Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA

A. Definisi
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb) atau
sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah
merah dalam membawa oksigen (badan POM, 2011)

B. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,
penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.

C. Manifestasi Klinik
Secara umum gejala klinis anemia yang muncul merefleksikan gangguan fungsi
dari berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan
neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia
(badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif yang abnormal pada
anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan
berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L,
yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan
seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada
bagian kelopak mata bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala
terasa melayang. Namun pada anemia berat, bisa menyebabkan stroke atau
serangan jantung(Sjaifoellah, 1998).

D. Patofiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang
dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir,
masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan
sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam
system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping
proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran
darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan
dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang
kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa
makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan
oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting,
Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya
kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, Lambat
menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).

E. Pathway

Kurang nutrisi, pajanan toksik, Perdarahan/hemolisis


dan inuasi tumor

Kegagalan sum sum tulang Sel darah merah


kurang

Kadar Hb turun

Asupan makanan dan


oksigen ke organ tubuh
berkurang
Sisa pembakaran Asupan oksigen Asupan oksigen
dibawa ke usus ke otot berkurang ke otak menurun

Pola nafas tidak Lelah, letih, lesu,


efektif lemah, lalai
Mual b.d Biofisik
(anemia)
Intoleransi Aktivitas b.d Ketidak
Ketidak seimbangan nutrisi: seimbangan antara suplai dan
kurang dari kebutuhan tubuh kebutuhan oksigen, kelemahan
b.d factor biologis (anemia) umum

F. Pemeriksaan Diagnostic
1. Uji kadar hemoglobin dan hematokrik
2. Pemeriksaan darah lengkap
3. Pemeriksaan pewarnaan sel darah merah
4. Tes tabung turbiditas tabung
5. Pemeriksaan gas darah
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a) Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus anemia.
Dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan bentuk
morfologi anemia tersebut. Pengkajian ini meliputi pengkajian pada
komponen komponen berikut ini: kadar hemoglobin, indeks eritrosit (MCV
dan MCHC), asupan darah tepi
b) Pemeriksaan darah seri anemia : hitung leukosit, trombosit, laju endap
darah, (LED) dan hitung retikulosit
c) Periksaan sumsum tulang: pemeriksaan ini memberikan informasi mengenai
keadaan system hematopoesis
d) Pemeriksaan atas indikasi khusus : pemeriksaan ini untuk mengomfirmasi
dugaan diagnose awal yang memiliki komponen berikut ini:
1) Anemia defisiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin, dan feritin
serum
2) Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12
3) Anemia hemolitik : hitung retikulosit, tes coombs, dan elektroforesis Hb
4) Anemia pada leukemia akut biasanya dilakukan pemeriksaan sitokimia
2. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis : faal ginjal, faal endokrin, asam
urat, faal hati, biakan kuman
3. Radiologi : torax, bone survey, USG, atau linfangiografi
4. Pemeriksaan sitogenetik
5. Pemeriksaan biologi molekuler

H. Penatalaksaan Medis
Tindakan umum :Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang.
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan
oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
I. Penatalaksanaan farmakologis :
1. Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang
diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.Pemberian preparat fe
Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makanPeroglukonat 3x 200
mg/hari /oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan
pemberian cairan dan transfusi darah.
J. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Perfusi jaringan tidak efektif b/d perubahan ikatan o 2 dengan Hb, penurunan
konsentrasi Hb dalam darah
2. Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake
makanan
3. Deficit perawatan diri b/d kelemahan
4. Resiko infeksi b/d pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan Hb)
5. Intolerensia aktifitas b/d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
6. Gangguan pertukaran gas b/d ventilasi perfusi
7. Ketidakefektifan pola nafas b/d keletihan
8. Kelatihan b/d anemia

K. Rencana Asuhan Keperawatan

N DIANGOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
DAN KOLABORASI
1 Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan Peripheral Sensation
efektif b/d penurunan tindakan keperawatan Management (Manajemen
konsentrasi Hb dan selama jam sensasi perifer)
darah, suplai oksigen perfusi jaringan klien 1. Monitor adanya daerah
berkurang adekuat dengan kriteria : tertentu yang hanya peka
- Membran mukosa terhadap
merah panas/dingin/tajam/tump
- Konjungtiva tidak ul
anemis 2. Monitor adanya paretese
- Akral hangat 3. Instruksikan keluarga
- Tanda-tanda vital untuk mengobservasi
dalam rentang kulit jika ada lesi atau
normal laserasi
4. Gunakan sarun tangan
untuk proteksi
5. Batasi gerakan pada
kepala, leher dan
punggung
6. Monitor kemampuan
BAB
7. Kolaborasi pemberian
analgetik
8. Monitor adanya
tromboplebitis
9. Diskusikan menganai
penyebab perubahan
sensasi

2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan NIC :


nutrisi kurang dari tindakan keperawatan Nutrition Management
kebutuhan tubuh selama . status 1. Kaji adanya alergi
b/d intake yang nutrisi klien adekuat makanan
kurang, anoreksia dengan kriteria: 2. Kolaborasi dengan ahli
1. Adanya peningkatan gizi untuk menentukan
Definisi : Intake berat badan sesuai jumlah kalori dan nutrisi
nutrisi tidak cukup dengan tujuan yang dibutuhkan pasien.
untuk keperluan 2. Beratbadan ideal 3. Anjurkan pasien untuk
metabolisme sesuai dengan tinggi meningkatkan intake Fe
badan 4. Anjurkan pasien untuk
tubuh.
3. Mampumengidentifika meningkatkan protein
si kebutuhan nutrisi dan vitamin C
Batasan
karakteristik: 4. Tidak ada tanda tanda 5. Berikan substansi gula
- Berat badan 20 malnutrisi 6. Yakinkan diet yang
% atau lebih di 5. Menunjukkan dimakan mengandung
bawah ideal peningkatan fungsi tinggi serat untuk
- Dilaporkan pengecapan dari mencegah konstipasi
adanya intake menelan 7. Berikan makanan yang
makanan yang 6. Tidak terjadi terpilih ( sudah
kurang dari RDA penurunan berat dikonsultasikan dengan
(Recomended badan yang berarti ahli gizi)
7. Pemasukan yang 8. Ajarkan pasien
Daily Allowance)
adekuat bagaimana membuat
- Membran
8. Tanda-tanda malnutri catatan makanan harian.
mukosa dan
si 9. Monitor jumlah nutrisi
konjungtiva pucat 9. Membran konjungtiva dan kandungan kalori
- Kelemahan otot dan mukos tidk pucat 10. Berikan informasi tentang
yang digunakan 10. Nilai Lab.: kebutuhan nutrisi
untuk 11. Protein total: 6-8 gr% 11. Kaji kemampuan pasien
menelan/menguny 12. Albumin: 3.5-5,3 gr % untuk mendapatkan
ah 13. Globulin 1,8-3,6 gr %
nutrisi yang dibutuhkan
- Luka, inflamasi 14. HB tidak kurang dari
pada rongga 10 gr %
Nutrition Monitoring
mulut 1. BB pasien dalam batas
- Mudah merasa normal
kenyang, sesaat 2. Monitor adanya
setelah penurunan berat badan
mengunyah 3. Monitor tipe dan jumlah
makanan aktivitas yang biasa
- Dilaporkan atau dilakukan
fakta adanya 4. interaksi anak atau
kekurangan orangtua selama makan
makanan 5. Monitor lingkungan
- Dilaporkan selama makan
6. Jadwalkan pengobatan
adanya
dan tindakan tidak
perubahan
selama jam makan
sensasi rasa
7. Monitor kulit kering dan
- Perasaan
perubahan pigmentasi
ketidakmampuan 8. Monitor turgor kulit
untuk mengunyah 9. Monitor kekeringan,
makanan rambut kusam, dan
- Miskonsepsi mudah patah
- Kehilangan BB 10. Monitor mual dan muntah
dengan makanan 11. Monitor kadar albumin,
cukup total protein, Hb, dan
- Keengganan kadar Ht
untuk makan 12. Monitor makanan
- Kram pada kesukaan
abdomen 13. Monitor pertumbuhan
- Tonus otot jelek dan perkembangan
14. Monitor pucat,
- Nyeri abdominal
kemerahan, dan
dengan atau
kekeringan jaringan
tanpa patologi
konjungtiva
- Kurang berminat
15. Monitor kalori dan intake
terhadap
nuntrisi
makanan 16. Catat adanya edema,
- Pembuluh darah hiperemik, hipertonik
kapiler mulai papila lidah dan cavitas
rapuh oral.
- Diare dan atau 17. Catat jika lidah berwarna
steatorrhea magenta, scarlet
- Kehilangan
rambut yang
cukup banyak
(rontok)
- Suara usus
hiperaktif
- Kurangnya
informasi,
misinformasi

Faktor-faktor yang
berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau
mencerna makanan
atau mengabsorpsi
zat-zat gizi
berhubungan
dengan faktor
biologis, psikologis
atau ekonomi.

3 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan NIC :


b/d kelemahan fisik tindakan keperawatan Self Care assistane : ADLs
selama . jam 1. Monitor kemempuan
Definisi : kebutuhan mandiri klien klien untuk perawatan diri
Gangguan terpenuhi dengan criteria: yang mandiri.
kemampuan untuk 1. Klien terbebas dari 2. Monitor kebutuhan klien
melakukan ADL pada bau badan untuk alat-alat bantu
diri 2. Menyatakan untuk kebersihan diri,
kenyamanan terhadap berpakaian, berhias,
- Batasan kemampuan untuk toileting dan makan.
karakteristik : melakukan ADLs 3. Sediakan bantuan
ketidakmampuan 3. Dapat melakukan sampai klien mampu
untuk mandi, ADLS dengan secara utuh untuk
ketidakmampuan bantuan melakukan self-care.
4. Dorong klien untuk
untuk berpakaian,
melakukan aktivitas
ketidakmampuan
sehari-hari yang normal
untuk makan,
sesuai kemampuan yang
ketidakmampuan
dimiliki.
untuk toileting
5. Dorong untuk melakukan
secara mandiri, tapi beri
Faktor yang
bantuan ketika klien tidak
berhubungan :
mampu melakukannya.
kelemahan, 6. Ajarkan klien/ keluarga
kerusakan kognitif untuk mendorong
atau perceptual, kemandirian, untuk
kerusakan memberikan bantuan
neuromuskular/ otot- hanya jika pasien tidak
otot saraf mampu untuk
melakukannya.
7. Berikan aktivitas rutin
sehari- hari sesuai
kemampuan.
8. Pertimbangkan usia klien
jika mendorong
pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.

4 Resiko infeksi Setelah dilakukan NIC :


tindakan keperawatan Infection Control (Kontrol
Definisi : selama . jam infeksi)
Peningkatan resiko status imun klien 1. Bersihkan lingkungan
masuknya organisme meningkat dengan setelah dipakai pasien
patogen kriteria: lain
1. Klien bebas dari 2. Pertahankan teknik isolasi
Faktor-faktor resiko : tanda dan gejala 3. Batasi pengunjung bila
- Prosedur Infasif infeksi perlu
- Ketidakcukupan 2. Menunjukkan 4. Instruksikan pada
pengetahuan kemampuan untuk pengunjung untuk
untuk mencegah timbulnya mencuci tangan saat
menghindari infeksi berkunjung dan setelah
paparan patogen 3. Jumlah leukosit berkunjung meninggalkan
- Trauma dalam batas normal pasien
- Kerusakan 4. Menunjukkan 5. Gunakan sabun
jaringan dan perilaku hidup sehat antimikrobia untuk cuci
peningkatan tangan
paparan 6. Cuci tangan setiap
lingkungan sebelum dan sesudah
- Ruptur membran tindakan kperawtan
amnion 7. Gunakan baju, sarung
- Agen farmasi tangan sebagai alat
(imunosupresan) pelindung
- Malnutrisi 8. Pertahankan lingkungan
- Peningkatan aseptik selama
paparan pemasangan alat
lingkungan 9. Ganti letak IV perifer dan
patogen line central dan dressing
- Imonusupresi sesuai dengan petunjuk
- Ketidakadekuata umum
n imum buatan 10. Gunakan kateter
- Tidak adekuat intermiten untuk
pertahanan menurunkan infeksi
sekunder kandung kencing
(penurunan Hb, 11. Tingktkan intake nutrisi
Leukopenia, 12. Berikan terapi antibiotik
penekanan bila perlu
respon inflamasi)
- Tidak adekuat Infection Protection
pertahanan (proteksi terhadap infeksi)
tubuh primer 1. Monitor tanda dan gejala
(kulit tidak utuh, infeksi sistemik dan lokal
trauma jaringan, 2. Monitor hitung granulosit,
penurunan kerja WBC
silia, cairan 3. Monitor kerentanan
tubuh statis, terhadap infeksi
perubahan 4. Batasi pengunjung
sekresi pH, 5. Saring pengunjung
perubahan terhadap penyakit
peristaltik) menular
- Penyakit kronik 6. Partahankan teknik
aspesis pada pasien
yang beresiko
7. Pertahankan teknik
isolasi k/p
8. Berikan perawatan kuliat
pada area epidema
9. Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
10. Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
11. Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
12. Dorong masukan cairan
13. Dorong istirahat
14. Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
15. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
16. Ajarkan cara
menghindari infeksi
17. Laporkan kecurigaan
infeksi
18. Laporkan kultur positif

5 Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan Toleransi aktivitasi


b.d tindakan keperawatan 1. Menentukan penyebab
ketidakseimbangan selama .. klien dapat intoleransi
suplai dan kebutuhan beraktivitas dengan aktivitas&menentukan
oksigen criteria: apakah penyebab dari
- Berpartisipasi dalam fisik, psikis/motivasi
aktivitas fisik dgn TD, 2. Observasi adanya
HR, RR yang sesuai pembatasan klien dalam
- -Menyatakan gejala
memburuknya efek beraktifitas.
dari 3. Kaji kesesuaian
OR&menyatakan aktivitas&istirahat klien
onsetnya segera sehari-hari
- -Warna kulit 4. aktivitas secara bertahap,
normal,hangat&kerin biarkan klien berpartisipasi
g dapat perubahan posisi,
- Memverbalisa-sikan berpindah & perawatan diri
pentingnya 5. Pastikan klien mengubah
aktivitasseca-ra posisi secara bertahap.
bertahap Monitor gejala intoleransi
- Mengekspresikan
aktivitas
pengertian
6. Ketika membantu klien
pentingnya
berdiri, observasi gejala
keseimbangan
intoleransi spt mual, pucat,
latihan&istira
pusing, gangguan
- Hat
- Peningkatan kesadaran&tanda vital
toleransi aktivitas 7. Lakukan latihan ROM jika
klien tidak dapat
menoleransi aktivitas
8. Bantu klien memilih
aktifitas yang mampu
untuk dilakukan
6 Gangguan Setelah dilakukan Terapi Oksigen
pertukaran gas b.d tindakan keperawatan 1. Bersihkan mulut, hidung
ventilasi-perfusi selama .. status dan secret trakea
respirasi : pertukaran gas 2. Pertahankan jalan nafas
membaik dengan kriteria yang paten
: 3. Atur peralatan oksigenasi
4. Monitor aliran oksigen
1. Mendemonstrasikan
5. Pertahankan posisi
peningkatan ventilasi
pasien
dan oksigenasi yang 6. Onservasi adanya tanda
adekuat tanda hipoventilasi
2. Memelihara 7. Monitor adanya
kebersihan paru paru kecemasan pasien
dan bebas dari tanda terhadap oksigenasi
tanda distress
pernafasan Vital sign Monitoring
3. Mendemonstrasikan
batuk efektif dan 1. Monitor TD, nadi,
suara nafas yang
bersih, tidak ada
sianosis dan suhu, dan RR
dyspneu (mampu
mengeluarkan 2. Catat adanya fluktuasi
sputum, mampu tekanan darah
bernafas dengan
mudah, tidak ada 3. Monitor VS saat
pursed lips) pasien berbaring, duduk,
4. Tanda tanda vital atau berdiri
dalam rentang
normal 4. Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan

5. Monitor TD, nadi, RR,


sebelum, selama, dan
setelah aktivitas

6. Monitor kualitas dari


nadi

7. Monitor frekuensi dan


irama pernapasan

8. Monitor suara paru

9. Monitor pola
pernapasan abnormal

10. Monitor suhu, warna,


dan kelembaban kulit

11. Monitor sianosis


perifer

12. Monitor adanya


cushing triad (tekanan
nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
13. Identifikasi penyebab
dari perubahan vital sign

7 Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan Airway Management


nafas b.d tindakan keperawatan
selama . status Buka jalan nafas, guanakan
respirasi klien membaik teknik chin lift atau jaw thrust
dengan kriteria: bila perlu
1. Mendemonstrasikan
batuk efektif dan 1. Posisikan pasien untuk
suara nafas yang memaksimalkan ventilasi
bersih, tidak ada 2. Identifikasi pasien
sianosis dan perlunya pemasangan
dyspneu (mampu alat jalan nafas buatan
3. Pasang mayo bila perlu
mengeluarkan 4. Lakukan fisioterapi dada
sputum, mampu jika perlu
bernafas dengan 5. Keluarkan sekret dengan
mudah, tidak ada batuk atau suction
pursed lips) 6. Auskultasi suara nafas,
2. Menunjukkan jalan catat adanya suara
nafas yang paten tambahan
(klien tidak merasa 7. Lakukan suction pada
tercekik, irama nafas, mayo
frekuensi pernafasan 8. Berikan bronkodilator bila
dalam rentang perlu
normal, tidak ada 9. Berikan pelembab udara
suara nafas Kassa basah NaCl
abnormal) Lembab
3. Tanda Tanda vital 10. Atur intake untuk cairan
dalam rentang mengoptimalkan
normal (tekanan keseimbangan.
darah, nadi,
pernafasan)
8 Keletihan b.d anemia Setelah dilakukan Energi manajemen
tindakan keperawatan 1. Monitor respon klien
selama .. .keletihan terhadap aktivitas
klien teratasi dengan takikardi, disritmia,
kriteria : dispneu, pucat, dan
1. Kemampuan jumlah respirasi
aktivitas adekuat 2. Monitor dan catat jumlah
2. Mempertahankan tidur klien
nutrisi adekuat 3. Monitor
3. Keseimbangan ketidaknyamanan atauu
aktivitas dan istirahat nyeri selama bergerak
4. Menggunakan teknik dan aktivitas
energi konservasi 4. Monitor intake nutrisi
5. Mempertahankan 5. Instruksikan klien untuk
interaksi sosial mencatat tanda-tanda
6. Mengidentifikasi dan gejala kelelahan
faktor-faktor fisik dan 6. Jelakan kepada klien
psikologis yang hubungan kelelahan
menyebabkan dengan proses penyakit
kelelahan 7. Catat aktivitas yang
7. - dapat meningkatkan
Mempertahankan kelelahan
kemampuan untuk 8. Anjurkan klien melakukan
konsentrasi yang meningkatkan
relaksasi
9. Tingkatkan pembatasan
bedrest dan aktivitas

Anda mungkin juga menyukai