Anda di halaman 1dari 8

PENETAPAN KADAR KURKUMIN DALAM TABLET TEMULAWAK (Curcuma

xanthorrhiza Roxb.) SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DENSITOMETRI


Determination od curcumine content of Temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Roxb.) tablet by TLC densitometry

Faridah, Suciati Widiyani


Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12640
e-mail: idaffup@gmail.com

ABSTRAK

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan tanaman yang banyak digunakan oleh masyarakat
secara empirik sebagai obat peluruh haid (emenagoga), memperlancar pengeluaran empedu ke usus
(colagoga), mengatasi gangguan fungsi hati, penambah nafsu makan untuk anak-anak dan banyak lagi
khasiat yang lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan metode penetapkan kadar kurkumin
dalam tablet yang mengandung serbuk rimpang temulawak. Telah dilakukan identifikasi, optimasi dan
validasi metode penetapan kadar kurkumin dalam tablet yang mengandung serbuk rimpang temulawak
secara KLT-Densitometri, menggunakan lempeng silika gel GF254. Hasil yang diperoleh: cairan eluasi terbaik
adalah kloroform-etanol-asam asetat glassial (94:5:1) yang diukur pada panjang gelombang 429 nm, kadar
rata-rata kurkumin dalam tablet yang beredar dipasaran 0,7327%, dalam serbuk tablet temulawak buatan
sendiri 0,7233%. Nilai simpangan baku relatif 1,0559%, batas deteksi 5,97 bpj, batas kuantitasi 18,09 bpj,
hasil uji perolehan kembali pada konsentrasi 80% dan 120% bahan baku dalam plasebo berturut-turut adalah
100,52% dan 99,73%, serta uji t menunjukkan t hitung (0,2521) lebih kecil dari t tabel (2,571) pada (p)=0,05.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa metode KLT-Densitometri cukup valid dan dapat digunakan untuk
menetapkan kadar kurkumin dalam sediaan tablet temulawak.

Kata kunci: temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), kurkumin, KLT densitometri

ABSTRACT

Turmeric (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) is a plant that is widely used empirically by society as emenagoga,
colagoga, liver function, appetite enhancer for children and many more other properties. This research was
conducted to find a method in determining the levels of containing curcumin of powdered turmeric rhizome

Volume 5 No 1 Agustus 2012 37


Faridah, Suciati Widiyani

tablets. The identified, optimization and validation of the assay method tablets containing curcumin in turmeric
rhizome powder by TLC-densitometry have been done, using silica gel GF254 plates. The results: best eluation liquid
is chloroform-ethanol-glassial acetic acid (94:5:1) as measured at a wavelength of 429 nm, the average levels of
curcumin in tablet in the market 0.7327%, the powder of turmeric tablets made own 0.7233%. Relative standard
deviation value of 1.0559%, the detection limit of 5.97 ppm, 18.09 ppm limit of quantitation, recovery test results
at concentrations of 80% and 120% of raw materials in the placebo respectively were 100.52% and 99.73%, and
the t test showed thitung (0.2521) is smaller than T Table (2.571) to (p) = 0.05. The results showed that the TLC-
densitometry method is valid and can be used to determine levels of curcumin in turmeric tablet.

Key words: turmeric (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), curcumin, TLC densitometry

PENDAHULUAN sedangkan kadar kurkumin pada temulawak


Temulawak (Curcuma xanthorrhiza 0,08-1,25% (O’Neil, 2001). 2 Beberapa industri
Roxb.) merupakan jenis rimpang yang sangat farmasi di Indonesia telah membuat sediaan
terkenal di Indonesia yang banyak digunakan temulawak dalam berbagai bentuk seperti cair
dalam ramuan obat tradisional. Temulawak juga (sirup), tablet, kapsul, dan serbuk. Kandungan
merupakan salah satu tumbuhan obat-obatan tabletnya pun berbagai macam, selain temulawak
yang banyak digunakan didunia yang terdapat juga terdapat kombinasi berbagai vitamin, lesitin,
di dalam daftar prioritas WHO dan dipakai kolin dan campuran ekstrak maupun rimpang
sekurang-kurangnya di 23 negara (Darwis dari simplisia lainnya.
dkk., 1991). Rimpang dari suku Zingiberaceae Untuk menjamin mutu produk, perlu
ini banyak digunakan sebagai ramuan obat dilakukan berbagai pengujian salah satunya
tradisional karena khasiatnya yang cukup banyak, penetapan kadar. Kromatografi lapis tipis
antara lain sebagai peluruh haid (emenagoga), densitometri merupakan gabungan antara
memperlancar pengeluaran empedu ke usus kromatografi lapis tipis merupakan gabungan
(colagoga), sakit lever (kuning), mengatasi antara kromatografi lapis tipis yaitu pemisahan
gangguan hati, dan penambah nafsu makan dua atau lebih zat, di atas lempeng oleh cairan
untuk anak-anak (Heyne, 1987). Penelitian yang pengembang berdasarkan perbedaan kelaporan
telah dilakukan menyatakan bahwa kurkumin dan densitometri yaitu metode pengukuran luas
juga dapat mencegah kerusakan mitokondria area bercak pada panjang gelombang sarapan
yang disebabkan oleh oksidan (Syamsudin et al., maksimum.
2004), menghambat kontraksi maupun aktivitas Penetapan kadar kurkumin dalam
relaksasi pada otot polos aorta tikus terisolasi rimpang temulawak yang telah dilakukan oleh
(Nugroho, 2008). Hasil penelitian mengenai peneliti sebelumnya metode menggunakan
kandungan temulawak diantaranya: kurkuminoid metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT),
(kurkumin 61-67%, demetoksikurkumin 22- dengan menggunakan fase diam C-18, dan fase
26%, bisdemetoksikurkumin 1-3%, turunan gerak metanol-air dengan perbandingan (85:15)
kurkuminoid lainnya 10-11%) (Wardiyati, 2002), pada panjang gelombang 426 mm (Juwita, 2002).

38 Volume 5 No 1 Agustus 2012


PENETAPAN KADAR KURKUMIN DALAM TABLET TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DENSITOMETRI
Determination of curcumine content of Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) tablet by TLC densitometry

Penetapan kadar dalam penelitian ditambahkan:


ini menggunakan tablet yang mengandung 1. 5 tetes asam sulfat
temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) 2. 5 tetes asam klorida pekat P
dengan metode KLT-densitometri, karena KLT 3. 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v
merupakan suatu tehnik pemisahan yang baik 4. 5 tetes amonia (25%) P
dan memiliki beberapa keuntungan antara lain: 5. 5 tetes larutan besi(III) klorida P 5% b/v
proses sederhananya dengan waktu yang cukup Penetapan susut pengeringan
singkat, memungkinkan penggunaan pereaksi- Sejumlah 1-2 g serbuk wadah yang telah
pereaksi pengoksidator kuat, yang harus ditara dikeringkan pada suhu penetapan hingga
dihindari pemakaiannya dalam kromatografi, bobot tetap.
membutuhkan sampel yang sedikit dapat Pemilihan cairan eluasi
menganalisis berbagai campuran komponen Untuk memisahkan kurkumin dengan
secara bersamaan. matriks tablet perlu dicari cairan eluasi yang
Penelitian ini bertujuan untuk cocok. Beberapa cairan eluasi yang dicoba:
mendapatkan metode yang valid untuk 1. Kloroform-etanol (7 : 3)
penetapan kadar kurkumin dalam tablet. 2. Kloroform-etanol-asam asetat glasial (94:5:1)
METODE PENELITIAN 3. n-heksana-etil asetat (1:1)
Bahan 4. Aseton metanol (2:1)
Rimpang temulawak (Curcuma
xanthorrhiza), kurkumin Bp (SIGMA), serbuk Cara membuat larutan percobaan
tablet buatan sendiri yang mengandung serbuk • Sejumlah 10 mg kurkumin Bp dilarutkan dan
rimpang temulawak, tablet yang beredar yang diencerkan dengan etanol 50 ml, dikocok
mengandung serbuk rimpang temulawak, homogen. Dipipet 2 ml, ditambahkan etanol
pereaksi; etanol, kloform, n-heksan, asam asetat sampai 10 ml, dikocok hingga homogen.
glasial, metanol, aseton dan bahan tambahan • Sejumlah 50,3 mg serbuk temulawak
tablet: avicel, talk, magnesium stearat, pati. ditimbang, selanjutnya dikerjakan dengan
Alat cara yang sama seperti pada kurkumin Bp,
Bejana kromatografi, densitometer hanya perlu disaring sebelum dipipet 2 ml.
“Camag TLC Scanner 3”, lempeng Silika gel GF254, • Sebanyak 20 µl larutan a dan b ditotolkan pada
alat-alat gelas, timbangan analitik, mikropipet. lempeng silika gel GF254 secara berdampingan,
Cara kerja dieluasi dengan cairan eluasi, dengan jarak
Determinasi rambat 8 cm. kemudian lempeng dikeringkan
Rimpang Temulawak Determinasi pada suhu kamar lalu bercak diamati pada
dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bogor. 254 nm dan 366 nm.
Identifikasi Identifikasi kurkumin dari tablet Temulawak
Sejumlah 5 mg serbuk rimpang temulawak secara Kromatografi lapis tipis

Volume 5 No 1 Agustus 2012 39


Faridah, Suciati Widiyani

a. Larutan uji Uji pengaruh matriks tablet


Sejumlah 20 tablet digerus halus dan Sejumlah matriks tablet masing-masing
homogen, ditimbang lebih kurang 150 mg, diekstraksi dengan etanol dan disaring, filtrat
kemudian dilarutkan dan diencerkan dengan ditotolkan pada lempeng dan dikembangkan
etanol sampai 10 ml, dikocok hingga homogen, dalam bejana kromatografi.
kemudian disaring. Validasi Metode
b. Larutan baku pembanding a. Uji linearitas dan perhitungan garis regresi
Sejumlah 10,1 mg kurkumin Bp dilarutkan Sejumlah 10 mg kurkumin Bp dilarutkan
dan diencerkan dengan etanol sampai 50 mL, dan diencerkan dengan etanol 10 ml (1.000 bpj).
dihomogenkan. Dipipet 2 ml, ditambahkan Selanjutnya dibuat pengenceran hingga diperoleh
etanol sampai 10 ml, dihomogenkan. Sejumlah konsentrasi 20 bpj, 30 bpj, 40 bpj, 50 bpj dan
20 µl larutan uji dan larutan Bp ditotolkan pada 60 bpj. Sebanyak 20 µl masing-masing larutan
lempeng silika gel GF254 secara berdampingan, ditotolkan pada lempeng KLT silika gel GF254,
dieluasi dengan cairan eluasi kloroform-etanol- dieluasi menggunakan cairan eluasi kloroform-
asam asetat glasial (94:5:1), dengan jarak rambat etanol-asam asetat glasial (94:5:1) dengan jarak
8 cm, kemudian dikeringkan pada suhu kamar, rambat 8 cm, bercak dideteksi pada 366 nm dan
bercaknya diamati 254 nm dan 366 nm. ditandai, kemudian dengan alat densitometer,
Hasil identifikasi kurkumin dan nilai hRf bercak diukur areanya pada panjang gelombang
yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk 429 nm. Dibuat kurva hubungan linear antara
penetapan kadar kurkumin dalam tablet secara konsentrasi larutan kurkumin baku pembanding
KLT densitometri. dengan area.
Penetapan panjang gelombang serapan b. Uji penentuan batas deteksi (limit of
maksimum detection/LOD)
Sejumlah 10,2 mg kurkumin Bp Uji ini dilakukan untuk mengetahui batas
dilarutkan dengan etanol sampai 50 ml, dipipet konsetrasi terkecil zat uji yang masih dapat
2,0 ml diencerkan dengan etanol sampai 10 ml. terdeteksi dengan baik oleh alat densitometer,
Sejumlah 20 µl larutan tersebut ditotolkan pada melalui perhitungan dari kurva baku pada uji
lempeng KLT silika gel GF254 dan dieluasi dengan linearitas.
cairan eluasi kloroform-etanol-asam asetat c. Uji penentuan batas kuantitasi (Limit of
glasial (94:5:1), posisi bercak dideteksi pada 366 Quantitation (LOQ))
nm. Kemudian lempeng ditempatkan dalam alat Uji ini dilakukan untuk mengetahui batas
densitometer dan dibuat spektrum serapan zat konsetrasi terkecil zat uji yang masih dapat
pada panjang gelombang 500-200 nm. panjang dianalisis dengan presisi dan akurasi yang baik,
gelombang serapan maksimum yang diperoleh diperoleh dari perhitungan kurva baku pada uji
kemudian digunakan pada penetapan kadar. linearitas.

40 Volume 5 No 1 Agustus 2012


PENETAPAN KADAR KURKUMIN DALAM TABLET TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DENSITOMETRI
Determination of curcumine content of Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) tablet by TLC densitometry

d. Uji presisi gel GF254 berukuran 20x20 cm. Kemudian


Sejumlah 20 tablet digerus halus dan kloroform-etanol-asam asetat glasial
homogen, ditimbang sejumlah serbuk tablet yang (94:5:1) dengan jarak rambat 8 cm, lempeng
setara dengan lebih kurang 50 mg C. xanthorrhiza, dikeringkan pada suhu kamar kemudian
dilarutkan dengan etanol sampai 10 ml dikocok bercak dideteksi pada 366 nm dan ditandai,
homogen, disaring, kemudian sejumlah 20 dengan alat densitometer diukur areanya
µl ditotolkan pada lempeng KLT selanjutnya pada panjang gelombang 429 nm.
dikerjakan dengan cara yang sama seperti pada Penetapan kadar Kurkumin dalam tablet
uji linearitas. Dihitung nilai simpangan baku secara KLT Densitometri
relatifnya. a. Larutan baku pembanding
e. Uji perolehan kembali Sejumlah 10 mg kurkumin Bp, dilarutkan
Uji perolehan kembali dilakukan dan diencerkan dengan etanol 10 ml (1.000
menggunakan metode plasebo. bpj). Pipet 1 ml, ditambahkan etanol sampai 10
• Konsentrasi (100%) ml, dikocok homogen. Dipipet 4 ml kemudian
• Serbuk tablet buatan sendiri yang ditambahkan etanol sampai 10 ml, dikocok
mengandung serbuk rimpang temulawak homogen, kemudian filtrat ditampung.
200 mg, pati 100 mg, talk 30 mg, magnesium b. Larutan uji
stearat 20 mg, dan avicel 250 mg. Ditimbang • Sejumlah 20 tablet yang mengandung serbuk
± 150 mg. Dilarutkan dan diencerkan rimpang temulawak, kemudian digerus
dengan etanol sampai 10 ml, dikocok hingga halus dan homogen, selanjutnya ditimbang
homogen, kemudian disaring, dan diambil sejumlah serbuk tablet yang setara dengan
filtratnya. lebih kurang 50 mg C. xanthorrhiza,
• Konsentrasi 80%. Dibuat dengan cara yang ditambahkan pelarut etanol sampai 50 ml,
sama dan komposisi matriks yang sama dikocok homogen, disaring, kemudian filtrat
seperti pada (no 1) tetapi mengandung ditampung.
serbuk rimpang temulawak 160 mg, dengan • Cara yang sama dilakukan untuk serbuk
komposisi matriks yang disesuaikan. 3) tablet buatan sendiri
Konsentrasi 120% • Cara penetapan dilakukan seperti pada uji
• Dibuat dengan cara yang sama dan komposisi perolehan kembali
matriks yang sama seperti pada no 1 tetapi
mengandung serbuk rimpang temulawak HASIL DAN PEMBAHASAN
240 mg, dengan komposisi matriks yang Determinasi Rimpang Temulawak
disesuaikan. Hasil determinasi rimpang yang digunakan
• Cara penetapan dalam penelitian adalah C. xanthorrhiza Roxb.
• Sebanyak 20 µl larutan 1, 2, dan 3 ditotolkan Anggota suku Zingiberaceae.
secara berdampingan pada lempeng silika Uji Pendahuluan serbuk temulawak

Volume 5 No 1 Agustus 2012 41


Faridah, Suciati Widiyani

Hasil identifikasi menunjukkan pada Dari hasil identifikasi tersebut dapat


penambahan: dinyatakan bahwa tablet temulawak tersebut
1. 5 tetes asam sulfat terjadi warna ungu mengandung kurkumin.
kecoklatan. Penetapan Panjang Gelombang Serapan
2. 5 tetes asam sulfat terjadi warna ungu
kecoklatan. Maksimum
3. 5 tetes asam sulfat terjadi warna merah Untuk mendapatkan kepekaan yang tinggi
coklat. dalam pengukuran pada densitometer dilakukan
4. 5 tetes asam sulfat terjadi warna merah
penetapan panjang gelombang serapan dari
kecoklatan.
kurkumin, diukur pada panjang gelombang 200-
5. 5 tetes asam sulfat terjadi warna merah.
500 mm diperoleh panjang gelombang serapan
Hasil ini sesuai dengan yang maksimum untuk kurkumin adalah 429 nm.
dipersyaratkan pada rimpang temulawak.
Penetapan Susut Pengeringan
Hasil penetapan susut pengeringan rata-
rata adalah 8,55 % (persyaratan 10%).
Pemilihan Cairan Eluasi
Dari sejumlah kombinasi eluen yang
dicoba baik dari jenis maupun perbandingan
dengan jarak rambat 8 cm diperoleh cairan
eluasi yang memberikan hasil paling baik yaitu
kloroform-etanol-asam asetat glasial (94:5:1)
menghasilkan 3 (tiga) bercak terpisah dengan
Gambar 2. Hasil pengambaran densitometer untuk
baik, dan tidak ada bercak yang berekor. kurkumin pada panjang gelombang 200-
Identifikasi Kurkumin Dari Tablet Temulawak 500 mm (konsentrasi (bpj))
Secara KLT
Identifikasi kurkumin dari tablet yang Uji L inearitas
20000

mengandung rimpang temulawak dapat 18000


16000

dilakukan dengan cara pengukuran nilai hRf. 14000


12000

Diperoleh hasil sebagai berikut: 10000


8000
6000
Jenis hRf 4000

Kurkumin Bp 69 2000
0

70 0 10 20 30 40 50 60 70

Tablet temulawak 38
Gambar 3. Hasil uji linearitas (konsentrasi/ luas area)
11
Gambar 1. Kromatogram Kurkumin BP dan kurkumin Uji Pengaruh Bahan Pembantu
dalam tablet temulawak pada sinar biasa
& sinar UV 366 Tabel1. Pengaruh bahan pembantu tablet

42 Volume 5 No 1 Agustus 2012


PENETAPAN KADAR KURKUMIN DALAM TABLET TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DENSITOMETRI
Determination of curcumine content of Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) tablet by TLC densitometry

Jenis bahan Respon detector Area Validasi Metode


Avicel Tidak terdeteksi - Hasil evaluasi dari validasi metode
Pati Tidak terdeteksi - menunjukkan ketelitian yang baik dengan nilai
Mg. Stearat Tidak terdeteksi - persamaan regresi linear antara konsentrasi
Talk Tidak terdeteksi - dengan luas bercak sebagai Y= 1361,744 +
Uji pengaruh bahan pembantu tablet 271,1141X dengan koef korelasi r= 0,9935 dengan
dilakukan untuk mengetahui apakah bahan- rentang linearitas 20-60 bpj. Batas deteksi 5,97
bahan tersebut memberikan respon berupa bpj, batas kuantitasi 18,09 bpj, uji perolehan
bercak. Hasil yang diperoleh menunjukkan kembali 100,52% dan simpangan baku relatif
bahwa bahan pembantu tablet tidak memberikan 1,0559 %. Hasil evaluasi tersebut menunjukkan
respon, sehingga tidak akan mempengaruhi bahwa metode penetapan kadar kurkumin dalam
penetapan kadar kurkumin dalam sediaan tablet. tablet KLT densitometri mempunyai ketepatan
dan ketelitian yang tinggi.
Tabel 2. Penetapan kadar kurkumin dalam tablet secara KLT-Densitometri
Konsentrasi (bpj) Area Kadar (%) Kadar rata-rata (%)
BP 40 11229,02
Contoh 1 14990 12902,29 0,7342 0,7327
14980 12790,27 0,7284
15020 12950,05 0,7355
Contoh 2 14990 12667,89 0,7209 0,7233
15000 12863,85 0,7316
14980 12596,45 0,7173
Hasil penetapan kadar kurkumin rata-rata dalam serbuk tablet simulasi 0,7233% dan dalam
tablet komersial (yang beredar) 0,7327%.

KESIMPULAN 1,0559% lebih kecil) dan ketepatan yang baik


1. Kurkumin dalam tablet yang mengandung (nilai perolehan kembali t hitung = 0,2521
rimpang temulawak dapat ditetapkan lebih kecil dari ttabel 2,571).
kadarnya dengan metode kromatografi 3. Kadar kurkumin dalam tablet komersial
lapis tipis densitometri dengan: Fase diam (yang beredar) 0,7327% dan dalam serbuk
: Lempeng silika gel GF254. Cairan eluasi tablet simulasi (buatan sendiri) 0,7233%.
adalah Kloroform: Etanol : Asam asetat
glasial (94:5:1). Volume penotolan adalah 20 DAFTAR PUSTAKA
µl (± 15.000 bpj). Jarak rambat adalah 80 mm Darwis, SN., Indo AM., Hasiyah S. 1991. Tumbuhan
diukur pada panjang gelombang 429 nm. obat famili zingiberaceae. Badan Penelitian
2. Metode kromatografi lapis tipis-densitometri, dan Pengembangan Pertanian. Bogor: p
memberikan ketelitian yang baik (SBR = 58-9

Volume 5 No 1 Agustus 2012 43


Faridah, Suciati Widiyani

Heyne, K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia.


Jilid I. Diterjemahkan oleh Badan Litbang
Kehutanan. Departemen Kehutanan.
Jakarta. p 601
Juwita, R. 2002. Penetapan kadar kurkuminoid
dalam rimpang temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.) pada umur tanam yang
berbeda secara kromatografi cair kinerja
tinggi. Jakarta
Nugroho AE., Suhardjono D., Mulyono, Margono
SA. 2008. Efek vasodilatasi kurkumin
dan turunannya pada organ aorta tikus
terisolasi. Majalah Farmasi Indonesia,
19(2):70-6.
O´Neil JM. (editor). 2001. The Merck Index an
encyclopedia of chemicals, drugs, and
biologicals. Thirteenth edition. New Jersey
: Merck&Co inc. p. 465.
Syamsudin, Suyatna FD., Ganiswara S., Sadikin
M. 2004. Efek Kurkumin terhadap aktivitas
enzim glutation Peroksidase Mitokondria
hati tikus. Jurnal ilmu kefarmasian
Indonesia, 2(2): 77-80.
Wardiyati T., Rinanto Y., Sunarni T., Azizah N.
2002. Identifikasi hasil dari kurkumin
pada Curcuma xanthorrhiza dan Curcuma
domestica hasil koleksi di Jawa dan Bali.
Jurnal Agrivita Fakultas Pertanian, 32:1-12

44 Volume 5 No 1 Agustus 2012

Anda mungkin juga menyukai