Anda di halaman 1dari 5

INSTALASI BEDAH SENTRAL (Desain

Fisik)
INSTALASI BEDAH SENTRAL
Desain Fisik

Untuk mendesain suatu Instalasi Bedah Sentral, diperlukan persyaratan-persyaratan


medis, sarana, prasarana, pelayanan, ketenagaan dan peralatan yang ketat mengacu
pada: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT dan PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN RUMAH
SAKIT
oleh Dirjen Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan tahun 2008..

Secara umum, persyaratan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:


Konsep dasar dalam membuat Lay-Out kamar bedah adalah:
1. Terdiri dari ruang operasi untuk tindakan bedah elektif dan cito.
2. Lingkungan yang aman dan tenang, tidak terganggu oleh kebisingan dari luar.
3. Mempunyai akses yang mudah dicapai, baik dari ruang rawat inap maupun rawat jalan
dan dari ruangan-ruangan khusus seperti: Instalasi Gawat Darurat, I.C.U dan I.C.C.U.
4. Alur/pintu masuk keluar staff medis (dokter, perawat, mahasiswa kedokteran) dan non-
medis (administrasi, pekarya) terpisah dari alur/pintu masuk keluar pasien.
5. Alur/jalan masuk barang-barang steril terpisah dari jalan keluar barang-barang/pakaian
kotor.
6. Tersedia Spoelhock (kamar cuci bilas) alat-alat dan instrument bekas operasi
dengan saluran pembuangan yang terpisah dengan saluran pembuangan air kotor.
7. Kamar-kamar operasi harus dipisahkan menjadi:
a) Daerah/Area Bebas
Adalah area diluar bangunan Instalasi Bedah Sentral tempat pengunjung/pasien
berlalu-lalang, termasuk koridor-koridor Rumah Sakit.
b) Daerah/Area Semi Steril
Daerah transisi dari koridor Rumah Sakit ke kamar operasi dan juga merupakan area
penerimaan pasien yang akan dilakukan operasi dimana staf/personil kamar operasi
harus sudah menggunakan pakaian khusus.
Daerah bebas dan daerah semi steril dibatasi dengan garis berwarna hijau yang dapat
terlihat jelas dan tidak mudah hilang atau terhapus.
c) Daerah/Area Steril
Adalah area dimana prosedur steril sudah diperlakukan bagi staf/personil yang akan
melakukan tindakan operasi, seperti memakai pakaian khusus dan sarung tangan yang
steril, topi dan masker.
Daerah semi steril dan daerah steril dibatasi oleh oleh garis berwarna merah yang tidak
mudah hilang atau terhapus.
8. Ukuran kamar operasi minimal 6x6 m2, tinggi minimal 3 meter, lebar pintu minimal 1,2
m dengan tinggi minimal 2,1 m. 1/3 bagian pintu harus dari kaca tembus pandang.
Untuk kamar operasi khusus, luas ruangan dapat disesuaikan dengan banyaknya
peralatan dan jumlah personil yang terlibat didalamnya.
Syarat-syarat kamar operasi yang sesuai standar pelayanan medis yang ditetapkan
adalah sebagai berikut:
a) Pintu kamar operasi harus selalu tertutup selama operasi, bisa dengan sistem manual
atau sistem elektrik secara auto closed.
b) Ventilasi harus terkontrol melalui filter mikroorganisme 2 layer dengan filter terakhir
berupa High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter dan terpisah dari ruangan
lainnya. Outlet pendingin ruangan minimal 2 meter dari lantai dan aliran udara bersih
yang masuk kedalam kamar operasi melalui alat yang disebut Ultraclean Laminar
Airflow sehingga tidak terjadi akumulasi gas anestesi.
c) Tidak dibenarkan adanya hubungan langsung kamar operasi dengan udara luar, harus
ada ruang antara.
d) Perawatan sistem ventilasi di kamar operasi harus terjadwal dan secara rutin
dibersihkan, atau diganti baru jika sudah tidak memenuhi syarat.
e) Tekanan positif dalam kamar operasi yang harus lebih tinggi dari koridor,minimal lebih
tinggi 0,10 mBar dengan frekuensi pertukaran udara sebesar 20-25 kali per jam dengan
udara yang masuk melalui lubang di langit-langit dan udara dikeluarkan melalui bagian
bawah dinding dekat lantai.
f) Pengaturan suhu kamar operasi dengan system AC sentral, suhu ideal antara 19-24
derajat celcius dengan kelembaban 45-60 % dan harus dijaga kestabilannya. Jika
menggunakan bahan anestesi yang mudah terbakar, maka kelembaban maksimum
adalah 50 %.
g) Tingkat kebisingan maksimal 45 dB.
h) Pencahayaan yang cukup,untuk kamar operasi 300-500 Lux dan untuk meja operasi
adalah 10.000-20.000 Lux.
i) Lampu operasi terpasang kokoh dan seimbang pada gelagar (gantungan) dengan profil
baja double INP 20, tinggi yang sesuai, cahaya sejuk, tidak panas dan tidak
menimbulkan bayangan.
j) Penerangan alam dapat menggunakan jendela mati yang tidak tembus pandang tapi
tembus cahaya dengan ketinggian 2 meter dari lantai.
k) Lantai,dinding dan langit-langit sebaiknya dari bahan yang kuat, aman, kedap air dan
tidak licin, seperti vinyl dengan sudut-sudut yang berbentuk konus/lengkung sehingga
mudah dibersihkan dan tidak ada kotoran yang tersembunyi.
l) Harus ada jendela kaca mati tembus pandang di dinding ruang operasi yang
menghadap pada scrub room tempat ahli bedah mencuci tangan.
m) Setiap 2 kamar operasi dilayani oleh 1 scrub room.
9. Pemasangan gas medis secara sentral diusahakan melalui bawah lantai atau di atas
langit-langit.
10. Disediakan pintu keluar tersendiri untuk jenazah dan bahan kotor yang tidak terlihat
oleh pasien dan pengunjung.
11. Ruang administrasi.
Penjadwalan tindakan operasi.
Pendataan pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.
Pencatatan bahan/alat kesehatan yang dipegunakan selama operasi.
Laporan ke bagian keuangan mengenai jumlah yang harus dibayar.
Laporan bulanan mengenai seluruh kegiatan kamar operasi.
12. Ruang penerimaan pasien.
Serah terima pasien antara perawat ruangan dan perawat kamar operasi.
Cek kelengkapan/identifikasi pasien, apakah sesuai dengan jadwal operasi, termasuk
hasil-hasil pemeriksaan penunjang seperti: laboratorium, x-ray, USG/CT-scan dan izin
operasi/informed concern.
Pasien diganti dengan pakaian kamar operasi.
13. Ruang tunggu.
Merupakan ruang tunggu bagi keluarga pasien yang sedang melakukan tindakan
operasi, dilengkapi dengan sarana informasi dan komunikasi antara perawat/dokter
kamar operasi dengan keluarga pasien mengenai kelangsungan tindakan operasi dan
keadaan-keadaan tertentu mengenai kondisi pasien yang sedang di operasi. Juga
disediakan sarana hiburan berupa televisi, musik dan bahan bacaan seperti surat kabar
dan majalah.
14. Ruang rapat dan kepustakaan.
Untuk effisiensi ruangan dengan space yang terbatas, dapat di multifungsikan
sebagai ruang istirahat/ruang tunggu dokter sebelum dan sesudah melaksanakan
tindakan operasi atau menunggu jadwal operasi berikutnya. Di ruangan ini, selain
disediakan meja rapat yang disesuaikan dengan jumlah staf yang ada dan rak/lemari
buku, juga sofa untuk istirahat dokter dan pantry sederhana untuk memenuhi
kebutuhan dokter dalam hal makanan dan minuman.
15. Ruang kepala Instalasi.
Ukuran minimal 3x4 m2 yang dilengkapi dengan meja tulis, rak berkas surat-surat
penting dan sofa tamu. Ruangan ini selain untuk kegiatan kepala instalasi, juga
dipergunakan untuk ruang rapat terbatas dan ruang menerima tamu.
16. Ruang istirahat dokter/perawat.
Merupakan 2 ruang terpisah dengan pantry diantaranya.
Dilengkapi dengan sofa untuk istirahat yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah
dokter atau perawat yang berdinas tiap shift.
Sebaiknya juga disediakan kamar jaga untuk perawat in-call yang dinas shift
malam hari untuk beristirahat jika tidak ada operasi cito.

17. Ruang mahasiswa kedokteran.


Ukuran disesuaikan dengan jumlah mahasiswa kedokteran yang sedang melakukan
kepaniteraan pada saat yang bersamaan, dilengkapi dengan meja panjang dan kursi
dengan jumlah yang sesuai, white board dan in-focus screen untuk presentasi.
18. Ruang ganti baju dokter/perawat pria dan wanita.
Dilengkapi dengan lemari locker untuk penyimpanan pakaian dan barang-barang
pribadi lainnya tapi bukan barang berharga, juga toilet yang dilengkapi kamar mandi.
19. Ruang pemulihan (Recovery Room).
Merupakan ruang pengawasan dan pemulihan setelah pasien menjalankan tindakan
operasi, dilengkapi dengan tirai pemisah (screen) antar pasien, monitor tanda-tanda
vital, D.C shock, wall-outlet oksigen dan lemari obat-obatan/infus untuk keadaan
darurat. Jumlah monitor dan wall-outlet oksigen disesuaikan dengan jumlah kamar
operasi dan jumlah operasi yang ada. Sebaiknya, tiap pasien yang dalam proses
pengawasan dan pemulihan dilengkapi dengan 1 monitor dan 1 wall-outlet oksigen.
20. Ruang penyimpanan instrumen steril.
Merupakan ruang/tempat penyimpanan set instrument yang telah di sterilisasi.
Dilengkapi dengan rak-rak stainless.
pengatur suhu dan kelembaban.
Pintu ruangan harus selalu dalam keadaan tertutup.
Set-set instrument yang tersusun dalam rak tidak boleh terkena sinar matahari langsung
atau jika ada jendela yang berhubungan dengan ruang terbuka, sebaiknya ditutup
dengan tirai yang kedap cahaya dan panas.
JIka dalam waktu 1 minggu set tersebut belum dipergunakan, sebaiknya dilakukan
pensterilan ulang.

21. Ruang set alat dan penyimpanan instrument.


Setelah dilakukan tindakan operasi, alat-alat dan instrument yang dipakai, direndam
dalam cairan antiseptic sebelum dicuci dan dibersihkan dari sisa-sisa darah dan
jaringan. Setelah bersih dan kering, alat/instrument tersebut di set ulang diruangan ini
sebelum dikirim ke unit sterilisasi sentral (CSSD). Alat/instrument yang belum terpakai,
disimpan dalam lemari kaca yang terkunci sesuai dengan jenisnya untuk memudahkan
pencarian jika suatu saat dibutuhkan.
22. Ruang penyimpanan barang kamar operasi.
Merupakan gudang tempat penyimpanan barang yang terpisah tapi mempunyai akses
langsung ke kamar operasi. Barang-barang tersebut adalah sebagai sarana pendukung
kegiatan kamar operasi seperti : Brankar, tromol instrument/kassa, bantal dan barang-
barang lain yang berhubungan dengan kegiatan operasional kamar operasi. Ruang ini
dilengkapi dengan rak stainless steel yang berjarak dari lantai, dilengkapi dengan
ventilasi yang baik dan pencahayaan yang cukup.
23. Ruang obat/infus/alkes.
Tempat penyimpanan obat-obatan, infus, alkes dan alat-alat yang diperlukan yang
berhubungan dengan tindakan operasi.
Dilengkapi dengan system ventilasi yang baik dengan pengatur suhu dan kelembaban.
Rak-rak penyimpanan terbuat dari stainless steel yang berjarak dari langit-langit dan
lantai.
Kulkas untuk tempat penyimpanan obat suntik atau obat lainnya yang memerlukan suhu
tertentu.
Lemari kaca aluminium dengan kunci untuk tempat penyimpanan obat golongan
narkotik.
24. Ruang oksigen dan gas medis.
Cadangan tabung Oksigen dan sentralisasi gas medis (N2O) untuk kamar operasi.
25. Ruang compressor suction.
Minimal 2 unit compressor yang dipakai bergantian untuk kamar operasi, I.C.U dan
I.C.C.U, kapasitasnya disesuaikan dengan kebutuhan.
26. Supply Air bersih.
Sumber air dari PAM yang yang telah memenuhi syarat baku mutu air bersih, khusus
untuk kamar operasi harus meliwati proses filtrasi dan khusus untuk air cuci tangan
operasi harus melalui water sterilization unit dengan UV (Ultra Violet) sebelum
dialirkan ke keran-keran khusus cuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai