Anda di halaman 1dari 147

Linear Codes

Antonius Cahya Prihandoko

University of Jember

Jember, 2017

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 1 / 46


Outline

1 Binary Linear Codes

2 Field, Ruang Vektor dan Kode Linier Umum

3 Matriks Generator

4 Parity Check Matrices

5 Kode Hamming

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 2 / 46


Outline

1 Binary Linear Codes

2 Field, Ruang Vektor dan Kode Linier Umum

3 Matriks Generator

4 Parity Check Matrices

5 Kode Hamming

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 2 / 46


Outline

1 Binary Linear Codes

2 Field, Ruang Vektor dan Kode Linier Umum

3 Matriks Generator

4 Parity Check Matrices

5 Kode Hamming

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 2 / 46


Outline

1 Binary Linear Codes

2 Field, Ruang Vektor dan Kode Linier Umum

3 Matriks Generator

4 Parity Check Matrices

5 Kode Hamming

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 2 / 46


Outline

1 Binary Linear Codes

2 Field, Ruang Vektor dan Kode Linier Umum

3 Matriks Generator

4 Parity Check Matrices

5 Kode Hamming

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 2 / 46


Binary Linear Codes

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 3 / 46


Binary Linear Codes
Definisi
Sebuah Kode Linier Biner C dengan panjang n adalah sebuah
himpunan n-tupel biner sedemikian hingga hasil penjumlahan per
komponen modulo 2 dari setiap dua codeword juga termuat dalam C

Berikut beberapa contoh Kode Linier Biner:


Kode repetisi biner dengan panjang n
(4, 4, 2)2 = {0000, 0101, 1010, 1111}
Kode Hamming = (7, 16, 3)2 =
{0000000, 0001111, 0010110, 0011001,
0100101, 0101010, 0110011, 0111100,
1000011, 1001100, 1010101, 1011010,
1100110, 1101001, 1110000, 1111111}

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 4 / 46


Binary Linear Codes
Definisi
Sebuah Kode Linier Biner C dengan panjang n adalah sebuah
himpunan n-tupel biner sedemikian hingga hasil penjumlahan per
komponen modulo 2 dari setiap dua codeword juga termuat dalam C

Berikut beberapa contoh Kode Linier Biner:


Kode repetisi biner dengan panjang n
(4, 4, 2)2 = {0000, 0101, 1010, 1111}
Kode Hamming = (7, 16, 3)2 =
{0000000, 0001111, 0010110, 0011001,
0100101, 0101010, 0110011, 0111100,
1000011, 1001100, 1010101, 1011010,
1100110, 1101001, 1110000, 1111111}

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 4 / 46


Binary Linear Codes
Definisi
Sebuah Kode Linier Biner C dengan panjang n adalah sebuah
himpunan n-tupel biner sedemikian hingga hasil penjumlahan per
komponen modulo 2 dari setiap dua codeword juga termuat dalam C

Berikut beberapa contoh Kode Linier Biner:


Kode repetisi biner dengan panjang n
(4, 4, 2)2 = {0000, 0101, 1010, 1111}
Kode Hamming = (7, 16, 3)2 =
{0000000, 0001111, 0010110, 0011001,
0100101, 0101010, 0110011, 0111100,
1000011, 1001100, 1010101, 1011010,
1100110, 1101001, 1110000, 1111111}

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 4 / 46


Binary Linear Codes
Definisi
Sebuah Kode Linier Biner C dengan panjang n adalah sebuah
himpunan n-tupel biner sedemikian hingga hasil penjumlahan per
komponen modulo 2 dari setiap dua codeword juga termuat dalam C

Berikut beberapa contoh Kode Linier Biner:


Kode repetisi biner dengan panjang n
(4, 4, 2)2 = {0000, 0101, 1010, 1111}
Kode Hamming = (7, 16, 3)2 =
{0000000, 0001111, 0010110, 0011001,
0100101, 0101010, 0110011, 0111100,
1000011, 1001100, 1010101, 1011010,
1100110, 1101001, 1110000, 1111111}

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 4 / 46


Binary Linear Codes

Question
Berapa error yang dapat dikoreksi oleh kode Hamming (7, 16, 3)2 ?
Apakah {000, 100, 001} merupakan kode linier?
Apakah {100, 001, 101} merupakan kode linier?
Tunjukkan bahwa codeword 0, yakni codeword yang semua
komponennya 0, selalu termuat dalam sebuah kode linier biner!

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 5 / 46


Binary Linear Codes

Question
Berapa error yang dapat dikoreksi oleh kode Hamming (7, 16, 3)2 ?
Apakah {000, 100, 001} merupakan kode linier?
Apakah {100, 001, 101} merupakan kode linier?
Tunjukkan bahwa codeword 0, yakni codeword yang semua
komponennya 0, selalu termuat dalam sebuah kode linier biner!

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 5 / 46


Binary Linear Codes

Question
Berapa error yang dapat dikoreksi oleh kode Hamming (7, 16, 3)2 ?
Apakah {000, 100, 001} merupakan kode linier?
Apakah {100, 001, 101} merupakan kode linier?
Tunjukkan bahwa codeword 0, yakni codeword yang semua
komponennya 0, selalu termuat dalam sebuah kode linier biner!

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 5 / 46


Binary Linear Codes

Question
Berapa error yang dapat dikoreksi oleh kode Hamming (7, 16, 3)2 ?
Apakah {000, 100, 001} merupakan kode linier?
Apakah {100, 001, 101} merupakan kode linier?
Tunjukkan bahwa codeword 0, yakni codeword yang semua
komponennya 0, selalu termuat dalam sebuah kode linier biner!

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 5 / 46


Binary Linear Codes

Question
Berapa error yang dapat dikoreksi oleh kode Hamming (7, 16, 3)2 ?
Apakah {000, 100, 001} merupakan kode linier?
Apakah {100, 001, 101} merupakan kode linier?
Tunjukkan bahwa codeword 0, yakni codeword yang semua
komponennya 0, selalu termuat dalam sebuah kode linier biner!

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 5 / 46


Binary Linear Codes

Teorema
Jarak minimal, d(C), dari sebuah kode linier C, sama dengan w (C),
yakni berat dari codeword taknol dengan berat minimal

Bukti:
x, y C, d(C) = d(x, y ). Atau d(C) = wt(x y). Karena C
merupakan kode linier, maka x y C dan
w (C) w(x y ) = d(C).
Di lain pihak, c C, sedemikian hingga w (C) = w(c).
Berdasarkan definisi w(c) = d(c, 0), dengan d(c, 0) d(C). Dari
sini didapat, w (C) d(C)
Dari bagian pertama dan kedua, didapat d(C) = w (C)

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 6 / 46


Binary Linear Codes

Teorema
Jarak minimal, d(C), dari sebuah kode linier C, sama dengan w (C),
yakni berat dari codeword taknol dengan berat minimal

Bukti:
x, y C, d(C) = d(x, y ). Atau d(C) = wt(x y). Karena C
merupakan kode linier, maka x y C dan
w (C) w(x y ) = d(C).
Di lain pihak, c C, sedemikian hingga w (C) = w(c).
Berdasarkan definisi w(c) = d(c, 0), dengan d(c, 0) d(C). Dari
sini didapat, w (C) d(C)
Dari bagian pertama dan kedua, didapat d(C) = w (C)

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 6 / 46


Binary Linear Codes

Teorema
Jarak minimal, d(C), dari sebuah kode linier C, sama dengan w (C),
yakni berat dari codeword taknol dengan berat minimal

Bukti:
x, y C, d(C) = d(x, y ). Atau d(C) = wt(x y). Karena C
merupakan kode linier, maka x y C dan
w (C) w(x y ) = d(C).
Di lain pihak, c C, sedemikian hingga w (C) = w(c).
Berdasarkan definisi w(c) = d(c, 0), dengan d(c, 0) d(C). Dari
sini didapat, w (C) d(C)
Dari bagian pertama dan kedua, didapat d(C) = w (C)

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 6 / 46


Binary Linear Codes

Teorema
Jarak minimal, d(C), dari sebuah kode linier C, sama dengan w (C),
yakni berat dari codeword taknol dengan berat minimal

Bukti:
x, y C, d(C) = d(x, y ). Atau d(C) = wt(x y). Karena C
merupakan kode linier, maka x y C dan
w (C) w(x y ) = d(C).
Di lain pihak, c C, sedemikian hingga w (C) = w(c).
Berdasarkan definisi w(c) = d(c, 0), dengan d(c, 0) d(C). Dari
sini didapat, w (C) d(C)
Dari bagian pertama dan kedua, didapat d(C) = w (C)

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 6 / 46


Binary Linear Codes

Catatan
Berawal dari sebuah kode linier biner C, kita dapat menambahkan
sebuah parity check digit untuk meningkatkan jarak minimal dalam C.

Misal:
C adalah kode (n, M, d) linier. Kita dapat mengkonstruksi kode C 0 ,
disebut extended code dari C, dengan cara menambahkan sebuah
parity check bit kepada setiap codeword x C untuk mendapatkan
x 0 C 0 . Aturannya, parity check bit = 0 jika w(x) genap; parity check
bit = 1 jika w(x) ganjil. Dengan demikian x 0 C 0 , w(x 0 ) adalah
genap.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 7 / 46


Binary Linear Codes

Teorema
Misal C adalah kode linier biner dengan d = d(C). Jika d ganjil maka
jarak minimal pada extended code d(C 0 ) = d + 1. Jika d genap, maka
d(C 0 ) = d

Bukti:
Jika C linier, maka C 0 juga linier (buktikan). Dengan demikian
d(C 0 ) = w (C 0 ). Misal w (C 0 ) = w(x 0 ). Misal x 0 C 0
berkorespondensi dengan x C. Maka w(x 0 ) = w(x) jika w(x) genap,
dan w(x 0 ) = w(x) + 1 jika w(x) ganjil.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 8 / 46


Field, Ruang Vektor dan Kode Linier Umum

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 9 / 46


Field

Untuk membangun teori tentang Kode Linier Umum, diperlukan


konsep pada Aljabar Abstrak dan Aljabar Linier

Field
Field (F , +, ) merupakan ring komutatif dengan unity yang setiap
elemen taknol merupakan unit.

Berikan contoh struktur aljabar yang merupakan field

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 10 / 46


Field

Untuk membangun teori tentang Kode Linier Umum, diperlukan


konsep pada Aljabar Abstrak dan Aljabar Linier

Field
Field (F , +, ) merupakan ring komutatif dengan unity yang setiap
elemen taknol merupakan unit.

Berikan contoh struktur aljabar yang merupakan field

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 10 / 46


Field

Untuk membangun teori tentang Kode Linier Umum, diperlukan


konsep pada Aljabar Abstrak dan Aljabar Linier

Field
Field (F , +, ) merupakan ring komutatif dengan unity yang setiap
elemen taknol merupakan unit.

Berikan contoh struktur aljabar yang merupakan field

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 10 / 46


Ruang Vektor

Misal F merupakan field. Sebuah himpunan V dari elemen-elemen


yang disebut vektor-vektor, merupakan ruang vektor, jika untuk
u, v , w V dan untuk k , t F berlaku:
1 u+v V
2 kv V
3 u+v =v +u
4 u + (v + w) = (u + v ) + w
5 0 V , sedemikian hingga u V , u + 0 = u
6 u V , u V , u + (u) = 0
7 k (u + v ) = ku + kv
8 (k + t)u = ku + tu
9 k (tu) = (kt)u
10 1u = u

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 11 / 46


Ruang Vektor

Misal F merupakan field. Sebuah himpunan V dari elemen-elemen


yang disebut vektor-vektor, merupakan ruang vektor, jika untuk
u, v , w V dan untuk k , t F berlaku:
1 u+v V
2 kv V
3 u+v =v +u
4 u + (v + w) = (u + v ) + w
5 0 V , sedemikian hingga u V , u + 0 = u
6 u V , u V , u + (u) = 0
7 k (u + v ) = ku + kv
8 (k + t)u = ku + tu
9 k (tu) = (kt)u
10 1u = u

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 11 / 46


Ruang Vektor

Misal F merupakan field. Sebuah himpunan V dari elemen-elemen


yang disebut vektor-vektor, merupakan ruang vektor, jika untuk
u, v , w V dan untuk k , t F berlaku:
1 u+v V
2 kv V
3 u+v =v +u
4 u + (v + w) = (u + v ) + w
5 0 V , sedemikian hingga u V , u + 0 = u
6 u V , u V , u + (u) = 0
7 k (u + v ) = ku + kv
8 (k + t)u = ku + tu
9 k (tu) = (kt)u
10 1u = u

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 11 / 46


Ruang Vektor

Misal F merupakan field. Sebuah himpunan V dari elemen-elemen


yang disebut vektor-vektor, merupakan ruang vektor, jika untuk
u, v , w V dan untuk k , t F berlaku:
1 u+v V
2 kv V
3 u+v =v +u
4 u + (v + w) = (u + v ) + w
5 0 V , sedemikian hingga u V , u + 0 = u
6 u V , u V , u + (u) = 0
7 k (u + v ) = ku + kv
8 (k + t)u = ku + tu
9 k (tu) = (kt)u
10 1u = u

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 11 / 46


Ruang Vektor

Misal F merupakan field. Sebuah himpunan V dari elemen-elemen


yang disebut vektor-vektor, merupakan ruang vektor, jika untuk
u, v , w V dan untuk k , t F berlaku:
1 u+v V
2 kv V
3 u+v =v +u
4 u + (v + w) = (u + v ) + w
5 0 V , sedemikian hingga u V , u + 0 = u
6 u V , u V , u + (u) = 0
7 k (u + v ) = ku + kv
8 (k + t)u = ku + tu
9 k (tu) = (kt)u
10 1u = u

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 11 / 46


Ruang Vektor

Misal F merupakan field. Sebuah himpunan V dari elemen-elemen


yang disebut vektor-vektor, merupakan ruang vektor, jika untuk
u, v , w V dan untuk k , t F berlaku:
1 u+v V
2 kv V
3 u+v =v +u
4 u + (v + w) = (u + v ) + w
5 0 V , sedemikian hingga u V , u + 0 = u
6 u V , u V , u + (u) = 0
7 k (u + v ) = ku + kv
8 (k + t)u = ku + tu
9 k (tu) = (kt)u
10 1u = u

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 11 / 46


Ruang Vektor

Misal F merupakan field. Sebuah himpunan V dari elemen-elemen


yang disebut vektor-vektor, merupakan ruang vektor, jika untuk
u, v , w V dan untuk k , t F berlaku:
1 u+v V
2 kv V
3 u+v =v +u
4 u + (v + w) = (u + v ) + w
5 0 V , sedemikian hingga u V , u + 0 = u
6 u V , u V , u + (u) = 0
7 k (u + v ) = ku + kv
8 (k + t)u = ku + tu
9 k (tu) = (kt)u
10 1u = u

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 11 / 46


Ruang Vektor

Misal F merupakan field. Sebuah himpunan V dari elemen-elemen


yang disebut vektor-vektor, merupakan ruang vektor, jika untuk
u, v , w V dan untuk k , t F berlaku:
1 u+v V
2 kv V
3 u+v =v +u
4 u + (v + w) = (u + v ) + w
5 0 V , sedemikian hingga u V , u + 0 = u
6 u V , u V , u + (u) = 0
7 k (u + v ) = ku + kv
8 (k + t)u = ku + tu
9 k (tu) = (kt)u
10 1u = u

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 11 / 46


Ruang Vektor

Misal F merupakan field. Sebuah himpunan V dari elemen-elemen


yang disebut vektor-vektor, merupakan ruang vektor, jika untuk
u, v , w V dan untuk k , t F berlaku:
1 u+v V
2 kv V
3 u+v =v +u
4 u + (v + w) = (u + v ) + w
5 0 V , sedemikian hingga u V , u + 0 = u
6 u V , u V , u + (u) = 0
7 k (u + v ) = ku + kv
8 (k + t)u = ku + tu
9 k (tu) = (kt)u
10 1u = u

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 11 / 46


Ruang Vektor

Misal F merupakan field. Sebuah himpunan V dari elemen-elemen


yang disebut vektor-vektor, merupakan ruang vektor, jika untuk
u, v , w V dan untuk k , t F berlaku:
1 u+v V
2 kv V
3 u+v =v +u
4 u + (v + w) = (u + v ) + w
5 0 V , sedemikian hingga u V , u + 0 = u
6 u V , u V , u + (u) = 0
7 k (u + v ) = ku + kv
8 (k + t)u = ku + tu
9 k (tu) = (kt)u
10 1u = u

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 11 / 46


Subruang Vektor

Definisi
Misalkan V adalah sebuah ruang vektor. Sebuah subset U V
disebut subruang dari V , jika U juga merupakan ruang vektor di
bawah operasi yang sama dengan V

Teorema
Misal V adalah ruang vektor. Sebuah subset U V merupakan
subruang jika:
1 U tertutup terhadap penjumlahan vektor
2 U tertutup terhadap perkalian skalar

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 12 / 46


Subruang Vektor

Definisi
Misalkan V adalah sebuah ruang vektor. Sebuah subset U V
disebut subruang dari V , jika U juga merupakan ruang vektor di
bawah operasi yang sama dengan V

Teorema
Misal V adalah ruang vektor. Sebuah subset U V merupakan
subruang jika:
1 U tertutup terhadap penjumlahan vektor
2 U tertutup terhadap perkalian skalar

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 12 / 46


Subruang Vektor

Definisi
Misalkan V adalah sebuah ruang vektor. Sebuah subset U V
disebut subruang dari V , jika U juga merupakan ruang vektor di
bawah operasi yang sama dengan V

Teorema
Misal V adalah ruang vektor. Sebuah subset U V merupakan
subruang jika:
1 U tertutup terhadap penjumlahan vektor
2 U tertutup terhadap perkalian skalar

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 12 / 46


Subruang Vektor

Definisi
Misalkan V adalah sebuah ruang vektor. Sebuah subset U V
disebut subruang dari V , jika U juga merupakan ruang vektor di
bawah operasi yang sama dengan V

Teorema
Misal V adalah ruang vektor. Sebuah subset U V merupakan
subruang jika:
1 U tertutup terhadap penjumlahan vektor
2 U tertutup terhadap perkalian skalar

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 12 / 46


Bebas Linier

Ingat !!
Dua vektor dikatakan bebas linier jika mereka bukan kelipatan
skalar satu sama lain. Jika tidak, maka kedua vektor dikatakan
bergantung linier.
Vektor-vektor dalam sebuah himpunan dikatakan bebas linier jika
tidak ada satupun dari vektor-vektor tersebut yang menjadi
kombinasi linier dari vektor-vektor yang lain.

Apakah vektor-vektor berikut bebas linier dalam R 3 ?


1 {(1, 1, 1), (0, 3, 4), (3, 9, 11)}
2 {(1, 0, 1), (12, 3, 0), (13, 3, 0)}

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 13 / 46


Bebas Linier

Ingat !!
Dua vektor dikatakan bebas linier jika mereka bukan kelipatan
skalar satu sama lain. Jika tidak, maka kedua vektor dikatakan
bergantung linier.
Vektor-vektor dalam sebuah himpunan dikatakan bebas linier jika
tidak ada satupun dari vektor-vektor tersebut yang menjadi
kombinasi linier dari vektor-vektor yang lain.

Apakah vektor-vektor berikut bebas linier dalam R 3 ?


1 {(1, 1, 1), (0, 3, 4), (3, 9, 11)}
2 {(1, 0, 1), (12, 3, 0), (13, 3, 0)}

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 13 / 46


Bebas Linier

Ingat !!
Dua vektor dikatakan bebas linier jika mereka bukan kelipatan
skalar satu sama lain. Jika tidak, maka kedua vektor dikatakan
bergantung linier.
Vektor-vektor dalam sebuah himpunan dikatakan bebas linier jika
tidak ada satupun dari vektor-vektor tersebut yang menjadi
kombinasi linier dari vektor-vektor yang lain.

Apakah vektor-vektor berikut bebas linier dalam R 3 ?


1 {(1, 1, 1), (0, 3, 4), (3, 9, 11)}
2 {(1, 0, 1), (12, 3, 0), (13, 3, 0)}

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 13 / 46


Bebas Linier

Ingat !!
Dua vektor dikatakan bebas linier jika mereka bukan kelipatan
skalar satu sama lain. Jika tidak, maka kedua vektor dikatakan
bergantung linier.
Vektor-vektor dalam sebuah himpunan dikatakan bebas linier jika
tidak ada satupun dari vektor-vektor tersebut yang menjadi
kombinasi linier dari vektor-vektor yang lain.

Apakah vektor-vektor berikut bebas linier dalam R 3 ?


1 {(1, 1, 1), (0, 3, 4), (3, 9, 11)}
2 {(1, 0, 1), (12, 3, 0), (13, 3, 0)}

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 13 / 46


Bebas Linier

Ingat !!
Dua vektor dikatakan bebas linier jika mereka bukan kelipatan
skalar satu sama lain. Jika tidak, maka kedua vektor dikatakan
bergantung linier.
Vektor-vektor dalam sebuah himpunan dikatakan bebas linier jika
tidak ada satupun dari vektor-vektor tersebut yang menjadi
kombinasi linier dari vektor-vektor yang lain.

Apakah vektor-vektor berikut bebas linier dalam R 3 ?


1 {(1, 1, 1), (0, 3, 4), (3, 9, 11)}
2 {(1, 0, 1), (12, 3, 0), (13, 3, 0)}

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 13 / 46


Basis dan Dimensi

Basis dari suatu ruang vektor V adalah sebuah himpunan dari


vektor-vektor yang bebas linier dan merentang V .
Dimensi dari suatu ruang vektor V adalah banyaknya anggota
dalam sebarang basis V .

Definisi
Misal V adalah ruang vektor atas field F dan W V . Jika W juga
merupakan ruang vektor atas field F , maka W merupakan subruang
V.

Teorema
Jika W adalah subset V atas field F , maka W merupakan subruang V
jika dan hanya jika u + v W , , F dan u, v V

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 14 / 46


Basis dan Dimensi

Basis dari suatu ruang vektor V adalah sebuah himpunan dari


vektor-vektor yang bebas linier dan merentang V .
Dimensi dari suatu ruang vektor V adalah banyaknya anggota
dalam sebarang basis V .

Definisi
Misal V adalah ruang vektor atas field F dan W V . Jika W juga
merupakan ruang vektor atas field F , maka W merupakan subruang
V.

Teorema
Jika W adalah subset V atas field F , maka W merupakan subruang V
jika dan hanya jika u + v W , , F dan u, v V

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 14 / 46


Basis dan Dimensi

Basis dari suatu ruang vektor V adalah sebuah himpunan dari


vektor-vektor yang bebas linier dan merentang V .
Dimensi dari suatu ruang vektor V adalah banyaknya anggota
dalam sebarang basis V .

Definisi
Misal V adalah ruang vektor atas field F dan W V . Jika W juga
merupakan ruang vektor atas field F , maka W merupakan subruang
V.

Teorema
Jika W adalah subset V atas field F , maka W merupakan subruang V
jika dan hanya jika u + v W , , F dan u, v V

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 14 / 46


Basis dan Dimensi

Basis dari suatu ruang vektor V adalah sebuah himpunan dari


vektor-vektor yang bebas linier dan merentang V .
Dimensi dari suatu ruang vektor V adalah banyaknya anggota
dalam sebarang basis V .

Definisi
Misal V adalah ruang vektor atas field F dan W V . Jika W juga
merupakan ruang vektor atas field F , maka W merupakan subruang
V.

Teorema
Jika W adalah subset V atas field F , maka W merupakan subruang V
jika dan hanya jika u + v W , , F dan u, v V

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 14 / 46


Kode Linier Umum

Ingat, C = {000, 100, 001, 101} merupakan kode linier.


Semua kombinasi linier dari vektor-vektor di C akan menghasilkan
vektor di C juga.
C merupakan subruang dari ruang vektor V (3, 2), himpunan
3-tupel biner.
Kaitan utama antara Teori Pengkodean dengan Aljabar Linier:
Kode linier merupakan subruang dari sebuah ruang vektor.

Definisi
Sebuah kode linier dengan panjang n atas GF (q) merupakan sebuah
subruang dari ruang vektor GF (q)n = V (n, q)

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 15 / 46


Kode Linier Umum

Ingat, C = {000, 100, 001, 101} merupakan kode linier.


Semua kombinasi linier dari vektor-vektor di C akan menghasilkan
vektor di C juga.
C merupakan subruang dari ruang vektor V (3, 2), himpunan
3-tupel biner.
Kaitan utama antara Teori Pengkodean dengan Aljabar Linier:
Kode linier merupakan subruang dari sebuah ruang vektor.

Definisi
Sebuah kode linier dengan panjang n atas GF (q) merupakan sebuah
subruang dari ruang vektor GF (q)n = V (n, q)

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 15 / 46


Kode Linier Umum

Ingat, C = {000, 100, 001, 101} merupakan kode linier.


Semua kombinasi linier dari vektor-vektor di C akan menghasilkan
vektor di C juga.
C merupakan subruang dari ruang vektor V (3, 2), himpunan
3-tupel biner.
Kaitan utama antara Teori Pengkodean dengan Aljabar Linier:
Kode linier merupakan subruang dari sebuah ruang vektor.

Definisi
Sebuah kode linier dengan panjang n atas GF (q) merupakan sebuah
subruang dari ruang vektor GF (q)n = V (n, q)

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 15 / 46


Kode Linier Umum

Ingat, C = {000, 100, 001, 101} merupakan kode linier.


Semua kombinasi linier dari vektor-vektor di C akan menghasilkan
vektor di C juga.
C merupakan subruang dari ruang vektor V (3, 2), himpunan
3-tupel biner.
Kaitan utama antara Teori Pengkodean dengan Aljabar Linier:
Kode linier merupakan subruang dari sebuah ruang vektor.

Definisi
Sebuah kode linier dengan panjang n atas GF (q) merupakan sebuah
subruang dari ruang vektor GF (q)n = V (n, q)

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 15 / 46


Kode Linier Umum

Ingat, C = {000, 100, 001, 101} merupakan kode linier.


Semua kombinasi linier dari vektor-vektor di C akan menghasilkan
vektor di C juga.
C merupakan subruang dari ruang vektor V (3, 2), himpunan
3-tupel biner.
Kaitan utama antara Teori Pengkodean dengan Aljabar Linier:
Kode linier merupakan subruang dari sebuah ruang vektor.

Definisi
Sebuah kode linier dengan panjang n atas GF (q) merupakan sebuah
subruang dari ruang vektor GF (q)n = V (n, q)

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 15 / 46


Kode Linier Umum

Teorema
Jika C adalah kode linier, maka kombinasi linier dari sebarang
himpunan codeword di C akan menghasilkan codeword dalam C juga.

Definisi
Dimensi dari sebuah kode linier C dengan panjang n adalah
dimensinya sebagai sebuah subruang dari GF (2)n = V (n, 2)

Contoh
Kode linier C = {000, 100, 001, 101} merupakan sebuah ruang vektor.
Dapat dilihat bahwa kode ini direntang oleh vektor-vektor bebas linier
(100) dan (001), karena vektor-vektor dalam C bisa didapat sebagai
kombinasi linier dari kedua vektor ini. Kedua vektor tersebut
membentuk basis untuk C. Sehingga C berdimensi 2.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 16 / 46


Kode Linier Umum

Teorema
Jika C adalah kode linier, maka kombinasi linier dari sebarang
himpunan codeword di C akan menghasilkan codeword dalam C juga.

Definisi
Dimensi dari sebuah kode linier C dengan panjang n adalah
dimensinya sebagai sebuah subruang dari GF (2)n = V (n, 2)

Contoh
Kode linier C = {000, 100, 001, 101} merupakan sebuah ruang vektor.
Dapat dilihat bahwa kode ini direntang oleh vektor-vektor bebas linier
(100) dan (001), karena vektor-vektor dalam C bisa didapat sebagai
kombinasi linier dari kedua vektor ini. Kedua vektor tersebut
membentuk basis untuk C. Sehingga C berdimensi 2.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 16 / 46


Kode Linier Umum

Teorema
Jika C adalah kode linier, maka kombinasi linier dari sebarang
himpunan codeword di C akan menghasilkan codeword dalam C juga.

Definisi
Dimensi dari sebuah kode linier C dengan panjang n adalah
dimensinya sebagai sebuah subruang dari GF (2)n = V (n, 2)

Contoh
Kode linier C = {000, 100, 001, 101} merupakan sebuah ruang vektor.
Dapat dilihat bahwa kode ini direntang oleh vektor-vektor bebas linier
(100) dan (001), karena vektor-vektor dalam C bisa didapat sebagai
kombinasi linier dari kedua vektor ini. Kedua vektor tersebut
membentuk basis untuk C. Sehingga C berdimensi 2.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 16 / 46


Kode Linier Umum

Jika C berdimensi k maka merupakan kode linier [n, k ] atau


[n, k, d].
Notasi [n, k , d] tidak sama dengan notasi terdahulu (n, M, d),
namun k berelasi langsung terhadap M.
Jika sebuah kode biner berdimensi k, maka banyaknya codeword
M = 2k .
Secara umum, jika dimensi dari sebuah kode q-ary adalah k ,
maka banyaknya codeword M = q k
Dengan q k codeword, maka sebuah kode dapat digunakan untuk
mengkomunikasikan q k pesan. Pesan-pesan ini diidentifikasi
dengan q k elemen dari V (k , q).
Contoh: Kode (5, 2, 5)2 merupakan sebuah kode [5, 1, 5]2 , artinya
kode repetisi dengan panjang 5, merupakan kode berdimensi 1
dan dapat digunakan untuk mengkomunikasikan 2 pesan.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 17 / 46


Kode Linier Umum

Jika C berdimensi k maka merupakan kode linier [n, k ] atau


[n, k, d].
Notasi [n, k , d] tidak sama dengan notasi terdahulu (n, M, d),
namun k berelasi langsung terhadap M.
Jika sebuah kode biner berdimensi k, maka banyaknya codeword
M = 2k .
Secara umum, jika dimensi dari sebuah kode q-ary adalah k ,
maka banyaknya codeword M = q k
Dengan q k codeword, maka sebuah kode dapat digunakan untuk
mengkomunikasikan q k pesan. Pesan-pesan ini diidentifikasi
dengan q k elemen dari V (k , q).
Contoh: Kode (5, 2, 5)2 merupakan sebuah kode [5, 1, 5]2 , artinya
kode repetisi dengan panjang 5, merupakan kode berdimensi 1
dan dapat digunakan untuk mengkomunikasikan 2 pesan.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 17 / 46


Kode Linier Umum

Jika C berdimensi k maka merupakan kode linier [n, k ] atau


[n, k, d].
Notasi [n, k , d] tidak sama dengan notasi terdahulu (n, M, d),
namun k berelasi langsung terhadap M.
Jika sebuah kode biner berdimensi k, maka banyaknya codeword
M = 2k .
Secara umum, jika dimensi dari sebuah kode q-ary adalah k ,
maka banyaknya codeword M = q k
Dengan q k codeword, maka sebuah kode dapat digunakan untuk
mengkomunikasikan q k pesan. Pesan-pesan ini diidentifikasi
dengan q k elemen dari V (k , q).
Contoh: Kode (5, 2, 5)2 merupakan sebuah kode [5, 1, 5]2 , artinya
kode repetisi dengan panjang 5, merupakan kode berdimensi 1
dan dapat digunakan untuk mengkomunikasikan 2 pesan.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 17 / 46


Kode Linier Umum

Jika C berdimensi k maka merupakan kode linier [n, k ] atau


[n, k, d].
Notasi [n, k , d] tidak sama dengan notasi terdahulu (n, M, d),
namun k berelasi langsung terhadap M.
Jika sebuah kode biner berdimensi k, maka banyaknya codeword
M = 2k .
Secara umum, jika dimensi dari sebuah kode q-ary adalah k ,
maka banyaknya codeword M = q k
Dengan q k codeword, maka sebuah kode dapat digunakan untuk
mengkomunikasikan q k pesan. Pesan-pesan ini diidentifikasi
dengan q k elemen dari V (k , q).
Contoh: Kode (5, 2, 5)2 merupakan sebuah kode [5, 1, 5]2 , artinya
kode repetisi dengan panjang 5, merupakan kode berdimensi 1
dan dapat digunakan untuk mengkomunikasikan 2 pesan.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 17 / 46


Kode Linier Umum

Jika C berdimensi k maka merupakan kode linier [n, k ] atau


[n, k, d].
Notasi [n, k , d] tidak sama dengan notasi terdahulu (n, M, d),
namun k berelasi langsung terhadap M.
Jika sebuah kode biner berdimensi k, maka banyaknya codeword
M = 2k .
Secara umum, jika dimensi dari sebuah kode q-ary adalah k ,
maka banyaknya codeword M = q k
Dengan q k codeword, maka sebuah kode dapat digunakan untuk
mengkomunikasikan q k pesan. Pesan-pesan ini diidentifikasi
dengan q k elemen dari V (k , q).
Contoh: Kode (5, 2, 5)2 merupakan sebuah kode [5, 1, 5]2 , artinya
kode repetisi dengan panjang 5, merupakan kode berdimensi 1
dan dapat digunakan untuk mengkomunikasikan 2 pesan.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 17 / 46


Kode Linier Umum

Jika C berdimensi k maka merupakan kode linier [n, k ] atau


[n, k, d].
Notasi [n, k , d] tidak sama dengan notasi terdahulu (n, M, d),
namun k berelasi langsung terhadap M.
Jika sebuah kode biner berdimensi k, maka banyaknya codeword
M = 2k .
Secara umum, jika dimensi dari sebuah kode q-ary adalah k ,
maka banyaknya codeword M = q k
Dengan q k codeword, maka sebuah kode dapat digunakan untuk
mengkomunikasikan q k pesan. Pesan-pesan ini diidentifikasi
dengan q k elemen dari V (k , q).
Contoh: Kode (5, 2, 5)2 merupakan sebuah kode [5, 1, 5]2 , artinya
kode repetisi dengan panjang 5, merupakan kode berdimensi 1
dan dapat digunakan untuk mengkomunikasikan 2 pesan.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 17 / 46


Matriks Generator

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 18 / 46


Matriks Generator

Kode linier dalam prakteknya digunakan secara luas karena


sederhananya prosedur enkoding yang difasilitasi oleh
kelinierannya.
Sebuah matriks generator k n, G, untuk sebuah kode linier
[n, k], C, menyediakan sebuah cara yang lengkap untuk
mendeskripsikan semua codeword dalam C dan mengkodekan
pesan.
Dengan perkalian mG, sebuah matriks generator memetakan
string pesan m dengan panjang k kepada string codeword
dengan panjang n.
Fungsi enkoding m mG memetakan ruang vektor V (k, q)
kepada subruang berdimensi k (kode C) dari ruang vektor V (n, q).

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 19 / 46


Matriks Generator

Kode linier dalam prakteknya digunakan secara luas karena


sederhananya prosedur enkoding yang difasilitasi oleh
kelinierannya.
Sebuah matriks generator k n, G, untuk sebuah kode linier
[n, k], C, menyediakan sebuah cara yang lengkap untuk
mendeskripsikan semua codeword dalam C dan mengkodekan
pesan.
Dengan perkalian mG, sebuah matriks generator memetakan
string pesan m dengan panjang k kepada string codeword
dengan panjang n.
Fungsi enkoding m mG memetakan ruang vektor V (k, q)
kepada subruang berdimensi k (kode C) dari ruang vektor V (n, q).

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 19 / 46


Matriks Generator

Kode linier dalam prakteknya digunakan secara luas karena


sederhananya prosedur enkoding yang difasilitasi oleh
kelinierannya.
Sebuah matriks generator k n, G, untuk sebuah kode linier
[n, k], C, menyediakan sebuah cara yang lengkap untuk
mendeskripsikan semua codeword dalam C dan mengkodekan
pesan.
Dengan perkalian mG, sebuah matriks generator memetakan
string pesan m dengan panjang k kepada string codeword
dengan panjang n.
Fungsi enkoding m mG memetakan ruang vektor V (k, q)
kepada subruang berdimensi k (kode C) dari ruang vektor V (n, q).

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 19 / 46


Matriks Generator

Kode linier dalam prakteknya digunakan secara luas karena


sederhananya prosedur enkoding yang difasilitasi oleh
kelinierannya.
Sebuah matriks generator k n, G, untuk sebuah kode linier
[n, k], C, menyediakan sebuah cara yang lengkap untuk
mendeskripsikan semua codeword dalam C dan mengkodekan
pesan.
Dengan perkalian mG, sebuah matriks generator memetakan
string pesan m dengan panjang k kepada string codeword
dengan panjang n.
Fungsi enkoding m mG memetakan ruang vektor V (k, q)
kepada subruang berdimensi k (kode C) dari ruang vektor V (n, q).

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 19 / 46


Matriks Generator

Contoh
Pada kode repetisi dengan panjang 5, 0 dienkode menjadi 00000,
dan 1 dienkode menjadi 11111. Proses ini dapat dilakukan secara
otomatis dengan menggunakan sebuah matriks generator G.
Untuk suatu pesan m, maka perkalian matriks mG menghasilkan
codeword yang berkorespondensi.
[0]G = [00000] dan [1]G = [11111]. Sehingga matriks 1 5, G,
bekerja untuk memetakan sebuah pesan dengan panjang 1
kepada sebuah codeword dengan panjang 5.
Matriks generator yang diperlukan adalah G = [11111]

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 20 / 46


Matriks Generator

Contoh
Pada kode repetisi dengan panjang 5, 0 dienkode menjadi 00000,
dan 1 dienkode menjadi 11111. Proses ini dapat dilakukan secara
otomatis dengan menggunakan sebuah matriks generator G.
Untuk suatu pesan m, maka perkalian matriks mG menghasilkan
codeword yang berkorespondensi.
[0]G = [00000] dan [1]G = [11111]. Sehingga matriks 1 5, G,
bekerja untuk memetakan sebuah pesan dengan panjang 1
kepada sebuah codeword dengan panjang 5.
Matriks generator yang diperlukan adalah G = [11111]

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 20 / 46


Matriks Generator

Contoh
Pada kode repetisi dengan panjang 5, 0 dienkode menjadi 00000,
dan 1 dienkode menjadi 11111. Proses ini dapat dilakukan secara
otomatis dengan menggunakan sebuah matriks generator G.
Untuk suatu pesan m, maka perkalian matriks mG menghasilkan
codeword yang berkorespondensi.
[0]G = [00000] dan [1]G = [11111]. Sehingga matriks 1 5, G,
bekerja untuk memetakan sebuah pesan dengan panjang 1
kepada sebuah codeword dengan panjang 5.
Matriks generator yang diperlukan adalah G = [11111]

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 20 / 46


Matriks Generator

Contoh
Pada kode repetisi dengan panjang 5, 0 dienkode menjadi 00000,
dan 1 dienkode menjadi 11111. Proses ini dapat dilakukan secara
otomatis dengan menggunakan sebuah matriks generator G.
Untuk suatu pesan m, maka perkalian matriks mG menghasilkan
codeword yang berkorespondensi.
[0]G = [00000] dan [1]G = [11111]. Sehingga matriks 1 5, G,
bekerja untuk memetakan sebuah pesan dengan panjang 1
kepada sebuah codeword dengan panjang 5.
Matriks generator yang diperlukan adalah G = [11111]

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 20 / 46


Matriks Generator

Contoh
Pada kode repetisi dengan panjang 5, 0 dienkode menjadi 00000,
dan 1 dienkode menjadi 11111. Proses ini dapat dilakukan secara
otomatis dengan menggunakan sebuah matriks generator G.
Untuk suatu pesan m, maka perkalian matriks mG menghasilkan
codeword yang berkorespondensi.
[0]G = [00000] dan [1]G = [11111]. Sehingga matriks 1 5, G,
bekerja untuk memetakan sebuah pesan dengan panjang 1
kepada sebuah codeword dengan panjang 5.
Matriks generator yang diperlukan adalah G = [11111]

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 20 / 46


Matriks Generator

Contoh
Kode linier C = {000, 100, 001, 101} berdimensi 2, karena
basisnya adalah {[100], [001]}.
C merupakan kode linier [3, 2], dan mesti memiliki sebuah matriks
generator 2 3.
Kita akan mencari matriks generator G untuk C yang akan
memetakan pesan (string bit biner) kepada empat codeword di
dalam C.
Pesan yang berkorespondensi dengan empat codeword dalam C,
panjangnya harus 2, dan tepat ada 4 pesan biner yang berbeda
dengan panjang 2: [00], [10], [01], dan [11].
 
1 0 0
Jika G = maka [00]G = [000], [10]G = [100],
0 0 1
[01]G = [001], dan [11]G = [101]

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 21 / 46


Matriks Generator

Contoh
Kode linier C = {000, 100, 001, 101} berdimensi 2, karena
basisnya adalah {[100], [001]}.
C merupakan kode linier [3, 2], dan mesti memiliki sebuah matriks
generator 2 3.
Kita akan mencari matriks generator G untuk C yang akan
memetakan pesan (string bit biner) kepada empat codeword di
dalam C.
Pesan yang berkorespondensi dengan empat codeword dalam C,
panjangnya harus 2, dan tepat ada 4 pesan biner yang berbeda
dengan panjang 2: [00], [10], [01], dan [11].
 
1 0 0
Jika G = maka [00]G = [000], [10]G = [100],
0 0 1
[01]G = [001], dan [11]G = [101]

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 21 / 46


Matriks Generator

Contoh
Kode linier C = {000, 100, 001, 101} berdimensi 2, karena
basisnya adalah {[100], [001]}.
C merupakan kode linier [3, 2], dan mesti memiliki sebuah matriks
generator 2 3.
Kita akan mencari matriks generator G untuk C yang akan
memetakan pesan (string bit biner) kepada empat codeword di
dalam C.
Pesan yang berkorespondensi dengan empat codeword dalam C,
panjangnya harus 2, dan tepat ada 4 pesan biner yang berbeda
dengan panjang 2: [00], [10], [01], dan [11].
 
1 0 0
Jika G = maka [00]G = [000], [10]G = [100],
0 0 1
[01]G = [001], dan [11]G = [101]

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 21 / 46


Matriks Generator

Contoh
Kode linier C = {000, 100, 001, 101} berdimensi 2, karena
basisnya adalah {[100], [001]}.
C merupakan kode linier [3, 2], dan mesti memiliki sebuah matriks
generator 2 3.
Kita akan mencari matriks generator G untuk C yang akan
memetakan pesan (string bit biner) kepada empat codeword di
dalam C.
Pesan yang berkorespondensi dengan empat codeword dalam C,
panjangnya harus 2, dan tepat ada 4 pesan biner yang berbeda
dengan panjang 2: [00], [10], [01], dan [11].
 
1 0 0
Jika G = maka [00]G = [000], [10]G = [100],
0 0 1
[01]G = [001], dan [11]G = [101]

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 21 / 46


Matriks Generator

Contoh
Kode linier C = {000, 100, 001, 101} berdimensi 2, karena
basisnya adalah {[100], [001]}.
C merupakan kode linier [3, 2], dan mesti memiliki sebuah matriks
generator 2 3.
Kita akan mencari matriks generator G untuk C yang akan
memetakan pesan (string bit biner) kepada empat codeword di
dalam C.
Pesan yang berkorespondensi dengan empat codeword dalam C,
panjangnya harus 2, dan tepat ada 4 pesan biner yang berbeda
dengan panjang 2: [00], [10], [01], dan [11].
 
1 0 0
Jika G = maka [00]G = [000], [10]G = [100],
0 0 1
[01]G = [001], dan [11]G = [101]

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 21 / 46


Matriks Generator

Contoh
Kode linier C = {000, 100, 001, 101} berdimensi 2, karena
basisnya adalah {[100], [001]}.
C merupakan kode linier [3, 2], dan mesti memiliki sebuah matriks
generator 2 3.
Kita akan mencari matriks generator G untuk C yang akan
memetakan pesan (string bit biner) kepada empat codeword di
dalam C.
Pesan yang berkorespondensi dengan empat codeword dalam C,
panjangnya harus 2, dan tepat ada 4 pesan biner yang berbeda
dengan panjang 2: [00], [10], [01], dan [11].
 
1 0 0
Jika G = maka [00]G = [000], [10]G = [100],
0 0 1
[01]G = [001], dan [11]G = [101]

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 21 / 46


Matriks Generator

Kita telah melihat bagaimana sebuah matriks generator dapat


digunakan untuk memetakan pesan kepada codeword.
Sebuah kode linier [n, k], C, merupakan sebuah subruang
berdimensi k pada ruang V (n, q) dan dapat dispesifikasi oleh
sebuah basis dari k codeword.
Definisi berikut menunjukkan bahwa dimensi dari kode C sama
dengan banyaknya baris pada matriks generatornya.

Definisi
Sebuah matriks k n, G, yang vektor-vektor barisnya membentuk
sebuah basis untuk suatu kode linier [n, k], C, disebut matriks
generator dari kode C.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 22 / 46


Matriks Generator

Kita telah melihat bagaimana sebuah matriks generator dapat


digunakan untuk memetakan pesan kepada codeword.
Sebuah kode linier [n, k], C, merupakan sebuah subruang
berdimensi k pada ruang V (n, q) dan dapat dispesifikasi oleh
sebuah basis dari k codeword.
Definisi berikut menunjukkan bahwa dimensi dari kode C sama
dengan banyaknya baris pada matriks generatornya.

Definisi
Sebuah matriks k n, G, yang vektor-vektor barisnya membentuk
sebuah basis untuk suatu kode linier [n, k], C, disebut matriks
generator dari kode C.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 22 / 46


Matriks Generator

Kita telah melihat bagaimana sebuah matriks generator dapat


digunakan untuk memetakan pesan kepada codeword.
Sebuah kode linier [n, k], C, merupakan sebuah subruang
berdimensi k pada ruang V (n, q) dan dapat dispesifikasi oleh
sebuah basis dari k codeword.
Definisi berikut menunjukkan bahwa dimensi dari kode C sama
dengan banyaknya baris pada matriks generatornya.

Definisi
Sebuah matriks k n, G, yang vektor-vektor barisnya membentuk
sebuah basis untuk suatu kode linier [n, k], C, disebut matriks
generator dari kode C.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 22 / 46


Matriks Generator

Kita telah melihat bagaimana sebuah matriks generator dapat


digunakan untuk memetakan pesan kepada codeword.
Sebuah kode linier [n, k], C, merupakan sebuah subruang
berdimensi k pada ruang V (n, q) dan dapat dispesifikasi oleh
sebuah basis dari k codeword.
Definisi berikut menunjukkan bahwa dimensi dari kode C sama
dengan banyaknya baris pada matriks generatornya.

Definisi
Sebuah matriks k n, G, yang vektor-vektor barisnya membentuk
sebuah basis untuk suatu kode linier [n, k], C, disebut matriks
generator dari kode C.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 22 / 46


Matriks Generator
Untuk matriks-matriks G berikut, apakah merupakan matriks generator
dari suatu kode linier, jika ya, berapakah dimensi kode yang
bersangkutan, berapa panjang pesan yang dikodekan oleh G, berapa
panjang codewordnya, apa hasil enkode dari pesan yang semua
bitnya 1.

1 1 0 0 0
1 0 1 1 0
G= 0 1 0 1 1

0 1 1 1 0

1 0 0 0
G= 0 1 0 0
0 0 1 1

1 0 0 0 1
G= 0 1 0 1 0
0 0 1 1 1

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 23 / 46


Matriks Generator
Untuk matriks-matriks G berikut, apakah merupakan matriks generator
dari suatu kode linier, jika ya, berapakah dimensi kode yang
bersangkutan, berapa panjang pesan yang dikodekan oleh G, berapa
panjang codewordnya, apa hasil enkode dari pesan yang semua
bitnya 1.

1 1 0 0 0
1 0 1 1 0
G= 0 1 0 1 1

0 1 1 1 0

1 0 0 0
G= 0 1 0 0
0 0 1 1

1 0 0 0 1
G= 0 1 0 1 0
0 0 1 1 1

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 23 / 46


Matriks Generator
Untuk matriks-matriks G berikut, apakah merupakan matriks generator
dari suatu kode linier, jika ya, berapakah dimensi kode yang
bersangkutan, berapa panjang pesan yang dikodekan oleh G, berapa
panjang codewordnya, apa hasil enkode dari pesan yang semua
bitnya 1.

1 1 0 0 0
1 0 1 1 0
G= 0 1 0 1 1

0 1 1 1 0

1 0 0 0
G= 0 1 0 0
0 0 1 1

1 0 0 0 1
G= 0 1 0 1 0
0 0 1 1 1

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 23 / 46


Matriks Generator
Contoh
Misal kita membutuhkan kode linier biner C, [3, 2]. Berarti, kita
membutuhkan sebuah subruang berdimensi 2 dari ruang V (3, 2).
Untuk mendefinisikan subruang ini, kita memerlukan 2 vektor yang
bebas linier, misal 011 dan 110. Jika C direntang oleh vektor-vektor
ini, maka matriks generatornya menjadi
 
1 1 0
G=
0 1 1

Dengan mengambil semua kombinasi linier dari vektor-vektor baris G,


kita dapat membangun kode

C = {110, 011, 101, 000}

Cek hasil tersebut dengan perkalian matriks mG, dimana m adalah


semua 2-tupel biner: [00], [01], [10], dan [11]
Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 24 / 46
Matriks Generator
Bentuk standar G
Dari contoh sebelumnya, kita memiliki matriks generator
 
1 1 0
G=
0 1 1

Dengan menukar 2 entri pertama dari setiap vektor baris pada matriks
G, maka akan didapat matriks generator baru
 
0 1 1 0
G =
1 0 1

Ini merupakan bentuk sistematik atau standar dari G sebab memuat


matriks identitas di bagian kanan G. Jika sebuah blok data dienkode
menggunakan matriks generator standar, maka blok data disisipkan
tanpa modifikasi pada k koordinat terakhir. Coba cek dengan perkalian
mG0 , dimana m adalah semua 2-tupel biner: [00], [01], [10], dan [11]
Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 25 / 46
Parity Check Matrices

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 26 / 46


Parity Check Matrices

Definisi
Misal C adalah kode linier [n, k ]. Sebuah matriks parity check untuk C
adalah sebuah matriks (n k ) n, H, sedemikian hingga c C jika
hanya jika cH T = 0

Contoh
Jika C adalah kode {111, 000}, maka matriks parity check yang valid
adalah  
1 0 1
H=
0 1 1

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 27 / 46


Parity Check Matrices

Definisi
Misal C adalah kode linier [n, k ]. Sebuah matriks parity check untuk C
adalah sebuah matriks (n k ) n, H, sedemikian hingga c C jika
hanya jika cH T = 0

Contoh
Jika C adalah kode {111, 000}, maka matriks parity check yang valid
adalah  
1 0 1
H=
0 1 1

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 27 / 46


Parity Check Matrices

Matriks parity check yang valid untuk kode {111, 000}, adalah
 
1 0 1
H=
0 1 1

Satu cara untuk memverifikasinya adalah dengan menghitung cH T


untuk suatu codeword c = [x, y , z]

1 0
[xyz] 0 1 = [x + z, y + z]
1 1

c merupakan codeword valid jhj cH T = 0, yakni jhj


[x + z, y + z] = [0, 0]. Manipulasi aljabar biner menghasilkan
x = y = z. Sehingga codeword yang valid adalah [000, 111].

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 28 / 46


Parity Check Matrices

Tentukan matriks parity check untuk kode repetisi biner dengan


panjang 5

Kode tersebut berdimensi k = 1, sehingga matriks parity check H


berukuran 4 5.

Kode parity check biner (10,9) adalah kode dengan panjang 10 dan
dimensi 9 yang memetakan pesan dengan panjang 9 kepada
codeword dengan panjang 10, dengan menambahkan sebuah bit
parity check sedemikian banyaknya bit 1 adalah genap. Tentukan
matriks parity check untuk kode tersebut.

Matriks parity check H berukuran 1 10

Tentukan matriks parity check untuk kode parity check biner (5,4)

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 29 / 46


Parity Check Matrices

Tentukan matriks parity check untuk kode repetisi biner dengan


panjang 5

Kode tersebut berdimensi k = 1, sehingga matriks parity check H


berukuran 4 5.

Kode parity check biner (10,9) adalah kode dengan panjang 10 dan
dimensi 9 yang memetakan pesan dengan panjang 9 kepada
codeword dengan panjang 10, dengan menambahkan sebuah bit
parity check sedemikian banyaknya bit 1 adalah genap. Tentukan
matriks parity check untuk kode tersebut.

Matriks parity check H berukuran 1 10

Tentukan matriks parity check untuk kode parity check biner (5,4)

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 29 / 46


Parity Check Matrices

Tentukan matriks parity check untuk kode repetisi biner dengan


panjang 5

Kode tersebut berdimensi k = 1, sehingga matriks parity check H


berukuran 4 5.

Kode parity check biner (10,9) adalah kode dengan panjang 10 dan
dimensi 9 yang memetakan pesan dengan panjang 9 kepada
codeword dengan panjang 10, dengan menambahkan sebuah bit
parity check sedemikian banyaknya bit 1 adalah genap. Tentukan
matriks parity check untuk kode tersebut.

Matriks parity check H berukuran 1 10

Tentukan matriks parity check untuk kode parity check biner (5,4)

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 29 / 46


Parity Check Matrices

Definisi
Ruang null suatu matriks H adalah himpunan semua vektor x
sedemikian hingga Hx T = 0

Koneksi ruang null pada kode linier


Misal H matriks parity check untuk sebuah kode C. Maka 0 = cH T
untuk semua c C. Sehingga 0T = (cH T )T = Hc T . Oleh karena itu,
codeword pada C membentuk ruang null untuk matriks parity check H.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 30 / 46


Parity Check Matrices

Definisi
Ruang null suatu matriks H adalah himpunan semua vektor x
sedemikian hingga Hx T = 0

Koneksi ruang null pada kode linier


Misal H matriks parity check untuk sebuah kode C. Maka 0 = cH T
untuk semua c C. Sehingga 0T = (cH T )T = Hc T . Oleh karena itu,
codeword pada C membentuk ruang null untuk matriks parity check H.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 30 / 46


Parity Check Matrices
Teorema
Sebuah matriks parity check (n k) n, H, untuk sebuah kode C
dalam bentuk systematic atau standard jika H = (Ink |A). Maka
matriks generator yang bersesuaian dalam bentuk systematic adalah
G = (AT |Ik )

Matriks generator systematic


 untuk kode
 yang didefinisikan oleh
1 0 1  
matriks parity check H = adalah G = 1 1 1
0 1 1
Matriks generator systematic
 untuk kode yang
 didefinisikan oleh
matriks parity check H = 1 1 1 1 1 adalah

1 1 0 0 0
1 0 1 0 0
G= 1 0 0 1 0

1 0 0 0 1

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 31 / 46


Parity Check Matrices
Teorema
Sebuah matriks parity check (n k) n, H, untuk sebuah kode C
dalam bentuk systematic atau standard jika H = (Ink |A). Maka
matriks generator yang bersesuaian dalam bentuk systematic adalah
G = (AT |Ik )

Matriks generator systematic


 untuk kode
 yang didefinisikan oleh
1 0 1  
matriks parity check H = adalah G = 1 1 1
0 1 1
Matriks generator systematic
 untuk kode yang
 didefinisikan oleh
matriks parity check H = 1 1 1 1 1 adalah

1 1 0 0 0
1 0 1 0 0
G= 1 0 0 1 0

1 0 0 0 1

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 31 / 46


Parity Check Matrices
Teorema
Sebuah matriks parity check (n k) n, H, untuk sebuah kode C
dalam bentuk systematic atau standard jika H = (Ink |A). Maka
matriks generator yang bersesuaian dalam bentuk systematic adalah
G = (AT |Ik )

Matriks generator systematic


 untuk kode
 yang didefinisikan oleh
1 0 1  
matriks parity check H = adalah G = 1 1 1
0 1 1
Matriks generator systematic
 untuk kode yang
 didefinisikan oleh
matriks parity check H = 1 1 1 1 1 adalah

1 1 0 0 0
1 0 1 0 0
G= 1 0 0 1 0

1 0 0 0 1

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 31 / 46


Matriks Parity Check

Matriks parity check maupun matriks generator dapat dinyatakan


dalam bentuk systematic dengan menerapkan operasi baris pada
matriks atau permutasi kolom.
Perubahan ini tidak mengubah ruang null maupun ruang baris
matriks, yang memiliki peranan penting sebab C merupakan
ruang null untuk matriks parity check H dan ruang baris untuk
matriks generator G.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 32 / 46


Matriks Parity Check

Matriks parity check maupun matriks generator dapat dinyatakan


dalam bentuk systematic dengan menerapkan operasi baris pada
matriks atau permutasi kolom.
Perubahan ini tidak mengubah ruang null maupun ruang baris
matriks, yang memiliki peranan penting sebab C merupakan
ruang null untuk matriks parity check H dan ruang baris untuk
matriks generator G.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 32 / 46


Kode Ekivalen

Definisi
Dua kode linier q-ary dikatakan ekivalen jika kode yang satu didapat
dari yang lain dengan kombinasi operasi-operasi berikut:
1 permutasi posisi pada codeword
2 perkalian simbol pada sebuah posisi tertentu dengan skalar
taknol.
Dua kode berikut: C1 = {000, 101, 010, 111} dan
C2 = {000, 011, 100, 111}, ekivalen. Mengapa?

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 33 / 46


Kode Ekivalen

Definisi
Dua kode linier q-ary dikatakan ekivalen jika kode yang satu didapat
dari yang lain dengan kombinasi operasi-operasi berikut:
1 permutasi posisi pada codeword
2 perkalian simbol pada sebuah posisi tertentu dengan skalar
taknol.
Dua kode berikut: C1 = {000, 101, 010, 111} dan
C2 = {000, 011, 100, 111}, ekivalen. Mengapa?

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 33 / 46


Kode Ekivalen

Definisi
Dua kode linier q-ary dikatakan ekivalen jika kode yang satu didapat
dari yang lain dengan kombinasi operasi-operasi berikut:
1 permutasi posisi pada codeword
2 perkalian simbol pada sebuah posisi tertentu dengan skalar
taknol.
Dua kode berikut: C1 = {000, 101, 010, 111} dan
C2 = {000, 011, 100, 111}, ekivalen. Mengapa?

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 33 / 46


Kode Ekivalen

Teorema
Dua matriks generator k n membangun kode linier [n, k ] yang
ekivalen jika matriks yang satu didapat dari yang lain menggunakan
barisan operasi berikut:
1 permutasi baris;
2 perkalian suatu baris dengan skalar taknol;
3 penambahan kelipatan suatu baris kepada baris lain;
4 permutasi kolom;
5 perkalian suatu kolom dengan skalar taknol.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 34 / 46


Kode Ekivalen

Teorema
Dua matriks generator k n membangun kode linier [n, k ] yang
ekivalen jika matriks yang satu didapat dari yang lain menggunakan
barisan operasi berikut:
1 permutasi baris;
2 perkalian suatu baris dengan skalar taknol;
3 penambahan kelipatan suatu baris kepada baris lain;
4 permutasi kolom;
5 perkalian suatu kolom dengan skalar taknol.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 34 / 46


Kode Ekivalen

Teorema
Dua matriks generator k n membangun kode linier [n, k ] yang
ekivalen jika matriks yang satu didapat dari yang lain menggunakan
barisan operasi berikut:
1 permutasi baris;
2 perkalian suatu baris dengan skalar taknol;
3 penambahan kelipatan suatu baris kepada baris lain;
4 permutasi kolom;
5 perkalian suatu kolom dengan skalar taknol.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 34 / 46


Kode Ekivalen

Teorema
Dua matriks generator k n membangun kode linier [n, k ] yang
ekivalen jika matriks yang satu didapat dari yang lain menggunakan
barisan operasi berikut:
1 permutasi baris;
2 perkalian suatu baris dengan skalar taknol;
3 penambahan kelipatan suatu baris kepada baris lain;
4 permutasi kolom;
5 perkalian suatu kolom dengan skalar taknol.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 34 / 46


Kode Ekivalen

Teorema
Dua matriks generator k n membangun kode linier [n, k ] yang
ekivalen jika matriks yang satu didapat dari yang lain menggunakan
barisan operasi berikut:
1 permutasi baris;
2 perkalian suatu baris dengan skalar taknol;
3 penambahan kelipatan suatu baris kepada baris lain;
4 permutasi kolom;
5 perkalian suatu kolom dengan skalar taknol.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 34 / 46


Kode Ekivalen

Teorema
Dua matriks generator k n membangun kode linier [n, k ] yang
ekivalen jika matriks yang satu didapat dari yang lain menggunakan
barisan operasi berikut:
1 permutasi baris;
2 perkalian suatu baris dengan skalar taknol;
3 penambahan kelipatan suatu baris kepada baris lain;
4 permutasi kolom;
5 perkalian suatu kolom dengan skalar taknol.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 34 / 46


Linear Decoding

Persamaan dari matriks parity check (c C cH T = 0) digunakan


pada step pertama pada proses dekoding kode linier. Saat codeword r
diterima, hasil kali rH T dihitung. Jika hasilnya adalah 0, maka
diasumsikan tidak ada error yang terjadi, dan pesan yang diterima
diinterpretasikan sebagai r .

Lalu bagaimana kita bisa mendekode jika rH T 6= 0 ?

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 35 / 46


Linear Decoding

Persamaan dari matriks parity check (c C cH T = 0) digunakan


pada step pertama pada proses dekoding kode linier. Saat codeword r
diterima, hasil kali rH T dihitung. Jika hasilnya adalah 0, maka
diasumsikan tidak ada error yang terjadi, dan pesan yang diterima
diinterpretasikan sebagai r .

Lalu bagaimana kita bisa mendekode jika rH T 6= 0 ?

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 35 / 46


Coset Decoding

Definisi
Misal C adalah kode linier [n, k ] atas GF (q) dan a adalah sebarang
vektor pada V (n, q). Maka himpunan

a + C = {a + x|x C}

disebut sebuah koset untuk C

Teorema
Misal C adalah kode linier [n, k ] atas GF (q). Maka setiap vektor dari
V (n, q) berada dalam suatu koset pada C, setiap koset memuat q k
vektor dan dua koset tersebut disjoint atau sama.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 36 / 46


Coset Decoding

Definisi
Misal C adalah kode linier [n, k ] atas GF (q) dan a adalah sebarang
vektor pada V (n, q). Maka himpunan

a + C = {a + x|x C}

disebut sebuah koset untuk C

Teorema
Misal C adalah kode linier [n, k ] atas GF (q). Maka setiap vektor dari
V (n, q) berada dalam suatu koset pada C, setiap koset memuat q k
vektor dan dua koset tersebut disjoint atau sama.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 36 / 46


Coset Decoding

MisalC adalah kode


 linier biner [4, 2] dengan matriks generator
1 0 1 1
G= . Maka C = {0000, 1011, 0101, 1110}, dan
0 1 0 1
koset-koset C adalah

0000 + C = {0000, 1011, 0101, 1110}

1000 + C = {1000, 0011, 1101, 0110}


0100 + C = {0100, 1111, 0001, 1010}
0010 + C = {0010, 1001, 0111, 1100}

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 37 / 46


Coset Decoding

Definisi
Koset leader pada sebuah koset adalah suatu vektor dengan berat
minimum dalam koset tersebut.

Contoh
Pada koset 0100 + C = {0100, 1111, 0001, 1010} kita dapat
mengambil 0100 atau 0001 sebagai coset leader.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 38 / 46


Coset Decoding

Definisi
Koset leader pada sebuah koset adalah suatu vektor dengan berat
minimum dalam koset tersebut.

Contoh
Pada koset 0100 + C = {0100, 1111, 0001, 1010} kita dapat
mengambil 0100 atau 0001 sebagai coset leader.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 38 / 46


Coset Decoding

Untuk kode linier [n, k], C, Algoritma Dekoding Koset bekerja


sebagai berikut
Partisi GF (q)n kedalam koset-koset C
Ada q n /q k = q nk koset, yang masing-masing memuat q k
elemen.
Tatalah koset-koset C menggunakan array standard: baris
pertama adalah 0 + C, entri pertama tiap baris adalah koset
leader, entri selanjutnya merupakan hasil jumlahan koset leader
dengan entri baris pertama pada kolom yang bersesuaian.
Asumsi: vektor error = koset leader.
Jika codeword yang diterima, r , bukan merupakan codeword yang
valid, carilah r pada array standar tersebut, kemudian dekode r
sebagai codeword pada baris pertama pada kolom yang
bersesuaian.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 39 / 46


Coset Decoding

Untuk kode linier [n, k], C, Algoritma Dekoding Koset bekerja


sebagai berikut
Partisi GF (q)n kedalam koset-koset C
Ada q n /q k = q nk koset, yang masing-masing memuat q k
elemen.
Tatalah koset-koset C menggunakan array standard: baris
pertama adalah 0 + C, entri pertama tiap baris adalah koset
leader, entri selanjutnya merupakan hasil jumlahan koset leader
dengan entri baris pertama pada kolom yang bersesuaian.
Asumsi: vektor error = koset leader.
Jika codeword yang diterima, r , bukan merupakan codeword yang
valid, carilah r pada array standar tersebut, kemudian dekode r
sebagai codeword pada baris pertama pada kolom yang
bersesuaian.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 39 / 46


Coset Decoding

Untuk kode linier [n, k], C, Algoritma Dekoding Koset bekerja


sebagai berikut
Partisi GF (q)n kedalam koset-koset C
Ada q n /q k = q nk koset, yang masing-masing memuat q k
elemen.
Tatalah koset-koset C menggunakan array standard: baris
pertama adalah 0 + C, entri pertama tiap baris adalah koset
leader, entri selanjutnya merupakan hasil jumlahan koset leader
dengan entri baris pertama pada kolom yang bersesuaian.
Asumsi: vektor error = koset leader.
Jika codeword yang diterima, r , bukan merupakan codeword yang
valid, carilah r pada array standar tersebut, kemudian dekode r
sebagai codeword pada baris pertama pada kolom yang
bersesuaian.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 39 / 46


Coset Decoding

Untuk kode linier [n, k], C, Algoritma Dekoding Koset bekerja


sebagai berikut
Partisi GF (q)n kedalam koset-koset C
Ada q n /q k = q nk koset, yang masing-masing memuat q k
elemen.
Tatalah koset-koset C menggunakan array standard: baris
pertama adalah 0 + C, entri pertama tiap baris adalah koset
leader, entri selanjutnya merupakan hasil jumlahan koset leader
dengan entri baris pertama pada kolom yang bersesuaian.
Asumsi: vektor error = koset leader.
Jika codeword yang diterima, r , bukan merupakan codeword yang
valid, carilah r pada array standar tersebut, kemudian dekode r
sebagai codeword pada baris pertama pada kolom yang
bersesuaian.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 39 / 46


Coset Decoding

Untuk kode linier [n, k], C, Algoritma Dekoding Koset bekerja


sebagai berikut
Partisi GF (q)n kedalam koset-koset C
Ada q n /q k = q nk koset, yang masing-masing memuat q k
elemen.
Tatalah koset-koset C menggunakan array standard: baris
pertama adalah 0 + C, entri pertama tiap baris adalah koset
leader, entri selanjutnya merupakan hasil jumlahan koset leader
dengan entri baris pertama pada kolom yang bersesuaian.
Asumsi: vektor error = koset leader.
Jika codeword yang diterima, r , bukan merupakan codeword yang
valid, carilah r pada array standar tersebut, kemudian dekode r
sebagai codeword pada baris pertama pada kolom yang
bersesuaian.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 39 / 46


Coset Decoding

Untuk kode linier [n, k], C, Algoritma Dekoding Koset bekerja


sebagai berikut
Partisi GF (q)n kedalam koset-koset C
Ada q n /q k = q nk koset, yang masing-masing memuat q k
elemen.
Tatalah koset-koset C menggunakan array standard: baris
pertama adalah 0 + C, entri pertama tiap baris adalah koset
leader, entri selanjutnya merupakan hasil jumlahan koset leader
dengan entri baris pertama pada kolom yang bersesuaian.
Asumsi: vektor error = koset leader.
Jika codeword yang diterima, r , bukan merupakan codeword yang
valid, carilah r pada array standar tersebut, kemudian dekode r
sebagai codeword pada baris pertama pada kolom yang
bersesuaian.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 39 / 46


Coset Decoding
MisalC adalah kode
 linier biner [4, 2] dengan matriks generator
1 0 1 1
G= . Maka C = {0000, 1011, 0101, 1110}, dan
0 1 0 1
standar arraynya adalah sebagai berikut.
0000 1011 0101 1110
1000 0011 1101 0110
0100 1111 0001 1010
0010 1001 0111 1100

Misal r = 0111 diterima, maka r didekode menjadi 0101


Namun karena dalam contoh tersebut, d(C) = 2, maka kode
tersebut tidak dapat mengkoreksi 1 error-pun.
Mengapa skema dekoding dalam contoh di atas tidak dapat
mengkoreksi error pada bit keempat?
Konstruksilah sebuah array standar untuk kode repetisi biner
dengan panjang 4.
Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 40 / 46
Coset Decoding
MisalC adalah kode
 linier biner [4, 2] dengan matriks generator
1 0 1 1
G= . Maka C = {0000, 1011, 0101, 1110}, dan
0 1 0 1
standar arraynya adalah sebagai berikut.
0000 1011 0101 1110
1000 0011 1101 0110
0100 1111 0001 1010
0010 1001 0111 1100

Misal r = 0111 diterima, maka r didekode menjadi 0101


Namun karena dalam contoh tersebut, d(C) = 2, maka kode
tersebut tidak dapat mengkoreksi 1 error-pun.
Mengapa skema dekoding dalam contoh di atas tidak dapat
mengkoreksi error pada bit keempat?
Konstruksilah sebuah array standar untuk kode repetisi biner
dengan panjang 4.
Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 40 / 46
Coset Decoding
MisalC adalah kode
 linier biner [4, 2] dengan matriks generator
1 0 1 1
G= . Maka C = {0000, 1011, 0101, 1110}, dan
0 1 0 1
standar arraynya adalah sebagai berikut.
0000 1011 0101 1110
1000 0011 1101 0110
0100 1111 0001 1010
0010 1001 0111 1100

Misal r = 0111 diterima, maka r didekode menjadi 0101


Namun karena dalam contoh tersebut, d(C) = 2, maka kode
tersebut tidak dapat mengkoreksi 1 error-pun.
Mengapa skema dekoding dalam contoh di atas tidak dapat
mengkoreksi error pada bit keempat?
Konstruksilah sebuah array standar untuk kode repetisi biner
dengan panjang 4.
Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 40 / 46
Coset Decoding
MisalC adalah kode
 linier biner [4, 2] dengan matriks generator
1 0 1 1
G= . Maka C = {0000, 1011, 0101, 1110}, dan
0 1 0 1
standar arraynya adalah sebagai berikut.
0000 1011 0101 1110
1000 0011 1101 0110
0100 1111 0001 1010
0010 1001 0111 1100

Misal r = 0111 diterima, maka r didekode menjadi 0101


Namun karena dalam contoh tersebut, d(C) = 2, maka kode
tersebut tidak dapat mengkoreksi 1 error-pun.
Mengapa skema dekoding dalam contoh di atas tidak dapat
mengkoreksi error pada bit keempat?
Konstruksilah sebuah array standar untuk kode repetisi biner
dengan panjang 4.
Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 40 / 46
Syndrome Decoding

Syndrome decoding berkaitan dengan skema dekoding untuk


kode linier menggunakan matriks parity check H.
Misal x dikirim dan r diterima. Hitung rH T , yang disebut
syndrome dari r , ditulis S(r ).
Jika rH T = 0 maka kesimpulan = tidak ada error.
Jika rH T 6= 0 maka setidaknya ada 1 error terjadi.
S(r ) = rH T = (x + e)H T = eH T = S(e).
S(r ) = S(e) jhj r dan e berada pada koset yang sama dari C.
Array standard bisa dikembangkan dengan menambahkan kolom
berisi syndrome dari koset leader.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 41 / 46


Syndrome Decoding

Syndrome decoding berkaitan dengan skema dekoding untuk


kode linier menggunakan matriks parity check H.
Misal x dikirim dan r diterima. Hitung rH T , yang disebut
syndrome dari r , ditulis S(r ).
Jika rH T = 0 maka kesimpulan = tidak ada error.
Jika rH T 6= 0 maka setidaknya ada 1 error terjadi.
S(r ) = rH T = (x + e)H T = eH T = S(e).
S(r ) = S(e) jhj r dan e berada pada koset yang sama dari C.
Array standard bisa dikembangkan dengan menambahkan kolom
berisi syndrome dari koset leader.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 41 / 46


Syndrome Decoding

Syndrome decoding berkaitan dengan skema dekoding untuk


kode linier menggunakan matriks parity check H.
Misal x dikirim dan r diterima. Hitung rH T , yang disebut
syndrome dari r , ditulis S(r ).
Jika rH T = 0 maka kesimpulan = tidak ada error.
Jika rH T 6= 0 maka setidaknya ada 1 error terjadi.
S(r ) = rH T = (x + e)H T = eH T = S(e).
S(r ) = S(e) jhj r dan e berada pada koset yang sama dari C.
Array standard bisa dikembangkan dengan menambahkan kolom
berisi syndrome dari koset leader.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 41 / 46


Syndrome Decoding

Syndrome decoding berkaitan dengan skema dekoding untuk


kode linier menggunakan matriks parity check H.
Misal x dikirim dan r diterima. Hitung rH T , yang disebut
syndrome dari r , ditulis S(r ).
Jika rH T = 0 maka kesimpulan = tidak ada error.
Jika rH T 6= 0 maka setidaknya ada 1 error terjadi.
S(r ) = rH T = (x + e)H T = eH T = S(e).
S(r ) = S(e) jhj r dan e berada pada koset yang sama dari C.
Array standard bisa dikembangkan dengan menambahkan kolom
berisi syndrome dari koset leader.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 41 / 46


Syndrome Decoding

Syndrome decoding berkaitan dengan skema dekoding untuk


kode linier menggunakan matriks parity check H.
Misal x dikirim dan r diterima. Hitung rH T , yang disebut
syndrome dari r , ditulis S(r ).
Jika rH T = 0 maka kesimpulan = tidak ada error.
Jika rH T 6= 0 maka setidaknya ada 1 error terjadi.
S(r ) = rH T = (x + e)H T = eH T = S(e).
S(r ) = S(e) jhj r dan e berada pada koset yang sama dari C.
Array standard bisa dikembangkan dengan menambahkan kolom
berisi syndrome dari koset leader.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 41 / 46


Syndrome Decoding

Syndrome decoding berkaitan dengan skema dekoding untuk


kode linier menggunakan matriks parity check H.
Misal x dikirim dan r diterima. Hitung rH T , yang disebut
syndrome dari r , ditulis S(r ).
Jika rH T = 0 maka kesimpulan = tidak ada error.
Jika rH T 6= 0 maka setidaknya ada 1 error terjadi.
S(r ) = rH T = (x + e)H T = eH T = S(e).
S(r ) = S(e) jhj r dan e berada pada koset yang sama dari C.
Array standard bisa dikembangkan dengan menambahkan kolom
berisi syndrome dari koset leader.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 41 / 46


Syndrome Decoding

Syndrome decoding berkaitan dengan skema dekoding untuk


kode linier menggunakan matriks parity check H.
Misal x dikirim dan r diterima. Hitung rH T , yang disebut
syndrome dari r , ditulis S(r ).
Jika rH T = 0 maka kesimpulan = tidak ada error.
Jika rH T 6= 0 maka setidaknya ada 1 error terjadi.
S(r ) = rH T = (x + e)H T = eH T = S(e).
S(r ) = S(e) jhj r dan e berada pada koset yang sama dari C.
Array standard bisa dikembangkan dengan menambahkan kolom
berisi syndrome dari koset leader.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 41 / 46


Syndrome Decoding
MisalC adalah kode
 linier biner [4, 2] dengan matriks generator
1 0 1 1
G= . Maka C = {0000, 1011, 0101, 1110}, generator
0 1 0 1
systematic G dan matriks parity check systematic H adalah sebagai
berikut:
   
1 1 1 0 1 0 1 0
G= dan H =
0 1 0 1 0 1 1 1

dan standar array yang dikembangkan adalah sebagai berikut.

0000 1011 0101 1110 00


1000 0011 1101 0110 10
0100 1111 0001 1010 01
0010 1001 0111 1100 11

Jika vektor r diterima, hitung S(r ), lalu dekode r sebagai r e, dimana


e = koset leader pada baris yang memuat S(r ).
Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 42 / 46
Kode Hamming

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 43 / 46


Kode Hamming

Untuk kode biner, S(r ) adalah vektor kolom matriks parity check H
yang berkorespondensi dengan posisi dimana error terjadi.
Fakta ini memberi ide untuk mengkonstruksi matriks parity check
H yang dapat menjalankan dekoding koset dan dekoding
syndrome.
Pertama, kolom-kolom pada H harus semuanya taknol, sebab jika
tidak error pada posisi terkait tidak akan mempengaruhi syndrome
dan tidak akan terdeteksi oleh syndrome decoder
Kedua, kolom-kolom pada H harus berbeda, sebab jika ada dua
kolom yang sama, maka error yang terjadi di kedua posisi tidak
dapat dibedakan.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 44 / 46


Kode Hamming

Untuk kode biner, S(r ) adalah vektor kolom matriks parity check H
yang berkorespondensi dengan posisi dimana error terjadi.
Fakta ini memberi ide untuk mengkonstruksi matriks parity check
H yang dapat menjalankan dekoding koset dan dekoding
syndrome.
Pertama, kolom-kolom pada H harus semuanya taknol, sebab jika
tidak error pada posisi terkait tidak akan mempengaruhi syndrome
dan tidak akan terdeteksi oleh syndrome decoder
Kedua, kolom-kolom pada H harus berbeda, sebab jika ada dua
kolom yang sama, maka error yang terjadi di kedua posisi tidak
dapat dibedakan.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 44 / 46


Kode Hamming

Untuk kode biner, S(r ) adalah vektor kolom matriks parity check H
yang berkorespondensi dengan posisi dimana error terjadi.
Fakta ini memberi ide untuk mengkonstruksi matriks parity check
H yang dapat menjalankan dekoding koset dan dekoding
syndrome.
Pertama, kolom-kolom pada H harus semuanya taknol, sebab jika
tidak error pada posisi terkait tidak akan mempengaruhi syndrome
dan tidak akan terdeteksi oleh syndrome decoder
Kedua, kolom-kolom pada H harus berbeda, sebab jika ada dua
kolom yang sama, maka error yang terjadi di kedua posisi tidak
dapat dibedakan.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 44 / 46


Kode Hamming

Untuk kode biner, S(r ) adalah vektor kolom matriks parity check H
yang berkorespondensi dengan posisi dimana error terjadi.
Fakta ini memberi ide untuk mengkonstruksi matriks parity check
H yang dapat menjalankan dekoding koset dan dekoding
syndrome.
Pertama, kolom-kolom pada H harus semuanya taknol, sebab jika
tidak error pada posisi terkait tidak akan mempengaruhi syndrome
dan tidak akan terdeteksi oleh syndrome decoder
Kedua, kolom-kolom pada H harus berbeda, sebab jika ada dua
kolom yang sama, maka error yang terjadi di kedua posisi tidak
dapat dibedakan.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 44 / 46


Kode Hamming

Kita akan membangun sebuah keluarga kode yang dikenal


dengan kode Hamming biner, Hr , r 2.
Sebarang matriks parity untuk kode Hamming, Hr , memiliki r
baris.
Implikasinya, setiap kolom memiliki panjang r , sehingga tepat ada
2r 1 vektor biner taknol dengan panjang r .

Definisi
Kode Hamming biner, Hr , dengan panjang n = 2r 1, r 2, memiliki
matriks parity check H yang kolom-kolomnya memuat semua vektor
biner taknol yang panjangnya r , masin-masing digunakan sekali. Hal
ini membentuk sebuh kode linier [n = 2r 1, k = 2r 1 r , d = 3]

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 45 / 46


Kode Hamming

Kita akan membangun sebuah keluarga kode yang dikenal


dengan kode Hamming biner, Hr , r 2.
Sebarang matriks parity untuk kode Hamming, Hr , memiliki r
baris.
Implikasinya, setiap kolom memiliki panjang r , sehingga tepat ada
2r 1 vektor biner taknol dengan panjang r .

Definisi
Kode Hamming biner, Hr , dengan panjang n = 2r 1, r 2, memiliki
matriks parity check H yang kolom-kolomnya memuat semua vektor
biner taknol yang panjangnya r , masin-masing digunakan sekali. Hal
ini membentuk sebuh kode linier [n = 2r 1, k = 2r 1 r , d = 3]

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 45 / 46


Kode Hamming

Kita akan membangun sebuah keluarga kode yang dikenal


dengan kode Hamming biner, Hr , r 2.
Sebarang matriks parity untuk kode Hamming, Hr , memiliki r
baris.
Implikasinya, setiap kolom memiliki panjang r , sehingga tepat ada
2r 1 vektor biner taknol dengan panjang r .

Definisi
Kode Hamming biner, Hr , dengan panjang n = 2r 1, r 2, memiliki
matriks parity check H yang kolom-kolomnya memuat semua vektor
biner taknol yang panjangnya r , masin-masing digunakan sekali. Hal
ini membentuk sebuh kode linier [n = 2r 1, k = 2r 1 r , d = 3]

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 45 / 46


Kode Hamming

Kita akan membangun sebuah keluarga kode yang dikenal


dengan kode Hamming biner, Hr , r 2.
Sebarang matriks parity untuk kode Hamming, Hr , memiliki r
baris.
Implikasinya, setiap kolom memiliki panjang r , sehingga tepat ada
2r 1 vektor biner taknol dengan panjang r .

Definisi
Kode Hamming biner, Hr , dengan panjang n = 2r 1, r 2, memiliki
matriks parity check H yang kolom-kolomnya memuat semua vektor
biner taknol yang panjangnya r , masin-masing digunakan sekali. Hal
ini membentuk sebuh kode linier [n = 2r 1, k = 2r 1 r , d = 3]

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 45 / 46


Kode Hamming
Sebuah parity check untuk kode Hamming, H3 , [7, 4, 3], dalam bentuk
standard:
1 0 0 0 1 1 1
H= 0 1 0 1 0 1 1
0 0 1 1 1 0 1
Sehingga matriks generator dalam bentuk standar adalah:

0 1 1 1 0 0 0
1 0 1 0 1 0 0
G= 1 1 0 0 0 1 0

1 1 1 0 0 0 1

Berapa error yang dapat dikoreksi oleh sebuah kode Hamming?


Enkode pesan 0000 dan 1010 menggunakan G dan cek hasilnya
menggunakan H.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 46 / 46


Kode Hamming
Sebuah parity check untuk kode Hamming, H3 , [7, 4, 3], dalam bentuk
standard:
1 0 0 0 1 1 1
H= 0 1 0 1 0 1 1
0 0 1 1 1 0 1
Sehingga matriks generator dalam bentuk standar adalah:

0 1 1 1 0 0 0
1 0 1 0 1 0 0
G= 1 1 0 0 0 1 0

1 1 1 0 0 0 1

Berapa error yang dapat dikoreksi oleh sebuah kode Hamming?


Enkode pesan 0000 dan 1010 menggunakan G dan cek hasilnya
menggunakan H.

Antonius CP (UNEJ) CODING THEORY Jember, 2017 46 / 46

Anda mungkin juga menyukai