Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PROKSIMAT DAN ANALISIS ULTIMAT KARBON AKTIF DARI

CANGKANG KELAPA SAWIT BERDASARKAN VARIASI TEMPERATUR AKTIVASI


Wa Ode Fitriana1), Muh.Anas2),Vivi Hastuti3)
Alumni Jurusan Pendidikan Fisika, 2,3)Dosen Jurusan Pendidikan Fisika
1)

FKIP Universitas Halu Oleo Email: fitrianamisi@gmail.com

Abstrak

Wa Ode Fitriana (A1C3 14 036). “Analisis Proksimat dan Analisis Ultimat Karbon
Aktif dari Cangkang Kelapa Sawit Berdasarkan Variasi Temperatur Aktivasi”.
Analisis kualitas dan kadar unsur karbon aktif cangkang kelapa sawit telah
dilakukakan dengan analisis proksimat dan analisis ultimat. Tujuan penelitian adalah a) untuk
mengetahui kadar air, kadar zat mudah menguap, kadar abu dan kadar karbon terikat dengan
menggunakan analisis proksimat. b) untuk mengetahui kadar unsur karbon (C), kadar unsur
hidrogen (H), kadar unsur nitrogen (N), kadar unsur sulfur (S) dan kadar unsur oksigen (O.
Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan karbon aktif dengan dua tahapan proses, karbonasi
dan aktivasi. Proses karbonasi bertujuan menghasilkan cangkang kelapa sawit menjadi arang
tempurung kelapa. Proses aktivasi bertujuan untuk menghasilkan karbon (arang) aktif cangkang
kelapa sawit. Karbonasi selama kurang lebih 7-8 jam dengan temperatur 300 ᵒC - 400 ᵒC dan
kemudian sampel diaktivasi dengan temperatur , 700 ᵒC, 750 ᵒC ,800 ᵒC, dan 850 ᵒC dengan waktu
1 jam.
Hasil analisis proksimat untuk kadar air pada penelitian ini menurun dari sampel tanpa
aktivasi sampai temperatur 750 ᵒC kemudian meningkat pada temperatur 800 ᵒC. Kadar zat
mudah menguap meningkat sampai temperatur 750 ᵒC kemudian menurun pada temperatur 800

C. kadar abu menurun sampai temperatur 750 ᵒC kemudian meningkat pada temperatur 800 ᵒC.
kadar karbon terikat meningkat sampai temperatur 750 ᵒC kemudian menurun pada temperatur
800 ᵒC. Sedangkan untuk analisis ultimat didapatkan hasil pada sampel tanpa aktivasi, temperatur
750 ᵒC dan 800 ᵒC. Unsur karbon (C) secara berturut – turut sebesar 75,58 %, 84,98 % dan 83,93
%. Unsur hidrogen (H) sebesar 3,02 %, 1,39 % dan 1,2 %. Unsur nitrogen (N) sebesar 0,54 %,
0,8 % dan 0,79 m%. Unsur sulfur (S) sebesar 0,09 %, 0,08 % dan 0,08 %. Unsur oksigen (O)
sebesar 14,75 %, 4,13 % dan 3,48 %. Jadi untuk semua sampel karbon aktif cangkang kelapa
sawit telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) mutu karbon aktif. Serta memiliki nilai
optimum pada temperatur 750 ᵒC untuk analisis proksimat.

Kata kunci : karbon aktif, analisis proksimat, analisis ultimat.


Abstract

Wa Ode Fitriana (A1C3 14 036). Proximate Analysis and Ultimate Analysis of


Activated Carbon from Palm kernel Shells Based on Temperature Activation Variations.
Analysis of the quality and elemental content of activated palm kerne shells has been
carried out by proximate analysis and ultimate analysis. The purpose of the study was a) to
determine the moisture, volatile matter, ash and fixed by using proximate analysis. b) to
determine the elemental level of carbon (C), the elemental level of hydrogen (H), the elemental
level of nitrogen (N), the elemental level of sulfur (S) and the elemental level of oxygen (O). In
this study, two-stage activated carbon was made, it is carbonation and activation. The activation
process aims to produce active carbon for palm kernel shells. Carbonation for approximately 7-
8 hours with a temperature of 300 ᵒC - 400 ᵒC and then the sample is activated with temperature,
700 ᵒC, 750 ᵒC, 800 ᵒC, and 850 ᵒC for 1 hour.
The proximate analysis of moisture content in this study decreased from samples
without activation until the temperature of 750 ᵒC then increased at a temperature of 800 ᵒC. The
level of volatile substances increases to a temperature of 750 ᵒC then decreases at a temperature
of 800 ᵒC. Ash content decreases to a temperature of 750 ᵒC then increases at a temperature of
800 ᵒC. fixed carbon content increases to a temperature of 750 ᵒC then decreases at a
temperature of 800 800 ᵒC. While for the ultimate analysis the results were obtained in the
sample without activation, temperatures of 750 ᵒC and 800 ᵒC. Carbon (C) elements in a row are
75.58%, 84.98% and 83.93% respectively. Hydrogen (H) is 3.02%, 1.39% and 1.2%. The
nitrogen (N) element is 0.54%, 0.8% and 0.79 m%. The sulfur (S) element is 0.09%, 0.08% and
0.08%. The oxygen (O) element is 14.75%, 4.13% and 3.48%. So for all samples of palm kernel
shell activated carbon has met the Indonesian National Standard (SNI) the quality of activated
carbon. Along has an optimum value at a temperature of 750 ᵒC for proximate analysis.

Keywords: activated carbon, proximate analysis, ultimate analysis.

Pendahuluan

Indonesia merupakan Negara Sejalan dengan berkembangnya


dengan sumber daya alam (SDA) yang penanaman kelapa sawit, maka industri
melimpah, khususnya pada bidang minyak kelapa sawit ikut meningkat. Seperti
perkebunan. Salah satunya perkebunan yang diketahui industri kelapa sawit akan
kelapa sawit (Elaeis guineensis) yang menghasilkan banyak limbah. Hal ini terjadi
sekarang ini menjadi andalan dan menarik di Desa Plasma Jaya Kabupaten Kolaka,
perhatian untuk dikembangkan di Indonesia. dimana di daerah tersebut terdapat pabrik
Kelapa sawit sendiri diperkenalkan di dan perkebunan kelapa sawit, namun limbah
Indonesia oleh pemerintah Belanda pada kelapa sawit dibuang begitu saja disekitaran
tahun 1848. Penyebaran perkebunan kelapa pabrik dan perkebunan.
sawit diawali dari empat wilayah besar yaitu Umumnya limbah dari industri
Sumatera (6.682.228 Ha), Kalimantan kelapa sawit banyak mengandung bahan
(3.306.523), Sulawesi (318.880 Ha), Maluku organik sehingga berdampak pada
dan Papua (123.677 Ha). Khususnya untuk pencemaran lingkungan. Limbah kelapa
Sulawesi Tenggara yaitu 71.278 Ha. sawit merupakan sisa tanaman kelapa sawit
yang tidak termasuk dalam produk utama
atau merupakan sisa dari hasil pengolahan yang tinggi pada kondisi miskon udara.
kelapa sawit. Kelapa sawit menghasilkan Secara kimia sebelum dipanaskan terlebih
limbah cair dan limbah padat. Salah satu dahulu dicampur dengan larutan kimia
limbah padat kelapa sawit yaitu cangkang. seperti KOH, NAOH dan masih banyak lagi.
Cangkang kelapa sawit merupakan salah menurut Harahap, (2014) untuk
satu limbah yang jumlahnya mencapai 60% mengahsasilkan karbon aktif yang baik
dari produksi minyak inti atau PKS (palm maka harus dikarbonasi pada temperatur 600
kernel sheel) yang tidak dimanfaatkan ᵒ
C.
secara maksimal. Jika 200 ton dalam 1 kali Suatu bahan untuk menjadi karbon
pembuatan minyak maka limbah cangkang aktif yang bagus harus memenuhi beberapa
yang dihasilkan adalah 120 ton. Dibalik standar unsur – unsur yang terdapat dalam
cangkang kelapa sawit terdapat daya guna karbon aktif tersebut. Menurut Lori;
yang luar biasa, bagi yang mampu Afolabi; Lawal, (2018) karakterisasi dari
memanfaatkannya. Cangkang sendiri di pendahulu untuk karbon aktif ditentukan
pabrik yang ada di Desa Plasma Jaya dengan analisis proksimat dan analisis
dimanfaatkan sebagai bahan bakar, namun ultimat. untuk mengetahui cangkang kelapa
tidak semua dimanfaatkan sehingga sawit cocok untuk menjadi karbon aktif
terbuang percuma. Cangkang kelapa sawit maka digunakan analisis proksimat untuk
dapat dimanfaatkan sebagai penyerap, menentukan kadar air, zat yang mudah
pembersih dan pemurni setelah diolah menguap, kadar abu. Kemudian analisis
menjadi karbon aktif dan setelah diolah itu ultimat menjelaskan komposisi unsur dari
menjadi bernilai ekonomis tinggi. biomasa dalam wt% dari karbon, hidrogen,
Karbon aktif atau serig disebut oxigen, nitrogen dan sulfur.
juga arang aktif adalah arang yang Menurut Haryanti; Norsamsi;
konfigurasi atomnya dibebaskan dari ikatan Sholiha; Putri, (2014) cangkang kelapa sawit
dengan unsur lain, serta pori dibersihkan dapat dimanfaatkan sebagai karbon/arang
dari senyawa lain sehingga peemukaan dan aktif. Lalu penelitian lain dilakukan
pusat aktif menjadi luas akibatnya daya berkaitan dengan karbon aktif cangkang
absorpsi terhadap cairan atau gas akan kelapa sawit salah satunya adalah penelitian(
meningkat. Sesuai penggunaannya arang Rugayah; Astimar; Norzita, 2014), tentang
aktif digolongkan ke dalam produk kimia persiapan dan karakterisasi karbon aktif,
dan bukan bahan energi seperti arang atau dimana salah satu karakterisasinya
briket arang. Teknologi olah lanjutan atang menggunakan analisis proksimat dan
aktif akan memberikan nilai tambah yang analisis ultimat dan hasil yang diperoleh
besar diti jau dari penggunaannya dan nilai pada penelitian ini yaitu ditemukan
ekonomisnya. cangkang kelapa sawit adalah bahan yang
Secara umum pembuatan karbon sesuai untuk menghasilkan karbon aktif
aktif dibuat dari bahan dasar batu bara dan dengan volatile matter 10,81 wt%, kadar
biomasa. Intinya karbon aktif dibuat dari abu 2,56 wt%, fixed carbon 83,07 wt% dan
bahan yang mengandung unsur karbon. kadar air 3,56 wt%. namun kadar karbon
Namun pada saat ini banyak peneliti yang dan zat yang menguap tinggi, masing 23 wt
menggunakan bahan yang terbarukan dan % dan 61,7%. Untuk unsur carbon 82,81 wt
lebih murah. Proses pembuatan arang aktif %, hidrogen 4,10 wt%, nitrogen 2,85 wt%,
dapat dibagi menjadi dua yaitu secara fisika sulfur 0,12 wt% dan oksigen 10,13 wt%.
dan kimia. Secara fisika arang aktif dibuat Berdasarkan uraian di atas maka
dengan cara memanaskan pada temperatur peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang“Analisis Proksimat dan Analisis Sawit Berdasarkan Variasi Temperatur
Ultimat Karbon Aktif dari Cangkang Kelapa Aktivasi”..
Landasan Teori
Cangkang Kelapa Sawit Pembuatan Karbon Aktif
Kelapa sawit merupakan salah satu Pembuatan karbon aktif dapat
komoditas andalan Indonesia yang dilakukan melalui tahapan-tahapan proses
perkembangannya sangat pesat. Dalam berikut : (1) penghilangan air (dehidrasi), (2)
industri pengolahan minyak kelapa sawit perubahan bahan-bahan organik menjadi
atau Crude Palm Oil (CPO) akan diperoleh unsur karbon, menghilangkan senyawa-
limbah industri. Salah satu limbah padatnya senyawa non karbon dan (3) dekomposisi ter
adalah tempurung kelapa sawit. Tempurung sehingga pori-pori menjadi lebih besar.
kelapa sawit merupakan salah satu limbah Pembuatan karbon aktif melibatkan dua
yang jumlahnya mencapai 60% dari proses utama, yaitu karbonisasi dan aktivasi.
produksi minyak inti. Limbah tempurung Selama proses karbonisasi komponen yang
kelapa sawit berwarna hitam keabuan, mudah menguap hampir hilang. Aktivasi
bentuk tidak beraturan, dan memiliki dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
kekerasan cukup tinggi (Purwanto, 2011) aktivasi secara fisis dan aktivasi secara
dalam (Puspitarini, 2017). kimia( Maulana, 2011).
Analisis Proksimat
Analisis proksimat ( proximate
analysis) arang bertujuan untuk menentukan
kadar karbon terikat (fixed carbon) kadar air
(moisture), kadar abu (ash) dan bahan yang
mudah menguap (volatile matters).
Karbon terikat (fixed carbon) dapat
ditentukan dengan persamaan
fixedcarbon=100 %−( kadar air+volatile+
matter+kadar abu )
Gambar 1 cangkang kelapa sawit Kandungan air (moisture ) yang
terdapat dalam arang. Kandungan air yang
Karbon Aktif terdapat dalam sampel dapat ditentukan
Karbon aktif adalah senyawa karbon dengan persamaan :
yang telah ditingkatakan daya absorpsinya [ a−b ] ×100 %
dengan proses aktivasi. Pada proses aktivasi kadar air (% )=
a
ini terjadi penghilangan hidrogen, gas-gas
dan air dari permukaan karbon sehingga Dengan :
terjadi perubahan fisik pada permukaannya.
Aktivasi ini terjadi karena terbentuknya a: Massa awal sampel (gram)
gugus aktif akibat adanya interaksi radikal b: Massa sampel setelah pemanasan (gram).
bebas pada permukaan karbon dengan atom- Untuk menghitung kadar volatile
atom seperti oksigen dan nitrogen. matters yang terkandung dalam sampel
Karbon aktif terdiri dari 87 - 97 % karbon menggunakan persamaan :
dan sisanya berupa hidrogen, oksigen, sulfur [ a−b ] ×100 %
Volatile matter (% )=
dan nitrogen serta senyawa-senyawa lain a
yang terbentuk dari proses pembuatan. Dengan :
a: Massa awal sampel setelah diketahui (volatile matter) dengan menggunakan
kadar air (gram) analisis proksimat dilakukan di
b: Massa sampel setelah pemanasan (gram). Laboratorium Fisika Forensik F-MIPA
Kadar abu yang terkandung dalam Universitas Halu Oleo. Analisis unsur
sampel dapat dihitung dengan persamaan : karbon aktif yang terkandung dalam
[ a−b ] ×100 % cangkang kelapa sawit (sampel) dengan
Kadar abu(%)=
a menggunakan analisis ultimat dilakukan
a: Massa awal sampel setelah diketahui di Laboratorium Batubara Puslitbang
kadar air dan zat yang mudah menguap TEKMIRA Kementrian ESDM di
(gram) Bandung.
b: Massa sampel setelah pemanasan (gram). Prosedur Kerja yang dilakukan
Analisis Ultimat (ultimate analysis) dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai
Analisis ultimat adalah analisa berikut :
laboratorium untuk menentukan kandungan a. Pembuatan arang aktif
abu, karbon, hidrogen, oksigen dan belerang 1) Mencuci cangkang kelapa sawit
dalam batubara dengan metoda tertentu. dengan aquades dan mengeringkan
Kandungan itu dinyatakan dalam persen cangkang kelapa sawit di bawah
pada basis dan sampel dikeringkan pada sinar matahari selama 1 hari.
suhu 105ºC dalam keadan bebas kelembaban 2) Mengkarbonasi sampel
dan abu menggunakan reaktor pirolisis
Hasil yang diperoleh dari analisis selama 7–8 jam dengan temperatur
unsur yang dianalisis dengan metode ultimat 300 ᵒC – 400 ᵒC.
berupa presentasi unsur dalam adb (%) 3) Menggerus sampel menggunakan
belum bernilai real, dimana Inherent mortar, mortar terlebih dahulu
Moisture (IM) dalam sampel masih ikut dibersihkan dengan alkohol setiap
dianalisis. Untuk mendapatkan nilai yang kali pemakaian.
real, adb harus dikonversi menjadi db 4) Mengayak sampel dengan
dengan cara berikut : menggunakan ayakan 100 Mesh
5) Melakukan proses aktivasi secara
db( %)=adb (%) ( 100−IM %
100 ) fisika dengan memasukkan sampel
ke dalam tanur listrik denga
Analisa ultimat ini sepenuhnya dilakukan temperatur 700 ᵒC selam 60 menit.
dengan alat yang sudah terhubung komputer. 6) Mengulangi langkah 5 (lima) dengan
Metode Peneletian temperatur 750 ᵒC, 800 ᵒC dan 850 ᵒC.
Penelitian ini dilaksanakan pada 7) Memasukkan sampel ke dalam pastik
bulan Maret 2018 hingga selesai. dan diberi label.
Pengambilan sampel dan preparasi sampel b. Analisis sampel (analisis unsur atau
dilakukan di Desa Plasma Jaya Kecamatan senyawa)
Polinggona Kabupaten Kolaka provinsi kadar air (moisture), kadar abu (ash)
Sulawesi Tenggara. dan bahan mudah menguap (volatile
a. Preparasi (karbonasi dengan pirolisis) matter) dianalis dengan metode analisis
sampel dilakukan di pelataran sekitar proksimat (proximate analysis)
laboratorium pengembangan Fisika. sedangkan unsur karbon, hidrogen, dan
b. Laboratorium Kimia FKIP Universitas sulfur dalam sampel karbon aktif
Halu Oleo untuk proses aktivasi. dianalisis dengan metode analisis ultimat
c. Analisis kadar air (moisture), kadar abu (ultimate analysis)
(ash) dan bahan mudah menguap
Hasil cangkang kelapa sawit dengan temperatur
a. Analisis Proksimat aktivasi menggunakan analisis proksimat
Data yang diperoleh dari analisis dapat dilihat pada tabel 1.
proksimat yaitu kualitas arang aktif dari
cangkang kelapa sawit dalam satuan
persen (%).Data Hubungan karbon aktif

Tabel 1 Hasil kualitas karbon aktif dengan analisis proksimat


Kualitas arang aktif(%)
Temperatu
r Aktivasi Kadar Zat mudah Kadar Kadar karbon
air menguap abu terikat
tanpa
8,91 0,42 1,15 89,52
aktivasi
700 ᵒC 6,45 1,86 1,13 90,56
750ᵒC 5,75 2,09 0,18 91,98
800 ᵒC 7,42 1,6 1,83 89,15
850 ᵒC 8,38 1,46 0,66 89,5

Setelah dilakukan uji kadar air kemudian naik lagi pada temperatur
dengan analisis proksimat diperoleh hasil tertentu.Hasil uji ini telah memenuhi SNI.
presentase kadar air pada sampel yang
tanpa aktivasi,700 ᵒC, 750 ᵒC, 800 ᵒC dan Kadar abu akan mempengaruhi
850 ᵒC yang dapat dilihat pada tabel 1 kualitas arang aktif sebagai adsorben.
kolom ke-2. Hasil yang diperoleh dalam Setelah dilakukan uji kadar abu pada
pengukuran ini secara berturut – turut sampel tanpa aktivasi,700 ᵒC, 750 ᵒC, 800
8,95 %, 6,45 %, 5,75 %, 7,42 % dan 8,38 ᵒ
C dan 850 ᵒC yang dapat dilihat pada
%. Dalam pengujian kadar air, menurut tabel 1 kolom ke 3 hasil yang diperoleh
teori menyatakan bahwa tingginya secara berturut – turut 1,15 %, 1,13 %,
temperatur aktivasi menyebabkan 0,18 %, 1,83 % dan 0,66 %. Secara teori,
rendahnya kadar air pada karbon aktif. tingginya temperatur aktivasi akan
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menyebabkan kadar abu semakin rendah.
temperatur dari tanpa aktivasi – 750 ᵒC Akan tetapi pada penelitian ini
kadar airnya semakin rendah, namun temperatur 750 ᵒC menjadi hasil
kadar airnya naik pada temperatur 800 ᵒC. minimum dan 800 ᵒC hasil tertinggi.
Secara keseluruhan hasil uji kadar air Secara keseluruhan hasil yang diperoleh
telah memenuhi Standar Nasional telah memenuhi SNI.
Indonesia (SNI). Setelah diperoleh hasil uji kadar
Setelah dilakukan uji kadar zat air, kadar zat mudah menguap dan kadar
mudah menguap diperoleh hasil pada abu pada karbon aktif cangkang kelapa
sampel tanpa aktivasi,700 ᵒC, 750 ᵒC, 800 sawit maka kita bisa menentukan kadar

C dan 850 ᵒC yang dapat dilihat pada karbon terikat pada karbon aktif tersebut
tabael 1 kolom ke-3. Hasil yang diperoleh menggunakan persamaan (1) diperoleh
secara berturut – turut 0,42 %, 1,86 %, hasil kadar karbon terikat pada sampel
2,09 %, 1,6 % dan 1,46 %. Hasil yang tanpa aktivasi,700 ᵒC, 750 ᵒC, 800 ᵒC dan
diperoleh tidak stabil karena nilai yang 850 ᵒC yang dapat dilihat pada tabel 1
diperoleh naik pada temperatur tertentu kolom ke-5 secara berturut – turut 89,52
%, 90,56 %, 91,98 %, 89,15 % dan 89,5 Data yang diperoleh dari metode
%. Dari hasil penelitian ini terbukti analisis ultimat yaitu kadar unsur arang
bahwa kadar karbon terikat dari semua aktif dari cangkang kelapa sawit dalam
temperatur aktivasi telah memenuhi satuan persen (%). Data hubungan karbon
standar maskimum kadar abu SNI. aktif cangkang kelapa sawit dengan
b. Analisis Ultimat temperatur aktivasi menggunakan
analisis ultimatt dapat dilihat pada tabel
2.
Tabel 2 Analisis kualitas unsur dengan analisis ultimat
Temperatu Presentase unsur
r aktivasi Karbon Hidrogen Nitrogen Sulfur Oksigen
(ᵒC) (C) (H) (n) (S) (O)
tanpa
75,58 3,02 0,54 0,09 14,75
aktivasi
750 ᵒC 84,98 1,39 0,8 0,08 4,13
800 ᵒC 83,93 1,2 0,79 0,08 3,48
(Hasil konversi abd mmenjadi db; lampiran 1)
Dari tabel 2 kolom ke-2 di atas terlihat Dalam penelitian ini dilakukan 2 kali
bahwa berdasarkan hasil analisis ultimat tahapan yaitu pertama pembuatan arang
untuk unsur karbon telah memenuhi SNI dan aktif dan kedua adalah analisis kualitas
sudah sesuai dengan teori yang menyatakan kandungan unsur karbon aktif dengan
semakin tinggi temperatur aktivasi maka menggunakan analisis proksimat dan
semakin tinggi pula unsur karbon dalam analisis utimat.
karbon aktif. Dari sampel yang tanpa Hasil yang diperoleh dari analisis
aktivasi samapai temperatur 750 ᵒC bergerak proksimat dapat dilihat pada tabel 1. Dimana
naik dan turun pada suhu 800 ᵒC, walaupun dalam analisis ini ada 4 parameter yang
penurunannya tidak terlalu banyak. Dari diuji, yaitu kadar air, kadar zat yang mudah
tabel 2 kolom ke-3 menunjukkan hubungan menguap, kadar abu dan kadar karbon
unsur hidrogen dan temperatur aktivasi terikat.
berdasarkan analisis ultimat dimana Kadar air karbon aktif merupakan
presentase unsur karbon semakin rendah banyaknya air yang terdapat dalam karbon
seiring pertambahan temperatur aktivasi. aktif dan salah satu sifat yang
Tabel 2 kolom ke-4 menunjukkan mempengaruhi kualitas karbon aktif itu
hasil uji presentase unsur nitrogen semakin sendiri adalah kadar air. Hasil yang
meningkat seiring dengan pertambahan diperoleh untuk kadar air karbon aktif dapat
temperatur aktivasi. Dari tabel 2 dilihat pada tabel 1 kolom ke-2. Dimana
menunjukkan presentase kandungan unsur kadar air terendah atau minimum terdapat
berkurang dengan bertambahnya temperatur pada temperatur aktivasi 750 ᵒC. Pada
aktivasi. Pada stemperatur aktivasi 750 ᵒC sampel yang tanpa aktivasi sampai
dan 800 ᵒC memiliki presentase unsur temperatur aktivasi 750 ᵒC kadar airnya
karbon yang sama. Dari tabel 2 kolom ke-6 semakin rendah seiring dengan pertambahan
menunjukkan hasil analisis ultimat untuk temperatur aktivasi dan sesuai dengan teori
unsur oksigen yaitu seiring pertambahan yang ada. Dimana semakin tinggi temperatur
temperatur aktivasi maka presentase unsur akitivasi maka kadar air karbon aktif
oksigennya semakin kecil. semakin rendah. Akan tetapi pada
Pembahasan temperatur 800 ᵒC kadar airnya meningkat.
Pari ,(2006) dalam Ferdinand, (2017) senyawa kompleks yang ada dalam arang
menjelaskan tingginya kadar air karbon belum terurai/menguap seperti senyawa
aktif karena berarti kandungan air terikat belerang dan nitrogen serta senyawa lain
lebih besar yang disebabkan oleh struktur yang ada dalam arang. Lalu turun pada
arang aktif yang tersusun oleh 6 buah atom temperatur 800 ᵒC sampai 850 ᵒC. Besarnya
C pada setiap sudut heksagonal kadar zat mudah menguap ditentukan waktu
memungkinkan butir - butir air terperangkap dan suhu pengarangan (Hendra dan
di dalamnya dan Maelani, (2015) darmawan, 2000) dalam (Ghafarunnisa ;
menjelaskan bahwa hal ini disebabkan Rauf ; Tyas, 2017). Jika proses pirolisis
karena karbon aktif bersifat higroskopis, lama dan suhunya ditingkatkan maka
sehingga dengan mudah terjadi penyerapan semakin banyak zat mudah menguap yang
air di udara.Oleh karena itu, penanganan terbuang, sehingga akan diperoleh kadar zat
karbon aktif selama percobaan harus sesuai. mudah menguap yang semakin rendah.
Melalui uji kadar air ini dapat Tinggi rendahnya zat mudah menguap
diketahui seberapa banyak air yang banyak dipengaruhi oleh komponen kimia
menguap sehingga air yang terikat pada dari arang seperti adanya zat ekstraktif dari
karbon aktif tidak menutupi pori karbon bahan baku arang. Hal ini juga disebabkan
aktif itu sendiri. Hilang molekul air pada karena tidak optimalnya proses karbonasi.
karbon aktif tersebut membuat pori – pori Seperti halnya kita ketahui tujuan karbonasi
karbon aktif semakin luas dan daya serap antara lain untuk menguraikan senyawa
dari karbon aktif tersebut semakin baik. hidrokarbon seperti selulosa dan hemi
Kadar air yang diperbolehkan dalam Standar selulosa agar menjadi karbon murni. Hal
Nasional Indonesia (SNI) 06 –3730-1995 tersebut terjadi karena pada saat proses
maksimal 15 %. Dalam hal ini karbon aktif karbonasi, jumlah oksigen masih banyak
dari cangkang kelapa sawit dari semua sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap
sampel memenuhi standar tersebut. proses pemotongan hidrokarbon.
Pengujian kadar zat mudah Kadar abu arang aktif merupakan
menguap merupakan salah satu parameter sisa mineral yang tertinggal ketika karbonasi
yang harus diuji karena menentukan kualitas karena komponen senyawa penyusun bahan
dari karbon aktif. Dari hasil penelitian dasar arang aktif tidak hanya terdiri dari
dibuat diagram presentase yang dapat dilihat karbon saja tetapi juga mengandung
pada tabel 1 kolom ke-3. Dimana tabel 1 mineral-mineral lain diantaranya kalium,
kolom ke.3 menunjukkan bahwa bahan baku natrium, magnesium, kalsium
cangkang kelapa sawit setelah diaktivasi (Rahmawati;Yuanita ,2013) dalam (Prastiwi,
menghasilkan nilai kadar zat mudah 2014). Kadar abu akan mempengaruhi mutu
menguap berkisar 0,42 % - 2,09 %. Kadar arang aktif yang baik. Dimana mineral –
zat mudah menguap setelah aktivasi telah mineral tersebut akan menutupi pori – pori
memenuhi SNI untuk karbon aktif karena karbon aktif sehingga akan mempengaruhi
dibawah 25 %. Kadar zat mudah menguap daya absorbennya. Semakin tinggi kadar abu
akan menurun seiring dengan meningkatnya karbon aktif maka pori-pori karbon aktif
suhu aktivasi. Namun yang terjadi dalam akan semakin tertutup.
penelitian ini pada sampel tanpa aktivasi Pada penelitian ini kadar abu yang
sampai temperatur 750 ᵒC meningkat seiring diperoleh berkisar antara 0,18 – 1,15 yang
dengan meningkatnya temperatur aktivasi. dapat dilihat pada tabel 2 kolom ke-4. Tabel
Ferdinand, (2017) menjelaskan hal ini tersebut menunjukkan untuk kadar abu pada
terjadi karena pada aktivasi sebagian sampel tanpa aktivasi sampai temperatur
aktivasi 750 ᵒC akan menurun seiring dengan temperatur 750 ᵒC. Pada penelitian terdapat
meningkatnya temperatur aktivasi. peningkatan kadar karbon terikat pada
Kemudian kadar abunya meningkat pada karbon aktif cangkang kelapa sawit seiring
temperatur 800 ᵒC. Vinsiah ,(2015) dengan peningkatan temperatur aktivasi dari
menjelaskan bahwa hal ini terjadi karena sampel tanpa aktivasi sampai temperatur
karbon aktif yang dihasilkan masih memiliki 750 ᵒC. Kemudian menurun pada temperatur
sisa-sisa bahan organik yang belum sempat 800 ᵒC. Lalu untuk kadar karbon terikat dari
menguap yang kadarnya lebih banyak temperatur 800 ᵒC – 850 ᵒC relatif sama
dibandingkan kadar abunya. Semakin tinggi dengan kadar karbon terikat pada sampel
temperatur aktivasi maka kadar abu karbon tanpa aktivasi. Hal ini dipengaruhi oleh
aktif semakin tinggi. Hal serupa pernah perubahan kadar abu, kadar air, dan zat
dialami oleh peneliti sebelumnya Suyono, volatile matter karbon aktif cangkang kelapa
(2016) yang meneliti tentang “analisis sawit terhadap temperatur aktivasi.
proksimat, massa jenis dan Ph arang aktif Kemudian semua yang mempangaruhi kadar
tongkol jagung” dimana seiring karbon terikat memiliki nilai optimum pada
pertambahan temperatur aktivasi kadar abu temperatur 750 ᵒC. Nilai dari kadar karbon
yang diperoleh tidak menunjukkan siklus terikat telah memenuhi persyaratan Standar
yang jelas. Akan tetapi hasil penelitian ini Nasional Indonesia (SNI).
menunnjukkan kadar abu karbon aktif Hasil yang diperoleh untuk semua
cangkang kelapa sawit telah memenuhi parameter untuk karbon aktif cangkang
syarat karbon aktif menurut Standar kelapa sawit yang dianalisis dengan
Nasional Indonesia(SNI). menggunakan analisis proksimat
Kemudian dibandingkan dengan mempunyai nilai optimum atau kondisi
hasil uji kadar abu yang dianalisis dengan terbaik pada temperatur aktivasi 750 ᵒC.
analisis proksimat dan analisi ultimat Sehingga jika diatas temperatur 750 ᵒC bisa
terdapat perbedaan. Interval nilai yang saja meningkat atau menurun sesuai dengan
diperoleh besar. Hal ini terjadi karena parameter yang diuji.
perbedaan temperatur pemanasan pada saat Selanjutnya adalah menguji
karakterisasi. Dimana Fitriani, (2016) kualitas karbon aktif dengan metode analisis
menjelaskan analisis ultimat menggunakan ultimat. Berdasarkan hasil analisis ultimat
alat LECO yang pemanasannya itu bisa terlihat bahwa kandungan unsur yang
sampai 1350 ᵒC. terdapat dalam karbon aktif cangkang kelapa
Kadar karbon terikat merupakan sawit memiliki presentase yang bebeda-beda
komponen fraksi karbon (C) yang terdapat seiring dengan naiknya temperatur aktivasi
dalam bahan selain komponen air, abu, dan yang diberikan. Dalam analisis ultimat
zat terbang. Karbon terikat dipengaruhi oleh kandungan unsur yang diuji sebagai
kadar air, kadar zat mudah menguap dan parameter adalah kandungan karbon (C),
senyawa hidrokarbon yang menempel pada hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O) dan
permukaan karbon Pari, (1996). Semakin sulsfur (S) dengan memberikan variasi
besar kadar air, zat mudah menguap dan temperatur aktivasi.
kadar abu maka menurunkan kadar karbon Unsur karbon sebelum aktivasi
terikat. Kadar karbon terikat dapat 75,58 % kemudian naik pada suhu 750 ᵒC
digunakan untuk mengetahui kualitas karbon yaitu 84,98 % dan turun pada suhu 800 ᵒC
aktif. Nilai kadar karbon terikat pada menjadi 83,93 %. Hal ini menunjukkan
penelitian ini berkisar antara 89,5 % – 91,98 kenaikan suhu berpengaruh pada naiknya
%. Kadar karbon tertinggi terdapat pada jumlah unsur karbon dalam karbon aktif
cangkang kelapa sawit. Karena pada banyak dipakai oleh negara-negara
penelitian ini menunjukkan peningkatan pengguna batubara. Karena dalam penelitian
kadar karbon sebelum aktivasi dan setelah hasil uji yang diperoleh semakin semakin
aktivasi pada temperatur 750 ᵒC dan 800 ᵒC. rendah dengan pertambahan variasi
Kadar karbon terikat dengan analisis temperatur aktivasi, jadi semakin lama
proksimat berbeda dengan karbon yang pemanasan maka karbon aktif cangkang
dianalisis ultimat. Sukarta; Sri, (2016) kelapa sawit semakin baik.
menjelaskan karbon padat (Fixed Carbon) Kemudian untuk unsur oksigen
adalah karbon yang tersisa setelah bahan- yang terdapat pada karbon aktif cangkang
bahan mudah menguap (volatile matter) kelapa sawit hasil yang diperoleh semakin
dilepaskan dari proses pembakaran. Berbeda rendah sejalan dengan pertambahan variasi
dengan karbon ulimat yang hilang bersama temperatur aktivasi. Kandungan oksigen
hidrokarbon karena volatilitasnya. merupakan indikator yang paling signifikan
Selain unsur karbon ada pula unsur dari sifat kimia batubara, yaitu untuk
hidrogen. Hasil yang diperoleh yang dapat keperluan penerapannya di pembakaran,
dilihat pada tabel 2. Dimana dari hasil uji pencairan, dan pengkokasan.
dapat dilihat unsur hidrogen yang terdapat Hasil analisis ultimat dalam
pada karbon aktif cangkang kelapa sawit penelitian ini memberikan informasi
dengan pertambahan temperatur aktivasi kandungan karbon dengan rata - rata 81,50
maka unsur hidrogennya juga semakin %. Ini menunjukkan bahwa karbon aktif
rendah. Hal ini menunjukkan hidrogen dalam penelitian ini sangat cocok untuk
mudah terlepas dengan semakin berbagai aplikasi pemanfaatannya. Sehingga
meningkatnya temperatur aktivasi dalam hasil pengujian baik analisis proksimat
pemanasan pembentukan senyawa maupun analisis ultimat telah memenuhi
hidrokarbon. syarat mutu karbon aktif sesuai dengan SNI.
Untuk analisis unsur nitrogen Kesimpulan
menunjukkan hasil yang berbeda dengan a. Kadar air dan abu cangkang kelapa sawit
unsur hidrogen, dimana unsur nitrogen yang dengan analisis proksimat menurun dari
terdapat dalam karbon aktif cangkang kelapa sampel tanpa aktivasi sampai temperatur
sawit semakin tinggi dengan pertambahan aktivasi 750 ᵒC kemudian meningkat pada
variasi temperatur aktivasi. Sesuai dengan temperatur aktivasi 800 ᵒC, kadar zat
penjelasan Iskandar, (2012) semakin besar mudah menguap dan kadar karbon terikat
suhu aktivasi dalam proses dekomposisi meningkat dari sampel tanpa aktivasi
arang tempurung tersebut maka unsur sampai temperatur aktivasi 750 ᵒC
nitrogen yang dihasilkan juga semakin kemudian menurun pada temperatur 800
besar. ᵒ
C dan semua parameter tersebut
Dalam penentuan kadar unsur memiliki nilai optimum pada temperatur
sulfur ditemukan hasil yang diperoleh sama 750 ᵒC serta telah memenuhi Standar
dengan kadar unsur hidrogen dimana dengan Nasional Indonesia (SNI) mutu karbon
bertambahnya temperatur aktivasi maka aktif.
unsur sulfur yang terdapat pada karbon aktif b. Kadar unsur karbon aktif cangkang
semakin rendah. Gas sulfur dioksida yang kelapa sawit dengan menggunakan
terbentuk selama pembakaran merupakan analisis ultimat untuk unsur karbon dan
polutan yang serius. Simorangkir, (2014) kadar unsur nitrogen meningkat seiring
menjelaskan satu persen adalah limit dengan meningkatnya temperatur
kandungan sulfur dalam batubara yang aktivasi, kadar unsur hidrogen, sulfur dan
oksigen menurun seiring dengan sebagai Adsorben dalam
bertambahnya temperatur aktivasi serta Pemurnian Biodiesel. Intitut
semua parameter telah memenuhi Standar Pertanian. Bogor.
Nasional Indonesia (SNI) mutu karbon
Harahap. 2014. Pembuatan Karbon Aktif
aktif.
dari Cangkang Kelapa Sawit
Saran
dengan Menggunakan H2O sebagai
Pada penelitian lebih lanjut
Aktifayor untuk Menganlisis
disarankan agar dapat menggunakan
Proksimat, Bilangan Iodine dan
activator lain seperti microwafe sebagai
Rendemen. Universitas Riau. Riau.
perbandingan kualitas karbon aktif dengan
Haryanti, Norsamsi, Sholiha, Putri. 2014.
penelitian ini. Namun menggunakan analisis
Studi pemanfaatan Limbah Padat
yang sama
Kelapa Sawit. Universitas
DAFTAR PUSTAKA
Mulawarman. Samarinda.
Anonim. 2008. Teknologi Budidaya Kelapa
Sawit. Balai Besar Pengkajian dan Http:/Pictures/
Pengembangan Teknologi MetodologiPenelitianuramalifitriani
Pertanian. .html. Diakses 8 Desember
2018.
Anonim. 2008. Standart Test Methods For
Sulfur In The Analysis Sample Of Iskandar. 2012. Analisis Unsur Karbon Aktif
Coal and Coke Using High Tempurung Kelapa dengan Metode
Temperature Tube Furnance Analisis Ultimat (Ultimate
Combustion Methods. American Analysis). Universitas Halu Oleo.
Standart Testing and Measurement Kendari.
(ASTM). USA
Lori, Afolabi, Lawal. 2018. Proximate and
Fauzi, Yustina, Widyastuti, Iman, Rudi. Ultimate Analyses of Palm Kernel
2012. Kelapa Sawit. Penebar Shell as Precursor for Activated
Swadaya. Jakarta. Carbon. Bingham University.
Nigeria.
Ferdinand, Fahri, Polli. 2017. Pengaruh
Maelani. Ade.Irma. 2015. Pembuatan
Suhu dan Lama Aktifasi Terhadap
Karbon Aktif dari Jerami Padi
Mutu Arang Aktif dari Kayu
Menggunakan Activating Agent
Kelapa. Balai Riset dan
H3po4. Institut Pertanian Bogor.
Standardisasi Industri Manado.
Bogor.
Manado.
Maulana. Andri. 2011. Pembuatan Karbon
Ghafarunnisa, Rauf, Tyas. 2017.
Aktif Berbahan Dasar Petroleum
Pemanfaatan Batubara Menjadi
Coke Dengan Metoda Aktivasi
Karbon Aktif dengan Proses
Kimia. Universitas Indonesia.
Karbonisasi dan Aktivasi
Depok.
Menggunakan Reagen Asam Fosfat
(H3po4) dan Ammonium Pari G. 1996. Pembuatan Arang Aktif Dari
Bikarbonat (Nh4hco3). Serbuk Gergajian Sengon dengan
UPN”Veteran”. Yogyakarta. cara Kimia. Buletin Penelitian
Hasil Hutan.
Gustama. Abi. 2012. Pembuatan Arang
Aktif Tempurung Kelapa Sawit Prastiwi. Dini. Auliyah. Penggunaan Zncl2
Sebagai Aktivator Karbon Aktif
dari Limbah Padat Agar dan Jagung(Zea Mays, L); Pengaruh
Aplikasinya sebagai Adsorben pada Temperatur Aktivasi. Universitas
Limbah Cair Industri Tahu. Institut Halu Oleo. Kendari.
Pertanian Bogor. Bogor.
Vinsiah, 2015. Pembuatan Karbon Aktif
Puspitarini. Megafhit. 2017. Evaluasi dari Cangkang Kulit Buah Karet
Kemampuan Adsorpsi Karbon Aktif (Hevea Brasilliensis). Universitas
dari Tempurung Kelapa sawit Sri Wijaya. Palembang.
( Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap
Zulkania, Hanum, Sri. 2017. The Potential
Fenol dalam Larutan. Universitas
of Activated Carbon Derived from
Lampung. Bandar Lampung.
Bio-Char Waste Of Bio-Oil
Ratnasari. Fera. 2011. Pengolahan Pyrolysis as Adsorbent. University
Cangkang Kelapa Sawit dengan Islam Indonesia. Yogyakarta.
Teknik Pirolisis untuk Produksi
Bio-Oil. Universitas
Diponegoro.Semarang.
Rasmawan. 2009. Pemanfaatan Limbah
Pabrik Kelapa Sawit untuk Pakan
Ternak Sapi. Bengkulu.
Rugayah, Astimar, Norzita.2014.
Preparation and Characterisation
Of Activated Carbon From Palm
Kesnel Shell by Physical Activation
with Steam. University Teknology
Malaysia. Johor, Malaysia.
Simorangkir. 2014. Analisis Proximate,
Analisis Ultimate dan Analisis
Miscellaneous Pada Batubara.
ITM. Medan.
Sukarta.I Nyoman; Sri. Putu .Ayuni. 2016.
Analisis Proksimat dan Nilai Kalor
pada Pellet Biosolid yang
Dikombinasikan dengan Biomassa
Limbah Bambu. Universitas
Pendidikan Ganesha. Denpasar.
Surest, J.A. 2008. Pengaruh Suhu,
Konsentrasi Zat Aktivator dan
Waktu Aktivasi Terhadap Daya
Serap Karbon Aktif dari
TempurungKemiri. Fakultas
Teknik Universitas Sriwijaya.
Suyono. 2016.Analisis Proksimat, Massa
Jenis dan Ph Arang Aktif Tongkol

Anda mungkin juga menyukai