1 | UNICEF INDONESIA
UNICEF Indonesia:
Membuat Setiap Anak Dihargai
Saat ini, UNICEF Menjamin hak-hak setiap anak atas kehidupan, pendidikan,
pembangunan dan perlindungan merupakan hal yang sangat
bekerja sama dengan
penting bagi pertumbuhan dan kesuksesan suatu bangsa. Sudah
berbagai lembaga menjadi tugas setiap orang, termasuk orang tua dan masyarakat,
untuk melahirkan masyarakat sipil dan sektor swasta, media dan akademisi, dan
pemahaman dan terutama setiap pemerintah, untuk menghormati, melindungi
dan memenuhi hak-hak anak. UNICEF bekerja di lebih dari 190
bukti-bukti untuk
negara untuk memastikan bahwa hak-hak semua anak, termasuk
mengidentifikasi anak- mereka yang paling terpinggirkan dan tidak beruntung, terwujud.
anak yang terasing
Di Indonesia, UNICEF mengingat kembali pada sejarah selama
dari seluruh kemajuan
lebih dari 50 tahun bermitra dengan pemerintah dan lembaga-
negara; melakukan lembaga lainnya, yang menjangkau jutaan anak-anak melalui
advokasi untuk kebijakan pembangunan dan bantuan kemanusiaan. Menanggapi
dan program yang lebih peningkatan kapasitas dan pertumbuhan ekonomi di negara ini,
Setiap anak - di manapun ia baik bagi anak-anak;
bidang kerja sama UNIECEF secara bertahap telah bergeser
dari pemberian layanan di tingkat masyarakat menuju kerja
tinggal - memiliki hak yang memberikan bantuan sama dalam kebijakan yang lebih strategis dengan mitra
teknis tingkat tinggi pemerintah, baik di tingkat nasional maupun daerah.
sama atas awal kehidupan kepada pemerintah dan
KESENJANGAN BAGI
penghasilan kurang dari dua dolar per hari. 18 tahun; salah satu yang tertinggi di
wilayah Asia Timur dan Pasifik.10
Anak-anak dalam rumah tangga termiskin tiga
ANAK INDONESIA kali lebih mungkin untuk meninggal dalam lima
tahun pertama hidup mereka jika dibandingkan
dengan anak-anak dari rumah tangga sejahtera7
Semua anak Indonesia memiliki hak
atas kesehatan, pendidikan yang
Di negara besar dengan penduduk yang beragam Data tentang sanitasi menunjukkan bahwa berkualitas, martabat dan kesempatan
seperti Indonesia, yang melesat muncul sebagai sebanyak 0 persen kuintil keluarga paling untuk memenuhi potensi mereka.
salah satu perekonomian terkuat, anak-anak dan sejahtera melakukan buang air besar di tempat
Investasi pada anak-anak Indonesia
kaum muda memainkan peran utama dalam terbuka, sedangkan dalam kalangan kuintil
adalah investasi masa depan Indonesia.
pembangunan di masa depan. Dari sekitar 250 termiskin angka ini mencapai 61 persen.8
juta orang penduduk Indonesia, kira-kira 84 juta di Untuk memastikan bahwa agenda
antaranya - atau sepertiganya - adalah anak-anak di Meskipun kemajuan terjadi sejak tahun
MDG yang belum selesai dapat dicapai
bawah usia 18 tahun.4 Dengan tingkat kesuburan 1990, tingkat kematian ibu melahirkan masih
secara adil, UNICEF memperjuangkan
sebesar 2,65 dan harapan hidup saat lahir, yaitu 69 luar biasa tinggi. Hasil SDKI tahun 2012 hak-hak anak Indonesia, serta
tahun untuk laki-laki dan 73 tahun untuk perempuan6, (359/100.000) jauh lebih tinggi daripada memanfaatkan keahlian dan komitmen
Indonesia akan terus memiliki penduduk anak- estimasi global yang dicontohkan dan lebih untuk mendukung Pemerintah
anak dan remaja yang bertambah dengan pesat. tinggi daripada estimasi SDKI tahun 2007. Indonesia dan mitra lainnya dalam
mengidentifikasi anak-anak yang
Meskipun berfokus pada pertumbuhan ekonomi, Indikator pendidikan menunjukkan bahwa
terkucil dari kemajuan, sehingga
kebijakan nasional perlu memberikan perhatian pada kelompok umur 13 sampai 15 tahun,
mampu melindungi dan memajukan
yang sama untuk memenuhi hak-hak warga negara anak-anak dari rumah tangga termiskin empat
hak-hak anak di Indonesia.
dan memastikan keadilan sosial. Agenda Tujuan kali lebih mungkin tidak bersekolah daripada
Pembangunan Milenium (MDG) yang belum anak-anak dari rumah tangga paling sejahtera.9
selesai mengharuskan pemerintah pusat dan mitra
pembangunan untuk menjembatani kesenjangan dan
melakukan perbaikan besar dalam kehidupan dan Perbedaan standar hidup antara kaum kaya dan kaum miskin di
kesejahteraan perempuan dan anak-anak. Menuju Indonesia: Pendapatan keluarga menentukan kesempatan anak-anak
pasca tahun 2015, tujuan pembangunan berkelanjutan untuk tumbuh sehat, belajar dan terlindungi dari eksploitasi.
PBB memberikan penekanan lebih besar pada negara- 90 Q1 (Poorest) Q2 Q3 Q4 Q5 (Richest)
82.5
PERCENTAGE OF CHILDREN
63 62
59.13 58.15
60 56.55 56
UNICEF Indonesia/2012/Anne-Ccile Esteve
er
ld)
te
te
ht
ht
ld
s)
ile
te
sle
Ol
Ol
Ol
e
tio
tin
tin
in
at
at
na
sO
Ra
Ra
eig
ig
at
rh
so
el
ed
To
fic
rs
rs
s
e
za
un
as
W
ea
se
r
Sh
ar
ty
ty
rw
w
r
ia
ea
rti
er
ni
a
lit
W
St
Su
M
an
tF
Ye
Ye
No 7 Ye
er
dD
ye
l
er
de
mu
op
Ce
ta
ta
ta
5Y
le
n:
as
Ov
n(
op
-6
-12
18
or
or
or
Un
te
Pr
tio
1
2-1
dC
Im
rth
re
re
:3
6-
Pr
lM
or
re
:7
No
iza
eB
ild
:1
Bi
te
ol
:1
n
ep
fo
al
U5
ol
No
da
ta
ho
ol
ple
ol
Ch
un
(be
at
siv
ho
lf R
a
ho
ho
te
Sc
on
on
mm
om
ng
Sc
clu
ec
Se
ge
Sc
Sc
SMERU-UNICEF tahun 2012 tentang
Ne
ne
in
ki
gC
in
gI
ot
ria
Ex
in
in
or
st-
ed
ed
Pr
in
in
ar
W
ve
ed
ed
oll
Po
av
oll
av
to
ei
oll
oll
nr
tH
tH
ss
nr
ec
rly
nr
nr
tE
tE
No
ce
No
tR
Ea
tE
tE
No
No
Ac
No
No
No
No
Tidak seperti kebanyakan kelompok kepentingan lain, anak-anak tidak memiliki suara untuk melobi anggota
dewan, pembuat kebijakan dan pengambil keputusan lainnya untuk membela kepentingan mereka melalui
negosiasi. Namun hampir semua keputusan pemerintah, baik yang berhubungan dengan alokasi sumber daya,
perumusan kebijakan atau kesejahteraan sosial berdampak terhadap kehidupan anak-anak. Oleh sebab itu,
sebagai organisasi PBB yang memiliki mandat untuk melindungi dan memajukan hak-hak anak dan perempuan,
advokasi untuk kebijakan dan program yang ramah anak merupakan salah satu peran kunci UNICEF.
Contoh saran kebijakan yang berhasil mencakup reformasi undang-undang peradilan anak, inisiatif nasional
penanggulangan cacingan dan fortifikasi tepung terigu, serta penyertaan peningkatan kesadaran tentang HIV/
AIDS dalam kurikulum sekolah di Papua:
UNICEF Indonesia/2014
"Di pulau Sabang, pada dasarnya semua Upaya-upaya ini melahirkan kesuksesan yang
orang memiliki malaria pada satu masa dalam sangat besar. Sejak tahun 2011 Sabang telah
kehidupan mereka. Kami sudah sangat terbiasa bebas malaria, setelah Adelia menjadi penderita
dengan penyakit ini," ibu Adelia, Rahmawati, malaria lokal terakhir di kalangan penduduk
Adelia, penduduk menjelaskan. "Namun ketika hal itu menimpa Sabang yang berjumlah 30.000 jiwa.
lokal terakhir salah satu dari anak-anak Anda sendiri, saya
harus mengatakan, saya sangat khawatir." Pada Sejak saat itu, setiap kasus malaria yang masuk
yang terkena suatu saat, Batee shok, yaitu desa kampung telah terdeteksi sejak dini, seperti yang terjadi pada
malaria dites halaman Adelia dan ibunya di Provinsi Aceh, pertengahan tahun 2014 ketika satu kasus tunggal
memecahkan rekor dengan jumlah kasus malaria malaria yang berasal dari luar pulau terdeteksi
untuk mengetahui oleh sistem pengawasan. Hal ini menunjukkan
tertinggi yang tecatat di satu desa di Sabang.
keberadaan parasit ketangguhan sistem pengawasan di Sabang.
malaria nomor dua Adelia belum lahir ketika tsunami Samudera
Hindia melanda Pprovinsi Aceh pada tahun Di Sabang, relawan dari kalangan masyarakat
yang paling sering 2004, dan memicu tanggapan pasca-bencana yang dilatih oleh UNICEF memainkan peran
dijumpai, yaitu yang sangat besar di kawasan tersebut, penting dalam mencegah penyebaran penyakit.
namun landasan pelaksanaan intervensi Para relawan tersebut mendatangi rumah satu
malaria vivax, pada per satu untuk memeriksa kesehatan warga
malaria yang suatu hari nanti menyelamatkan
tahun 2011. Berkat hidupnya akan segera dimulai. dan bertanya apakah mereka menggunakan
penanganan yang kelambu anti nyamuk dengan benar. Sebagai
"Setelah tsunami, terjadi peningkatan kasus garis pertahanan terhadap malaria yang terdepan,
cepat dan efektif, malaria di Sabang," kenang dr. Titik Yuniarti, kepala kelambu ini didistribusikan oleh pemerintah
Adelia yang kini pengendalian penyakit menular di Dinas Kesehatan daerah dengan dukungan dari dana global untuk
Kabupaten. "Pada tahun 2008, kami mulai bekerja memerangi AIDS, tuberkulosis dan malaria.
berusia 9 tahun
dengan UNICEF untuk membasmi malaria."
berhasil sembuh Para relawan juga mengumpulkan sampel
Bantuan keuangan dan teknis dari UNICEF darah, meskipun tugas ini membuat mereka
secara total.
mendorong investasi pemerintah yang lebih besar dijuluki "drakula," namun pengujian untuk malaria
dalam mengendalikan malaria dan memperbaiki sangat penting untuk mengidentifikasi kasus
sistem kesehatan serta alokasi anggaran dari aktif malaria, melakukan pengobatan yang tepat
UNICEF Indonesia/2014
pemerintah daerah terus meningkat. Pelaporan waktu dan mencegah penyebaran lebih lanjut.
kasus malaria meningkat di kalangan rumah
sakit dan praktik dokter swasta, seperti halnya "Saya ingin malaria lenyap dari pulau saya,"
penyelidikan yang lebih cepat terhadap kasus yang kata Srikayanti, relawan dari Sabang. "Ini hal
dilaporkan. Selain komitmen politik dan keterlibatan yang aneh; tidak ada yang harus mati karena
masyarakat, pengawasan ketat terhadap malaria gigitan nyamuk, terutama anak-anak."
501
JUTA
perkiraan
84JUTA
Fakta dan Angka Gambaran
Nasional Kesenjangan
jumlah penduduk
KABUPATEN
14
tahun adalah
2014 12
anak-anak
31
Setiap 3 mENIT di suatu tempat
di Indonesia, seorang anak meninggal % menunjukkan gejala-gejala
demam, yang merupakan
balita stunted31 anak-anak dari keluarga paling sejahtera32
sebelum mencapai umur 5 tahun (sekitar indikator malaria dan
190,000 kematian setiap tahun)16
ANAK BALITA infeksi akut lainnya 17 41% rumah tangga tidak Rumah tangga perkotaan dua kali lebih
menggunakan fasilitas mungkin memiliki akses terhadap sanitasi
sanitasi yang sehat33 yang sehat daripada rumah tangga perdesaan34
30
Anak-anak dari rumah tangga termiskin empat
54 juta ORANG
meninggal karena Hampir 98% anak usia 7-12 tahun kali lebih mungkin putus sekolah daridapa
alasan yang berkaitan
buang air besar di tempat terbuka18
menit dengan kehamilan19 mengikuti pendidikan di tingkat SD35 anak-anak dari keluarga paling sejahtera36
35 % 1 dari 20
anak Indonesia
tidak memiliki
akses terhadap orang yang baru terinfeksi HIV
air bersih24 berusia di bawah 15 tahun25
menikah
25
Sekitar
40% anak
% sebelum
berusia 18 usia 1315 tahun melaporkan
anak perempuan tahun telah diserang di sekolah26
THE INDONESIAN STORY | 19
MENELUSURI KEMAJUAN
SANITASI DI NTT
Novianti Atafan, 7 tahun, adalah salah satu anak terakhir di desanya yang mendapatkan
jamban di dalam rumah. Ia tinggal di desa di pinggir pantai Fungafeng di Pulau Alor di
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia dan anggota keluarganya sudah terbiasa bangun
pagi dan berebut menuruni lereng di belakang rumah mereka menuju pantai di bawahnya
untuk buang air besar. Semua itu berubah ketika Agnes Gale, seorang pekerja kesehatan
setempat yang mengkhususkan diri di bidang sanitasi dan kebersihan mengunjungi desa
tersebut. Ia menunjukkan bagaimana kotoran manusia bisa mencemari air dan makanan.
Keluarga tersebut menyadari bahwa mereka memang perlu membangun dan menggunakan
jamban agar kesehatan mereka terjaga. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan kabupaten,
UNICEF melatih Agnes dan 9 sanitarian lainnya di Alor tentang cara menggunakan pesan
singkat untuk memantau sanitasi di berbagai desa. Sekarang setiap kali Agnes mengunjungi
Fungafeng, ia mencatat jenis sanitasi apa yang dipakai oleh setiap rumah tangga - buang air
Udara terasa dingin dan matahari belum lagi muncul ketika Tolaka, 8 tahun, dan adiknya
Lima, 7 tahun, meninggalkan rumah menuju sekolah pukul 6 pagi. Mereka membutuhkan
waktu satu jam dengan berjalan kaki menuju sekolah dari pondok jerami yang mereka
tinggali bersama ibu mereka di dekat tepi sungai Baliem, di Kecamatan Kurima, Papua.
Rute yang mereka tempuh melewati padang rumput yang tergenang dan jalanan di
sepanjang hutan yang lengket dengan lumpur untuk mencapai SD Advent Majma. "Saya
sudah terbiasa berjalan kaki, jadi saya tidak lelah sama sekali," kata Tolaka. Ibu tolaka,
Dimika Satai, tahu betapa pentingnya bagi kedua putrinya untuk mendapatkan pendidikan
yang baik. Ia sendiri pernah bersekolah di sekolah yang sama sewaktu anak-anak, namun
terpaksa putus sekolah ketika orang tuanya mengatakan bahwa sudah waktunya baginya
untuk menikah. "Jika anak-anak pergi ke sekolah, mereka akan bisa melakukan apa saja
yang mereka inginkan di masa depan. Saya ingin mereka berdua bekerja di kantor," ujarnya.
Namun demikian, kadang-kadang sulit untuk memotivasi anak-anak agar mau berjalan kaki
menempuh perjalanan panjang menuju sekolah. UNICEF Indonesia bekerja sama dengan
Dinas Pendidikan Kabupaten Papua dan Papua Barat untuk memastikan bahwa anak-anak
di provinsi tersebut mendapatkan pendidikan dasar yang berkualitas baik. Tujuannya adalah
menciptakan lingkungan yang aman, sehat dan inspiratif bagi anak-anak untuk belajar. Di
36 | UNICEF INDONESIA
UNICEF
World Trade Center 6, 10-11th Floor
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 31
Jakarta 12920, Indonesia
Tel.
(021) 2996 8000
Fax.
(021) 571 1326
Email
jakarta@unicef.org
Website
www.unicef.or.id
unicefindonesia @unicefindonesia