No. Dokumen
No. Revisi
Tgl. Terbit 01-07-2016
SOP Halaman
PENGERTIAN Kekeruhan pada lensa yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan (visus)
yang paling sering berkaitan dengan proses degenerasi lensa pada pasien usia di
atas 40 tahun (katarak senilis)
TUJUAN Sebagai pedoman petugas untuk tata laksana kasus katarak
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor.................... Tahun 2016 tentang
Layanan Klinis yang menjamin kesinambungan layanan
REFERENSI PERMENKES No.5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
PROSEDUR 1. Perawat menerima rekam medis dari petugas pendaftaran .
2. Perawat memanggil pasien sesuai nomor urut.
3. Perawat mencocokkan identitas pasien dengan identitas dalam rekam medis
pasien.
4. Bila tidak sesuai, perawat konfirmasi ulang ke bagian pendaftaran sampai
terjadi kesesuaian.
5. Perawat melakukan anamnesa penyakit ( keluhan utama)
6. Perawat melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan.
7. Perawat memberikan rekam medis ke meja periksa.
8. Dokter memanggil pasien ke meja periksa.
9. Dokter melakukan anamnesis terkait keluhan pasien, didapatkan :
penglihatan menurun secara perlahan seperti tertutup asap/kabut, disertai
ukuran kacamata semakin bertambah, silau dan sulit membaca
10. Dokter melakukan pemeriksaan fisik, didapatkan
Pemeriksaan Fisik Oftalmologis
a) Visus menurun.
b) Refleks pupil dan Tekanan Intra Okular normal.
c) Tidak ditemukan kekeruhan kornea
d) Terdapat kekeruhan lensa yang tampak lebih jelas setelah dilakukan
dilatasi pupil dengan tetes mata tropikamid 0.5%
e) Pemeriksaan iris shadow test positif.
11. Dokter dapat melakukan permintaan pemeriksaan penunjang Laboratorium
atau konsultasi Internal ke sub unit lain,bila ada indikasi.
12. Dokter menegakkan diagnosa dan atau differential diagnosis berdasarkan
hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.
13. Dokter dapat memberikan tindakan medis kepada pasien,bila ada indikasi.
14. Dokter meminta pasien (bagi yang tidak memiliki jaminan kesebatan) ke
kasir untuk membayar biaya tindakan, bila pasien mendapat tindakan medis.
15. Dokter dapat memberikan rujukan, jika
a. Indikasi sosial jika pasien merasa terganggu.
b. Jika katarak telah matur dan membutuhkan tindakan operasi.
c. Jika timbul komplikasi
16. Bila diperlukan dokter dapat mengkaji ulang anamnesa , vital sign dan
pemeriksaan fisik pasien untuk mendiagnosa ulang penyakit pasien
berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang I hasil konsultasi sub unit lain I
hasil tindakan yang telah diberikan.
17. Dokter memberikan terapi, yaitu
Pada katarak matur segera dirujuk ke layanan sekunder yang memiliki
dokter
spesialis mata untuk mendapatkan penatalaksanaan selanjutnya.
Konseling dan Edukasi
a. Memberitahu keluarga bahwa katarak adalah gangguan penglihatan
yang dapat diperbaiki.
b. Memberitahu keluarga untuk kontrol teratur jika sudah didiagnosis
katarak agar tidak terjadi komplikasi.
18. Dokter memberikan resep kepada pasien untuk mengambil obat di Unit
Farmasi, jika diperlukan dokter dapat memberikan resp luar.
19. Dokter mendokumentasikan dalam rekam medis semua hasil pemeriksaan
diagnosa, tindakan dan terapi I rujukan yang telah dilakukan.
20. Dokter mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi yang
sudah tercatat dalam rekam medis ke data Pcare.
21. Perawat mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi yang
sudah tercatat dalam rekam medis ke data SIMPUS.
Halaman
Pelaksana/Auditor
(..................................)