Anda di halaman 1dari 2

Cara kerja sistem pengisian ketika mesin putaran rendah

Ketika mesin hidup maka koil akan menghasilkan arus listrik, arus listrik yang dihasilkan
terminal N alternator akan mengalir ke terminal N regulator, lalu ke kumparan voltage relay
dan berakhir di massa. Akibatnya pada voltage relay ada medan magnet, sehingga terminal
P0 tertarik dan menempel dengan P2. Pada posisi ini arus yang menuju lampu indikator
pengisian tidak mendapatkan massa sehingga lampunya mati.

Output stator koil ini disalurkan menuju dioda (rectifier) dan disearahkan menjadi arus
DC/searah. Lalu arus mengalir menuju terminal B alternator lalu menuju ke baterai. Dengan
begitu maka terjadi pengisian pada baterai.

Arus dari terminal B alternator ini juga mengalir menuju B regulator, kemudian ke P2 dan ke
P0 menuju kumparan voltage regulator dan berakhir ke massa, sehingga timbul kemagnetan
di voltage regulator. Karepa putaran masih rendah, tegangan output pada alternator masih
rendah sehingga kemagnetan pada kumparan voltage regulator juga masih rendah dan
akibatnya belum bisa menarik PL0 atau masih tetap menempel di PL1 akibat pegas di PL0.
Dalam kondisi ini arus besar mengalir dari IG ke PL1 dan ke PL0, lalu ke F
regulator, ke F alternator dan berakhir ke RC massa. Karena arus yang ke RC
besar maka medan magnet pada RC juga besar. Walaupun putarannya rendah,
outpun alternator tetap kuat untuk mengisi baterai karena medan magnet di RC
kuat. Output tegangannya antara 13,8 Volt 14,8 Volt.

Cara Kerja Sistem Pengisian Mesin Putaran Sedang


Ketika mesin bekerja pada putaran sedang, tegangan output di alternator pada terminal B
menjadi naik dan arus mengalir ke B regulator dan ke P2 lalu ke P0 lalu ke kumparan voltage
regulator dan berakhir di massa. Akibatnya medan magnet pada voltage regulator bertambah
kuat dan dapat menarik PL0 walaupun belum cukup kuat sehingga PL0 lepas dari PL1 dan
posisinya berada ditengah-tengah (mengambang).

Ketika PL0 mengambang maka arus dari B alternator akan mengalir menuju IG regulator dan
ke resistor lalu ke F regulator dan ke RC lalu ke massa. Arus tersebut melewati resistor
sehingga arusnya menjadi lebih kecil akibat kemagnetan pada rotor koil melemah.
Walaupun kemagnetan pada RC melemah, namun karena mesin dalam posisi putaran sedang
sehingga outputnya alternator bisa untuk mengisi baterai dengan tegangan 13,8 volt 14,8
volt.

Cara Kerja Sistem Pengisian Mesin Putaran Tinggi


Pada putaran tinggi, tegangan output pada terminal B alternator juga menjadi tinggi. Jika
tegangan itu melebihi 14,8 volt maka kemagnetan di kumparan voltage regulator bertambah
kuat dan mampu menarik PL0 sehinggga PL0 menempel pada PL2. Nah karena PL0
menempel pada PL2 maka aliran arus yang berasal dari terminal IG regulator akan mengalir
menuju R, lalu ke PL0, ke PL2 dan ke massa, tanpa mengalir ke RC. Inilah yang
mengakibatkan medan magnet di rotor koil tidak ada lagi.

Ketika RC tidak ada kemagnetan, maka output tegangan alternator juga turun, ketika
tegangan alternator turun dan kurang dari standar yaitu 13,8-14,8 volt maka kemagnetan
voltage regulator akan turun lagi sehingga PL0 lepas kembali dari PL2.

Arus dari IG regulator kembali ke Resistor dan mengalir lagi ke RC dan ke massa, sehingga
magnet pada RC menguat lagi dan tegangan pada output alternator akan naik lagi. Proses
yaitu PL0 melepas dan menempel dengan PL2 tersebut akan terjadi berulang-ulang secara
peroidik sehigga output alternator stabil.
Demikianlah cara kerja sistem pengisian pada kecepatan rendah dan tinggi. Semoga
bermanfaat. Salam Otomotif.
Mohon sertakan link sumber jika mencopy paste atau publikasi ulang artikel ini. Jika terjadi
pelanggaran akan ditindak lanjuti sesuai ketentuan yang berlaku, terima kasih atas
perhatiannya [Muryo Setyo].

Anda mungkin juga menyukai