Anda di halaman 1dari 1

Pterigium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat

degeneratif dan invasif. Pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal
ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke daerah kornea. Diduga penyebab pterigium
adalah exposure atau sorotan berlebihan dari sinar matahari yang diterima oleh mata.
Ultraviolet, baik UVA ataupun UVB, berperan penting dalam hal ini. Selain itu dapat pula
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti zat alergen, kimia, dan pengiritasi lainnya. Secara
geografis, pterigium paling banyak ditemukan di negara beriklim tropis. Karena Indonesia
beriklim tropis, penduduknya memiliki risiko tinggi mengalami pterigium. (Ilyas, 2001;
Riordan, 2010; Soewono, 2006).

Pterigium masih menjadi permasalahan yang sulit karena tingginya frekuensi


pterigium rekuren. Recurrence rate pasca operasi pterigium di Indonesia adalah 35 52%.
Dari hasil penelitian di RS Cipto Mangunkusumo didapatkan bahwa recurrence rate pada
pasien berusia kurang dari 40 tahun adalah 65% dan pada pasien berusia lebih dari 40 tahun
adalah 12,5%.

Selain itu, pterigium menimbulkan masalah kosmetik dan berpotensi


mengganggu penglihatan bahkan berpotensi menjadi penyebab kebutaan pada stadium lanjut.
Penegakan diagnosis dini pterigium diperlukan agar gangguan penglihatan tidak semakin
memburuk dan dapat dilakukan pencegahan terhadap komplikasi (Riordan, 2010; Soewono,
2006).

Anda mungkin juga menyukai