1761 4849 1 PB PDF
1761 4849 1 PB PDF
e-mail: alzenius@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan yang ingin dicapai dari peneltian ini adalah dapat memperoleh kadar etanol 99% berbahan
dasar nira aren dengan destilasi fraksinasi ganda serta dapat menjadikan etanol berbahan dasar nira aren yang
dapat digunakan sebagai bahan bakar nabati penganti bahan bakar fosil.
Proses yang dilakukan untuk memproduksi etanol menggunakan proses destilasi fraksinasi, dengan
bahan baku yang terlebih dahulu difermentasi menggunakan ragi, arang dan kapur dengan komposisi fermentasi
1: ragi 100 gram, arang 100 gram, dan kapur 300 gram. Fermentasi 2: ragi 100 gram, arang 300 gram, dan kapur
100 gram. Fermentasi 3: ragi 200 gram, arang 200 gram, dan kapur 100 gram. Fermentasi 4: ragi 300 gram,
arang 100 gram, dan kapur 100 gram. Kemudian etanol yang dihasilkan dilakukan ujicoba sebagain bahan bakar
pada mesin pemotong rumput serta mengukur temperature nyala api dari etanol.
Pada komposisi campuran fermentasi 300 gram ragi, 100 gram arang, dan 100 gram kapur sirih dengan
menggunakan destilasi fraksinasi ganda menghasilkan etanol dengan kadar tertinggi yaitu 92%, dan belum dapat
digunakan pada mesin pemotong rumput dengan baik karena putaran motor tidak stabil, serta pada kadar etanol
92% menghasilkan temperatur nyala api rata-rata sebesar 71,866 C.
Kata Kunci: analisa bioetanol dari nira aren, destilasi fraksinasi ganda, nira aren sebagai bahan bakar.
ABSTACT
Objectives to be achieved from this research is that it can obtain 99% ethanol made from palm juice by
distillation fractionation double and can make ethanol made from palm sugar that can be used as bio fuels
substitute for fossil fuels.
The process is carried out to produce ethanol using fractional distillation process, with raw materials
in advance fermented using yeast, charcoal and chalk with fermentation composition 1: 100 grams of yeast, 100
grams of charcoal, and 300 grams of chalk. Second fermentation: 100 grams of yeast, 300 grams of charcoal,
and 100 grams of chalk. Third Fermentation: 200 grams of yeast, 200 grams of charcoal, and 100 grams of
chalk. Fourth Fermentation: 300 grams of yeast, 100 grams of charcoal, and 100 grams of chalk. Then the
ethanol be tested as a fuel in the lawnmower and measure the flame temperature of ethanol.
On the composition of the fermentation mixture of 300 grams of yeast, 100 grams of charcoal, and 100
grams of chalk whiting using double fractionation distillation to produce ethanol with the highest level of 92%,
and can not be used on a lawnmower well, because the engine turns unstable, as well as the 92% ethanol
produces a flame temperature by an average of 71.866 C.
Keywords: analysis of bio ethanol from sugar palm sap, a double distillation fractionation, palm sugar as fuel
.
1. Pendahuluan Imam khasani dkk., 1989) membuat tanaman ini
memiliki potensi besar untuk dapat dimanfaatkan
Pohon aren adalah tumbuhan yang sudah lama sebagai sumber bahan baku dalam produksi etanol.
dikenal sebagai sumber gula yang terdapat dalam Nira yang manis diperoleh dari aren dengan cara
air sadapannya (nira). Kandungan gula nira aren penyadapan. Jika dibiarkan begitu saja maka nira
yang berkisar pada 6-16% (Lempang, Mody. 2012; akan meragi sendiri (memiliki sel ragi
1
Vol. 2, No.2 November 2016 ENTHALPY Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin e-ISSN:2502-8944
Saccharomycestuac) dan berubah menjadi tuak yang dicampurakan arang tempurung kelapa dan
dengan kadar etanol 4% (Herling D. Tangkuman., kapur dengan metode destilasi sederhana dan
dkk. 2010; Rama Prihandana.,dkk.2007) destilasi fraksinasi, hasil yang diporeleh
menunjukan destilasi fraksinasi memiliki kadar
Saat ini, pemanfaatan nira aren hanya sebagai etanol lebih tinggi (60% samapai 72%) dibanding
minuman keras dan pembuatan gula aren. Seperti destilasi sederhana (29% sampai 37%).
yang telah diketahui nira aren memiliki kadar
alkohol yang dapat di manfaatkan sebagai bahan Mody Lempang, (2012) meneliti tentang pohon
bakar minyak (energi terbarukan) sebagai penggati aren dan manfaat produksinya. Penelitian ini
bahan bakar fosil yang semakin mahal dan menipis. bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan pohon
Sehingga diperlukan sebuah alat yang dapat aren yang hampir semua bagian fisik maupun
memproses nira aren menjadi bahan bakar minyak produksinya dapat dimanfaatkan dan memiliki
dengan memanfaatkan kadar etanol yang terdapat nilai ekonomi. Produksi aren seperti buah, nira dan
dari nira aren tersebut. tepung sejak lama telah dimanfaatkan oleh
masyarakat secara tradisional dan belum dapat
Kabupaten Muna provinsi Sulawesi Tenggara yang menghasilkan nilai ekonomi yang cukup berarti.
memiliki luas 4.887 km2 merupakan daerah Pemanfaatan nira aren untuk produk fermentasi
kepulauan yang berpotensi cukup baik akan seperti cuka, etanol dan nata masih perlu penelitian
tumbuhnya tanaman aren yang dapat menghasilkan dan pengembangan lebih lanjut dalam hal teknologi
bioetanol, masyarakat setempat di kabupaten muna pengolahan dan pemasaran.
yang sebegaian besar memiliki tanaman aren hanya
memanfaatkan nira arena atau yang mereka kenal Dyah Tri Retno, dkk (2011) meneliti tentang
dengan nama kameko untuk pembuatan gula aren, pembuatan etanol dari kulit pisang. Penelitian ini
dan sebagai bahan baku minuman keras tradisional bertujuan untuk membuat etanol dari limbah kulit
(arak/tuak). pisang dengan variasi waktu fermentasi dan
penambahan ragi. Pada penelitian yang dilakukan
Tujuan yang ingin dicapai dari peneltian ini adalah menunjukan bahwa semakin lama fermentasi,
dapat memperoleh kadar etanol 99% berbahan diperoleh etanol yang lebih banyak pula sampai
dasar nira aren dengan destilasi fraksinasi ganda pada waktu tertentu, dan semakin banyak ragi yang
serta dapat menjadikan etanol berbahan dasar nira ditambahkan menghasilkan kadar yang lebih
aren yang dapat digunakan sebagai bahan bakar rendah. Pada penambahan berat ragi yang relatif
nabati penganti bahan bakar fosil. baik yaitu sebanyak 0,0624 gram dengan kadar
alkohol yang dihasilkan sebesar 13,5353 %,
2. Tinjauan pustaka sedangkan pada variasi waktu fermentasi diperoleh
waktu optimum fermentasi pada waktu 144 jam
Pustaka terdahulu dengan kadar etanol sebesar 13,5406 %. Sehingga
dengan demikian penambahan ragi berbanding
Herling D. Tangkuman, dkk (2010) meneliti terbalik terhadap kadar etanol, namun kadar etanol
tentang cara memproduksi etanol dari nira aren berbanding lurus terhadap lama fermentasi.
mengunakan energi geothermal, hasil fermentasi
400 L didestilasi fraksinasi dan pada suhu 82C Fransisca Niastiwa, dkk (2013) meneliti tentang
destilat mulai menetes. Pada akhir proses destilasi, pemanfaatan nira aren menjadi etanol sebagai
destilat yang diperoleh adalah sebanyak 86 L 35 % bahan bakar alternatif. Penelitian ini bertujuan
etanol. Kemudian hasilnya diredestilasi kembali untuk mengetahui proses pembuatan etanol dari
diperoleh 36 L etanol 78%, kemudian hasil yang nira aren sebagai energi alternatif, dan
diperoleh ditambahkan kapur kemudian didestilasi mendapatkan bioetanol dari nira aren dengan
kembali hasil yang diperoleh adalah 28 L etanol 96 berbagai penggunaan hidrat untuk memperoleh
%. Prosess selanjutnya adalah pemurnian dengan kadar yang lebih tinggi. Penelitian yang telah
penambahan senyawa anhydrous kemudian di dilakukan diperoleh bioetanol dengan pengaruh
filtrasi menggunakan zeolit untuk memperoleh waktu dan volume nira yang telah difermentasi
etanol 99 %. yang diumpankan kedalam alat destilasi, etanol
yang dihasilkan dari proses destilasi dan dehidrasi
Ely Asmara (2012), meneliti tentang pemanfaatan diperoleh nilai persentasi tertinggi pada volume
etanol (E20) sebagai bahan bakar pada motor 4 nira 12 liter dengan kadar etanol 83 %, pada
langkah dalam kondisi normal. Penelitian ini temperatur evaporasi antara 82-85oC, dengan lama
bertujuan untu mengetahui cara pembuatan etanol pemanasan 3 jam. Diperoleh kandungan etanol
dengan kadar etanol tertinggi dan mengetahui sebesar 95-97% setelah melalui proses dehidrasi
perbandingan besar emisi gas buang (Co2, CO dan dengan menggunakan saringan molekuler impor.
HC) berbahan bakar bensin serta etanol E20. Penggunaan hidrat saringan molekuler impor
Percobaan yang dilakukan mengunakan nira aren
2
Vol. 2, No.2 November 2016 ENTHALPY Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin e-ISSN:2502-8944
menghasilkan kadar etanol tertinggi dibandingkan merupakan proses terjadinya pemecahan zat-zat
dengan zeolit alam. organikdari kompleks menjadi sederhana atau
sebaliknya dengan bantuan mikroorganisme
sehingga menghasilkan energi.
3
Vol. 2, No.2 November 2016 ENTHALPY Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin e-ISSN:2502-8944
4
Vol. 2, No.2 November 2016 ENTHALPY Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin e-ISSN:2502-8944
bahan bakar dilakukan pada mesin pemotong pada fermentasi 3 peningkatan kadar etanol sebesar
rumput. Dengan cara menyambungkan lengan 6% Kemudian pada fermentasi 4 terlihat
pemotong rumput, dan menyambungkan tali gas peningkatan kadar etanol sebesar 9%.
pada motor, lalu mengukur bukaan katub chok
mengunakan mistar busur derajat, serta Perbedaan kadar etanol dari setiap fermentasi
memanaskan mesin potong rumput sebelum terjadi akibat dari variasi pencampuran ragi roti dan
digunakan dengan cara mesin dihidupkannya arang tempurung kelapa, serta kapur sirih sehingga
mengunakan bahan bakar premium lebih dahulu. menyebabkan kadar etanol nira sebesar 6%,
Kemudian selang tangki bahan bakar pada mesin meningkat sampai 15%. Dengan demikian terlihat
pemotong rumput dilepas dan disambungkan degan pula bahwa seiring bertambahnya pemberian ragi
selang dari tangki bahan bakar etanol pengujian yang banyak, dan pemberian arang serta kapur
yang telah disiapkan, setelah itu melepaskan baut yang sedikit menyebabkan kadar etanol mengalami
penutup pembuangan carburator untuk peningkatan, yakni terlihat pada pengamatan
mengeluarkan sisa bahan bakar premium yang fermentasi 4.
tersimpan, didalam carburator dan bahan bakar
etanol dari nira aren siap diuji. Pengamatan Proses Destilasi 1
Tahap Pengujian Temperatur Nyala Api Perlakuan destilasi nira aren dilakukan selama 2
Bioetanol jam dan suhu nira aren dijaga yaitu pada suhu
antara 70C sampai 90C. Tetesan etanol
Pada tahap ini menyiapkan kapas sebagai peresap ditampung pada wadah yang berbeda yang diberi
etanol, menyiapkan korek api, dan pengukur suhu label, agar mudah membedakan etanol hasil
(thermometer infrared). Kemudian meresapkan destilasi. Pengamatan proses destilasi dilakukan
etanol pada kapas, setelah meresap kemudian secara berlanjut, berawal dari fermentasi 1,
dibakar, dan mengukur temperatur yang dihasilkan. samapai fermentasi 4, dengan waktu fermentasi
telah mencapai 7 hari. Adapun hasil pengamatan
4. Hasil dan Pembahasan pada proses destilasi nira aren Adapun hasil
pengamatan fermentasi nira aren dapat dilihat pada
Pengamatan Fermentasi Nira Aren grafik 4.2 sebagai berikut:
Proses fermentasi pada penelitian ini berbahan Grafik 4.2 pengamatan proses destilasi 1.
baku nira aren yang dipisahkan pada wadah jerigen
masing - masing 10 liter sebanyak 4 percobaan
dengan masing-masing diberi variasi campuran
ragi, arang tempurung kelapa, dan kapur sirih
sebanyak 500 gram. Kemudian dibiarkan
berfermentasi selama 7 hari. Adapun hasil
pengamatan fermentasi nira aren dapat dilihat pada
grafik 4.1
5
Vol. 2, No.2 November 2016 ENTHALPY Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin e-ISSN:2502-8944
Dengan demikian destilasi fermentasi 1 Pada penelitian ini kadar etanol yang dihasilkan
menghasilkan kadar etanol yang lebih rendah hanya sampai 92% belum memenuhi syarat tujuan
sebesar 40% dibandingkan destilasi fermentasi 4 penelitan kadar yaitu meningkatkan kadar etanol
menghasilkan kadar etanol sebesar 86%. Hal ini sampai 99% agar dapat disubtitusikan degan bahan
terjadi akibat pemberian campuran dari setiap bakar jenis premium, hal ini diakibatkan karena:
fermentasi yang bervariasi dan telihat pada
pemberian campuran fermentasi ragi sebanyak 300 1. Suhu pemanasan destilasi yang tidak menetap
gram, arang 100 gram, serta kapur 100 gram dan karena mengunakan kompor manual sebagai
berkadar etanol 15% menjadi 86% setelah alat pemanasannya.
dilakukan destilasi. 2. Tabung fraksi menggunakan tabung dari pipa
besi, yang menyerap panas lebih besar.
Pengamatan Proses Destilasi Ulang 3. Terjadinya kebocoran pada penutup panci
destilasi dan sambungan-sambungan pada
Adapun hasil pengamatan terhadap proses destilasi tabung fraksi yang menyebabkan keluarnya
ulang, dimana etanol yang dihasilkan pada proses uap melalui kebocoran tersebut.
destilasi 1 didestilasi kembali pada destilasi ini.
Pengamatan proses destilasi ulang dapat dilihat Pengujian Pada Motor
pada grafik 4.3
Pada pengujian ini tidak dilakukan pencampuran
Grafik 4.3 Pengamatan proses destilasi ulang. dengan bensin. Sehingga diperoleh bahwa bahan
bakar etanol pada kadar 76%, 84%, dan 87% mesin
tidak dapat hidup, hal ini akibat dari etanol yang
masih memiliki kandungan air lebih besar.
Sedangkan pada bahan bakar etanol degan kadar
dan 92% mesin dapat dihidupkan dengan bukaan
katub chok carburator mesin hanya pada bukaan
50, selain dari itu gas pada mesin tidak dapat
diatur, sehingga mengalami kesulitan dalam
pengambilan data puran motor. Berikut tabel data
putaran motor bukaan katub 50.
6
Vol. 2, No.2 November 2016 ENTHALPY Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin e-ISSN:2502-8944
Saran