Anda di halaman 1dari 7

Vol. 2, No.

2 November 2016 ENTHALPY Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin e-ISSN:2502-8944

ANALISA BIOETANOL DARI NIRA AREN MENGGUNAKAN


DESTILASI FRAKSINASI GANDA SEBAGAI BAHAN BAKAR
Jenny Delly1, Muhammad Hasbi2, Al Zenius3
1&2
Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo, Kendari
Kampus Hijau Bumi Tridarma Andonohu Kendari 93232
3
Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo, Kendari
Kampus Hijau Bumi Tridarma Andonohu Kendari 93232

e-mail: alzenius@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan yang ingin dicapai dari peneltian ini adalah dapat memperoleh kadar etanol 99% berbahan
dasar nira aren dengan destilasi fraksinasi ganda serta dapat menjadikan etanol berbahan dasar nira aren yang
dapat digunakan sebagai bahan bakar nabati penganti bahan bakar fosil.
Proses yang dilakukan untuk memproduksi etanol menggunakan proses destilasi fraksinasi, dengan
bahan baku yang terlebih dahulu difermentasi menggunakan ragi, arang dan kapur dengan komposisi fermentasi
1: ragi 100 gram, arang 100 gram, dan kapur 300 gram. Fermentasi 2: ragi 100 gram, arang 300 gram, dan kapur
100 gram. Fermentasi 3: ragi 200 gram, arang 200 gram, dan kapur 100 gram. Fermentasi 4: ragi 300 gram,
arang 100 gram, dan kapur 100 gram. Kemudian etanol yang dihasilkan dilakukan ujicoba sebagain bahan bakar
pada mesin pemotong rumput serta mengukur temperature nyala api dari etanol.
Pada komposisi campuran fermentasi 300 gram ragi, 100 gram arang, dan 100 gram kapur sirih dengan
menggunakan destilasi fraksinasi ganda menghasilkan etanol dengan kadar tertinggi yaitu 92%, dan belum dapat
digunakan pada mesin pemotong rumput dengan baik karena putaran motor tidak stabil, serta pada kadar etanol
92% menghasilkan temperatur nyala api rata-rata sebesar 71,866 C.

Kata Kunci: analisa bioetanol dari nira aren, destilasi fraksinasi ganda, nira aren sebagai bahan bakar.

ABSTACT

Objectives to be achieved from this research is that it can obtain 99% ethanol made from palm juice by
distillation fractionation double and can make ethanol made from palm sugar that can be used as bio fuels
substitute for fossil fuels.
The process is carried out to produce ethanol using fractional distillation process, with raw materials
in advance fermented using yeast, charcoal and chalk with fermentation composition 1: 100 grams of yeast, 100
grams of charcoal, and 300 grams of chalk. Second fermentation: 100 grams of yeast, 300 grams of charcoal,
and 100 grams of chalk. Third Fermentation: 200 grams of yeast, 200 grams of charcoal, and 100 grams of
chalk. Fourth Fermentation: 300 grams of yeast, 100 grams of charcoal, and 100 grams of chalk. Then the
ethanol be tested as a fuel in the lawnmower and measure the flame temperature of ethanol.
On the composition of the fermentation mixture of 300 grams of yeast, 100 grams of charcoal, and 100
grams of chalk whiting using double fractionation distillation to produce ethanol with the highest level of 92%,
and can not be used on a lawnmower well, because the engine turns unstable, as well as the 92% ethanol
produces a flame temperature by an average of 71.866 C.

Keywords: analysis of bio ethanol from sugar palm sap, a double distillation fractionation, palm sugar as fuel
.
1. Pendahuluan Imam khasani dkk., 1989) membuat tanaman ini
memiliki potensi besar untuk dapat dimanfaatkan
Pohon aren adalah tumbuhan yang sudah lama sebagai sumber bahan baku dalam produksi etanol.
dikenal sebagai sumber gula yang terdapat dalam Nira yang manis diperoleh dari aren dengan cara
air sadapannya (nira). Kandungan gula nira aren penyadapan. Jika dibiarkan begitu saja maka nira
yang berkisar pada 6-16% (Lempang, Mody. 2012; akan meragi sendiri (memiliki sel ragi

1
Vol. 2, No.2 November 2016 ENTHALPY Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin e-ISSN:2502-8944

Saccharomycestuac) dan berubah menjadi tuak yang dicampurakan arang tempurung kelapa dan
dengan kadar etanol 4% (Herling D. Tangkuman., kapur dengan metode destilasi sederhana dan
dkk. 2010; Rama Prihandana.,dkk.2007) destilasi fraksinasi, hasil yang diporeleh
menunjukan destilasi fraksinasi memiliki kadar
Saat ini, pemanfaatan nira aren hanya sebagai etanol lebih tinggi (60% samapai 72%) dibanding
minuman keras dan pembuatan gula aren. Seperti destilasi sederhana (29% sampai 37%).
yang telah diketahui nira aren memiliki kadar
alkohol yang dapat di manfaatkan sebagai bahan Mody Lempang, (2012) meneliti tentang pohon
bakar minyak (energi terbarukan) sebagai penggati aren dan manfaat produksinya. Penelitian ini
bahan bakar fosil yang semakin mahal dan menipis. bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan pohon
Sehingga diperlukan sebuah alat yang dapat aren yang hampir semua bagian fisik maupun
memproses nira aren menjadi bahan bakar minyak produksinya dapat dimanfaatkan dan memiliki
dengan memanfaatkan kadar etanol yang terdapat nilai ekonomi. Produksi aren seperti buah, nira dan
dari nira aren tersebut. tepung sejak lama telah dimanfaatkan oleh
masyarakat secara tradisional dan belum dapat
Kabupaten Muna provinsi Sulawesi Tenggara yang menghasilkan nilai ekonomi yang cukup berarti.
memiliki luas 4.887 km2 merupakan daerah Pemanfaatan nira aren untuk produk fermentasi
kepulauan yang berpotensi cukup baik akan seperti cuka, etanol dan nata masih perlu penelitian
tumbuhnya tanaman aren yang dapat menghasilkan dan pengembangan lebih lanjut dalam hal teknologi
bioetanol, masyarakat setempat di kabupaten muna pengolahan dan pemasaran.
yang sebegaian besar memiliki tanaman aren hanya
memanfaatkan nira arena atau yang mereka kenal Dyah Tri Retno, dkk (2011) meneliti tentang
dengan nama kameko untuk pembuatan gula aren, pembuatan etanol dari kulit pisang. Penelitian ini
dan sebagai bahan baku minuman keras tradisional bertujuan untuk membuat etanol dari limbah kulit
(arak/tuak). pisang dengan variasi waktu fermentasi dan
penambahan ragi. Pada penelitian yang dilakukan
Tujuan yang ingin dicapai dari peneltian ini adalah menunjukan bahwa semakin lama fermentasi,
dapat memperoleh kadar etanol 99% berbahan diperoleh etanol yang lebih banyak pula sampai
dasar nira aren dengan destilasi fraksinasi ganda pada waktu tertentu, dan semakin banyak ragi yang
serta dapat menjadikan etanol berbahan dasar nira ditambahkan menghasilkan kadar yang lebih
aren yang dapat digunakan sebagai bahan bakar rendah. Pada penambahan berat ragi yang relatif
nabati penganti bahan bakar fosil. baik yaitu sebanyak 0,0624 gram dengan kadar
alkohol yang dihasilkan sebesar 13,5353 %,
2. Tinjauan pustaka sedangkan pada variasi waktu fermentasi diperoleh
waktu optimum fermentasi pada waktu 144 jam
Pustaka terdahulu dengan kadar etanol sebesar 13,5406 %. Sehingga
dengan demikian penambahan ragi berbanding
Herling D. Tangkuman, dkk (2010) meneliti terbalik terhadap kadar etanol, namun kadar etanol
tentang cara memproduksi etanol dari nira aren berbanding lurus terhadap lama fermentasi.
mengunakan energi geothermal, hasil fermentasi
400 L didestilasi fraksinasi dan pada suhu 82C Fransisca Niastiwa, dkk (2013) meneliti tentang
destilat mulai menetes. Pada akhir proses destilasi, pemanfaatan nira aren menjadi etanol sebagai
destilat yang diperoleh adalah sebanyak 86 L 35 % bahan bakar alternatif. Penelitian ini bertujuan
etanol. Kemudian hasilnya diredestilasi kembali untuk mengetahui proses pembuatan etanol dari
diperoleh 36 L etanol 78%, kemudian hasil yang nira aren sebagai energi alternatif, dan
diperoleh ditambahkan kapur kemudian didestilasi mendapatkan bioetanol dari nira aren dengan
kembali hasil yang diperoleh adalah 28 L etanol 96 berbagai penggunaan hidrat untuk memperoleh
%. Prosess selanjutnya adalah pemurnian dengan kadar yang lebih tinggi. Penelitian yang telah
penambahan senyawa anhydrous kemudian di dilakukan diperoleh bioetanol dengan pengaruh
filtrasi menggunakan zeolit untuk memperoleh waktu dan volume nira yang telah difermentasi
etanol 99 %. yang diumpankan kedalam alat destilasi, etanol
yang dihasilkan dari proses destilasi dan dehidrasi
Ely Asmara (2012), meneliti tentang pemanfaatan diperoleh nilai persentasi tertinggi pada volume
etanol (E20) sebagai bahan bakar pada motor 4 nira 12 liter dengan kadar etanol 83 %, pada
langkah dalam kondisi normal. Penelitian ini temperatur evaporasi antara 82-85oC, dengan lama
bertujuan untu mengetahui cara pembuatan etanol pemanasan 3 jam. Diperoleh kandungan etanol
dengan kadar etanol tertinggi dan mengetahui sebesar 95-97% setelah melalui proses dehidrasi
perbandingan besar emisi gas buang (Co2, CO dan dengan menggunakan saringan molekuler impor.
HC) berbahan bakar bensin serta etanol E20. Penggunaan hidrat saringan molekuler impor
Percobaan yang dilakukan mengunakan nira aren

2
Vol. 2, No.2 November 2016 ENTHALPY Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin e-ISSN:2502-8944

menghasilkan kadar etanol tertinggi dibandingkan merupakan proses terjadinya pemecahan zat-zat
dengan zeolit alam. organikdari kompleks menjadi sederhana atau
sebaliknya dengan bantuan mikroorganisme
sehingga menghasilkan energi.

Aren a). Ragi (saceharomyces cerevisiae)


Fermentasi dengan ragi (saceharomyces
Aren merupakan jenis tanaman tahunan, berukuran
cerevisiae) telah lama digunakan dalam industri
besar, berbentuk pohon soliter tinggi hingga 12 alkohol dan minuman beralkohol sebaliknya
meter, diameter setinggi dada (DBH) hingga 60 memiliki kemampuan dalam memfermentasi
cm. Pohon aren dapat tumbuh mencapai tinggi
glukosa menjadi etanol. Hal yang menarik
dengan diameter batang sampai 65 cm dan tinggi
adalah proses fermentasi etanol pada ragi
15 meter bahkan mencapai 20 meter dengan tajuk
tersebut berlangsung pada kondisi anaerob.
daun yang menjulang di atas.
Menurut Pasteur, keberadaan oksigen akan
Arena (Arenga pinnata) adalah tanaman menghambat jalur fermentasi didalam sel ragi,
perkebunan yang sangat potensial dalam hal sehingga sumber karbon yang ada akan
mengatasi kekurangan pangan dan mudah
digunakan menjadi jalur respirasi.
beradaptasi baik pada berbagai agroklimat, mulai
dari dataran rendah hingga 1400 meter di atas
b). Arang
permukaan laut (Lempang, Mody. 2012; Effendi,
Hasil dari suatu reaksi organik dapat
2009; Ditjen Perkebunan, 2004).
mengandung pengotor yang bisa larut dalam
pelarut mendidih dan sebagian diserap oleh
Bioetanol
Kristal dan sebagian lain memisah pada
Bioetanol merupakan suatu bentuk energi pendinginan. Zat karbon aktif yang terdapat
alternatif, karena dapat mengurangi ketergantungan pada arang dapat digunakan sebagai pengikat
terhadap Bahan Bakar Minyak (pengganti premium pengotor ini serta mengendapkan senyawa yang
dan pertamax), sehingga pemakaiannya akan tidak larut. Arang aktif mampu menyerap
menghemat devisa dan sekaligus sebagai pemasok pengotor dan bebas dari zat pewarna sehingga
energi nasional. Bioetanol dapat diperoleh dari terjadi kristalisasi murni pada saat dilakukan
fermentasi bahan-bahan yang mengandung amilum, destilasi atau pemisahan kimia.
sukrosa, glukosa, maupun fruktosa (Niastiwa,
Fransisca., dkk. 2013; Anonim, 2008), yang c). Kapur
dihasilkan dari tetes tebu, singkong, jagung, Senyawa kapur (CaO) merupakan senyawa
sorghum maupun aren, sehingga bioetanol yang biasa digunakan untuk mempertahankan
merupakan energi yang dapat diperbaharui. keasaman (pH), dan pengunaan zat kapur pada
nira biasanya untuk mempertahankan pH nira
Alkohol atau etanol (C2H5OH) merupakan bahan agar tetap tinggi, sehingga dapat menghambat
baku yang sangat penting untuk sebagai pelarut terjadinya hidrolisa baik oleh jasad renik
kimia di laboratorium maupun industri, di rumah maupun pengaruh asam. CaO atau kapur di
sakit sebagai bahan disinfektan dan spiritus bakar dalam air membentuk Ca(OH)2.
untuk keperluan rumah tangga. Etanol juga dapat
dikonsumsi manusia sebagai bahan minuman Destilasi / Penyulingan
beralkohol, dan sebagai bahan baku farmasi dan
kosmetik (Ely Asmara 2012; Erliza Hambali, dkk Destilasi adalah cara pemisahan zat cair dari
2007) campurannya berdasarkan perbedaan titik didih
Berdasarkan alkoholnya, etanol terbagi menjadi 3 atau berdasarkan kemapuan zat untuk menguap.
grade sebagai berikut : Dimana zat cair dipanaskan hingga titik didihnya,
a. Grade Industri dengan kadar alcohol 90 - 94 % serta mengalirkan uap ke dalam alat pendingin
b. Netral dengan kadar alcohol 96 - 99,5 %, (kondensor) dan mengumpulkan hasil
umumnya digunakan untuk minuman keras atau pengembunan sebagai zat cair. Pada kondensor
bahan baku farmasi. digunakan air yang mengalir sebagai pendingin.
c. Grade bahan bakar dengan kadar alkohol diatas Destilasi dapat dibedakan menjadi beberapa
99,5 % macam, yaitu:
1. Destilasi konvensional (sederhana), proses
Fermentasi destilasi berlangsung jika campuran
dipanaskan dan sebagian komponen volatil
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel menguap naik dan didinginkan sampai
dalam keadaan anerobik (tanpa oksigen), atau mengembun didinding kondensor.
aerob dengan batuan bakteri pengurai. Fermentasi 2. Destilasi fraksional atau destilasi bertingkat
yaitu proses yang komponen-komponennya

3
Vol. 2, No.2 November 2016 ENTHALPY Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin e-ISSN:2502-8944

secara bertingkat diuapkan dan diembunkan.


Penyulingan terfraksi berbeda dari distilasi
biasa, karena ada kolom fraksinasi di mana ada
proses refluks. Refluk proses penyulingan
dilakukan untuk pemisahan campuran
bioetanol dan air dapat terjadi dengan baik.
3. Destilasi vakum, merupakan destilasi yang
dilakukan degan cara cairan diuapkan pada
tekanan rendah. Tujuan utamanya adalah
menurunkan titik didih cairan yang
bersangkutan, dan volatilitas relatif meningkat
jika tekanan diturunkan. Alat destilasi ini
merupakan alat yang tidak sederhana karna
memerlukan system tertutup.
4. Destilasi Uap, destilasi uap dilakukan untuk Keterangan:
memisahkan komponen campuran pada
temperatur lebih rendah dari titik didih 1. kompor gas, 2. panci pemanas air, 3. panci nira
normalnya. Dengan cara ini pemisahan dapat aren, 4. tabung fraksi, 5. saringan tabung fraksi, 6.
brlangsung tanpa merusak komponen- pipa pendingin, 7. Kondensor, 8. meja penempatan,
komponen yangakan dipisahkan. 9. wadah penampung etanol, 10. tabung gas LPG
5. Destilasi azeotrop yaitu destilasi dengan
menguapkan zat cair tanpa perubahan Tahap Pembuatan Etanol
komposisi. Jadi ada perbedaan komposisi
antara fase cair dan fase uap, dan hal ini 1. Pengecekan kadar etanol nira aren sebelum
merupakan syarat utama supaya pemisahan fermentas (Lampiran 1)
dengan distilasi dapat dilakukan. 2. Pemisahan bahan baku masing masing 10
6. Destilasi ekstraktif, destilasi ini mirip degan liter.
destilasi azeotropik dalam hal penambahan 3. Nira aren dibiarkan dalam wadah jerigen
senyawa dalam hal penambahan senyawa lain untuk fermentasi dengan campuran ragi roti,
untuk mempermudah proses pemisahan. arang tempurung kelapa, serta kapur selama 7
Dalam hal ini pelarut yang melakukan ekstrasi hari.
karena senyawa yang ditargetkan dapat larut 4. Pengecekkan kadar etanol nira setelah
degan baik dalam pelarut yang dipilih. fermentasi (Lampiran 1)
5. Melakukan tahap destilasi dengan
3. Metode Penelitian memasukkan nira aren kedalam panci
pemanas.
Waktu, Tempat, Alat dan Bahan Penelitian 6. Meletakkan panci pemanas diatas kompor.
7. Panci pemanas tersebut terdapat besi
Penetian ini di lakukan di Laboratorium Konversi penghantar panas untuk mengetahui suhu nira
Energi atau Motor Bakar Fakultas Teknik mengunakan thermometer infrared pada saat
Universitas Halu Oleo, yang dilaksanakan mulai destilasi berlangsung.
januari hingga maret 2016. 8. Mencatat temperatur setiap waktu 5 menit
etanol yang dihasilkan sampai etanol tidak
Peralatan yang digunakan dalam penelitian terdiri menetes lagi (lampiran 3)
dari Satu unit mesin pemotong rumput (power 9. Pada saat destilasi akan menghasilkan uap
tech), satu unit destilasi fraksinasi, Thermometer yang kemudian mengalir melalui pipa
infrared, Tachometer, Alkoholmeter, dan gelas penghantar menuju kondensor.
ukur. Serta bahan yang digunakan adalah bahan 10. Pada kondensor akan mengalami kondensasi
baku hasil fermentasi nira aren dari kabupaten yang menjadi cairan etanol.
Muna, ragi roti, arang tempurung kelapa, dan kapur 11. Mengukur kadar etanol yang dihasilkan
sirih. (lampiran 1)
12. Mengulang langkah 5-11 untuk proses destilasi
Persiapan Pengujian ulang.
Tahap Pengujian Bahan Bakar Bioetanol
Perancangan Alat Destilasi Fraksinasi Pada tahapan pengujian bahan bakar hal yang
dilakukan adalah penyedian mesin pemotong
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rumput sebagai alat uji, persiapan perubahan tangki
alat detilasi fraksinasi, dengan tujuan mudah
bahan bakar sebagai wadah penampung bahan
memisahkan kandungan air dan etanol pada nira bakar, dan menyiapkan alat uji putaran
aren dengan proses yang sederhana. (thacometer). Adapun pengujian etanol sebagai

4
Vol. 2, No.2 November 2016 ENTHALPY Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin e-ISSN:2502-8944

bahan bakar dilakukan pada mesin pemotong pada fermentasi 3 peningkatan kadar etanol sebesar
rumput. Dengan cara menyambungkan lengan 6% Kemudian pada fermentasi 4 terlihat
pemotong rumput, dan menyambungkan tali gas peningkatan kadar etanol sebesar 9%.
pada motor, lalu mengukur bukaan katub chok
mengunakan mistar busur derajat, serta Perbedaan kadar etanol dari setiap fermentasi
memanaskan mesin potong rumput sebelum terjadi akibat dari variasi pencampuran ragi roti dan
digunakan dengan cara mesin dihidupkannya arang tempurung kelapa, serta kapur sirih sehingga
mengunakan bahan bakar premium lebih dahulu. menyebabkan kadar etanol nira sebesar 6%,
Kemudian selang tangki bahan bakar pada mesin meningkat sampai 15%. Dengan demikian terlihat
pemotong rumput dilepas dan disambungkan degan pula bahwa seiring bertambahnya pemberian ragi
selang dari tangki bahan bakar etanol pengujian yang banyak, dan pemberian arang serta kapur
yang telah disiapkan, setelah itu melepaskan baut yang sedikit menyebabkan kadar etanol mengalami
penutup pembuangan carburator untuk peningkatan, yakni terlihat pada pengamatan
mengeluarkan sisa bahan bakar premium yang fermentasi 4.
tersimpan, didalam carburator dan bahan bakar
etanol dari nira aren siap diuji. Pengamatan Proses Destilasi 1

Tahap Pengujian Temperatur Nyala Api Perlakuan destilasi nira aren dilakukan selama 2
Bioetanol jam dan suhu nira aren dijaga yaitu pada suhu
antara 70C sampai 90C. Tetesan etanol
Pada tahap ini menyiapkan kapas sebagai peresap ditampung pada wadah yang berbeda yang diberi
etanol, menyiapkan korek api, dan pengukur suhu label, agar mudah membedakan etanol hasil
(thermometer infrared). Kemudian meresapkan destilasi. Pengamatan proses destilasi dilakukan
etanol pada kapas, setelah meresap kemudian secara berlanjut, berawal dari fermentasi 1,
dibakar, dan mengukur temperatur yang dihasilkan. samapai fermentasi 4, dengan waktu fermentasi
telah mencapai 7 hari. Adapun hasil pengamatan
4. Hasil dan Pembahasan pada proses destilasi nira aren Adapun hasil
pengamatan fermentasi nira aren dapat dilihat pada
Pengamatan Fermentasi Nira Aren grafik 4.2 sebagai berikut:

Proses fermentasi pada penelitian ini berbahan Grafik 4.2 pengamatan proses destilasi 1.
baku nira aren yang dipisahkan pada wadah jerigen
masing - masing 10 liter sebanyak 4 percobaan
dengan masing-masing diberi variasi campuran
ragi, arang tempurung kelapa, dan kapur sirih
sebanyak 500 gram. Kemudian dibiarkan
berfermentasi selama 7 hari. Adapun hasil
pengamatan fermentasi nira aren dapat dilihat pada
grafik 4.1

Grafik 4.1 Hasil fermentasi nira aren.

Dari data grafik 4.2 pengamatan proses destilasi 1


diatas dapat diketahui bahawa proses destilasi dari
fermentasi 1 dengan volume bahan baku sebesar 10
liter menghasilkan etanol 684 ml dengan kadar
etanol 40%. Sedangkan pada destilasi fermentasi 2
degan volume bahan baku sebesar 10 liter
menghasilkan etanol sebanyak 682 ml, berkadar
etanol 78%.Untuk proses destilasi fermentasi 3
dengan volume bahan baku sebesar 10 liter
Adapun hasil pengamatan fermentasi nira aren menghasilkan etanol 580 ml yang memiliki kadar
dapat dilihat pada grafik 4.1 dengan mengamati etanol 84%. Sedangkan proses destilasi fermentasi
peningkatan kadar etanol setiap bahan baku. 4 dengan volume bahan baku sebesar 10 liter hanya
Fermentasi 1 mengalami peningkatan kadar etanol menghasilkan etanol 340 ml dengan kadar alkohol
sebesar 1%, dan fermentasi 2 mengalami hingga 86%.
peningkatan kadar etanol sebesar 2%. Sedangkan

5
Vol. 2, No.2 November 2016 ENTHALPY Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin e-ISSN:2502-8944

Dengan demikian destilasi fermentasi 1 Pada penelitian ini kadar etanol yang dihasilkan
menghasilkan kadar etanol yang lebih rendah hanya sampai 92% belum memenuhi syarat tujuan
sebesar 40% dibandingkan destilasi fermentasi 4 penelitan kadar yaitu meningkatkan kadar etanol
menghasilkan kadar etanol sebesar 86%. Hal ini sampai 99% agar dapat disubtitusikan degan bahan
terjadi akibat pemberian campuran dari setiap bakar jenis premium, hal ini diakibatkan karena:
fermentasi yang bervariasi dan telihat pada
pemberian campuran fermentasi ragi sebanyak 300 1. Suhu pemanasan destilasi yang tidak menetap
gram, arang 100 gram, serta kapur 100 gram dan karena mengunakan kompor manual sebagai
berkadar etanol 15% menjadi 86% setelah alat pemanasannya.
dilakukan destilasi. 2. Tabung fraksi menggunakan tabung dari pipa
besi, yang menyerap panas lebih besar.
Pengamatan Proses Destilasi Ulang 3. Terjadinya kebocoran pada penutup panci
destilasi dan sambungan-sambungan pada
Adapun hasil pengamatan terhadap proses destilasi tabung fraksi yang menyebabkan keluarnya
ulang, dimana etanol yang dihasilkan pada proses uap melalui kebocoran tersebut.
destilasi 1 didestilasi kembali pada destilasi ini.
Pengamatan proses destilasi ulang dapat dilihat Pengujian Pada Motor
pada grafik 4.3
Pada pengujian ini tidak dilakukan pencampuran
Grafik 4.3 Pengamatan proses destilasi ulang. dengan bensin. Sehingga diperoleh bahwa bahan
bakar etanol pada kadar 76%, 84%, dan 87% mesin
tidak dapat hidup, hal ini akibat dari etanol yang
masih memiliki kandungan air lebih besar.
Sedangkan pada bahan bakar etanol degan kadar
dan 92% mesin dapat dihidupkan dengan bukaan
katub chok carburator mesin hanya pada bukaan
50, selain dari itu gas pada mesin tidak dapat
diatur, sehingga mengalami kesulitan dalam
pengambilan data puran motor. Berikut tabel data
putaran motor bukaan katub 50.

Tabel 4.1 Data putaran motor.

Adapun hasil pengamatan terhadap proses destilasi


ulang terlihat pada grafik 4.3 bahwa destilasi 1
menghasilkan kadar etanol sampai 76% dari kadar
etanol 40%, degan volume bahan baku sebesar 684
ml, menghasilkan 633 ml. Sedangkan pada destilasi
2 menghasilkan 644 ml dengan volume bahan baku Dari tabel diatas dapat dilhat bahwa putaran mesin
sebesar 682 ml, kadar etanol yang dihasilkan 84 % yang tidak stabil, data ini diperoleh dengan bukaan
dari kadar etanol sebesar 82%. Untuk destilasi 3 katub hanya 50 dan tidak dapat diatur. Putaran
menghasilkan kadar etanol sampai 87% dari kadar yang menunjukan kenaikan terus menerus tanpa
etanol sebesar 84 %. Volume bahan baku sebesar dapat distabilkan.
580 ml, dan menghasilkan 556 ml. Adapun untuk
destilasi 4 mengahasilkan 332 ml dari volume Pengujian temperatur nyala api
bahan baku sebesar 340 ml. Kadar etanol yang Adapun pengujian temperatur nyala api dilakukan
dihasilkan 92% dari kadar etanol sebesar 86%, dan pada etanol yang diperoleh dari destilasi ulang
pada destilasi 4 pula merupakan proses destilasi dengan kadar 76%, 84%, 87%, dan 92%.
dengan menghasilkan kadar etanol yang paling Pengambilan data dilakukan dengan mengunakan
tinggi. kapas yang dibasahi degan etanol lalu dibakar,
kemudian mengukur dan mencatat temperatur yang
Kadar etanol pada pengamatan proses destilasi dihasilkan.
ulang ini mengalami peningkatan 36% hingga 6%
dari kadar etanol sebelum destilasi ulang sebesar Adapun data temperatur nyala api yang diperoleh
40% sampai 86% hal ini terjadi karena dalam dari pengujian ini dapat diihat pada tabel 4.2:
proses destilasi ulang kadar air dalam etanol
semakin sedikit.

6
Vol. 2, No.2 November 2016 ENTHALPY Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin e-ISSN:2502-8944

2. Sebaiknya mengunakan sumber panas eletrik


yang suhunya dapat dapat diatur dan tidak
berubah - ubah.
3. Meminimalisir kebocoran yang terjadi pada
Tabel 4.2 data hasil pengujian temperatur nyala api. alat destilasi.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairil., dkk. 1994. Pengantar Praktikum


Kimia Organik. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada

Asmara, Ely. 2012. Studi Eksperimen Pemanfaatan


Bioetanol E20 Sebagai Bahan Bakar Pada Motor 4
Langkah Dalam Kondisi Normal. Kendari:
Universitas Haluoleo

Ghalib, Achmad Kholish. 2009. Buku Pintar


Kimia. Yogyakarta: Power Books (Ihdina)
Dari tabel 4.2 diatas terlihat bahwa kadar etanol
76% memiliki temperatur nyala api rata-rata
Herling D. Tangkuman., dkk. 2010. Cara
51.067C, pada kadar etanol 84% memiliki
Memproduksi Bioetanol Dari Nira Aren
temperatur nyala api rata-rata 53.167C.
Mengunakan EnergiGeotermal . Manado:
Sedangkan pada kadar etanol 87% memiliki
Universitas Sam Ratulangi
temperatur nyala api rata-rata sebesar 63.567C,
dan untuk kadar etanol 92% memiliki temperatur
Lempang, Mody. 2012. Pohon Aren Dan Manfaat
rata-rata sebesar 71.8.67%. Pada tabel 4.6 terlihat
Produksinya. Makasar: Balai Penelitian Kehutanan
seiring dengan peningkatan kadar etanol temperatur
Makassar
nyala api pula meningkat.
Niastiwa, Fransisca., dkk. 2013. Pemanfaatan Nira
5. PENUTUP
Aren Menjadi Bioetanol Sebagai Bahan Bakar
Alternatif. Banten: Cilegon. Universitas Sultan
Kesimpulan Dan Saran
Ageng Tirtayasa
Kesimpulan
Retno, Dyah Tri., dkk. 2011. Pembuatan Bioetanol
Dari Kulit Pisang. Yogyakarta: FTI UPN Veteran.
Adapun kesimpulan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Sutarno. 2013. Sumber Daya Energi. Yogyakarta:
1. Pada komposisi campuran fermentasi 300 Garaha Ilmu
gram ragi, 100 gram arang, dan 100 gram
kapur sirih dengan menggunakan destilasi Wonorahardjo, Surjani. 2013. Metode-Metode
fraksinasi ganda menghasilkan kadar etanol Pemisahan Kimia. Jakarta Barat: Permata Putri
tertinggi sebesar 92%, dengan bahan baku Media
berkurang 26% pada destilasi pertama, dan
2,4% pada destilasi kedua.
2. Pada kadar etanol 92% belum dapat digunakan
pada mesin pemotong rumput karena putaran
motor tidak stabil.
3. Pada kadar etanol 92% menghasilkan
temperatur nyala api rata-rata sebesar 71,866
C.

Saran

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini


yaitu
1. Jika mengunakan alat destilasi fraksinasi
sebaiknya menggunakan tabung fraksi yang
terbuat dari bahan isolator.

Anda mungkin juga menyukai