Diajukan dalam Rangka Memperoleh PENUGASAN dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
RI Cq. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
1
KATA PENGANTAR
2
Rektor,
3
Rupanya sudah saatnya bila sub-sub bidang ilmu atau program-
program studi di bawah FKIP perlu juga secara bertahap dilengkapi dengan
Program Magister. Pembukaan Program Magister yang dimaksud bertujuan
terutama memersiapkan generasi penerus dengan kemampuan menggali,
menganalisis dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai
sub-sub bidang ilmu yang ada. Sementara di sisi lain, jaman sudah menuntut
masysrakat supaya berkualitas dan mampu bersaing.
Ada empat pertanyaan yang berkaitan dengan tuntutan jaman tersebut.
Pertama adalah bagaimana sumber daya menjadi lebih bermutu dan mampu
bersaing kalau bukan lewat memerluas dan memerdalam agen-agen
pengkajian ilmu dalam hal ini berbagai program studi Magister? Kedua,
bagaimana pengkajian ilmu-ilmu menurut bidang studi menjadi lebih luas dan
dalam kalau pendidikan bahasa Inggris yang bermulti fungsi tidak menjadi
perhatian Undana. Pertanyaan ketiga, bagaimana Undana yang berwawasan
global bisa going global tanpa memanfaatkan medium global yaitu bahasa
Inggris? Pertanyaan terakhir, bagaimana program studi pendidikan bahasa
Inggris FKIP Undana bisa mewarisi IPTEK-S bagi generasi penerus tanpa ada
jenjang S2 ataupun jenjang S3 di bidang Pendidikan Bahasa Inggris?
Keempat pertanyaan di atas rupanya merupakan muara dari sekian
banyak cita-cita bahkan mimpi para cendekia Program Studi Pendidikan
Bahasa Inggris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Undana. Para dosen
Program Pendidikan Bahasa Inggris khususnya, secara nyata sudah sangat
siap untuk menyelenggarakan Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris
(PMPBI) dengan harapan akan menjadi dasar untuk usul pembukakan Program
S3; akan merasa bersalah kalau gagal menyediakan sarana bagi penerusnya.
Inilah yang menjadi poin inti dalam latar belakang mengapa Program Magister
Pendidikan Bahasa Inggris diusul untuk dibuka.
4
khususnya. Lulusan yang mampu mensponsori pengembangan IPTEKS sesuai
dengan perubahan-perubahan sosial masyarakat di era global, dengan
menghasilkan karya akademik dan temuan-temuan yang bermanfaat bagi
kebutuhan masyarakat sekarang dan ke depan.
Berdasarkan misi di atas, tujuan PMPBI adalah menghasilkan lulusan
Magister Pendidikan Bahasa Inggris yang memiliki standar kualitas lulusan
yang berkarateristik sebagai berikut.
(2) Memahami secara luas dan mendalam problem dan isu-isu terkini yang
terkait dengan pembelajaran Bahasa Inggris sekarang dan ke depan.
5
d. Bagi peningkatan mutu pendidikan, hadirnya PMPBI merupakan sumber
SDM untuk menghasilkan tenaga guru bahasa Inggris di seluruh jenjang
sekolah yang ada di NTT.
1.1.3 Profil Lulusan Program Studi
Standar minimal kualitas lulusan yang diharapkan adalah mampu
mengajar Bahasa Inggris di jenjang S1 Program Studi pendidikan Bahasa
Inggris di berbagai perguruan tinggi. Dengan sendirinya mampu mengajar
sebagai guru di tingkat sekolah menengah. Kompetensi lulusan PMPBI Undana
harus mencerminkan standar minimal mutu lulusan sebagai berikut.
a) Berbahasa Inggris dengan baik dan benar, yang dapat dimanfaatkan
dalam komunikasi sosial sehari-hari, dalam situasi formal, baik secara
lisan maupun tertulis, sekurang-kurangnya stingkat TEFL dengan skor
minimial 550.
b) Profesional dalam pendidikan dan pengajaran bahasa Inggris dalam hal:
(1) merancang kurikulum bahasa Inggris, (2) mengembangkan materi
bahasa Inggris dalam format GBPP atau SAP, (3) melaksanakan
pendidikan/pengajaran Bahasa Inggris dengan metode-metode berbasis
learning, dan (4) mengevaluasi pembelajaran Bahasa Inggris pada
jenjang S1 dengan berbagai bentuk tes yang mampu mengukur
ketercapaian pembelajaran.
c) Profesional dalam melakukan penelitian pendidikan dan pembelajaran
Bahasa Inggris dengan menerapkan kajian kualitatif dan kuantitatif.
d) Berperilaku positip terhadap lembaga tempat kerja dengan
mengupayakan unjuk kerja yang efektif dan efisien, serta
mengembangkan hubungan kolegial yang konstruktif di dalam dan di luar
lingkungan kerja, sesuai amanat Pancasila.
e) Berwawasan global, bersikap terbuka, kritis, dan selektif terhadap
pembaharuan pendidikan dan berupaya mendorong perwujudannya baik
sebagai inisiator maupun actor.
f) Bertanggung jawab secara formal dan moral terhadap fungsi, tugas, dan
kewajibannya.
6
PMPBI tentunya sebagai agen kualifikfikasi Magister Pendidikan Bahasa
Inggris dengan spesialisasi pendidikan pada umumnya pembelajaran Bahasa
Inggris khususnya. Pada skala nasional pun internasional, PMPBI di Undana
akan menjadi bagian mitra kerja terutama dalam kajian-kajian dan temu ilmiah
dalam rangka pengembangan ilmu baik di tingkat nasional maupun
internasional. Untuk itu kehadiran program tersebut di Undana akan secara
mudah melakukan jaringan kerjasama ilmiah termasuk pertukaran staf dosen
lintas provinsi pun lintas negara.
1.2.2 Hubungan Program Studi Dengan Program Studi Yang Lain
Kehadiran PMPBI pasti akan selalu bergandengan tangan dengan
Program Magister lain yang sudah beroperasi. Gandengan tangan itu tentu
dalam hal bagaimana Pendidikan Pascasarjana khususnya dan lembaga
Undana umumnya, bisa tampil bersama dengan muatan visi: Berwawasan
Global. Namun Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris akan selalu tetap
tampil khas dan beda dengan program magister lain, karena kurang lebih 80%
kurikulum berbeda dengan kurikulum program studi lain yang ada di PPs
Undana. Dengan demikian kehadiran PMPBI melengkapi yang masih kurang,
dan dengan sendirinya membuat PPs Undana menjadi sebuah taman ilmu
berwarna-warni tapi mengedepankan keharmonisan yang indah. Yang menjadi
khas adalah matakuliah pendidikan bahasa Inggris termasuk penelitian
pendidikan bahasa Inggris yang menggunakan bahasa Inggris sebagai medium
atau pengantar..
1.2.3 Keunggulan Dan Karakteristik Program Studi
Ada beberapa faktor yang menjadi keunggulan program studi sekaligus
menjadi karateristik program studi. Pertama staf dosen. Dosen yang akan
dilibatkan sejumlah 10 orang dengan kualifikasi doktor baik tamatan dalam
negeri maupun luar negeri, dengan distribusi spesialisasi berbeda seperti
doktor pendidikan bahasa Inggris, doktor linguistic, doktor pendidikan, doktor
sosiolinguistik, dan doktor etnolinguistik. Dari sisi pangkat akademis, staf
dosen yang ada itu sudah lektor ke atas, bahkan di antaranya memangku
jabatan tertinggi yaitu Guru Besar. Faktor yang kedua adalah bidang ilmu
sebagai ciri khas. Bidang ilmu yang menjadi khas program Magister itu adalah
pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris, yang hingga kini belum ada
satupun yang sudah beroperasi di semua perguruan tinggi yang ada di provinsi
NTT. Hal ini juga sekaligus mengindikasikan kajian-kajian yang berbeda dengan
program studi lain. Faktor terakhir yang menunjukkan karakeristik program
7
studi adalah menggunakan bahasa Inggris sebagai medium perkuliahan dan
penulisan Tesis. Dosen yang sudah siap dipekerjakan akan selalu
menggunakan bahasa Inggris terutama dalam kelas, penyelesaian tugas, dan
dalam proses pembimbing tesis, sehingga mahasiswa terdorong untuk selalu
meningkatkan kemahiran berbahasa Inggris secara mandiri.
Sehubungan dengan ketiga faktor itu, PMPBI akan sebagai Pusat Ilmu
dan Pengembangan Ketrampilan Mengajar Bahasa Inggris dengan berbagai
metode terkini bagi calon guru bahasa Inggris di perguruan tinggi pun guru-
guru di sekolah. Hal ini dapat dibuktikan dengan track record Program Studi
Pendidikan Bahasa Inggris jenjang S1 yang hampir 100% mendominasi
besarnya kebutuhan guru bahasa Inggris di NTT. Track record lain, adalah
semua dosen yang ada di program studi bahasa Inggris jenjang S1 sekarang
ini adalah alumni program itu sendiri yang sudah sekian tahun melayani
kebutuhan guru bahasa Inggris di NTT. Banyak juga staf yang ada sekarang ini
lolos berkompetensi melakukan penelitian-penelitian termasuk Hibah Bersaing
di tingkat nasional, dan laporannya berhasil diterbitkan di jurnal ilmiah
terakreditasi.
BAB II
KURIKULUM
8
Bab ini membahas tiga hal yakni: road map keilmuan dan keahlian,
rancangan kurikulum, dan sistim pembeajaran.
K O M P E T E N S I SUBJECTS
Lang. teaching
KOMPETENSI subjects
AKADEMIK
Linguistic
KOMPETENSI subjects
UTAMA
Education
KOMPETENSI subjects
PEDAGOGIS
Teaching
Practice
LULUSAN
KOMPETENSI Applied
TERAPAN subjects
KOMPETENSI General/research
PENDUKUNG subjects
KOMPETENSI
PENGEMBANGAN Thesis
ILMU writing
9
subjects dan thesis writing. Dengan demikian seorang lulusan sangat jamin
dibekali oleh kompetensi-kompetensi yang relevan dengan kebutuhan
masyarakat dan kebutuhan pengembangan ilmu.
2.1.2 Perkembangan Bidang Kajian Saat Ini Dan 10 Tahun Mendatang
Untuk tahun-tahun awal program studi, kajian difokuskan kepada
persoalan atau kesenjangan-kesenjangan yang berkaitan dengan mutu
pendidikan dan mutu pembelajaran yang dipantau sejak mutu proses yang
terjadi di kelas. Kajian kajian harus menyentuh persoalan ril di lapangan guna
mengatasi hambatan utama baik di sisi manajemen instansi dan sekolah
maupun pembelajaran ril di kelas. Demikianpun kajian-kajian ilmu terapan
(non kependidikan) yang tidak mungkin tidak berkaitan dengan mutu SDM
masyarakat.
Yang jelas bahwa masyarakat selalu berubah dengan muatan banyak
dan bervariasi kebutuhan. Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan
pendidikan dan pembelajaran pasti dengan modus baru atau modus tersendiri.
Di situlah program studi selalu memantau ke depan untuk selalu sinkron
dengan perkembangan/perubahan masyarakat dan tuntutan kebutuhan. Oleh
karena itu bidang-bidang kajian pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris
khususnya yang didasari oleh ilmu kebahasaan dan ilmu terapan kebahasaan
tetap menjadi prioritas untuk tetap mempertahankan kalau tidak
meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris. Yang jelas
kajian-kajian di 10 tahun mendatang dan seterusnya tentunnya tetap dalam
koridor pendidikan dan pembelajaran yang akan selalu sinkron dengan atau
menjawab perubahan-perubahan global yang menyentuh langsung kualitas
pembelajaran bahasa Inggris. Caranya tentu dengan melakukan perubahan
atau modifikasi kurikulum supaya selalu relevan dengan perubahan-perubahan
kebutuhan di lapangan.
2.1.3 Kemanfaatan Terhadap Perkembangan Bangsa
Kurikulum program studi pendidikan bahasa Inggris sudah pasti
bermanfaat dengan perkembangan bangsa baik dari sisi menciptakan mutu
masyarakat, khususnya masyarakat NTT, dalam arti turut memersiapkan
sumber daya manusia yang mampu bersaing dan berdaya cipta yang sejalan
dengan visi,misi, dan tujuan pendidikan tinggi lembaga Undana untuk
menjawab tuntutan global.
Lulusan-lulusan program studi akan secara professional berkerja
memajukan bangsa sesuai minat baik sebagai staf pengajar di perguruan
10
tinggi maupun sebagai guru-guru bahasa Inggris di tingkat sekolah menengah
atau di instansi-instansi lain yang terkait. Lulusan-lulusan yang mengajar di
perguruan tinggi di mana saja, khususnya di NTT, bisa mengembangkan ilmu
lewat kajian-kajian secara profesional. Apalagi kalau lulusan itu adalah
berkualifikasi Doktor.
11
(1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
(2) Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan
Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
(3) Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002
tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.
(4) Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional Republik Lndonesia Nomor: 43/Dikti/Kep/2006
Tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah
Pengembangan Kepribadian Di Perguruan Tinggi.
(5) Surat Keputusan Rektor Universitas Nusa Cendana Surat dengan
Nomor 07A/PP/2008 tentang Satuan Tugas Pembukaan Program
Studi Pendidikan IPS PPs Undana.
(6) Rapat-rapat Tim Penyusun Kurikulum Program Studi Pendidikan
Bahasa Inggris PPs Undana
12
manusia yang berkualitas, mandiri, kreatif, inovatif, kompetitif,
sehat, berdisiplin, dan menguasai IPTEKS.
(3) Menyelenggarakan penelitian untuk menghasilkan dan
mengembangkan IPTEKS Pendidikan Bahasa Inggris yang sesuai
dengan kebutuhan pembangunan pendidikan berwawasan global
berbasis keunggulan lokal.
(4) Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat melalui
pemanfataan IPTEKS Pendidikan Bahasa Inggris berorientasi
global, untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
(5) Mengembangkan dan meningkatkan mutu pembinaan
kemahasiswaan melalui pemanfaatan IPTEKS Pendidikan Bahasa
Inggris.
(6) Mengembangkan sistem Pendidikan Bahasa Inggris yang dinamis
dan profesional, efektif, dan efisien berbasis IPTEKS Pendidikan
Bahasa Inggris.
(7) Meningkatkan, mengembangkan, dan memberi dukungan
dan/atau kerjasama dengan lembaga lain secara kewilayahan,
baik secara regional, nasional dan internasional dalam bidang
Pendidikan Bahasa Inggris.
13
(3) Menghasilkan tenaga pendidik dan pengajar yang profesional,
mandiri, mampu bersaing, dan berdaya-cipta dalam menerapkan dan
mengembangkan model-model atau metode pembelajaran bahasa.
(4) Menghasilkan lulusan yang mampu menciptakan perangkat
pembelajaran (kurikulum, silabus, media, bahan ajar, RKPS) bahasa
Inggris.
(5) Menghasilkan lulusan yang mampu menyusun penilaian
pembelajaran Bahasa Inggris dengan menerapkan kompetensi
berjenjang (higher order thinking competence).
(6) Menghasilkan lulusan yang menjunjung tinggi etika keilmuan dalam
menggali, menemukan dan mengembangkan ilmu dan teknologi
kependidikan.
(7) Menghasilkan lulusan yang mampu bekerjasama dalam
menyelenggarakan dan mengembangkan program pendidikan.
(8) Menghasilkan lulusan yang mampu menerapkan dan
mengembangkan teori-teori pendidikan/pembelajaran bahasa dan
kebahasaan.
(9) Menhasilkan lulusan yang mampu melakukan penelitian baik di
bidang pendidikan maupun pembelajaran bahasa termasuk ilmu-ilmu
terapan kebahasaan secara mandiri pun secara bersama.
(10) Menghasilkan lulusan yang mampu lanjut studi jenjang S3 untuk
meregenerasi pengembangan ilmu secara mandiri dan terpercaya.
(11) Menghasilkan lulusan yang mampu membina dan
mengembangkan kemitraan antara lembaga pendidikan dengan
stakeholders.
2.2.2 Profil atau Karakteristik Lulusan Program Studi Yang
Dibutuhkan Masyarakat
Profil lulusan sebagai cirikhas lulusan program studi yang dibutuhkan di
masyarakat dan yang dapat diandalkan. Secara rinci profil lulusannya adalah
sebagai berikut:
(1) Guru bahasa Inggris di sekolah-sekolah lanjutan yang secara kritis
menerima perubahan-perubahan yang berkaitan dengan pembelajaran
bahasa Inggris.
(2) Guru bahasa Inggris yang secara profesional melakukan penelitian
berkaitan dengan pembelajaran bahasa Inggris.
(3) Dosen di perguruan (jenjang S1) yang berwawasan global dan
professional dalam melakukan pendidikan, peneltian, dan pengabdian
kepada masyarakat
14
(4) Tenaga pelatihan dan pengawasan yang profesional yang dapat melatih
para guru dalam tugas-tugas yang relevan.
(5) Penutur dwibahasa (bahasa Inggris dan Indonesia) yang baik dan benar
serta berkemampuan berbahasa Inggris setara dengan TOEFL.
(6) Tenaga penterjemah berbagai karya ilmiah pun tutur lisan (interpreter).
(7) Calon-calon studi lanjut jenjang S3 khusunya di bidang pendidikan dan
pembelajaran bahasa Inggris.
(8) Tokoh panutan masyarakat yang berakhlak tinggi dan pancasilais serta
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
2.2.3 Kualifikasi Hasil pendidikan
Lulusan program studi baru, sesuai dengan peraturan Dikti berkualifikasi
Magister Pendidikan dengan gelar M.Pd., dengan bobot setingkat di atas
Sarjana Pendidika atau S.Pd. Setiap lulusan yang berhak menyandang gelar
itu, secara meyakinkan dan dapat dipertanggungjawabkan, sudah memenuhi
tuntutan standar nasional dan dapat melamar untuk bekerja di kantor apa saja
yang relevan dengan kompetensi dan ketrampilannya.
2.2.4 Kompetensi Utama dan Kompetensi Pendukung
Kompetensi yang menjadi bekal lulusan adalah kompetensi utama dan
kompetensi pendukung. Kompetensi utama berkaitan dengan kemampuan
akademik dalam bidang pendidikan dan pembelajaran serta evaluasi
pendidikan Bahasa Inggris, teori-teori pembelajaran bahasa dan kebahasaan.
Kompetensi pendukung berkaitan dengan ilmu yang mendasari kompetensi
utama, serta mampu menerapkan ilmu lewat kajian-kajian ilmu terapan
dengan memanfaatkan pengetahuan metodologi penelitian.
2.2.5 Bahan Kajian
Berdasarkan kompetensi utama dan kompetensi pendukung yang
dikemukakan di atas, bahan kajian yang ditekuni oleh lulusan adalah sebagai
berikut:
(1) Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Inggris.
(2) Metode atau model-model pembelajaran bahasa Inggris
(3) Evaluasi pembelajaran bahasa Inggris
(4) Pengelolaan pendidikan dan pembelajaran.
(5) Perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, dan Media)
(6) Ilmu Bahasa Terapan dan sastra
(7) Akusisi Bahasa
(8) Kesalahan Berbahasa
15
(9) Alih kode (code switching) dan campur kode (code mixing).
2.2.6 Matakuliah Yang Mengait Pada Bahan Kajian
Matakuliah yang mengait pada bidang kajian dapat terlihat pada Tabel
Kompetensi Utama dan Pendukung berikut ini.
16
dibekali dengan ilmu penelitian untuk secara mandiri dan profesional dapat
mengembangkan ilmu yang terkait dengan bahan kajian.
17
Pengelompokan matakuliah program studi pendidikan bahasa Inggris
dilakukan sesuai dengan standar kompetensi BNSP 2010 sebagai
berikut:
(1) Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
(2) Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK)
(3) Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
(4) Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)
(5) Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)
Jumlah beban SKS yang harus ditempuh oleh mahasiswa dalam
menyelesaikan studinya pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
adalah 48 SKS terkategori dalam 4 kelompok:
(1) Education Subjects = MKK
(2) Major Subjects = MKB
(3) General/Research Subjects = MPB
(4) General Basic Subjects = MPK
(5) Eclective Subjects = MBB
Dari lima kelompok itu dibedakan atas: Matakuliah Wajib = 44 SKS dan
Matakuliah Pilihan = 4 SKS. Sandi matakuliah dapat dilihat pada Tabel
Sandi dan Kelompok matakuliah berikut ini.
Tabel 2.3. Sandi dan Kelompok Mata kuliah
Sandi SK Keterangan
Kelompok Matakuliah
MK S
Waji Piliha
b n
1. Baisc Science Subjects (MPK) =
5 SKS
ENG 1301 Phylosophy of Language 2
Total 2
2. Education Subjects (MKK) = 21
SKS
ENG 2101 Foundations of Education 2
ENG 2103 Current Issues on Language 2
Instruction
Total 4
3. Major Subjects (MKB) = 25 SKS
Language teaching
ENG 3101 Instructional Design 2
ENG 3102 TEFLIN Methods 2
ENG 3103 The Teaching of English Skills 3
ENG 3104 Discourse & Language Teaching 2
ENG 3105 The Teaching of Literature 2
ENG 3106 English Teaching Evaluation 3
ENG 3107 Teaching Practice 2
Linguistics
ENG 3201 Advanced Linguistics 2
ENG 3202 Second language Acquisition 2
Total 20
4. General Subjects (MPB) = 11
SKS
ENG 4301 Qualitative Research Methodology 3
18
ENG 4302 Quantitative Research Methodology 3
ENG 4303 Seminar on English Education (proposal) 2
ENG 4304 Thesis Writing 4
Total 12
5. Elective Subjects (MBB) = 5 SKS
ENG 5201 Bilingualism* 2
ENG 4302 Advanced Academic Writing* 2
ENG 5203 Language and Culture* 2
ENG 5204 Translation and Interpretation* 2
ENG 5205 Sociolinguistics**
ENG 1206 Psycholinguistics **
ENG 1207 English Semantics**
Total 8
TOTAL 48
19
Kelompok dan Nama Sandi SK Sandi Semester
Matakuliah MK S Dosen
20
I II III IV V
Language Principles Subjects
(MPK)
Phylosophy of Language ENG 2 SF 2
1301
Total SKS 4 2 2
21
English Semantics** ENG 2 AS 2**
1207
Total SKS 10 4 4
TOTAL 48 1 17 10 2 4
5
Catatan: tanda *) artinya matakuliah pilihan wajib, dan **) artinya pilih satu
matakuliah (2sks) satu dari tiga matakuliah yang disiaapkan.
Tabel 2.5 berikut berisi tentang matakuliah dan pengasuh matakuliah menurut
semester.
Tabel 2.5: Matakuliah dan Nama Dosen Pengasuh Matakuliah.
N Nama Matakuliah Sms Pengasuh Matakuliah Dalam
0 tr Tim
Sand Nama
i
1 Phylosophy of Language 1 SF Dr. S. Fernandez, M.Pd.
Prof. Dr. A. M. Mandaru,
M.Pd.
2 FoundatioNs of Education 2 JH Josua Bire, MA.,
Med.,Ph.D.
Dr. Clemens Kolo, MAT
3 Current Issues on Language 1 JB Gomer Liufeto, MA.,
Instruction Ph.D.
Josua Bire, MA.,
Med.,Ph.D.
4 Instructional Design 1 CK Gomer Liufeto, MA.,
Ph.D.
Josua Bire, MA.,
Med.,Ph.D.
5 TEFLIN Methods 2 GL Dr. Clemens Kolo, MAT
Josua Bire, MA.,
Med.,Ph.D.
6 The Teaching of English Skills 1 CK&D Dr. Clemens Kolo, MAT
T
Dr. Damianus Talok, MA
7 Discourse & Language Teaching 2 AS Dr. Agustinus Semiun,
MA.
Dr. Fransiskus Bustan,
M.Lib.
8 The Teaching of Literature 1 SD Santri Djahimo, MA.,
Ph.D.
John W. Haan, MA, Ph.D.
9 English Teaching Evaluation 2 FT Prof. Dr. A. M. Mandaru,
M.Pd.
Dr. Agustinus Semiun,
MA.
10 Teaching Practice 3 SD TIM
11 Advanced Linguistics 2 AM John W. Haan, MA, Ph.D.
Dr. Agustinus Semiun,
MA.
12 Second language Acquisition 4 Prof. Feliks Tans, M.Ed.,
Ph.D.
Santri Djahimo, MA.,
Ph.D.
13 Qualitative Research 1 AS Prof. Dr. A. M. Mandaru,
22
Methodology M.Pd.
Dr. S. Fernandez, M.Pd.
14 Quantitative Research 1 FT Dr. Agustinus Semiun,
Methodology MA.
John W. Haan, MA, Ph.D.
15 Seminar on English Education 2 FT Prof. Feliks Tans, M.Ed.,
(prop) Ph.D.
Dr. S. Fernandez, M.Pd.
16 Thesis Writing 4 TIM
17 Bilingualism* 1 AM Santri Djahimo, MA.,
Ph.D.
Prof. Feliks Tans, M.Ed.,
Ph.D.
18 Advanced Academic Writing* 2 AS Prof. Feliks Tans, M.Ed.,
Ph.D.
Dr. Clemens Kolo, MAT
19 Language and Culture* 3 FT Dr. Fransiskus Bustan,
M.Lib.
Dr. Agustinus Semiun,
MA.
20 Translation and Interpretation* 2 FT/SD Prof. Feliks Tans, M.Ed.,
Ph.D.
Santri Djahimo, MA.,
Ph.D.
21 Sociolinguistics** 4-5 SF/FB Dr. S. Fernandez, M.Pd.
Dr. Fransiskus Bustan,
M.Lib.
22 Psycholinguistics ** 2 JH/AS John W. Haan, MA, Ph.D.
Dr. Agustinus Semiun,
MA.
23 English Semantics** 2 AS/JH Dr. Agustinus Semiun,
MA.
John W. Haan, MA, Ph.D.
23
coverage, the students are expected to digest recent developments
in articles published in the internet.
24
goals, and approaches for investigating SLA and the theories and
assumptions as well, learners/ learning and metacognitive
strategies, the differences between natural second language
acquisition and the classroom second language development and
the model of classroom language development, and the
metalinguistic awareness in second language acquisition. Students
are also aware of the trend of recent SLA researches.
25
project/report. More specifically, the students are expected to learn
how to conduct a qualitative and quantitative research project for
their thesis concentrating on identifying research problems,
reviewing the literature, populations and samples, informants or
respondents, analysing data, and discussing the data obtained, and
so on.
26
The students are expected to have skills in indetifying problems of
language learning due to culture factor and try to give solutions
based on the language teaching and learning theories.
(22) Semantics
This course introduces and examines a variety of approaches to the
issue of representing word meanings: lexical semantics, which
includes reference theory, image theory, and componential analysis;
sentential semantics, which covers the truth condition theory, deep
structure of generative transformational approach, and predicate
calculus; and communicative semnatics, which touch upon speech
acts theory and Grices approach to logic of communication.
(24) Psycholinguistics
This course intriduces the students with (1) relationship of
language, thinking, and culturized, (2) psycological factors of
leanrning and acquiring foreign or second language, (3) language,
27
mind, and brain, and (4) mental grammar and language processing,
and (5) language disorders.
28
Semester (SKS) maka sistem penilaian berdasarkan besaran satuan kredit
semester (sks) matakuliah. Artinya ratio jumlah tugas harus sesuai dengan
besaran sks matakuliah. Matakuliah ber-sks lebih dari dua harus seimbang
dengan jumlah tugas yang harus dikerjakan. Nilai A untuk suatu matakuliah
ber-sks 3 misalnya harus rasional dengan jumlah tugas yang harus
diselesaikan selama satu semester, karena memperhitungkan jumlah jam
tatap muka, jam tugas terstruktur, dan jam tugas mandiri. Sistem skoring
menggunakan ketentuan Norma dan Tolok Ukur Undana seperti yang terlihat
pada Tabel 2.6 di bawah ini (berlaku di Undana).
Tabel 2.3: Tabel Sistem Skor Kelulusan
Dari deskripsi di atas, secara singkat dapat dikatakan bahwa skor akhir
penilaian untuk suatu matakuliah terdiri dari tiga jenis penilaian: Tugas 1,
Tugas 2, dan Tugas semester denga batas lulus B. Revisi untuk tugas
terkategori tidak lulus boleh dilakukan berdasarkan ketentuan dosen
matakuliah.
Taraf prestasi akademik adalah perhitungan indeks prestasi (IP) dan
indeks prestasi kumulatif (IPK) yang dipantau setiap akhir atau awal semester.
Perhitungan yang dimaksud pada prinsipnya mengacu pada ketentuan umum
Undana dan mekanismenya diatur sesuai ketentuan di tingkat pascasarjana
Undana. Penentuan kelulusan dan peringkat kelulusan diatur oleh ketentuan
29
yang berlaku di pascasarjana, yaitu mahasiswa dinyatakan lulus bila IPK
minimal 3,00 (B), tanpa nilai C. Peringkat kelulusan adalah seperti yang
terlihat pada Table 2.7.
Tabel 2.7: Rentang dan Predikat Kelulusan
Kelulusan
Rentangan IPK Predikat
> 3,75 (3,76 Dengan Pujian
4,00)
> 3,50 (3,51 - Sangat
3,75) Memuaskan
< 3,50 (3,00 - Memuaskan
3,49)
BAB III
SUMBER DAYA
Bab ini membahas tentang dua hal utama yakni Kebutuhan dan
mekanisme pemenuhan kebutuhan Sumber Daya Manusia dan Kebutuhan Dan
Mekanisme Pemenuhan Kebutuhan Saran & Prasarana.
30
3.1 Kebutuhan Dan Mekanisme Pemenuhan Kebutuhan Sumber Daya
Manusia
3.1.1 Tenaga Pendidik
Staf dosen yang ada sekarang adalah tenaga pendidik yang akan
ditugaskan sebagai staf dosen tetap. Seperti yang digambarkan di butir 1.2.3
di depan, staf yang ada sekarang sangat memenuhi syarat baik dari sisi
kualifikasi akademis maupun jabatan fungsional; bahkan bisa dipersiapkan
untuk menjadi staf mengajar S3. Ini dapat dibuktikan dengan adanya sepuluh
dosen berkualifikasi S3 tamatan dalam dan luar negeri dengan rincian sebagai
berikut: 20% Guru Besar, 40% Lektor Kepala, dan 40% Lektor. Dari sepuluh
tenaga doktor dan professor tersebut, 20% membidangi pendidikan (teknologi
dan kurikulum), 50% membidangi Pendidikan Bahasa Inggris, dan 30%
membidangi Linguistik. Semuanya masih dalam tingkat sangat aktif. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
Tabel 3.1: Sebaran Staf Dosen Menurut Jenjang Pendidikan dan
Golongan/Pangkat
31
sebanyak 5 orang (50%). Tenaga kependidikan non akademis terdiri atas:
tenaga administrasi, pustakawan, dan laboran atas SK pimpinan PPs.
LINGUISTICS:
1. Generative Grammar. Geoffrey Horrocks. Longman. New York. 1989.
2. Chomsky, Ideas and Ideals. Neil Smith. Cambridge University Press.
Cambridge. 1999.
3. Saussure. Jonathan Culler. Harvester Press. Great Britain.1976.
4. Aspects of the Theory of Syntax. Noam Chomsky. Cambridge. THE MIT
PRESS. 1992
5. Universal Grammar and Second language Acquisition. Lydia White.
Amsterdam. John Benjamins Publishing Company. 1989.
6. Fromkin, V., Rodman, R., Collins, P. & Blair, D. 1990. An Introduction to
Language. Toronto: Holt, Rinehart and Winston
7. Hockett, C.F. 1933. Language. London: The University of Chicago Press
8. Horrocks, G. 1989. Generative Grammar. New York: Longman
9. Katamba, F. 1993. Modern Linguistics Morphology. London: The
MacMillan Press LT
10. Spencer, A. 1991. Morphological Theory. Oxford: Basil Blackwell
32
5. Brown, H. D. 1994. Teaching by Principle: An Interactive Approach to
Language Pedagogy. New Jersey: Prentice Hall Regents
6. Canale, M. & Swain, M. 1980. Theoretical Bases of Communicative
Approaches to Second Language Teaching and Testing. Applied
Linguistics 1: 1-47
7. Gebhard, J.G. 2000. Teaching English as a Foreign Language A Teacher
Self-development and Methodology Guide. Michigan: The University of
Michigan Press
8. Johnson, E.B.2002. Contextual Teaching and Learning. California: Corwin
Press, Inc.
9. Richards, J.C. & Rodgers T.S. 2001. Approaches and Methods in
Language Teaching (2nd eds.). Cambridge: Cambridge University Press
10. Nunan, D. 1987. Communicative Language Teaching: The
Learners View. In Bikram.K.Das (Ed.), Communication and Learning in
the Classroom Community. Singapore: SEAMEO Regional Language
Center
33
3. Richards, J.C. 1997. Preparing Language Teachers for Tomorrows
Language Classrooms. In G. M. Jacobs (Ed.), Language Classrooms of
Tomorrow: Issues and Responses (195-229)
4. Stern, H.H. 1984. Fundamental Concepts of Language Teaching. New
York: Oxford University Pres
5. Swain, M. & Lapkin, S. 2000. Task-Based Second Language Learning:
The Uses of the First Language. Language Teaching Research. 4: 251-
274
6. Talbert, J.E. & McLaughlin, M.W. 1994. Teacher Professionalism in Local
School Context. American Journal of Education 102 (February 1994), pp.:
123-153
7. Thomas, A.M. 1987. Classroom Interaction. (Eds.). Oxford: Oxford
University Press
8. Wallace, M.J. 1991. Training Foreign Language Teachers. A Reflective
Approach. Cambridge: Cambridge University Press
9. Good, T.L & Brophy, J.E. 1994. Looking in Classrooms. New York: Harper
Collins College Publishers
10. Language Learning and Teaching, Issues and Trends. Nuril
Huda.Malang. IKIP MLANG Publisher. 1999
LANGUAGE TESTING:
1. Brown, H. D. 2004. Language Assessment principles and Classroom
practice. San Fransisco State University: Longman
2. Brown, J.D. & Hudson, T. 2002. Criterion-referenced Language Testing.
Cambridge: Cambridge University Press
3. Alderson, J.C. Et Al. 1995. Language Test Construction and Evaluation.
Cambridge: Cambridge University Press
4. Djiwandono, M. 2008. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa.
Jakarta: PT INDEKS
RESEARCH METHODOLOGY:
1. Buttler,C. 1985. Statistics in Linguistics. Basil Blackwell: New York.
2. Schachter, J. & Gas, S. 1996. Second Language Classroom Research,
Issues and Opportunities. Lawrence Erlbaum Associates, Inc: USA.
3. Brown, J. D. 1991. Understanding Research in Second Language
Acquisition. Cambridge University Press: Sydney.
4. Miles, M.B. & Huberman, A. M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Penerbit
Universitas Indonesia: Jakarta.
5. Brannen, J. 2002. Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.
Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Samarinda: Samarinda.
6. Bogdan, R. C. & Biklen, S. K. 1998. Qualitative Research in Education.
Allyn and Bacon:Sydney.
7. Hatch, E. & Lazaraton, A. 1991. The Research Manual Design and
Statistics for Applied Linguistics. Newbury: Newbury House Publishers
8. Moleong, L.J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi revisi).
Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA
9. Setiyadi, B. 2006. Metode Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing
Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
10. Sugiyono. 2008. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D. Bandung: ALFABETA
34
11. Sukmadinata, N.S. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT REMAJA ROSDAKARYA
12. Johnson, R.R. 1980. Elementary Statistics (3rd Ed.). Duxbury
Press:Massachuseds.
13. Borg, W.R. & Gall, M.D. 1979. Educational Research (3rd Ed.).
Longman: New York.
14. Hair, et al. 1998. Multivariate Data Analysis. (5th Ed.).Prentice-Hall
Inc.: New Jersey.
PRAGMATICS:
1. Grundy, P. 2000. Doing Pragmatics. Arnold: New York.
2. Peccei, J. S. 1999. Pragmatics. Routledge: New York
3. Leech, G. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Penerbit Universitas
Indonesia: Jakarta.
4. How To Do Things With Words. The William James Lectures delivered at
Harvard University in 1955. A Galaxy Book. Oxford University Press. New
York. 1965.
5. Searle, J.R. 1965. What is a Speech Act? In M.Black (Ed.), Philosophy in
America. London: Allen and Unwin
PHYLOSOPHY OF LANGUAGE:
1. Philosophy and the Nature of language. David E. Cooper. Longman.
London.1975.
2. Filsafat Bahasa Pendidikan Kebahasaan. Abdul Wahab. UNM. 2004.
3. Filsafat Ilmu sebuah Pengantar Populer. Jujun S Suriasumantri. Jakarta.
Pustaka Sinar harapan. 2003
PSYCHLINGUISTICS
1. Steinberg, D.D. Et All. 2001. Psycholinguistics: Language, Mind and
World. (2nd Ed.). Longman: Sydney.
2. Psikolinguistik : Kajian Teoritik. Abdul Chaer. Rineka Cipta. Jakarta. 2002
3. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Muhibbin Syah, M.Ed. PT
Remaja RosdaKarya. Bandung. 2004
DISCOURSE:
1. Brown, G. and Yule, G. 1996. Discourse Analysis. Cambrudge: Cambridge
University press
2. Brown, H.D. 1980. Principles of Language Learning and Teaching. New
Jersey: Prentice-Hall, Inc.,
3. Eggins, S. 1996. An Introduction to Systemic Functional Linguistics.
London: Pinter
4. Jorgensen, M and Philips, L. 2002. Discourse Analysis as Theoy and
Method. London: DAGE Publications
5. Murcia, M.C and Olshtain,E. 2000. Discourse and Context in Language
Teaching A Guide to language Teachers. Cambridge: Cambridge
University Press.
ANTHROPOLINGUISTICS:
1. Foley, W.A. 1997. Anthropological Linguistics An Introduction. Blackwell
Publishers: Oxford
2. Salzmann, Z. 1993. Language, Culture, & Society. Westview Press:
Oxford.
35
SOCIOLINGUISTICS:
1. Labov, W. 1981. Sociolinguistic Patterns. Philadelphia:
University of Pennsylvania Press
2. Hymes, D. 1974. Foundations in Sociolinguistics An Ethnographic
Approach. University of Pennsylvan: Philadelphia
3. Thompson, N. 2003. Communication and Language. New York: Palgrave
MacMillan
4. Halliday, M. 1973. Explorations in the Functions of Language. London:
Edward Arnold
BAB IV
PENDANAAN
36
Bab ini membahas secara khusus tentang dua hal yakni hal-hal yakni
soal manajemen finansial dan aspek keberlanjutan Program Magister
pendidikan bahasa Inggris. Secara singkat pendanan untuk program magister
pendidikan bahasa Inggris dikelola secara menyeluruh oleh Undana.
4.1 Manajemen Finansial
Manajemen finansial berkaitan dengan kebijakan keuangan dan
keefektifan dan keefisiensian pemanfaatan keuangan, termasuk sumber dana
yang berkaitan dengan keberlanjutan selama lima tahu pertama.
4.1.1 Kebijakan keuangan
Kebijakan keuangan tentu mengikuti ketentuan yang sudah berlaku di
PPs berdasarkan ketentuan-ketentuan yang termuat dalam Statuta dan Norma
dan Tolok Ukur Undana. Singkatnya SOP untuk penganggaran,
pengelolaan/pemanfaatan termasuk pencatatan mengikuti ketentuan-
ketentuan yang sudah berlaku di Undana, terutama menyangkutut:
kebutuhan investasi, biaya operasional, biaya pemeliharaan, biaya
pengembangan, dan biaya taktis dan strategis lainnya.
4.1.2 Kefektifan Dan Keefisienan Manajemen Keuangan
Keefektifan dan keefisienan manajemen keuangan tentu sesuai dengan
kebutuhan program studi dan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang berlaku di PPs pun Undana secara keseluruhan. Semuanya merupakan
tanggungjawab PPs dan Undana.
4.3.1 Sumber Dana dan Cash Flow Selama Lima Tahun
Sama halnya dengan butir 4.1.1 dan 4.1.2, sumber dana dan cash flow
tentu sama dengan yang sudah diberlakukan di program-studi yang sudah
ada. Untuk lima tahun ke depan tentu yang pertama adalah dana operasional
yang dianggarkan oleh Undana. Selain itu dana diperoleh dengan cara-cara
berikut. Pertama, sumber investasi akan diperoleh dari berbagai pihak seperti
pemerintah daerah, LSM yang bergerak di pendidikan, Hibah Dikti, dan lain-
lain dengan mengajukan proposal. Kedua, sumberdana yang berkelanjutan
diperoleh tertutama dari sponsor dalam negeri seperti Yayasan Guru Cerdas
dan sponsor luar negeri. Ketiga, dana diperoleh dari kontribusi mahasiswa
berupa dana sumbangan pembangunan dengan besaran sesuai ketentuan
lembaga Undana, dan SPP mahasiswa setiap semester dengan besaran sesuai
ketentuan lembaga Undana.
37
4.2 Aspek Keberlanjutan
Aspek keberlanjutan tentunya berkaitan dengan dukungan dari
berbagai pihak untuk memenuhi kebutuhan. Ada empat aspek yang mau
dirinci pada sub bagian ini yakni perkiraan jumlah kebutuhan, Jumlah lulusan,
sumber peserta, dan keberlanjutannya.
4.2.1 Jumlah Kebutuhan Lulusan
Secara regional yang dilihat dari sisi wilayah NTT sendiri jumlah
kebutuhan hampir pasti tidak bakal menurun karena baik sekolah-sekolah
maupun perguruan Tinggi yang ada di NTT tidak bakal menyebabkan program
Magister pendidikan Bahasa Inggris ditutup, dalam arti dari generasi ke
generasi tetap membutuhkan perogram Magister ini karena untuk sementara
Program Magister yang akan dibuka tersebut cuma satu-satunya yang ada di
NTT. Untuk itu jumlah lulusan diusahakan akan seimbang dengan input.
Secara nasional, jumlah kebutuhan lulusan akan sangat membantu
secara berkelanjutan memenuhi kebutuhan tenaga Magister. Ini artinya Pusat
tidak harus berpikir banyak tentang bagaimana meningkatkan mutu
pendidikan di NTT yang merupakan bagian dari mutu pendidikan nasional.
Secara internasional, pembukaan program Magister Pendidikan Bahasa
Inggris hampir pasti mempunyai peluang melayani kebutuhan internasional
karena secara geografis letaknya strategis atau dekat dengan negara
tetangga seperti Timor Leste, negara Bagian Australia Utara (Darwin) pun
negara Papua Newguinea. Peluang kerjasama saling menguntungkan hampir
pasti terjadi, terutama dalam meningkatkan jumlah dan kualitas SDM.
4.2.2 Jumlah Lulusan Yang Dihasilkan Program Studi Baru
Hampir pasti jumlah lulusan tidak bakal sama dan sebanding dengan
kebutuhan di lapangan, karena untuk sementara belum ada lembaga lain
yang ada di NTT yang menjalankan pendidikan Bahasa Inggris jenjang S2 atau
Magister. Hingga sekarang ini yang melayani kebutuhan tenaga Magister
Pendidikan Bahasa Inggris adalah perguruan tinggi di Jawa dan luar negeri
seperti Australia dan Amerika.
4.2.3 Sumber Peserta Didik
Seperti sedikit disinggung di atas, peserta didik hampir pasti pula tidak
dapat tertampung, karena di samping masyarakat NTT sendiri sangat besar
kemungkinan peserta didik berasal dari luar NTT seperti Indonesia Timur pada
umumnya dan negara tetangga terutama Timor Leste. Belum dihitung dari
guru-guru SMA yang bukan tidak mungkin akan adanya UU baru tentang
38
tuntutan kualifikasi guru yang lebih tinggi dari jenjang sarjana. Berikut ini
adalah Tabel tentang pendukung peserta, berdasarkan data tiga dua tahun
terakhir Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (2009).
BAB V
MANAJEMEN AKADEMIS
40
PMPBI berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur PPs Undana,
yang melakukan berbagai kegiatan Program Studi berdasarkan ketentuan-
ketentuan di tingkat Pascasarjan. Susunan organisasinya adalah sebagai
berikut.
41
tahun setelah tahun pertama 180 orang, dengan rincian 40 orang per tahun,
mmbuka kelas paralel (20 orang per kelas). Ini sangat optimis karena dari sisi
pembelajaran/perkuliahan tenaga dosen tidak kekurangan, kecuali ruang kelas
yang perlu dibenahi sejak tahun pertama. Selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 6 berikut.
KELULUSAN 20 40 60
43
- Media
Pembelajaran
2015- - Kepustakaan
2020 - Jurnal terakreditasi
- Laboratorium bahasa
- Jumlah dan mutu Staf
Dosen
- Ruang kuliah
- Kajian/penelitian
- Pembukaan Program
S3
- Pembukaan program
studi bahasa-bahasa
asing lain
2021- Go global:
2025 - Jurnal terakreditasi
- Kepustakaan
- Pemutakiran Staf
Dosen
- Temu ilmiah
- Kajian-kajian
mutakir
-Fakultas
Pascasarjana
44
wilayahnya secara tepat, efisien, dan berdaya guna. Untuk mewujudkan
otonomi, diperlukan pendidik berkualitas untuk mencetak tamatan PT yang
berkualitas dan profesional, yang memiliki kemampuan dalam menggali dan
menemukan konsep serta mengelola pendidikan terutama pendidikan dasar di
NTT.
Aspirasi masyarakat merupakan salah satu bentuk dukungan untuk
dibukanya Program S2 Pendidikan Bahasa Inggris PPs Undana. Hal ini muncul
dari keprihatinan akan kualitas pendidikan di NTT yang jauh di bawah standar
nasional. Tenaga pendidik yang berkualitas akademik dan profesional akan
dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas pula yang kelak menjadi
pengemban tugas pembangunan daerah. Dukungan baik dari pemerintah NTT
maupun masyarakat NTT seyogianya dilihat dari sinkronisasi dan sinergi
kelayakan sosial. Kelayakan sosial yang dimaksud dilihat dari beberapa sisi
yang sungguh ril, terutama yang berkaitan dengan kekhasan NTT, kebutuhan
Pengembangan kelembagaan, dan kebutuhan pengembangan sumberdaya
manusia NTT.
Dalam konteks otonomi daerah, termasuk otonomi pendidikan,
dibutuhkan SDM berkualitas. Kebutuhan ini dipenuhi dengan meningkatkan
kualitas akademik dan profesional pengelola pendidikan di daerah. Di samping
itu, UU No. 14 Tahun 2005 menetapkan bahwa tenaga dosen yang mengajar di
Perguruan Tinggi minimal memiliki kualifikasi pendidikan S2. Sejalan dengan
tuntutan kebutuhan ini, pihak internal dan eksternal Undana memiliki
kebutuhan peningkatan kualifikasi pendidikan dosen.
45
learning, quality & relevance, accountability & autonomy, and equity dalam
penyelenggaraan kelembagaan pendidikan tinggi. Ketiga, Undana merupakan
satu-satunya PTN di Propinsi NTT yang berbatasan langsung dengan negara
lain. Karena itu, Undana perlu membenahi dan mengembangkan diri dengan
meningkatkan eksistensinya sebagai penghasil tenaga pendidik yang dapat
mencetak lulusan yang berkualitas. Hal ini penting dan mendesak karena
bukan tidak mungkin input (yang mendaftar ke Undana) berasal dari negara
lain terutama yang terdekat seperti RDTL (Republik Demokratik Timor Leste)
atau Timor Timur. Usul pembukaan program Magister pendidikan bahasa
Inggris rupanya sangat strategis untuk menampung minat Indonesia bagian
Timur terutama provinsi Nusa Tenggara Barat, dan provinsi-provinsi di Irian
Jaya. Program Magister itu juga sangat strategis untuk menarik kerjasama
dengan pemerintah Negara Timor Leste dalam hal meningkatkan SDM rakyat
Timor Leste lewat program Magister Pendidikan Bahasa Inggris.
5.6 Prosedur Penutupan Program Studi
BAB VI
46
SISTEM PENJAMINAN MUTU
47
BAB VII
KESIMPULAN
Dari sisi staf pengajar, ke sepuluh dosen yang sekarang ada merupakan
kekuatan besar dan tidak meragukan karena semuanya sudah berkualifikasi
Doktor. Dari sisi kepangkatan semuanya termasuk lekor ke atas bahkan dua
dari jumlah itu adalah guru besar. Hampir semua masih sangat aktif. Selain
kedua guru besar itu berpeluang besar untuk menggapai Guru Besar. Lalu dari
kesepuluh dosen itu tersebar ke beberapa bidang spesifikasi ilmu: ada yang
pendidikan bahasa Inggris, ada yang linguistik, ada yang sosiolinguistik, dan
ada yang etnolinguistik. Kekuatan ini juga sekaligus menjadi tantangan dalam
arti bagaimana kondisi ini dipertahankan.
Dari sisi peminat, dukungan masyarakat NTT dan luar NTT rupanya
menjadi kekuatan yang kedua. Pertama begitu banyak tamatan S1 pendidikan
Bahasa Inggris dihasilkan oleh beberapa perguruan tinggi di NTT. Belum hitung
dari luar NTT termasuk luar negeri seperti Negara Timor Leste yang bukan
tidak mungkin tidak mempunyai program peningkatan mutu pendidikan di
Negaranya. Dari sisi lain, belum ada jenjang S2 pendidikan Bahasa Inggris di
NTT. Hal ini juga sekaligus menjadi tantangan bagaimana menampung begitu
banyak peminat yang digambarkan itu dan bagaimana menamatkan lulusan
dengan memenuhi standar mutu secara nasional
48
Dari sisi mempertahankan mutu staf pengajar dosen yang ada
dimotifasi untuk melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah supaya
semuanya berpangkat guru besar. Lulusan-lulusan yang termasuk kategori
layak untuk menjadi dosen di program Studi diusulkan untuk studi jenjang S3
dalam dan luar negeri dengan memperhatikan porsi bidang keahlian yang
diperlukan di program studi.
49