Anda di halaman 1dari 22

Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra

Mohd Nur Haziq Bin Noor Hamizam Shah (102011431)


Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510
Telp: 021 569 42061, Fax: 021 563 1731
mohdnurhaziq@icloud.com
___________________________________________________________________________

Abstrak

Ileus adalah suatu keadaan dimana gaster kelihatan mengembung dan terjadinya obstruksi

pada usus. Ileus dapat terjadi disebabkan oleh bermacam-macam penyebab. Antara sebab

yang paling sering terjadinya ileus adalah hernia. Hernia pula terdiri dari bermacam-macam

jenis. Hernia yang paling sering terjadi dan menyebabkan ileus adalah hernia inguinalis.

Hernia inguinalis dapat juga menyababkan komplikasi apabila telah menjadi hernia

stranggulata atau irreponibel hernia. Penanganan hernia yang cepat dan tepat perlu dilakukan

agar hernia tidak memburuk. Operasi merupakan hanya dilakukan untuk hernia inguinalis

lateralis.

Kata kunci: Ileus, obstruksi, hernia inguinalis, hernia stranggulata, hernia irreponibel

Abstract

Colic is boating of the gaster due to obstruction in the intestine. Ileus is a multifactor

disease. One of the most often is cause by hernia. Whist abdominal hernia (inguinal hernia)

is the most common hernia amongst all. Inguinal hernia can cause strangulated hernia and

irreponibble hernia due to complication. Fast and right treatment shall cure hernia.

operation is the only option for lateral hernia inguinalis.

Key words: Colic, obstruction, inguinal hernia, strangulated hernia, irreponibble hernia

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 1


Pendahuluan

Ileus merupakan penghalang separa atau sepenuhnya di usus kecil dan/atau usus

besar. Kata ileus berasal dari perkataan Latin dari colic. Terdapat dua tipe obstruksi intestine

iaitu; mekanikal dan non-makanikal. Obstruksi mekanikal disebabkan oleh terdapat sumbatan

secara fisik di usus dan massa di dalamnya tidak boleh melewati kawasan obstruksi. Keadaan

ini berlaku apabila usus membelit diri sendiri (volvulus) atau akibat daripada hernia,

pertumbuhan jaringan yang abnormal atau terdapat benda asing di dalalm intestine.1

Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan adalah suatu

penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi

oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek

melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.2

Hernia inguinalis digambarkan dalam catatan peradaban kuno. Tetapi terlewatkan

beberapa abad, sebelum pemahaman secara jelas tentang anatomi hernia diberikan. Walaupun

ada kemajuan dan gambar anatomi manusia pada tahun 1800-an, namun penatalaksanaan

hernia pada waktu itu terutama dengan observasi atau terapi penunjang, karena hasil terapi

bedah sangat buruk.3

Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis Lateralis (HIL) dan

Hernia Ingunalis Medialis. Disini akan dijelaskan lebih lanjut hernia ingunalis lateralis,

sesuai dengan kasus yang diberikan. Hernia inguinalis lateralis mempunyai nama lain yaitu

hernia indirect yang artinya keluarnya tidak langsung menembus dinding abdomen. Selain

hernia indirek nama yang lain adalah Hernia oblique yang artinya kanal yang berjalan miring

dari lateral atas ke medial bawah. Hernia ingunalis lateralis sendiri mempunyai arti pintu

keluarnya terletak disebelah lateral Vasa epigastrica inferior. Hernia inguinalis lateralis (HIL)

dikarenakan kelainan congenital meskipun ada yang didapat.2, 3

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 2


Skenario 6

Seorang laki laki berusia 45 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan nyeri perut hebat

yang hilang timbul disertai mual muntah sejak 12 jam yang lalu. Selain itu, pasien tersebut

juga mengeluh tentang adanya benjolan pada lipat pahanya yang bersifat hilang timbul sejak

1 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak kesakitan, tekanan darah 130/80

mmHg, nadi 92x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, suhu 36,5C. Pada pemeriksaan fisik

abdomen, tampak distensi abdomen. Tampak massa pada regio inguinal sinistra dengan

ukuran 2 x 2 cm, konsistensi kenyal, tidak melekat pada jaringan sekitar.

Anamnesis

Anamnesis adalah wawancara antara dokter, penderita atau keluarga penderita yang

mempunyai hubungan dekat dengan pasien atau warga yang menjadi saksi terhadap apa yang

berlaku, mengenai semua data tentang penyakit. Dalam anamnesis, harus diketahui adalah

identitas pasien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan dulu, riwayat kesihatan

keluarga, riwayat peribadi dan riwayat ekonomi.

Anamnesis dapat dibagikan kepada 2 jenis yaitu:4

a. Alloanamnesis : riwayat penyakit didapat dari orang tua atau sumber lain.

b. Autoanamnesis: riwayat penyakit yang langsung didapatkan dari pasien.

pasien sendiri yang menemui dokter dan memberitahu sendiri riwayat penyakit dan keluhan

yang mereka hadapi.

Berdasarkan kasus, anamnesis dilakukan berdasarkan tahap kesadaran pasien. Kasus

menceritakan mengenai warga yang menjadi saksi yang menceritakan mengenai apa yang

terjadi. Hal ini adalah merupakan alloanamnesis.

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 3


Anamnesis harus dilakukan secara teliti, teratur, dan lengkap karena sebagian besar

data yang diperlukan diperoleh dari anamnesis untuk menegakkan diagnosis.

Untuk mengendalikan suatu wawancara hal-hal yang perlu diperhatikan :4

- Pakailah pernyataan-pertanyaan peralihan untuk mengendalikan pasien yang

berbicara bertele-tele

- Mintalah ijin untuk menyelidiki persoalan-persoalan yang sensitif

- Berikanlah respons singkat kalau pasien mengungkapkan emosinya

- Hindarilah memberikan pertanyaan yang bertubi-tubi

- Selidikilah semua petunjuk

- Bila perlu, lontarkan emosi

Hal-hal yang perlu dipertanyakan dalam anamnesis :4

Identitas pasien; nama, umur, tanggal lahir, tempat tinggal dan pekerjaan
Sejak kapan mulai sadar akan adanya benjolan?
Sebesar apa benjolan?
Kapan saja timbul benjolan itu?
Ada benjolan lain gak di sekitar benjolan sedia ada
Ada benjolan yang sama atau tidak di daerah lain?

Pada hernia reponibel keluhan satu- satunya adalah adanya benjolan di lipat paha yang

muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengejan, dan menghilang setelah berbaring.

Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan didaerah epigastrium atau para

umbilical berupa nyeri visceral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus

halus masuk kedalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul

kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau srangulasi karena nekrosis atau gangrene. Pasien

sering mengeluh tidak nyaman dan pegal pada daerah inguinal dan dapat dihilangkan dengan

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 4


reposisi manual kedalam kavitas peritonealis. Tetapi dengan berdiri atau terutama dengan

gerak badan maka biasanya hernia muncul lagi.

Pemeriksaan

I. Pemeriksaan Fisik
Semua hernia mempunyai tiga bagian yaitu kantong, isi dan

bungkusnya.Semua ini tergantung pada letak hernia, isi kantong hernia omentum yang

terbanyak ditemukan. Kemudian ileum, jejunum, dan sigmoid. Appendiks bagian

bagian lain dari kolon, lambung, dan bahkan hepar pernah dilaporkan terdapat di

dalam kantong hernia yang besar. Omentum teraba relatif bersifat plastis dan sedikit

noduler. Usus bisa dicurigai apabila kantong teraba halus dan tegang seperti hydrocele

tetapi tidak tembus cahaya. Kadang kadang pemeriksa bisa merasakan gas bergerak

didalam lengkung usus atau dengan auskultasi bisa menunjukkan peristaltik.

Lengkung usus yang berisi gas akan kedengaran timpani pada perkusi (Dunphy dan

Botsford, 1980). Dalam keadaan penderita berdiri gaya berat akan rnenyebabkan

hernia lebih mudah dilihat dan pemeriksaan pada penderita dalam keadaan berdiri

dapat dilakukan dengan lebih menyeluruh. Dengan kedudukan penderita berbaring

akan lebih mudah melakukan pemeriksaan raba. Andaikata terdapat hernia, lebih

mudah dapat melakukan reposisi dan sisa pemeriksaan (perut dan tungkai) lebih

mudah dilakukan.5
a. Inspeksi
Pembengkakan yang timbul mulai dari regio inguinalis dan mencapai labium majus

atau sampai dasar skrotum, selalu merupakan hernia inguinalis lateralis. Kalau tidak

ada pembengkakan yang dapat kita lihat, penderita disuruh batuk. Kalau

pembengkakan yang kemudian terlihat kemudian berada di atas lipatan inguinal dan

berjalan miring dan lateral atas menuju ke medial bawah, maka pembengkakan

tersebut adalah hernia inguinalis lateralis. Tetapi kalau pembengkakan itu

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 5


kelihatannya langsung muncul ke depan, maka kita berhadapan dengan hernia

inguinalis medialis.5,6
b. Palpasi
Dapat untuk menentukan macam hernianya. Untuk memeriksa pelipatan paha kiri

digunakan tangan kiri , pelipatan paha kanan dipakai tangan kanan. Caranya: 5,6
Ziemans test
o Jari ke 2 diletakkan diatas annulus internus (terletak diatas ligamentum

inguinale pada pertengahan SIAS dan tuberkulum pubikum). Jari ke-3

diletakkan diatas annulus

eksternus (terletak diatas ligamentum inguinale sebelah lateral tuberkulum

pubikum). Jari ke-4 diletakkan diatas

fossaovalis (terletak dibawah ligamentum inguinale disebelah medial dari a.

femoralis ). Lalu penderita disuruh batuk atau mengejan, bila terdapat hernia

akan terasa impulse atau dorongan pada ujung jari pemeriksa. Teknik ini

dikerjakan bila tidak didapatkan benjolan yang jelas.


Thumb test
o Teknik ini dilakukan bila benjolannya jelas. Benjolan dipegang diantara ibu

jari dan jari lain, kemudian cari batas atas dari benjolan tersebut. Bila batas

atas dapat ditentukan, berarti benjolan berdiri sendiri dan tiak ada hubungan

dengan kanalis inguinalis (jadi bukan merupakan suatu kantong hernia). Bila

batas atas tidak dapat ditentukan berarti benjolan itu merupakan kantong yang

ada kelanjutannya dengan kanalis inguinalis), selanjutnya pegang leher

benjolan ini dan suruh penderita batuk untuk merasakan impulse pada tangan

yang memegang benjolan itu.


Finger test
o Gunakan tangan kanan untuk hernia sisi kanan, pakai tangan kiri untuk hernia

sisi kiri. Dengan jari kelingking kulit scrotum diinvaginasikan, jari tersebut

digeser sampai kuku berada diatas spermatic cord dan permukaan volar jari

menghadap ke dinding ventral scrotum. Dengan menyusuri spermatic cord

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 6


kearah proksimal maka akan terasa jari tersebut masuk melalui annulus

eksternus, dengan demikian dapat dipastikan selanjutnya akan berada dalam

kanalis inguinalis. Bila terdapat hernia inguinalis lateralis, terasa impuls pada

ujung jari, bila hernia inguinalis medialis maka teraba dorongan pada bagian

samping jari.
c. Auskultasi
Terdengar suara usus, bila auskultasi negatif maka kemungkinan isi

hernia berupa omentum. Auskultasi juga bisa untuk mengetahui derajat obstruksi

usus.6
d. Perkusi
Jika isi kantung hernia adalah gas, maka akan terdengar bunyi timpani.6

II. Pemeriksaan Penunjang


Sebenarnya untuk kasus hernia inguinalis, tidak ada pemeriksaan penunjang spesifik

yang perlu dilakukan. Cukup dengan benjolan yang terlihat dari pemeriksaan fisik,

diagnosa sudah bisa ditegakkan.5


Herniografi
o Dalam teknik ini, 5080 ml medium kontras iodin positif di masukkan dalam

peritoneal dengan menggunakan jarum yang halus.Pasien berbaring dengan

kepala terangkat dan membentuk sudut kira- kira 25 derajat. Tempat yang

kontras di daerah inguinalis yang diam atau bergerak dari sisi satu ke sisi lain

akan mendorong terwujudnya kolam kecil pada daerah inguinal. Tiga fossa

inguinal adalah suprapubik, medial dan lateral. Pada umumnya fossa inguinal

tidak mcncapai ke seberang pinggir tulang pinggang agak ketengah dan

dinding inguinal posterior. Hernia tak langsung muncul dari fossa lateral yang

menonjol dari fossa medial atau hernia langsung medial yang menonjol dari

fossa suprapubik.6,7
Ultrasonografi Teknik
o ini dipakai pada perbedaan gumpalan dalam segitiga femoral.5-7
Tomografi komputer
o Dengan teknik ini mungkin sedikit kasus hernia dapat dideteksi5

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 7


Diagnosa

Pasien diduga menghidap Ileus obstructive et causa hernia inguinalis lateralis sinistra.

A. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas:

1. Hernia bawaan atau congenital 7,8


a. Pada hernia congenital, sebelumnya telah terbentuk kantong yang terjadi sebagai

akibat dari perintah atau gangguan proses perkembangan intrauterine. Paten

prosesus vaginalis adalah salah satu contohnya.


2. Hernia dapatan atau akuisita. Terdapat dua tipe hernia akuisita : 7,9
a. Hernia primer : terjadi pada titik lemah yang terjadi alamiah, seperti pada :
i. Struktur yang menembus dinding abdomen. Contoh; seperti pembuluh

darah femoralis yang melalui kanalis femoralis.


ii. Otot dan aponeurosis yang gagal untuk saling menutup secara normal,

seperti pada regio lumbal


iii. Jaringan fibrosa yang secara normal berkembang untuk menutup

defek, seperti pada umbilikus


b. Hernia Sekunder : terjadi pada tempat pembedahan atau trauma pada dinding,

seperti pada laparatomi dan trauma tusuk.

B. Hernia diberi nama menurut letaknya, umumanya diafragma, inguinal, umbilical, femoral,

dan lain-lain

C. Hernia menurut riwayat alamiah dan komplikasi yang terjadi : Riwayat alamiah

perkembangan hernia yaitu pembesaran progresif, regresi yang tidak spontan. Pengecualian

untuk hernia umbilikalis kongenital pada neonatus, dimana orifisium dapat menutup beberapa

tahun setelah lahir. 9

Diagnosis Banding

1. Hernia Femoralis

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 8


a. Pada hernia inguinalis, leher hernia terletak diatas dan medial terhadap ujung

ligamentum. Pada hernia femoralis, leher hernia terletak dibawah dan lateral

terhadap ujung medial ligamentum inguinale dan tuberkulum pubikum.7


2. Hernia inguinalis sinistra stanggulata7
a. Suplai darah untuk isi hernia terputus. Terdapat oklusi vena dan limfe;

akumulasi cairan jaringan (edema) menyebabkan pembengkakan lebih lanjut ;

dan sebagai konsekuensinya peningkatan tekanan vena.


b. Jaringannya mengalami iskemi dan nekrosis. Mukosa usus terlibat dan dinding

usus menjadi permeabel terhadap bakteri, yang bertranslokasi dan masuk ke

dalam kantong dan dari sana menuju pembuluh darah.


c. Usus yang infark dan rentan, mengalami perforasi (biasanya pada leher pada

kantong hernia) dan cairan lumen yang mengandung bakteri keluar menuju

rongga peritonial menyebabkan peritonitis.


3. Ileus paralitik atau adinamik7
a. Pada pemeriksaan fisik, peristaltik dihambat dari permulaan dan menyebabkan

bising usus negatif.


b. Foto rontgen memberikan hasil herring bone (gambaran seperti Duri ikan)
4. Limfadenopati7
a. Demam
b. Terdapat pembengkakan kalenjar limfe menandakan adanya infeksi bakteri.

Etiologi

Penyebab terjadinya hernia inguinalis masih diliputi berbagai kontroversi, tetapi

diyakini ada tiga penyebab, yaitu; peninggian tekanan intra abdomen yang berulang seperti

kelebihan berat badan, sering mengangkat barang yang berat yang tidak sesuai dengan ukuran

badan, sering mengedan karena adanya gangguan konstipasi atau gangguan saluran kencing,

adanya tumor yang mengakibatkan sumbatan usus, batuk yang kronis dikarenakan infeksi,

bronchitis, asthma, emphysema, alergi, kehamilan dan terjadinya ascites. Selain itu, adanya

kelemahan jaringan /otot dan tersedianya kantong sejak dari bayi turut menyebabkan hernia

inguinalis.8

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 9


Epidemiologi

75% dari seluruh kasus hernia adalah hernia abdominal di inguinal (lipat paha). Hernia inguinal dapat

juga terjadi di daerah lainnya, dapat terjadi di umbilikus (pusar) atau daerah perut lainnya. Kasus

hernia inguinalis indirect lebih sering terjadi berbanding hernia inguinalis direct dengan nisbah 2:1.

Hernia inguinalis paling sering terjadi pada pria berbanding wanita dengan nisbah, pria:wanita (7:1)

dengan bertambahnya usia , risiko terjadi hernia semakin besar. Hal ini dipengaruhi oleh kekuatan

otot-otot perut yang sudah mulai melemah akibat faktor usia

Patofisiologi

Secara patofisiologi, faktor peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot

dinding di trigonum Hesselbach, hampir selalu menyebabkan hernia inguinalis direk atau

hernia inguinalis medialis. Olehkarena itu hernia ini umumnya terjadi bilateral, khususnya

pada pria tua. Hernia ini jarang, hampir tidak pernah mengalami inkarserasi danstrangulasi.

Mungkin terjadi hernia geser yang mengandung sebagiandinding kantong kemih. Hernia

inguinalis lateralis menonjol dari perutdilateral pembuluh epigastrika inferior. Disebut indirek

karena keluar malalui dua pintu dan saluran yaitu anulus dan kanalis inguinalis. Pada bayi

dan anak, hernia lateralis disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak menutupnya

prosesus vaginalis peritoneum sebagai akibat prosespenurunan testis ke skrotum.7,8

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 10


Gambar 1: Patofisiologi dari

hernia inguinalis.

Penatalaksanaan

I. Konse

rvatif 6-8
Pengobatan konservatif

bukan

merupakan tindakan definitif sehingga dapat kambuh lagi.


Reposisi
o Suatu

usaha atau tindakan untuk memasukkan

atau mengembalikan isi hernia ke

dalam cavum peritoneum atau abdomen secara hati-hati dan dengan tekanan

yang lembut dan pasti. Reposisi ini dilakukan pada hernia inguinalis yang

reponibel dengan cara memakai kedua tangan. Tangan yang satu memegang

lekuk yang sesuai dengan pintunya (leher hernia diraba secara hati-hati, pintu

dilebarkan), sedangkan tangan yang lainnya memasukkan isi hernia melalui

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 11


pintu tersebut. Reposisi ini kadang dilakukan pada hernia inguinalis

irreponibel pada pasien yang takut operasi. Caranya, bagian hernia dikompres

dingin, penderita diberi penenang valium 10 ml supaya pasien tidur, posisi

tidur trendelenburg. Hal ini rnemudahkan memasukkan isi hernianya. Jika

gagal tidak boleh dipaksakan, lebih baik dilakukan operasi pada hari

berikutnya.

Gambar 2: Posisi tidur trendelenburg

Sumber: http://best4med.com/docs/1100.jpg

Suntikan
o Dilakukan setelah reposisi berhasil. Dengan rnenyuntikkan cairan sklerotik

berupa alkohol atau kinin di daerah sekitar hernia, rnenyebabkan pintu hernia

mengalami sklerosis atau penyempitan,sehingga isi hernia tidak akan keluar

lagi dari cavum peritonei.


Sabuk hernia
o Sabuk ini diberikan pada pasien dengan pintu hernia yang masih kecil dan

menolak dilakukan operasi. Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan

menahan hernia yang telah di reposisi dan tidak pernah menyembuhkan

sehingga harus dipakai seumur hidup.


II. Operatif 8,9

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 12


Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional.

Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan.

Indikasi diadakan operasi:

1. Hernia inguinalis yang mengalami inkarserata, meskipun keadaan umum jelek.

2. Hernia reponibel pada bayi dengan umur lebih dari 6 bulan atau berat

badan lebih dari 6 kilogram. Jalannya operasi menggunakan obat anastesi lokal berupa

procain dengan dosis rnaksimum 200cc. Jika digunakan anastesi lokal, digarnbarkan incisi

berbentuk belah ketupat dan diberikan kira-kira 60ml xylocain 0,5persen dengan epinefrin.6

Operasi hernia ada 3 tahap:

1. Herniotomy yaitu membuka dan memotong kantong hernia serta mengembalikan isi

ke cavum abdominalis.
2. Herniorafi yaitu mulai dari mengikat leher hernia dan menggantungkannya pada

conjoint tendon.
3. Hernioplasty yaitu memberi kekuatan pada dinding perut dan menghilangkan lokus

minnoris resistentiae.

Operasi pada hernia inguinalis lateralis

Irisan kulit pada hernia inguinalis ini disebut inguinal incision, dua jari cranial dan sejajar

ligamentum inguinale mulai dari pertengahan. Dan ini sesuai dengan anulus inguinalis

internus. Panjang irisan tergantung dari besarnya hernia (tergantung kebutuhan), biasanya 5-

8cm. Pada anastesi lokal dilakukan infiltrasi procain kurang lebih tidak melebihi 20cc.

Setelah kulit dibuka, subkutis dan jaringan lemak disiangi sampai tampak aponeurosis

muskulus obliqus eksternus yang merupakan dinding depan kanalis inguinalis. Kira-kira 2 cm

cranial ligamentum inguinale. Irisan ke medial sampai membuka anulus inguinaliseksternus.

Di dalam kanalis inguinalis terdapat funiculus spermaticus dibungkus muskulus cremaster.

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 13


Otot ini disiangi sampai funikulus spermaticus kelihatan. Funiculus dibersihkan atau

dicanthol sampai ke lateral dengan kain kasa, dan kantong peritoneum akan timbul di sebelah

caudomedialnya. Kantong ini dijepit dengan dua buah pinset sirurgik dan diangkat, kemudian

dibuka dengan memperhatikan agar isi hernia (usus) tidak terpotong. Kantong yang terbuka

lalu dijepit dengan klem Mickuliks sehingga usus tampak jelas. Kemudian usus dikembalikan

ke cavum abdominalis dengan rnelebarkan irisan pada kantong ke proksimal sampai leher

hernia. Sisa kantong sebelah distal dibiarkandalam skrotum pada hernia yang besar (karena

bisa menimbulkan banyak pendarahan), sedang hernia yang kecil sisa kantong tersebut

dibuang. Kemudian leher dijahit ikat. Puntung ini kemudian ditanamkandi bawah conjoint

tendon dan digantungkan. Selanjutnya karena locus minoris resistantiae masih ada, perlu

dilakukan hernioplasty.

Hernioplasty ada bermacarn-macam menurut kebutuhannya;

1. Ferguson

Yaitu funiculus spermaticus ditaruh di sebelah dorsal dari musculusobliqus externus dan

internus abdominis dan muskulus obliqusinternus dan transversus dijahitkan pada

ligamenturn inguinale danmeletakkan funiculus spermaticus di dorsal, kemudian

aponeurosismuskulus obliqus externus dijahit kembali sehingga tidak ada lagikanalis

inguinalis.

2. Bassini

Muskulus obliqus internus dan muskulus transversus abdominis dijahitkan pada ligamentum

inguinale. Funikulus spermaticusdiletakkan ventral dari muskulus tadi tetapi dorsal dari

aponeurosismuskulus obliqus eksternus sehingga kanalis inguinalis keduamuskuli tadi

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 14


memperkuat dinding belakang dari kanalis inguinalis,sehingga locus minoris resistantiae

hilang.

3. Halstedt

Di lakukan untuk memperkuat atau menghilangkan locus minonisresistentiae. Ketiga

muskulus, muskulus obliqus eksternusabdominis, muskulus obliqus internus abdominis,

muskulus obliqustransversus abdominis, funikulus spermatikus diletakkan di subkutis.

4. Shouldice

Membuka lantai inguinalis dan mengimbrikasi fascia transversalis dengan teknik jahitan

kontinyu.

Komplikasi

Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.Isi hernia

dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia irreponibel,ini dapat terjadi kalau isi hernia

terlalu besar atau terdiri dan omenturn,organ ekstra peritoneal (hernia geser atau hernia

akreta). Disini tidak timbul gejala klinik kecuali berupa benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia

tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulata yang menimbulkan gejala

obstruksi usus yang sederhana. Sumbatan dapat terjadi total atau parsial seperti pada hernia

richter. Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isihernia.

Pada pemulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau struktur

didalam hernia dan transudasi kedalam kantong hernia. Timbulnya udem menyebabkan

jepitan pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan

terganggu. Isihernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat berupa

serosanguinus.

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 15


Kalau isi hernia terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi yang dapat menimbulkan

abses lokal, fistel atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut. Pada pasien

dewasa. tingkat komplikasi dari herniorafi inguinal yang terbuka berbeda antara 1% sampai

26% dengan banyak laporan yang tersusun dari 7% sampai I 2%. Kira-kira 700 ribu

herniorafi inguinal yangterjadi setiap tahunnya, komplikasi yang muncul kira-kira 10% dari

orang-orang ini memiliki sebuah masalah yang cukup besar. Infeksi luka merupakan masalah

yang sering dihadapi. Sebuah infeksiyang lebih dalam dapat berdampak dalarn kernunculan

kembali hernia. Kandung kemih dapat luka dengan cara saat dasar saluran inguinal dibentuk

kembali dan dilakukan untuk hernia pangkal paha. Jika rnungkin melukai testis, vasdeferens,

pembuluh darah atau syaraf illiohypogastrik, illioinguinal. Komplikasi intra operatif meliputi

rnelukai atau pembedahan struktur sperma, luka vaskular mernproduksi pendarahan,

mengganasnya sakitatau pengharnbatan syaraf-syaraf, luka visceral (biasanya perut atau

kandung kemih). Komplikasi sistemik setelah operasi berhubungandengan suatu prosedur

khusus dalam kemunculannya.

Seiring berjalannya waktu, hernia membesar dan kecenderungan untuk terjadi

komplikasi yang mengancam jiwa semakin bertambah. Hernia dapat reponibel, ireponibel,

obstruksi, strangulasi, atau terjadi inflamasi.

Hernia reponibel terjadi apabila isi hernia dapat keluar masuk2, tetapi kantungnya

menetap3. Isinya tidak serta merta muncul secara spontan, namun terjadi bila disokong gaya

gravitasi atau tekanan intraabdominal yang meningkat3. Usus keluar jika berdiri atau

mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada keluhan

nyeri atau gejala obstruksi usus4.

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 16


Gambar 3: Hernia reponibel8

Hernia Ireponibel (akreta/inkarserata) pula adalah apabila isi kantong tidak dapat

direposisi kembali kedalam rongga perut. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong

pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia akreta.3 Dapat juga terjadi karena

leher yang sempit dengan tepi yang kaku (misalnya pada : femoral, umbilical)3. Tidak ada

keluhan rasa nyeri ataupun sumbatan usus2. Hernia ireponibel mempunyai resiko yang lebih

besar untuk terjadi obstruksi dan strangulasi daripada hernia reponibel3.

Gambar 4: Hernia Ireponibel 8

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 17


Hernia obstruksi berisi usus, dimana lumennya tertutup. Biasanya obstruksi terjadi

pada leher kantong hernia. Jika obstruksi terjadi pada kedua tepi usus, cairan berakumulasi di

dalamnya dan terjadi distensi (closed loop obstruction). Biasanya suplai darah masih baik,

tetapi lama kelamaan dapat terjadi strangulasi3. Istilah inkarserataterkadang dipakai untuk

menggambarkan hernia yang ireponibel tetapi tidak terjadi strangulasi. Oleh sebab itu, hernia

ireponibel yang mengalami obstruksi dapat juga disebut dengan inkarserata.9 Operasi darurat

untuk hernia inkarserata merupakan operasi terbanyak nomor dua operasi darurat untuk

apendisitis. Selain itu, hernia inkarserata merupakan penyebab obstruksi usus nomor satu di

Indonesia8.

Gambar 5: Hernia inkarserata dengan ileus obstruksi usus.8

Hernia Strangulata terjadi bila suplai darah untuk isi hernia terputus. Kejadian

patologis selanjutnya adalah oklusi vena dan limfe; akumulasi cairan jaringan (edema)

menyebabkan pembengkakan lebih lanjut ; dan sebagai konsekuensinya peningkatan tekanan

vena. Terjadi perdarahan vena, dan berkembang menjadi lingkaran setan, dengan

pembengkakan akhirnya mengganggu aliran arteri. Jaringannya mengalami iskemi dan

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 18


nekrosis. Jika isi hernia abdominal bukan usus, misalnya omentum, nekrosis yang terjadi

bersifat steril, tetapi strangulasi usus yang paling sering terjadi dan menyebabkan nekrosis

yang terinfeksi (gangren). Mukosa usus terlibat dan dinding usus menjadi permeabel terhadap

bakteri, yang bertranslokasi dan masuk ke dalam kantong dan dari sana menuju pembuluh

darah. Usus yang infark dan rentan, mengalami perforasi (biasanya pada leher pada kantong

hernia) dan cairan lumen yang mengandung bakteri keluar menuju rongga peritonial

menyebabkan peritonitis. Terjadi syok sepsis dengan gagal sirkulasi dan kematian.9 Bila

strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus, hernianya disebut hernia Richter. Ileus

obstruksi mungkin parsial atau total, sedangkan benjolan hernia tidak ditemukan dan baru

terdiagnosis pada waktu laparatomi. Komplikasi hernia Richter adalah strangulasi sehingga

terjadi perforasi usus, dan pada hernia femoralis tampak seperti abses di daerah inguinal.9

Gambar 6: Hernia Strangulata 8

Hernia Inflamasi adalah apabila isi hernia mengalami inflamasi dengan proses apapun

sebagai penyebab pada jaringan atau organ yang secara tidak normal mengalami hernia,

misalnya:9

1. Apendisitis akut

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 19


2. Divertikulum Meckel

3. Salpingitis akut

Hampir tidak mungkin untuk membedakan hernia yang terinflamasi dengan yang

mengalami strangulasi3.

Prognosis

Tergantung dari umur penderita, ukuran hernia serta kondisi dari isi kantong hernia.

Prognosis baik jika infeksi luka, obstruksi usus segera ditangani.Penyulit pasca bedah seperti

nyeri pasca herniorafi, atrofi testis, danrekurensi hernia umumnya dapat diatasi.

Pencegahan

1. Menjaga berat badan ideal

2. Konsumsi makanan berserat tinggi

3. Mengangkat benda berat dengan hati-hati atau menghindari dari mengangkat benda

berat

4. Berhenti merokok

Kesimpulan

Hernia didefinisikan adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui

daerahyang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di

berbagaitempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya

daerahinguinal.Hernia inguinalis dibagi dua jenis hernia inguinalis medialis/hernia

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 20


inguinalisdirecta/hernia inguinalis horisontal dan hernia ingunalis lateralis/ hernia

indirecta/herniaobliqua. Yang tersering hernia inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih

banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang sebelah kanan.Pada hernia

inguinalis lateralis. Processus vaginalis peritonaei tidak menutup (tetapterbuka). Komplikasi

yang terjadi yaitu inkarserasi dan strangulasi. Jika sudah terjadistrangulasi penanganan segera

adalah dengan operasi.

Daftar Pustaka

1. Beers, Mark H., MD, and Robert Berkow, MD, editors. "Ileus." Section 3, Chapter 25.

In the merck manual of diagnosis and therapy. Whitehouse Station, NJ: Merck

Research Laboratories, 2004.


2. Seibert A., MD. Understanding hernia the basic on April 18, 2012. (online journal

diakses pada 18 Mei 2013)


3. Cuscheri, A, M. D, Ch. M, F. R. C. S, and Giles, G. R, M. D, F. R. C. S, and Moosa,

(2002), Essentials surgical practise, 4nd ed.1, 263, Departement of Surgery, St. James

University Hospital, London.


4. Bickley L.S. Anamnesis. Bates Guide to physical examination and history taking.

International edition. 10th edition. Lippincott Williams & Wilkins. Wolters Kluwer

Health; 2009. Pg 30-5


5. C. Palanivelu. Operative manual of laparoscopic hernia surgery. Edisi I. PenerbitGEM

Foundation. 2004. Hal 39-58

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 21


6. A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita selekta kedokteran.

Edisi iii, Jilid II. Penerbit Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Jakarta.2000. Hal313-317


7. Dr. P. Bhatia & Dr. S. J. John. Laparoscopic Hernia Repair (a step by

stepapproach).Edisi I.Penerbit Global Digital Services, BhatiaGlobal Hospital &

Endosurgery Institute. New Delhi.2003.(Ebook, di akses 18 Mei 2013)


8. R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. Penerbit buku

kedokteran EGC. Jakarta. 1997. Hal 700-718.


9. Henry M. M, Thompson JN, 2005, Principles of surgery, 2nd edition, Elsevier

Saunders, page 431-445.

Hernia Ingunalis Lateralis Sinistra 22

Anda mungkin juga menyukai