PENDAHULUAN
1 LATAR BELAKANG
Anak adalah anggota unit keluarga yang sangat penting. Anak-anak bukan orang
dewasa kecil,namun individu khusus dengan pikiran, tubuh, dan kebutuhan yang unik.
Banyak hal yang mengakibatkan masalah kesehatan pada anak. Misalnya saja pada
penyakit Morbili. Morbili dalam bahasa latinnya disebut rubeolla. Sementara dalam
bahasa Inggris adalah measles. Tampek merupakan bahasa Jawa namun istilah
Indonesianya adalah campak. Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai
dengan 3 stadium , yaitu stadium prodormal (kataral), stadium erupsi dan stadium
konvalisnsi, yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik.
Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala
utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan , scarlet,pembesaran nyeri limpa nadi.
Angka kejadian campak di Indonesia sejak tahun 1990 2002 masih tinggi sekitar
3000 4000 pertahun. Umur terbanyak menderita campak adalah <12 bulan, diikuti
kelompok umur 1-4 dan 5-14 tahun. Campak merupakan penyakit endemis pada sebagian
besar dunia. Di Amerika Serikat jumlah kasus campak pada tahun 1990 hampir mencapai
28.000 kasus. Di negara industri, campak terjadi pada anak-anak berumur 5 hingga 10
tahun, sementara di negara berkembang penyakit ini sering menginfeksi anak-anak
dibawah umur 5 tahun. (Andriani, 2009)
Angka kematian ensefalitis akut tergolong rendah dan sisa defisit neurologis
sedikit. Angka kejadian ensefalitis setelah infeksi morbili adalah 1: 1.000 kasus,
sedangkan ensefalitis setelah vaksinasi dengan virus morbili hidup adalah 1,16 tiap
1.000.000 dosis. Sementara itu komplikasi morbili lain yang berupa Subacute Sclerosing
Panencepalitis (SSPE) adalah suatu penyakit degenerasi yang jarang dari susunan saraf
pusat. Penyakit ini progresif dan fatal serta ditemukan pada anak dan orang dewasa.
Kemungkinan menderita SSPE setelah vaksinasi morbili adalah 0,5 1,1 tiap 10 juta,
sedangkan setelah infeksi morbili sebesar 5,2 9,7 tiap 10 juta. (Jauhari, 2007)
Makalah ini akan menjelaskan Asuhan Keperawatan pada Anak dengan penyakit
Morbili. Diharapkan bisa menjadi referensi untuk pembelajaran pada mahasiswa
keperawatan.
2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam makalah ini yakni :
1 Apakah yang dimaksut dengan morbili itu ?
2 Bagaimanakah etiologi penyakit morbili ?
3 Bagaimanakah epidemiologi dari penyakit morbili?
4 Bagaimana patofisiologi dari penyakit morbili?
5 Jelaskan manifestasi klinis dari penyakit morbili ?
6 Apa sajakah komplikasi dari penyakit morbili ?
7 Bagaimanakah asuhan keperawatan pada anak penderita morbili?
3 TUJUAN
1 untuk mengetahui definisi dari penyakit morbili;
2 untuk mengetahui etiologi dari penyakit morbili;
3 untuk mengetahui epidemiologi dari penyakit morbili;
4 untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit morbili;
5 untuk mengtahui manifestasi klinis dari penyakit morbili;
6 untuk mengetahui komplikasi dari penyakit morbili;
7 untuk mengatahui asuhan keperawatan pada anak penderita penyakit morbili.
4 MANFAAT
1 dapat mengetahui pengertian penyakit morbili;
2 dapat mengetahui etiologi dari penyakit morbili;
3 dapat mengetahui epidemiologi dari penyakit morbili;
4 dapat mengetahui patofisiologi dari penyakit morbili;
5 dapat mengetahui manifestasi klinis dari penyakit morbili;
6 dapat mengetahui apa saja komplikasi penyakit morbili;
7 dapat mengetahui asuhan keperawatan pada anak penderita morbili.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu
stadium prodormal (kataral), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang
dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik. (Ilmu Kesehatan Anak
edisi 2 th 1991.FKUI)
Morbili adalah penyakit anak yang menular yang lazim biasanya ditandai dengan
gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam,scarlet,
pembesaran serta nyeri limpa nadi. (Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000)
2.2 Etiologi
Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah
selama masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus ini berupa
virus RNA yang termasuk family Paramiksoviridae, genus Morbilivirus. Cara
penularannya dengan droplet infeksi.
2.3 Epidemiologi
Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan
kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili
akan mendapat kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan
setelah umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita
morbili. Bila seseorang wanita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka
50% kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester I,II
atau III maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau
seorang anak dengan BBLR atau lahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum
usia 1 tahun.
2.4 Patofisiologi :
a Pathway umum
b Pirogenik :
Droplet Infection (virus masuk)
- anorexia
- malaise
c Koplik`s spot
Ploriferasi sel-sel endotel kalpiler di dalam korium
eritrsit dalam epidermis Rash/ ruam kulit
d Sal. Cerna
Hiperplasi jaringan limfoid terutama pada
Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih dari 10-20 hari dan kemidian
timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium yaitu:
b Stadium erupsi
Coryza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema / titik merah dipalatum durum dan
palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertai dengan
menaiknya suhu tubuh. Eritema timbul dibelakang telinga dibagian atas lateral tengkuk,
sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan
primer pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening
disudut mandibula dan didaerah leher belakang. Juga terdapat sedikit splenomegali, tidak
jarang disertai diare dan muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah Black
Measles yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus
digestivus.
c Stadium konvalesensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang
bisa hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula
kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili.
Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa
hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi
2.6 Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi akibat inveksi virus Morbili yaitu;
1 Pengkajian
Berkikut ini adalah hal-hal yang harus dikaji dalam pemeriksaan pasien dengan kasus
Morbili, antara lain:
a Identitas diri, terdiri dari nama, alamat, tempat tanggal lahir, tanggal masuk rumah sakit,
data obyektif/data subyektif, no telepon dan informasi lain yang penting tentang pasien.
b Riwayat Imunisasi, diisi apakah pasien sudah pernah mendapatkan imunisasi, kalau iya
imunisasi apa yang pernah diberikan.
c Kontak dengan orang yang terinfeksi
d Pemeriksaan Fisik :
1) Mata : terdapat konjungtivitis, fotophobia
4) Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa pahit.
5) Kulit : Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam makuler pada leher,
muka, lengan dan kaki (pada stad. Konvalensi), evitema, panas (demam).
6) Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing, renchi, sputum
Data Subjektif :
1 Pasien mengeluh pusing
2 Pasien mengeluh panas
Data Objektif :
1 Identifikasi penyebab atau factor yang dapat menimbulkan peningkatan suhu tubuh:
dehidrasi, infeksi, efek obat, hipertiroid.
2 Observasi fungsi neurologis : status mental, reaksi terhadap stimulasi dan reaksi pupil.
3 Observasi cairan masuk dan keluar, hitung balance cairan
4 Observasi tanda kejang mendadak
5 Beri cairan sesuai kebutuhan bila tidak kontraindikasi
6 Berikan kompres air hangat
7 Berikan cairan dan karbohidrat yang cukup untuk meningkatkan hipermetabolisme
akibat peningkatan suhu.
8 Anjurkan pasien untuk mengurangi aktivitas yang berlebihan bila suhu naik / bedrest
total.
9 Anjurkan dan bantu pasien menggunakan pakaian yang mudah menyerap keringat.
10 Kolaborasi: Pemberian anti piretik, pemberian anti biotic, pemeriksaan penunjang
b Diagnosa Keperawatan 2
Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan sekunder
terhadap demam.
Data Subjektif :
1 Turgor baik
2 Produksi urine cc/jam <0,5 1 cc/kg BB/jam
3 Kulit lembab
4 TTV dalam batas normal
5 Mukosa mulut lembab
6 Cairan masuk dan keluar seimbang
7 Tidak pusing pada perubahan posisi
8 Hb, Ht, dalam batas normal
Rencana Tindakan :
1 Observasi penyebab kekurangan cairan : muntah, diare, kesulitan menelan, kekurangan
darah aktif, diuretic, depresi, kelelahan
2 Observasi TNSR
3 Observasi tanda tanda dehidrasi
4 Observasi keadaan turgon kulit, kelembaban, membran mukosa
5 Monitor pemasukan dan pengeluaran cairan bila kekurangan cairan terjadi secara
mendadak, ukur produksi urine setiap jam, berat jenis dan observasi warna urine.
6 Catat dan ukur jumlah dan jenis cairan masuk dan keluar per.
7 Perhatikan : cairan yang masuk, kecepatan tetesan untuk mencegah edema paru, dispneu,
bila pasien terpasang infus
8 Timbang BB setiap hari
9 Pertahankan bedrest selama fase akut
10 Ajarkan tentang masukan cairan yang adekuat, tanda serta cara mengatasi kurang cairan
11 Kolaborasi : pemberian cairan parenteral sesuai indikasi, pemberian obat sesuai indikasi,
observasi kadar elektronik, Hb,Ht
c Diagnosa Keperawatan 3
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh : Asupan makanan yang kurang
Data Subjektif :
1 Bising usus.x/mnt
2 Mukosa mulut kering
3 Vomitus .cc
4 Porsi makan : ..porsi
5 Hb ., Albumin..Konjungtiva dan selaput lendir pucat
6 Terdapat bercak bercak merah pada mukosa mulut
Tujuan :
1 BB meningkat
2 Mual berkurang / hilang
3 Tidak ada muntah
4 Pasien menghabiskan makan 1 porsi
5 Nafsu makan meningkat
6 Pasien menyebutkan manfaat nutrisi
7 Pasien mengungkapkan kesediaan mematuhi diit
8 Tidak ada tanda tanda malnutrisi
9 Nilai Hb, Protein dalam batas normal
Rencana Tindakan :
Berikut ini merupakan intervensi yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan anak
akibat infeksi virus Morbili.
a Imunusasi aktif
Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan vaksin campak hidup yang telah dilemahkan.
Vaksin hidup yang pertama kali digunakan adalah Strain Edmonston B. Pelemahan
berikutnya dari Strain Edmonston B. Tersbut membawa perkembangan dan pemakaian
Strain Schwartz dan Moraten secara luas. Vaksin tersebut diberikan secara subkutan dan
menyebabkan imunitas yang berlangsung lama.
Pada penyelidikan serulogis ternyata bahwa imunitas tersebut mulai mengurang 8-10
tahun setelah vaksinasi. Dianjurkan agar vaksinasi campak rutin tidak dapat dilakukan
sebelum bayi berusia 15 bulan karena sebelum umur 15 bulan diperkirakan anak tidak
dapat membentuk antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Pada suatu
komunitas dimana campak terdapat secara endemis, imunisasi dapat diberikan ketika
bayi berusia 12 bulan.
b Imunusasi pasif
Imunusasi pasif dengan serum oarng dewasa yang dikumpulkan, serum stadium
penyembuhan yang dikumpulkan, globulin placenta (gama globulin plasma) yang
dikumpulkan dapat memberikan hasil yang efektif untuk pencegahan atau melemahkan
campak. Campak dapat dicegah dengan serum imunoglobulin dengan dosis 0,25 ml/kg
BB secara IM dan diberikan selama 5 hari setelah pemaparan atau sesegera mungkin.
4 Implementasi
Implementasi keperawatan dilakukan dengan mengkaji respon actual pasien dengan
menyususun prioritas intervensi mana yang akan didahulukan. Implementasi dijalankan
sesuai dengan indikasi yang terlihat dari respon pasien. Intervensi yang telah disusun
tidak harus semuanya dilakukan, namun perawat secara pemikiran kritis harus dapat
dengan bijak menentukan mana inntervensi yang benar-benar harus dijalankan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Data
1. Indentitas Klien
1) Nama Klien : An.K
2) Tempat Tanggal Lahir : 16 08 - 2006
3) Jenis Kelamin\ : Laki - Laki
4) Agama : Islam
5) Suku Bngsa : Jawa
6) Pekerjaan : Pelajar SD Kelas IV
7) Alamat : Kel. Harjamukti RT/RW 05/10 No.77
2. Nama Orang Tua
1) Ayah
a. Nama : Tn.N
b. Pekerjaan : Scurity
c. Pendidikan : SLTA
2) Ibu
a. Nama : Ny.S
b. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
c. Pendidikan : SLTA
B. Keluhan Utama
Panas tinggi mulai selasa tanggal 01 10 2016 disertai batuk pilek, sakit mata, dan
keluar ruam merah. Disertai rasa gatal.
C. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
P = Tetangga klien ada yang menderita penyakit morbili, Pulang sekolah klien
langsung bermain.
Q = Klien merasa badan panas dan terlihat lemas sepanjang hari
R = Seluruh badan panas, mata terasa sakit, tenggorokan gatal disertai batuk
T = Badan Panas, batuk, sakit mata di rasakan sejak hari selasa tgl 1-November-
2016, kemudian keluar ruam merah dimuka, hari kamis tgl 3-November-2016
ruam merah timbul di dada, perut, dan punggung di tangan dan kaki.
Keterangan
= Laki Laki
= Perempuan
= klien
b. Natal
- Lahir Kehamilan : 9bln, di tolong oleh bidan
- Anak Ke :2
- BB Waku Lahir : 3000gr. BB sekarang = 30kg
- Tinggi Badan Waktu Lahir : 49cm. TB sekarang = 139cm
- Apakah ada masalah waktu persalinan : Tidak ada
c. Postnatal
Tidak
Tidak
sendiri
3 Istirahat dan tidur
a. Waktu tidur malam Cukup Cukup
b. Waktu tidur siang Tidak pernah Cukup
c. Lamanya 8 jam 7 jam
d. Kebiasaan pengantar Tidak ada Tidak ada
tidur
Tidak ada Tidak ada
e. Ada tidaknya masalah
tidur Tidak ada Tidak ada
f. Kebiasaan yang saat
dilakukan tidur
4 Personal hygine
A. Mandi
a. Frekuensi
b. Kegunaan sabun/tidak 2x sehari Belum mandi
c. Melaukan sendiri/batu
Menggunakan sabun -
B. Oral hygine
a. Frekuensi Melakukan sendiri -
b. Pengunaan sikat
gigi/tidak
2x sehari Tidak
c. Pengunaan sikat
Mengunaan pasta gigi -
gigi/tidak
d. Cara melakukan
sebdiri/tidak Menggunaan sikat -
gigi
-
Melakukan sendiri
5 Aktivitas bermain
a. Waktu bermain Siang pulang sekolah Tidak ada
b. Jenis bermain Main sepeda -
c. Senang Senang bermain -
bermain/kelompok kelompok
F. Pengkajian Fisik
a. Pengukuran pertumbuhan (Antropometri)
- Berat Badan : 30 kg
- Tinggi Badan : 139 cm
- Lingkar Kepala : 53 cm
- Lingkar Dada : 58 cm
- Lingkar Abdomen : 60 cm
- Lingkar Lengan Atas : 21 cm
- Tricep Skin Fload (TSF) :-
c. Penampilan umum
- Wajah : oval
- Postur : tinggi kurus
- Hygine : kurang bersih
- Nurtisi : kurang dari kebutuhan
- Perilaku : baik
- Perkembangan : baik
- Status kesadaran : compos metis
d. Kulit
- Warna : coklat tua
- Tekstur : kasar
- Suhu : 39,4 oC
- Turgor : baik
e. Struktur Aksesoris
- Rambut : rambut pendek agak kotor
- Kuku : kuku pendek dan bersih
- Dermatoglifik :-
f. Nodus Limfe
- Ukuran : normal
- Mobilitas : normal
- Pembesaran : normal/ tidak ada
g. Kepala
- Bentuk dan kesimetrisan : bentuk lonjong dan simetris
- Rentang Gerak : baik
- Fontenal (anterior dan posterior) : tidak ada kelainan
- Hygine dan kulit kepala : kurang bersih
- Lesi : tidak ada
- Perkusi Sinus Frontal : tidak ada kelainan
h. Leher
- Ukuran : normal
- Trakea : normal / tidak ada kelainan
- Tiroid : normal / tidak ada kelainan
- Arteri Karotis : normal / tidak ada kelainan
i. Mata
- Penempatan dan kesejahjara : normal dan simetris
- Kelopak mata : tidak ada lesi, terdapat kotoran mata
- Konjungtiva : kemerahan
- Pungtum Lakrimalis : tidak ada sumbatan
- Sklera : kemerahan/ hiperemesisi
- Kornea : normal / positif
- Pupil : isokor
- Iris : tampak bening
- Refleksi kornea : positif / normal
- Refleksi pupilari : positif / normal
- Reflek dolls eye : normal
j. Telinga
- Pinna : pinna lentur tidak ada benjolan
- Inspeksi hygine (bau, rabas, warna) : tidak bau sedikit serumen
- Konal Eksternal : bersih
- Membran Timpani : bening
- Tes rinne :-
- Tes wiber :-
k. Hidung
- Ukuran, penempatan dan kesejajaran : normal dan simetris
- Inspeksi Hygine : bersih
- Septum : ada sedikit
- Membarane mukosa : lembab
- Reflek Glaberal :-
- Reflek Bersin : ada / positif
m. Dada
- Ukuran, bentu, kesimetrisan : 58 cm, dan simetris
- Ratio AP laternal : tidak ada
- Retraksi strelnal : tidak ada
- Prosesus xypoedoideus : teraba
- Pembesarn mamae : tidak ada
- Sekresi mamae : tidak ada
- Pigeon chest :-
n. Paru
- Bunyi nafas : ronchi
- Irama, frekuensi, kedalam nafas : 50x/menit, dangkal
- Vokal fremitus :
o. Jantung
- Inspeksi ukuran : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi impuls apikal : ictul cortis teba di IC ke-5
- Auskultasi bunyi jantung : Tidak ada suara tambahan
- Perkusi arca jantung : pekak
p. Abdomen
- Inspeksi : ukuran : 60cm kontur : kering
Tonus : simetris kondisi kulit : kering
beruam
- Auskultasi : bisisng usus : 12x/menit
Pulsai dostlik: nomal
- Perkusi : lambung : normal
Hepar : normal
Limfa : normal
- Palpasi : nadi femoralis : tersba kering
q. Genitalia
Pria
- Ukuran penis :-
- Gles penis :-
- Preputium :-
- Neatus uretra :-
- Skrotum :-
- Testis :-
r. Anus
- Penampilan umum : bersih
- Refleks anal : normal
Rontgent
Hasil rontgent tgl 08 11 -2016 = Bronchitis (minta ada waktu)
3. Pemeriksaan Penunjang Lainnya
-
4. Terapi Pengobatan
Gangguan pemenuhan
cairan
Airway Management
- Membuka jalan nafas
- Memposisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilsi
- Melakukan fisioterapi dada
- Mengeluarkan sekret dengan batuk
- Mengajarkan batuk efektif
- Memonitori respirasi dan status O2
- Meganjurkan dilakukan nya nebulizer
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Morbili adalah penyakit anak yang menular yang lazim biasanya
ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak
ringan atau demam,scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi. Penyebabnya
adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah selama
masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus ini berupa
virus RNA yang termasuk family Paramiksoviridae, genus Morbilivirus. Cara
penularannya dengan droplet infeksi.
Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian
menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bila seseorang wanita menderita
morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan
mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester I,II atau III maka
ia akan mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau
seorang anak dengan BBLR atau lahir mati atau anak yang kemudian
meninggal sebelum usia 1 tahun.
Masa inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih dari 10-20 hari yang
dibagi dalam 3 stadium yaitu, Stadium kataral (prodormal), Stadium erupsi,
Stadium konvalesensi. Adapun komplikasi yang dapat terjadi akibat inveksi
virus Morbili yaitu, Otitis media akut, Pneumonia, Encefalitis, Bronkiolitis,
Laringitis obstruksi dan laringotrakhetis.
B. SARAN
1 Bagi mahasiswa diharapkan dapat mengetahui penyakit morbili serta
masalah yang ditimbulkannya.
2 Bagi masyarakat diharapkan dapat menerapkan pola hidup sehat