Anda di halaman 1dari 19

Nama : Muhammad Rafif Iqbal

Noreg : 1502618042

Mata Kuliah : Kelistrikan Otomotif

Hari : Selasa, 06 Juli 2021

Jam : 13.00 – 14.40

Dosen : Dr. PRIYONO, M.Pd.

Ujian Akhir Semester ( UAS )


SOAL UAS KELISTRIKAN OTOMOTIF

1. Tunjukkan dengan gambar, perbedaan antara sistim pengisian baterai menggunakan


regulator mekanik dengan yang menggunakan IC regulator ! deskripsikan
perbedaanya tersebut !
2. Tunjukan dengan gambar, perbedaan sistem pengabutan bahan bakar menggunakan
EFI dengan sistim karburator ! deskripsikan keuntungan sistim EFI !
3. Tunjukkan gambarnya dan deskripsikan cara kerja sistim kelistrikan AC mobil !
4. Buat tabel analisa gannguan pada sistim AC mobil !
5. Tunjukkan dengan gambarnya, perbedaan mobil bensin dengan mobil listrik !
Deskripsikan perbedaannya !
Jawab

1. perbedaan antara sistim pengisian baterai menggunakan regulator mekanik


dengan yang menggunakan IC regulator

 IC Regulator
A. saat mesin mobil belum berputar, kunci kontak pada posisi ON

Saat kunci kontak di posisikan ON namun mesin belum dihidupkan maka arus
dari baterai mengalir melalui:

Baterai → sekering → kunci kontak → terminal IG → MIC. 


Arus yang masuk ke MIC akan diteruskan ke kaki basis (B) transistor (Tr1)
kemudian ke terminal E Tr1 kemudian massa. Hal ini menyebabkan Tr1 menjadi ON.
Pada saat yang sama arus juga mengalir  ke terminal B Tr3 → terminal E Tr3,
kemudian ke massa. Akibatnya Tr3 menjadi ON. Ketika transistor TR1 dan Transistor
TR3 aktif, maka skema aliran arusnya akan menjadi sebagai berikut:
Baterai → terminal B → kumparan rotor (rotor coil) → terminal F → C Tr1
→ E Tr1 → Massa.
Dengan skema aliran arus seperti itu maka menyebabkan timbulnya medan
magnet pada kumparan rotor. Sementara itu aktifnya transistor TR3 menyebabkan
lampu indikator pengisian menyala. Aliran arusnya sebagai berikut:
Baterai → kunci kontak → lampu pengisian → terminal L regulator → kaki C
Tr3 → E Tr3→ massa.

b. Pada saat mesin sudah hidup (berputar sedang)

Saat mesin menyala maka stator dapat berputar dan memotong medan magnet
yang dihasilkan oleh rotor. Akibatnya timbul arus pengisian pada stator dan
disearahkan oleh dioda. Arus pengisian kemudian diteruskan ke terminal P dan diolah
oleh MIC untuk mengalirkan arus basis TR2 sehingga TR2 aktif dan menghentikan
arus basis pada TR3 sehingga TR3 mati. Hal ini akan menyebabkan lampu pengisian
mati karena tidak mendapat massa. Selain itu aktifnya TR2 juga berfungsi untuk tetap
mematikan lampu dengan menyamakan tegangan masuk dan tegangan keluar. Aliran
arusnya yaitu:
Baterai → Kunci Kontak → Terminal IG → Emitter Tr2 → Collector Tr2 →
terminal L → lampu pengisian
Apabila tegangan yang dihasilkan alternator kurang dari 14 V, maka terminal
S tidak mendeteksi adanya kelebihan tegangan. Oleh karena itu arus yang mengalir ke
rotor dipertahankan untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan rotor sehingga
tidak terjadi tegangan drop. Aliran arusnya yaitu:

Arus pengisian → rotor → terminal F → Collector Tr 1 → Emitter Tr1 →


massa. (Basis TR1 tetap dialiri arus oleh MIC).

c. Pada saat mesin berputar tinggi

Saat kendaraan berjalan lebih kencang maka putaran mesin juga akan
bertambah cepat. Hal ini akan menyebabkan tegangan pengisian naik melebihi 14 volt
sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pengisian terutama baterai. Oleh
karena itu diperlukan sistem keamanan pada sistem pengisian. Pada saat arus
pengisian lebih dari 14 volt maka tegangan akan mampu menembu diode zener pada
terminal S sehingga MIC mendapat trigger atau sinyal. MIC kemudian mematikan
kemagnetan pada rotor coil melalui TR1. Aliran arusnya sebagai berikut:
Baterai → Terminal S → MIC (TR1 di offkan)
Terminal P → MIC → TR2 → Lampu indikator (dijaga dalam kondisi mati)

Dengan menghilangkan kemagnetan pada rotor coil maka arus pengisian


diturunkan untuk sesaat sampai dibawah 14 volt. Ketika arus pengisian dibawah 14
volt maka arus tidak mampu menembus diode zene sehingga MIC kembali
mengalirkan arus ke basis TR1 (ON) sehingga arus dari rotor coil dapat mengalir ke
massa (rotor timbul kemagnetan). Adanya kemagnetan pada rotor coil maka stator
dapat menghasilkan arus pengisian. Hal ini akan terjadi secara berulang-ulang sebagai
sistem keamanan atau regulasi pada sistem pengisian.

 Regulator mekanik
a. Pada saat mesin mobil belum berputar, kunci kontak pada posisi ON
Saat kunci kontak diputar pada posisi On, namun kendaraan belum hidup
maka pada saat ini belum terjadi pengisian pada baterai, tapi pada alternator
tepatnya pada rotor coil telah timbul kemagnetan.

Cara kerjanya yaitu ketika kunci kotak diputar pada posisi On dan
kendaraan belum hidup adalah arus baterai positif akan mengalir dari baterai
menuju ke fusible link menuju ke kunci kontak menuju ke fuse menuju ke lampu
indikator pengisian menuju ke terminal L regulator menuju ke kontak P0 menuju ke
kontak P1 lalu ke massa.

Pada saat yang sama arus baterai posisif akan mengalir menuju ke fuse
menuju ke terminal IG regulator menuju ke terminal PL1 menuju ke kontak PL0
menuju ke kontak F regulator menuju ke terminal F alternator menuju ke rotor coil
lalu ke massa.

Pada saat ini lampu indikator akan dialiri arus dan akan membuat lampu
indikator pengisian menyala sera pada saat ini rotor koil juga dialiri listrik dari
terminal F regulator maka pada rotor coil akan timbul medan magnet.
b. Pada saat mesin sudah hidup (berputar sedang)

Bila kecepatan kendaraan bertambah menjadi kecepatan sedang maka lampu


indikator pengisian akan tetap mati dan besarnya arus listrik yang dihasilkan untuk
pengisian baterai harus tetap stabil.

Cara kerjanya adalah bila kecepatan kendaraan bertambah menjadi


kecepatan sedang maka tegangan yang dihasilkan pada terminal B alternator juga
akan bertambah, akibatnya yang mengalir ke voltage regulator juga akan bertambah
sehingga kemagnetan yang terjadi juga akan bertambah. Kemagnetan pada voltage
regulator akan menarik kontak PL 0 namun belum mampu menarik kontak PL 0
agar terhubung dengan kontak PL 2 (keadaan PL 0 mengambang).

Pada saat yang sama, maka aliran listrik dari terminal IG akan mengalir
menuju resistor kemudian ke terminal F regulator kemudian ke terminal F
alternator kemudian ke rotor coil kemudian ke massa. Karena arus yang menuju ke
rotor coil harus melewati resistor (tahanan) maka arus yang mengalir ke rotor coil
akan menjadi kecil, akibatnya medan magnet yang ditimbulkan oleh rotor coil juga
akan menjadi kecil. Karena medan magnet yang dihasilkan oleh rotor coil kecil dan
kecepatan putaran rotor coil bertambah maka tegangan yang dihasilkan oleh
alternator akan tetap stabil.
c. Pada saat mesin berputar tinggi

Ketika kecepatan kendaraan naik menjadi kecepatan tinggi maka lampu


indikator pengisian akan tetap mati dan tegangan yang dihasilkan oleh alternator
pun harus tetap stabil jangan sampai terjadi over charging.

Ketika kecepatan kendaraan naik menjadi kecepatan tinggi maka tegangan


yang dihasilkan oleh alternator pada terminal B juga akan meningkat sehingga
kemagnetan yang timbul pada voltage regulator juga akan semakin naik.
Kemagnetan yang terjadi pada voltage regulator ini akan mampu menarik kontak
PL 0 untuk berhubungan dengan kontak PL 2 sehingga arus dari terminal IG
regulator akan mengalir ke massa, akibatnya rotor coil tidak akan mendapatkan
arus dari terminal F. Karena rotor coil tidak mendapatkan arus maka kemagnetan
pada rotor coil akan menghilang. Menghilangnya kemagnetan pada rotor coil akan
menyebabkan tegangan pengisian yang dihasilkan oleh alternator juga akan
melemah.

Ketika tegangan yang dihasilkan alternator melemah pada terminal B maka


kemahnetan yang timbul pada voltage regulator pun juga akan menjadi kecil
(melemah). Akibatnya kontak PL 0 akan kembali terhubung dengan kontak PL 1
(kontak PL 0 lepas dari kontak PL 2). Ketika kontak PL 0 tidak terhubung kembali
dengan kontak PL 2 maka rotor coil akan kembali dialiri listrik sehingga akan
timbul kemagnetan pada rotor coil. Hal tersebut akan terjadi berkali-kali (kontak
PL 0 hubung lepas dengan kontak PL 2) sehingga tegangan yang dihasilkan oleh
alterator tetap stabil tidak mengalami over charging.

2. perbedaan sistem pengabutan bahan bakar menggunakan EFI dengan sistim


karburator ! deskripsikan keuntungan sistim EFI !

 EFI (Elektronik Fuel Injection)

Cara kerja EFi cukup sederhana. Bahan bakar dipompa melalui pompa bahan
bakar dari tanki menuju delivery valve. Kemudian, ECM akan membuka injector
sehingga bahan bakar dapat keluar dari lubang noozle. Secara rinci, cara kerja sistem
EFI meliputi ;

1. Saat Kunci Kontak "on"

Saat kunci kontak berada pada posisi "ON", sistem elektrikal pada mobil akan
aktif melalui terhubungnya main relay. Saat ini, ECM akan mengaktifkan fuel pump
sehingga saat kunci kontak on, pompa bahan bakar menyala.
Namun, pompa bahan bakar akan menyala dalam selang waktu tertentu.
Tujuannya, untuk membangkitkan tekanan bahan bakar didalam rangkaian sistem EFI
mencapai 315 -  340 KPa.
Pompa akan otomatis mati saat jelang waktu tertentu. ECM akan mengatur
pompa agar dapat mati di sela waktu tertentu. Biasanya digunakan komponen semi
konduktor seperti condenser didalam ECM untuk mengatur hal ini.
Bahan bakar mengalir dari tanki ke delivery pipe sampai tekanan bahan bakar
maksimal tercapai. Saat tekanan bahan bakar maksimal tercapai, pressure regulator
selaku penjaga tekanan bahan bakar akan membuka saluran return feed. Yang akan
mengembalikan bahan bakar kembali ke tanki.

2. Saat Engine Start dan Run


Saat kunci kontak diputar pada posisi START, motor starter akan memutar
flywheel dan mengakibatkan engine berputar atau cranking. Sehingga sensor-sensor
yang terkait dengan sistem EFI akan bekerja untuk mendeteksi keadaan masing-
masing.
Sensor CKP dan CMP akan menginformasikan ke ECM bahwa mesin sedang
berputar. Sehingga ECM akan memberi tegangan ke pompa bahan bakar agar tetap
hidup selama mesin berputar.

Bahan-bakar kembali dipompa dari tanki menuju delivery pipe sehingga didalam
sistem bahan bakar timbul tekanan mencapai 315-340 KPa.
ECM akan memberikan tegangan ke tiap injector dengan waktu sesuai dengan
perhitungan ECM sesuai dengan berbagai informasi yang masuk kedalam ECM.
 Karburator

Keterangan :
1. Saluran masuk bensin
2. Ruang pelampung (Float Chamber)
3. Pelampung (float)
4. Ventilasi pada ruang pelampung
5. Nosel (pipa pengabut)
6. Venturi
7. Throttle valve (katup gas)

Prinsip kerja dari karburator menggunakan prinsip bernoulli. Pada saat


langkah hisap, piston akan bergerak dari TMA ke TMB, pada saat ini aliran udara
yang melewati venturi akan menjadi cepat. Semakin cepat udara yang melewati
venturi maka tekanan udara dalam venturi akan turun atau mengalami kevakuman.
Ketika kevakuman terjadi pada venturi maka bahan bakar akan terhisap ke ruang
venturi melalui nosel. Dengan demikian bahan bakar dan udara akan bercampur di
dalam ruang venturi.

 Keuntungan Sistem Efi


o Konsumsi bahan bakar lebih hemat(irit), karena takaran bahan bakar yang
diproduksi EFI sudah ditentukan sesuai dengan kebutuhan yang ideal bagi
mesin pada semua kondisi.Efisiensi bahan bakar = Irit
o Mesin lebih bertenaga dan memiliki akselerasi yang responsif, sehingga selalu
dalam kinerja yang optimal.
o Pada motor dengan sistem EFI dilengkapi dengan fault code indicator.Jika ada
masalah/kerusakan pada sistem EFI, lampu peringatan akan menyala sehingga
segera diketahui untuk diperbaiki.
o Emisi gas buang yang lebih rendah,sehingga lebih ramah terhadap lingkungan.
o Kinerja motor tetap stabil tanpa banyak terpengaruh oleh panas dinginnya
suhu mesin dan keadaan cuaca.

3. gambarnya dan deskripsikan cara kerja sistim kelistrikan AC mobil !

Cara kerja

Saat kunci kontak on, aliran listrik stand by di beberapa komponen pada
system kelistrikan yaitu saklar, blower, thermostat dan relay 30, relay magnetic clutch

Saat blower dinyalakan pada kondisi rendah. Maka, arus akan mengalir dari
saklar blower → terminal low saklar blower → motor blower → massa, sehingga
blower bekerja dengan kondisi rendah.
Saat blower dinyalakan pada kondisi sedang. Maka, arus akan mengalir dari
saklar blower → terminal medium saklar blower → motor blower → massa, sehingga
blower bekerja dengan kondisi sedang.
Saat blower dinyalakan pada kondisi tinggi. Maka, arus akan mengalir dari
saklar blower → terminal high saklar blower → motor blower → massa, sehingga
blower bekerja dengan kondisi tinggi.
Untuk pengontrolan kelistrikan pada magnetic clutch yaitu arus listrik saat
kunci kontak ON sebenarnya sudah stanby di terminal 30 relay dan solenoid atau
thermostat. Saat thermostat mendeteksi suhu ruang tidak sesuai dengan yang diatur
semisal 18 derajat maka thermostat akan membuka.

Dengan pembukaan thermostat atau solenoid ini maka aliran arus listrik akan
diteruskan ke terminal 86 relay → kumparan relay → terminal 85 relay → saklar AC
→ massa, sehingga relay akan aktif dan terminal 30 serta 87 relay akan terhubung.
Arus yang semula stanby di terminal 30 relay akan mengalir ke terminal 87 relay →
magnetic clutch dan extra fan → massa, sehingga extra fan berputar dan magnetic
clutch akan menghubungkan putaran mesin ke poros kompresor.

Dengan bekerjanya kompresor maka freon akan bersirkulasi didalam sistem


dan AC pun bekerja sebagaimana fungsinya. Freon yang bersirkulasi akan menyerap
panas udara yang dihembuskan oleh blower. Hal ini menyebabkan udara yang masuk
kedalam ruang kabin menjadi sejuk

4. Buat tabel analisa gannguan pada sistim AC mobil !


o analisa gangguan pada ac mobil

No Analisa Gangguan Penyebab Solusi


1. Kopling magnet tidak bekerja a. Fuse terbakar 1. ganti / perbaiki
b. Saklar rusak 2. ganti / perbaiki
c. Sambungan kabel lepas 3. ganti / perbaiki
d. Kumparan magnet 4. ganti / perbaiki
kopling rusak 5. ganti / perbaiki
e. Relay rusak 6. ganti / perbaiki
f. Saklar termostat rusak
2. Compressor tidak bekerja a. kopling magnet tidak 1. ganti unit
bekerja kopling
b. sabuk penggerak 2. kencangkan
kendor sabuk penggerak

3. Blower tidak bekerja a. arus tidak sampai 1. periksa dan


blower perbaiki rangkaian
b. motor terbakar kelistrikan
2. ganti motor

4. Kipas tidak bekerja a. arus tidak sampai 1. periksa dan


motor perbaiki rangkaian
b. relay rusak 2. ganti relay
c. motor terbakar 3. ganti motor

5. Terdapat bunga es pada a. Tabung pengindra a.Ganti


evaporator temperatur bocor b. Periksa kerja
b. Katup ekspansi rusak katup/ganti

6. Terlalu sering menambah freon a. Ada kebocoran, a. periksa dan


khususnya pada perbaiki
sambungan sambungan
7. Udara ke kabin tidak dingin a. Blower rusak a. periksa dan
b. Blower tidak bekerja perbaiki
dengan baik b. Periksa blower
c. Kelebihan refrigerant c. Kurangi refrigerant
d. Kondenser tersumbat d. Bersihkan
kotoran e. Bersihkan
e. Evaporator tersumbat f. periksa dan
kotoran perbaiki
f. Kompresor rusak
5. perbedaan mobil bensin dengan mobil listrik ! Deskripsikan perbedaannya !

 Battery Electric Vehicle (BEV) (mobil listrik)

Jenis mobil BEV disebut juga All-Electric Vehicle (AEV) adalah kendaraan yang


beroperasi sepenuhnya dengan menggunakan listrik di baterai. Jenis BEV tidak memiliki
mesin pembakaran (ICE). Listrik disimpan pada baterry pack. Pengisian baterai dilakukan
dengan menghubungkannya ke jaringan listrik eksternal. Penjelasan lebih detail tentang
baterai dapat dibaca pada artikel “Baterai Mobil Listrik dan Karakteristiknya“.

Arsitektur dan Komponen BEV

Komponen BEV

 Electric motor\
 Inverter
 Battery
 Control module (controller)
 Drive train

Prinsip Kerja Mobil Listrik BEV

Cara atau prinsp kerja mobil listrik BEV sangat sederhana, sebagai berikut:

 Daya dikonversi dari baterai DC ke AC untuk mengaktifkan motor


 Pedal akselerator mengirimkan sinyal ke control module bertujuan untuk
menyesuaikan kecepatan kendaraan dengan mengubah frekuensi daya AC dari inverter ke
motor (bila mobil menggunakan motor induksi).
 Motor menghubungkan dan memutar roda melalui roda gigi
 Ketika rem ditekan atau mobil melambat, motor menjadi generator menghasilkan
listrik lalu disimpan kembali di baterai

Contoh Mobil Listrik BEV

Volkswagen e-Golf, Tesla Model 3, BMW i3, Chevy Bolt, Chevy Spark, Nissan
LEAF, Ford Focus Electric, Hyundai Ioniq, Karma Revera, Kia Soul, Mitsubishi i-MiEV,
Tesla X, Toyota Rav4.

 Mobil Bensin

Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe mesin


pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran,
dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin atau yang sejenis.

Prinsip Kerja Utama pada Mesin Bensin (Gasoline Engine)

Prinsipnya, bahan bakar masuk ke dalam ruang bakar dan dimampatkan.


Setelah itu terjadi ledakan yang dipicu oleh loncatan bunga api di ujung busi. Ledakan
ini menghasilkan tenaga untuk mendorong piston yang dimanfaatkan
untuk menggerakkan kendaran. Sisa gas dari ledakan ini dibuang melalui sebuah
katup keluar di dalam ruang bakar dan dibuang ke udara melalui knalpot.

Langkah-Langkah Cara Kerja Pada Mesin Bensin (Gasoline Engine)

 Piston turun, posisi intake valve (katup masuk) terbuka dan exhaust valve (katup
keluar) tertutup. Bahan bakar bercampur udara terhisap masuk ke dalam ruang
bakar.
 Piston naik, posisi intake valve dan exhaust valve tertutup, terjadi kompresi
(pemampatan campuran udara bahan bakar) akibat tekanan dari piston yang
bergerak naik.
 Terjadinya ledakan yang dipicu oleh percikan api dari busi yang dihasilkan oleh
tegangan tinggi dari coil, posisi intake valve dan exhaust valve tertutup, ledakan
menghasilkan tenaga dan mendorong piston kebawah sehingga menggerakkan
crank shaft seperti ayunan sepeda.
 Piston naik, posisi intake valve tertutup dan exhaust valve terbuka, dorongan dari
naiknya piston membuat gas buang hasil dari pembakaran (ledakan) terdorong
keluar melalui exhaust valve.
 Proses berulang dari langkah 1 hingga 4 pada semua silinder.

Karakteristik Mesin Bensin (Gasoline Engine)


 Bahan bakar yang digunakan adalah bensin (premium, pertamax, shell super, dll)
 Membutuhkan komponen pengapian untuk proses pembakaran
 Rasio Kompresi relatif kecil, umumnya antara 8:1 hingga 12:1 (bisa lebih bisa
kurang)

Anda mungkin juga menyukai