan pada rahang 3 (yang berlawanan
dengan rahang 1) berada pada angka 2 maka ini artinya rahang 1 harus dikendurkan dan

rahang 3 harus dikencangkan. Pindah ke rahang 2 dan 4. Jika rahang 2 jarum indikator
berada pada angka 1 dan rahang 4 berada pada angka 2, maka lakukan seperti pada

rahang 1 dan rahang 4. Lakukan proses tersebut berulang ulang sampai jarum indikator
benar benar diam pada satu angka ketika benda kerja diputar.
B. Jelaskan cara pembacaan jangka sorong!

Gambar 4.1 Pengukuran Jangka Sorong

Sumber: (http://teknikipemesinan.blogspot.com)

Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil
pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah pembacaan:

1) Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 3,1 cm atau 31 mm merupakan angka
yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di sebelah kanannya.

Jadi, skala utama yang terukur adalah 3,1 cm atau 31mm.


2) Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis

skala utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada
gambar diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 4 pada skala vernier. Jadi, skala

vernier yang terukur adalah 0,4 mm atau 0,04 cm.


Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas.

Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 31 mm + 0,4 mm = 31,4 mm atau 3,14 cm.
C. Buatlah rancangan gambar teknik sebuah benda kerja bubut

Gambar 4.2 Rancangan Gambar Teknik


Sumber: (Dokumentasi Pribadi)

a. Ulir

1. Memasang pahat ulir

2. Memiringkan posisi eretan atas sebesar ½ dari sudut puncak ulir

Gambar 4.3 Memiringkan Eretan


(Sumber: https://guruinsight.wordpress.com/)
3. Mengatur posisi simetris pahat

Gambar 4.4
Mengatur Simetris Pahat
(Sumber: https://guruinsight.wordpress.com)

4. Mengatur posisi handle fedding sesuai dengan kekasaran ulir yang akan
dibuat

5. Memeriksa roda-roda gigi pengganti (change gear)


6. Mengatur putaran mesin pada putaran rendah

7. Setting pemakanan
a. Putar eretan atas sehingga nonius pada posisi nol

b. Hidupkan mesin, putar eretan llintang sehingga pahat menyentuh


benda kerja, atur/putar cincin nonius sehingga pada penunjukan nol.

8. Bebaskan pahat dari benda kerja, berikan pemakanan


Gambar 4.5
Memulai Pemakanan
(Sumber: https://guruinsight.wordpress.com/)
9. Atur handel pada mur belah (half nut) pada posisi menutup
10. Hidupkan mesin, (maka pahat akan memakan benda kerja pada

proses penguliran)

Gambar 4.6
Mulai Terlihat Ulir
(Sumber: https://guruinsight.wordpress.com/)
11. Sampai batas penguliran mundurkan pahat, balik putaran mesin
sehingga pahat akan kembali pada posisi awal

12. Aturlah posisi pahat pada awal pemakanan semula


13. Periksalah hasil penguliran dengan mal ulir

14. Lakukan seperti langkah ke 3 sampai ke 5 hingga kedalaman ulir


tercapai
b. Alur Segiempat
a. Pasang benda pada ragum
b. Tentukan putaran ragum pada putaran sedang, karena proses ini

akan diawali dengan pengeboran


c. Lakukan bubut facing / permukaan

d. Lakukan bubut rata memanjang


e. Pasang pisau alur, dorong pisau dengan menggunakan eretan

lintang hingga pisau menyentuh permukaan diameter benda kerja.


Pada posisi seperti ini posisikan angka eretan lintang pada angka

nol.
f. Tarik keluar pisau kemudian nyalakan mesin pada putaran sedang

g. Dorong pisau dengan eretan lintang hingga menyayat benda kerja


h. Matikan mesin kemudian ukur hasil bubutan sementara ini.

Pastikan bahwa jarak alurnya adalah 5 mm dari pinggir benda


kerja. Jika masih lebih dari 5 mm, gunakan eretan atas untuk

menggeser pisau hingga didapat ukuran yang sesuai yaitu 5 mm


dari pinggir benda kerja.

i. Kembali lakukan pendalaman alur.


j. Tarik keluar pisau dan geser arah kiri untuk melebarkan alur.

Proses menggeser pisau ini bisa dilakukan dengan eretan atas


ataupun eretan bawah.

k. Kembali lakukan pendalaman alur


l. Matikan mesin. Ukur lebar alur untuk menentukan pelebaran alur

untuk yang terakhir kalinya.


m. Lebarkan alur sesuai dengan hasil pengukuran tadi. Lakukan

pendalaman alur hingga sedalam ukuran yang diinginkan


kemudian geser ke kanan dengan eretan atas atau bawah hingga

akhir alur.
n. Tarik keluar pisau dengan eretan lintang. Matikan mesin, ukur
diameter dan lebar alur yang telah di buat. Pastikan ukurannya

sesuai dengan yang diinginkan. Jika masih kurang, kembali


lakukan proses pembubutan hingga diperoleh ukuran yang sesuai.

c. Tirus
Untuk membuat tirus bisa dengan cara menggeser Taper Attachment

Rumus yang digunakan sama seperti membuat tirus dengan memutar


eretan atas:

Keterangan:

α/2= sudut setting mesin

D = diameter terbesar tirus (mm)


d = diameter terkecil tirus (mm)

l = panjang tirus (mm)

Langkah-langkah:
1. Pasanglah taper attachment pada bagian belakang bed mesin

2. Atur sudut mistar pada taper attachment sesuai dengan sudut


setengahnya dari tirus benda kerja

3. Hubungkan eretan dengan taper attachment dengan menggunakan


baut penyetel.

4. Jika eretan memanjang digerakkan maka eretan melintang akan


bergerak mengikuti sumbu mistar penghantar, sehingga akan

menghasilkan sayatan yang sejajar dengan mistar penghantar.


5. Jika mistar penghantar diputar 1,5 o maka akan menghasilkan benda

kerja yang mempunyai sudut


tirus 2 x 1,5o = 3o
d. Chamfer 45o
 Menyetel eretan atas ke kedudukan palin belakang
 Menempatkan eretan alas sampai panjang pahat terletak pada bagian

ujung yang akan di chemper


 Kunci eretan alas pada ke dudukan ini

 Menghidupkan mesin pada kecepatan potong yang normal


 Menempatkan pahat untuk mengadakan sedikit penatalan

 Memberi pendingin pada pahat dan benda kerja


 Mempergunakan eretan atas untuk mengadakan penatalan

 Mengembalikan eretan atas kekeduduka belakang, adakan penatalan


sampai champer tercapai kira-kira 2/3 dari panjang penuh

4.2 Kesimpulan
1) Mesin Bubut merupakan suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja lalu

dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar
dari benda kerja. Dengan begitu, ukuran dan bentuk dari benda kerja dapat dibuat

sesuai yang diinginkan.


2) Pengoperasian yang bisa dilakukan di mesin bubut antara lain adalah pembubutan
facing, turning, drilling, boring, reaming, taper, chamfer, knurling, forming, alur, dan
ulir. Pada praktikum ini kami melakukan proses turning dan alur.

3) Cara Mengoperasikan Mesin Bubut.


Untuk pengoperasian mesin bubut, hal yang paling pertama dilakukan adalah

menyiapkan mesin bubut yang dalam keadaan baik, alat, dan bahan kerja. Jangan
lupa untuk memastikan bahwa mesin sudah terhubung dengan arus listrik. Setelah itu,

baru kita dapat mulai mengerjakan benda kerja yang diukur terlebih dahulu ukuran
awalnya. Lau pasang benda kerja pada chuck (cekam) mesin bubut dan pastikan

benda sudah terjepit tepat pada posisi center dengan melakukan proses centering
terlebih dahulu. Kemudian posisikan sisi lain dari benda kerja pada tail stock, agar
benda kerja dapat berputar lebih stabil. Selanjutnya adalah pemasangan pahat pada

rumah pahat dengan menyesuaikan posisinya dengan benda pahat. Setelah semua
persiapan tersebut, maka mesin dapat dinyalakan untuk memulai pengerjaan benda

kerja. Saat benda kerja sudah berputar, maka pahat dapat digerakkan searah
horizontal dan dapat dimajukan untuk memperdalam sayatannya pada benda kerja.

Perlu diketahui, satu strip pada pengatur kedalaman setara dengan 0.02 mm. Cutting
speed juga dapat diatur sesuai kebutuhan. Matikan mesin bubut jika telah selesai

memakainya dan jangan lupa untuk mejaga kebersihan mesin bubut.


4) Setelah melakukan praktikum, saya sudah lebih memahami bagimana agar mesin

tidak cepat rusak. Dibutuhkan perawatan serta pengoperasian yang benar serta
seksama agar mesin bubut tetap awet dan tidak mudah rusak. Termasuk dengan tidak

menyayat benda kerja terlalu dalam menggunakan pahat. Jika ukuran yang diinginkan
kecil, maka lakukan bertahap dengan menyayat benda kerja sedikit demi sedikit.

5) Hasil pembubutan tergantung ketelitian kita dalam melakukan eretan pahat.

4.3Saran
1) Dalam proses pekerjaan membubut manual, posisi pahat, benda kerja dan juga
kecepatan makan harus diperhatikan, agar kinerja mesin dapat bekerja dengan

maksimal.
2) Untuk menghasilkan permukaan benda kerja yang lebih halus, lakukan penyayatan

yang lebih tipis saat sudah mendekati ukuran benda kerja yang dikehendaki. Bila
perlu, benda kerja dapat dikikir dan diamplas untuk hasil yang lebih memuaskan.

3) Keakuratan dari feeding speed pada mesin bubut berbeda-beda, maka ukur kembali
benda kerja dengan menggunakan jangka sorong secara berkala agar tidak terjadi

kesalahan ukuran pada benda kerja,


4) Bersihkan benda kerja dan pahat secara berkala agar tidak terjadi gesekan-gesekan

pada benda kerja hingga melukai benda kerja dan mengakibatkan bentuk benda kerja
menjadi jelek.
5) Pengoperasian mesin bubut sebenarnya dapat dilakukan dengan hanya dua orang,
jumlah praktikan yang terlalu banyak pada satu mesin mengakibatkan praktikan lain

kurang bekerja, atau kelompok menjadi cenderung membagi-bagikan tugas sehingga


tidak semua praktikan memiki pemahaman yang sama tentang mesin bubut.

6) Utamakan keselamatan kerja saat mengoperasikan mesin bubut :


1.Baca instruksi manual sebelum mengoperasikan mesin

2.Upayakan tempat kerja tetap bersih


3.Tidak bercanda saat mengoperasikan mesin bubut

4.Gunakan selalu kaca mata pelindung setiap saat bekerja dengan mesin
5.Ketika membersihkan tempat kerja, upayakan mesin dalam keadaan mati

6.Tidak menyentuh benda kerja saat mesin dalam keadaan nyala


7.Gunakan selalu alat dan perlengkapan yang ditentukan

Anda mungkin juga menyukai