Anda di halaman 1dari 71

UJI TOKSISITAS

Pendahuluan

Uji toksisitas dapat dilakukan dengan 2 cara :


a) Kualitatif
Biasanya dilakukan atas dasar gejala
penyakit yang timbul
Akibat
Akib t tid
tidak
k spesifiknya
ifik gejala/penyakit
j l / kit
akibat keracunan (tidak ada/belum
didapat gejala yang khas /
pathognomonik bagi setiap keracunan

b) Kuantitatif
K tit tif
Uji toksisitas
t k i it

Uji toksisitas terhadap hewan


uji
Kuantitatif Penelitian epidemiologi

2 Cara

Kualitatif Berdasar atas gejala yang


timbul
Respon tubuh terhadap racun
tidak spesifik
p karena belum ada
yang khas (Pathognomonik)
Uji Kualitatif
Gejala Keracunan & Penyebabnya
Gejala Penyebab
Fibrosis SiO2, Fe, Asbest, CO, Co, dll
Granuloma Be, Bakteri, Fungi,dll
Demam Mn, Zn, Co, Pb, dll
Alergi Ni, TDI, Cr, berbagai zat organik, dll
Asfiksia CO, H2S, CO2, SO2, NH3, CH4
Mutagenesis Radiasi pengion, benzene, metil Hg
Karsinogenesis Aminodifenil Asbest
Aminodifenil, Asbest, benzidine
benzidine, vinilkloroda
Teratogenesis As, F, metil Hg, TEL, benzene
Keracunan sistemik* Pb, Cd, Hg, F, Va, P, Bo, Ti, TEL
*) keracunan sistemik, dengan racun yang sengaja dibuat untuk meningkatkan ekonomi,
disebut racun ekonomi (pestisida)
G
Granuloma
l (Be)
(B )
Fibrosis
Asfiksia
T
Teratogenesis
t i
Hewan Manusia
Analisis Kuantitatif
Sebelum melakukan uji kuantitatif :

Kenali sifat kimia


kimia-fisika
fisika xenobiotik

Penting !!!

Untuk menentukan :
Portal entri dalam uji toksisitas
Hewan uji yang akan digunakan
Analisis Kuantitatif
Istilah untuk menyatakan toksisitas suatu zat :
Dosis Letal (LD)
Jumlah zat yang betul betul masuk ke dalam tubuh organisme
uji yang menyebabkan respons berupa kematian organisme uji
Untuk mencari dosis aman
menggunakan LD50 (dosis yang mematikan 50% organisme
uji))

Konsentrasi Letal (LC)


Konsentrasi zat yang berada di luar tubuh organisme yang
menyebabkan respons berupa kematian organisme uji
Mempermudah menentukan konsentrasi zat yang aman yang
boleh ada di lingkungan
Analisis Kuantitatif
Istilah toksisitas yang lain
untuk menentukan dosis aman :
NOEL (no observed effect level)

NOAEL (no observed adverse effect level)


NOAEL
NOEL
Analisis Kuantitatif
Penting untuk mengenal rantai makanan :
Tujuan :
Memprediksi perginya
racun apabila racun Uji toksisitas
memasuki lingkungan dilakukan
tertentu berurutan
zat yang terakumulasi
dengan melihat
di dalam organisme tingkat trofis
tentunya akan organisme uji
t k
terakumulasi
l i pula
l di
organisme dengan
tingkat trofis yang lebih
tinggi
Analisis Kuantitatif
Gambar Rantai Makanan, Ukuran dan Tingkat Trofis
Uji Toksisitas
T k i it
Tujuan :
Menilai efek akut,
akut sub akut & kronis

Uji dilakukan berdasarkan waktu


Merupakan kendala utama

3 (tiga) kelompok uji toksisitas :

1) Uji Akut / Uji Tingkat I Uji jangka pendek

2) Uji Sub kronis / Uji Tingkat II

3) Uji Kronis / Uji Tingkat III


0 LD50, LC50, dermal dan iritasi mata
Uji mutagenisitas/karsinogen tktk. 1
Sensitivitas kulit
Uji 90 hari tikus, mencit
1-
Metabolisma/farmakokinetika pada hewan

Skema 2- Teratologi

Ujij Toksisitas
Uji mutagenisitas/karsinogen tk. 2
Secara lengkap :
Studi 90-180 hari pada anjing atau monyet
3-

Reproduksi
4-
Toksisitas kronis-tikus, mencit

5- Uji mutagenitas tk 3

6-
Uji Tingkat I
Terdiri atas :
Uji dosis-respons untuk mencari LD/LC dan kemungkinan
kerusakan berbagai organ
Uji iritasi mata dan kulit
Screening pertama terhadap mutagenisitu (SAL, MOLY, ABS
dan SCE)

SAL = Ames Salmonella/microsome mutagenesis assay


ABS = Assay for chromosome abberation
SCE = Sister chromated exchange induction
MOLY = Mouse lymphoma L5178Y cell mutagenesis assay
Uji Tingkat I
Uji D
Dosis
i Respons
R untuk
k mencarii LD/LC :

Dilakukan sesuai :
sifat fisis kimiawi xenobiotik,
pemilihan organisme (derajat rendah) yang paling relevan
berdasarkan portal entri

Lama pengujian : 24 96 jam

Tahapan
T h :
Tahap I :
untuk perkiraan kasar letak rentang dosis LD/LC 50/100 yang
dicari dengan
g cara Least Square
q atau Metode Probit
Uji LD 50
Uji LC50
Uji Tingkat I

Uji IIritasi
i iM Mata & K
Kulit
li :

Dikenal sebagai : Draize Test


Uji iritasi mata :
zat yang akan diuji dimasukkan pada salah satu matanya, mata
yang lain sebagai kontrol
Jenis hewan uji : kelinci albino
Waktu pemantauan : setelah 24 jam, 48 jam & 96 jam

Hasil dinilai dari gejala yang timbul pada mata :


edema, kekeruhan kornea, reaksi terhadap cahaya, pelebaran
vaskuler dan kemerahan
Uji Tingkat I

Uji Iritasi Kulit :

Bisa dilakukan langsung pada kulit


Tujuan :
Untuk mencari iritasi primer, sensitisasi kulit, foto-toksisitas dan foto
sensitisasi

A. Uji iritasi primer : B. Uji sensitisasi kulit :


dilakukan pada kulit punggung, kulit telinga untuk mengetahui apakah xenobiotik
atau mencelupkan seluruh tubuh hewan ke menggangu sistem imunitas
dalam cairan uji (2 uji terakhir sudah tidak
hewan uji : mencit (guinea pig)
digunakan lagi)
hewan uji diberi xenobiotik 3 hari sekali
hewan uji : kelinci albino
selama 2 minggu, dengan selang
evaluasi : setelah 24, 48 & 96 jam istirahat 2minggu
skor
k keparahan
k h secara numerik
ik evaluasi
l i : setelah
l h 24
24, 48 & 96 jjam
Uji Tingkat I

Uji Iritasi Kulit :

C. Uji Fototiksiti & D. Uji Mutagenisitas :


Fotosensitisasi: dilakukan dengan uji SAL, ABS, SCE & MOLY
untuk melihat efek dari SAL (Ames test)
kombinasi xenobiotik dengan bersifat reverse mutation test
cahaya,
y terutama sinar UV hewan uji : Salmonella typhmurium
merupakan modifikasi dari uji Uji essei untuk aberasi kromosom :
sebelumnya (setelah aplikasi Uji ABS, SCE & MOLY
xenobiotik, dilakukan penyinaran mekanisme aberasi setiap test berbeda
dengan UV) yang dicari : - kromosom terputus (breaks),
(breaks)
- terjadi pertukaran antar bagian
hewan uji : mencit (guinea pig); kromosom (sister chromatid)
kelinci albino hewan uji : sel hidup sel sumsum tulang tikus,
evaluasi : setelah 24
24, 48 & 96 jam sel limfosit tikus penderita kanker
kanker,dsb
dsb
Uji Tingkat I
Uji akut dan khronis telah
terlaksana dalam tahun ke-1
tidak dapat mewakili
uji jangka panjang
uji ini dilakukan pada sel
derajat rendah PENTING !!!

Terutama jika data uji


akan diekstrapolasikan
pada manusia
Uji Tingkat II
Mewakili uji subkronis
Waktu essei :
Aplikasi pada kulit : 30 hari
Studi inhalasi : 30 90 hari
Uji oral : 90 hari
Tujuan : mendapatkan nilai NOEL atau NOAEL, dst
Dosis yang diujikan divariasikan 3-4 variasi :
Dosis tinggi menyebabkan kematian
D i ringan
Dosis i menunjukkan
j kk NOEL
Hewan uji : tikus, anjing atau kera ; (jantan : 10-20 ekor & betina : 10-20
ekor pada setiap level dosis yang diberikan)
Observasi yang dilakukan terhadap:
setiap
ti organ tubuh,
t b h mortalitas,
t lit morbiditas,
bidit mata,
t konsusmsi
k i
makanan, berat badan, respons neurologis, perilaku tidak normal,
respirasi, elektro kardiogram (EKG), elektro-encefalogram (EEG),
hematologi, biokimia darah, analisis urin & tinja, kerusakan orgn
makroskopis
Uji Tingkat II
Tujuan Observasi yang dilakukan :
Skrining kedua terhadap mutagenisiti

Uji teratologi & uji reproduktif

Uji farmakokinetik

Uji perilaku

Uji interaksi, seperti sinergisme, antagonisme dan


aditivisme
semuanya diselesaikan dalam waktu dua-setengah tahun
Uji Tingkat III/Uji Kronis
Dilakukan dalam jangka panjang
Mewakili separuh usia hidup hewan uji, bahkan lebih dari satu
generasi
Y
Yang dilih t : rentang
dilihat t d i yang menyebabkan
dosis b bk efekf k ringan
i d
dan
berat
Bila rentang sempit zat berbahaya
Bila rentang lebar zat tidak/kurang berbahaya
Contoh :
- Rentang CO : (100 250) mg/m3
- Rentang kafein : (100 mg 10 gr)/m3
kafein dianggap kurang berbahaya
Uji terpenting : Uji karsinogenitas, teratogenitas & reproduksi
Uji Tingkat III/Uji Kronis
Tujuannya untuk menguji :
Mutagenisiti pada mamalia
Karsinonegisiti pada tikus selama 2 tahun
Farmakokinetika pada manusia bila relevan
Klinis pada manusia
D t epidemiologis
Data id i l i untukt k efek
f k tterhdap
hd eksposur
k akut
k tddan
kronis
Pengujian suatu zat, tergantung pada penggunaannya dan
kemungkinan eksposur yang dapat diterima
manusia/masyarakat
Uji Tingkat III/Uji Kronis
D l
Dalam ujiji tingkat
i k III :
Cari spesies yang cukup Uji teratogenitas :
sensitif pada mamalia & jenis
Ambil spesies
p dengan
g pakis/ ferns
mutasi spontan yang
moderat (1,5%)
Uji karsinogenitas :
Uji Mutagenisitas : pada mamalia
Mendasari semua proses (jantan & betina)
perubahan genetik
Hasil akhir : mutasi pada
sel genetik terjadi mutan pada
d b
berbagai
b i ffase
sel somatik terjadi pertumbuhan
kanker
Sel embrio terjadi
dan berbagai portal entri
monster atau cacat bawaan
Organ Diperiksa Secara Patologi
pada Uji Subkhronis& Khronis
Adrenall
Ad Laring
L i Kelenjar
K l j ludah
l d h
Sumsum Tulang, Hati Saraf skiatika
Tulang Paru-paru, bronkhi Vesika seminales
Caecum
Colon Kelenjar limfe Kulit
Duodenum Kelenjar susu Limpa
Esofasgus Rahang bawah Saraf spinales
Mata Ronga hidung Lambung
Kandung empedu Indung telur Testes
Ileum/usus halus
Jejunum/usus halus P ti id
Paratiroid Ot t paha
Otot h
Ginjal Pituitari Timus
Prostat Kandung kencing
Rektum Uterus, dll
Uji Toksisitas & Rantai Makanan
Hakekat
H k k ujiji toksisitas
k i i :b
berdasarkan
d k ujiji pada
d taraff trofis
fi ddarii
yang terendah sampai yang tertinggi

Hewan uji dari berbagai tingkat trofis berbeda dengan lokasi


geografis dipilih atas dasar hewan dan/atau tanaman yang
ada

C t hh
Contoh hewan ujiji :
Untuk perairan : dapat dilihat di buku Standard Method for the
Examination of Water & Waste Water (APHA, 1975)

Untuk toksin terestrial : digunakan hewan mulai dari cacing (Eiseina


foetida), sampai mamalia seperti tikus, anjing, kera, dll.
C t h Rantai
Contoh R t i Makanan
M k
Contoh Rantai Makanan
Uji Toksisitas & Rantai Makanan
O
Organisme
i Ti k Trofis
Tingkat T fi I:
I
Contoh (di perairan) : Selesnstrium capricornatum & Chlorella vulgaris,
algae air tawar karena banyak didapat & mudah dikultur

Ujinya didasarkan atas produksi biomassa selama 2 hari dengan berbagai


konsentrasi toksikan

Yang dicari : konsentrasi toksikan yang dapat menghambat


pertumbuhan sebanyak 50%

Cara pengujian :
Algae diinokulasikan ke dalam tabung berisi xenobiotik, disertai tabung kontrol
Dii k b i d
Diinkubasi dalam
l iinkubator
k b t selama
l 2hharii
Pada akhir hari ke-2 : algae difilter, ditimbang beratnya
Biomassa algae digambarkan terhadap konsentrasi dan diekstrapolasi EC50
((mg/dm)
g ) nilai ini dapat
p digunakan
g untuk mengetahui
g dampak
p yyang g akan
terjadi bila konsentrasi toksikan di suatu perairan diketahui
Uji Toksisitas & Rantai Makanan
Organisme Tingkat Trofis II:
Contoh : Daphnia magna, Artemi Salina
Parameter yyang
g digunakan
g : efek toksikan terhadap
p individu
Respons yang dilihat : immobilisasi
Cara pengujian :
Ke dalam tiap tabung berisikan konsentrasi toksikan yang berbeda
dimasukkan 10 ekor hewan uji, disertai dengan tabung kontrol
EC50 didapat dengan ekstrapolasi kurva
Ujij dilakukan triplikat
p

Pada uji akut dicari EC dalam waktu 24 jam


Pada uji kronis yang digunakan untuk uji reprodukasi dicari EC dalam
waktu
kt 14 hari
h i
Uji Toksisitas & Rantai Makanan
O
Organisme
i Tingkat
Ti k Trofis
T fi III:
III O
Organisme
i Tingkat
Ti k Trofis
T fi IV:
IV
Tingkat trofis III tidak diiukutserakan Di lingkungan akuatik diwakili
dalam uji toksisitas, karena baik oleh ikan
biokimia dan faalnya y sama dengang Yang dicari : LD50 & LC50.
tingkat trofis IV dengan berbagai Uji akut dilakukan dalam 96 jam
pengecualian.
Uji kronis dilakukan dalam 14 hari

Organisme Tingkat Trofis V:


Menggunakan hewan atau burung pemakan ikan
Yang dicari : LD50 atau NOEL dengan memeriksa darahnya
Uji dilakukan dengan memasukkan toksikan per oral atau
dengan suntukan intra peritoneal
Uji yang dilakukan : uji akut dan kronis
Uji Toksisitas
Atas Dasar Dosis Respons

Maksud uji dosis-respons :


Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara xenobiotik
dengan respons organisme dan bagaimana hubungan tsb
tsb.

Tujuan : mencari dosis aman bagi manusia

Dosis yang digunakan dikaitkan dengan respons yang dicari


ataupun dikaitkan dengan tujuan eksperimen

Dosis dapat berupa : LD,LC atau ED saja


Uji Toksisitas Atas Dasar Dosis Respons

Respons yang dicari :


berupa kematian ataupun respons perubahan fungsi atau
g
biokimiawi organisme
Yang penting :
dosis dan respons harus dapat diukur secara kuantitatif
Uji d
dosis
i respons :
menguji respons organisme percobaan pada berbagai dosis
tertentu, untuk periode eksposur tertentu, untuk
mendapatkan respons yang secara matematis konsisten
misalnya : dengan meningkatnya dosis, jika respons konsisten maka akan
meningkat pula responsnya
Uji Toksisitas Atas Dasar Dosis Respons

Hal yang perlu ditentukan lebih dahulu :


Organisme percobaan

Penentuan respons yang dicari

Penentuan periode pemaparan atau lamanya


percobaan
Penentuan seri dosis
Organisme Percobaan
Organisme yang dipilih :
Yang paling sesuai untuk percobaan xenobiotik
tertentu
Yang mempunyai karakteristik biokimiawi &
mekanisme toksisitasnya y sama atau mirip p dengan
g
manusia
jika hal ini tidak/belum diketahui, maka
pemilihan berdasarkan metode standar
NIlai LD50 Untuk Cypermetrin Pada
Berbagai Hewan Uji (tidak sama)

Hewan Uji LD50 (mg/kg)


us besar
Tikus besa ((rat)
at) 251
5
Tikus 8
Hamster Siria 400
Hamster Cina 203
Anak Sapi 500
Anak Babi 142-284
Kambing 600
>600
Organisme Percobaan
Kriteria hewan uji : Faktor penting lain yang
perlu diperhatikan :
Kalau dapat secara genetis identik
Anatomi
Dilakukan berjenjang dari organisme
bersel tunggal sampai yang
berderajat tinggi Faal

Spesies terpilih Spesies

Berat, ukuran, anatomi, fisiologi


g Bagaimana hewan uji
tertentu bereaksi terhadap zat yang
diujikan
Usia, gizi, keturunan, dll
S
Sensitivitas
iti it populasi
l i
Anatomi
A t i
Anatomi

Luas permukaan hewan kecil >>hewan besar

Metabolisme :
Semakin besar hewan makanan yang
diperlukan >>>
PENTING !!
Karakteristik membran antara otak dan
sirkulasi
Contoh : Dalam
- Membran hamster sulit ditembus DDT interpolasi
LD50 oral : 5000 mg/kg BB dosis aman
bagi manusia
- Membran mencit mudah ditembus DDT
- LD50 oral : 100-200 mg/kg BB
Fisiologi / Faal
T b h hijau
Tumbuhan hij :
C dapat berfotosintesa & tidak mempunyai syaraf
Hewan petelur (itik) :
O biasa mengerami telurnya dalam keadaan relatif puasa
dalam fungsinya : berat badan itik betina akan turun dengan 25 30%
lemak yang ada digunakan untuk keperluan energinya
N terjadi pelepasan insektisida dari lemak, masuk sirkulasi dan
kemungkinan itik akan keracunan dan mati
T Hewan berdarah dingin :
enzim biotransformasinya mempunyai aktivasi yang rendah
O sehingga insidensi kanker pada ikan rendah (karsinogen perlu enzim
biotransformasi untuk membentuk metabolit yang karsinogenik)
H Kelinci :
mempunyai enzim atropin esterase tidak peka terhadap atropin
jika dipakai sbg hewan uji untuk atropa belladona tidak timbul efek
Spesies
Kepekaan
K k spesies
i terhadap
h d
karsinogen berbeda-beda

C t h
Contoh

Ca paru-paru PAH + enzim biotransformasi (aril


hidrokarbon hidroksilase) akan membentuk metabolit
yang karsinogenik
Bakat alergi dan lain-lain penyakit tergantung dari
spesies
Mutasi spontan pada berbagai spesies hewan akan
berbeda-beda
dalam uji karsinogenisitas biasanya diambil
bakat mutasinya yang sedang saja
Respons
Respons yang dilihat :
respons sangat ringan sampai pada yang parah (kematian)

Yang penting :
respons dapat diukur secara kuantitatif
Respons yag diteliti akan memperlihatkan korelasi matematis
yang konsisten
Terdapat variasi respons antar spesies

Respons yang sering dilihat : kematian


karena kesulitan dalam menentukan hewan uji mati atau
immobil saja
perhatikan periode waktu observasi sehingga waktu terjadi
kematian diketahui
Perioda Eksperimen
Periode eksperimen : jam, hari, minggu dan tahun
ada uji jangka pendek (Short Term Test/STT)
ada ujij jjangka
g panjang
j g ((Longg Term Test/LTT))
Perhatikan juga :
interval waktu eksposur,
konsentrasi zat pemapar,
pemapar
lamanya observasi setelah dipapari

PENTING
dalam perhitungan
mencari dosis aman
Penentuan Seri Dosis
Serii d
S dosis
i perlu
l di
ditentukan
k terlebih
l bih d
dahulu
h l sebelum
b l
dilakukan percobaan

Jika rentang konsentrasi telah diketahui


maka dapat dipakai acuan baku mutu
contoh : untuk buangan industri, maka dapat dipakai
acuan baku mutu air buangan

Pada prakteknya : perlu penelitian awal


karena dalam penentuan LC & LD : organisme uji
harus bertahan
minimal 96 jam
Kurva Dosis Respons
Setelah data terkumpul :
disajikan dalam bentuk grafik dosis-respons
biasanya : kurva distribusi frekuensi kumulatif
Kurva membentuk huruf S mempunyai fungsi sbb :

F Y
1 Fungsi ini merupakan fungsi logistik
y

1 e y
Kurva dapat dibuat linier dengan
Melakukan logit

f y
l it f y ln
logit l y, maka
k apabila
bil
1 f y
k
f y px, maka y x
j 1
j j
Kurva Dosis Respons
1
k
p x 1 exp

j x j

j 1
dimana : ' 1 , 2 , 3 ,...., k
p x
logit p x ln
1 p x
Persamaan p(x) dapat
diselesaikan
p D 1 x 1 , x 2 , x 3 ,...., x k dengan regresi ganda biasa

p D 0 x 1 , x 2 , x 3 ,...., x k sehingga eksponen (i & j)
k diketahui dan dapat
jxj dikembalikan/disubstitusikan
j 1 pada persamaan
p x 1 x1 2 x 2 ..... k x k semula
Kurva Dosis Respons
Interaksi
Interaksi yang dapat terjadi :
Interaksi Kimia
Interaksi karena reaksi kimiawi yang menimbulkan senyawa baru
yang bersifat lebih toksis
Interaksi Biologis
interaksi yang terjadi dengan tubuh organisme yang menimbulkan
efek berlebih maupun berkurang
Interaksi sangat dipengaruhi oleh dosis xenobiotik
Interaksi antar xenobiotik dapat menimbulkan efek :
Aditif
Sinergistik
Antagonistik
Interaksi Interaksi Sinergistik
I
Interaksi
k i Aditif
Adi if Terjadi apabila efek kombinasi dua atau
lebih xenobiotik memberikan efek yang
Terjadi apabila efek lebih dari pertambahan masing-masing
kombinasi dua atau zat
lebih xenobiotik
merupakan Dapat terjadi apabila :
pertambahan dari efek - xenobiotik memberikan efek
masing-masing zat pada organ yang sama
Dapat terjadi apabila - salah
l h satut zatt tid
tidak
k tid
tidak
k
mekanisme efek sama, menimbulkan efek bila diberikan
identikal, ataupun sendiri, tetapi dapat meningkatkan
berbeda efek daripada
p zat lain
Misalnya : 2 jenis Misalnya : etanol yang meningkatkan
organofosfat diberikan toksisitas karbon tetraklorida atau
serentak kloroform terhadap hati
terjadi efek aditif
Interaksi
I
Interaksi
k i Antagonistik
A i ik :
Terjadi apabila dua atau lebih kombinasi zat menimbulkan efek
yang kurang
k d
darii pertambahan
t b h masing-masing
i i zatt

Dapat terjadi apabila :


Zat yang satu menetralisasi efek zat yang lain
Terjadi reaksi kimiawi antar zat dan menimbulkan senyawa baru
yang krang toksik
Terjadi efek yang memodifikasi reaksi dengan enzim, sehingga
biotransformasi menjadikan zat yang toksis menjadi efektif
Terjadi kompetisi dalam untuk bergabung dengan reseptor yang
sama, sehingga terjadi blokade

Misalnya : CO dan O2 terhadap Hb


Interaksi
Metoda skrining untuk melihat ada interaksi :

1)) Tentukan LD20 masing-masing


g g zat
2) Kombinasikan kedua zat sekaligus
Bila respons > 40% : ada interaksi sinergisme
Bila respons = 40% : ada interaksi aditif
Bila respons < 40% : ada interaksi antagonisme
Kurva Konsentrasi Subletal
Konsentrasi subletal adalah konsentrasi xenobiotik di lingkungan
yang rendah atau tidak mematikan akibat adanya baku mutu
lingkungan
Apakah
A k hkkonsentrasi
t i subletal
bl t l aman ? Kapan
K konsentrasi
k t i sedemikian
d iki
dapat membahayakan ?
Efek xenobiotik belum dapat diketahu pasti
Ada kemungkinan kumulasi perlu dipantau efek kronisnya
Kurva dosis respon zat essensial dan non-essensial : Gambar 7.4
zat essensial (mikro-nutrien) adalah zat yang essensial dalam
jumlah kecil bagi faal tubuh yang normal
akan menimbulkan kelainan apabila jumlah yang
tersedia tidak ada atau sangat minim,
abnormalitas dapat timbul jika kadar zat yang ada
melebihi
l bihi yang diperlukan.
di l k
Kurva Konsentrasi Subletal
Ekstrapolasi Bioessei Ke Manusia
T j
Tujuan ujiji bi
bioesseii :
Mencari dosis aman bagi manusia
Membuat standar kualitas lingkungan

Ekstrapolasi hasil bioessei ke manusia ditentukan oleh 2


sifat xenobiotik sbb :
Zat yang bersifat karsinogenik
Zat yang bersifat tidak karsinogenik

Ekstrapolasi didasarkan pada :


Berat badan atau luas permukaan
Atau atas dasar farmakokinetika Physiologically based
pharmacokinetic model (PBPM)
Ekstrapolasi Bioessei Ke Manusia

Klasifikasi Karsinogenitas
menurut International Agency Reseach on Cancer (IARC) :
Kategori Bobot bukti
Karsinogenik bagi manusia Ada data pada manusia

Mungkin sekali karsinogen bagi Data manusia terbatas,


terbatas data hewan cukup
manusia

Mungkin karsinogen bagi manusia Data pada manusia dan hewan terbatas

Tidak dapat diklasifikasi D t tidak


Data tid k cocokk untuk
t k kedua
k d kategori
k t i

Mungkin bukan karsinogen bagi Tidak ada data pada hewan & manusia
manusia
Ekstrapolasi Zat Tidak Karsinogenik

Berdasarkan atas berat badan (BB) dengan memasukkan


berbagai faktor keamanan (safety factors), sbb
Thd00 (mg/kg/h) x 70 kg
Safe Human Dose = -----------------------------
((SHD)) SF

THD = dosis threshold/ ambang, tanpa ada efek yang nyata


SF : 10---1000
Ekstrapolasi Zat Tidak Karsinogenik

SHD inhalasi:
( )(BR)(C)(t)
SHD = ------------------mg/kg
BB
= % zat yang diabsorpsi paru-paru (= 100% bila tdk
diketahui)
BR = breathing rate
t = waktu paparan
br x t = 30 m3/h = 24 jam
BB : 70 kg bagi laki-laki dan 60 kg bagi wanita
Ekstrapolasi Zat Karsinogenik

Semua zat yang dianggap karsinogenik, dalam analisis ini


dianggap tidak mempunyai ambang aman
Dalam ekstrapolasi
p diambil angka
g yyang
g diperkirakan
p dapat
p
diterima oleh masyarakat
Misalnya : apakah orang dapat menerima atau mentolerir
pertambahan satu orang
p gppenderita kanker dalam 100.000
penduduk atau satu orang per 10.000.000 penduduk
Maka SHD dapat dituluskan sbb :
Artinya :
SHD = x 10-5 10-7
Eksposur seumur hidup akan
menambah satu penderita kanker per
100.000 dan/atau 10.000.000
penduduk
Ekstrapolasi Zat Karsinogenik

Efek racun dapat dipastikan jika :


Terjadi kecelakaan/kesalahan
Ada bukti dari hasil studi epidemiologis
Ada ppengalaman
g eksposur
p di industri
Permasalahan Uji Toksisitas

Adanya berbagai Kontroversi & Argumentasi dari


berbagai pihak :
Organisme berbeda jauh dari manusia
Masyarakat penyayang binatang sangat
menentang
t ujiji ttoksisitas
k i it sdemikian
d iki
Keadaan laboratorium berbeda dengan realitas
Masalah Organisme Percobaan
Hasilil ujiji d
H dengan menggunakan
k organisme
i percobaan
b
yang sedapat mungkin sensitivitasnya menyerupai/
mendekati manusia Tidak sempurna
Contoh : obat penenang ibu hamil Thalomide yang pada uji
toksisitas hewan tidak didapat efek jelek, tetapi pada
manusia terjadi focomelia

Dosis yag didapat dari percobaan (NOEL,


NOAEL,LOEL,LOAEL) merupakan fungsi dari berbagai
faktor :
Spesies, patologi
Spesies patologi, jumlah sampel,
sampel rute eksposur
eksposur, usia
pertama mendapat eksposur, perioda eksposur, lamanya
observasi (dari awal sampai akhir eksperimen)
Perbedaan Lingkungan Alamiah &
Lingkungan Laboratorium

Laboratorium Alam/Riil

Dapatt dib
D dibuatt b
bebas
b patogen
t Tidak
Tid k d
dapatt dib
dibuatt b
bebas
b patogen
t
Keadaan steril Tidak dapat disterilkan

Cahaya buatan Cahaya alamiah tidak terkontrol

Eksposur konstan Eksposur tidak jelas

Populasi homoogen Populasi heterogen

Zat racun murni Racun campuran


Pemantauan
Latar
L t belakang
b l k :b
banyak
k sekali
k li racun di d
dalam
l lilingkungan
k yang b
belum
l
diketahui efeknya
perlu pemantauan secara kontinyu
P
Pemantauan
t dilakukan
dil k k pada
d :
Aspek lingkungan
Kesehatan masyarakat

Menentukan efektifitas pemantauan masyarkat untuk berbagai xenobiotik :


BEI (Biological Effect Indicators)
menetukan jaringan tubuh tertentu yang paling efektif dipantau
dan telah pula ditentukan kadar normal bagi xenobiotik tsb di dalamnya
daftar dapat dilihat pada standar lingkungan kerja yang dibuat oleh
Govermental Industrial Hygienist (ACGIH)
jaringan yang dipantau : darah, urin, cairan cerebro-soinalis, kuku, rambut,
enzim, protein dalam serum, elektolit, DNA, perilaku, alat reproduksi, dll
Pemantauan

Pemantauan perlu dilakukan terhadap Flora & Fauna :


terdapat
p katak-katak yyangg cacat,, seperti
p bermata satu,, berkaki
tiga, dst (mengindikasikan ada zat pencemar mutagenik)
perubahan biomassa, populasi berbagai fauna dan flora di alam
bebas

Anda mungkin juga menyukai