Apabila kita mengambil kesimpulan jika keluhan pada scenario ini
disebabkan oleh Trikomoniasis vaginalis maka dapat diketahui dan dapat disimpulkan bahwa seperti yang telah kita ketahui sebelumnya Trikomoniasis vaginalis adalah bakteri anaerob maka energy yang diperoleh dari fermentasi gula. Seperti yang kita ketahui, epitel skuamosa vagina dapat memproduksi dan menyimpan glikogen, maka Trikomoniasis vaginalis mendapatkan nutrisinya dari epitel vagina sehingga terjadilah erosi pada vagina.
Atau dapat kita lihat juga selain daripada Trikomoniasis vaginalis yang dapat menyebabkan erosi, terdapat juga beberapa factor yang dapat menyebabkan erosi, antara lain:
1. Keterpaparan suatu benda pada saat pemasangan AKDR. Pada saat
pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan tidak steril yang dapat menyebabkan infeksi. AKDR juga mengakibatkan bertambahnya volume dan lama haid (darah merupakan media subur untuk berkembang biaknya kuman) penyebab terjadi infeksi. 2. Level estrogen: erosi serviks merupakan respons terhadap sirkulasi estrogen dalam tubuh. - Dalam kehamilan: erosi serviks sangat umum ditemukan dalam kehamilan karena level estrogen yang tinggi. Erosi serviks dapat menyebabkan perdarahan minimal selama kehamilan, biasanya saat berhubungan seksual ketika penis menyentuh serviks. Erosi akan menghilang spontan 3-6 bulan setelah melahirkan. - Pada wanita yang mengkonsumsi pil KB: erosi serviks lebih umum terjadi pada wanita yang mengkonsumsi pil KB dengan level estrogen yang tinggi. - Pada bayi baru lahir: erosi serviks ditemukan pada 1/3 bayi wanita dan akan menghilang pada masa anak-anak oleh karena respons maternal saat bayi berada di dalam rahim. - Wanita yang menjalani Hormon Replacement Therapy (HRT): karena penggunaan estrogen pengganti dalam tubuh berupa pil, krim, dan lain-lain. (Sarwono.2009. hal: 134) 3. Infeksi: teori bahwa infeksi menjadi penyebab erosi serviks mulai menghilang. Bukti-bukti menunjukkan bahwa infeksi tidak menyebabkan erosi, tapi kondisi erosi akan lebih mudah terserang bakteri dan jamur sehingga mudah terserang infeksi.
Penyebab lain: infeksi kronis di vagina dan kontrasepsi kimia dapat
mengubah level keasaman vagina dan menyebabkan erosi serviks. Erosi serviks juga dapat disebabkan karena trauma (hubungan seksual, penggunaan tampon, benda asing di vagina, atau terkena spekulum).