Disusun oleh :
Pembimbing :
STATUS PASIEN
I. ANAMNESA
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani sawit
Alamat : Kalimantan Tengah
Status : Menikah
Tanggal Masuk : 13 Maret 2017
Tanggal Periksa : 14 Maret 2017
No RM : 0137xxxx
B. Keluhan Utama
Benjolan di selangkangan kanan sejak 2 bulan SMRS
H. Anamnesis Sistemik
Kepala : pusing (-), nyeri kepala (-)
Mata : pandangan kabur (-/-),bengkak (-/-), mata merah
(-/-)
Hidung : pilek (-), hidung tersumbat (-), keluar darah (-)
Pipi : bengkak (-/-), nyeri (-/-)
Telinga : pendengaran berkurang(-/-), keluar cairan(-/-),
berdenging (-/-)
Mulut : mulut kering (-), bibir biru (-), sariawan (-), gusi
berdarah (-), bibir pecah-pecah (-), mulut berdarah
(-), mulut terasa pedih (-), bibir bengkak (-)
Tenggorokan : nyeri telan (-), suara serak (-) benjolan (-), nyeri
tekan (-), warna kulit berubah (-), kulit luka (-)
Respirasi : nyeri saat bernafas (-), sesak (-), dada terasa ampeg
(-),batuk (-), dahak (-), batuk darah (-), mengi (-)
Kardiovaskular : nyeri dada berat secara tiba-tiba (-), berdebar-debar
(-), pingsan(-), kaki bengkak (-), keringat dingin (-)
Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), perut terasa panas (-),
kembung (-), sebah (-), muntah darah (-), BAB
warna hitam (-), BAB sulit (-), perut buncit (-)
Genitourinaria : BAK warna kuning jernih (+), nyeri saat BAK (-),
BAK berpasir (-), nyeri pinggang (-), benjolan
pada selangkangan dan nyeri
Muskuloskeletal : nyeri otot (-), nyeri sendi (-)
Ekstremitas
Atas :pucat (-/-), kebiruan (-/-), bengkak (-/-),terasa
dingin (-/-)
Bawah : luka (-/-), pucat (-/-), kebiruan (-/-), bengkak (-/-),
terasa dingin (-/-)
i. Abdomen
Inspeksi :dinding perut sejajar dinding dada, perut distended
(-)
Auskultasi : bising usus (+) normal, 12x/ menit
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
j. Genitourinaria : BAK nyeri (-), Nyeri ketok costo vertebra (-)
k. Ekstremitas : CRT < 2 detik
Akral dingin Oedema
- -
- - - -
- -
C. Status Lokalis
a. Regio inguinal:
Inspeksi : tampak benjolan (+) di regio inguinal dextra, warna sama
dengan kulit sekitarnya.
Palpasi : dextra : teraba pembesaran kelenjar getah beningg
berukuran 10x7x2 cm konsistensi keras, suhu sama dengan
kulit sekitar, permukaan rata, batas tegas, terfiksir
sinistra : teraba benjolan di regio inguinal sinistra,
berukuran 1x1x1 cm dan konsistensi kenyal padat, suhu
sama dengan kulit sekitar, permukaan rata, batas tegas.
b. Kelenjar getah bening
Axilla kanan dan kiri : tidak teraba massa, nyeri tekan (-)
Infraclavicula kanan dan kiri : tidak teraba massa, nyeri tekan (-)
Supraclavicula kanan dan kiri : tidak teraba massa, nyeri tekan (-)
III. ASSESMENT I
Limfadenopati
IV. PLAN I
USG lower abdomen
Rontgen Thoraks
FNAB
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Lab Darah 13 Maret 2017
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
HEMATOLOGI RUTIN
Hemoglobin 10,9 g/dL 11.7 - 16.2
Hematokrit 34 % 33 - 45
Leukosit 10,4 Ribu/l 4.5 - 11.0
Trombosit 264 Ribu/l 150 - 450
Eritrosit 4,69 Juta/l 4.10 - 5.10
Golongan darah B
Golongan darah Rh positif
HEMOSTASIS
PT 11,5 detik 10-15
APTT 26,8 detik 20-40
INR 0,88
KIMIA KLINIK
Gula Darah Sewaktu 113 Mg/dl 60-140
Albumin 3,6 g/dl 3.4 - 4.6
Creatinin 0,6 mg/dl 0.6 - 1.4
Ureum 28 mg/dl < 50
ELEKTROLIT
Natrium darah 139 mmol/l 132-146
Kalium darah 3.5 mmol/l 3.7-5.4
Klorida darah 102 mmol/l 98 106
SEROLOGI HEPATITIS
HbsAg Non-reactive Non-reactive
b. Foto Thoraks 10 Maret 2017
Kesimpulan:
Cardiomegaly
Tidak terdapat pulmonal metastase
VI. ASSESSMENT II
Suspek Limpoma regio inguinal dd
VII. PLAN II
Pro biopsy incisiBAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Limfoma Hodgkin
Etiologi
Diagnosis
Stadium Penyakit
Pengobatan
Di dalam pengobatan Limfoma Hodgkin langkah pertama yang
harus dilakukan adalah penentuan stadium penyakit.
Dipastikan dengan biopsi eksisi kelenjar getah bening.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Evaluasi laboratorium: pemeriksaan darah lengkap, uji fungsi hati,
uji fungsi ginjal, urinalisis.
Rontgen foto toraks, CTscan toraks, abdomen, dan pelvis.
Biopsi sumsum tulang
Laparotomi dengan splenektomi untuk menentukan stadium
Setelah dilakukan penentuan stadium barulah dilakukan
pengobatan sesuai dengan stadium yang ada. Stadium I dan IIA: dapat
dilakukan radiasi, stadium III dan IV: kemoterapi (seperti: ABVD
doksorubisin [Adriamisin], bleomisin, vinblastin.dan dakarbazin).
Prognosis
Pada penyakit ini ,jika masih terbatas maka memiliki angka kesembuhan
80%; sedang penyakit lanjut memiliki angka kesembuhan 50-70%.
Manifestasi Klinis
Prosedur Diagnostik
Ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
Umum :
Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) atau organ
Malaise umum
Berat badan menurun 10% dalam waktu 3 bulan
Demam tinggi 38C selama 1 minggu tanpa sebab
Keringat malam
Keluhan anemia (lemas, pusing, jantung berdebar)
Penggunaan obat-obatan tertentu
Khusus:
Penyakit autoimun (SLE, Sjorgen, Rheuma)
Kelainan Darah
Penyakit Infeksi (Toxoplasma, Mononukleosis,
Tuberkulosis, Lues, dsb)
2. Pemeriksaan Fisik
Pembesaran KGB
Kelainan/pembesaran organ
Performance status: ECOG atau WHO/karnofsky
3. Pemeriksaan Penunjang
b. Biopsi
Biopsi KGB dilakukan cukup pada 1 kelenjar yang paling
representatif, superfisial, dan perifer. Jika terdapat kelenjar
superfisial/perifer yang paling representatif, maka tidak
perlu biopsi intraabdominal atau intratorakal. Spesimen
kelenjar diperiksa:
Rutin:
Histopatologi: sesuai kriteria REAL-WHO
Khusus :
Imunohistokimia
Diagnosis harus ditegakkan berdasarkan histopatologi dan
tidak cukup hanya dengan sitologi. Pada kondisi tertentu
dimana KGB sulit dibiopsi, maka kombinasi core biopsy
FNAB bersama-sama dengan teknik lain (IHK,
Flowcytometri dan lain-lain) mungkin mencukupi untuk
diagnosis
Tidak diperlukan penentuan stadium dengan laparotomi
c. Laboratorium
Rutin
Hematologi
Darah Perifer Lengkap (DPL) : Hb, Ht, leukosit, trombosit,
LED, hitung jenis. Gambaran Darah Tepi (GDT) :
morfologi sel darah
Analisis Urin : Urin Lengkap
Kimia Klinik
Umum :
SGOT, SGPT, Bilirubin (total/direk/indirek), LDH, protein
total, albumin-globulin Alkali fosfatase, asam urat, ureum,
kreatinin Gula Darah Sewaktu Elektrolit: Na, K, Cl, Ca, P
HIV, TBC, Hepatitis C (anti HCV, HBsAg)
Khusus
Gamma GT
Serum Protein Elektroforesis (SPE)
Imunoelektroforesa (IEP)
Tes Coomb
B2 mikroglobulin
Klasifikasi Stadium
Penetapan stadium penyakit harus dilakukan sebelum pengobatan dan setiap
lokasi jangkitan harus didata dengan cermat baik jumlah dan ukurannya serta
digambar secara skematis. Hal ini penting dalam menilai hasil pengobatan.
Disepakati menggunakan system staging menurut Ann-Arborr
Klasifikasi Histologik
Penggolongan histologic Limfoma Non Hodgkin merupakan masalah yang
rumit. Perkembangan terkhir klasifikasi yang banyak digunakan dan diterima oleh
pusat-pusat kesehatan adalah berdasarkan Formulasi praktis IWF dan
REAL/WHO.
B Cell Neoplasma
I. Prekursor B- Neoplasma :
Precursor B-Acute Lymphoblastic
Leukemia/lymphoblastic lymphoma
II. Peripheral B Neoplasma
o B-cell chronic lymphocytic leukemia/small lymphocytic
lymphoma
o B-cell prolymphocytic leukemia
o Lymphoplasmacytic lymphoma
o Mantle cell lymphoma
o Follicular lymphoma
o Extranodal marginal zone B-cell lymphoma or MALT type
o Nodal marginal zone B-cell lymphoma
o Splenic marginal zone lymphoma
o Hairy cell leukemia
o Plasmacytoma/ plasma cell myeloma
o Diffuse large B-cell lymphoma
o Burkitts lymphoma
T Cell Neoplasma
I. Prekursor B- Neoplasma :
Precursor T Acute Lymphoblastic
Leukaemia/Lymphoblastic Lymphoma
II. Peripheral B Neoplasma :
o T Cell chronic lymphocytic leukemia/prolymphocytic leukemia
o T-cell granular lymphocytic leukaemia
o Mycosis fungoides / Szary syndrome
o Peripheral T-cell lymphoma, not otherwise characterized
o Hepatosplenic gamma/delta lymphoma
o Subcutaneous panniculitis-like T-cell lymphoma
o Angioimmunoblastic T-cell lymphoma
o Extranodal NK/T cell lymphoma, nasal type
o Enteropathy-type intestinal T-cell lymphoma
o Adult T-cell leukaemia/lymphoma
o Anaplastic large-cell lymphoma primary systemic type
o Anaplastic large-cell lymphoma primary cutaneus type
Aggressive NK cell leukaemia
Tatalaksana
Pilihan terapi bergantung pada beberapa hal, antara lain: tipe limfoma (jenis
histologi), stadium, sifat tumor (indolen/progresif), usia, dan keadaan umum
pasien.
1. LNH INDOLEN (FOLIKULAR)
a. LNH INDOLEN STADIUM I DAN II
Radioterapi memperpanjang disease free survival pada beberapa
pasien. Standar pilihan terapi :
Iradiasi
Kemoterapi + radiasi
Extended (regional) iradiasi
Kemoterapi (terutama pada stadium 2 menurut kriteria
GELF)
Kombinasi kemoterapi dan imunoterapi