Anda di halaman 1dari 32

1.

Database Multimedia
Databases multimedia merupakan perluasan kemampuan basis data yang dapat
menyimpan data tidak hanya text akan tetapi dapat berupa suara, gambar, animasi
maupun data multimedia lainnya. Dukungan sistem basis data yang dapat menyimpan
data dalam format multimedia dapat diberikan oleh ORACLE, PostGreSQL, Ms SQL
Server dan beberapa produk lainnya. Format yang saat ini di dukung untuk dapat
disimpan dengan baik sebagai salah satu nilai dari field database adalah blob, di dalam
field ini kita dapat menyimpan data berupa gambar. Dukungan ini sudah diberikan oleh
Microsoft SQL server sejak versi 6,5 , postGreSQL 7.2 juga mendukung tipe image.
Penyimpanan data dengan format multimedia juga biasa dilakukan dengan trik
menyimpan alamatnya (path) dalam salah satu field di database. Trik ini biasanya
dilakukan oleh programmer untuk meringankan/memperkecil ukuran basis data
sehingga kinerja aplikasi menjadi lebih baik. Pada kasus penyimpanan data blob
sebenarnya trik yang sama juga dilakukan, hanya saja manajemen penyimpanannya
dilakukan sendiri oleh mesin basis data, sehingga dari sisi programmer terlihat bahwa
data blob ini tersimpan dalam field yang bertipe blob tersebut.

Pengertian BLOB
BLOB kependekan dari binary large object, adalah koleksi dari data biner yang
disimpan dalam sebuah entitas pada database management systems (DBMS). Tipe data
BLOB biasa digunakan untuk mengatasi obyek-obyek multimedia seperti gambar, video
dan suara. Meskipun demikian blob juga dapat digunakan untuk menyimpan program
bahkan fragment dari kode. Tidak semua DBMS mendukung tipe data BLOB. Beberapa
DBMS yang mendukung BLOB yaitu Interbase, Paradox, QLServer dan MySQL.

Isi Dari Multimedia Database


Multimedia database perlu mengatur beberapa tipe data yang berbeda
sehubungan dengan data multimedia sebenarnya. Sebuah MMDB harus mengatur
beberapa tipe informasi yang berbeda, berkaitan dengan data multimedia yang
sebenarnya. Data-data tersebut adalah :
- Media Data
Merupakan data sebenarnya yang merepresentasikan gambar/image, audio,
video yang ditangkap, didigitasi, diolah, dikompres dan disimpan.

1
- Media format data
Data berisi informasi yang berhubungan dengan format dari media data setelah
melalui proses akuisisi, pengolahan dan proses encoding. Sebagai contoh, media
format data terdiri dari sampling rate, resolusi, frame rate, skema encoding dan
lain-lain.
- Media keyword
Data berisi deskripsi keyword, biasanya berhubungan dengan pembuatan media
data. Sebagai contoh untuk video, bisa meliputi tanggal, waktu dan tempat
pengambilan video, siapa yang merekam, scene yang diambil dan lain-lain
sering disebut juga content descriptive data.
- Media feature Data
Berisi fitur yang diambil dari media data. Suatu fitur menenetukan media
content. Sebagai contoh informasi tentang distribusi warna, jenis-jenis tekstur
dan perbedaan bentuk yang ditampilkan pada gambar, sering disebut disebut
juga content dependent data. Ketiga data terakhir sering disebut sebagai
metadata, karena mendeskripsikan beberapa aspek yang berbeda dari media data.
Media keyword data dan media feature data digunakan untuk tujuan pencarian
data. Media format data digunakan untuk menyajikan informasi yang ditangkap.

Merancang MMDB
Banyak karakteristik inheren dari data multimedia memiliki dampak langsung
dan tak langsung pada perancangan MMDB. Hal ini meliputi: ukuran dari MMDB yang
sangat besar, temporal nature, kekayaan konten, kompleksitas representasi dan
interpretasi subjektif. Tantangan utama dalam merancang database multimedia timbul
dari beberapa persyaratan yang harus dipenuhi seperti :
1. Pengaturan beberapa tipe dari input, output dan media penyimpanan. Input data bias
berasal dari beberapa jenis peralatan seperti scanner, kamera digital untuk gambar,
mikropon, peralatan MIDI untuk file suara dan kamera video. Media keluaran bisa
berupa monitor ber-resolusi tinggi untuk gambar dan speaker untuk suara.
2. Penanganan beberapa format kompresi data dan penyimpanan. Encoding data akan
memiliki banyak format bahkan dalam 1 aplikasi tunggal. Sebagai contoh pada
aplikasi medis, gambar MRI dari otak memiliki pengkodean yang berbeda dengan

2
gambar dari X-ray tulang. Juga data-data radiology, data EKG atau data pasien
memiliki variasi format yang luas.
3. Dukungan untuk platform komputasi dan system operasi yang berbeda.Pengguna
yang berbeda menggunakan computer dan peralatan yang cocok dengan kebutuhan
dan selera mereka. Tetapi mereka memerlukan view level pengguna yang sama untuk
databasenya.
4. Mengintegrasikan model data yang berbeda-beda. Beberapa data seperti numeric dan
data tekstual sangat bagus kalau ditangani dengan model database relasional,
sementara beberapa data seperti dokumen-dokumen video lebih tepat ditanganani
dengan model object Oriented. Sehingga dua model database ini harus ada di dalam
MMDB.
5. Menawarkan beberapa system query yang user friendly yang cocok untuk jenis data
yang berbeda-beda. Dari sudut pandang user, query yang mudah dipakai, cepat dan
akurat dalam mencari informasi sangat diharapkan. Query untuk item yang sama
dapat berada pada form yang berbeda. Sebagai contoh, beberapa bagian yang
menarik dari suatu video dapat di-query dengan menggunakan :
a. Beberapa contoh frame sebagai sample
b. Klip dari audiotrack yang bersesuaian
c. Deskripsi tekstual menggunakan keyword.
6. Menangani beberapa jenis index-ing. Sifat data multimedia yang subjektif dan tidak
eksak menyebabkan indexing berbasis keyword dan pencarian berbasis range pada
database tradisionil tidak efektif. Sebagai contoh, pencarian record dari orang-orang
berdasarkan pada nomor keamanan social bisa didefinisikan dengan tepat, tetapi
pencarian berdasarkan fitur wajah tertentu dari sejumalah citra wajah dalam database
memerlukan query berbasis konten dan pencarian berbasis similaritas. Hal ini
mengindikasikan index-ing yang bersifat contentdependent, sebagai tambahan untuk
index-ing berbasis keyword.
7. Mengembangkan pengukuran kesamaan data yang berkorespondensi dengan
kesamaan perceptual. Pengukuran similaritas untuk tipe data yang berbeda harus
dikuantifikasi untuk berhubungan baik dengan kesamaan perseptual dari objek dari
tipe- tipe data tersebut. Hal ini perlu diintegrasikan dalam proses pencarian.
8. Menyediakan view yang transparan untuk data MMDB yang secara geografis seperti
sifat dari data terdistribusi. Media data berada pada berbagai jenis penyimpanan yang

3
bisa saja terpisah-pisah secara geografis. Hal ini tentunya akan mempengaruhi
pendekatan komputasi yang tersentralistik ke terdistribusi dan terjaring.
9. Kompatibel dengan batasan real-time untuk transmisi media data. Video dan Audio
bersifat integral secara temporal. Sebagai contoh frame video harus dipresentasikan
pada frame rate sebesar 30 frame/second bagi mata manusia untuk kontinuitas pada
video.
10. Sinkronisasi tipe media yang berbeda-beda ketika dipresentasikan pada user. Tipe
media yang berbeda-beda yang berhubungan dengan 1 data multimedia disimpan
dalam format yang berbeda, pada peralatan yang berbeda dan dan kecepatan transfer
yang berbeda. Sehingga harus disingkronisasi pada periode waktu tertentu.
Perkembangan terakhir dalam menggunakan data multimedia pada aplikasi telah
menjadi suatu fenomena. Database Multimedia sangat esensial untuk manajemen
penggunaan data yang besar secara efektif dan efisien.Perbedaan aplikasi
menggunakan data multimedia, telah mengubah teknologi secara cepat, dan
penggabungan kompleksitas pada representasi semantic, interpretasi dan
perbandingan kesamaan menghadapi banyak tantangan.Multimedia database masih
berada pada tahap awal perkembangan. Sekarang Database Multimedia masih terikat
pada beberapa lingkungan aplikasi saja. Pengalaman yang diperoleh dari
pengembangan dan penggunaan aplikasi multimedia baru akan membantu
perkembangan teknologi database multimedia.

SMBD-Multimedia
Database Management System Multimedia (Sistem Manajemen Basis Data -
Multimedia / SMBD-M) merupakan suatu framework yang mengatur berbagai tipe data
berbeda dari sumber media berbeda, dimana direpresentasikan dalam berbagai format.
SMBD-Multimedia Harus Memenuhi Kebutuhan
Persistence
Objek data dpt disimpan & digunakan kembali oleh transaksi & program berbeda.
Privacy
Pengontrolan pengaksesan & otorisasi
Integrity control
Menjamin konsistensi basis data pada saat transaksi

4
Recovery
Kegagalan transaksi tidak mempengaruhi persistensi penyimpanan data
Query support
Query terhadap data multimedia dapat dilakukan dengan mudah
Integration
Item data tidak perlu diduplikasi untuk program berbeda
Data independence
Basis data & manajemen basis data terpisah dari program aplikasi
Concurrency control
Transaksi dapat dilakukan secara konkuren

Arsitektur Basis Data Multimedia


Berbasis pada Principle of Autonomy :
Setiap tipe media dikelola dengan cara khusus sesuai dengan tipe media
Dapat melakukan join antara struktur data berbeda
Pemrosesan query yang relatif cepat dikarenakan struktur yang khusus
Satu-satunya pilihan untuk bank data yang legal

Berbasis pada Principle of Uniformity


Struktur abstrak tunggal untuk mengindeks semua tipe media
Abstrak di luar dari bagian yang umum dari tipe media berbeda - metadata
Struktur hanya satu implementasi mudah

5
Anotasi untuk tipe media berbeda

Berbasis pada Principle of Hybrid Organization


Hibrid dari dua yang pertama. Tipe media tertentu menggunakan indeks mereka
sendiri, sedangkan yang lain menggunakan indeks diseragamkan.
Mendapatkan keuntungan dari dua yang pertama
Join melalui sumber data yang multipel menggunakan indeks mereka sendiri

2. Algoritma Tercepat Dalam Basis Data Sistem Multimedia


Pemahan mengenai algoritma yang di gunakan dalam system multimedia ialah
suatu cara untuk memcahkan masalah yang ada dalam program system multimedia,
membuat solusi yang lebih cepat dan tidak memberatkan system. Pengaruh dalam
system bila kita menggunakan algoritma yang tepat maka system tersebut tidak akan
memberatkan ke dalam proses dalam system tersebut. Setelah kita memahami apakah

6
fungsi algoritma tersebut maka dalam system multimedia yang akan di proses bukan
text seperti biasanya yang kita proses dalam basis data multimedia ialah objek objek
multimedia semisal image, audio dan video.
Algoritma yang paling banyak di gunakan dalam basis data multimedia adalah
Wavelet, alas an menggunkan algoritma ini adalah karena algoritma berasal dari sebuah
fungsi penskalaan atau dikatakan juga sebuah scaling function. Scaling function
memiliki sifat yaitu dapat disusun dari sejumlah salinan dirinya yang telah didilasikan,
ditranslasikan dan diskalakan [GLA95]. Fungsi ini diturunkan dari persamaan dilasi
(dilation equation), yang dianggap sebagai dasar dari teori wavelet. Persamaan dilasi
berbunyi demikian :
( x) c k (2 x k )
.. (2.1)
dari persamaan scaling function ini dapat dibentuk persamaan wavelet yang pertama
(atau disebut juga mother wavelet), dengan bentuk sebagai berikut :
0 ( x) (1) k c1k (2 x k )
k
(2.2)
Dari mother wavelet ini kemudian dapat dibentuk wavelet-wavelet berikutnya
(1, 2 dan seterusnya) dengan cara mendilasikan (memampatkan atau meregangkan)
dan menggeser mother wavelet.
Scaling function yang dapat membentuk wavelet bermacam-macam jenisnya.
Berdasarkan scaling function inilah basis wavelet memiliki nama yang berbeda-beda.
Wavelet Haar memiliki scaling function dengan koefisien c0 = c1 = 1.
Wavelet Daubechies dengan 4 koefisien (DB4) memiliki scaling function
dengan koefisien c0 = (1+3)/4, c1 = (3+3)/4, c2 = (3-3)/4, c3 = (1-3)/4
Wavelet B-Spline kubik memiliki scalilng function dengan koefisien c 0 = 1/8, c1
= 4/8, c2 = 6/8, c3 = 4/8, c4 = 1/8.
Untuk lebih memperjelas teori dari wavelet, Lihat contoh wavelet Haar berikut ini.
Wavelet Haar dapat dijelaskan dalam ruang vektor 4 dimensi. Basis paling sederhana
yang sudah sering kita gunakan adalah basis orthonormal sebagai berikut :

7
1 0 0 0
0 1 0 0
v0 ,v ,v ,v
0 1 0 2 1 3 0

0 0 0 1

Wavelet Haar juga merentang ruang vektor 4 dimensi dengan vektor-vektor basis
sebagai berikut
1 1 1 0
1 1 1 0
h0 ,h ,h ,h
1 1 1 2 0 3 1

1 1 0 1

yang bila digambarkan dalam bentuk sinyal akan berbentuk sebagai berikut :

h0 h1 h2 h3

Jika kita menggunakan basis orthonormal v0, v1, v2, dan v3, mudah bagi kita
untuk merepresentasikan suatu vektor sebagai kombinasi linier dari v0, v1, v2, dan v3.
Misalkan kita memiliki vektor

8
6
4
x
7

5

Jika kita ingin merepresentasikan vektor x tersebut dalam bentuk


x = a v0 + b v1 + c v2 + d v3 .. (2.3)
maka dengan mudah kita dapat menemukan bahwa a = 6, b = 4, c = -7, d = 5.
Sekarang bagaimana caranya merepresentasikan suatu vektor sebagai kombinasi
linier dari vektor-vektor dalam wavelet Haar ? Atau dengan kata lain, bagaimana kita
menentukan nilai a,b,c dan d dalam persamaan berikut ini :

x0 1 1 1 0
x 1 1 1 0
1 a b c d
x2 1 1 0 1

x3 1 1 0 1
. (2.4)
dengan sedikit pengetahuan matematis, kita dapat menurunkan persamaan-persamaan
berikut ini dari persamaan (2.4) di atas :
x0 = a + b + c
x1 = a + b c
x2 = a b +d
x3 = a b d
sehingga kemudian kita dapatkan :
x2 x3 = 2d
x0 x1 = 2c
(x0 + x1) (x2 + x3) = 4b
(x0 + x1) + (x2 + x3) = 4a
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa
d = (x2 x3)
c = (x0 x1)
b = ( (x0 + x1) (x2 + x3))

9
a = ( (x0 + x1) + (x2 + x3))
Terlihat bahwa sebenarnya koefisien-koefisian a,b,c,d dapat diperoleh dari operasi
averaging dan differencing terhadap nilai x0, x1, x2 dan x3 dengan aturan tertentu.
Stephane Mallat kemudian memperkenalkan cara mudah menghitung koefisien
a, b, c dan d dengan cara yang dikenal dengan algoritma piramida Mallat. Algoritma
tersebut dapat ditunjukkan dengan gambar berikut.
a j L a j 1 L a j 2 ... L a 0
H H H

j 1 j 2
d d d0

dimana aj adalah vektor awal dengan ukuran 2j, dan koefisien a, b, c, d dapat diperoleh
dari aproksimasi a0 detail-detail d0, d1 dan seterusnya. Matriks L dan H masing masing
adalah matriks lowpass (averaging) dan highpass (differencing) dengan bentuk:
c0 c1 c2 c3 ... c3 c2 c1 c0 ...
c0 c1 c2 c3 ... c3 c2 c1 c0 ...
L
1 . .
H
1 . .

2 2
. . c0 c1 c 2 c3 . . c3 c2 c1 c0

.c 2 c3 . c0 c1 .c1 c0 . c3 c 2

Matriks L dan H untuk basis Haar dimana c0 = c1 = 1 adalah sebagai berikut :


1
2
1
2 0 0 12 12 0 0
L H
0 0 1
2
1
2 0 0 1
2 1 2

Proses mencari koefisien a, b, c dan d seperti ini disebut dengan proses dekomposisi.
Sebagai contoh, untuk vektor x di atas kita akan dekomposisi menjadi:
6 1 1
4 L 2 2 10 10
L 1 1

5
a 2 2 a 0 2
0
a
2
0
2 2 1

7 1


5
H
1
2
1
2
0 0 H 12 12
0 0 1
2
1
2

1
d1 d 0 3
6

10
Nilai a,b, c dan d pada persamaan 2.4 kemudian dapat kita peroleh dengan melihat
nilai aproksimasi terakhir a0 dan semua nilai-nilai detail d0,d1 dan d1 dimana
a = ( (x0 + x1) + (x2 + x3)) = a0 = 2
b = ( (x0 + x1) (x2 + x3)) = d0 = 3
c = (x0 x1) = d1(0) = 1
d = (x2 x3) = d1(1) = -6
6 1 1 1 0
4 1 1 1 0
2 3 1 (6)
7 1 1 0 1

5 1 1 0 1

Setelah mengetahui bagaimana mendekomposisi suatu sinyal menjadi koefisien-


koefisien kombinasi liniernya, maka kita juga perlu mengetahui bagaimana caranya
memperoleh vektor asal jika hanya diketahui koefisien-koefisien dekomposisinya
(a,b,c,d). Proses kebalikan dari dekomposisi ini disebut proses rekonstruksi, dan
algoritma piramida Mallat untuk rekonstruksi adalah:
a 0 L* a 1 L* a 2 ... L* a n
H * H * H *

d 0
d 1
d n 1

dimana matriks pengali L* dan H* memiliki hubungan dengan matriks L dan H pada
proses dekomposisi yaitu LL* = HH* = I (L merupakan invers dari L*). Isi dari L* dan
H* untuk basisi Haar adalah sebagai berikut:
1 0 1 0
1 0 1 0
L* H*
0 1 0 1

0 1 0 1

Proses rekonstruksi untuk contoh di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

11
1 0

l *

1 0
1 0

1 0 6
1 0 1
1 0 5 1 0 1 4
1
L * 1 5
a [2] a 1 2
1
3 a
0 1 2
1 1 1 0 1 1 0 1 6 7

0 1 0 1 5


1 0

H*
1
H * `1 0
1
0 1

0 1
1
d 0 [3] d1
6

Setelah mengetahui bagaimana melakukan transformasi dekomposisi dan


rekonstruksi terhadap suatu vektor, selanjutnya bagaimana melakukan transformasi
terhadap citra? Suatu citra dapat dianggap sebagai suatu matriks dua dimensi. Kita
dapat melakukan transformasi terhadap baris-baris pada citra, dan dilanjutkan dengan
transformasi terhadap kolom-kolom pada citra, seperti pada gambar di bawah ini
Lowpass terhadap baris Lowpass terhadap kolom
Citra Highpass terhadap kolom
Highpass terhadap baris Lowpass terhadap kolom
Highpass terhadap kolom
LL LH LL: hasil lowpass terhadap baris dan kolom
LH: hasil lowpass terhadap baris diteruskan dengan highpass terhadap
kolom
HL H HL: hasil highpass terhadap baris diteruskan dengan lowpass terhadap
H kolom
HH: hasil highpass terhadap baris dan kolom

3. Jaringan Multimedia Kabel


Ditinjau dari rentang geograpis yang dicakup oleh suatu jaringan, jaringan biasa
dibagi 3 jenis :
1. Local Area Network biasa disingkat LAN adalah jaringan komputer yang
jaringannya hanya mencakup wilayah kecil; seperti jaringan komputer kampus,
gedung, kantor, dalam rumah, sekolah atau yang lebih kecil. Saat ini,
kebanyakan LAN berbasis pada teknologi IEEE 802.3 Ethernet menggunakan
perangkat switch, yang mempunyai kecepatan transfer data 10, 100, atau 1000

12
Mbit/s. Selain teknologi Ethernet, saat ini teknologi 802.11b (atau biasa disebut
Wi-fi) juga sering digunakan untuk membentuk LAN. Tempat-tempat yang
menyediakan koneksi LAN dengan teknologi Wi-fi biasa disebut hotspot.
2. WAN (Wide Area Network) merupakan jaringan komputer yang mencakup area
yang besar sebagai contoh yaitu jaringan komputer antar wilayah, kota atau
bahkan negara, atau dapat didefinisikan juga sebagai jaringan komputer yang
membutuhkan router dan saluran komunikasi publik. WAN digunakan untuk
menghubungkan jaringan lokal yang satu dengan jaringan lokal yang lain,
sehingga pengguna atau komputer di lokasi yang satu dapat berkomunikasi
dengan pengguna dan komputer di lokasi yang lain.
3. MAN (Metropolitan Area Network) merupakan suatu jaringan dalam suatu
kota dengan transfer data berkecepatan tinggi, yang menghubungkan berbagai
lokasi seperti kampus, perkantoran, pemerintahan, dan sebagainya. Jaringan
MAN adalah gabungan dari beberapa LAN. Jangkauan dari MAN ini antar 10
hingga 50 km, MAN ini merupakan jaringan yang tepaMetropolitan area
network atau disingkat dengan MAN. Suatu jaringan dalam suatu kota dengan
transfer data berkecepatan tinggi, yang menghubungkan berbagai lokasi seperti
kampus, perkantoran, pemerintahan, dan sebagainya. Jaringan MAN adalah
gabungan dari beberapa LAN. Jangkauan dari MAN ini antar 10 hingga 50 km,
MAN ini merupakan jaringan yang tepat untuk membangun jaringan antar
kantor-kantor dalam satu kota antara pabrik/instansi dan kantor pusat yang
berada dalam jangkauannya.

4. Jaringan Multimedia Nirkabel


Jaringan nirkabel (wireless network) adalah bidang disiplin yang berkaitan dengan
komunikasi antar sistem komputer tanpa menggunakan kabel. Jaringan nirkabel ini
sering dipakai untuk jaringan komputer baik pada jarak yang dekat (beberapa meter,
memakai alat atau pemancar bluetooth) maupun pada jarak jauh (lewat satelit). Bidang
ini erat hubungannya dengan bidang telekomunikasi, teknologi informasi, dan teknik
komputer. Jenis jaringan yang populer dalam kategori jaringan nirkabel ini meliputi:
Jaringan kawasan lokal nirkabel (wireless LAN/WLAN), dan Wi-Fi.

13
Jaringan nirkabel biasanya menghubungkan satu sistem komputer dengan sistem
yang lain dengan menggunakan beberapa macam media transmisi tanpa kabel, seperti:
gelombang radio, gelombang mikro, maupun cahaya infra merah.
Contoh aplikasi Nirkabel antara lainnya:
1. Wi-Fi
Wi-Fi adalah sebuah teknologi terkenal yang memanfaatkan peralatan elektronik
untuk bertukar data secara nirkabel (menggunakan gelombang radio) melalui
sebuah jaringan komputer, termasuk koneksi Internet berkecepatan tinggi. Wi-Fi
Alliance mendefinisikan Wi-Fi sebagai "produk jaringan wilayah lokal
nirkabel (WLAN) apapun yang didasarkan pada standar Institute of Electrical and
Electronics Engineers (IEEE) 802.11".
Kelebihan Wi-fi :
Memungkinkan LAN untuk digunakan tanpa kabel, biasanya mengurangi
biaya penyebaran jaringan dan ekspansi. Ruang di mana kabel tidak dapat
dijalankan, seperti area outdoor dan bangunan bersejarah, dapat
menggunakan LAN Wireless.
Harga Wi-Fi terus turun, membuat Wi-Fi merupakan pilihan yang sangat
ekonomis mengenai jaringan
Produk Wi-Fi tersedia di pasar secara luas.
Wi-Fi jaringan dukungan roaming, di mana sebuah stasiun klien mobile
seperti komputer laptop dapat berpindah dari satu jalur akses ke jalur akses
yang lainnya
Wi-Fi adalah perangkat standar global. Tidak seperti operator selular, klien
Wi-Fi yang sama bekerja di berbagai negara di seluruh dunia.
Tersebar Luas di lebih dari 250.000 tempat umum, jutaan rumah,
perusahaan dan universitas di seluruh dunia.
Protokol baru untuk Kualitas Layanan (WMM) dan mekanisme power
saving (WMM Power Save) membuat Wi-Fi lebih sesuai untuk aplikasi
yang latency-sensitif (seperti suara dan video) dan perangkat kecil
berbentuk-faktor.

Kekurangan Wi-fi :

14
Penyaluran Gelombang dan keterbatasan operasional yang tidak konsisten
di seluruh dunia.
Konsumsi Power yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan beberapa
standar lainnya, membuat masa pakai baterai berkurang dan panas.
Jaringan WiFi memiliki rentang yang terbatas. Sebuah router WiFi rumah
mungkin memiliki kisaran 45m (150ft) indoor dan 90 juta (300ft) di luar
rumah.
WiFi menggunakan spektrum 2.4GHz tanpa izin, dimana yang sering
bertabrakan dengan perangkat lain seperti Bluetooth, oven microwave,
telepon tanpa kabel, atau perangkat pengirim video, banyak lainnya. Hal ini
dapat menyebabkan penurunan kinerja.

2. Bluetooth
Bluetooth adalah spesifikasi industri untuk jaringan kawasan pribadi (personal
area networks atau PAN) tanpa kabel. Bluetooth menghubungkan dan dapat
dipakai untuk melakukan tukar-menukar informasi di antara peralatan-peralatan.
Spesifiksi dari peralatan Bluetooth ini dikembangkan dan didistribusikan oleh
kelompok Bluetooth Special Interest Group. Bluetooth beroperasi dalam pita
frekuensi 2,4 Ghz dengan menggunakan sebuah frequency hopping
traceiver yang mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara
real time antara host-host bluetooth dengan jarak terbatas.Kelemahan teknologi
ini adalah jangkauannya yang pendek dan kemampuan transfer data yang
rendah.

Kelebihan Bluetooth :
Bluetooth dapat menembus dinding, kotak, dan berbagai rintangan lain
walaupun jarak transmisinya hanya sekitar 30 kaki atau 10 meter
Bluetooth tidak memerlukan kabel ataupun kawat
Bluetooth dapat mensinkronisasi basis data dari telepon genggam ke
komputer
Dapat digunakan sebagai perantara modem

15
Kekurangan Bluetooth :
Konsumsi Power yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan beberapa
standar lainnya, membuat masa pakai baterai berkurang dan panas.
Jaringan WiFi memiliki rentang yang terbatas. Sebuah router WiFi rumah
mungkin memiliki kisaran 45m (150ft) indoor dan 90 juta (300ft) di luar
rumah.
WiFi menggunakan spektrum 2.4GHz tanpa izin, dimana yang sering
bertabrakan dengan perangkat lain seperti Bluetooth, oven microwave,
telepon tanpa kabel, atau perangkat pengirim video, banyak lainnya. Hal ini
dapat menyebabkan penurunan kinerja.
3. Infrared
Infrared (IR) adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih
panjang daripada cahaya tampak, membentang dari tepi merah nominal dari
spektrum yang terlihat pada 0,74 mikrometer (pM) menjadi
300 pM. Rentang panjang gelombang sesuai dengan rentang frekuensi sekitar 1-
400 THz, dan termasuk sebagian besar radiasi termal yang dipancarkan
olehbenda-benda di dekat suhu kamar. Cahaya inframerah yang
dipancarkan atau diserap oleh molekul ketika mereka mengubah rotasi-
getaran gerakan mereka. Adanya radiasi inframerah pertama kali
ditemukan pada 1800 oleh astronom William Herschel.
Kelebihan Infrared :
Bebas Pulsa.
Bisa dilakukan kapan saja karena tak menggunakan sinyal.
Penggunaannya sangat mudah karena termasuk alat yang sederhana.

Kekurangan Infrared :
Kedua lubang Inframerah harus berhadapan satu sama lain, sehingga agak
menyulitkan kita dalam mentransfer data.
Bahaya bagi mata, Jadi JANGAN sekali-kali menyorotkan Inframerah ke mata
anda.

16
5. Standarisasi Jaringan Multimedia
Standarisasi merupakan penentuan ukuran yang harus diikuti dalam
memproduksikan sesuatu, sedang pembuatan banyaknya macam ukuran barang yang
akan diproduksikan merupakan usaha simplifikasi. Standardisasi adalah proses
pembentukan standar teknis , yang bisa menjadi standar spesifikasi , standar cara uji ,
standar definisi , prosedur standar (atau praktik), dll
Istilah standarisasi berasal dari kata standar yang berarti satuan ukuran yang
dipergunakan sebagai dasar pembanding kuantitas, kualitas, nilai, hasil karya yang ada.
Dalam arti yang lebih luas maka standar meliputi spesifikasi baik produk, bahan
maupun proses. Standarisasi dari jaringan itu sendiri memiliki :
1. Topologi Jaringan
Topologi jaringan menyatakan susunan komputer secara fisik dalam suatu
jaringan. Berbagai kemungkinan Topologi :
1. Topologi Star
Pada topologi ini terdapat komponen yang bertindak sebagai pusat
pengontrol. Semua simpul yang hendak berkomunikasi selalu melalui
pusat pengontrol tersebut. Pusat pengontrol berupa hub atau switch.

2. Topologi Ring
Topologi ini mirip topologi bus. Informasi dikirim oleh sebuah komputer
akan dilewatkan kemedia transmisi, melewati satu komputer ke
komputer berikutnya.

17
3. Topologi Bus
Merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada masa penggunaan
kabel menjamur. Dengan menggunakan T-Connector (dengan terminator
50 ohm pada ujung network), maka komputer atau perangkat jaringan
lainnya bisa dengan mudah dihubungkan satu sama lain.

4. Topologi Tree
Suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap perangkat
terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam
jaringan. Akibatnya, dalam topologi pohon setiap perangkat dapat
berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju.

5. Topologi Mesh
Diantara topologi yang lainnya, topologi mesh merupakan topologi yang
mahal dan rumit pemasangannya. Karena setiap komputer
menghubungkan dirinya ke semua komputer yang terdapat pada jaringan.
Jadi sangat mudah untuk melakukan troubleshoot jika terjadi kesalahan.

18
6. Topologi Hierachical

6. Quality of Service
Quality of Service (QoS) merupakan mekanisme jaringan yang memungkinkan
aplikasi-aplikasi atau layanan dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
Kinerja jaringan komputer dapat bervariasi akibat beberapa masalah, seperti halnya
masalah bandwidth, latency dan jitter, yang dapat membuat efek yang cukup besar bagi
banyak aplikasi. Sebagai contoh, komunikasi suara (seperti VoIP atau IP Telephon) serta
video streaming dapat membuat pengguna frustrasi ketika paket data aplikasi tersebut
dialirkan di atas jaringan dengan bandwidth yang tidak cukup, dengan latency yang
tidak dapat diprediksi, atau jitter yang berlebih. Fitur Quality of Service (QoS) ini dapat
menjadikan bandwidth, latency, dan jitter dapat diprediksi dan dicocokkan dengan
kebutuhan aplikasi yang digunakan di dalam jaringan tersebut yang ada.

Teknologi QoS adalah teknologi yang memungkinkan administrator jaringan


untuk dapat menangani berbagai efek akibat terjadinya konjesti pada lalu lintas aliran

19
paket dari berbagai layanan. Penanganan QoS dilakukan dengan memanfaatkan sumber
daya jaringan secara optimal, dibandingkan dengan menambah kapasitas fisik jaringan
tersebut. Meningkatnya berbagai layanan akan meningkatkan lalu lintas aliran paket
dengan berbagai laju kecepatan, yang akan membutuhkan kemampuan jaringan
melalukan aliran paket pada laju kecepatan tertentu.

QoS bertujuan untuk menyediakan kualitas layanan yang berbeda-beda untuk


beragam kebutuhan akan layanan di dalam jaringan IP, sebagai contoh untuk
menyediakan bandwidth yang khusus, menurunkan hilangnya paket-paket, menurunkan
waktu tunda dan variasi waktu tunda di dalam proses transmisinya. QoS memiliki
fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Pengkelasan paket untuk menyediakan pelayanan yang berbeda-beda untuk


kelas paket yang berbeda-beda
2. Penanganan kongesti untuk memenuhi dan menangani kebutuhan layanan yang
berbeda-beda
3. Pengendalian lalu lintas paket untuk membatasi dan mengendalikan pengiriman
paket-paket data
4. Pensinyalan untuk mengendalikan fungsi-fungsi perangkat yang mendukung
komunikasi di dalam jaringan IP

Beberapa parameter QoS:


Data Rate: ukuran kecapatan transmisi data, satuannya kbps or Mbps
Latency (maximum packet delay) : waktu maksimum yang dibutuhkan dari
transmisi ke penerimaan yang diukur dengan satuan milidetik.
Dalam voice communication: <= 50 ms
Packet Loss / Error : ukuran error rate dari transmisi packet data yang diukur
dalam persen.
Packet hilang (bit loss) yang biasanya dikarenakan buffer yang terbatas, urutan
packet yang salah termasuk dalam error rate ini.
Packet Loss = Frame dari Transmitter Frame dari Receiver

20
Jitter : ukuran delay penerimaan paket yang melambangkan smoothness dari
audio/video playback.
Dalam jaringan packet-switched, Qos dipengaruhi oleh beberapa factor yang
dibagi menjadi factor manusia dan factor teknis. Faktor manusia terdiri dari : stabilitas
service, ketersediaan service, waktu tenggang, dan informasi pengguna. Faktor teknis
terdiri dari keandalan, skalabilitas, efektifitas, dan maintanabilitas.
Banyak hal dapat terjadi pada paket saat paket paket itu dikirimkan dari asal ke
tujuannya. Hal itu dipengaruhi beberapa faktor sebagai berikut:
Low throughput
Oleh karena muatan yang bervariasi dari pengguna yang menggunakan sumber
daya jaringan yang sama, bit rate dapat disediakan pada data stream terkait. Namun, hal
itu terlalu rendah untuk realtime multimedia service jika seluruh data stream mendapat
prioritas penjadwalan yang sama.
Dropped packets
Router mungkin akan menjatuhkan beberapa paket jika data datanya korup
atau paket paket itu tiba pada saat elemen penyangganya sudah penuh. Aplikasi yang
menerimanya mungkin akan meminta agar informasi ditransmisikan. Hal ini
mengakibatkan waktu tenggang yang cukup lama pada transmisi secara umum.
Errors
Kadang kadang paket mengalami korup akibat kesalahan yang disebabkan
oleh noise dan interference, khususnya pada komunikasi nirkabel dan pada kabel
copper yang panjang. Receiver harus mendeteksi hal ini dan jika paket dijatuhkan,
receiver meminta agar informasi yang terkait hal itu ditransmisikan.
Latency
Akan terjadi waktu tenggang yang cukup lama bagi sebuah paket untuk meraih
tujuannya, karena paket itu ditahan di dalam antrian atau mengambil rute yang agak
jauh untuk menghindari kemacetan. Pada beberapa kasus waktu tenggang yang
berlebihan dapat menjadikan aplikasi tidak berguna.
Jitter
Paket paket yang berasal dari sumber akan mencapai tujuan dengan waktu
tenggang yang berbeda. Sebuah paket delay akan memiliki posisi yang bervariasi dalam
antrian router sepanjang jalur antara asal dan tujuan. Posisinya dapat bervariasi secara

21
tidak terduga. Variasi dari waktu tenggang ini disebut dengan istilah jitter. Jitter dapat
mempengaruhi kualitas dari streaming audio / video.

Out-of-order delivery
Ketika beberapa paket yang terkait dikirimkan melalui sebuah jaringan, paket
yang berbeda bisa saja mengambil rute yang berbeda. Hal ini mengakibatkan waktu
tenggang yang berbeda pula. Hasil dari proses ini mengakibatkan paket tiba pada urutan
yang berbeda dari urutan ketika mereka dikirimkan. Masalah ini membutuhkan protocol
tambahan khusus yang bertanggung jawab untuk mengatur ulang paket yang sudah
terlambat. Pengaturan dilakukan dalam tahaoan isochronous sessat paket tersebut
mencapai tujuannya. Secara khusus, hal ini penting diperlukan untuk video dan VoIP
ketika kualitas dipengaruhi secara dramatis oleh waktu tenggang dan urutan yang
berkurang.
Tiap aplikasi yang melakukan pengiriman data membutuhkan quality of service
yang berbeda beda. Hal ini dibedakan berdasarkan karakteristik data yang
ditransmisikan dan berdasarkan fungsi dari aplikasi tersebut. Quality of service pada
suatu aspek penilaian bisa rendah jika aspek tersebut tidak dibutuhkan oleh aplikasi.
Sebaliknya, aplikasi tertentu menuntut QoS pada suatu aspek yang tinggi jika aspek
tersebut sangat penting pada fungsionalitas aplikasi
7. Media Akses Jaringan Multimedia
A. Set Top Box

Set Top Box adalah sebuah perangkat yang memungkinkan sebuah pesawat televisi
menjadi pengguna internet dan juga memungkinkan sebuah pesawat televisi untuk
menerima dan membaca siaran telvisi digital [DHA-09]. Dalam dunia internet Set Top
Box merupakan sebuah komputer yang dibuat khusus dapat berkomunikasi dengan
internet dimana di dalamnya berisi sebuah web browser. Set top box sering juga disebut
decoder, yaitu alat yang berisikan perangkat yang berguna untuk mengatur saluran
televise yang akan diterima, kemudian dipilih sesuai kebutuhan, dan juga ekoder akan
memeriksa hak akses pengguna atas saluran tersebut, kemuadian akann menghasilkan
output berupa gambar, suara, dan layanan lainnya.

Cara Kerja Set Top Box

22
1. Perangkat Keras:
Pada dasarnya, prinsip kerja set top box mirip dengan penerima sinyal televisi
biasa. Namun set top box di sini juga berguna untuk mengubah sinyal digital
yang diterima dari satelit, kabel, ataupun internet kedalam format analog agar
dapat ditampilkan pada layar televisi analog. Dalam penggunaannya set top box
memerlukan kartu akses dari penyedia layanan untuk menyaring saluran televisi
yang diterima. Selain itu, set top box juga memiliki prosesor mikro, memori
RAM, MPEG-2 dekoder chip, serta chip-chip lainnya yang berguna dalam
pemrosesan data audio maupun data visual. Dilihat dari bagaimana cara kerja
Set top box ini, ia bekerja dengan satu arah dari penyedia layanan televisi
berbayar dan juga dapat bekerja tanpa campur tangan manusia, Set top box dapat
dikatakan sebagai salah satu perangkat teknologi informasi.
2. Perangkat Lunak:
Di dalam Set-top box juga berisikan perangkat lunak yang berperan dalam
mengatur setelan, mulai dari bahasa, pengaturan penerimaan sinyal, pengaturan
keluaran hasil gambar dan lain-lain.

Macam-Macam Set Top Box

1. Set Top Box Satelit

Set Top Box Jenis Satelit DVB-S

Set top box cukup banyak digunakan karena hanya membutuhkan parabola penerima
sinyal yang langsung dihubungkan dengan set top box. Set top box ini menerima sinyal
jenis Digital Video Broadcast-Satellite (DVB-S). Set top box ini dapat menyalurkan
saluran televisi dari Standard Definition (SD) hingga High Definition (HD) dan juga
dapat menyalurkan saluransiaran televise gratis, dan juga beberapa stasiun radio lokal
maupun mancanegara. Cara kerja Set-top box ini layaknya analog televisi biasa, hanya

23
perbedaannya dibutuhkan parabola luar dan low noise block (LNB) yang dibutuhkan
untuk menerima sinyal dan kemudian diubah menjadi frekuensi yang sesuai dengan Set-
top box. Beberapa penyedia layanan Televisi berlangganan yang menggunakan set top
box jenis ini seperti Indovision, Aora, Okevision, Top TV dll

2. Set Top Box Kabel

Set Top Box Jenis Kabel DVB-C

Set top box ini sifatnya lebih stabil dari gangguan cuaca karena menggunakan kabel
fiber optik yang ditanam di dalam tanah. Set top box ini menggunakan sistem Digital
Video Broadcast-Cable (DVB-C). Set top box jenis ini dapat menerima saluran televisi
yang sama dengan Set Top Box satelit, namun karena Set Top Box ini menggunakan
saluran kanal yang sangat cepat, tersedia juga pilihan tayangan 3-Dimensi (3D).
Penyedia layanan Televisi berlangganan yang menggunakan Set Top Box jenis ini di
Indonesia contohnya adalah HomeCable dari First Media dan juga TelkomVision.

3. Set Top Box Internet

Set top box internet mengandalkan saluran internet dalam menayangkan siaran
televisinya. Set top box ini menggunakan sistem saluran televisi digital Digital Video
Broadcast-Internet Protocol Television (DVB-IPTV). Set top box jenis ini dapat
memberikan tayangan yang lebih kaya dibanding set top box sebelumnya, karena set top
box jenis ini memungkinkan adanya interaksi dalam menonton televisi, seperti adanya
fitur Video on demand yang memungkinkan penonton dapat memilih tayangan yang
ingin dilihat, dan dapat melihat tayangan yang sudah berlalu. Teknologi ini cenderung
baru di indonesia dan hanya ada satu yang menggunakan teknologi ini, yaitu Groovia
TV dari Telkom Indonesia.

4. Set Top Box Terestrial

24
Set Top Box Jenis Terestrial DVB-T

Set top box ini menggunakan sistem Digital Video Broadcast-Terestrial (DVB-T) atau
dengan kata lain, set top box ini tidak memerlukan parabola khusus dalam menerima
sinyal digital. Set top box ini cukup menggunakan antena televisi UHF-VHF. Penyedia
layanan Televisi berlangganan yang menggunakan set top box jenis ini
adalah nexmedia. Jenis set top box ini juga digunakan sebagai standar TV Digital yang
berlaku di Indonesia, karena pemerintah memutuskan untuk menggunakan teknologi
DVB-T2 sebagai mana yang ditetapkan pemerintah melalui Peraturan Menteri Kominfo
No. 09 tahun 2014 yang merupakan pengembangan dari standar digital DVB-T yang
sebelumnya ditetapkan pada tahun 2007. Salah satu jenis Set Top Box ini adalah Set
Top Box DVB-T2 Akari ADS-168.

5. Integrated Digital Television

Selain Set-top box yang berada di luar televisi, ada juga Set-top box yang sudah sebagai
perangkat keras di dalam televisi, atau lebih dikenal sebagai televisi digital yang
terintegrasi (Integrated Digital Television / iDTV). Layaknya jenis Set-top box
Terestrial, Set-top box ini menerima langsung sinyal televisi digital dari antena televisi.
Perbedaan dari Set-top box Terestrial adalah Televisi digital terintegrasi memiliki Set-
top box langsung di bagian televisinya, dan membuatnya lebih seperti televisi analog
karena tidak dibutuhkan Set-top box di luar bagian televisi.

Pengaturan dalam Set Top Box

1. Pengaturan Bahasa

Pengguna dapat memilih bahasa tatap muka apa yang digunakan, bahasa dalam suara
acara, dan bahasa dalamsubtitle.

25
2. Pengaturan Keluaran Video

Video yang akan dikeluarkan oleh Set-top box dapat diatur agar sesuai dengan rasio
televisi. Sebagai contoh jika menggunakan televisi dengan rasio 16:9 tetapi yang
diterima adalah siaran 4:3 dari Set-top box yang dimiliki, kita dapat mengatur agar
siaran 4:3 tadi menjadi seolah-olah 16:9 dengan pengaturan Pillar box maupun dipotong
sesuai rasio atau sebaliknya dari siaran berasio 16:9 menjadi berasio 4:3 dengan
pengaturan Letter box ataupun dengan pengaturan Pan Scan.

3. Pengaturan Penerimaan Satelit pada Set Top Box Sattelite

Dengan pengaturan ini, pengguna dapat mengatur pengaturan LNB dan juga berapa
frekuensi yang dapat diterima oleh LNB.

4. Pengaturan Entry Point Satelit pada Set Top Box Sattelite

Dengan pengaturan ini, pengguna dapat memilih transponder mana yang dipilih untuk
menerima sinyal. Atau bahkan pengguna dapat mengatur sendiri pengaturan frekuensi,
polarisasi, dari transponder

5. Pengunci Sinyal

Untuk Set top box jenis Sattelite dan Terrestrial yang masih mengandalkan sinyal dari
satelit, dapat melihat seberapa kuat sinyal maupun sebagus apa kualitas dari sinyal yang
diterima LNB.

6. Pengaturan alamat IP pada Set Top Box Internet

Karena fiturnya yang menggunakan koneksi internet sebagai saluran penerimaan siaran,
pada Set Top Box Internet anda dapat mengatur alamat IP.

7. Diagnosa

Halaman ini dibuat khusus untuk memberikan informasi mengenai no. ID kartu akses,
versi perangkat lunak yang digunakan, model, no.id perangkat Set top box, dan
informasi lainnya mengenai perangkat Set Top Box.

26
8. Fitur Umum Set Top Box

Penggunaan Set Top Box dalam penerimaan sinyal siaran televisi memberikan beberapa
fitur tambahan ke televisi kita, seperti:

9. Electronic Program Guide

Electronic Program Guide (EPG; (Indonesia): Panduan Program Elektronik) adalah


sebuah jadwal siaran interaktif yang diterima oleh set top box, yang menampilkan
jadwal siaran televisi secara realtime untuk beberapa jangka waktu tertentu. Di
Electronic Program Guide ini jadwal ditampilakan secara jelas, mulai dari waktu kapan
suatu acara dimulai atau diakhiri, penjelasan singkat mengenai acara yang berlangsung,
hingga jadwal-jadwal acara untuk beberapa hari kedepan.

10. Sinopsis Acara

Fitur ini memberikan penjelasan mengenai acara yang sedang ditampilkan, ataupun
yang akan ditayangkan

11. Saluran Favorit

Fitur ini berguna untuk memberi tanda ke beberapa saluran-saluran televisi yang kita
gemari atau kita sering tonton, agar memudahkan kita saat berganti saluran.

12. Multi Bahasa

Fitur ini memberikan keleluasaan dalam pemilihan bahasa pengantar dari suatu acara.

13. Tombol Kontrol

Beberapa set top box memiliki tombol kontrol langsung di bagian badannya. Ada juga
yang menyertakan remote kontrol dalam paket penjualannya.

14. Kunci Parental

27
Fitur ini memungkinkan kepada para orang tua untuk membatasi tayangan apa saja yang
dapat ditonton oleh anak-anak dengan memberikan kunci kode.

15. Pesan Acara

Dengan Set Top Box, anda dapat memesan acara yang akan datang, dengan ini anda
akan diingatkan saat acara yang anda ingin lihat akan mulai.

16. Subtitle

Dengan menggunakan Set Top Box, layaknya fitur multi bahasa, fitur ini
memungkinkan pengguna menampilkan subtitle yang sudah disediakan oleh stasiun
televisi terkait.

17. B-Mail

B-Mail, adalah sarana komunikasi satu arah dari penyedia layanan televisi berbayar
untuk memberikan informasi mengenai promo, pemberitahuan, maupun tagihan
pelanggan.

18. Lampu Indikator

Lampu ini berada di bagian muka dari Set top box yang berguna untuk memberikan
informasi keadaan Set top box dalam keadaan mati atau tidak. Dan juga memberikan
notifikasi jika kita mendapat pesan B-Mail dari penyedia layanan televisi berbayar kita.

19. Notifikasi dan Pengaturan On-Screen

Fitur ini memberikan notifikasi kepada pengguna Set top box melalui gambar notifikasi
di layar televisi. Notifikasi ini dapat mengenai BMail, peringatan acara televisi yang
dipesan, maupun pengaturan lain yang dapat diketahui dengan mudah, seperti volume
suara, jenis acara, dan juga bahasa yang digunakan.

B. Handheld device

28
Handheld device adalah sebuah alat yang dapat digunakan dengan ukuran yang cukup
kecil sehingga dapat dibawa kemana saja, sesuai dengan namanya handheld device
memiliki ukuran seukuran telapak tangan. contoh: HP

Handheld device menggunakan handheld sistem sebagai sistem kerjanya, sedangkan


handheld sistem adalah sebuah system operasi yang lebih kecil dari mikrokomputer
yang mempunyai memori yang terbatas, kecepatan Sistem Handheld lebih rendah dan
display screen yang kecil. Contoh system handheld adalah Android, Symbian.

Macam-macam handheld device yang termasuk populer:

a. Komputer mobile:

Notebook PC

Ultra-Mobile PC

Handheld PC

Personal digital assistant/Enterprise digital assistant

Graphing calculator

Pocket computer (largely obsolete)

Handheld GAME consoles

Nintendo DS (NDS)

GAME Boy, Game Boy Color

Game Boy Advance

Sega Game Gear

PC Engine GT

Pokmon Mini

NeoGeo Pocket, NeoGeo Color

Atari Lynx

29
Pandora

GP2X/GP32

Gizmondo

PlayStation Portable (PSP)

N-Gage

b. Perekam Media

Kamera digital (DSC)

Kamera video digital (DVC atau Camcorder digital)

c. Perekam audio digital

Media player / displayers

Portable media player

e-book reader

d. Perangkat komunikasi

Ponsel

Telepon nirkabel

Pager

Manfaat Handheld Devices dan Gadget

Perangkat genggam sedah sangat popular dan tidak memandang usia, kelas, jenis
kelamin, kebangsaan, ras dan etnis hambatan. Bahkan vendor pinggiran jalan dapat
terlihat riang mengobrol pada perangkat mobile genggam. Gadget genggam seperti
ponsel yang terus menggantikan telepon fixed-line dan transisi yang mengagumkan ini
dari kabel ke dunia nirkabel tidak mungkin terjadi tanpa banyak manfaat yang
ditawarkan oleh perangkat genggam.

Kantor di mana saja: perangkat genggam saat ini seperti smartphone dan PDA,
apabila kita analogikan seakan-akan seperti kita membawa kantor/pekerjaan kita

30
kemana-mana. Kita dapat mengirim dan menerima email, browsing internet
secara nirkabel dengan kecepatan 3G, mengakses file kantor yang aman melalui
VPN, mengedit file dan banyak lagi di ponsel genggam. Dengan demikian, kita
tidak lagi terbatas oleh salah ukuran atau mobilitas untuk meningkatkan
produktivitas kita.

Kenyamanan Tertinggi: Perangkat genggam saat ini dapat melakukan semua


fungsi pada komputer tradisional, dan banyak lagi. Smartphone saat ini seperti
iPhone memiliki layanan navigasi GPS built-in, yang terpikirkan hanya
beberapa tahun yang lalu.

Bentuk Hiburan Baru: Sebagai teknologi yang telah berkembang dan komputasi
kecakapan telah menemukan jalannya pada gadget kecil dan miniatur, bentuk
hiburan baru juga muncul. Saat ini orang tidak hanya dapat menonton film di
televisi atau di bioskop, melainkan notebook mereka sendiri dan ponsel layar
lebar yang menawarkan pengalaman kualitas digital dengan Dolby surround
sound. Demikian pula Nintendo dan PSP telah memastikan tindakan non-stop
pada gamer avid.

DAFTAR PUSTAKA

http://virrisyanatalie.bPlogspot.com/2013/11/arsitektur-basis-data-multimedia.html
http://fenaprayogo.wordpress.com/2013/11/19/protokol-multimedia-quality-of-
serviceqos/
http://reddevil-cupu.blogspot.com/2010/10/jaringan-multimedia.html

diakses pada 19 September 2014 pukul 06.58 WIB


http://geovaniorlando.blogspot.com/2014/06/jaringan-multimedia-kabel-nirkabel.html
diakses pada tanggal 19 September 2014 pukul 06.06 WIB
http://baridcahyonugroho.blogspot.com/2013/06/distribusi-multimedia.html

diakses pada 19 September 2014 pukul 06.50 WIB

K.F Ibrahim. (2007). Newnes guide to Television & Video Technology. United States:
Newnes

31
http://www.goodgearguide.com.
http://www.telkom.co.id/pojok-media/siaran-pers/telkom-luncurkan-groovia-tv-televisi-
interaktif-pertama-di-indonesia.html Berita Perilisan Groovia TV.
Ibrahim, K. (2007). The Digital Television Reception. In K. Ibrahim, Newnes guide to
Television & Video Technology (1st ed., p. 339). New York, United States: Newnes.
http://www.acma.gov.au/WEB/STANDARD/pc=PC_311870 Electronic Program Guide
http://www.roseindia.net/services/mobile/What-are-Handheld-Devices.shtml.

32

Anda mungkin juga menyukai