Anda di halaman 1dari 1

Burung bangau terbang meninggi serasi itulah tanda pribadi yang taat.

Menukik turun mencari ikan keli Sumpah pemuda jadi barang langka
Hari ini hari yang dihormati Kemanakah bangsa ini berjatidiri Pisau sembilu banyak gunanya,
Karna inilah Sumpah pemudi untuk mengiris daging domba.
Hatiku selalu merasa bahagia,
kalau bisa belajar bersama.

Daun sirih berbunga raya Sungguh indah Ujung Pandang,


Sawah menghijau padinya banyak Sayang nian dimakan jerapah indah pula Kota Pinrang.
Menghabu mata kala teroka Jagalah bahasa kita tetap berjaya Dari awal beradu pandang,
Seluruh pemudi sumpah serentak Jangan pernah lupakan sejarah wajahmu terbayang-bayang.
Satu bangsa satu nusa satu bahasa
Prajurit jalan berselang-selang,
berkicau keras burung kutilang.
Dari dulu hingga sekarang,
Pantun ini hanyalah ungkapan rasa cinta hakiki tak pernah hilang.
Berdendang riang gadis didusun Berusaha menjaga kaidah
Gunung Jati anak Rara Santang,
Sungguhlah elok luhur parasnya Bahasa ini bahasa milik kita dikasihi juga disayang.
Dengan rela bahasa tersusun Mari kita jaga selalu indah Walau banyak godaan datang,
Bahasa nan satu bahasa Malaysia teguh diriku tak pernah goyang.

Tanah ladang pasti gembur,


Belang-belang badan rusa, karena disiram air sumur.
rusa main di taman indah. Kasih sayang semakin subur,
Bunga melur mekar tengah hari Tuhan kita Tuhan Esa, laksana benih yang ditabur.
Sungguh segar wanginya semerbak kepada-Nya saja kita ibadah.
Bahasa kita menjadi bahasa negeri Untuk apa menanam ranjau,
Dengan pengguna kian semarak Tinggi bayam berjengkal- jangan perang engkau semai.
jengkal, Kasih sayang tumbuh menghijau,
bayang dijinjing karena ringan. jiwa lapang hatipun damai.
Kepada Allah bertawakal,
tempat diri mohon pertolongan. Dongeng lama tentang peri,
Gunung Mahameru tinggi kemuncak peri menolong sang puteri.
Mahal harga batu permata, Engkau bagai bunga berseri,
Menjulang perkasa laksana gergasi
perhiasan putri amat mewah. suntingan jiwa bijak bestari
Kini sumpah itu sontak tercampak Kepada Allah kita meminta, .
Hilang cinta karena bobrok negeri petunjuk serta jalan hidayah. Di Bandar banyak orang,
hilir mudik kanan dan kiri.
Putih warna kapur barus, Tak kan pudar kasih sayang,
merah-merah buah tomat. tambah erat hari ke hari.
Titilah jalan yang lurus,
Musim menuai, matanglah sang padi yang penuh nikmat serta Jika nuri hinggap di tiang,
Kuning padinya mengundang murai rahmat. ingin melihat ikan menyelam.
Sungguh perih rasanya hati ini Jika hati saling menyayang,
Pengguna bahasa kita kian lalai dan Pergi ke ladang tanam ubi, romantis tumbuh siang dan malam.
berceceran biji dan benih.
alai
Mengikut diri ke jalan Nabi,
ridha Allah kita raih.

Guntur berbunyi terlihat kilat, Papan rengat dari rawa,


angin berhembus dari Barat. banyak orang ingin membawa
Buah alpukat, buah semangka Siapa yang mendirikan sholat,
Cintamu hangat di dalam jiwa,
Sungguh bukan pasangan nan
laksana cahaya dari sang surya

Anda mungkin juga menyukai