Anda di halaman 1dari 29

1

2010
MENGAKSES DANA HIBAH DAN PEMBIAYAAN
LAIN DARI LEMBAGA DONOR POTENSIAL DI
INDONESIA

Penyunting: Machfudh
2

MENGAKSES DANA HIBAH


DAN PEMBIAYAAN LAIN
DARI LEMBAGA DONOR POTENSIAL
DI INDONESIA

Penyunting: Machfudh

2010
3

MENGAKSES DANA HIBAH DAN PEMBIAYAAN


LAIN
DARI LEMBAGA DONOR POTENSIAL
DI INDONESIA

Penyunting

Machfudh

EDISI 2010

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Copy Right @ 2010

Sanksi Pelanggar Pasal 44:


Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 Tentang Perubahan
atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982
Tentang Hak Cipta

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak


mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan
atau member izin untuk itu, dipidana dengan pidana 7
(tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
100.000.000,- (seratus juta rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan,
memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada
umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaan Hak
Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana
dengan pidana penjara paling lama (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima
4

Machfudh, lahir di Pati (1957), Jawa Tengah,, adalah


seorang free lance consultant. Mendapatkan gelar PhD
dibidang Environmental Science dari The Ohio State
University, Columbus, USA (1996), Master of Science di
bidang Natural Resources dari universitas yang sama
(1990) dan Sarjana (Bachelor) di bidang Kehutanan dari
Institut Pertanian Bogor (1982), saat buku ini ditulis,ia
menjadi konsultan di United Nations Development
Programe (UNDP)-Indonesia, salah satu lembaga pendanaan dibawah naungan
Lembaga Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB-United Nations) yang mendorong
pembangunan di Indonesia. Ia juga pernah bekerja di Center for International
Forestry Research (CIFOR), EPIC-NRM USAID, Departemen Kehutanan,
konsulltan di beberapa lembaga konsultan, serta contributor CABI-
International, dan DocStoc. Beberapa dana hibah dari lembaga donor
internasional seperti ITTO, GEF, SGP-PTF, UNREDD, UNDP-TRAC, SENTRA,
dan lain-lain telah berhasil dikucurkan untuk membantu pendanaan beberapa
proyek pembangunan di Indonesia. Bidang yang menjadi interest adalah
Natural resources management, energy and environment, climate change,
REDD, community development, forest certification, forest model network
(community based environmental management), spatial planning and analysis,
remote sensing analysis, GIS-based analysis and simulations, agro-forestry,
reduced impact logging, watershed management, erosion, landscape ecology,
and project proposal development. Ia merupakan founder dari Jejaring
Mikrohidro Indonesia (JMI), Yayasan Bina Sains dan Teknologi, Yayasan Buku
Isnet, serta Yayasan Masjid Al Musaafir.
5

KATA PENGANTAR

Pertanyaan utama yang dihadapi semua Organisasi non pemerintah


(Ornop/LSM), para mahasiswa paska sarjana, para peneliti dan para penggiat
kegiatan social di masyarakat ialah di mana dan bagaimana caranya
mengumpulkan dana untuk program maupun proyek-proyek yang sedang maupun
yang akan digarap? Bantuan berupa apa yang cocok, dan untuk aktivitas mana?
Bagaimana caranya pembiayaan jangka panjang dapat dijamin melalui berbagai
sumber pembiayaan? Begitu kita memutuskan untuk mencari dana dari pihak
luar (eksternal) guna membiayai program atau proyek kita, pertanyaan yang
timbul ialah: dimanakah permintaan bantuan tersebut harus diajukan:
pemerintah negara donor yang bersangkutan, yayasan internasional, sponsor,
perusahaan atau lembaga keuangan multilateral lainnya? Bagaimana mengakses
sumber pendanaan dari para lembaga donor tersebut?

Nah, untuk membantu para penggiat kegiatan kemasyarakatan maupun


penelitian, penyunting buku ini berinisiatif membantu memecahkan persoalah
yang dihadapi oleh para Ornop/LSM, mahasiswa paska sarjana maupun para
peneliti, khususnya dalam hal penyediaan informasi tentang lembaga-lembaga
donor yang ada di Indonesia dan berpotensi untuk dijadikan sumber
pembiayaan kegiatan yang kita punyai. Oleh karena itu, semoga saja buku ini
dapat bermanfaat khususnya bagi para penggiat kegiatan kemasyarakatan, para
mahasiswa paska sarjana, para aktivis Ornop/LSM.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada istriku tersayang,
anak-anak dan juga kawan-kawan yang telah banyak membantu dalam
mensukseskan penulisan buku ini. Juga kepada para pembaca, atas masukan dan
bantuannya menyebarkan informasi ini ke para kolega.

Tiada gading yang tak retak. Demikian juga dengan buku ini. Buku ini belum
sempurna dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Idealnya, memang
buku ini perlu dibuat se perfect mungkin baru kemudian di release ke
khalayak. Akan tetapi, setelah mempertimbangkan dari segi manfaat, maka
penulis memutuskan bahwa masalah ke-perfectan dapat dinomor duakan. Yang
utama adalah informasi ini dapat segera diakses oleh khalayak. Oleh karena
itu, penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang ditemui dalam buku ini.
Kami terbuka untuk menerima kriitik dari para pembaca sekalian. Dan akhirnya,
6

terima kasih banyak atas partisipasi dari semua pihak sehingga buku ini dapat
terwujud dihadapan para pembaca.

Salam

Bogor; 9 Februari 2010.


Penyunting
7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 5


PENDAHULUAN .............................................................................................................. 8
BANTUAN PENDANAAN
Pengertian Bantuan Pendanaan ...............................................................................
14
Sifat Dan Bentuk Bantuan Pendanaan .................................................................. 16
Sumber-sumber Bantuan Pendanaan .....................................................................
19
Cakupan Bantuan Pendanaan ................................................................................... 20
DAFTAR LEMBAGA PENYEDIA DANA ................................................................... 23
PROFIL 96 LEMBAGA DANA DAN CARA MENGAKSESNYA ........................... 30
8

I. PENDAHULUAN

Semenjak saya bekerja di United Nations Development Program (UNDP)


Jakarta, yaitu suatu lembaga pendanaan untuk pembangunan di Indonesia,
banyak kolega atau kenalan saya yang bertanya atau meminta apakah dapat
membantu untuk mendapatkan dana bagi proyek atau usulan kegiatan yang
mereka punyai. Kebetulan sewaktu saya bekerja di UNDP tersebut, tugas
utama saya adalah mengembangkan proposal beberapa proyek untuk
mendapatkan dana dari global. Selain di UNDP ini, saya sebelumnya telah
bekerja di lembaga internasional lain yang antara lain juga menangani
pengembangan proposal untuk mendapatkan dana bagi suatu program lembaga
tersebut ke lembaga donor di global.

Banyak macam pertanyaan yang ditanyakan. Ada yang bertanya tentang


bagaimana cara mendapatkan dana dari UNDP atau dari lembaga donor lainnya.
Ada juga pertanyaan bagaimana trik-trik yang jitu agar proposal yang
dibuatnya dapat di danai oleh lembaga donor tertentu. Salah seorang kolega
saya yang menjadi direktur sebuah BUMN malah pernah ada yang meng- hire
saya untuk membuatkan sebuah proposal untuk diusulkan ke lembaga donor
internasional kalau tidak salah waktu itu adalah International Timber Trade
Organization ITTO. Karena waktu itu saya lagi tidak ada job ya saya terima
(walaupun honornya honor pertemanan saja) dan alhamdulillaah proposalnya
disetujui untuk didanai. Kolega yang lain pernah juga ada yang membawa suatu
draft proposal penelitian ke saya dan meminta saya untuk mereview apakah
proposalnya tersebut layak didanai atau tidak bila dikirim ke suatu lembaga
donor internasional. Saya baca proposal tersebut dan saya tanya akan dikirim
kemana. Kolega saya menjawab : Belum tahu. Apa ada saran kemana proposal
ini harus saya kirim?. Masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang diajukan
ke saya yang intinya adalah bagaimana agar proyek yang mereka punyai itu ada
yang mau membiayai.

Dana merupakan kata pendek yang tampaknya mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menentukan berhasil tidaknya suatu kegiatan atau ide yang kita
punyai. Kita punya kegiatan atau ide untuk berbisnis, tetapi tanpa adanya
9

dukungan dana sebagai modal maka susah untuk menjalankan kegiatan atau ide
berbisnis tersebut. Kita telah mengembangkan proposal untuk suatu kegiatan
sosial, tetapi bila dana tidak ada di tangan, maka susah untuk menjalankan
kegiatan sosial tersebut. Kita harus mencari dana kesana ke mari untuk
mensukseskan kegiatan sosial yang kita punyai. Kita mempunyai proposal
penelitian yang umumnya memerlukan dana sejumlah tertentu guna
merealisasikan atau melaksanakan penelitian tersebut. Sering kita temui
kendala utama tidak jalannya penelitian ini ya karena dananya tidak tersedia,
dananya tidak mencukupi alias terbatas, dan berbagai kendala lain yang
menghadang yang ujung-ujungnya juga menyangkut dana alias uang.

Berbicara tentang dana, orang pasti akan terpikir tentang siapa yang akan
mendanai. Siapa yang mau memberi dana untuk menjalankan kegiatan kita?
Apakah dana tersebut akan diberikan gratis alias tidak harus mengembalikan
(biasa dikenal dengan istilah dana hibah - grant) atau apakah kita harus
mengembalikan dana tersebut sesuai dengan kesepakatan bersama antara
penerima dan pemberi dana (biasa dikenal dengan dana pinjaman- loan). Kemana
harus mencari dana dan bagaimana caranya bila kita tidak punya cukup uang
untuk mendanai kegiatan yang kita punyai?

Berbicara masalah dana, memang kadang-kadang cukup memusingkan. Kalau


kita punya dana yang cukup, tidak menjadi masalah. Berbeda dengan kalau kita
tidak punya dana untuk membiayai kegiatan yang kita punyai. Cukup membuat
kepala kita pusing tujuh keliling. Apalagi kalau ditimpali dengan kendala lainnya
yaitu misalnya kegiatan tersebut harus selesai pada tanggal tertentu. Kemana
dana itu harus kita dapatkan?

Kalau kita jeli, sebenarnya sumber pendanaan atau lembaga donor di Indonesia
ini cukup banyak, baik lembaga donor itu merupakan suatu lembaga asing
ataupun suatu lembaga nasional. Baik lembaga sumber dana tersebut berstatus
pemerintah, swasta, lembaga asing, lembaga nir-laba atau NGO (Lembaga
Swadaya Masyarakat-LSM), atau bahkan perorangan. Hanya saja, banyak
diantara kita yang tidak mengetahui namanya, alamatnya, jenis pembiayaan yang
dapat diberikan, apalagi bagaimana cara memperoleh dana dari lembaga donor
dimaksud.
10

Nah!!!!!, berkaitan dengan keberadaan lembaga donor yang ada di Indonesia dan
bagaimana cara mengaksesnya, maka saya mencoba menulis buku ringkas ini.
Dengan menuliskan buku ini, maksud dan tujuan saya melakukannya adalah
barangkali buku ini dapat dipergunakan:
- sebagai referensi bagi para pencari dana untuk mendukung kegiatan
kemaslahatan ummat baik yang dilakukan oleh individu-individu maupun
oleh lembaga.
- Sebagai referensi bagi para individu atau lembaga nir laba tentang
berbagai program social yang menjadi prioritas dari lembaga-lembaga
pendanaan.
- Sebagai referensi bagi para pengambil kebijakan penanganan masalah
kemasyarakatan baik yang berada di pusat, provinsi maupun kabupaten
dan lokal, sehingga dapat dijadikan sebagai mitra kerja bila diperlukan.
- Sebagai referensi bagi para peneliti atau mahasiswa paska sarjana yang
sedang menyelesaikan tugas akhirnya untuk mencari sumber pendanaan
bagi kegiatan penelitiannya.
- Sebagai referensi bagi para aktivis kemasyarakatan untuk mendukung
lancarnya program kemasyarakatannya.
- Sebagai referensi bagi para lembaga nirlaba untuk berkolaborasi
menjalankan program yang serupa atau saling mendukung bila diperlukan.

Buku ini disusun dengan titik berat pada profil sumber-sumber pembiayaan
untuk menyediakan informasi mengenai pihak-pihak yang dapat membantu
pembiayaan suatu kegiatan yang sifatnya nir-laba. Profil sumber-sumber
pembiayaan yang dijelaskan dalam buku ini berisi penjelasan singkat mengenai
latar belakang, tujuan, visi dan misi serta keberadaaan lembaga terkait;
program-program yang dilakukan di Indonesia atau untuk orang Indonesia;
bentuk-bentuk pembiayaan yang diberikan; prosedur pengajuan pembiayaan;
dan kontak yang bisa dihubungi.

Untuk dapat mengakses sumber-sumber pembiayaan tersebut maka buku ini


juga dilengkapi dengan panduan berupa langkah-langkah umum yang perlu
diperhatikan dalam mengajukan proposal pembiayaan. Untuk itu, buku ringkas
ini saya coba tulis dengan pengorganisasian sebagai berikut:

Bab I tentang Pendahuluan, yaitu uraian tentang latar belakang penulisan buku
ini, maksud dan tujuan serta bagaimana saya mengorganisir penulisan buku ini.
11

Bab II tentang Dana dan Bantuan Teknis yang berisi uraian tentang apa itu
dana hibah, dana pinjaman, bantuan teknis; bagaimana bentuk-bentuk dana itu;
dan sumber dana-dana tersebut.

Bab III tentang List Lembaga Penyedia Dana yaitu daftar lembaga-lembaga
donor yang berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber pendanaan bagi
kegiatan-kegiatan yang kita punyai.

Bab IV tentang Lembaga Donor yang ada di Indonesia yaitu suatu informasi
penting dari lembaga donor yang ada di Indonesia khususnya yang terkait
dengan kebijakan lembaga donor tersebut dalam mendistribusikan dana yang
mereka punyai.

Penulisan buku ini cukup memakan waktu, khususnya dalam mengumpulkan


informasi masing-masing lembaga donor tersebut. Tentu saja dalam
mengumpulkan informasi ini saya harus mengeluarkan energi baik dari segi
waktu, tenaga maupun dana. Untuk keperluan ini, saya tidak mencari dana dari
luar, artinya pendanaan untuk kegiatan ini bersumber dari saya sendiri. Ini
saya lakukan karena sewaktu ide penyusunan direktori ini muncul dalam pikiran
saya, saya akan melaksanakannya secara sambilan, tidak mengalokasikan waktu
secara khusus yang terus menerus. Saya melaksanakannya dengan cara
mengambil waktu senggang saya, baik dalam mengumpulkan informasi maupun
dalam penyusunannya. Mengapa harus cara ini yang saya tempuh? Alasannya
adalah karena informasi tentang lembaga donor ini masih terserak dimana-
mana, belum terorganisir dan juga setiap tahun sepengetahuan saya ada saja
lembaga donor baru yang muncul dan juga ada yang menghilang alias sudah pergi
dari bumi Indonesia.

Ada beberapa cara yang saya lakukan dalam mengumpulkan informasi lembaga
donor ini, antara lain melalui penelurusan lewat internet, brosur-brosur yang
dibagikan oleh lembaga donor, berbincang-bincang dengan staf dari suatu
lembaga donor, informasi dari kolega, dan lain-lainnya. Dalam mengumpulkan
informasi ini, ada template yang telah saya siapkan. Template ini perlu saya
buat agar dalam menggali informasi saya tidak terjebak ke dalam hal-hal yang
kurang penting, tetapi lebih mengfokuskan pada informasi yang memang sangat
diperlukan oleh para pembaca yang sedang mencari dana bagi kegiatan yang
12

dipunyainya. Template informasi yang saya buat mencakup paling tidak ada
informasi tentang:
Informasi ringkas tentang lembaga donor dimaksud. Informasi ini saya
anggap penting agar kita tahu sedikit tentang latar belakang organisasi
atau lembaga donor dimaksud seperti sejarah dibentuknya lembaga
tersebut, bidang apa yang menjadi fokus, kapan masuk di Indonesia,
proyek-proyek apa saja yang sudah didanai, dan sebagainya.
Alamat pos, telepon, fax, email, website, contact address. Informasi ini
penting untuk diketahui agar kita bisa mengakses lembaga donor
tersebut ataupun mengirimkan proposal permintaan bantuan dana untuk
kegiatan kita.
Bidang garapan / program yang dapat didanai. Informasi ini sangat
penting kita ketahui karena tidak setiap kegiatan dapat didanai oleh
lembaga donor dimaksud. Setiap lembaga donor biasanya hanya
mendanai bidang-bidang atau program-program tertentu. Dengan
mengetahui program yang akan didanai, maka kita dapat memilih
lembaga donor mana yang seharusnya kita kirimi proposal.
Persyaratan pendanaan dan tatacara proses pengajuannya. Kalau kita
ingin mendapatkan pendanaan dari suatu lembaga donor, maka kita harus
mengikuti persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan. Setiap
lembaga donor mempunyai persyaratan yang berbeda-beda yang harus
dipenuhi oleh para pengirim proposal. Kalau kita tidak mengikuti
persyaratannya, jangan harap kita akan diberi dana. Jadi informasi ini
sangat penting untuk diperhatikan dan diikuti.

Terakhir, perlu kami sampaikan kepada para pembaca bahwa dengan metode
pengumpulan informasi yang telah disebutkan di atas, maka sebagian besar
sumber pembiayaan yang disajikan dalam buku ini berada di tingkat nasional
atau berbasis di Jakarta. Di luar sumber-sumber pembiayaan tersebut, tidak
menutup kemungkinan masih banyak sumber pembiayaan lain yang belum
teridentifikasi. Di samping itu, informasi tentang lembaga donor ini sangat
dinamis, sering berubah. Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa ada informasi
yang mengalami perubahan sewaktu pembaca membandingkan antara apa yang
tertulis di buku ini dengan kondisi saat pembaca menghubungi lembaga donor
yang bersangkutan. Saran kami, selalu kontak lembaga donor melalui alamat
masing-masing lembaga donor yang ada dibuku ini untuk peng-update informasi
terbaru dari lembaga donor dimaksud. Dari kami sendiri, kami berupaya untuk
13

menyajikan informasi yang terkini sesuai dengan kemampuan kami dalam


mengumpulkan informasi tersebut. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan
bahwa buku ini selalu akan mengalami revisi dan penambahan informasi. Untuk
itu, silahkan selalu kontak kami melalui alamat email address kami.

Semoga bermanfaat dan Good Luck!!!!!!


14

II. BANTUAN PENDANAAN

A, PENGERTIAN

Berbicara tentang dana atau pembiayaan, secara umum pikiran kita akan
terbawa tentang uang atau duit. Memang tidak disangkal bahwa dengan uang
atau duit ini kita dapat melakukan apa saja. Hanya saja, kalau kita hanya
berpikiran tentang duit dalam arti nyata, ini akan mengurangi ruang gerak kita
untuk menjalankan kegiatan yang kita punyai yang memerlukan pembiayaan.
Untuk itu, pembaca saya ajak untuk memperluas wawasannya tentang
pengertian bantuan pendanaan atau bantuan pembiayaan sedikit melebar. Hal
ini penting karena ada beberapa lembaga donor yang tidak mau memberikan
bantuan pendanaan berupa uang cash, tetapi berupa barang misalnya atau
berupa tenaga ahli, fasilitas menggunakan peralatan, tempat, dan sebagainya.
Pokoknya bantuan tidak berupa uang cash. Oleh karena itu, pengertian bantuan
pendanaan dalam buku ini mencakup semua jenis bantuan yang diberikan oleh
suatu negara/lembaga donor baik berupa dana cash, bantuan peralatan yang
kita perlukan, bantuan tenaga, atau bantuan-bantuan lain yang sifatnya adalah
untuk mendukung berhasilnya pelaksanaan kegiatan yang kita punya.

1. Bentuk Pembiayaan

Seperti dijelaskan di atas bahwa bantuan pendanaan atau bantuan pembiayaan


yang dimaksud dalam buku ini tidak terbatas dalam bentuk dana yang diberikan
secara langsung berupa cash, namun termasuk juga segala bentuk dana yang
diwujudkan dalam bentuk barang, kegiatan atau upaya untuk mendukung
pengembangan mikrohidro, baik secara langsung ataupun tidak.

Di dalam dunia pendanaan, ada beberapa kelompok bentuk bantuan pendanaan


yang perlu diketahui yaitu:

a. Bantuan Program (Program AID). Bantuan ini biasanya diberikan oleh


suatu Negara atau lembaga pendanaan internasional ke suatu Negara
berkaitan dengan suatu program pembangunan tertentu. Bantuan ini
berupa devisa yang diperlukan untuk menutup kekosongan neraca
15

pembayaran, yaitu untuk mengimpor barang-barang yang diperlukan oleh


rakyat. Contohnya adalah bantuan pangan
b. Bantuan Proyek (Project Aid). Bantuan ini diberikan dalam bentuk
fasilitas pembiayaan berupa, valuta asing atau valuta asing yang
dirupiahkan, untuk membiayai berbagai kegiatan proyek pembangunan
baik dalam rangka rehabilitasi, pengadaan barang/peralatan dan jasa,
perluasan atau pengembangan proyek baru. Pemberian dana secara
langsung ini, bisa dalam bentuk hibah (pemberian dana tanpa kewajiban
untuk mengembalikan), pinjaman (pemberian dana dengan kewajiban
untuk mengembalikan berdasarkan kesepakatan yang disetujui
sebelumnya) atau investasi (pemberian dana dengan suatu harapan
mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu tertentu, termasuk
penyertaan modal). Bentuk pembiayaan ini umumnya diberikan oleh
lembaga pemerintah, lembaga donor, organisasi nirlaba/non-pemerintah
dan lembaga keuangan.
c. Bantuan Teknis (Technical Assistance). Bantuan ini diberikan kesuatu
proyek tertentu dalam bentuk bantuan penyediaan tenaga ahli ( expert),
pendidikan dan latihan, barang dan peralatan dan atau kegiatan
pendukung lainnya. Secara umum, bantuan teknis ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Penyediaan perlengkapan fisik, mencakup pemberian secara langsung
alat dan bahan untuk menunjang terlaksananya kegiatan pemohon,
serta berbagai teknologi yang mendukung. Bentuk pembiayaan ini
contohnya bantuan kereta rel listrik yang ada di Jabotabek yang
diberikan oleh Kedutaan Besar Jepang kepada pemerintah Indonesia
(dalam hal ini Departemen Perhubungan).
2) Pendampingan, termasuk di dalamnya fasilitasi, advokasi kebijakan,
pembentukan jaringan, kerjasama atau asosiasi. Bentuk pembiayaan
ini banyak diberikan oleh lembaga donor dan organisasi nirlaba/non-
pemerintah dalam hal pembentukan organisasi masyarakat,
pembuatan atau perbaikan kebijakan, pengembangan jaringan
pemasaran hasil industri rumah tangga, dan lainnya.
3) Peningkatan kapasitas, yaitu peningkatan kemampuan dan sumberdaya
individu, organisasi dan komunitas dalam mengatasi perubahan
pembangunan, termasuk di dalamnya adalah pembentukan kesadaran,
keterampilan, pengetahuan, motivasi, komitmen dan kepercayaan diri.
Contoh bentuk pembiayaan ini adalah pelatihan dan beasiswa yang
16

diberikan oleh beberapa lembaga donor dan organisasi nirlaba/non-


pemerintah.
4) Pengkajian, dalam bentuk studi atau saran di bidang yang diajukan
oleh pemohon. Bentuk pembiayaan ini terutama dilakukan oleh
lembaga pemerintah, lembaga donor serta beberapa organisasi
nirlaba/non-pemerintah.

Ide dasar dari banttuan teknis ini adalah dimungkinkannya alih teknologi,
yaitu mengisi kekosongan dalam bidang-bidang keahlian tertentu dan
sekaligus memindahkan keahlian para tenaga ahli internasional tersebut
kepada tenaga kerja Indonesia.

Bentuk pembiayaan yang disediakan oleh tiap sumber pembiayaan perlu


diketahui pemohon agar dapat dipilih sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya
masing-masing, baik pemohon dari suatu organisasi pemerintah, organisasi nir
laba, kelompok masyarakat ataupun individu. Pemilihan tersebut termasuk juga
melihat kemungkinan kerjasama pembiayaan dari berbagai sumber dengan
bentuk pembiayaannya masing-masing. Misalnya sumber pembiayaan A diminta
untuk memberikan pinjaman dalam pembelian bahan-bahan instalasi pembangkit
listrik tenaga mikrohidro (PLTMH), sedangkan sumber pembiayaan B diminta
untuk memberikan penguatan masyarakat sejak perencanaan hingga paska
pembangunan PLTMH, dan sumber pembiayaan C diminta untuk membantu
proses pembuatan regulasi yang mendukung di lokasi terkait, dan seterusnya.

B. SIFAT /BENTUK BANTUAN PENDANAAN DAN MEKANISME


PENYALURANNYA

1. SIFAT/BENTUK BANTUAN PENDANAAN

Perlu dimengerti oleh para pembaca bahwa pada kenyataannya, dijaman


sekarang ini, tidak ada sesuatu bantuan itu yang gratis. Yang ada adalah sifat
saling kerjasama untuk saling menguntungkan. Pihak lembaga pendanaan atau
lembaga donor pasti mempunyai suatu misi tertentu dimana lembaga tersebut
pasti menginginkan misinya tercapai. Ada yang mempunyai misi mendapatkan
keuntungan materi misalnya dananya bertambah dan ada juga yang mempunyai
misi service misalnya tujuan program yang dipunyainya dapat tercapai. Oleh
17

karena itu, setiap bantuan pendanaan, pihak pemberi bantuan pendanaan pasti
mempunyai persyaratan hasil yang harus dipenuhi oleh pemohon sebagai imbalan
dari bantuan pendanaan yang diberikan ke pemohon. Berdasarkan atas imbalan
yang harus dikembalikan oleh pemohon kepada lembaga donor, maka dapat
dikelompokkan sifat/bentuk bantuan pendanaan yang ada di Indonesia sebagai
berikut:
a. Infaq/sedekah/zakat/hadiah
Infaq/sedekah/zakat/hadiah dapat merupakan salah satu bentuk
bantuan pendanaan bagi seseorang/kelompok/organisasi tertentu.
Pemberi dana tidak akan meminta pengembalian apapun terhadap bantuan
yang telah dikeluarkan, tidak juga laporan pemakaian atau hasil
pemakaian dana tersebut. Bantuan dana ini sifatnya pemberian sukarela
atau charity. Pemberi bantuan dana jenis ini biasanya adalah perorangan.
b. Hibah (grant).
Bentuk bantuan pendanaan ini adalah suatu bantuan yang tidak
mensyaratkan kepada pemohon untuk mengembalikan bantuan yang
diberikan apabila kegiatan telah selesai tetapi pemohon cukup
menyampaikan laporan hasil kegiatannya. Jadi tidak ada pembayaran
balik dari penerima ke pemberi bantuan dana. Hasil kegiatan ini biasanya
akan dipakai oleh lembaga donor tersebut sebagai salah satu pencapaian
kegiatan lembaga donor. Hibah pada umumnya tidak hanya berbentuk
modal/dana cash, tetapi bisa juga tenaga ahli dan manajemen, maupun
alih teknologi. Hibah ini dapat berasal dari satu Negara (bilateral) dan
dapat juga dari suatu lembaga pendanaan regional atau internasional
(multilateral) misalnya lembaga-lembaga dibawah Perserikatan Bangsa-
Bangsa (UNDP, FAO, WHO, dan lain-lain).
c. Pinjaman (loan).
Sesuai dengan namanya, yakni pinjaman, maka pemberi bantuan dana ini
akan meminta kembali dana yang telah diberikan, artinya penerima dana
berkewajiban mengembalikan dana yang dia peroleh. Pinjaman sifatnya
merupakan bantuan dana dalam jangka waktu tertentu dan penerima
bantuan harus membayar kembali pinjaman serta bunganya bila telah
jatuh waktunya. Bunga pinjaman ada yang bersifat sangat kecil atau
biasa disebut pinjaman lunak (soft loan) dan ada juga yang bersifat
bunga komersial. Pinjaman bunga lunak biasanya diberikan oleh suatu
18

lembaga pemerintah baik itu pemerintah Indonesia maupun pemerintah


asing (bantuan luar negeri). Apabila bantuan pinjaman ini berasal dari
luar negeri, maka sumber pendanaan tersebut dapat berasal dari satu
Negara (pinjaman bilateral) atau dari suatu lembaga keuangan regional
atau internasional (pinjaman multilateral) seperti Bank Dunia. Bank
Pembangunan Asia, dan lain-lainnya. Selain pinjaman dari pemerintah atau
lembaga keuangan regional/internasional, lembaga keuangan swasta pun
dapat memberikan pinjaman dengan syarat-syarat tertentu yang telah
ditetapkan.

2. Mekanisme Penyaluran dana oleh Lembaga Donor


Begitu Anda mendapat persetujuan pembiayaan dari lembaga donor,
maka jangan membayangkan bahwa uang akan segera diberikan ke Anda.
Ada beberapa model para donor menyalurkan dananya ke penerima /
pengaju proposal, antara lain:
a. Donor akan memberikan dana cash langsung ke pemohon. Model ini
seperti ini jarang terjadi, terkecuali donornya berasal dari individu.
b. Donor akan mentransfer dananya ke rekening pemohon. Berkaitan
dengan rekening pemohon ini, ada dua macam yaitu rekening atas
nama pemohon/Ornop/LSM atau rekening atas nama proyek.
Kebijakan jenis rekening ini ditentukan oleh lembaga donor. Bagi
pemohon yang berasal dari lembaga pemerintah, pembukaan rekening
ini tidak serta merta dapat dilangkukan di bank. Pemerintah
mempunyai aturan tersendiri. Ada proses-proses yang harus diikuti
agar rekening yang dipunyai tersebut tidak dikategorikan rekening
liar.
c. Donor memberikan bantuannya dalam bentuk materi yang diperlukan
oleh pemohon, bukan dalam bentuk uang cash. Pemohon memberikan
daftar rencana pengeluaran anggarannya dan donor akan membayar
langsung ke pihak penagih/pedagang/took/vendor. Pemohon tidak
menerima sesenpun uang cash.

C. SUMBER BANTUAN PENDANAAN

Melihat asal atau sumbernya, bantuan pendanaan dapat diperoleh dari


berbagai sumber. Sumber-sumber tersebut dapat berasal dari:
19

1. Perseorangan
Yang dimaksud dengan sumber dana dari perseorangan adalah bantuan
pendanaan ini diperoleh dari seseorang yang secara individu menyediakan
dana (baik dalam bentuk hibah atau pinjaman) untuk membiayai suatu
kegiatan yang diajukan oleh pemohon. Sumber pendanaan dari kelompok ini
tidak dicakup dalam penulisan buku ini karena sumber pendanaan perorangan
pada umumnya sangat tertutup untuk umum.
2. Lembaga non pemerintah/swasta/yayasan
Yang dimaksud dengan pembiayaan dari lembaga non pemerintah atau swasta
adalah suatu pembiayaan yang berasal dari perusahaan swasta, BUMN dan
organisasi nir laba seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau
yayasan. Pembiayaan ini dapat mencakup pembiayaan sebagai bagian dari
bisnis perusahaan atau dapat juga pembiayaan sebagai bagian dari
Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. Yang dimaksud dengan
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah tanggung jawab sosial
dari sebuah perusahaan terhadap lingkungannya, khususnya di tempat
mereka melakukan kegiatan usahanya, yang sudah menjadi sebuah etika
bisnis, sehingga sebuah perusahaan yang ingin melakukan kegiatan usahanya
secara berkesinambungan harus mau dan mampu melakukan program-
program CSR dengan sebaik baiknya
3. Lembaga pemerintah.
Yang dimaksud dengan lembaga pemerintah disini adalah lembaga
pemerintah baik yang berada di pusat maupun di daerah (propinsi,
kabupaten) serta berbagai program pembangunan yang dilakukan melalui
pemerintah. Lembaga pemerintah ini mencakup lembaga pelaksana
pemerintahan seperti Kementerian-kementerian, pemerintah propinsi,
pemerintah kabupaten, universitas, ataupun badan-badan pemerintah.
4. Lembaga keuangan.
Definisi Lembaga Keuangan secara umum menurut Undang-undang No.14 /
1967 Pasal 1 ialah semua badan yang melalui kegiatan kegiatannya di bidang
keuangan, menaruh uang dari dan menyalurkannya ke dalam masyarakat.
Artinya kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan selalu berkaitan
dengan bidang keuangan. Dalam praktiknya, lembaga keuangan dapat dibagi
20

menjadi bank, seperti bank komersial dan bank syariah; dan non-bank,
seperti koperasi. Lembaga keuangan di sini mencakup lembaga keuangan
swasta dan pemerintah.
5. Lembaga donor luar negeri.
Yang dimaksud dengan lembaga donor luar negeri adalah lembaga-lembaga
internasional baik yang berkantor di Indonesia maupun di luar negeri.
Lembaga-lembaga ini dapat lembaga pemerintah Negara lain ataupun
lembaga non-pemerintah.

D. Bidang Cakupan Bantuan Pendanaan

Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa suatu lembaga donor akan memberikan
suatu bantuan apabila proposal yang diajukan itu sesuai dengan visi dan misi
lembaga donor tersebut. Sepanjang pengetahuan saya, tidak ada lembaga donor
yang memberikan bantuan pendanaan dengan mencakup segala aspek. Lembaga-
lembaga donor ini telah mempunya cakupan program tertentu pada setiap
tahunnya. Untuk itu, pemohon perlu melihat keterkaitan proposal yang diajukan
dengan cakupan program yang dipunyai oleh masing-masing lembaga donor. Ini
penting untuk diperhatikan agar sumber-sumber pembiayaan yang ada dapat
dimanfaatkan secara optimal.

Berikut adalah beberapa bidang cakupan pembiayaan yang dirangkum dari


sumber-sumber pembiayaan di buku ini yang memiliki atau berpotensi memiliki
keterkaitan dengan berbagai program-program nir-laba:
1. Infrastruktur dan teknologi, yaitu pembangunan fisik serta penyediaan,
pembuatan dan penelitian mengenai teknologi pendukung. Sumber
pembiayaan di bidang ini contohnya bisa ikut membantu pembiayaan dalam
penyediaan dana instalasi fasilitas umum misalnya pembangkit listrik,
instalasi air minum untuk masyarakat, penyediaan teknologi tepat guna
pendukung usaha produktif, dan lainnya.
2. Lingkungan hidup, yaitu berbagai upaya untuk menjaga kelestarian alam,
serta memberikan penyadaran serta pendidikan kepada masyarakat
mengenai manajemen sumber daya alam. Sumber pembiayaan di bidang ini
contohnya dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan misalnya
21

tentang penjagaan daerah tangkapan air, penyadaran masyarakat untuk


beralih ke sumber energi yang ramah lingkungan, dan lain-lainnya.
3. Ekonomi, yaitu segala kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan modal,
menciptakan mata pencarian dan meningkatkan pendapatan masyarakat,
termasuk juga penyediaan layanan finansial. Sumber pembiayaan di bidang
ini dapat membantu program-program yang terkait untuk penyediaan modal,
penyiapan dan pengelolaan usaha produktif; pembukaan akses masyarakat
terhadap lembaga keuangan; dan lainnya.
4. Sosial, yaitu segala hal yang berkaitan dengan hubungan masyarakat, gejala
dan perilakunya. Contohnya adalah pembangunan instalasi listrik di daerah-
daerah tertinggal dalam rangka pengentasan kemiskinan, pendampingan
masyarakat dalam menyerap teknologi tepat guna, fasilitasi pembentukan
organisasi pengelola listrik di masyarakat, pembentukan dan penguatan
jaringan masyarakat dan pengusaha, dan lainnya.
5. Pemerintahan dan kebijakan, yaitu berbagai upaya advokasi dan penyusunan
peraturan serta anggaran negara (tingkat pusat dan lokal) yang dapat
mewakili kebutuhan pengembangan sector tertentu misalnya sector energi
yang ramah lingkungan. Sumber pembiayaan di bidang ini contohnya dapat
dimanfaatkan untuk membantu penyediaan kebijakan yang mendukung di
suatu daerah, pengalokasian dana pembangunan pembangkit listrik ramah
lingkungan oleh pemerintah, penguatan kapasitas pemerintah daerah dalam
melakukan studi kelayakan, dan lainnya.
6. Pendidikan, yaitu memberikan bantuan pendidikan formal atau informal,
baik kepada masyarakat, organisasi atau individu, termasuk di dalamnya
beasiswa dan pelatihan. Sumber pembiayaan di bidang ini contohnya dapat
dimanfaatkan oleh individu-individu untuk mendapatkan pendidikan khusus
mengenai teknologi tepat guna tertentu, atau dimanfaatkan oleh kelompok
untuk pelatihan operator teknologi tepat guna tersebut, dan lain-lainnya.
7. Jender, yaitu memastikan adanya kesetaraan antara peran laki-laki dengan
perempuan dalam segala aspek. Sumber pembiayaan di bidang ini contohnya
dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi pengambilan keputusan
pelaksanaan suatu program pembangunan di suatu daerah yang
mengedepankan keseimbangan jender.

Bidang cakupan dari masing-masing sumber pembiayaan perlu diketahui sebelum


mengajukan permohonan pembiayaan agar pemohon dapat memilih sumber
pembiayaan yang sesuai dengan arah program yang akan dikembangkan. Selain
22

itu, dengan mengetahui cakupan sumber pembiayaan ini pemohon juga dapat
menggabungkan berbagai sumber pembiayaan berdasarkan spesifikasi kegiatan
yang akan dilaksanakan, sehingga pembangunan dapat direncanakan dan
dilakukan secara menyeluruh mulai dari persiapan hingga paska kegiatan.
23

III. DAFTAR LEMBAGA PENYEDIA DANA (DONOR)

A. Bidang Pendanaan

1. Penelitian
a. ACIAR
b. AIGRP
c. AvH
d. CCA
e. DML
f. Fulbright/AMINEF
g. Hibah Pekerti Dikti
h. HKI
i. IFAD
j. Kedubes Jepang
k. Mac Arthur Foundation
l. RUT-KRT
m. Sasakawa
n. Sumitomo
o. Toyota
2. Bantuan Kemanusiaan (akibat Bencana)
a. ADRA
b. DD
c. DFID
d. HKI
e. IRM
f. Mercy International
g. YND
3. Inovasi social / pembangunan masyarakat / Pengentasan kemiskinan
a. Ashoka
b. BAZIS DKI
c. CCF
d. DD
e. DFID
f. DML
g. IRM
h. IFAD
i. Kedubes Jepang
j. Kedubes New Zealand
k. Kehati
24

l. Mac Arthur Foundation


m. Mercy International
n. Oxfam
o. RAMP
p. USAID
q. WVI
r. Yappika
s. YBUL
4. Governance/Kelembagaan
a. The Asia Foundation
b. CUSO
c. DD
d. DFID
e. FES
f. FNS
g. IRM
h. Kedubes New Zealand
i. Mercy International
j. Oxfam
k. PCI
l. Sasakawa
5. Gender
a. The Asia Foundation
b. CUSO
c. DFID
d. FES
e. IRM
f. Kedubes Jepang
g. Kedubes New Zealand
h. Kehati
i. MMMF
j. Oxfam
k. Yappika
6. Hubungan Internasional / Pertukaran Budaya
a. The Asia Foundation
b. JF Asia Center
c. Sasakawa
7. Pendidikan/Beasiswa/Capacity Building
a. AusAID
b. BAZIS DKI
25

c. CCA
d. CCF
e. DD
f. DFID
g. DML
h. Fulbright / AMINEF
i. IRM
j. JF Asia Center
k. Kedubes Jepang
l. Kedubes Jerman
m. Kedubes New Zealand
n. Mac Arthur Foundation
o. Mercy International
p. MMMF
q. YND
r. RAI
s. RAMP
t. Sampoerna
u. UNICEF
v. USAID
w. Yappika
8. Pemerintahan
a. AusAID
b. CUSO
c. DFID
d. FES
9. Keamanan (Security)
a. AusAID
b. FES
c. IRM
d. PACT
10. Kesehatan
a. AusAID
b. CCF
c. CUSO
d. CWS
e. DFID
f. HKI
g. IRM
h. Kedubes Jepang
26

i. Kedubes Jerman
j. Mercy International
k. PACT
l. PCI
m. UNICEF
n. USAID
o. WHO
11. Lingkungan
a. Birdlife
b. CUSO
c. CWS
d. DFID
e. DML
f. GEF
g. FNS
h. HSS
i. Kedubes Jepang
j. Kedubes New Zealand
k. Kehati
l. Khaula
m. Mac Arthur Foundation
n. Oxfam
o. UNICEF
p. USAID
q. Yappika
r. YBUL
12. Bisnis / Koperasi / swasta / usaha kecil-menengah
a. CCA
b. CCF
c. CUSO
d. DD
e. DFID
f. DML
g. FNS
h. GEF
i. IRM
j. KAS
k. Kedubes Jepang
l. Yayasan Khaula
m. Mercy International
27

n. Oxfam
o. USAID
p. YBUL
13. Anak-anak
a. CCF
b. IRM
c. PACT
d. Terre des
e. UNICEF
f. WVI
g. YBUL
14. Pertanian/Pangan
a. CUSO
b. CWS
c. GEF
d. IRM
e. Khaula
f. Oxfam
15. Resolusi Konflik
a. CWS
b. DFID
c. FES
d. YND
e. RAI
16. Media
a. DFID
b. DML
c. FES
d. Mac Arthur
e. Sasakawa
f. TIFA
17. Hukum / HAM / Politik
a. FES
b. FNS
c. HSF
d. KAS
e. Kedubes New Zealand
f. RAI
g. TIFA
18. Penyandang cacat
28

a. IBF
b. Kedubes Jepang
19. Energi
a. Khaula
b. YBUL
c. IBEKA
d. DJLPE-ESDM

B. Kebolehan mengakses Pendanaan


1. Individu/perorangan
a. ACIAR
b. AIGRP
c. AvH
d. ADRA
e. Ashoka
f. BAZIS DKI
g. DD
h. The Asia Foundation
i. The JFAC
j. Khaula Indonesia
k. MMMF
l. Sampoerna
m. TIFA

2. Kelompok/Lembaga
a. ACIAR
b. AIGRP
c. AvH
d. ADRA
e. Ashoka
f. The Asia Foundation
g. AusAID
h. BAZIS DKI
i. GEF
j. The Japan Foundation Asia Center
k. KAS
l. Kedubes Jepang
m. Kedubes Jerman
n. Kehati
o. Kedubes New Zealand
29

p. Mac Arthur
q. YND
r. UNICEF
s. Yappika

IV. PROFIL 96 LEMBAGA DANA DAN CARA MENGAKSESNYA

Dalam bab ini, sebanyak 96 lembaga donor yang ada di Indonesia dijelaskan
profilnya. Setiap lembaga donor dijelaskan secara detil tentang :
1. Riwayat serta penjelasan visi dan misi setiap lembaga donor.
2. Alamat setiap lembaga donor yang dapat diakses baik alamat pos (di
Indonesia maupun di Luar Negeri), nomor telepon dan fax, alamat e-mail
serta alamat URL atau websitenya.
3. Program yang dicakup atau yang didanai oleh lembaga donor termasuk
cakupan wilayah kerjanya.
4. Cara mengakses dana ke lembaga donor dimaksud. Di sub bab ini dibahas
bagaimana syarat-syarat yang diajukan oleh lembaga donor dimaksud,
bagaimana cara mengajukan/menyampaikan proposal, dan lain sebagainya.

Untuk mendapatkan profil setiap lembaga donor ini, kami sarankan para
pembaca menghubungi kami dengan mengirimkan pesan dialamat email kami
yaitu:

mfood2003@yahoo.com

Insya Allah kami akan segera mengirim buku ini versi yang lengkap ke alamat
email pembaca;

atau dapat mendownloadnya langsung (masih dalam phase kontruksi) di:

http://www.kantoronline.net/

Anda mungkin juga menyukai