Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Tugas Akhir

METODE PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN


BEKISTING PRECAST UNTUK PILECAP DAN TIE BEAM
DI PT. PP (Persero) Tbk
PADA PROYEK GEDUNG LANDMARK JAKARTA
Supriyanto
Fakultas Teknik (FT), Jurusan Teknik Sipil
Universitas Mercubuana Jakarta

Abstrak
Pekerjaan Pilecap dan Tie beam adalah suatu bagian dari pekerjaan yang penting dalam
struktur bangunan yang merupakan bagian pokok dari pondasi suatu bangunan. di proyek
Pembangunan Gedung Landmark Jakarta ditemukan kendala dalam pelaksanaan pekerjaan
Bekisting Pilecap dan Tie beam. Kendala terjadi pada saat pemasangan bekisting untuk
pilecap dan tie beam. Pada saat pemasangan dilapangan kondisi tanah tidak memungkinkan
untuk melaksanakan sesuai dengan perencanaan awal. Kajian ini dilakukan untuk
memberikan solusi altenatif dengan menggunakan metode precast untuk pekerjaan bekisting
pilecap dan tie beam dengan perkuatan cerucuk kayu pada bagian bawah. Dan juga untuk
mengetahui tahapan metode perancangan dan metode pelaksanaan bekisting precast.

Dalam penyusunan kajian ini kegiatan dilakukan dari tahap persiapan dengan menyusun hal-
hal yang harus dilakukan agar penulisan menjadi sistematis, teratur dan terstruktur.
pengumpulan data terdiri dari data primer dan sekunder. Analisis data dan pembahasan ditulis
secara terinci dari desain perhitungan, pembuatan gambar kerja, material yang dipakai dan
peralatan pendukung yang dibutuhkan. proses pembuatan dari pembongkaran batako,
pekerjaan persiapan, pembesian, pengecoran dan install bekisting precast.

Dari penelitian ini didapatkan beberapa kesimpulan yaitu: (1) Metode precast dijadikan solusi
alternatif sebagai pengganti metode konvensional (batako). (2) Dari metode perancangan
hasilnya berupa gambar kerja. (3) Dari metode pelaksanaan didapatkan 2 type pelaksanaan
dari batako yang sudah terpasang kemudian harus dibongkar dan yang belum terpasang
dimana bekisting precast bisa dipasang tanpa bongkar bekisting batako.

Kata kunci : Metode perencanaan dan pelaksanaan, Precast, Pilecap dan Tie beam,
cerucuk kayu

BAB 1 PENDAHULUAN lempung sangat lunak dan berlumpur.


Masalah terjadi saat melakukan
1.1 Latar Belakang pekerjaan pilecap dan tie beam.
Sebelum memasang pembesian,
Pekerjaan struktur yang makin lama bekisting harus dipasang untuk
semakin canggih dengan bantuan mendapatkan bentuk dari tipe masing-
teknologi yang selalu berkembang. masing pilecap sesuai gambar. Pada
Dimana salah satu perkembangan perencanaan awal bekisting pilecap
teknologi yang paling berkembang menggunakan batako.
adalah teknologi beton precast. Proyek
Landmark Jakarta dibangun di daerah Tapi setelah di implementasikan
Pluit Jakarta Utara. Secara umum, dilapangan kondisi tanah tidak
kondisi tanah permukaan di Jakarta memungkinkan untuk melaksanakan
Utara adalah berupa tanah endapan sesuai dengan perencanaan awal.
1
Jurnal Tugas Akhir
Adapun beberapa bagian bisa terpasang hanya membahas Metode perancangan
tapi bekisting lama-kelamaan selalu dan pelaksanaan bekisting precast pada
amblas dan roboh. Dari kendala pilecap dan tie beam.
tersebut, maka penelitian ini dilakukan
untuk mencari solusi alternatif, dari 1.5 Tujuan Penelitian
kasus diatas timbul dugaan-dugaan Tujuan dalam penyusunan tugas akhir
penyebab faktor runtuhnya bekisting ini adalah (1) memberikan solusi
batako pada pekerjaan pilecap dan tie alternatif dari kendala yang terjadi
beam. Dari hasil penyelidikan tanah, dilapangan pada pekerjaan bekisting
sample yang diambil dari beberapa titik pilecap dan tie beam. (2) untuk
didapat rata-rata dengan Nilai N-SPT = mengetahui tahapan-tahapan metode
0-5 sampai kedalaman 13 m dari tanah perancangan dan metode pelaksanaan
existing. kondisi tanah berupa tanah bekisting precast (3) Menerapkan ilmu
lempung sangat lunak dan berlumpur. pengetahuan yang didapat untuk
Dari beberapa referensi kajian dan menunjang pelaksanaan pekerjaan di
jurnal yang didapat, pihak konsultan proyek.
struktur menyetujui re-desain usulan
kontraktor 1.6 Sistematika Penulisan
1.2 Identifikasi Masalah Bab 1 Pendahuluan
Membahas latar belakang
Pada awalnya bekisting menggunakan masalah, identifikasi masalah,
batako, Melihat kondisi dilapangan rumusan masalah, batasan
ternyata tidak memungkinkan untuk masalah, tujuan penelitian,
dilaksanakan sesuai perencanaan awal. serta sistematika penulisan
bekisting batako mengalami keruntuhan dari laporan tugas akhir.
dan selalu amblas. telah diketahui Bab 2 Tinjauan Pustaka
bahwa lapisan tanah dikategorikan Menguraikan tentang teori
tanah lempung lunak dan berlumpur ataupun pengertian yang
dengan nilai SPT 0-5. Maka salah satu menunjang, relevan dan
solusi yang diajukan adalah pemakaian berhubungan dengan masalah
bekisting dengan metode precast. yang akan penyusun capai di
dalam penyusunan tugas akhir
1.3 Rumusan Masalah ini.
Bab 3 Metodologi
Berdasarkan kondisi diatas perma-
membahas tentang penjelasan
salahan utama yang diangkat dalam
pengerjaan penelitian ini dari
tugas akhir ini adalah : (1) Untuk
awal hingga akhir yang akan
mendapatkan solusi alternatif dari
dilakukan secara sistematis
kendala yang terjadi dilapangan pada
atau berurutan. Metodologi
pekerjaan bekisting pilecap dan tie
mencakup hal-hal yang akan
beam, (2) Untuk mendapatkan tahapan
digunakan dalam penelitian.
dari metode perancangan dan metode
Bab 4 Analisis data dan pembahasan
pelaksanaan bekisting precast yang akan
Berisi tentang pembahasan
digunakan pada pilecap dan tie beam.
mengenai perencanaan, sampai
1.4 Batasan Masalah dengan pelaksanaan pekerjaan
precast bekisting pilecap dan
Adapun batasan masalah dalam tie beam.
penyusunan tugas akhir ini terbatas Bab 5 Kesimpulan dan Saran
2
Jurnal Tugas Akhir
Menguraikan tentang 3.16) Beton Pracetak adalah elemen
kesimpulan dan saran yang atau komponen beton tanpa atau dengan
diharapkan akan membantu tulangan yang dicetak terlebih dahulu
peningkatan kualitas penyusun sebelum dirakit menjadi bangunan, dan
selanjutnya. definisi Beton Pracetak menurut UBC
1997 (section 1902) adalah elemen
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA beton struktural yang dicetak atau
dibuat di tempat lain yang berbeda
2.1 Pengertian Pilecap dan Tie beam dengan posisi akhirnya nanti dalam
suatu struktur. Dari beberapa defenisi
Pilecap merupakan konstruksi yang yang ada dapat disimpulkan bahwa
berfungsi untuk menyatukan/mengikat beton pracetak adalah beton yang
tiang pancang yang sudah terpasang bertulang maupun tidak bertulang yang
dengan struktur diatasnya yaitu tie beam dicetak disuatu tempat untuk dijadikan
dan slab. Tiebeam adalah suatu elemen atau komponen struktur yang
konstruksi pengaku yang mengikat atau akan dipasang pada tempat yang bebeda
menghubungkan pondasi satu dengan dengan tempat pencetakannya.
pondasi yang lainnya. Fungsi dari Tie
Beam adalah untuk mengurangi 2.4 Perkembangan Precast di Indonesia
penurunan akibat pembebanan pada
struktur. Indonesia telah mengenal system
Precast yang berbentuk komponen,
2.2 Perencanaan Pilecap dan Tie beam seperti tiang pancang, balok jembatan,
kolom dan plat lantai sejak tahun
Setelah proses pemancangan selesai 1970an. Sistem Precast semakin
dilanjutkan dengan pemotongan tiang berkembang dengan ditandai
pancang dan dilanjutkan dengan munculnya berbagai inovasi seperti
pekerjaan pile cap dan Tie beam Sistem Column Slab (1996), Sistem L-
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan Shape Wall (1996), Sistem All Load
awal dari stuktur atas (upper structure) Bearing Wall (1997), Sistem Beam
setelah pekerjaan struktur bawah (sub Column Slab (1998), Sistem Jasubakim
structure) selesai dilaksanakan. (1999), Sistem Bresphaka (1999) dan
sistem T-Cap (2000).
2.3 Pengertian Beton Precast
2.5 Permasalahan Umum Sistem Precast
Secara Umum Beton Precast adalah
suatu metode percetakan komponen Ada 3 masalah utama dalam
secara mekanisasi dalam pabrik atau pengembangan sistem Precast :
workshop dengan memberi waktu 1. Kerjasama dengan perencana di
pengerasan dan mendapatkan kekuatan bidang lain yang terkait, terutama
sebelum dipasang. dengan pihak arsitektur dan
mekanikal/elektrikal/plumbing.
Definisi Beton Pracetak menurut buku 2. Belum adanya pedoman
Plant Cast Precast and Prestressed perencanaan khusus mengenai tata
Concrete (A Design Guide) adalah cara analisis, perencanaan serta
beton yang dicetak di suatu tempat atau tingkat kendala khusus untuk
lokasi yang berlainan dengan posisi sistem Precast yang dapat dijadikan
akhirnya nanti di dalam suatu struktur, pedoman bagi pelaku konstruksi
sedangkan definisi Beton Pracetak 3. Keandalan sambungan antar
menurut SNI 03 2847 2002 (pasal komponen.
3
Jurnal Tugas Akhir
2.6 Sistem Koneksi Beton Precast 1. Kajian kuat tekan beton setelah
terekspos air laut, air sungai, air rawa
1. Sambungan dan air hujan.
2. Ikatan
a. Ikatan Cor (In Situ Concrete Joint) Hasil percobaan yang dilakukan
b. IkatanTerapan memperlihatkan terdapatnya suatu
c. Ikatan Baja penurunan mutu beton dalam waktu 56
d. Ikatan Teganagan hari sebesar 2,36% dengan cara
3. Simpul direndam dengan air dengan kadar
garam yang tinggi. Berdasarkan rumus
2.7 Pembuatan Beton Precast empiris dari Mindess, nilai kuat tekan
beton pada umur 84 hari akan
1. Tahap Design mangalami peningkatan seiring
2. Tahap Produksi bertambahnya umur beton.
a. Membuat Cetakan (Moulding)
b. Penulangan (Reinforcing) 2. Perkuatan Tanah Lempung Lunak
c. Pengecoran (Concreting) (Soft Clay) menggunakan Cerucuk
d. Pemadatan (Compaction) dengan Variasi Panjang dan diameter
e. Perawatan (Curing)
3. Tahap Pascaproduksi Berdasarkan hasil uji pembebanan,
Terdiri dari tahap penanganan analisa data dan pembahasan pada
(handling), penyimpanan (storage), tanah lempung lunak, maka dapat
penumpukan (stacking), pengiriman ditarik beberapa kesimpulan sebagai
transport dan tahap pemasangan di berikut :
lapangan (site erection). a. Pemakaian cerucuk pada lempung
lunak dapat meningkatkan daya
2.8 Klasifikasi Sistem Beton Precast dukung lempung lunak. Dari
kenaikan daya dukung tersebut
Sistem Precast dibagi menjadi dua terlihat bahwa cerucuk memberikan
kategori yaitu : kontribusi yang cukup besar pada
1. Sebagai Komponen Struktur lempung lunak. Sehingga cerucuk
a. Tiang pancang beton dapat dijadikan alternatif untuk
b. Pelat Lantai perbaikan tanah yang memiliki daya
c. Girder Jembatan dukung rendah. Dalam penelitian ini
d. Turap diperoleh kontribusi mencapai 2,2
e. Bantalan Rel kali daya dukung tanah lempung
2. Sebagai Sistem Struktur lunak tanpa dipasangi cerucuk.
a. Sistem Waffle Crete (1995) b. Semakin besar diameter cerucuk
b. Sistem Column-Slab (1996) secara keseluruhan memberikan
c. Sistem L Shape Wall (1996) peningkatan daya dukung. Kenaikan
d. Sistem All Load Bearing Wall pertambahan dari variasi diameter
(1997) dengan panjang tetap diperoleh
e. Sistem Bangunan Jasubakim persentase peningkatan pada daya
(1998) dukung batas sebesar 64,407%. Pada
f. Sistem Bresphaka (1999) peningkatan daya dukung dari nilai
g. Sistem, Cerucuk Matras BCR masingmasing penurunan
Beton diperoleh pada 10%B dengan variasi
diameter 1,5cm dengan panjang
2.9 Kajian dan Jurnal yang berkaitan 20cm meningkat sebesar 57,5%.
dengan penelitian
4
Jurnal Tugas Akhir
BAB 3 METODOLOGI sekunder merupakan data penunjang
yang diperlukan dalam analisa struktur
3.1 Persiapan ini. Yang termasuk dalam klasifikasi
data sekunder ini antara lain adalah
Tahapan persiapan merupakan literatur-literatur penunjang, grafik,
rangkaian kegiatan awal sebelum tabel dan peta/tanah.
memulai pengumpulan dan pengolahan
data. Pada tahap persiapan ini, disusun 3.3 Metode Analisis
hal-hal yang harus dilakukan dengan
tujuan agar penulisan tugas akhir ini Proses perencanaan dan pelaksanaan
menjadi sistematis, teratur dan bekisting dengan metode precast untuk
terstruktur, sehingga waktu pekerjaan pilecap dan tie beam dalam laporan
penulisan tugas akhir ini menjadi efektif tugas akhir ini ditampilkan dalam bagan
dan efisien. alir (flowchart) seperti dibawah ini :
Persiapan harus dilakukan secara cermat
dan tepat untuk menghindari pekerjaan MULAI
yang berulang-ulang sehingga tahap
penyusunan tugas akhir menjadi lebih
optimal. TUJUAN DAN LINGKUP STUDI

3.2 Pengumpulan Data


TINJAUAN PUSTAKA
Dalam membuat suatu analisa,
diperlukan data-data sebagai bahan
acuan. Untuk dapat melakukan analisis PENGUMPULAN DATA
yang baik, maka diperlukan data yang
mencakup informasi dan teori konsep
PENGOLAHAN DATA
dasar yang berkaitan dengan objek
yang akan dianalis. Dalam
pengumpulan data, peranan instansi METODE PERANCANGAN
yang terkait sangat diperlukan sebagai
pendukung dalam memperoleh data-
data yang akurat. METODE PELAKSANAAN
Data data tersebut dapat di
klasifikasikan dalam dua jenis data
yaitu data primer dan data sekunder. PEMBAHASAN
1. Data Primer
KESIMPULAN DAN SARAN
Data primer adalah data yang didapat
dengan melakukan pengamatan
langsung / survey ke lapangan.
SELESAI
2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berasal Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir
dari peraturan-peraturan atau ketentuan-
ketentuan serta referensi kepustakaan
yang ada untuk digunakan dalam
menganalisa suatu struktur. Data
5
Jurnal Tugas Akhir
BAB 4 ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN
Beton precast 4 cm
Dalam bab ini menjelaskan tentang
tahapan metode perancangan dan Tulangan
metode pelaksanaan pekerjaan bekisting pile cap
precast serta pembahasan mengenai
kedua metode tersebut.

4.1 Metode Perancangan

Perhitungan elemen pelat Precast


dianalisis terhadap dua kondisi, yaitu Detail B
pada saat proses ereksi yang meliputi 9. Proses Produksi
pengangkatan dan pemasangan atau Untuk proses produksi bekisting dengan
penulangan beton baru di atas elemen metode precast untuk pilecap dan tie
Precast. Pembuatan elemen Precast beam dalam laporan tugas akhir ini
adalah di lokasi proyek yang masih ditampilkan dalam bagan alir
terjangkau oleh alat angkut tower crane, (flowchart) seperti dibawah ini :
sehingga tidak perlu alat transport mobil
selain tower crane yang dipakai selama PERSIAPAN
proses ereksi. Langkah-langkah
perencanaan bekisting precast adalah:
1. Menentukan syarat batas, FABRIKASI TULANGAN DAN
tumpuan dan panjang bentang CETAKAN
2. Menentukan spesifikasi bahan
dan beban yang bekerja PENAKARAN DAN
3. Menghitung Pelat precast PENCAMPURAN BETON
4. Menentukan momen yang
bekerja pada pelat bekisting
precast yang bekerja meliputi : PENUANGAN DAN
penulangan arah memanjang PENGECORAN BETON
(tulangan utama)
penulangan arah melintang
(tulangan bagi) PEMADATAN BETON
5. Check pada saat handling
6. Penulangan Beton Precast
7. Analisa kekutan angkur FINISHING BETON
pengangkatan
8. Pembuatan Gambar pelaksanaan
PERAWATAN (CURING)
BETON

PENYIMPANAN DI
STOCKYARD

DetB

POTONGAN 6
Jurnal Tugas Akhir
4.2 Metode Pelaksanaan Compressor, bucket, pipa tremie, tower
crane, truk mixer dan alat-alat perkakas
a. Material atau bahan seperti palu, benang, gergaji, kapak dan
lain lain.
Bahanbahan bangunan merupakan
syarat mutlak yang harus dipenuhi di Bucket
dalam mendirikan atau membuat suatu
bangunan. Pemilihan bahanbahan
tersebut harus benarbenar mendapat
perhatian demi kelancaran pelaksanaan
pembangunan dan mendapatkan
kualitas bangunan yang baik. Compressor
Spesifikasi bahan yang dipergunakan
pada perhitungan struktur Gedung
Kantor Landmark Pluit antara lain :
mutu beton fc=31,5 Mpa, Wiremesh
M4-150, Hollow 40x40, pelat besi dan
multiplek phenol film.

Theodolit

c. Pelaksanaan Pekerjaan

Untuk pekerjaan bekisting precast


dibuat ada 2 tipe antara lain :

(1) Pekerjaan precast yang dipasang


pada titik dengan bekisting batako
sudah terpasang. Dimana untuk tipe 1,
batako terpasang dibongkar dulu sampai
bersih kemudian diganti dengan metode
precast bekisting.
Wiremesh M4-150
(2) Pekerjaan precast dipasang pada
Hook 10 mm area baru atau area belum dipasang
(untuk pengangkatan precast) bekisting batako.
Hollow 40x40 mm
1. MULAI
Triplek Penol film 12 mm
b. Peralatan Kerja
2. PEKERJAAN BONGKAR
Selain bahan bangunan, dalam
pelaksanaan bekisting precast ini juga 3. PERAPIHAN AREA
diperlukan adanya peralatan kerja
sebagai sarana untuk membantu dan
memudahkan pelaksanaan pekerjaan. 4. PEMBUANGAN PUING
Peralatan-peralatan yang digunakan
pada perencanaan konstruksi bekisting
precast untuk pilecap dan tie beam 5.PEKERJAAN PERSIAPAN
Proyek Landmark Jakarta adalah: Air
7
Jurnal Tugas Akhir

5. PEKERJAAN PERSIAPAN

..
6. PEMBESIAN PRECAST

Pengecoran
7. PENGECORAN PRECAST

8. PENEMPATAN PRECAST
DI STOCK YARD

9. INSTALL BEKISTING
PRECAST

10. SELESAI

Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan


Tipe 1 terdiri dari : Perawatan Stock yard
1) Pekerjaan Bongkar Batako
2) Perapihan area
3) Pembuangan puing
4) Pekerjaan Persiapan
5) Pekerjaan Pembesian
6) Pekerjaan Pengecoran
7) Penempatan precast di stock yard
8) Pemasangan bekisting precast

Sedangkan untuk tipe 2 terdiri dari :

1) Pekerjaan Persiapan Install Bekisting


2) Pekerjaan Pembesian
3) Pekerjaan Pengecoran
4) Penempatan precast di stock yard
5) Pemasangan bekisting precast

Persiapan

Dolken Kayu

Pembesian
Perkuatan Panel precast dengan
Cerucuk kayu

8
Jurnal Tugas Akhir
BAB 5 PENUTUP batako terpasang dibongkar
dulu sampai bersih kemudian
Dari metode yang sudah dibuat, pekerja diganti dengan metode precast
akan lebih mudah dalam melaksanakan bekisting.
dan memastikan metode yang dipakai 2) Pekerjaan precast dipasang
benar-benar bisa diterapkan dilapangan. pada area baru atau area belum
Berikut kesimpulan dan saran dari dipasang bekisting batako.
penelitian yang sudah dilakukan.
Untuk tipe 1 ada 3 tahapan ditambah
5.1 Kesimpulan 5 tahapan untuk pekerjaan precast
bekisting. Berikut tahapannya :
Berdasarkan hasil kajian diatas yang a. Pekerjaan Bongkar
sudah dilakukan pada pemasangan b. Perapihan area pembongkaran
beton precast untuk bekisting pilecap c. Pembuangan puing
dan tiebea, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut: Untuk tipe 2 bisa dilaksanaan
dengan 5 tahapan yaitu :
1. Metode bekisting precast dijadikan
solusi alternatif sebagai pengganti a. Pekerjaan Persiapan meliputi:
metode konvensional (batako). pembersihan lokasi, pemasangan
plywood dan hollow sebagai
2. Dengan Dari Metode Perancangan batas acuan/cetakan agar
yang sudah dipaparkan diatas hasil menghasilkan precast yang
akhir adalah berupa gambar kerja presisi dan baik.
bekisting precast pilecap dan
tiebeam. Gambar kerja merupakan b. Pekerjaan pembesian yang
hasil yang sudah sesuai dengan berfungsi untuk menahan gaya
desain perhitungan. Ada 3 type tarik, tekan, lentur, geser, dan
panel precast dengan ketebalan 4cm puntir.
yang dibuat antara lain :
Type 1 ukuran 80x120cm c. Pekerjaan pengecoran dilakukan
untuk tie beam dengan bucket yang diangkut
Type 2 ukuran 100x81,5cm dengan tower crane, kemudian
untuk pilecap arah melintang diratakan. Pada proses
Type 3 ukuran 100x145cm perawatan (Curing) Tutup area
untuk pilecap arah pengecoran beton precast
memanjang dengan menggunakan plastik cor
Gambar digunakan sebagai acuan untuk mencegah terhadap
dalam pelaksanaan dilapangan. kotoran.
Detail masing-masing type precast
untuk menghindari kesalahan dan d. Pekerjaan penempatan precast
kegagalan dari pekerjaan. pada stock yard dilakukan
setelah precast sudah melalui
3. Dari metode pelaksanaan yang sudah proses curing.
disusun bahwa pelaksanaan bekisting
precast dibuat menjadi dua tipe yaitu: e. Pekerjaan Pemasangan (Install)
1) Pekerjaan precast yang bekisting precast pada bagian
dipasang pada titik dengan panel bawah dipasang perkuatan
bekisting batako sudah cerucuk kayu/dolken, kemudian
terpasang. Dimana untuk tipe 1, sambungan dilas antar panel
9
Jurnal Tugas Akhir
bawah dan panel vertikal terhadap biaya dan waktu antara
menjadi satu kesatuan. bekisting precast dan bekisting
batako.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Dari semua proses tahapan pelaksanaan
sudah baik namun ada beberapa catatan ACI Committee 318. Building Code
yang perlu untuk ditambahkan sebagai Requirements for Structural Concrete.
saran untuk lebih baik lagi yaitu: American Concrete Institute.
Farmington Hills, MI, USA. January
1. Perlu dilakukan analisa lebih lanjut 2008.
terhadap metode precast bekisting
yang lebih detail terhadap faktor Bandar Standarisasi Nasional Metode
faktor yang mempengaruhinya antara Uji dan Kriteria Penerimaan Sistem
lain: Rangka Pemikul Momen Beton
Bertulang Precast untuk Bangunan
a. Penelitian hanya mengkaji satu Gedung (RSNIXXXX).
titik pilecap dari banyak type
dalam satu titik lokasi. Dari Digilib Its. (2014, 2 Oktober). ITS-
desain perhitungan hanya ada Undergraduate Chapter 1. Diperoleh 4
tiga type panel precast yang Oktober 2014, dari http:// digilib its
dihasilkan. Akan lebih lengkap ac.id/public/ITS-Undergraduate-23200-
jika lebih dari satu titik yang chapter-1pdf.pdf
dikaji.
Englekirk, Robert E, Seismic Design of
b. Diameter dan panjang perkuatan Reinforced and Precast Concrete
cerucuk kayu tidak bisa Building, John Wiley & Sons, 2003.
dijadikan patokan karena tingkat
kejenuhan tanah berbeda-beda Eprints Undip. (2014, 5 Oktober).
dimasing-masing titik pilecap. Metodologi. Diperoleh 6 Oktober 2014
http://eprints.undip.ac.id/34373/7/2132_
c. Modul panel precast masih chapter_III.pdf
terlalu berat untuk di-setting
manual. Desain perhitungan Macgregor, James G, dan Wright,James
disesuaikan menurut kebutuhan K, Reinforced Concrete Mechanics and
banyaknya pekerja yang Design, Prantice Hall, Inc. Singapore,
memasang dalam satu titik. 2005.

d. Dari bahan/material dan Park, R., Paulay, T, Reinfoced Concrete


peralatan kerja yang digunakan Structure, J,Wiley and Sons, Singapore,
bisa membuat alternatif lain 1975.
yang lebih hemat dan efisien.
Paulay, T, (1989), Equilibrium Criteria
e. Perlu dikaji tersendiri untuk for Reinforced Concrete Beam-
mengetahui dari kekuatan Coloumn Joints, ACI Structural
struktur terhadap beban-beban Journal, 86(6), 635-643.
yang bekerja.
Purwanto, Rahmat, Tavio, Imran,
f. Perlu dikaji tersendiri untuk Iswandi, dan Putu Raka, Gusti, Tata
mengetahui perbandingan Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002
10
Jurnal Tugas Akhir
& S-2002), itspress, Surabaya, Maret
2007
Standar Nasional Indonesia ( RSNI 2),
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan
Pekerjaan Precast Untuk Konstruksi
Bangunan Gedung, Jakarta, 2007

Task Group 7.4, Seismic Design of


Precast Concrete Building Structures,
International Federation for Structural
Concrete (fib), Laussanne, Switzerland,
2003.

Thesis Binus. (2014, 24 September).


Lain-lain. Diperoleh 26 Oktober 2014,
dari http://thesis.binus.ac.id/Asli/Lain-
lain/2009-2-00430-SP%20Bab%202-
b.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai