Anda di halaman 1dari 10

Rehabilitasi Stroke

Rehabilitasi stroke adalah pengelolaan medis dan rehabilitasi yang komprehensif


terhadap disabilitas yang diakibatkan oleh stroke melalui pendekatan neurorestorasi dan
neurorehabilitasi dengan tujuan mengoptimalkan dan memodifikasi kemampuan fungsional yang
ada sehingga penyandang stroke mampu beradaptasi dan mencapai kemandirian serta kualitas
hidup yang lebih baik.

WHO membuat batasan kehilangan fungus stroke sebagai berikut :


Impairment (gangguan organ atau fungsi organ)
Hilang atau terganggunya struktur atau fungsi anatomis, fisiologim atau psikologis tubuh.
Contoh impairment adalah hemiparesis, afasia, disartria, disfagia, depresi dan lain
sebagainya.
Disability (Ketidakmampuan)
keterbatasan atau hilangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas yang umum dapat
dilakukan oleh orang lain yang normal karena impairment yang dideritanya.
Contoh disability: adalah ketidak mampuan berjalan (akibat
hemiparesis),ketidakmampuan berkomunikasi (akibat afasia, disatria) atau
ketidakmampuan melakukan perawatan diri sendiri seperti berpakaian (akibat
hemiparesis, gangguan kognitif, gangguan sensoris dan lain-lain)
Handicap (keterbatasan dalam peran)
Handicap atau kecacatan konsekuensi sosial dari penyakit, didefinisikan sebagai
terganggu atau terbatasnya kemampuan aktualisasi diri dan untuk berperan secara sosial,
budaya, ekonomi dalam keluarga dan lingkungan bagi individual tertentu akibat
impairment dan disability yang dideritanya.
Contoh handicap : ketidakmampuan berperan sebagai ayah bermain dengan anaknya
(karena hemiparesis yang menyebabkannya sulit bergerak atau berjalan), tidak dapat
bekerja (karena kesulitan berjalan ke tempat kerja, melakukan pekerjaan sebelumnya)
dan lain sebagainya.

Adapun prinsip-prinsip utama dari rehabilitasi stroke, yaitu :


1. Bergerak.
2. Terapi latihan gerak yang diberikan sebaiknya adalah gerak fungsional
daripada gerak tanpa ada tujuan tertentu.
3. Sedapat mungkin bantu dan arahkan pasien untuk melakukan gerak fungsional yang
normal, jangan biarkan menggunakan gerak abnormal. Gerak normal artinya sama
dengan gerak pada sisi sehat.
4. Gerak fungsional dapat dilatih apabila stabilitas batang tubuh sudah tercapai, yaitu dalam
posisi duduk dan berdiri.
5. Persiapkan pasien dalam kondisi prima untuk melakukan terapi latihan
6. Hasil terapi latihan yang diharapkan akan optimal bila ditunjang oleh kemampuan fungsi
kognitif, persepsi dan semua modalitas sensoris yang utuh.

Intervensi Rehabilitasi pada Stroke


Rehabilitas pada stroke dibedakan dalam tujuan (goals) dan jeni intervensi rehabilitasi yang akan
diberikan, yaitu :
Intervensi Rehabilitasi Fase Akut
Tujuan :
- Mencegah komplikasi yang mungkin terjadi akibat penyakitnya ataupun akibat tirah
baring.
- Ruang rawat/di unit stroke
- Pasien menjadi lebih mandiri, lebih mudah kembali dalam kehidupan sosialnya di
masyarakat dan mempunyai kualitas hidup yang lebih baik.

Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan


Penggantian posisi berbaring
Mempertahankan integritas kulit Skala risiko dekubirus
minimal tiap 2 jam

Mencegah pola postur dan spastisitas


Pengaturan posisi berbaring Metode Bobath
yang mengganggu pemulihan

Terapi fisik dada dan latihan


Pencegahan komplikasi gangguan pernapasan min.2x sehari
pernapasan akibat imobilisasi
Perubahan posisi ke arah tegak
Pencegahan komplikasi gangguan Perubahan posisi berbaring
kardiovaskular akibat imobilisasi
Terapi latihan gerak pasif
ekstremitas minimal 2x/hari

Perubahan posisi ke arah tegak Hemodinamik stabil


Terapi latihan gerak pasif
Pencegahan kekakuan sendi
ekstremitas minimal 2x/hari
NGT
Evaluasi fungsi menelan
Stimulasi menelan sesuai tipe
Mengatasi gangguan fungsi menelan
gangguan
Modifikasi jenis dan kepadatan
makanan
Foley Catheter
Mengatasi gangguan fungsi Tentukan tipe gangguan
berkemih
Bladder training Kondisi akut tertangani

Klisma
Mengatasi gangguan fungsi defekasi Medikamentosa
(konstipasi)
Pengaturan makanan tinggi Neurologis dan
serat, minum, dan mobilisasi hemodinamik stabil

Mengatasi gangguan
Stimulasi multisensoris
kesadaran/sensoris
Mobilisasi pasif
Mobilisasi bertahap Neurologis dan
Latihan persiapan mobilisasi aktif
hemodinamik stabil

Intervensi Rehabilitasi Fase Subakut (Pemulihan)


Tujuan :
- Untuk mengoptimalkan pemulihan neurologis dan reorganisasi saraf yang terjadi.
- Fokus utama intervensi rehabilitasi stroke ditujukan pada disabilitas akibat stroke
dengan tetap memperhatikan pemulihan impairmen melalui pendekatan-pendekatan
atau metode intervensi yang sesuai.
- Pada fase subakut pasien diharapkan mulai kembali untuk belajar melakukan
aktivitas dasar merawat diri dan berjalan.
- Mencegah timbulnya komplikasi akibat tirah baring
- Menyiapkan/mempertahankan kondisi yang memungkinkan pemulihan fungsional
yang paling optimal
- Mengembalikan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Mengembalikan kebugaran fisik dan mental
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan
Tergantung jenis
Penanganan afasia
gangguan
Penanganan apraksia buccal
Penanganan disartria
Penanganan disfonia

Penanganan fungsi luhur yang


Mampu komunikasi berkaitan dengan kemampuan
berkomunikasi a.l.:
Memori
Konsentrasi
Atensi
Emosi
Penanganan gangguan pendengaran

Atasi gangguan psikologis lain yang


menghambat kemampuan
komunikasi
Monitor proses menelan
Penanganan disfagia
Perhatian pada pasien
Terapi latihan sesuai jenis gangguan dengan afasia sensoris
berat
Terapi latihan keseimbangan duduk
stabil dan postur
Mampu menelan tanpa aspirasi
Penanganan fungsi luhur yang
berkaitan dengan kemampuan
menelan yang aman
Pemberian modifikasi
cairan/makanan untuk memperbaiki
keamanan menelan
Penanganan kompensasi
Mampu melakukan perawatan
diri dan aktivitas sehari-hari Selama latihan monitor
Terapi latihan perawatan diri dan keluhan subjektif dan
aktivitas sehari-hari tanda vital (TD dan
Nadi)

Terapi latihan keseimbangan duduk


dan berdiri dinamik
Terapi latihan motorik halus,
prehension pinching dan gasping

Penanganan fungsi luhur yang


berkaitan dengan kemampuan
pembelajaran a.l.:
Konsentrasi
Orientasi
Memori
Komunikasi
Persepsi/visuospasial
emosi

Penanganan apraksia
Pemberian alat bantu untuk
meningkatkan kemampuan AKS
Penanganan gangguan visual
Penanganan gangguan auditori
Penanganan dan kompensasi
gangguan sensoris (ekstero- dan
proprioseptif) yang menghambat
fungsi
Mampu mobilisasi dan ambulasi Selama latihan monitor
keluhan subjektif dan
Terapi latihan mobilisasi
tanda vital (TD dan
Nadi)
Terapi latihan keseimbangan duduk
statik dan dinamik
Terapi latihan gangguan vestibular
Terapi latihan pada gangguan
sensoris/persepsi/visuospasial
Terapi latihan berdiri/bertumpu
Terapi latihan keseimbangan berdiri
statik dan dinamik
Terapi latihan berjalan dengan atau
tanpa alat bantu jalan
Terapi latihan pola jalan yang benar
Pemberian ortosis perbaiki stabilitas
jalan
Penanganan dan kompensasi
gangguan visual
Penanganan gangguan fungsi luhur
yang menghambat proses
pembelajaran jalan
Atasi masalah penyulit yang
menyertai dan menghambat
kemampuan berjalan
Monitor gangguan berkemih/voiding
diary
Evaluasi laboratorium
Medikamentosa
Mampu mengontrol fungsi Tetapkan metode bladder training
berkemih yang sesuai
Edukasi pasien dan keluarga
Pengaturan minum dan BAK
Terapi latihan
Penanganan/kompensasi afasia
Tetapkan dan atasi penyebab
gangguan
Medikamentosa
Mampu mengontrol defekasi Tetapkan metode penanganan
Edukasi pasien dan keluarga
Pengaturan diet
Terapi latihan
Gali minat dan hobi
Kembangkan kemampuan yang ada
Mampu mengisi waktu luang dan
hobi Tingkatkan kemampuan fungsi
tangan
Terapi kelompok
Evaluasi psikologis

Mampu mengatasi masalah emosi Terapi suportif


dan depresi Terapi keluarga/terapi kelompok
Medikamentosa
Stroke club

Intervensi Komplikasi

Komplikasi Intervensi Rehabilitasi Keterangan


Spastisitas Pengaturan pola antispastisitas
Intervensi dolakkan
hanya pada spastisitas
atasi kausa
yang mengganggu
fungsi
Terapi latihan fisik
Terapi splinting (ortosis)
Terapi medikamentosa
Intervensi medik
Pengaturan posisi selama 24 jam
Pola sinergik
Terapi latihan fisik
Tentukan dan atasi kausa
Elektroterapi
Terapi medikamendtosa
Nyeri
Intervensi medik
Terapi latihan fisik
Terapi relaksasi
Ortosis
Terapi latihan fisik
Subluksasi bahu
Elektroterapi
Bio feedback
Terapi medikamentosa
Ortosis
Sympathetic dysthrophy
Intervensi medik
Elektroterapi
Terapi latihan fisik
Elektroterapi
Frozen shoulder Terapi latihan fisik
Terapi medikamentosa
Intervensi medik
perawatan luka dan pemberian posisi
yang menghindari tekanan
Terapi medikamentosa
Ulkus decubitus Elektroterapi
Tindakan debridemen
Bekerja sama dengan
Tindakan bedah
disiplin terkait
Cari dan atasi kausa
Terapi medikamentosa
Infeks saluran kemih Perbaiki drainase dengan metode
yang sesuai
Bladder spooling
Evaluasi dan atasi kausa yang dapat
dikontrol:
Berat badan berlebihan
Ketidakimbangan otot/spastisitas
Postur/pola jalan yang salah
Penyakit degeneratif sendi
Elektroterapi
Ortosis
Terapi latihan fisik
Edukasi pasien joint conversation
technique
Bekerja sama dengan
Evaluasi kausa
disiplin terkait
Oteoporosis Terapi medikamentosa
Terapi latihan fisik
Edukasi
Terapi latihan individu/kelompok Perhatikan faktor resiko
Monitor keluhan
Perbaiki gizi
Ketahanan kardiorespirasi subjektif dan tanda vital
Meningkatkan motivasi
Terapi suportif

Intervensi Rehabilitasi Fase Kronik (Lanjut)


Tujuan :
- Mengoptimalkan kemampuan fungsi yang ada, mempertahankan kemampuan
fungsional yang telah dicapai dan upaya pencegahan komplikasi sekunder dan
tersier.
- Peran keluarga dan lingkungan ditingkatkan.
- Tergantung pada beratnya stroke, hasil luaran rehabilitasi dapat mencapai berbagai
tingkat seperti
a. Mandiri penuh dan kembali ke tempat kerja seperti sebelum sakit,
b. Mandiri penuh dan bekerja namun alih pekerjaan yang lebih ringan sesuai
kondisi,
c. Mandiri penuh namuntidak bekerja,
d. Aktivitas sehari-hari perlu bantuan minimaldari orang lain
e. Aktivitas sehari-hari sebagian besar
f. atau sepenuhnya dibantu orang lain.

Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan


Mempertahankan kemandirian Aktif dengan jadwal dan aktivitas
bervariasi
Latihan rekonsdisi
Konseling berkala
Latihan kebugaran
Meningkatkan kebugaran fisik individu/kelomppok
Asupan nutrisi Konsultasi gizi medik
Bekerja sama dengna
Tetapkan aset limitasi fungsioal
institusi asal
Latihan rekondisi
Mengembalikan ke tempat kerja Latihan pre dan vokasional
Pengaturan jadwal kerja sesuai
kemampuan
Konseling berkala Evaluasi berkala
Terapi suportif
Sosialisasi Persiapan kelaurga dan lingkungan
Stroke club
Edukasi
Terapi latihan fisik
Pencegahan sekunder dan tersier
Konsultasi gizi medik
Konseling berkala
Konseling dan terapi suportif
Mampu menerima kecacatan
Edukasi pasien dan keluarga
menetap
Stroke club
Tetapkan kausa
Seksualitas Pilih solusi yang tepat
Edukasi medikamentosa
Daftar Putaka

Delisa, J. A, dkk. Delisas Physical Medicine and Rehabilitation. 2010. Lippincott Williams and
Wilkins : Philladelpia.

Braddom, R. L, dkk. Physical Medicine and Rehabilitation 4th Edition. 2007. Elsevier :
Philadelpia.

Anda mungkin juga menyukai