Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan

perubahan di segala bidang salah satu diantaranya adalah bidang

kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di bidang

kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi, maka

terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini

memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan

derajat/status kesehatan penduduk.


Tujuan utama Pembangunan Nasional adalah peningkatan

kualitas SDM yang dialakukan secara berkelanjutan, berdasarkan visi

Pembangunan Nasional melalui pembangunan kesehatan yang ingin

dicapai untuk mewujudkan Indonesia sehat 2025.


Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin

dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat bangsa,

negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

dengan prilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta

memiliki derajat kesehatan yang tinggi.


Berkembangnya paradigma sehat saat ini, dimana terjadi

pergeseran upaya-upaya dalam hidup kesehatan antara lain:

berubahnya upaya pengobatan kepada upaya pencegahan dan

peningkatan kesehatan, dari segi kegiatan yang bersifat pasif

menunggu klien berobat di unit-unit pelayanan kesehatan bergeser

kepada penemuan kasus secara aktif. Hal ini akan memberikan


kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berperan

aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Untuk itu peran serta masyarakat perlu terus di kembangkan agar

tercapai pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang optimal

secara mandiri.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk

mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk

adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di

dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat

mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai

salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan

tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari

seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini

sesuai dengan telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu

pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut

serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

perorangan, keluarga dan lingkungan.


Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai

bidang kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan

masyarakat diantaranya bidang kesehatan. Dengan berkembangnya

Paradigma Sehat-Sakit, saat ini telah terjadi pergeseran, antara lain:

perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan

segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit

pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat

2
aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada

masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif dalam upaya

peningkatan status kesehatannya.


Keperawatan sebagai suatu bentuk pelayanan professional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada

ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio,

spiritual yang komprehensif ditujukan pada individu, keluarga dan

masyarakat baik sakit maupun sehat. Pelayanan keperawatan berupa

bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,

keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan, sehingga

dengan bantuan yang diberikan tersebut diperoleh kemampuan

melaksanakan kegiatan hidup sehari hari secara mandiri.


Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan

yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan

masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta masyarakat

secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan

rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada

individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh

melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan

fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri

dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).


Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan

keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan

berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan

3
klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah

seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi

keperawatan (Wahyudi, 2010). Perawatan kesehatan masyarakat

diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan populasi

dimana prakteknya tersebut bersifat umum dan komprehensif yang

ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang

memiliki kontribusi bagi kesehatan, pendidikan kesehatan dan

manajemen serta koordinasi dan kontinuitas pelayanan holistik.


Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan

obyek pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan

hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha peningkatan

status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan kesehatan

komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai

penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan

kelompok dalam masyarakat.


Kegiatan pelayanan dapat diberikan dalam bentuk upaya

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

penyembuhan (kuratif), sertya pemeliharaan kesehatan (rehabilitatif),

upaya yang diberikan ditekankan kepada upaya pelayanan kesehatan

primer (Primary Health Care - PHC) sesuai dengan wewenang,

tanggung jawab dan etika profesi keperawatan sehingga setiap orang

yang menerima pelayanan kesehatan dapat mencapai hidup sehat dan

produktif.
Masalah kesehatan kini menjadi fokus penting dalam asuhan

keperawatan komunitas. Berbagai masalah dari masalah fisik,

4
psikososial, budaya, hingga spiritual dapat menjadi salah satu sumber

masalah di tingkat individu, keluarga, bahkan komunitas. Dalam proses

menentukan masalah yang ada di masyarakat, terlebih dahulu

mengkaji dan menganalisis berbagai aspek yang dapat dijadikan data

penunjang dalam menentukan masalah. Sehingga akan dapat

diberikan intervensi yang sesuai yang salah satunya melalui proses

pengorganisasian masyarakat untuk menjawab masalah yang ada.


Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula dari perilaku

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat diantaranya berkaitan

dengan masalah kesehatan lingkungan, kesehatan ibu anak,

kesehatan remaja serta kesehatan lanjut usia (lansia), maupun

pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang masih sangat rendah

seperti pemeriksaan kesehatan, posyandu, pengelolaan lingkungan

sesuai standar sehat (SPAL, sampah dan jamban), dan lain

sebagainya.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan

individu; keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan

komunitas dengan menerapakn konsep kesehatan dan keperawatan

komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga

perawat profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara

mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka

mahasiswa Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Avicenna Kelompok 4 melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan

Komunitas di Desa Bajo Indah Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe

5
dengan menggunakan 4 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga,

gerontik, kelompok khusus dan masyarakat.


Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa

mampunyai 3 keluarga binaan dengan resiko tinggi, rawan dan

berkebutuhan khusus sebagai kasus keluarga yang tersebar di Desa

Bajo Indah. Pendekatan gerontik dilakukan dengan cara setiap

mahasiswa mempunyai 1 lansia binaan. Pendekatan kelompok khusus

dilakukan dengan cara kelompok melakukan penyuluhan kesehatan

kerja, penyuluhan di sekolah khususnya SDN Bajo Indah untuk

memberikan bekal kepada siswa untuk mengenal dan menangani

masalah kesehatan yang terjadi di lingkungan sekolah, penyuluhan

tentang pembentukan RW siaga, Posyandu Lansia, serta

memberdayakan kader kesehatan. Dengan pendekatan dari masing-

masing komponen diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih

nyata kepada masyarakat. Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri

dilakukan melalui kerjasama yang baik dengan instansi terkait,

Pokjakes dan seluruh komponen desa untuk mengikut sertakan warga

dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat

yang dimotori oleh Pokjakes diharapkan dapat mengenal masalah

kesehatan yang terjadi di wilayahnya, membuat keputusan tindakan

kesehatan bagi anggota keluarga/masyarakatnya, mampu memberikan

perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan

fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

6
Pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat seyogyanya

terfokus pada peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat.

Dan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai

dari individu, keluarga hingga komunitas dalam hal ini tingkat desa. Di

Wilayah Desa Watusa Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe, terdiri

dari 3 Dusun yang dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 154 KK.

Kondisi lingkungan di Desa Watusa merupakan wilayah pesisir pantai,

pembuangan limbah yang terbuka dan belum memenuhi standar

kesehatan, pembuangan sampah yang kurang tertib dan jamban yang

belum memenuhi standar kesehatan.


Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa

mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang

tersedia untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang,

melaksanakan dan mengevaluasi perubahan kemunitas dengan

penerapan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian

komunitas. Harapan yang ada, masyarakat khususnya warga Desa

watuasa akan mandiri dalam upaya meningkatkan status

kesehatannya.
Upaya kesehatan tersebut diatas dapat diatasi dengan

menerapkan secara optimal asuhan keperawatan komunitas, melalui

kegiatan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

keperawatan komunitas secara komprehensif.


B. Dasar Pelaksanaan KKN
1. Praktek kerja nyata (PKN/KKN) merupakan matakuliah wajib

proses kegiatan pembelajaran /pendidikan mahasiswa STIKES

7
MW semester VIII yang dilaksanakan di luar kampus (di

masyarakat) selama kurang lebih 30 hari dengan bobot 4 sks


2. Praktek kerja nyata (PKN/KKN) merupakan wujud kegiatan

mahasiswa STIKES MW kendari semester akhir dalam

melaksanakan tri dharma perguruan tinggi khususnya dharma

pengabdian mahasiswa kepada masyarakat


3. Pedoman akademik STIKES MANDALA WALUYA KENDARI
4. Surat keputusan ketua STIKES MW kendari tentang pelaksanaan

kegiatan KKN bagi mahasiswa semester VIII STIKES MW

KENDARI
C. Tujuan KKN
1. Tujuan Umum
Menyelenggarakan kegiatan perkuliahan/pembelajaran

kepada Mahasiswa STIKES MW Kendari semester akhir dalam

proses mengidentifikasi masalah kesehatan dan melakukan

intervnsi dala bentuk kegiatan penaggulanagn, sehingga membantu

masyarakat dan pemerintah setempat dalam meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat di lokasi praktek Kerja nyata (PKN/KKN).


2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa belajar bekerja secara tim pada kegiatan praktek

kerja nyata (PKN/KKN) di masyarakat.


b. Mahasiswa belajar melakukan koordinasi dengan pihak

pemerintah kecamatan/puskesmas, aparat desa/kelurahan dan

masyarakat di lokasi praktek kerja nyatan (PKN/KKN)


c. Mahasiswa belajar dalam menyiapkan dan mendesain

instrumen atau alat untuk merekam atau pegumpulan data

dasar kondisi kesehatan masyarakat di lokasi praktek kerja

nyata (PKN/KKN)

8
d. Mahasiswa belajar dalam membuat rencana kegiatan praktek

kerja nyata (PKN/KKN) dalam bentuk pengabdian mahasiswa

kepada masyarakat di lokasi praktek kerja nyata (PKN/KKN).


e. Mahaswa belajar dalam melakukan pengumpulan data dasar

kesehatan di lokasi kerja nyata (PKN/KKN)


f. Mahaswa belajar dalam melakukan pengolahan dan analisis

data kondisi kesehatan masyarakat di lokasi kerja nyata

(PKN/KKN)
g. Mahasiswa belajar dalam membuat prioritas masalah kesehatan

yang harus di intervensi


h. Mahasiswa belajar dalam melakukan

intervensi/penanggulangan masalah kesehatan di lokasi praktek

kerja nyata (PKN/KKN).


i. Mahasiswa belajar membuat laporan hasil pelaksanaan

kegiatan kuliah kerja nyata


D. Manfaat Praktek Kerja Nyata (PKN/KKN)
1. Manfaat bagi mahasiswa
a. Praktek kerja nyata (PKN/KKN) merupakan proses perkuliahan

diluar kampus dengan bobot 4 SKS, sehingga bagi mahasiswa

yang dapat mengikutinya dengan baik berarti telah

menyelesaikan kewajiban proses perkuliahan pada mahasiswa

STIKES MW Kendari semester akhir.


b. Dengan praktek kerja nyata (PKN/KKN) mahasiswa

mempraktekkan ilmu pengetahuan bagi kesehatan yang telah di

dapat diperkuliahan semester I sampai semester VII di STIKES

MW Kendari

9
2. Manfaat Bagi STIKES MW Kendari
Sebagai bank data STIKES MW kendari, yaitu data-data

hasil kegiatan praktek kerja nyata (PKN/KKN) akan menjadi dasar

bagi dosen dan mahasiswa dalam menulis atau membuat proposal

penelitian dan proposal pengabdian kepada masyarakat.


3. Manfaat bagi masyarakat dan pemerintah daerah
Data dasar kondisi keenam program kesehatan masyarakat

yang di kumpulkan oleh para mahasiswa praktek kerja nyata

(PKN/KKN) paling tidak akan menjadi pengetahuan dan

pemeblajaran bagi masyarakat serta bahan evaluasi dan

perencanaan kesehatan oleh pihak puskesmas, dines kesehatan

kabupaten dan pemerintah kabupaten Konawe.

10

Anda mungkin juga menyukai