Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1 LATAR BELAKANG
Anak adalah anggota unit keluarga yang sangat penting. Anak-anak bukan orang
dewasa kecil,namun individu khusus dengan pikiran, tubuh, dan kebutuhan yang unik.
Banyak hal yang mengakibatkan masalah kesehatan pada anak. Misalnya saja pada
penyakit Morbili. Morbili dalam bahasa latinnya disebut rubeolla. Sementara dalam
bahasa Inggris adalah measles. Tampek merupakan bahasa Jawa namun istilah
Indonesianya adalah campak. Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai
dengan 3 stadium , yaitu stadium prodormal (kataral), stadium erupsi dan stadium
konvalisnsi, yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik.
Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala
utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan , scarlet,pembesaran nyeri limpa nadi.

Angka kejadian campak di Indonesia sejak tahun 1990 2002 masih tinggi sekitar
3000 4000 pertahun. Umur terbanyak menderita campak adalah <12 bulan, diikuti
kelompok umur 1-4 dan 5-14 tahun. Campak merupakan penyakit endemis pada sebagian
besar dunia. Di Amerika Serikat jumlah kasus campak pada tahun 1990 hampir mencapai
28.000 kasus. Di negara industri, campak terjadi pada anak-anak berumur 5 hingga 10
tahun, sementara di negara berkembang penyakit ini sering menginfeksi anak-anak
dibawah umur 5 tahun. (Andriani, 2009)

Angka kematian ensefalitis akut tergolong rendah dan sisa defisit neurologis
sedikit. Angka kejadian ensefalitis setelah infeksi morbili adalah 1: 1.000 kasus,
sedangkan ensefalitis setelah vaksinasi dengan virus morbili hidup adalah 1,16 tiap
1.000.000 dosis. Sementara itu komplikasi morbili lain yang berupa Subacute Sclerosing
Panencepalitis (SSPE) adalah suatu penyakit degenerasi yang jarang dari susunan saraf
pusat. Penyakit ini progresif dan fatal serta ditemukan pada anak dan orang dewasa.
Kemungkinan menderita SSPE setelah vaksinasi morbili adalah 0,5 1,1 tiap 10 juta,
sedangkan setelah infeksi morbili sebesar 5,2 9,7 tiap 10 juta. (Jauhari, 2007)
Makalah ini akan menjelaskan Asuhan Keperawatan pada Anak dengan penyakit
Morbili. Diharapkan bisa menjadi referensi untuk pembelajaran pada mahasiswa
keperawatan.

2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam makalah ini yakni :
1 Apakah yang dimaksut dengan morbili itu ?
2 Bagaimanakah etiologi penyakit morbili ?
3 Bagaimanakah epidemiologi dari penyakit morbili?
4 Bagaimana patofisiologi dari penyakit morbili?
5 Jelaskan manifestasi klinis dari penyakit morbili ?
6 Apa sajakah komplikasi dari penyakit morbili ?
7 Bagaimanakah asuhan keperawatan pada anak penderita morbili?

3 TUJUAN
1 untuk mengetahui definisi dari penyakit morbili;
2 untuk mengetahui etiologi dari penyakit morbili;
3 untuk mengetahui epidemiologi dari penyakit morbili;
4 untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit morbili;
5 untuk mengtahui manifestasi klinis dari penyakit morbili;
6 untuk mengetahui komplikasi dari penyakit morbili;
7 untuk mengatahui asuhan keperawatan pada anak penderita penyakit morbili.

4 MANFAAT
1 dapat mengetahui pengertian penyakit morbili;
2 dapat mengetahui etiologi dari penyakit morbili;
3 dapat mengetahui epidemiologi dari penyakit morbili;
4 dapat mengetahui patofisiologi dari penyakit morbili;
5 dapat mengetahui manifestasi klinis dari penyakit morbili;
6 dapat mengetahui apa saja komplikasi penyakit morbili;
7 dapat mengetahui asuhan keperawatan pada anak penderita morbili.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu
stadium prodormal (kataral), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang
dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik. (Ilmu Kesehatan Anak
edisi 2 th 1991.FKUI)

Morbili adalah penyakit anak yang menular yang lazim biasanya ditandai dengan
gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam,scarlet,
pembesaran serta nyeri limpa nadi. (Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000)

2.2 Etiologi

Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah
selama masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus ini berupa
virus RNA yang termasuk family Paramiksoviridae, genus Morbilivirus. Cara
penularannya dengan droplet infeksi.

2.3 Epidemiologi

Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan
kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili
akan mendapat kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan
setelah umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita
morbili. Bila seseorang wanita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka
50% kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester I,II
atau III maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau
seorang anak dengan BBLR atau lahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum
usia 1 tahun.

2.4 Patofisiologi :

a Pathway umum

b Pirogenik :
Droplet Infection (virus masuk)

Virus memasuki aliran darah

Sampai dan mempengaruhi termostat dalam hipotalamus

Titik setel termostat meningkat

Suhu tubuh meningkat

Hipertermia (masalah kep: gangguan rasa nyaman: hipertermi yang dirasakan)

pengaruhi nervus vagus pusat

masuk ke pusat muntah di medula oblongata.

- anorexia

- malaise

c Koplik`s spot
Ploriferasi sel-sel endotel kalpiler di dalam korium

Terjadi eksudasi serum dan kadang-kadang


eritrsit dalam epidermis Rash/ ruam kulit

Di konjunctiva terjadi reaksi peradangan umum Konjuctivitis

d Sal. Cerna
Hiperplasi jaringan limfoid terutama pada

usus buntu mukosa usus teriritasi

kecepatan sekresi bertambah

pergerakan usus meningkat diare

2.5 Manifestasi klinis

Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih dari 10-20 hari dan kemidian
timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium yaitu:

a Stadium kataral (prodormal)


Stadium prodormal berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh demam ringan hingga
sedang, batuk kering ringan, coryza, fotofobia dan konjungtivitis. Menjelang akhir
stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik yang
patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih
kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya dimukosa bukalis
berhadapan dengan molar dibawah, tetapi dapat menyebar tidak teratur mengenai seluruh
permukaan pipi. Meski jarang, mereka dapat pula ditemukan pada bagian tengah bibir
bawah, langit-langit dan karankula lakrimalis. Bercak tersebut muncul dan menghilang
dengan cepat dalam waktu 12-18 jam. Kadang-kadang stadium prodormal bersifat berat
karena diiringi demam tinggi mendadak disertai kejang-kejang dan pneumoni. Gambaran
darah tepinya berupa limfositosis dan leukopenia.

b Stadium erupsi
Coryza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema / titik merah dipalatum durum dan
palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertai dengan
menaiknya suhu tubuh. Eritema timbul dibelakang telinga dibagian atas lateral tengkuk,
sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan
primer pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening
disudut mandibula dan didaerah leher belakang. Juga terdapat sedikit splenomegali, tidak
jarang disertai diare dan muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah Black
Measles yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus
digestivus.
c Stadium konvalesensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang
bisa hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula
kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili.
Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa
hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi

2.6 Komplikasi

Adapun komplikasi yang dapat terjadi akibat inveksi virus Morbili yaitu;

a Otitis media akut


b Pneumonia / bronkopneumoni
c Encefalitis
d Bronkiolitis
e Laringitis obstruksi dan laringotrakhetis

2.7 Asuhan Keperawatan

1 Pengkajian
Berkikut ini adalah hal-hal yang harus dikaji dalam pemeriksaan pasien dengan kasus
Morbili, antara lain:
a Identitas diri, terdiri dari nama, alamat, tempat tanggal lahir, tanggal masuk rumah sakit,
data obyektif/data subyektif, no telepon dan informasi lain yang penting tentang pasien.
b Riwayat Imunisasi, diisi apakah pasien sudah pernah mendapatkan imunisasi, kalau iya
imunisasi apa yang pernah diberikan.
c Kontak dengan orang yang terinfeksi
d Pemeriksaan Fisik :
1) Mata : terdapat konjungtivitis, fotophobia

2) Kepala : sakit kepala

3) Hidung : Banyak terdapat secret, influenza, rhinitis/koriza, perdarahan hidung pada


stadium erupsi.

4) Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa pahit.

5) Kulit : Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam makuler pada leher,
muka, lengan dan kaki (pada stad. Konvalensi), evitema, panas (demam).

6) Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing, renchi, sputum

7) Tumbuh Kembang : BB, TB, BB Lahir.

8) Pola Defekasi : BAK, BAB, Diare

9) Status Nutrisi : intake output makanan, nafsu makanan

e Keadaan Umum : Kesadaran, TTV


2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan kasus Morbili adalah:
a Gangguan rasa nyaman : peningkatan suhu tubuh
b Resiko kurang volume cairan
c Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
d Resiko terjadi gangguan pola nafas
e Gangguan persepsi sensori
f Gangguan integritas kulit
g Gangguan istirahat tidur
h Intoleransi aktivitas
3 Perencanaan
Adapun hal-hal yang perlu dirumuskan dalam menyusun perencanaan untuk menangani
masalah keperawatan pada pasien Morbili yaitu:
a Diagnosa keperawatan 1
Gangguan rasa nyaman : peningkatan suhu tubuh bd proses inflamasi

Data Subjektif :
1 Pasien mengeluh pusing
2 Pasien mengeluh panas
Data Objektif :

1 Suhu tubuh > 37,4


2 Pasien tampak gelisah
3 Mukosa mulut kering
4 Keringat berlebihan
5 Frekuensi pernafasan meningkat
6 Kejang
7 Takikardi
8 Kulit terasa panas
Tujuan :

1 Suhu tubuh normal dalam jangka waktu


Kriteria Hasil :

1 Suhu tubuh 36,6 37,4 0 C


2 Bibir lembab
3 Nadi normal
4 Kulit tidak terasa panas
5 Tidak ada gangguan neurologis ( kejang )
6 Aktivitas sisi kemampuan
Rencana Tindakan :

1 Identifikasi penyebab atau factor yang dapat menimbulkan peningkatan suhu tubuh:
dehidrasi, infeksi, efek obat, hipertiroid.
2 Observasi fungsi neurologis : status mental, reaksi terhadap stimulasi dan reaksi pupil.
3 Observasi cairan masuk dan keluar, hitung balance cairan
4 Observasi tanda kejang mendadak
5 Beri cairan sesuai kebutuhan bila tidak kontraindikasi
6 Berikan kompres air hangat
7 Berikan cairan dan karbohidrat yang cukup untuk meningkatkan hipermetabolisme
akibat peningkatan suhu.
8 Anjurkan pasien untuk mengurangi aktivitas yang berlebihan bila suhu naik / bedrest
total.
9 Anjurkan dan bantu pasien menggunakan pakaian yang mudah menyerap keringat.
10 Kolaborasi: Pemberian anti piretik, pemberian anti biotic, pemeriksaan penunjang
b Diagnosa Keperawatan 2
Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan sekunder
terhadap demam.

Data Subjektif :

1 Pasien mengeluh haus


2 Pasien mengeluh lemah
3 Pasien mengeluh mencret .x/hr
4 Pasien mengeluh muntah x/hr
Data Objektif :

1 TDmmttg, N..x/mnt, S.. 0 C, RRx/mnt


2 Turgor kulit jelek, kulit kering
3 Perubahan produksi urinecc/ 24 jam
4 Penurunan pengisian vena ( capillary refill )
5 Volume dan tekanan nadi menurun
6 Denyut nadi meningkat
7 Demam, bibir kering, mata cekung, akral dingin.
Tujuan :

1 Tidak terjadi kekurangan volume cairan tubuh dalam jangka waktu .


Kriteria Hasil :

1 Turgor baik
2 Produksi urine cc/jam <0,5 1 cc/kg BB/jam
3 Kulit lembab
4 TTV dalam batas normal
5 Mukosa mulut lembab
6 Cairan masuk dan keluar seimbang
7 Tidak pusing pada perubahan posisi
8 Hb, Ht, dalam batas normal
Rencana Tindakan :
1 Observasi penyebab kekurangan cairan : muntah, diare, kesulitan menelan, kekurangan
darah aktif, diuretic, depresi, kelelahan
2 Observasi TNSR
3 Observasi tanda tanda dehidrasi
4 Observasi keadaan turgon kulit, kelembaban, membran mukosa
5 Monitor pemasukan dan pengeluaran cairan bila kekurangan cairan terjadi secara
mendadak, ukur produksi urine setiap jam, berat jenis dan observasi warna urine.
6 Catat dan ukur jumlah dan jenis cairan masuk dan keluar per.
7 Perhatikan : cairan yang masuk, kecepatan tetesan untuk mencegah edema paru, dispneu,
bila pasien terpasang infus
8 Timbang BB setiap hari
9 Pertahankan bedrest selama fase akut
10 Ajarkan tentang masukan cairan yang adekuat, tanda serta cara mengatasi kurang cairan
11 Kolaborasi : pemberian cairan parenteral sesuai indikasi, pemberian obat sesuai indikasi,
observasi kadar elektronik, Hb,Ht

c Diagnosa Keperawatan 3
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh : Asupan makanan yang kurang

Data Subjektif :

1 Pasien mengatakan mual


2 Pasien mengatakan tidak nafsu makan
3 Pasien mengatakan susah makan
Data Objektif :

1 Bising usus.x/mnt
2 Mukosa mulut kering
3 Vomitus .cc
4 Porsi makan : ..porsi
5 Hb ., Albumin..Konjungtiva dan selaput lendir pucat
6 Terdapat bercak bercak merah pada mukosa mulut
Tujuan :

1 Pasien dapat memperbaiki status gizi (nutrisi ) dalam jangka waktu


Kriteria Hasil :

1 BB meningkat
2 Mual berkurang / hilang
3 Tidak ada muntah
4 Pasien menghabiskan makan 1 porsi
5 Nafsu makan meningkat
6 Pasien menyebutkan manfaat nutrisi
7 Pasien mengungkapkan kesediaan mematuhi diit
8 Tidak ada tanda tanda malnutrisi
9 Nilai Hb, Protein dalam batas normal
Rencana Tindakan :

1 Kaji pola makan pasien


2 Observasi mual dan muntah
3 Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat untuk kesembuhan
4 Kaji kemampuan untuk mengunyah dan menelan
5 Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan atau hilangnya bising usus.
6 Beri posisi semi fowler / fowler saat makan
7 Identifikasi factor pencetus mual , muntah , diare, nyeri abdomen
8 Kaji makanan yang disukai dan tidak disukai sesuai diit
9 Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan menarik
10 Bantu pasien untuk makan , catat jumlah makanan yang masuk
11 Hindari makanan dan minuman yang merangsang
12 Lakukan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan.
13 Kolaborasi : Penatalaksanaan diit yang sesuai ( dengan ahli gizi), Pemberian nutrisi
parenteral, Pemberian anti emetic, Pemberian multivitamin, cara pemberian makanan
tambahan.

Berikut ini merupakan intervensi yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan anak
akibat infeksi virus Morbili.

a Imunusasi aktif
Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan vaksin campak hidup yang telah dilemahkan.
Vaksin hidup yang pertama kali digunakan adalah Strain Edmonston B. Pelemahan
berikutnya dari Strain Edmonston B. Tersbut membawa perkembangan dan pemakaian
Strain Schwartz dan Moraten secara luas. Vaksin tersebut diberikan secara subkutan dan
menyebabkan imunitas yang berlangsung lama.

Pada penyelidikan serulogis ternyata bahwa imunitas tersebut mulai mengurang 8-10
tahun setelah vaksinasi. Dianjurkan agar vaksinasi campak rutin tidak dapat dilakukan
sebelum bayi berusia 15 bulan karena sebelum umur 15 bulan diperkirakan anak tidak
dapat membentuk antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Pada suatu
komunitas dimana campak terdapat secara endemis, imunisasi dapat diberikan ketika
bayi berusia 12 bulan.

b Imunusasi pasif
Imunusasi pasif dengan serum oarng dewasa yang dikumpulkan, serum stadium
penyembuhan yang dikumpulkan, globulin placenta (gama globulin plasma) yang
dikumpulkan dapat memberikan hasil yang efektif untuk pencegahan atau melemahkan
campak. Campak dapat dicegah dengan serum imunoglobulin dengan dosis 0,25 ml/kg
BB secara IM dan diberikan selama 5 hari setelah pemaparan atau sesegera mungkin.

4 Implementasi
Implementasi keperawatan dilakukan dengan mengkaji respon actual pasien dengan
menyususun prioritas intervensi mana yang akan didahulukan. Implementasi dijalankan
sesuai dengan indikasi yang terlihat dari respon pasien. Intervensi yang telah disusun
tidak harus semuanya dilakukan, namun perawat secara pemikiran kritis harus dapat
dengan bijak menentukan mana inntervensi yang benar-benar harus dijalankan.

5 Evaluasi dan Perencanaan Pemulangan


Jika kriteria hasil telah tampak sesuai dengan yang diharapkan pada inntervensi dan
masalah keperawatan telah terselesaikan maka perawat terlebih dahulu harus mengaji
secara holistic terkait kondisi actual pasien tentang ada atau tidaknya masalah baru yag
muncul. Apabila semua masalah telah teratasi maka perawat bersama keluarga bersama-
sama berdiskusi untuk melakukan perencanaan pemulangan. Perencanaan pemulangan
merupakan keputusan bersama yang diambila antara perawat dengan pasien dan
bertujuan unntuk meningkatkan kemandirian pasien untuk melakukan perawatan
dirumah. Berikut hal-hal yang harus dipastikan oleh perawat kepad keluarga pasien
terkait rencana pemulangan:

a Jelaskan terapi yang diberikan : dosis, efek samping


b Melakukan imunisasi jika imunisasi belum lengkap sesuai dengan prosedur
c Menekankan pentingnya kontrol ulang sesuai jadwal
d Informasikan jika terdapat tanda-tanda terjadinya kekambuhan

BAB III
TINJAUAN KASUS

Nama klien : An.K Tgl Masuk RS : 6 - 11 - 2016

No. Regristasi : 940096 Tgl Penkajian : 8 - 11 - 2016

Diagnosa Medis : Morbili

A. Pengkajian Data
1. Indentitas Klien
1) Nama Klien : An.K
2) Tempat Tanggal Lahir : 16 08 - 2006
3) Jenis Kelamin\ : Laki - Laki
4) Agama : Islam
5) Suku Bngsa : Jawa
6) Pekerjaan : Pelajar SD Kelas IV
7) Alamat : Kel. Harjamukti RT/RW 05/10 No.77
2. Nama Orang Tua
1) Ayah
a. Nama : Tn.N
b. Pekerjaan : Scurity
c. Pendidikan : SLTA
2) Ibu
a. Nama : Ny.S
b. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
c. Pendidikan : SLTA

B. Keluhan Utama
Panas tinggi mulai selasa tanggal 01 10 2016 disertai batuk pilek, sakit mata, dan
keluar ruam merah. Disertai rasa gatal.

C. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
P = Tetangga klien ada yang menderita penyakit morbili, Pulang sekolah klien
langsung bermain.
Q = Klien merasa badan panas dan terlihat lemas sepanjang hari
R = Seluruh badan panas, mata terasa sakit, tenggorokan gatal disertai batuk
T = Badan Panas, batuk, sakit mata di rasakan sejak hari selasa tgl 1-November-
2016, kemudian keluar ruam merah dimuka, hari kamis tgl 3-November-2016
ruam merah timbul di dada, perut, dan punggung di tangan dan kaki.

2) Riwayat Kesehatan Dulu


a. Penyakit Kesehatan Masa lalu
Klien pernah menderita penyakit varicella pada tahun 2015 dan pernah
menderita demem typoid pada usia 6tahun
b. Klien belum pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya
c. Klien belum pernah mengalami tindakan pembedahan/operasi
d. Klien belum pernah mengalami kecelakaan
e. Klien belum pernah mengalami alergi

3) Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Kepala keluarga pernah mengalami penyakit berat yang harus di rawat di
rumah sakit karena sakit morbili pada tahun 2015
b. Genogram

Keterangan
= Laki Laki

= Perempuan

= klien

4) Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Riwayat Kehamilan dan Persalinan = G=2 P=2 A=0
a. Pernatal
- Ibu rutin melakukan prenatal care/pemeriksaan kehamilan ketika
mengandung anak
- Ibu tidak ada masalah dalam mmasa kehamilan selama mengandung an.K

b. Natal
- Lahir Kehamilan : 9bln, di tolong oleh bidan
- Anak Ke :2
- BB Waku Lahir : 3000gr. BB sekarang = 30kg
- Tinggi Badan Waktu Lahir : 49cm. TB sekarang = 139cm
- Apakah ada masalah waktu persalinan : Tidak ada

c. Postnatal

- Ibu klien rajin melakukan prenatal care setelah melahirkan an.K


- Ibu klien tidak ada masalah saat pasca perslinan melahirkan an.K
- Ibu klien tidak memberikan asi eksklusif kepada an.K karena umur 3bulan
sudah di beri makan pisang
- Ibu klien mengatakan an,K mendapatkan imunisasi dasar lengkap BC6,
DPT3 3x, Polio 4x, Campak, Hepatitis dan DT.

D. Riwayat Psikososial / Spiritual


1. Yang mengasuh : ibu klien
2. Hubungan dengan anggota keluarga : klien anak yang sedikit susah
diatur
3. Hubungan denagn teman sebaya : klien senang bermain dengan
teman sebaya
4. Pembawa anak secara umum : klien anak yang baik
5. Respon anak terhadap sakit : menerima dirinya menderita
sakit
6. Respon anak terhadap petugas kesehatan : klien merasa sedih bila terjadi
perpisahan
7. Reaksi anak terhadap perpisahan : klien merasa sedih bila terjadi
perpisahan
8. Respon kel terhadap anak yang sehat : keluarga sabar merawat anak
yang sakit
9. Keluhan lama : lemas, batuk
10. Keyakinan terhadap agama : klien punya keyakinan yang
cukup kuat terhadap agama
11. Keyakinan terhadap penyakit : klien yakin penyakit bisa diobati
12. Keyakinan terhadap kesembuhan : klien yakin akan sembuh dari
Sakitnya
E. Pola kebiasaan sehari-hari

No Pola kebiasaan (ADL) Sebelim Sakit Sesudah Sakit


1 Nutrisi
A. Makan
a. Jenis
b. Frekuensi Nasi dan lauk Tidak mau makan nasi
c. Porporasi
2-3x sehri Tidak mau makan nasi
d. Makanan kesukaan
e. Makanan pantangan 1piring Tdak makan makanannya
f. Nafsu makan
Ayam goreng Tidak ada
g. Reflek hisap
h. Cara makan Tidak ada Tidak ada
B. Minum
Menghabiskan Tidak ada
a. Jenis
b. Frekuensi makanan -
c. Jumlah (cc)
Tidak menyusui Tidak mau makan
d. Cara minum
Makan sendiri
Air putih
Air putih 2gelas/hari
6 gelas/hari 200 cc
600cc Dibantu
Sendiri
2 Eliminasi
A. BAB
a. Frekuensi 1x sehari
b. Waktu 1x sehari Pagi
c. Warna Kuning
Pagi
d. Konsistensi Lembek
e. Obstipasi Kuning Tidak ada
f. Penggunaan pencahar Tidak
Lembek
g. Diare cantumkan (cc) Tidak
h. Melena Tidak ada Tidak
i. Stoma (kolostomi, Tidak
Tidak
ileustomi)
Tidak Dibantu
j. Cara pengeluaran
Tidak
sendiri/dibantu
Tidak
B. BAK 3x sehari
a. Frekuensi 200 cc
b. Jumlah urin dan output sendiri
Kuning
(cc)
Tidak bau
c. Warna
Tidak ada darah
d. Ada tidaknya bau
e. Ada tidaknya
darah/hematuri 4x Tidak
f. Inkonetinsia Tidak
200 cc
g. Penggunaan kateter dibantu
h. Cara pengeluaran
dibantu/sendiri Kuning
Tidak bau
tidak ada darah

Tidak
Tidak
sendiri
3 Istirahat dan tidur
a. Waktu tidur malam Cukup Cukup
b. Waktu tidur siang Tidak pernah Cukup
c. Lamanya 8 jam 7 jam
d. Kebiasaan pengantar Tidak ada Tidak ada
tidur
Tidak ada Tidak ada
e. Ada tidaknya masalah
tidur Tidak ada Tidak ada
f. Kebiasaan yang saat
dilakukan tidur
4 Personal hygine
A. Mandi
a. Frekuensi
b. Kegunaan sabun/tidak 2x sehari Belum mandi
c. Melaukan sendiri/batu
Menggunakan sabun -
B. Oral hygine
a. Frekuensi Melakukan sendiri -
b. Pengunaan sikat
gigi/tidak
2x sehari Tidak
c. Pengunaan sikat
Mengunaan pasta gigi -
gigi/tidak
d. Cara melakukan
sebdiri/tidak Menggunaan sikat -
gigi
-
Melakukan sendiri
5 Aktivitas bermain
a. Waktu bermain Siang pulang sekolah Tidak ada
b. Jenis bermain Main sepeda -
c. Senang Senang bermain -
bermain/kelompok kelompok

F. Pengkajian Fisik
a. Pengukuran pertumbuhan (Antropometri)
- Berat Badan : 30 kg
- Tinggi Badan : 139 cm
- Lingkar Kepala : 53 cm
- Lingkar Dada : 58 cm
- Lingkar Abdomen : 60 cm
- Lingkar Lengan Atas : 21 cm
- Tricep Skin Fload (TSF) :-

b. Pengukuran Fisiologis (TTV)


- Suhu : 39,4 oC
- Nadi : 110 x/menit
- Respirasi Rate : 50 x/menit
- Tekanan Darah :-

c. Penampilan umum
- Wajah : oval
- Postur : tinggi kurus
- Hygine : kurang bersih
- Nurtisi : kurang dari kebutuhan
- Perilaku : baik
- Perkembangan : baik
- Status kesadaran : compos metis

d. Kulit
- Warna : coklat tua
- Tekstur : kasar
- Suhu : 39,4 oC
- Turgor : baik

e. Struktur Aksesoris
- Rambut : rambut pendek agak kotor
- Kuku : kuku pendek dan bersih
- Dermatoglifik :-

f. Nodus Limfe
- Ukuran : normal
- Mobilitas : normal
- Pembesaran : normal/ tidak ada

g. Kepala
- Bentuk dan kesimetrisan : bentuk lonjong dan simetris
- Rentang Gerak : baik
- Fontenal (anterior dan posterior) : tidak ada kelainan
- Hygine dan kulit kepala : kurang bersih
- Lesi : tidak ada
- Perkusi Sinus Frontal : tidak ada kelainan

h. Leher
- Ukuran : normal
- Trakea : normal / tidak ada kelainan
- Tiroid : normal / tidak ada kelainan
- Arteri Karotis : normal / tidak ada kelainan

i. Mata
- Penempatan dan kesejahjara : normal dan simetris
- Kelopak mata : tidak ada lesi, terdapat kotoran mata
- Konjungtiva : kemerahan
- Pungtum Lakrimalis : tidak ada sumbatan
- Sklera : kemerahan/ hiperemesisi
- Kornea : normal / positif
- Pupil : isokor
- Iris : tampak bening
- Refleksi kornea : positif / normal
- Refleksi pupilari : positif / normal
- Reflek dolls eye : normal

j. Telinga
- Pinna : pinna lentur tidak ada benjolan
- Inspeksi hygine (bau, rabas, warna) : tidak bau sedikit serumen
- Konal Eksternal : bersih
- Membran Timpani : bening
- Tes rinne :-
- Tes wiber :-

k. Hidung
- Ukuran, penempatan dan kesejajaran : normal dan simetris
- Inspeksi Hygine : bersih
- Septum : ada sedikit
- Membarane mukosa : lembab
- Reflek Glaberal :-
- Reflek Bersin : ada / positif

l. Mulut Dan Tenggorokan


- Bibir (warna, testur,lesi) : coklat, agak kering, tidak ada lesi
- Struktur internal (membran mukosa, gigi, gusi, lidah, upula,
tongsil) : gigi lengkap, gusi tidak besar.
- Reflek batuk : ada
- Sucing reflek : ada
- Gag reflek : ada
- Ruoting reflek :-
- Ekstrution reflek :-
- Yawn reflek :-

m. Dada
- Ukuran, bentu, kesimetrisan : 58 cm, dan simetris
- Ratio AP laternal : tidak ada
- Retraksi strelnal : tidak ada
- Prosesus xypoedoideus : teraba
- Pembesarn mamae : tidak ada
- Sekresi mamae : tidak ada
- Pigeon chest :-

n. Paru
- Bunyi nafas : ronchi
- Irama, frekuensi, kedalam nafas : 50x/menit, dangkal
- Vokal fremitus :

o. Jantung
- Inspeksi ukuran : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi impuls apikal : ictul cortis teba di IC ke-5
- Auskultasi bunyi jantung : Tidak ada suara tambahan
- Perkusi arca jantung : pekak

p. Abdomen
- Inspeksi : ukuran : 60cm kontur : kering
Tonus : simetris kondisi kulit : kering
beruam
- Auskultasi : bisisng usus : 12x/menit
Pulsai dostlik: nomal
- Perkusi : lambung : normal
Hepar : normal
Limfa : normal
- Palpasi : nadi femoralis : tersba kering

q. Genitalia
Pria
- Ukuran penis :-
- Gles penis :-
- Preputium :-
- Neatus uretra :-
- Skrotum :-
- Testis :-

r. Anus
- Penampilan umum : bersih
- Refleks anal : normal

s. Punggung dan estermitas


- Kulfatura dan kesimetrisan : simetris
- Uji skloliosis :-
- Mobilitas : lemas
- Uji kekuatan otot : normal
- Tulang maleolus : normal
- Posisi telapak kaki : normal
- Cara berjalan : normal

Vii pemeriksaan tumbuh kembang


1. Kemandirian dalam bergaul
Mandiri dalam bergul secara berkelompok
2. Motorik halus adaktif
Normal
3. Motorik kasar
Normal
4. Kogitif dan bahasa
Baik

viii. Data Penunjang


1. Laboratorium

Hari Jenis Nilai Nilai Normal


2. Darah Rutin
Seni - Hemoglobin 14,7 10,8 15,6
- Leukosit 10.450 4500 13500
n
- Trombosit 249 150 400
7-11-
- Eritrosit 5,59 4,1 5,3
2016 - Hematokrit 43,7 37 54
- Mcv 78,1 77 91
- Mcm 26,3 27 34
- Mcmc 33,7 32 36
- Rdwcv 12,2 11 16
- Rdwsd 39,7 35 56

Rontgent
Hasil rontgent tgl 08 11 -2016 = Bronchitis (minta ada waktu)
3. Pemeriksaan Penunjang Lainnya
-
4. Terapi Pengobatan

Hari Jenis Dosis Waktu Cara


Pemberian
Infus RL 12 tb/mnt Infus
Vit A 200.000 1x Oral
Ambroxol 3x1 3x1 Oral
Insoprinak 3x1 3x1 Oral
Parasetamol 300mg 4x1 Injeksi
ix. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 DS : Ibu klien Infeksi Virus Peningkatan suhu
mengatakan an.K panas tubuh / hipertermi
Reaksi Inflamasi
DO : Suhu Axila 39,5 C
N : - 110
Proses Demam
RR : 50
Hipertermi

Out put cairan meningkat

Gangguan pemenuhan
cairan

Kekurangan volume cairan

2 DS : Ibu klien Output cairan meningkat Kurangnya


mengatakan an.K kebutuhan cairan
Gangguan pemenuhan
Jarang mau makan
cairan
DO : - pasien terlihat
lemas, turgor kulit Kekurangan volume cairan
jelek, mulut kering, HB
: 14,7 , HT : 43,7

3 DS : Ibu klien Infeksi tenggorokan Gangguan


mengatakan an.K tidak kebutuhan nutrisi
Dahak
mau makan
DO : an.K tidak Tertekan lambung
memakan maknan nya
Mual

Nafsu makan menurun


4 DS : ibu mengatakan Infeksi pada bronchus Bersihan jalan nafas
an.K batuk dan sesak tidak effektif
Hisekresi sputum
nafas
DO : RR : 50 x/mnt Pola nafas tidak efektif

x. Diagnosa Keperawatan (di bikin nanda)


1. Peningkatan suhu tubuh/hipertermi b.d infeksi virus
2. Gangguan keseimbangan cairan b.d intake yang kurang
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake yang kurang
4. Ketidak efektifan jalan nafas b.d spuiter dalam jumlah yang berlebihan

xi. Asuhan Keperawatan


Nama Klien : an.K No Register : 940096
Jenis Kelamin : Laki Laki Diagnosa Medik : Morbili
Umur : 10th

No Diagnosa NIC NOC


Keperawatan
1 Peningkatan suhu Thermoregulatin Fever treatmeal
Kriteria hasil - Monitor suhu
tubuh / hipertensi
- Suhu tubuh dalam
sesering
b.d infksi virus
rentang normal
mungkin
- Nadi dan RR dalam
- Monitor IWL
rentang normal - Monitor warna
- Tidak ada perubahan
dan suhu kulit
warna kulit dan tidak - Monitor nadi
ada pusig dan RR
- Monitor
penurunan
tingkat
kesadaran
- Monitor input
dan output
- Bersikan anti
pretik
- Berikan
pengobatan untuk
mengatasi
penyebab demam
- Selimuti pasien
- Tingkatkan
sirkulasi udara

2 Gangguan - Fluid balance - Fluid


- Hydration
keseimbangan cairan management
- Nutrional status food
- Pertahankan
b.d intake yang
and fluid intake
catatan intake
kurang
Kriteria Hasil
dan output yang
- Nadi dan suhu tubuh
adekuat
dalam batas normal - Monitor status
- Tidak ada tanda
dehidrasi
tanda dehidrasi - Monitor vital
sign
- Monitor
masukan
makanan / cairan
- Dorong masukan
oral
- Monitor respon
pasien terhadap
penambahana
cairan

3 Ganggaun nutris - Nutrional status = - Nutrisi


kurang dari food and fluid management
- Natrional status - Kaji adanya
kebutuhan b.d intake
nutrient intake alergi makanan
yang kurang
- Weight control - Anjurkan klien
Kriteria hasil untuk
- Adanya peningkatan meningkatkan
berat protein
- Berat badan sesuai - Nutrional
dengan tinggi badan monitoring
- Mampu - BB klien dalam
mengidentifikasi batas normal
- Monitor infeksi
kebutuhan nutrisi
- Tidak terjadi anak selama
penurunan BB makan
- Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam
4
makan
Ketidakefektifan - Monitor turgor
jalan nafas b.d kulit
sputum dalam
jumlah yang
berlebih
Airway Management
- Respiratory status =
- Buka jalan nafas
Ventilation
- Posisikan paien
- Respiratory status =
untuk
Airway
memaksimalkan
Kriteria hasil
ventilasi
- Mendemonstrasikan
- Lakukan
batuk efektif, suara
fisioterapi dada
nafas yang bersih,
jika perlu
mampu mengeluarkan - Keluarkan sekret
sputum, mampu dengan batuk
- Ajarkan batuk
bernafas dengan
efektif
mudah
- Mempu
mengidentifikasikan
dan mencegah faktor
yang dapat
menghambat jalan
nafas

xii. Catatan Keperawatan

Hari D Tindakan dan Respon Paraf


X
9-11-2016 1 Fever treatment
- Memonitori suhu sesering mungkin
- Memoonitor IWL
- Memonitori warna dan shu kulit
- Memoonitori nadi dan RR
- Meonitori penurunan tingkat kesadaran
- Memberikan antipiretik
- Menyelimuti pasien

9-11-2016 2 Fluid Management


- Mempertahankan catatan intake dan output
- Memonitori status hidrasi
- Memonitori vital sign
- Memonitori masukan makanan / cairan
- Kolaborasi pemberian cairan IV
- Mendorong masukan oral
- Memonitori IV Line
- Memonitori respon pasien terhadap
penambahan
9-11-2016 3
Nutrien Management
- Mengkaji adanya alergi makanan
- Memberikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
- Memonitori adanya penurunan BB
- Memonitori Lingkungan selama makan
10-11- 4 - Memonitori turgor kulit
2016

Airway Management
- Membuka jalan nafas
- Memposisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilsi
- Melakukan fisioterapi dada
- Mengeluarkan sekret dengan batuk
- Mengajarkan batuk efektif
- Memonitori respirasi dan status O2
- Meganjurkan dilakukan nya nebulizer

xiii. Catatan Perkembangan

Hari N Tindakan dan Respon Paraf


o
10-11- 1 S = Ibu klien mengatakan an.K sudah tidak panas
O = Suhu Axila 36,5 C
2016
A = Masalah sudah teratasi
P = Hentikan intervensi keperawatan

10-11- 2 S = ibu klien mengatakan anaknya sudah mau minum


2016 air putih
O = Pasien terlihat tidak Lemas
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
3
S = ibu klien mangatakan anaknya sudah mau makan
10-11- O = pasien mamakan makanan nya
A = masalah teratasi sebagian
2016
P = Lanjutkan intervensi

10-11- 4 S= Ibu klien mengatakan anaknya masih batuk dan


2016 sesak
O = RR : 42 x/mnt
A= Masalah belum teratasi
P= Lanjutkan intervensi

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Morbili adalah penyakit anak yang menular yang lazim biasanya
ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak
ringan atau demam,scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi. Penyebabnya
adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah selama
masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus ini berupa
virus RNA yang termasuk family Paramiksoviridae, genus Morbilivirus. Cara
penularannya dengan droplet infeksi.
Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian
menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bila seseorang wanita menderita
morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan
mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester I,II atau III maka
ia akan mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau
seorang anak dengan BBLR atau lahir mati atau anak yang kemudian
meninggal sebelum usia 1 tahun.
Masa inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih dari 10-20 hari yang
dibagi dalam 3 stadium yaitu, Stadium kataral (prodormal), Stadium erupsi,
Stadium konvalesensi. Adapun komplikasi yang dapat terjadi akibat inveksi
virus Morbili yaitu, Otitis media akut, Pneumonia, Encefalitis, Bronkiolitis,
Laringitis obstruksi dan laringotrakhetis.

B. SARAN
1 Bagi mahasiswa diharapkan dapat mengetahui penyakit morbili serta
masalah yang ditimbulkannya.
2 Bagi masyarakat diharapkan dapat menerapkan pola hidup sehat

Anda mungkin juga menyukai