University of Jember
Jember, 2017
3 Matriks Generator
5 Kode Hamming
3 Matriks Generator
5 Kode Hamming
3 Matriks Generator
5 Kode Hamming
3 Matriks Generator
5 Kode Hamming
3 Matriks Generator
5 Kode Hamming
Question
Berapa error yang dapat dikoreksi oleh kode Hamming (7, 16, 3)2 ?
Apakah {000, 100, 001} merupakan kode linier?
Apakah {100, 001, 101} merupakan kode linier?
Tunjukkan bahwa codeword 0, yakni codeword yang semua
komponennya 0, selalu termuat dalam sebuah kode linier biner!
Question
Berapa error yang dapat dikoreksi oleh kode Hamming (7, 16, 3)2 ?
Apakah {000, 100, 001} merupakan kode linier?
Apakah {100, 001, 101} merupakan kode linier?
Tunjukkan bahwa codeword 0, yakni codeword yang semua
komponennya 0, selalu termuat dalam sebuah kode linier biner!
Question
Berapa error yang dapat dikoreksi oleh kode Hamming (7, 16, 3)2 ?
Apakah {000, 100, 001} merupakan kode linier?
Apakah {100, 001, 101} merupakan kode linier?
Tunjukkan bahwa codeword 0, yakni codeword yang semua
komponennya 0, selalu termuat dalam sebuah kode linier biner!
Question
Berapa error yang dapat dikoreksi oleh kode Hamming (7, 16, 3)2 ?
Apakah {000, 100, 001} merupakan kode linier?
Apakah {100, 001, 101} merupakan kode linier?
Tunjukkan bahwa codeword 0, yakni codeword yang semua
komponennya 0, selalu termuat dalam sebuah kode linier biner!
Question
Berapa error yang dapat dikoreksi oleh kode Hamming (7, 16, 3)2 ?
Apakah {000, 100, 001} merupakan kode linier?
Apakah {100, 001, 101} merupakan kode linier?
Tunjukkan bahwa codeword 0, yakni codeword yang semua
komponennya 0, selalu termuat dalam sebuah kode linier biner!
Teorema
Jarak minimal, d(C), dari sebuah kode linier C, sama dengan w (C),
yakni berat dari codeword taknol dengan berat minimal
Bukti:
x, y C, d(C) = d(x, y ). Atau d(C) = wt(x y). Karena C
merupakan kode linier, maka x y C dan
w (C) w(x y ) = d(C).
Di lain pihak, c C, sedemikian hingga w (C) = w(c).
Berdasarkan definisi w(c) = d(c, 0), dengan d(c, 0) d(C). Dari
sini didapat, w (C) d(C)
Dari bagian pertama dan kedua, didapat d(C) = w (C)
Teorema
Jarak minimal, d(C), dari sebuah kode linier C, sama dengan w (C),
yakni berat dari codeword taknol dengan berat minimal
Bukti:
x, y C, d(C) = d(x, y ). Atau d(C) = wt(x y). Karena C
merupakan kode linier, maka x y C dan
w (C) w(x y ) = d(C).
Di lain pihak, c C, sedemikian hingga w (C) = w(c).
Berdasarkan definisi w(c) = d(c, 0), dengan d(c, 0) d(C). Dari
sini didapat, w (C) d(C)
Dari bagian pertama dan kedua, didapat d(C) = w (C)
Teorema
Jarak minimal, d(C), dari sebuah kode linier C, sama dengan w (C),
yakni berat dari codeword taknol dengan berat minimal
Bukti:
x, y C, d(C) = d(x, y ). Atau d(C) = wt(x y). Karena C
merupakan kode linier, maka x y C dan
w (C) w(x y ) = d(C).
Di lain pihak, c C, sedemikian hingga w (C) = w(c).
Berdasarkan definisi w(c) = d(c, 0), dengan d(c, 0) d(C). Dari
sini didapat, w (C) d(C)
Dari bagian pertama dan kedua, didapat d(C) = w (C)
Teorema
Jarak minimal, d(C), dari sebuah kode linier C, sama dengan w (C),
yakni berat dari codeword taknol dengan berat minimal
Bukti:
x, y C, d(C) = d(x, y ). Atau d(C) = wt(x y). Karena C
merupakan kode linier, maka x y C dan
w (C) w(x y ) = d(C).
Di lain pihak, c C, sedemikian hingga w (C) = w(c).
Berdasarkan definisi w(c) = d(c, 0), dengan d(c, 0) d(C). Dari
sini didapat, w (C) d(C)
Dari bagian pertama dan kedua, didapat d(C) = w (C)
Catatan
Berawal dari sebuah kode linier biner C, kita dapat menambahkan
sebuah parity check digit untuk meningkatkan jarak minimal dalam C.
Misal:
C adalah kode (n, M, d) linier. Kita dapat mengkonstruksi kode C 0 ,
disebut extended code dari C, dengan cara menambahkan sebuah
parity check bit kepada setiap codeword x C untuk mendapatkan
x 0 C 0 . Aturannya, parity check bit = 0 jika w(x) genap; parity check
bit = 1 jika w(x) ganjil. Dengan demikian x 0 C 0 , w(x 0 ) adalah
genap.
Teorema
Misal C adalah kode linier biner dengan d = d(C). Jika d ganjil maka
jarak minimal pada extended code d(C 0 ) = d + 1. Jika d genap, maka
d(C 0 ) = d
Bukti:
Jika C linier, maka C 0 juga linier (buktikan). Dengan demikian
d(C 0 ) = w (C 0 ). Misal w (C 0 ) = w(x 0 ). Misal x 0 C 0
berkorespondensi dengan x C. Maka w(x 0 ) = w(x) jika w(x) genap,
dan w(x 0 ) = w(x) + 1 jika w(x) ganjil.
Field
Field (F , +, ) merupakan ring komutatif dengan unity yang setiap
elemen taknol merupakan unit.
Field
Field (F , +, ) merupakan ring komutatif dengan unity yang setiap
elemen taknol merupakan unit.
Field
Field (F , +, ) merupakan ring komutatif dengan unity yang setiap
elemen taknol merupakan unit.
Definisi
Misalkan V adalah sebuah ruang vektor. Sebuah subset U V
disebut subruang dari V , jika U juga merupakan ruang vektor di
bawah operasi yang sama dengan V
Teorema
Misal V adalah ruang vektor. Sebuah subset U V merupakan
subruang jika:
1 U tertutup terhadap penjumlahan vektor
2 U tertutup terhadap perkalian skalar
Definisi
Misalkan V adalah sebuah ruang vektor. Sebuah subset U V
disebut subruang dari V , jika U juga merupakan ruang vektor di
bawah operasi yang sama dengan V
Teorema
Misal V adalah ruang vektor. Sebuah subset U V merupakan
subruang jika:
1 U tertutup terhadap penjumlahan vektor
2 U tertutup terhadap perkalian skalar
Definisi
Misalkan V adalah sebuah ruang vektor. Sebuah subset U V
disebut subruang dari V , jika U juga merupakan ruang vektor di
bawah operasi yang sama dengan V
Teorema
Misal V adalah ruang vektor. Sebuah subset U V merupakan
subruang jika:
1 U tertutup terhadap penjumlahan vektor
2 U tertutup terhadap perkalian skalar
Definisi
Misalkan V adalah sebuah ruang vektor. Sebuah subset U V
disebut subruang dari V , jika U juga merupakan ruang vektor di
bawah operasi yang sama dengan V
Teorema
Misal V adalah ruang vektor. Sebuah subset U V merupakan
subruang jika:
1 U tertutup terhadap penjumlahan vektor
2 U tertutup terhadap perkalian skalar
Ingat !!
Dua vektor dikatakan bebas linier jika mereka bukan kelipatan
skalar satu sama lain. Jika tidak, maka kedua vektor dikatakan
bergantung linier.
Vektor-vektor dalam sebuah himpunan dikatakan bebas linier jika
tidak ada satupun dari vektor-vektor tersebut yang menjadi
kombinasi linier dari vektor-vektor yang lain.
Ingat !!
Dua vektor dikatakan bebas linier jika mereka bukan kelipatan
skalar satu sama lain. Jika tidak, maka kedua vektor dikatakan
bergantung linier.
Vektor-vektor dalam sebuah himpunan dikatakan bebas linier jika
tidak ada satupun dari vektor-vektor tersebut yang menjadi
kombinasi linier dari vektor-vektor yang lain.
Ingat !!
Dua vektor dikatakan bebas linier jika mereka bukan kelipatan
skalar satu sama lain. Jika tidak, maka kedua vektor dikatakan
bergantung linier.
Vektor-vektor dalam sebuah himpunan dikatakan bebas linier jika
tidak ada satupun dari vektor-vektor tersebut yang menjadi
kombinasi linier dari vektor-vektor yang lain.
Ingat !!
Dua vektor dikatakan bebas linier jika mereka bukan kelipatan
skalar satu sama lain. Jika tidak, maka kedua vektor dikatakan
bergantung linier.
Vektor-vektor dalam sebuah himpunan dikatakan bebas linier jika
tidak ada satupun dari vektor-vektor tersebut yang menjadi
kombinasi linier dari vektor-vektor yang lain.
Ingat !!
Dua vektor dikatakan bebas linier jika mereka bukan kelipatan
skalar satu sama lain. Jika tidak, maka kedua vektor dikatakan
bergantung linier.
Vektor-vektor dalam sebuah himpunan dikatakan bebas linier jika
tidak ada satupun dari vektor-vektor tersebut yang menjadi
kombinasi linier dari vektor-vektor yang lain.
Definisi
Misal V adalah ruang vektor atas field F dan W V . Jika W juga
merupakan ruang vektor atas field F , maka W merupakan subruang
V.
Teorema
Jika W adalah subset V atas field F , maka W merupakan subruang V
jika dan hanya jika u + v W , , F dan u, v V
Definisi
Misal V adalah ruang vektor atas field F dan W V . Jika W juga
merupakan ruang vektor atas field F , maka W merupakan subruang
V.
Teorema
Jika W adalah subset V atas field F , maka W merupakan subruang V
jika dan hanya jika u + v W , , F dan u, v V
Definisi
Misal V adalah ruang vektor atas field F dan W V . Jika W juga
merupakan ruang vektor atas field F , maka W merupakan subruang
V.
Teorema
Jika W adalah subset V atas field F , maka W merupakan subruang V
jika dan hanya jika u + v W , , F dan u, v V
Definisi
Misal V adalah ruang vektor atas field F dan W V . Jika W juga
merupakan ruang vektor atas field F , maka W merupakan subruang
V.
Teorema
Jika W adalah subset V atas field F , maka W merupakan subruang V
jika dan hanya jika u + v W , , F dan u, v V
Definisi
Sebuah kode linier dengan panjang n atas GF (q) merupakan sebuah
subruang dari ruang vektor GF (q)n = V (n, q)
Definisi
Sebuah kode linier dengan panjang n atas GF (q) merupakan sebuah
subruang dari ruang vektor GF (q)n = V (n, q)
Definisi
Sebuah kode linier dengan panjang n atas GF (q) merupakan sebuah
subruang dari ruang vektor GF (q)n = V (n, q)
Definisi
Sebuah kode linier dengan panjang n atas GF (q) merupakan sebuah
subruang dari ruang vektor GF (q)n = V (n, q)
Definisi
Sebuah kode linier dengan panjang n atas GF (q) merupakan sebuah
subruang dari ruang vektor GF (q)n = V (n, q)
Teorema
Jika C adalah kode linier, maka kombinasi linier dari sebarang
himpunan codeword di C akan menghasilkan codeword dalam C juga.
Definisi
Dimensi dari sebuah kode linier C dengan panjang n adalah
dimensinya sebagai sebuah subruang dari GF (2)n = V (n, 2)
Contoh
Kode linier C = {000, 100, 001, 101} merupakan sebuah ruang vektor.
Dapat dilihat bahwa kode ini direntang oleh vektor-vektor bebas linier
(100) dan (001), karena vektor-vektor dalam C bisa didapat sebagai
kombinasi linier dari kedua vektor ini. Kedua vektor tersebut
membentuk basis untuk C. Sehingga C berdimensi 2.
Teorema
Jika C adalah kode linier, maka kombinasi linier dari sebarang
himpunan codeword di C akan menghasilkan codeword dalam C juga.
Definisi
Dimensi dari sebuah kode linier C dengan panjang n adalah
dimensinya sebagai sebuah subruang dari GF (2)n = V (n, 2)
Contoh
Kode linier C = {000, 100, 001, 101} merupakan sebuah ruang vektor.
Dapat dilihat bahwa kode ini direntang oleh vektor-vektor bebas linier
(100) dan (001), karena vektor-vektor dalam C bisa didapat sebagai
kombinasi linier dari kedua vektor ini. Kedua vektor tersebut
membentuk basis untuk C. Sehingga C berdimensi 2.
Teorema
Jika C adalah kode linier, maka kombinasi linier dari sebarang
himpunan codeword di C akan menghasilkan codeword dalam C juga.
Definisi
Dimensi dari sebuah kode linier C dengan panjang n adalah
dimensinya sebagai sebuah subruang dari GF (2)n = V (n, 2)
Contoh
Kode linier C = {000, 100, 001, 101} merupakan sebuah ruang vektor.
Dapat dilihat bahwa kode ini direntang oleh vektor-vektor bebas linier
(100) dan (001), karena vektor-vektor dalam C bisa didapat sebagai
kombinasi linier dari kedua vektor ini. Kedua vektor tersebut
membentuk basis untuk C. Sehingga C berdimensi 2.
Contoh
Pada kode repetisi dengan panjang 5, 0 dienkode menjadi 00000,
dan 1 dienkode menjadi 11111. Proses ini dapat dilakukan secara
otomatis dengan menggunakan sebuah matriks generator G.
Untuk suatu pesan m, maka perkalian matriks mG menghasilkan
codeword yang berkorespondensi.
[0]G = [00000] dan [1]G = [11111]. Sehingga matriks 1 5, G,
bekerja untuk memetakan sebuah pesan dengan panjang 1
kepada sebuah codeword dengan panjang 5.
Matriks generator yang diperlukan adalah G = [11111]
Contoh
Pada kode repetisi dengan panjang 5, 0 dienkode menjadi 00000,
dan 1 dienkode menjadi 11111. Proses ini dapat dilakukan secara
otomatis dengan menggunakan sebuah matriks generator G.
Untuk suatu pesan m, maka perkalian matriks mG menghasilkan
codeword yang berkorespondensi.
[0]G = [00000] dan [1]G = [11111]. Sehingga matriks 1 5, G,
bekerja untuk memetakan sebuah pesan dengan panjang 1
kepada sebuah codeword dengan panjang 5.
Matriks generator yang diperlukan adalah G = [11111]
Contoh
Pada kode repetisi dengan panjang 5, 0 dienkode menjadi 00000,
dan 1 dienkode menjadi 11111. Proses ini dapat dilakukan secara
otomatis dengan menggunakan sebuah matriks generator G.
Untuk suatu pesan m, maka perkalian matriks mG menghasilkan
codeword yang berkorespondensi.
[0]G = [00000] dan [1]G = [11111]. Sehingga matriks 1 5, G,
bekerja untuk memetakan sebuah pesan dengan panjang 1
kepada sebuah codeword dengan panjang 5.
Matriks generator yang diperlukan adalah G = [11111]
Contoh
Pada kode repetisi dengan panjang 5, 0 dienkode menjadi 00000,
dan 1 dienkode menjadi 11111. Proses ini dapat dilakukan secara
otomatis dengan menggunakan sebuah matriks generator G.
Untuk suatu pesan m, maka perkalian matriks mG menghasilkan
codeword yang berkorespondensi.
[0]G = [00000] dan [1]G = [11111]. Sehingga matriks 1 5, G,
bekerja untuk memetakan sebuah pesan dengan panjang 1
kepada sebuah codeword dengan panjang 5.
Matriks generator yang diperlukan adalah G = [11111]
Contoh
Pada kode repetisi dengan panjang 5, 0 dienkode menjadi 00000,
dan 1 dienkode menjadi 11111. Proses ini dapat dilakukan secara
otomatis dengan menggunakan sebuah matriks generator G.
Untuk suatu pesan m, maka perkalian matriks mG menghasilkan
codeword yang berkorespondensi.
[0]G = [00000] dan [1]G = [11111]. Sehingga matriks 1 5, G,
bekerja untuk memetakan sebuah pesan dengan panjang 1
kepada sebuah codeword dengan panjang 5.
Matriks generator yang diperlukan adalah G = [11111]
Contoh
Kode linier C = {000, 100, 001, 101} berdimensi 2, karena
basisnya adalah {[100], [001]}.
C merupakan kode linier [3, 2], dan mesti memiliki sebuah matriks
generator 2 3.
Kita akan mencari matriks generator G untuk C yang akan
memetakan pesan (string bit biner) kepada empat codeword di
dalam C.
Pesan yang berkorespondensi dengan empat codeword dalam C,
panjangnya harus 2, dan tepat ada 4 pesan biner yang berbeda
dengan panjang 2: [00], [10], [01], dan [11].
1 0 0
Jika G = maka [00]G = [000], [10]G = [100],
0 0 1
[01]G = [001], dan [11]G = [101]
Contoh
Kode linier C = {000, 100, 001, 101} berdimensi 2, karena
basisnya adalah {[100], [001]}.
C merupakan kode linier [3, 2], dan mesti memiliki sebuah matriks
generator 2 3.
Kita akan mencari matriks generator G untuk C yang akan
memetakan pesan (string bit biner) kepada empat codeword di
dalam C.
Pesan yang berkorespondensi dengan empat codeword dalam C,
panjangnya harus 2, dan tepat ada 4 pesan biner yang berbeda
dengan panjang 2: [00], [10], [01], dan [11].
1 0 0
Jika G = maka [00]G = [000], [10]G = [100],
0 0 1
[01]G = [001], dan [11]G = [101]
Contoh
Kode linier C = {000, 100, 001, 101} berdimensi 2, karena
basisnya adalah {[100], [001]}.
C merupakan kode linier [3, 2], dan mesti memiliki sebuah matriks
generator 2 3.
Kita akan mencari matriks generator G untuk C yang akan
memetakan pesan (string bit biner) kepada empat codeword di
dalam C.
Pesan yang berkorespondensi dengan empat codeword dalam C,
panjangnya harus 2, dan tepat ada 4 pesan biner yang berbeda
dengan panjang 2: [00], [10], [01], dan [11].
1 0 0
Jika G = maka [00]G = [000], [10]G = [100],
0 0 1
[01]G = [001], dan [11]G = [101]
Contoh
Kode linier C = {000, 100, 001, 101} berdimensi 2, karena
basisnya adalah {[100], [001]}.
C merupakan kode linier [3, 2], dan mesti memiliki sebuah matriks
generator 2 3.
Kita akan mencari matriks generator G untuk C yang akan
memetakan pesan (string bit biner) kepada empat codeword di
dalam C.
Pesan yang berkorespondensi dengan empat codeword dalam C,
panjangnya harus 2, dan tepat ada 4 pesan biner yang berbeda
dengan panjang 2: [00], [10], [01], dan [11].
1 0 0
Jika G = maka [00]G = [000], [10]G = [100],
0 0 1
[01]G = [001], dan [11]G = [101]
Contoh
Kode linier C = {000, 100, 001, 101} berdimensi 2, karena
basisnya adalah {[100], [001]}.
C merupakan kode linier [3, 2], dan mesti memiliki sebuah matriks
generator 2 3.
Kita akan mencari matriks generator G untuk C yang akan
memetakan pesan (string bit biner) kepada empat codeword di
dalam C.
Pesan yang berkorespondensi dengan empat codeword dalam C,
panjangnya harus 2, dan tepat ada 4 pesan biner yang berbeda
dengan panjang 2: [00], [10], [01], dan [11].
1 0 0
Jika G = maka [00]G = [000], [10]G = [100],
0 0 1
[01]G = [001], dan [11]G = [101]
Contoh
Kode linier C = {000, 100, 001, 101} berdimensi 2, karena
basisnya adalah {[100], [001]}.
C merupakan kode linier [3, 2], dan mesti memiliki sebuah matriks
generator 2 3.
Kita akan mencari matriks generator G untuk C yang akan
memetakan pesan (string bit biner) kepada empat codeword di
dalam C.
Pesan yang berkorespondensi dengan empat codeword dalam C,
panjangnya harus 2, dan tepat ada 4 pesan biner yang berbeda
dengan panjang 2: [00], [10], [01], dan [11].
1 0 0
Jika G = maka [00]G = [000], [10]G = [100],
0 0 1
[01]G = [001], dan [11]G = [101]
Definisi
Sebuah matriks k n, G, yang vektor-vektor barisnya membentuk
sebuah basis untuk suatu kode linier [n, k], C, disebut matriks
generator dari kode C.
Definisi
Sebuah matriks k n, G, yang vektor-vektor barisnya membentuk
sebuah basis untuk suatu kode linier [n, k], C, disebut matriks
generator dari kode C.
Definisi
Sebuah matriks k n, G, yang vektor-vektor barisnya membentuk
sebuah basis untuk suatu kode linier [n, k], C, disebut matriks
generator dari kode C.
Definisi
Sebuah matriks k n, G, yang vektor-vektor barisnya membentuk
sebuah basis untuk suatu kode linier [n, k], C, disebut matriks
generator dari kode C.
0 1 1 1 0
1 0 0 0
G= 0 1 0 0
0 0 1 1
1 0 0 0 1
G= 0 1 0 1 0
0 0 1 1 1
0 1 1 1 0
1 0 0 0
G= 0 1 0 0
0 0 1 1
1 0 0 0 1
G= 0 1 0 1 0
0 0 1 1 1
0 1 1 1 0
1 0 0 0
G= 0 1 0 0
0 0 1 1
1 0 0 0 1
G= 0 1 0 1 0
0 0 1 1 1
Dengan menukar 2 entri pertama dari setiap vektor baris pada matriks
G, maka akan didapat matriks generator baru
0 1 1 0
G =
1 0 1
Definisi
Misal C adalah kode linier [n, k ]. Sebuah matriks parity check untuk C
adalah sebuah matriks (n k ) n, H, sedemikian hingga c C jika
hanya jika cH T = 0
Contoh
Jika C adalah kode {111, 000}, maka matriks parity check yang valid
adalah
1 0 1
H=
0 1 1
Definisi
Misal C adalah kode linier [n, k ]. Sebuah matriks parity check untuk C
adalah sebuah matriks (n k ) n, H, sedemikian hingga c C jika
hanya jika cH T = 0
Contoh
Jika C adalah kode {111, 000}, maka matriks parity check yang valid
adalah
1 0 1
H=
0 1 1
Matriks parity check yang valid untuk kode {111, 000}, adalah
1 0 1
H=
0 1 1
Kode parity check biner (10,9) adalah kode dengan panjang 10 dan
dimensi 9 yang memetakan pesan dengan panjang 9 kepada
codeword dengan panjang 10, dengan menambahkan sebuah bit
parity check sedemikian banyaknya bit 1 adalah genap. Tentukan
matriks parity check untuk kode tersebut.
Tentukan matriks parity check untuk kode parity check biner (5,4)
Kode parity check biner (10,9) adalah kode dengan panjang 10 dan
dimensi 9 yang memetakan pesan dengan panjang 9 kepada
codeword dengan panjang 10, dengan menambahkan sebuah bit
parity check sedemikian banyaknya bit 1 adalah genap. Tentukan
matriks parity check untuk kode tersebut.
Tentukan matriks parity check untuk kode parity check biner (5,4)
Kode parity check biner (10,9) adalah kode dengan panjang 10 dan
dimensi 9 yang memetakan pesan dengan panjang 9 kepada
codeword dengan panjang 10, dengan menambahkan sebuah bit
parity check sedemikian banyaknya bit 1 adalah genap. Tentukan
matriks parity check untuk kode tersebut.
Tentukan matriks parity check untuk kode parity check biner (5,4)
Definisi
Ruang null suatu matriks H adalah himpunan semua vektor x
sedemikian hingga Hx T = 0
Definisi
Ruang null suatu matriks H adalah himpunan semua vektor x
sedemikian hingga Hx T = 0
1 0 0 0 1
1 0 0 0 1
1 0 0 0 1
Definisi
Dua kode linier q-ary dikatakan ekivalen jika kode yang satu didapat
dari yang lain dengan kombinasi operasi-operasi berikut:
1 permutasi posisi pada codeword
2 perkalian simbol pada sebuah posisi tertentu dengan skalar
taknol.
Dua kode berikut: C1 = {000, 101, 010, 111} dan
C2 = {000, 011, 100, 111}, ekivalen. Mengapa?
Definisi
Dua kode linier q-ary dikatakan ekivalen jika kode yang satu didapat
dari yang lain dengan kombinasi operasi-operasi berikut:
1 permutasi posisi pada codeword
2 perkalian simbol pada sebuah posisi tertentu dengan skalar
taknol.
Dua kode berikut: C1 = {000, 101, 010, 111} dan
C2 = {000, 011, 100, 111}, ekivalen. Mengapa?
Definisi
Dua kode linier q-ary dikatakan ekivalen jika kode yang satu didapat
dari yang lain dengan kombinasi operasi-operasi berikut:
1 permutasi posisi pada codeword
2 perkalian simbol pada sebuah posisi tertentu dengan skalar
taknol.
Dua kode berikut: C1 = {000, 101, 010, 111} dan
C2 = {000, 011, 100, 111}, ekivalen. Mengapa?
Teorema
Dua matriks generator k n membangun kode linier [n, k ] yang
ekivalen jika matriks yang satu didapat dari yang lain menggunakan
barisan operasi berikut:
1 permutasi baris;
2 perkalian suatu baris dengan skalar taknol;
3 penambahan kelipatan suatu baris kepada baris lain;
4 permutasi kolom;
5 perkalian suatu kolom dengan skalar taknol.
Teorema
Dua matriks generator k n membangun kode linier [n, k ] yang
ekivalen jika matriks yang satu didapat dari yang lain menggunakan
barisan operasi berikut:
1 permutasi baris;
2 perkalian suatu baris dengan skalar taknol;
3 penambahan kelipatan suatu baris kepada baris lain;
4 permutasi kolom;
5 perkalian suatu kolom dengan skalar taknol.
Teorema
Dua matriks generator k n membangun kode linier [n, k ] yang
ekivalen jika matriks yang satu didapat dari yang lain menggunakan
barisan operasi berikut:
1 permutasi baris;
2 perkalian suatu baris dengan skalar taknol;
3 penambahan kelipatan suatu baris kepada baris lain;
4 permutasi kolom;
5 perkalian suatu kolom dengan skalar taknol.
Teorema
Dua matriks generator k n membangun kode linier [n, k ] yang
ekivalen jika matriks yang satu didapat dari yang lain menggunakan
barisan operasi berikut:
1 permutasi baris;
2 perkalian suatu baris dengan skalar taknol;
3 penambahan kelipatan suatu baris kepada baris lain;
4 permutasi kolom;
5 perkalian suatu kolom dengan skalar taknol.
Teorema
Dua matriks generator k n membangun kode linier [n, k ] yang
ekivalen jika matriks yang satu didapat dari yang lain menggunakan
barisan operasi berikut:
1 permutasi baris;
2 perkalian suatu baris dengan skalar taknol;
3 penambahan kelipatan suatu baris kepada baris lain;
4 permutasi kolom;
5 perkalian suatu kolom dengan skalar taknol.
Teorema
Dua matriks generator k n membangun kode linier [n, k ] yang
ekivalen jika matriks yang satu didapat dari yang lain menggunakan
barisan operasi berikut:
1 permutasi baris;
2 perkalian suatu baris dengan skalar taknol;
3 penambahan kelipatan suatu baris kepada baris lain;
4 permutasi kolom;
5 perkalian suatu kolom dengan skalar taknol.
Definisi
Misal C adalah kode linier [n, k ] atas GF (q) dan a adalah sebarang
vektor pada V (n, q). Maka himpunan
a + C = {a + x|x C}
Teorema
Misal C adalah kode linier [n, k ] atas GF (q). Maka setiap vektor dari
V (n, q) berada dalam suatu koset pada C, setiap koset memuat q k
vektor dan dua koset tersebut disjoint atau sama.
Definisi
Misal C adalah kode linier [n, k ] atas GF (q) dan a adalah sebarang
vektor pada V (n, q). Maka himpunan
a + C = {a + x|x C}
Teorema
Misal C adalah kode linier [n, k ] atas GF (q). Maka setiap vektor dari
V (n, q) berada dalam suatu koset pada C, setiap koset memuat q k
vektor dan dua koset tersebut disjoint atau sama.
Definisi
Koset leader pada sebuah koset adalah suatu vektor dengan berat
minimum dalam koset tersebut.
Contoh
Pada koset 0100 + C = {0100, 1111, 0001, 1010} kita dapat
mengambil 0100 atau 0001 sebagai coset leader.
Definisi
Koset leader pada sebuah koset adalah suatu vektor dengan berat
minimum dalam koset tersebut.
Contoh
Pada koset 0100 + C = {0100, 1111, 0001, 1010} kita dapat
mengambil 0100 atau 0001 sebagai coset leader.
Untuk kode biner, S(r ) adalah vektor kolom matriks parity check H
yang berkorespondensi dengan posisi dimana error terjadi.
Fakta ini memberi ide untuk mengkonstruksi matriks parity check
H yang dapat menjalankan dekoding koset dan dekoding
syndrome.
Pertama, kolom-kolom pada H harus semuanya taknol, sebab jika
tidak error pada posisi terkait tidak akan mempengaruhi syndrome
dan tidak akan terdeteksi oleh syndrome decoder
Kedua, kolom-kolom pada H harus berbeda, sebab jika ada dua
kolom yang sama, maka error yang terjadi di kedua posisi tidak
dapat dibedakan.
Untuk kode biner, S(r ) adalah vektor kolom matriks parity check H
yang berkorespondensi dengan posisi dimana error terjadi.
Fakta ini memberi ide untuk mengkonstruksi matriks parity check
H yang dapat menjalankan dekoding koset dan dekoding
syndrome.
Pertama, kolom-kolom pada H harus semuanya taknol, sebab jika
tidak error pada posisi terkait tidak akan mempengaruhi syndrome
dan tidak akan terdeteksi oleh syndrome decoder
Kedua, kolom-kolom pada H harus berbeda, sebab jika ada dua
kolom yang sama, maka error yang terjadi di kedua posisi tidak
dapat dibedakan.
Untuk kode biner, S(r ) adalah vektor kolom matriks parity check H
yang berkorespondensi dengan posisi dimana error terjadi.
Fakta ini memberi ide untuk mengkonstruksi matriks parity check
H yang dapat menjalankan dekoding koset dan dekoding
syndrome.
Pertama, kolom-kolom pada H harus semuanya taknol, sebab jika
tidak error pada posisi terkait tidak akan mempengaruhi syndrome
dan tidak akan terdeteksi oleh syndrome decoder
Kedua, kolom-kolom pada H harus berbeda, sebab jika ada dua
kolom yang sama, maka error yang terjadi di kedua posisi tidak
dapat dibedakan.
Untuk kode biner, S(r ) adalah vektor kolom matriks parity check H
yang berkorespondensi dengan posisi dimana error terjadi.
Fakta ini memberi ide untuk mengkonstruksi matriks parity check
H yang dapat menjalankan dekoding koset dan dekoding
syndrome.
Pertama, kolom-kolom pada H harus semuanya taknol, sebab jika
tidak error pada posisi terkait tidak akan mempengaruhi syndrome
dan tidak akan terdeteksi oleh syndrome decoder
Kedua, kolom-kolom pada H harus berbeda, sebab jika ada dua
kolom yang sama, maka error yang terjadi di kedua posisi tidak
dapat dibedakan.
Definisi
Kode Hamming biner, Hr , dengan panjang n = 2r 1, r 2, memiliki
matriks parity check H yang kolom-kolomnya memuat semua vektor
biner taknol yang panjangnya r , masin-masing digunakan sekali. Hal
ini membentuk sebuh kode linier [n = 2r 1, k = 2r 1 r , d = 3]
Definisi
Kode Hamming biner, Hr , dengan panjang n = 2r 1, r 2, memiliki
matriks parity check H yang kolom-kolomnya memuat semua vektor
biner taknol yang panjangnya r , masin-masing digunakan sekali. Hal
ini membentuk sebuh kode linier [n = 2r 1, k = 2r 1 r , d = 3]
Definisi
Kode Hamming biner, Hr , dengan panjang n = 2r 1, r 2, memiliki
matriks parity check H yang kolom-kolomnya memuat semua vektor
biner taknol yang panjangnya r , masin-masing digunakan sekali. Hal
ini membentuk sebuh kode linier [n = 2r 1, k = 2r 1 r , d = 3]
Definisi
Kode Hamming biner, Hr , dengan panjang n = 2r 1, r 2, memiliki
matriks parity check H yang kolom-kolomnya memuat semua vektor
biner taknol yang panjangnya r , masin-masing digunakan sekali. Hal
ini membentuk sebuh kode linier [n = 2r 1, k = 2r 1 r , d = 3]
1 1 1 0 0 0 1
1 1 1 0 0 0 1