ABKC (4609)
DOSEN PEMBIMBING:
SYUBHAN ANNUR, M.Pd
ELLYNA HAFIZAH, M.Pd
OLEH:
Helda Wahyuni Hilmi Riyadi
(A1C413001) (A1C413049)
Putri Nur Fatimah Meilisa Windi A
(A1C413013) (A1C413051)
Sofia Rihamy Febrianti
(A1C413025) (A1C413053)
Meyrika Maharani Mukhlis
(A1C413031) (A1C413085)
Purnama Sari W Rahmatya
(A1C413035) (A1C413093)
Fitriani Wahyu Azhari
(A1C413045) (A1C413097)
KELOMPOK II
Kelas A
1
Organisasi profit oriented (komersil), menjalankan usaha
inti minyak, gas, dan bahan bakar nabati secara terintegrasi,
berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat. Pertamina
terus melakukan renovasi, menemukan cadangan baru serta
peningkatan kualitas produk BBM, Pelumas, Non BBM yang
telah disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pasar.
3. Tata Nilai
1) Clean (Bersih)
2) Competitive (Kompetitif)
2
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun
internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi,
membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.
5) Commercial (Komersial)
6) Capable (Berkemampuan)
4. Perencanaan Perusahaan
3
1) Periode I (2008 - 2013) dengan target Pertamina menjadi
perusahaan nomor satu di Indonesia. Hingga September 2009
ini dari sisi produksi minyak, Pertamina adalah nomor dua
setelah Chevron, dan untuk sisi produksi gas, menjadi nomor
dua dari Total.
2) Periode II (2013 - 2018) adalah bagaimana Pertamina
membangun diri menjadi perusahaan kelas wahid di kawasan
Asia Tenggara, bahkan belakangan ada yang menyebut target
Asia Pasifik, karena nyatanya di kawasan Asia Pasifik
Pertamina semakin menunjukkan gejala eksistensinya. Tak
cuma di Asia Tenggara saja. Keberhasilan masuk Participating
Interest sebesar 10 persen Blok BMG (Basker Manta Gummy)
di South Australia, ternyata memberikan semangat luar biasa,
kalau Pertamina bisa memulai berekspansi portofolio di
ladang-ladang di dalam dan di luar negeri.
3) Periode III (2018 - 2023) merupakan periode berat bagi
Pertamina karena harus menempatkan diri pada level 11
besar di antara NOC dan IOC.
5. Strategi Korporasi
4
Perusahan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara, tidak
relevan lagi. UU yang menyebabkan Pertamina berada pada
posisi antara tugas dan bisnis, telah digantikan dengan UU No.
22 Tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Migas
dan Gas.
5
korporat yang selama ini digunakan oleh PT Pertamina untuk
menjadi perusahaan minyak kelas dunia. Dalam rangka
mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan visi dan misi
perusahaan, strategi yang diterapkan adalah melaksanakan
proses transformasi secara menyeluruh yang menyentuh dan
mendasar.
6. Strategi Bisnis
6
Pengakuan oleh pihak eksternal
8. Strategi Perusahaan
1) Memfokuskan pada usaha inti di bidang minyak gas dan
bahan bakar nabati.
2) Meletakkan dasar komersial sebagai pertimbangan
terpenting dalam semua keputusan bisnisnya.
3) Menerapkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi setara
dengan perusahaan publik.
4) Mempekerjakan SDM terbaik di bidangnya baik dari dalam
maupun dari luar negeri.
5) Membangun lingkungan bisnis yang sehat bersama mitra
bisnis yang professional terpercaya dan berintegritas.
6) Melakukakan investasi untuk menopang pertumbuhan
dengan kemampuan sendiri maupun bekerjasama dengan
mitra bisnis yang terpercaya.
7) Membangun kemampuan teknologi riset dan
pengembangan bersama dengan perguruan tinggi dan
lembaga ilmu pengetahuan lainnya.
7
meningkatkan aspek pelayanan pada konsumen melalui
program SPBU Pasti Pas. Serta, merencanakan pembangunan
SPBU internasional.
10. Asumsi
1) Asumsi Persaingan Masa Depan
2) Asumsi Strategis
11. Konsumen
1) Konsumen Utama: Konsumen dalam negeri
2) Alasan mengapa konsumen senang memilih produk
Pertamina:
a) Nasionalisme,
b) Kualitas,
c) Harga yang relative murah,
d) Bersubsidi.
8
12. Pelaksanaan
1) Strategi Penguasaan Blok Dengan Anak Perusahaan.
9
(2009), dan Australia (2009). , Pertamina semakin semangat
mengakuisi blok-blok migas yang potensial dari pengelola
sebelumnya. Juga membeli Participating Interest (PI) atas blok-
blok yang masih ekonomis.
4) Pengembangan SDM
10
capacity building. SDM-nya dididik dan di-training sehingga
mereka memberikan nilai tambah yang maksimal untuk
pemegang saham dan perusahaan. Untuk mencapai hal
tersebut di atas, perusahaan telah menetapkan strategi
korporat berikut untuk pengembangan SDM:
11
kapabilitas dan skill baru mengenai penggarapan ladang
minyak di tengah deburan ombak laut, Pertamina melakukan
kaderisasi tenaga-tenaga offshore.dengan merekrut 400
tenaga expert di bidang offshore dari anak perusahaannya PHE
ONWJ Ltd. Proses rekruitmen dan seleksi awal dilaksanakan
melalui pihak ketiga yang independent seperti Universitas
Indonesia, Universitas Gadjah Mada dan Universitas
Padjadjaran.
14. Kemampuan
1) Kekuatan
12
migas secara sinergis, dengan struktur organisasi dan
menajemen modern yang desentralistik, mandiri, dan
berorientasi profit dengan sasaran pertumbuhan jangka
Panjang yang berkelanjutan.
2) Kelemahan
a) Belum memiliki kerangka konsep startegi baku pada
penerapan pola aliansi bisnis.
b) Koordinasi kendali manajemen dan bisnis diantara unit-unti
bisnis internasional masih relatif rendah.
c) Birokrasi yang terlalu berbelit karena secara operasional
pertamina dikendalikan oleh DKPP (dewan Komisaris
Perusahaan Pertamina) yang terdiri dari 5 menteri. Hal ini
menyebabkan berbelit-belitnya dalam pengambilan setiap
keputusan dan menghambat dalam pengurusan beragam
perizinan.
d) Kuantitas SDM dengan standar kualitas daya saing yang
dibutuhkan masih belum memadai.
e) Keterbatasan dana untuk melakukan ekspansi ke dunia
internasional.
15. Evaluasi
13
RJPP Periode tiga tahun 2018 sampai dengan 2023
merupakan periode berat bagi pertamina karena harus
menempatkan diri pada level 11 besar diantara NOC dan IOC,
masih ada waktu 14 tahun, yang menyulitkan adalah situasi dan
kondisi peta perusahaan migas pada belasan tahun mendatang
masih sulit diprediksi pasti, sepasti-pastinya. Siapa lawan
tanding pertamina dalam mencapai target? Sekali-kali bisa
berubah tanpa diduga. Seperti diketahui, kebangkrutan
perusahaan kelas dunia diberbagai bidang sering tak diduga.
Olengnya perusahaan otomotif di AS perusahaan ini atau
bangkrutnya Enron pada tahun-tahun lalu adalah contoh nyata.
Termasuk terjadinya marger antara perusahaan besar didunia
migas.
Tetapi memang, tumbuh saja tidak lagi cukup saat ini. Era
globalisasi telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia,
dan juga di negara lain, untuk tidak sekadar membandingkan
pertumbuhan mereka dengan perusahaan di negaranya saja.
Pertamina tidak bisa lagi sekadar membanggakan dirinya yang
kerap berada di tempat tertinggi dalam kualitas pengelolaan
perusahaan negeri ini, namun harus juga bersedia
diperbandingkan dengan perusahaan sejenis dari negara lain.
Pada titik itu, harus kita akui, Pertamina perlu kerja lebih keras
lagi mengejar ketertinggalan yang ada.
14
Kuncinya tentu bukan dengan mengandalkan sumber
daya alam yang ada semata, tetapi lebih pada bagaimana
meningkatkan potensi sumber daya manusia yang ada di
Pertamina sehingga pengelolaan yang dilakukan bisa lebih
efisien dan efektif. Terus tumbuhkan semangat kerja keras serta
kemampuan kerja cerdas untuk mewujudkan visi menjadi
perusahaan kelas dunia, serta tentu saja mewujudkan
masyarakat Indonesia yang lebih sejahtera. saya rasa cukup
jelas, bagaimana implementasi strategi pertamina membangun
skuadron anak-anak peusahaan (AP) untuk kegiatan intinya,
termasuk sektor hulu.impossible is nothing, begitu kata sebuah
slogan. Disana selalu ada asa yang terus menggantung untuk
direngkuh. dan selalu ada kesempatan bagi Pertamina untuk
menjadi perusahaan kelas dunia yang disegani.
15