Anda di halaman 1dari 10

perpindahan Kalor ??

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa yang namanya Kalor itu adalah berupa suatu energi. Dimana
berdasar hukum kekekalan energi, energi dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain dan dapat
pula berubah bentuk, dari bentuk energi satu ke energi lain

Sekarang kita bahas tentang energi kalor atau energi panas.


Perpindahan Kalor adalah suatu proses perpindahan energi panas pada suatu zat atau dari satu zat ke
zat lain.
Kalor dapat berpindah dapat melalui suatu zat perantara maupun tanpa zat perantara, zat perantara yang
dapat menghantarkan kalor disebut dengan konduktor, sedangkan yang tidak dapat menghantarkan
panas disebut dengan isolator.

Perpindahan kalor dapat melalui tiga cara :

1. Konduksi.
2. Konveksi.
3. Radiasi

Sekarang mari kita lihat penjelasan dari ketiga cara tersebut.

1. Konduksi : Merupakan perpindahan kalor yang tejadi dimana energi kalornya berpindah sedangkan zat
perantaranya tidak bergerak.

sebagai contoh :

Sekarang mari kita lihat penjelasan dari ketiga cara tersebut.

1. Konduksi : Merupakan perpindahan kalor yang tejadi dimana energi kalornya berpindah sedangkan zat
perantaranya tidak bergerak.

sebagai contoh :

Andi | Budi | Bagas | Rahmat |

Andi ingin memberikan buku kepada Rahmat, tetapi dia tidak boleh berdiri dari tempat duduk,
sehinggaAndi harus mengoper2 bukunya melalui Budi, lalu Budi mengopernya ke Bagas, baru
kemudian Bagas memberikannya kepada Rahmat.

Coba perhatikan !! Buku tetap sampai ke Rahmat tanpa si Andi perlu untuk beranjak dari tempat
duduknya. Hal ini yang dimaksud dengan perpindahan kalor secara Konduksi. Kalor berpindah tanpa zat
penghantarnya bergerak.

Perpindahan kalor dengan cara konduksi biasa terjadi pada jenis zat penghantar yang berbentuk padat,
seperti besi. Coba saja panaskan sebuah batang besi lalu kamu memegang ujung yang lain, pasti lama
kelamaan ujung besi yang kamu pegang juga ikutan terasa panas, hal ini dikarenakan panas merambat
pada besi tersebut, sehingga kemudian seluruh batang besi tersebut menjadi panas.

2. Konveksi : Merupakan perpindahan kalor yang tejadi dimana energi kalornya berpindah dan zat
perantaranya juga bergerak.

sebagai contoh :

Andi | Budi | Bagas | Rahmat |

ok, kita masih meminta bantuan keempat murid diatas untuk membantu memahami hal ini. Misal begini,
kasusnya tetap sama, Andi ingin memberikan bukunya kepada Rahmat, tetapi sekarang dia
diperbolehkan untuk berdiri dari tempat duduknya. Maka kali ini untuk memberikan bukunya kepada
Rahmat, Andi hanya tinggal beranjak dari tempat duduknya, kemudian berjalan menghampiri
Rahmat lalu memberikan bukunya kepada Rahmat.

Kali ini berbeda dengan cara pertama, Andi sebagai pemegang buku ikut berjalan (bergerak) untuk
memberikan bukunya kepada orang yang dituju, berbeda dengan pepindahan dengan cara konduksi
dimana Bukunya berpindah tetapi Andi-nya sebagai pemilik buku tetap diam di tempat duduk.

Perpindahan kalor dengan cara konveksi biasanya terjadi pada zat perantara yang berbentuk cair dan
gas, dikarenakan kedua zat tersebut dapat bergerak bebas tidak seperti benda padat yang bentuknya
tetap. Contohnya adalah ketika kita memanaskan air di dalam panci, maka api akan memanaskan air
yang dibagian bawah panci lalu air pada bagian bawah yang panas tersebut akan memiliki massa yang
lebih ringan dibanding air yang ada di permukaaan atas dikarenakan air di permukaan atas lebih dingin
dibanding yang ada di bagian bawah panci, sehingga air yang panas berpindah ke atas dan air yang
dingin bepindah ke bawah, hal ini akan terjadi secara terus menerus sehingga seluruh air dalam panci
akan menjadi panas semua.

3. Radiasi : Merupakan perpindahan kalor yang tejadi dimana energi kalornya berpindah dari satu tempat
ke tampat lain tanpa dibutuhkan zat perantara.

ini bagian yang paling seru untuk dijelaskan.

sebagai contoh :

Andi | Budi | Bagas | Rahmat |

misinya tetap sama yaitu Andi ingin memberikan bukunya kepada Rahmat, TETAPI, peraturannya ada
dua :

1. Andi tidak boleh beranjak dari tempat duduknya


2. Andi tidak boleh mengoper2 bukunya kepada teman2nya.
Lalu kira2 bagaimana cara si Andi untuk memberikan bukunya kepada Rahmat ??
Gampang koq !! DILEMPAR !!:D
memang cara yang kurang sopan sih, tapi ini adalah suatu cara yang dapat mencontohkan suatu
peristiwa radiasi terjadi.
Lihat !! Ajaib bukan ?? Buku dapat sampai ke tangan Rahmat tanpa perlu berdiri dan dioper2 ke orang
lain. Sehingga buku tetap sampai ke orang yang dituju tanpa melalui perantara.
Peristiwa radiasi terjadi pada proses perambatan panas matahari ke bumi. Di luar angkasa kan tidak
terdapat zat perantara untuk menghantarkan panas, sehingga satu-satunya cara untuk menghantarkan
panas agar sampai ke bumi yaitu dengan cara Radiasi.

Fisika Kelas X: Perpindahan Kalor


Belajar Fisika Yuk-Kalor merupakan salah satu bentuk energi, umumnya disebut energi panas. Kalor
juga dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Proses inilah yang disebut perpindahan kalor/
panas/ energi. Ada tiga jenis perpindahan kalor, yaitu: (1) konduksi, (2) konveksi, dan (3) radiasi. Pastinya
di kelas X, teman-teman sudah paham, karena sudah dibelajarkan di tingkat sekolah dasar maupun
sekolah menengah pertama. Namun, ditingkat sekolah menengah atas, teman-teman diminta untuk dapat
menghitung nominal kalor yang pindah (menganalisis perpindahan kalor) serta menyebutkan contoh-
contoh proses tersebut pada kehidupan sehari-hari. Konsep ini sangatlah penting untuk kita ketahui,
karena peristiwanya yang banyak terjadi di sekita kita. Bahkan, bagi teman-teman yang kreatif dapat
menggunakan konsep-konsep fisika sederhana untuk meyelesaikan permasalahan sains yang ada
disekitarnya khususnya kalor. Keterampilan ini disebut juga keterampilan literasi sains. Supaya lebih
paham, mari kita simak pembahasannya berikut!

A) Konduksi
Pembahasan yang pertama dalam perpindahan kalor adalah konduksi. Konduksi merupakan
perpindahan kalor dimana partikel-partikel zat tidak ikut berpindah, biasanya terjadi pada benda padat.
Namun,untuk beberapa kasus (nanti kita akan mengenal) ada juga benda gas dan benda cair yang
mengalami proses konduksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju perpindahan kalor adalah:
1. koefisisen konduktivitas termal
2. panjang stik/ batang
3. luas penampang
4. perbedaan suhu antar ujung batang
Secara matematis faktor-faktor di atas dirumuskan menjadi:
H= Q / t = (k x A x T) / l

Dengan keterangan sebagai berikut:


H adalah laju perpindahan kalor secara konduksi dengan satuan dalam joule/s
Q adalah jumlah kalor yang dipindahkan dengan satuan dalam joule
t adalah lamanya waktu dipindahkannya kalor dengan satuan dalam sekon
k adalah koefisien konduktivitas termal dari benda/ zat dalam satuan joule /(sekon meter celcius)
A adalah luas penampang benda yang digunakan sebagai penghantar dengan satuan dalam meter
persegi (m^2)
T adalah perbedaan suhu antar ujung batang dengan satuan dalam derajat celcius
l adalah panjang stik/ batang penghantar dengan satuan dalam meter

Hubungan antara tiap faktor dapat ditunjukkan melalui persamaan di atas. Laju konduktivitas akan
bernilai besar (cepat) apabila benda yang dipanasi memiliki nilai koefisien konduktivitas yang besar,
penampang yang luas dan perbedaan suhu yang besar pula, tetapi dengan panjang yang kecil. Hal yang
sebaliknya berlaku pula untuk laju konduktivitas yang kecil.

Contoh konduksi dalam kehidupan sehari-hari adalah: panci yang digunakan terbuat dari logam
aluminium karena memiliki konuktivitas termal yang besar. Berdasarkan tabel dapat diketahui nilai
konduktivitas termal dari aluminium adalah 5 x (10 ^-2) kkal/(s m C). Angka tersebut menunjukkan bahwa
tiap kenaikan 1 derajat celcius sebatang aluminium dengan panjang 1 meter akan menghantarkan kalor
sebesar 500 kal tiap detiknya. Angka tersebut setara dengan 5 kalori untuk aluminium sepanjang 1 cm.
Apalagi ditambah dengan sifat aluminum yang susah teroksidasi sehingga susah berkarat. Nilai,
konduktivitas ini juga memiliki arti bahwa benda tersebut cepat kembali untuk dingin sesuai dengan
penurunan suhunya.
B) Konveksi
Konveksi merupakan proses perpindahan kalor yang disertai dengan proses perpindahan partikelnya.
Perpindahan kalor seperti ini biasanya terjadi pada benda cair dan benda gas. Beberapa hal yang
mempengaruhi kecepatan perpindahan kalor secara konveksi adalah sebagai berikut:
1. koefisien konveksi zat
2. luas penampang zat yang dipanasi
3. perbedaan suhu dari dari tempat benda dipanasi dengan tempat yang ditentukan
Faktor-faktor tersebut kemudian dirumuskan secara matematis menjadi:
H= Q / t = h x A x T

Keterangan:
H dalam hal ini adalah laju konvektivitas termal dengan satuan joule / sekon
h adalah koefisien konveksi dari zat yang digunakan sebagai perantara joule / (sekon x (meter^2))
T adalah perbedaan suhu dari tempat yang dipanasi dengan tempat yang ditentukan

Berdasarkan pernyataan matematika di atas maka laju konveksi suatu fluida akan meningkat jika nilai
dari koefisien konveksi, luas permukaan benda yang dipanasi dan perubahan/perbedaan suhunya. Jika
konduktivitas dipengaruhi oleh luas dan panjang benda maka pada konveksivitas termal faktor yang
berpengaruh hanyalah luasan saja. Ibarat memanaskan air, semakin luas pancinya maka air yang
dimasak akan semakin cepat panas. Jika semakin tepis maka akan semakin cepat panas pula. Hal ini
dikarenakan semakin besar luasannya maka jumlah partikel yang dipanasi akan semakin banyak pula.

Contoh peristiwa konveksi sangat banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya yaitu: 1)
terjadinya angin, angin laut, angin darat, angin gunung, angin lembah, saat memasah air, dan bahkan
perpindahan panas bumi pada lapisan asteonosfer terjadi secara konveksi karena terdiri dari batuan cair.
C) Radiasi
Perpindahan kalor yang ketiga adalah radiasi. Radiasi merupakan perpindahan kalor melalui pancaran.
Karena sifatnya seperti cahaya maka perpindahan kalor dengan cara radiasi dapat dikurangi dengan cara
memberikan benda yang dapat memantulkan gelombang elektromagnetnya, misalnya cermin. Cermin
hanya efektif untuk memantulkan energi dari cahaya tampak. Cermin juga biasa digunakan dalam termos
air sebagai reflektornya. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya radiasi suatu bahan adalah:
1. koefisien emisivitas
2. suhu benda
3. luas peanampang dari sumber
secara matematis, faktor-faktor tersebut dirumuskan menjadi:
P = e x x A x (T^4)

Keterangan:
P adalah daya dari sumber dengan satuan watt
e adalah koefisien emisivitas bahan yang tidak memiliki satuan
adalah konstanta sephan bolzman dengan satuan watt / (meter persegi x Kelvin)
A adalah luas penampang dari sumber dengan satuan meter persegi (m^2)
T adalah suhu dengan satuan Kelvin (K)

Radiasi dari suatu pemancar panas akan besar jika benda tersebut memiliki nilai e (koefisien emisivitas),
luas permukaan dan suhu yang besar. Kenaikan dari nilai emisivitas radiasinya memiliki nilai yang sama
dengan penurunannya. Boleh dikatakan dalam bahasa yang lain emisi sama dengan absopsi. Nilai yang
dipancarkan sama dengan nilai yang diserap oleh benda yang menerima.
Contoh radiasi pada kehidupan sehari-hari adalah perpindahan panas matahari ke bumi, panas dari api
unggun, bolam lampu, dan sebagainya.

Ada satu alat yang menggunakan prinsip yang berusaha mencegah ketiga perpindahan kalor tersebut,
yaitu termos air. Termos air dikembangkan dengan tujuan untuk menjaga suhu air agar tidak berubah
secara drastic. Temen-temen yang punya termos bisa membukanya untuk melihat-lihat dan membedakan
manakah yang merupakan prinsip konduksi, konveksi dan radiasi.
Penutup
Setelah teman-teman membaca artikel di atas semoga menjadi tambah paham akan materi perpindahan
kalor. Pada tingkat menengah atas, teman-teman diminta untuk sampai tahap analisis besaran-besaran
yang memppengaruhinya beberapa caranya dilakukan dengan mengitung nilai dari besaran tersebut.
Contoh perhitungannya akan ada pembahasan yang lain seputar perhitungan pada sub bab perpindahan
kalor. Semoga bermanfaat dan tete semangat belajar ya. Jangan lupa di like ya!
Posted by Khalid WalidDemak
COMMENTS

Masih ingatkah kamu, Kalor merupakan energi yang berpindah dari suatu zat yang
bersuhu tinggi ke suatu zat yang suhunya lebih rendah. Nah, proses perpindahan kalor
tersebut dibagi menjadi 3 jenis diantaranya sebagai berikut:
Konduksi
Konduksi merupakan proses perpindahan kalor tanpa disertai dengan perpindahan
partikelnya. Proses konduksi ini secara umum terjadi pada logam atau yang bersifat
konduktor (menghantarkan panas). Sepertitampak pada gambar di bawah ini.

Dalam konduksi yang berpindah hanyalah energi saja yaitu berupa panas. Saat kita
mengaduk teh panas dengan sendok, maka lama kelamaan tangan kita terasa panas
dari ujung sendok yang kita pegang. Atau saat kita membuat kue menggunakan wadah
berupa aluminium yang disimpan di oven jua termasuk proses konduksi yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih jelasnya, sebuah benda terdiri dari partikel-partikel pembentuk benda tersebut.
Sebut saja sendok yang terbuat dari logam aluminium terdiri dari partikel-partikel logam
yang sangat berdekatan letaknya. Sehingga saat ujung sendok dikenai panas maka
partikel diujung tersebut memperoleh energi panas yang membuatnya bergetar dan
bertumbukan dengan partikel disebelahnya tanpa ikut berpindah.

Akibatnya partikel partikel terus bergetar dan membuat partikel lainnya ikut bergetar
dan memperoleh energi berupa panas hingga ujung sendok satunya lagi.

Besarnya energi konduksi disebut juga laju konduksi ditentukan oleh persamaan
berikut:

Keterangan:
Q = kalor (joule)
k = koefisien konduski (konduktivitas termal)
t = waktu (s)
A = luas penampang (m persegi)
L = panjang logam (m)
T = Suhu (kelvin)
Konveksi
Konveksi adalah proses perpindahan kalor dengan disertainya perpindahan partikel.
Konveksi ini terjadi umumnya pada zat fluid (zat yang mengalir) seperti air dan udara.
Konveksi dapat terjadi secara alami ataupun dipaksa.

Memasak Air, contoh Konveksi

Konveksi alamiah misalnya saat memasak air terjadi gelembung udara hingga mendidih
dan menguap. Sedangkan konveksi terpaksa contohnyahair dryer yang memaksa udara
panas keluar yang diproses melalui alat tersebut.
Bagaimanakah proses terjadinya konveksi saat memasak air?
Air merupakan zat cair yang terdiri dari partikel-partikel penyusun air. Saat memasak air
dalam panci, api memberikan energi kepada panci dalam hal ini termasuk proses
konduksi.

Kemudian panas yang diperoleh panci kemudian dialirkan pada air. Partikel air paling
bawah yang pertama kali terkena panas kemudian lama kelamaan akan memiliki massa
jenis yang lebih kecil karena sebagian berubah menjadi uap air.

Sehingga saat massa jenisnya lebih kecil partikel tersebut akan berpindah posisi naik
ke permukaan. Air yang masih diatas permukaan kemudian turun ke bawah
menggantikan posisi partikel yang tadi. Begitulah seterusnya hingga mendidih dan
menguap seperti tampak pada gambar di bawah ini:
Proses Konveksi

Besarnya energi konveksi atau bisa disebut laju konveksi ditentukan oleh persamaan
berikut:

Keterangan:
Q = kalor (joule)
h = koefisien konveksi
t = waktu (s)
A = luas penampang (m persegi)
T = Suhu (kelvin)
Radiasi
Radiasi merupakan proses peripandahan kalor yang tidak memerlukan medium
(perantara). Radiasi ini biasanya dalam bentuk Gelombang Elektromagnetik (GEM)
yang berasal dari matahari. Namun demikian dalam kehidupan sehari-hari proses
radiasi juga berlaku saat kita berada didekat api unggun, seperti gambar di bawah.
Bagaimanakah proses radiasinya? Matahari adalah sumber cahaya di bumi, sinarnya
masuk ke bumi melewati filter yang disebut atmosfer, sehingga cahaya yang masuk ke
bumi adalah cahaya yang tidak berbahaya. Cahaya yang masuk ke bumi melalui
lapisan atmosfer itu dikenal dengan gelombang elektromagnetik yang terbagi ke dalam
gelombang pendek dan gelombang panjang. Seperti Radio, TV, Radar, Inframerah,
Cahaya Tampak, Ultraviolet, Sinar X dan Sinar Gamma.
ilustrasi radiasi

Sinar Gelombang Elektromagnetik tersebut dibedakan berdasarkan panjang gelombang


dan frekuensinya. Semakin besar panjang gelombang semakin kecil frekuensinya.
Energi radiasinya tergantung dari besarnya frekuensi dalam arti semakin besar
frekuensi semakin besar energi radiasinya. Sinar Gamma adalah gelombang
elektromagnetik dan sinar radioaktif dengan energi radiasi terbesar.

Dalam kasus ini, terdapat hal yang disebut radiasi benda hitam, yang memaparkan
bahwa semakin hitam benda tersebut maka energi radiasi yang dikenainya juga makin
besar. Hal ini adalah fakta sehari-hari. Saat kita menjemur pakaian hitam dan putih
dibawah sinar matahari berwarna dengan jenis dan tebal yang sama, maka pakaian
warna hitam akan lebih cepat kering dibandingkan dengan pakaian berwarna putih.

Oleh karena itu, warna hitam dikatakan sempurna menyerap panas, sedangkan warna
putih mampu memantulkan panas atau cahaya dengan sempurna. Sehingga emisivitas
bahan (kemampuan menyerap panas) untuk warna hitam e = 1 sedangkan warna putih
e = 0. Untuk warna lainnya berkisar antara 0 dan 1.
Besarnya energi radiasi benda hitam tergantung pula pada tingkat derajat suhunya.
Seperti yang terlihat dari rumus energi radiasi berikut:

Keterangan:
P = Daya Radiasi/Energi Radiasi setiap Waktu (watt)
Q = Kalor (joule)
t = waktu (s)
e = emisivitas bahan
A = luas penampang (m persegi)
T = suhu (kelvin)
o = konstanta stefan boltzmann (5,67 x 10-8)

Anda mungkin juga menyukai