Anda di halaman 1dari 2

Work

shop Make Up Panggung oleh Subarkah Hadisarjana dari Teater Koma. Bapak Subarkah akan
berbagi ilmu mengenai make up panggung secara teori dan praktek langsung. Make up panggung
berbeda dengan make up lainnya karena dibutuhkan teknik-teknik khusus dalam mengaplikasikan
make up agar tokoh diatas panggung terlihat semakin hidup karakternya.

TEATER KOMA

Didirikan di Jakarta, 1 Maret 1977.Hingga 2015, sudah memproduksi 141 pementasan, baik di
televisi maupun di panggung TIM dan GKJ. TEATER KOMA banyak menggelar karya N. Riantiarno,
antara lain; Rumah Kertas, Maaf.Maaf.Maaf, Kontes 1980, J.J, Trilogi Opera Kecoa (Bom Waktu,
Kecoa, Julini), Opera Primadona, Semar Gugat, Banci Gugat, Konglomerat Burisrawa, Suksesi,
Kala, Cinta Yang Serakah, RSJ, Trilogi Republik (Bagong, Togog, Petruk), Opera Sembelit, Tanda
Cinta, Rumah Pasir, Demonstran dan Republik Cangik. Pergelaran sandiwara yang bersumber dari
lakon Cina dan disadur kembali adalah: Sampek Engtay, Opera Ular Putih, Siejinkwie, Siejinkwie
Kena Fitnah. Dan yang mutakhir; Siejinkwie di Negri Sihir.

Sandiwara karya para dramawan dunia juga digarap TEATER KOMA. Antara lain; William
Shakespeare (Comedy of Error, Romeo Yuliet), Georg Buchner (Woyzeck), Bertolt Brecht (The
Threepenny Opera, The Good Person of Shechzwan, Mother Courage and her Children), Moliere
(OKB, Kena Tipu, Dua Dara, Si Bakil, Tartuffe), Aristophanes (Women of Parliament), Arthur Miller
(The Crucible), Beaumarchaise (The Marriage of Figaro), George Orwell (Animal Farm), Alfred Jarre
(Ubu Roi), Friedrich Schiller (The Robber), Friedrich Durrenmatt (The Visit), dan Evald Flisar (What
About Leonardo?, Antigone Now).

N. Riantiarno dan Teater Koma tetap yakin, teater bisa menjadi salah satu jembatan menuju suatu
keseimbangan batin dan jalan bagi terciptanya kebahagiaan yang manusiawi. Jujur, bercermin lewat
teater, diyakini pula sebagai salah satu cara untuk menemukan kembali peran akal sehat dan budi-
nurani. Sikap saling menghargai perbedaan, saling menghargai sesama.
TEATER KOMA, kelompok kesenian nir-laba yang konsisten dan produktif. Dikenal punya banyak
penonton yang setia. Pentas-pentasnya sering digelar lebih dari dua minggu.

Anda mungkin juga menyukai