NONELEKTORIT
Disusun oleh:
Dwi Yulystine Tanawi
X Akselerasi
1
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui :
KATA PENGANTAR
2
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini. Salah
satunya kepada Bu Sri Meinarti selaku guru pembimbing yang senantiasa
sabar dan setia membimbing penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada kepala sekolah SMAN 2 Kota Bengkulu Bpk. Drs. Yandiono.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melaksanakan tugas
mata pelajaran kimia. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan di dalam
penyusunannya. Penulis senantiasa menerima kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua yang membacanya. Terima kasih sebesar-besarnya disampaikan oleh
penulis atas bantuan dan partisipasinya.
Penulis
DAFTAR ISI
3
HALAMAN JUDUL ...1
HALAMAN PENGESAHAN .....2
KATA PENGANTAR .................3
DAFTAR ISI ...4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................5
1.2 Rumusan Masalah ....5
1.3 Ruang Lingkup Masalah ..6
1.4 Tujuan Penulisan ..................6
1.4.1 Tujuan Umum .............6
1.4.2 Tujuan Khusus ....6
1.5 Manfaat Penulisan ............6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
4
PENDAHULUAN
5
Dalam hal ini penulis ingin menjawab rumusan masalah secara global
(mendunia).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1 LARUTAN
7
Larutan memiliki dua komponen pokok, yaitu pelarut dan zat terlarut.
Larutan dapat berfase gas, cair, maupun padat yang disebut larutan gas, larutan
cair, dan larutan padat. Larutan gas, contohnya udara yang merupakan
campuran dari berbagai jenis gas terutama oksigen dan nitrogen. Larutan
padat, contohnya emas 22 karat merupakan campuran homogen dari emas,
perak, dan tembaga. Akan tetapi, penggunaan istilah larutan umumnya lebih
ditujukan untuk larutan dalam fase cair. Untuk setiap larutan yang tidak
menyebutkan pelarut yang digunakan, berarti pelarutnya adalah air.
Contohnya:
Larutan NaOH
Zat pelarut : NaOH
Pelarut : air
Larutan naftalena dalam benzena
Zat pelarut : naftalena
Pelarut : benzena
8
disubstitusikan dengan bahan lain, misalnya ammeter. Ketika terjadi hubungan
yang baik dan bahan yang digunakan merupakan konduktor, maka arus listrik
akan mengalir melalui rangkaian tersebut dan lampu akan menyala. Namun,
apabila tidak terjadi hubungan yang baik dan bahan yang digunakan
merupakan isolator, maka arus listik tidak akan dapat mengalir dan lampu
tidak akan menyala.
Selain konduktor dan isolator, ada bahan yang disebut semikonduktor.
Bahan ini disebut semikonduktor karena pada keadaan tertentu bahan tersebut
dapat menghantarkan listrik, namun terkadang bahan ini tidak dapat
menghantarkan listrik. Semikonduktor dapat berupa zat padat maupun zat cair.
Pada suhu kamar, semikonduktor dapat menghantarkan listrik lebih cepat
dibandingkan isolator, namun lebih lambat dari konduktor. Dapat disimpulkan
bahwa semikonduktor posisinya berada di tengah-tengah konduktor dan
isolator. Contoh-contoh bahan semikonduktor yaitu silikon, germanium,
selenium, gallium arsenida, seng selenida, dan timbal telurida.
Gambar 1.2
Besi (konduktor)
Gambar
1.3 Kertas
(isolator)
9
Pada permulaan abad ke-19, para ilmuan tertarik dengan dampak arus
listrik yang dialirkan melalui berbagai jenis larutan. Pada saat itu pula
diketahui ada larutan yang dapat menghantarkan listrik dan ada juga larutan
yang tidak dapat menghantarkan listrik. Ada tidaknya aliran listrik dapat
ditunjukkan oleh perubahan yang terjadi pada electrode yang dicelupkan ke
dalam larutan.
Michael Faraday adalah orang pertama yang berhasil menemukan bahwa
larutan dapat menghantarkan arus listrik. Dia menempatkan dua elektrode
yang terhubung dengan sumber arus listrik ke dalam larutan yang mengandung
pelarut air dan zat-zat terlarut. Saat arus listrik dialirkan ke dalam larutan, dia
melihat bahwa zat-zat terlarut tersebut, yang kemudian lebih dikenal dengan
nama elektrolit, dapat menghantarkan arus listrik.
Singkatnya, dia menyimpulkan bahwa larutan elektrolit adalah larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik dan zat-zat yang terlarut dalam larutan
tersebut dinamakan zat elektrolit. Sedangkan larutan nonelektrolit adalah
larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang terkandung
dalam larutan nonelektrolit dinamakan zat nonelektrolit. Michael Faraday
merupakan orang pertama yang memberikan istilah elektrode dan elektrolit.
Elektrode adalah unsur padat yang dihubungkan langsung dengan sumber arus
listrik.
10
Berdasarkan kekuatan nyala lampu dan banyaknya gelembung gas yang
terjadi, larutan elektrolit dibedakan atas dua golongan, yaitu larutan elektrolit
kuat dan larutan elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat mempunyai daya
hantar yang relatif baik dan konsentrasinya relatif kecil. Sedangkan larutan
elektrolit lemah mempunyai daya hantar yang buruk dan konsentrasinya relatif
besar. Dan larutan elektrolit kuat sebagian besar/seluruh molekul terurai
menjadi ion, sedangkan dalam elektrolit lemah, hanya sebagian kecil saja
molekul yang menjadi ion.
Larutan elektrolit kuat menghasilkan nyala lampu yang terang dan
gelembung yang jumlahnya banyak, sedangkan larutan elektrolit lemah akan
menghasilkan nyala lampu yang redup dan gelembung yang jumlahnya
sedikit. Sebenarnya larutan elektrolit lemah dapat menghantarkan listrik,
hanya saja daya hantarnya yang tidak sekuat daya hantar larutan elektrolit
kuat. Berikut tabel yang akan memperjelas perbedaan elektrolit kuat, lemah,
dan nonelektrolit:
11
Gambar 1.6 Elektrolit lemah
Cara kerja:
1. Susunlah alat penguji elektrolit sehingga berfungsi dengan baik.
2. Masukkan 50 mL air suling ke dalam gelas kimia
3. Uji daya hantarnya dan catat apabila lampu pijar menyala dan timbul
gelembung pada elektrode.
4. Bersihkan elektrode dengan air dan keringkan
5. Dengan cara yang sama, ujilah daya hantar larutan lain, seperti:
Air suling
Larutan gula
Asam asetat
Amoniak
Asam sulfat
Asam klorida
Natrium klorida
12
Natrium hidroksida
Hasil pengamatan:
Larutan Lampu pijar Gelembung
Air suling Tidak menyala Tidak ada
Larutan gula Tidak menyala Tidak ada
Asam asetat Tidak menyala Ada (sedikit)
Amoniak Tidak menyala Ada (sedikit)
Asam sulfat Menyala Ada (banyak)
Asam klorida Menyala Ada (banyak)
Natrium klorida Menyala Ada (banyak)
Natrium hidroksida Menyala Ada (banyak)
Golongan Larutan
Elektrolit kuat Larutan asam sulfat, larutan asam klorida, larutan natrium
klorida, dan larutan natrium hidroksida.
Elektrolit lemah Larutan asam cuka dan larutan amoniak.
Nonelektronit larutan air suling dan larutan gula.
13
HCl menjadi H2 dan Cl2. Reaksi penguraian ini disebut elektrolisis, berikut
contoh reaksi elektrolisis:
2H+ (aq) + 2Cl- (aq) H2 (g) + Cl2 (g)
Reaksi ionisasi pada senyawa ion disebut juga reaksi disosiasi karena
tersusun atas ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Senyawa ion akan
terurai menjadi ion-ion ketika dilarutkan dalam air dan ion-ion tersebut akan
bergerak bebas. Sedangkan reaksi ionisasi pada senyawa kovalen polar terjadi
karena adanya perpindahan proton/ion hidrogen dari molekul HCl ke molekul
air sehingga menghasilkan ion hidronium dan ion klorida. Jika HCl dilarutkan
dalam air, akan terjadi reaksi kimia dan terurai menjadi ion-ion walaupun HCl
merupakan molekul netral.
Pada tahun 1887, seorang ahli kimia dari Swedia yang bernama Svante
August Arrhenius (1859-1927) mengemukakan sebuah teori yang dapat
menjelaskan jawaban dari pertanyaan mengapa larutan elektrolit dapat
menghantarkan listrik, sedangkan larutan nonelektrolit tidak dapat
menghantarkan listrik? Menurutnya, larutan elektrolit dapat menghantarkan
listrik karena di dalamnya terdapat ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion
inilah yang kemudian dapat menghantarkan listrik. Teori Arrhenius tersebut
menyatakan bahwa di dalam larutan elektrolit, senyawa-senyawa kimia (zat
14
elektrolit) diuraikan menjadi ion-ion. Berikut beberapa contoh reaksi zat-zat
dalam air yang terurai menjadi ion-ion:
NaCl (s) Na+ (aq) + Cl- (aq)
HCl (g) H+ (aq) + Cl- (aq)
NaOH (s) Na+ (aq) + OH- (aq)
H2SO4 (l) 2H+ (aq) + SO2-4 (aq)
MgCl2 (s) Mg2+ (aq) + 2Cl- (aq)
CH3COOH (l) H+ (aq) + CH3COO- (aq)
Zat elektrolit apabila dimasukkan ke dalam air akan terurai menjadi ion-
ion dan ion-ion tersebut akan terhidrasi (terikat pada molekul-molekul air)
sehingga ion-ion tersebut dapat bergerak bebas.
Berikut contoh-contoh zat-zat nonelektrolit dalam larutan yang tidak
terurai menjadi ion-ion, namun tetap dalam bentuk larutan:
C12H22O11 (s) C12H22O11 (aq)
CO(NH2)2 (s) CO(NH2)2 (aq)
C2H5OH (l) C2H5OH (aq)
Zat nonelektrolit jika dilarutkan ke dalam air tidak akan diuraikan
menjadi ion-ion, namun tetap berbentuk molekul-molekul yang tidak
bermuatan. Hal ini menyebabkan larutan nonelektrolit tidak dapat
menghantarkan listrik.
15
2.3.4 ELEKTROLIT SENYAWA ION DAN KOVALEN POLAR
Elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar yang di
dalam larutan terurai ion-ionnya.
1. Senyawa Ion
Senyawa ion adalah senyawa yang terdiri dari ion-ion. Senyawa ion
umumnya berupa padatan kristal, di mana ion-ionnya terikat satu sama
lain dengan kuat dan rapat. Oleh karena itu, padatan senyawa ion tidak
menghantarkan listrik. Namun, jika senyawa ion dilarutkan, senyawa
ini dapat terurai menjadi ion-ionnya dan bergerak bebas, sehingga
larutan senyawa ion dapat menghantarkan listrik. Sebagai contoh
misalnya larutan CuCl2 diuji dalam rangkaian alat penguji elektrolit,
maka akan tampak gelembung-gelembung gas berwarna kekuning-
kuningan keluar dari larutan pada elektrode positif dan tampak pula
pada lapisan logam tembaga yang menyelimuti elektrode negatif.
Reaksi yang terjadi dapat dinyatakan sebagai berikut:
CuCl2 (aq) Cu (s) + Cl2 (g)
Senyawa ion dalam larutan dapat menghantarkan listrik karena ion-
ionnya dapat bergerak bebas. Senyawa CuCl2 jika dilarutkan ke dalam
air akan terurai menjadi ion-ionnya.
CuCl2 (aq) Cu2+ (aq) + 2Cl- (aq)
Aliran elektron dari sumber arus listrik masuk ke dalam larutan melalui
salah satu elektrode sehingga elektrode itu bermuatan negatif. Menurut
hukum Coulomb, muatan berbeda saling tarik-menarik. Oleh karena
Cu2+ bermuatan positif, ion itu akan tertarik menuju elektrode yang
bermuatan listrik negatif dan menyerap elektron, sehingga terbentuk
lapisan tembaga pada elektrode tersebut.
Cu2+ (aq) + 2e- Cu (s)
Sementara itu pada elektron lain, ion Cl - melepaskan elektron dan
keluar dari larutan dalam bentuk gas Cl2 melalui elektrode tersebut.
2Cl- (aq) Cl2 (g) + 2e-
Berdasarkan hal itu, dapat disimpulkan bahwa dalam alat penguji
elektrolit, ion-ion positif akan bergerak ke elektrode negatif, sedangkan
ion-ion negatif akan bergerak ke elektrode positif. Dengan demikian,
16
terjadi aliran listrik yang akan mengalir terus-menerus sehingga
menyebabkan semua ion menjadi netral. Umunya senyawa ion berupa
padatan kristal, namun ternyata padatan kristal senyawa ion tersebut
tidak dapat menghantarkan listrik. Hal ini terjadi karena ion-ion dalam
padatan kristal tidak dapat bergerak bebas. Meskipun demikian, jika
padatan kristal senyawa ion dilelehkan, senyawa ion tersebut dapat
menghantarkan listrik. Oleh karena itu, lelehan senyawa ion atau
senyawa ion cair, bila dialiri arus listrik, ion-ionnya dapat bergerak
bebas menuju elektrode-elektrodenya. Lelehan senyawa ion inilah
yang menjadi penghantar arus listrik yang baik. Jadi, semua senyawa
ion merupakan senyawa elektrolit.
Gambar 2.3 Rangkaian listrik senyawa ion
2. Senyawa Kovalen Polar
Senyawa kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya berkaitan satu
17
menarik yang dapat memutuskan ikatan-ikatan dalam molekul.
Contohnya:
HCl(l) + H2O(l) H3O+(aq) + Cl-(aq)
CH3COOH (l) + H2O (l) H3O+ (aq) + CH3COO- (aq)
NH3 (l) + H2O (l) NH+4 (aq) + OH- (aq)
Oleh karena itu, larutan senyawa-senyawa kovalen polar merupakan
larutan elektrolit. Sedangkan, larutan senyawa-senyawa kovalen
nonpolar bukan merupakan larutan nonelektrolit.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Larutan merupakan campuran zat homogen yang terdiri dari pelarut
dan zat terlarut di mana komposisi pelarutnya lebih banyak
dibandingkan zat yang terlarut.
Berdasarkan kemampuannya untuk menghantarkan listrik, bahan-bahan
di alam ini dibagi menjadi dua golongan, yaitu konduktor (bahan-
bahan yang dapat mengalirkan arus listrik) dan isolator (bahan-bahan
yang tidak dapat mengalirkan arus listrik).
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik, sedangkan larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
Senyawa ion adalah senyawa yang terdiri dari ion-ion dan senyawa
kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya berkaitan satu sama lain.
18
SARAN
KRITIK
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA kelas X Semester 2. Jakarta :
Erlangga.
Retnowati, Priscilla. 2008. Seribu pena Kimia untuk SMA/MA kelas X.
Semarang : Erlangga.
Sunardi, 2007. Kimia bilingual untuk SMA/MA kelas X Semester 1 dan 2.
Bandung : Yrama Widya.
19