Anda di halaman 1dari 6

Majalah Farmasi

Sukmadjaja Indonesia, 18(1), 34 39, 2007


Asyarie

Formula tablet kaptopril lepas lambat dengan


matriks pautan silang alginat
Tablet of captopril with a cross-linked system of alginate

Sukmadjaja Asyarie*, Heni Rachmawati dan Pricillia Sinambela


Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung

Abstrak

Kaptopril, senyawa obat dengan waktu paruh 1-3 jam, digunakan pada
terapi jangka waktu lama untuk hipertensi. Kaptopril mudah larut dalam air
dan teroksidasi pada pH usus. Penelitian ini bertujuan mencari kombinasi
bahan matriks yang dapat memperlambat pelepasan kaptopril dari sediaan
tabletnya. Natrium alginat digunakan sebagai bahan pembentuk matriks
dengan perbandingan jumlah 1:2 terhadap kaptopril. Natrium alginat
direaksikan dengan kalsium asetat membentuk matriks pautan silang alginat
dengan bantuan gom xanthan. Metode pembuatan tablet yang digunakan
adalah granulasi basah. Uji disolusi dilakukan selama 12 jam dalam medium
HCl 0,01 N menggunakan alat tipe dayung dengan kecepatan 100 rpm.
Kombinasi natrium alginat-kalsium asetat-gom xanthan mampu menjaga
pelepasan kaptopril sampai 12 jam dengan profil pelepasan yang berbeda,
bergantung pada jumlah kalsium asetat dan gom xanthan dalam formula.
Matriks yang terdiri dari natrium alginat 40 % dan gom xanthan 30 %
memberikan profil pelepasan obat yang paling baik dan peningkatan
kekerasan tablet ternyata tidak memberi pengaruh yang berarti pada
pelepasan kaptopril.Tablet kaptopril lepas lambat sistem matriks yang
diperoleh mampu menjaga pelepasan kaptopril selama 12 jam.
Kata kunci : kaptopril, tablet lepas lambat, natrium alginat, kalsium asetat.

Abstract

Captopril has a short biological half life (1-3h) and has been used for
long-term treatment of hypertension. The properties of captopril such as
freely water-soluble and instability in intestinal environment lead to the
difficulty of developing captopril as a sustained-release preparation. . In this
study, sustained-release of captopril was prepared with a matrix system
using sodium alginat as a polymeric forming-matrix. The ratio of sodium
alginat and captopril was 1:2. Matrix system was obtained by forming alginat
cross-linked with a various concentration of calcium acetate. Xanthan gum
was used to help cross-linked reaction. Tablet was prepared by wet
granulation and the dissolution test was performed in HCl 0.01 N, paddle
method, 100 rpm, for 12 h. Although release profile of captopril from all
formula developed were different, the release of captopril sustained up 12 h.
Formula containing 30 % of xanthan gum and 40 % of sodium alginate
showed the best release profile of captopril and the hardness of tablets do
not influence to the release of captopril. Tablet of captopril with a cross-
linked system of alginate sustained the release of captopril until 12 h .
Key words: captopril, sustained-release, sodium alginat, calcium acetat.

34 Majalah Farmasi Indonesia, 18(1), 2007


Formula tablet kaptopril..............

Pendahuluan Sampai saat ini belum ada sediaan lepas


Kaptopril adalah senyawa aktif yang lambat kaptopril dalam perdagangan. Di
berfungsi sebagai inhibitor angiotensin converting samping itu, belum terdapat persyaratan resmi
enzyme (ACE) yang banyak digunakan untuk tentang uji pelepasan kaptopril dari sediaan
pengobatan gagal jantung dan hipertensi karena tablet lepas lambat. Oleh karena itu, bahasan
efektif dan toksisitasnya rendah. Kaptopril dalam penelitian ini dibatasi pada pengamatan
memiliki waktu paruh yang singkat sehingga pelepasan kaptopril dari sediaan tablet lepas
cocok untuk dibuat sediaan tablet lepas lambat. lambat selama 12 jam dalam HCl 0,01 N.
Pengembangan tablet kaptopril lepas lambat Evaluasi mutu tablet dilakukan dengan
akan memberikan beberapa keuntungan kepada menggunakan parameter yang terdapat dalam
pasien yang perlu mengkonsumsi obat ini Farmakope Indonesia edisi IV ( Ditjen POM
secara berkesinambungan dalam waktu yang Depkes RI, 1995) dan parameter lain seperti
cukup lama. Beberapa keuntungan tersebut kemampuan lubrikasi, distribusi ukuran
antara lain pengurangan frekuensi pemberian paartikel, porositas dan lainnya ( Lieberman,
obat dan mengurangi fluktuasi konsentrasi obat et al., 1989 ).
dalam darah sehingga menurunkan resiko efek
samping. Kaptopril stabil pada kondisi suhu Metodologi
dan kelembaban normal, namun dalam larutan Bahan
gugus tiolnya akan teroksidasi menjadi kaptopril Kaptopril diperoleh dari PT Kimia Farma
disulfida.( Kadin, dkk., 1982), Karena sifatnya (No. Batch : 25.070), natrium alginat I-3G (kaya
asam glukuronat) Food and Pharmaceutical Grade
yang mudah larut dalam air dan mudah (Lot No. : 6A23063) diperoleh dari PT Prafa
teroksidasi pada pH usus, perlu diperhatikan Mandiri Sakti, xanthan gum Food and
strategi pengembangan tablet kaptopril lepas Pharmaceutical Grade diperoleh dari PT Galic Bina
lambat yang cukup kuat menahan pelepasan Mada (No. Batch : 2504940), kalsium asetat pro
obat dan dapat bertahan dalam lambung dalam analisis diperoleh dari E. Merck AG (Darmstadt,
waktu yang cukup lama (Seta, dkk., 1988). Jerman), polyvinylpirolidone K-30 (PVP K-30) dari
Kaptopril diabsorbsi di lambung dan bagian PT Kimia Farma, etanol 95.%, aerosil, talk,
proksimal usus halus secara pasif dan sebagian magnesium stearat, 2,2-dithiodipyridine (2-PDS) dari
lagi diabsorpsi dengan bantuan peptida, Fluka, Sigma Aldrich (Switzerland), dan HCl pekat.
sementara lebih dari 40 % dieliminasi dalam
Alat
bentuk kaptopril utuh melalui urine ( Nur, dkk., Timbangan analitik (Sartorius n. 2442,
2000 ). Mettler Toledo A.245), alat pengukur kandungan
Berdasarkan hal tersebut, tujuan lembab (Mettler LJ16), spektrofotometri UV-Vis
penelitian ini adalah mengembangkan formulasi (Beckman)
tablet kaptopril lepas lambat dengan sistem DU 650i), mesin pencetak tablet (Stokes tipe
matriks yang mengembang, mempertahankan 592-2), pengayak 12 dan 16 mesh, oven suhu 40C,
keutuhan matriks, dan tertahan di lambung alat pencampur serbuk (Turbula tipe T 2C), alat
(Lachman et al., 1986). Telah diteliti bahwa penetapan kecepatan aliran (Erweka tipe GDT), alat
pengukur bobot jenis mampat (Erweka tipe SVM),
matriks natrium alginat-seng asetat-xanthan
pH meter (Beckman, Hanna), alat penetapan
gum dapat menahan pelepasan ranitidin HCl kekerasan tablet (Erweka tipe TB-24), alat 2 uji
yang mudah larut dalam air sampai 24 jam disolusi, dan alat-alat gelas yang biasa digunakan di
karena terjadi pautan silang antara natrium laboratorium teknologi farmasi.
alginat dan seng asetat. Logam seng dapat
memicu reaksi senyawa sulfhidril menjadi Pembuatan Tablet Kaptopril
disulfida sehingga dalam penelitian ini seng Untuk setiap formula, ditimbang bahan-
asetat diganti dengan kalsium asetat. Ion bahan untuk pembuatan 300 tablet, dengan bobot
kalsium membentuk pautan silang dengan tablet 250 mg dan dosis kaptopril 50 mg/tablet.
Metode granulasi basah digunakan dalam
natrium alginat membentuk struktur yang khas,
pembuatan tablet. Serbuk yang akan digranulasi
dikenal dengan istilah struktur egg-box digerus dalam mortir, diayak melalui ayakan dengan
(Zeng, et al., 2004). ukuran pori 14 mesh, dan dicampur dengan alat
pencampur serbuk (Turbula tipe T2C) selama 8

Majalah Farmasi Indonesia, 18(1), 2007 35


Sukmadjaja Asyarie

Tabel I. Komposisi formula


Bahan F1 F2 F3 F4 F5
Fasa Kaptopril (%) 20 20 20 20 20
Dalam Natrium alginat (%) 40 40 40 40 40
Kalsium asetat (%) 20 17 14 17 4
Gom xanthan (%) 14 17 20 17 30
PVP K-30 (%) 3 3 3 3 3
Fasa Aerosil (%) 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
Luar Talk (%) 1,9 1,9 1,9 1,9 1,9
Magnesium stearat 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
Bahan F1 F2 F3 F4 F5
Fasa Kaptopril (%) 20 20 20 20 20
Dalam Natrium alginat (%) 40 40 40 40 40
Kalsium asetat (%) 20 17 14 17 4
Gom xanthan (%) 14 17 20 17 30
PVP K-30 (%) 3 3 3 3 3
Fasa Aerosil (%) 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
Luar Talk (%) 1,9 1,9 1,9 1,9 1,9
Magnesium stearat 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0

menit. Sekitar 44 % dari PVP K-30 yang akan Hasil Dan Pembahasan
digunakan dilarutkan dalam 4-6 mL etanol 95 % Gambar 1 menunjukkan profil pelepasan
sedangkan 56 % sisanya ditambahkan dalam bentuk kaptopril dari matriks pautan silang alginat
kering. Massa lembab diayak dengan ayakan 12
dibandingkan dengan tablet lepas segera selama
mesh untuk membentuk granul, dikeringkan selama
1 hari dalam oven pada suhu 40C. Granul kering 12 jam dalam larutan HCl 0,01 N. Dari gambar
selanjutnya diayak lagi dengan ayakan 16 mesh. tersebut tampak bahwa matriks pautan silang
Granul kemudian dievaluasi meliputi kandungan alginat mampu menahan pelepasan kaptopril
lembab granul, kecepatan aliran granul, profil jika dibandingkan dengan tablet konvensional
pemampatan, dan persen kompresibilitas. Granul yang beredar dalam perdagangan. Tablet
dicampur dengan fasa luar aerosil, talk, dan konvensional menunjukkan pelepasan yang
magnesium stearat selama 3 menit dengan alat lebih cepat untuk mencapai jumlah total
pencampur serbuk (Turbula tipe T2C). Tablet terdisolusi ( tidak mencapai 100 % karena ada
dicetak dengan mesin pencetak tablet (Stokes tipe kendala dalam penetapan kadar kaptopril yang
592-2) dan kekerasan 4-5 kg/cm2. Tablet yang
mudah terurai, tetapi masih memenuhi
diperoleh dievaluasi meliputi diameter, tebal,
kekerasan, keragaman bobot, friabilitas, friksibilitas, persyaratan FI edisi IV) . Pembentukan
keseragaman kandungan dan kadar zat aktif. Tabel matriks pautan silang ini sangat dipengaruhi
1 menunjukkan komposisi formula. oleh jumlah gom xanthan yang digunakan.
Dalam percobaan sebelumnya, penggunaan
Uji Pelepasan In Vitro kalsium asetat dan natrium alginat saja sebagai
Uji disolusi tablet kaptopril dilakukan pembentuk matriks, tanpa penambahan gom
menggunakan alat uji disolusi tipe 2 (tipe dayung) xanthan dalam formula, tidak menghasilkan
selama 12 jam dengan kecepatan 100 rpm pada suhu matriks yang dapat mempertahankan keutuhan
375C dalam 900 mL HCl 0,01 N. Pengambilan
matriks dan memperlambat pelepasan
medium disolusi dilakukan pada menit ke-20, jam
ke-1, 2, 4, 6, 8, 10, dan 12, dengan mempertahankan kaptopril.
kondisi sink. Medium disolusi yang diambil disaring Profil disolusi F1, F2, dan F3 tidak
melalui kertas Whatman No. 40 kemudian diambil 5 menunjukkan perbedaan yang berarti dengan
mL dengan kadar yang bisa diukur dengan adanya peningkatan jumlah gom xanthan dan
spektrofotometri UV (Beckman DU 650i) lalu penurunan jumlah kalsium asetat. Pelepasan
ditambahkan 2 mL larutan 2-dithiopyridine (2-PDS), kaptopril dari tiga formula ini masih terlalu
terbentuk 2-thiopyridone (2-TP) secara kuantitatif dan cepat di empat jam pertama, yaitu lebih dari
serapan diukur pada panjang gelombang 343 nm 60.%, dan profil disolusi menunjukkan kinetika
dengan spektrofotometri UV. pelepasan kaptopril dari matriks yang tidak

36 Majalah Farmasi Indonesia, 18(1), 2007


Formula tablet kaptopril..............

Gambar 1. Profil disolusi

Tabel II. Hasil evaluasi granul dan tablet


No Evaluasi F1 F2 F3 F4 F5
1 Kandungan lembab granul 3,510,02 4,190,25 4,190,03 4,190,12 2,500,04
(%)
2 Kecepatan aliran granul 6,020,06 9,540,07 8,470,07 8,700,07 14,541,24
(gram/detik)
3 Berat jenis nyata (gram/mL) 0,490,02 0,540,02 0,460,02 0,500,03 0,430,01
4 Berat jenis mampat 0,650,03 0,710,03 0,680,03 0,690,04 0,620,02
(gram/ml)
5 Persen kompresibilitas (%) 24,144,21 23,912,78 32,862,21 30,070,21 30,863,37
6 Friabilitas (%) 1,040,07 1,080,04 2,350,07 2,050,07 1,354,06
7 Friksibilitas (%) 0,940,05 1,090,03 2,000,04 1,720,04 0,690,03
8 Kadar zat aktif dalam tablet 86,694,22 81,534,25 89,583,07 87,550,24 91,037,29
(%)
9 Keseragaman kandungan 26,8 36,7 27,5 40,7 37,9 43,3 35,2 40,3 36,2 44,7
(mg)
10 Keragaman bobot tablet 258,93,67 252,05,98 246,66,52 250,24,58 247,83,47
(mg)
11 Kekerasan tablet (kg/cm2) 5,280,40 4,750,79 4,200,52 4,720,72 5,120,46
12 Diameter tablet (mm) 9,100,00 9,140,02 9,140,02 9,140,07 9,150,00
13 Tebal tablet (mm) 3,160,05 3,200,03 3,230,03 3,250,04 3,060,04

mengikuti kinetika orde nol. Oleh karena itu, sehingga dapat menahan pelepasan kalsium
dilakukan modifikasi lain dalam formulasi asetat dari matriks dan memungkinkan
untuk memperoleh profil disolusi yang lebih terjadinya reaksi antara ion kalsium dan natrium
baik. alginat membentuk pautan silang. Keberadaan
Gom xanthan merupakan bahan yang gom xanthan yang meningkatkan viskositas
dapat meningkatkan viskositas dari matriks matriks juga dapat memperlambat pelepasan

Majalah Farmasi Indonesia, 18(1), 2007 37


Sukmadjaja Asyarie

kaptopril sehingga dikembangkan F5 dengan disolusi dan terjadi penetrasi air ke dalam inti
jumlah gom xanthan 30 % dari massa tablet. tablet. Setelah natrium alginat dan kalsium
Gambar 1 menunjukkan pelepasan kaptopril asetat larut, maka terjadi reaksi membentuk
dapat lebih diperlambat pada delapan jam kalsium alginat yang menghasilkan struktur
pertama. matriks yang lebih kuat dibandingkan dengan
Upaya memperlambat pelepasan kaptoril natrium alginat. Hal ini terlihat dalam
dari matriks di beberapa jam pertama juga percobaan, dimana matriks F1, F2, F3, dan F4
dilakukan dengan modifikasi kekerasan tablet. dapat mempertahankan keutuhan matriks
Karena F2 menunjukkan pelepasan yang selama 12 jam uji disolusi. Pada F5, matriks
cenderung paling lambat di antara F1, F2, dan tererosi selama 12 jam uji disolusi. Dari
F3, maka dibuat F4 yang memiliki komposisi komposisi formula dapat diperkirakan jumlah
yang sama dengan F2 dan kekerasan tablet pautan silang pada F5 jauh lebih sedikit
yang ditingkatkan menjadi sekitar dua kali F2 dibandingkan dengan F1, F2, F3, dan F4 karena
yaitu 9,870,64 kg/cm2. Ternyata tidak ada jumlah kalsium asetat yang jauh lebih sedikit.
perlambatan pelepasan kaptopril yang berarti Dengan demikian, untuk mempertahankan
jika dibandingkan dengan F2. Diduga, aerosil keutuhan matriks selama 12 jam, struktur
dalam formula mempercepat penetrasi air ke pautan silang yang terbentuk memiliki peranan
dalam inti tablet karena struktur aerosil yang yang penting.
memungkinkan untuk menyerap air dengan Hasil evaluasi granul dan tablet dapat
segera. dilihat pada Tabel II. Dari hasil evaluasi, tablet
Pelepasan obat dari sediaan tablet dapat yang diperoleh belum memenuhi syarat tablet
dikendalikan oleh proses disolusi, pada saat yang baik karena nilai friabilitas yang lebih dari
semua bentuk padatterlarut, proses difusi akan 1 %. Selain itu, dalam penentuan kadar zat
terjadi dan kecepatan ini sebanding dengan aktif, hanya F5 yang memenuhi syarat untuk
kecepatan pelepasan obat ( orde nol ) sesui tablet kaptopril yaitu kadar berada dalam
dengan persamaan berikut : ln ( 1 C/Cs ) = rentang 90-110 % dari jumlah yang tertera pada
kd. A. t , dimana disolusi yang konstant terjadi etiket. Kemungkinan zat aktif terjebak dalam
bila zat dalam tablet terhalang oleh suatu matriks pautan silang yang ada dan tidak dapat
matriks padat atau polimer, sehingga harga A berdifusi ke dalam pelarut sehingga kadar yang
tetap, jika tidak terhalang maka proses disolusi diperoleh lebih rendah. Selain itu, matriks yang
akan merubah luas permukaan.Gambar 1 higroskopis dengan kandungan lembab yang
menunjukkan profil disolusi tablet lepas lambat cukup tinggi mungkin membuat kaptopril rusak
yang tidak mengikuti kinetika orde nol, terlihat saat penyimpanan.
bahwa gambaran disolusi kaptopril dari matriks Persen kompresibilitas dari setiap
tidak sebanding dengan kecepatan pelepasan formula masih kurang baik karena berada di
dan dapat dikatakan mekanisme pelepasan atas 20 %. Diperkirakan pengikatan granul
kaptopril dari sistem matriks tidak sepenuhnya kurang baik sehingga granul-granul yang
difusi. Bahan utama pembentuk matriks, terbentuk pecah saat pengayakan yang ke-2
natrium alginat, merupakan bahan yang secara melalui ayakan 16 mesh. Masih perlu
kimia dapat berubah menjadi asam alginat dikembangkan penggunaan pengikat PVP
dalam suasana asam. Asam alginat tidak larut dengan derajat polimerisasi yang lebih tinggi
dan tidak mengembang dalam air. Selain itu, sehingga bisa mengikat dengan baik meskipun
sebagian kalsium asetat yang melarut dalam ditambahkan kering. Hal ini perlu dilakukan
tablet juga meninggalkan jejak berupa pori. untuk menurunkan nilai kompresibilitas
Pori-pori dalam matriks ini menjadi saluran menjadi kurang dari 20 % karena persen
bagi kaptopril untuk berpindah dari matriks ke kompresibilitas yang buruk dapat menghasilkan
medium disolusi. Adanya pori-pori ini tablet dengan variasi bobot yang besar karena
membuat pelepasan kaptopril dari matriks pengisian serbuk saat pencetakan kurang baik.
menjadi lebih cepat. Selain itu, peningkatan jumlah pengikat dapat
Matriks pautan silang alginat baru menurunkan nilai friabilitas dan friksibilitas
terbentuk setelah tablet kontak dengan medium sehingga diperoleh tablet yang lebih baik.

38 Majalah Farmasi Indonesia, 18(1), 2007


Formula tablet kaptopril..............

Dalam proses pembuatan granul, jika 3 % PVP Kesimpulan


K-30 dilarutkan semua, maka cairan penggranul Matriks pautan silang alginat menunjuk-
akan terlalu kental sehingga pengikat tidak kan hasil memperlambat pelepasan kaptopril 12
tersebar merata. Oleh karena itu, sebagian jam dibandingkan dengan tablet kaptopril lepas
pengikat ditambahkan kering dan sebagian lagi segera. Formula natrium alginat 40 % - gom
ditambahkan setelah dilarutkan dalam cairan xanthan 30 % memberikan profil pelepasan
penggranul sehingga pengikatan bisa lebih baik. obat yang paling baik. Peningkatan kekerasan
tablet tidak memberikan pengaruh yang
signifikan pada pelepasan kaptopril.

Daftar Pustaka
Kadin, H., 1982, Captopril dalam Analytical Profiles of Drug Substances Volume 11.: Academic
Press, New York, 80-131.
Lachman, L., Lieberman, H A., Kanig, J. L, 1986, Tablets dalam The Theory and The Practise of
Industrial Pharmacy, Lea & Febiger 600 Washington Square Philadelphia, 293-345,
430-456.
Lieberman, H. A., Lachman, L, Schwartz, J. B., 1989, Pharmaceutical Dosage Forms, Tablet Edisi
ke-2, Volume I. Marcel Dekker Inc., New York, 75-245.
Lieberman, H. A., Lachman, L, Schwartz, J. B., 1989, Pharmaceutical Dosage Forms, Tablet Edisi
ke-2 Volume III. Marcel Dekker Inc, New York, 149-211.
Nur, Abubakar O.,.Zhang, J. S, 2000. Recent progress in sustained/controlled oral delivery of
captopril : an overview. Int. J. Pharmaceutics 194: 139-146.
Seta, Yasuo, 1988, Design and preparation of captopril sustained-release dosage forms and their biopharmaceutical
properties. Int. J. Pharmaceutics 41: 245-254.
Zeng, W. M, 2004, Oral Controlled Release Formulation for Highly Water-Soluble Drugs: Drug-Sodium
Alginate-Xanthan Gum-Zinc Acetate Matrix. Drug Develpoment and Industrial Pharmacy
Vol. 30, No. 5, pp. 491-495.

Korespondensi : Dr. Sukmadjaja Asyarie


Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No.10. Bandung 40132
Telepon : +62 (22) 2504852
E-mail : sukmada@fa.itb.ac.id

Majalah Farmasi Indonesia, 18(1), 2007 39

Anda mungkin juga menyukai