Anda di halaman 1dari 4

RESIKO INFEKSI

RESIKO INFEKSI adalah Peningkatan resiko masuknya organisme patogen.

Faktor-faktor resiko :
Prosedur Invasif
Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen.
Trauma
Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
Ruptur membran amnion
Agen farmasi (imunosupresan)
Malnutrisi
Peningkatan paparan lingkungan patogen
Imunosupresi
Ketidakadekuatan imun buatan
Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia, penekanan respon inflamasi)
Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia,
cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan peristaltik).
Penyakit kronik

Penyembuhan luka: primer


- Kulit utuh
- Berkurangnya drainase purulen
- Drainase serousa pada luka berkurang
- Drainase sanguinis pada luka berkurang
- Drainase serosa sangunis pada luka berkurang
- Drainase sangunis pada drain berkurang
- Drainase serosasanguinis pada drain berkurang
- Eritema disekitar kulit berkurang
- Edema sekitar luka berkurang
- Suhu kulit tidak meningkat
- Luka tidak berbau

Kontrol Infeksi
Bersikan lingkungan secara tepat setelah digunakan oleh pasien
Ganti peralatan pasien setiap selesai tindakan
Batasi jumlah pengunjung
Ajarkan cuci tangan untuk menjaga kesehatan individu
Anjurkan pasien untuk cuci tangan dengan tepat
Gunakan sabun antimikrobial untuk cuci tangan
Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan sebelum dan setelah meninggalkan ruangan
pasien
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
Lakukan universal precautions
gunakan sarung tangan steril
Lakukan perawatan aseptic pada semua jalur IV
Lakukan teknik perawatan luka yang tepat
Ajarkan pasien untuk pengambilan urin porsi tengah
Tingkatkan asupan nutrisi
Anjurkan asupan cairan
Anjurkan istirahat
Berikan terapi antibiotik
Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda dan gejala dari infeksi
Ajarkan pasien dan anggota keluarga bagaimana mencegah infeksi

Managemen Nutrisi
- Tanyakan pada pasien tentang alergi terhadap makanan
- Tanyakan makanan kesukaan pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang jumlah kalori dan tipe nutrisi yang dibutuhkan
- Anjurkan masukan kalori yang tepat yang sesuai dengan gaya hidup
- Anjurkan peningkatan masukan zat besi yang sesuai
- Anjurkan peningkatan masukan protein dan vitamin C
- Anjurkan untuk banyak makan buah dan minum
- Pastikan diit tidak menyebabkan konstipasi
- Berikan pasien diit tinggi prtein, tinggi kalori

Perawatan luka
- Buka plester
- Catat karakteristik luka
- Catat karakteristik drainase
- Bersihkan luka dengan NaCl (normal saline)
- Bersihkan daerah sekitar infuse
- Berikan perawatan daerah luka
- Masase area sekitar luka untuk meningkatkan sirkulasi
- Pertahankan teknik steril dalam perawatan luka
- Inspeksi luka setiap melakukan dreesing
- Laporkan adanya perubahan pada luka
- Atur posisi untuk mencegah tekanan pada daerah luka
- Ajarkan pada pasien/anggota keluarga tentang prosedur perawatan luka

Contoh Infeksi Nosokomial


1. Infeksi Luka Operasi (ILO)
Merupakan infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari paska operasi jika tidak
menggunakan implan atau dalam kurun waktu 1 tahun jika terdapat implan dan infeksi
tersebut memang tampak berhubungan dengan operasi dan melibatkan suatu bagian
anotomi tertentu (contoh, organ atau ruang) pada tempat insisi yang dibuka atau
dimanipulasi pada saat operasi dengan setidaknya terdapat salah satu tanda :
o Keluar cairan purulen dari drain organ dalam
o Didapat isolasi bakteri dari organ dalam
o Ditemukan abses
o Dinyatakan infeksi oleh ahli bedah atau dokter.
o Pencegahan ILO harus dilakukan, karena jika tidak, akan mengakibakan semakin lamanya
rawat inap, peningkatan biaya pengobatan, terdapat resiko kecacatan dan kematian, dan
dapat mengakibatkan tuntutan pasien. Pencegahan itu sendiri harus dilakukan oleh pasien,
dokter dan timnya, perawat kamar operasi, perawat ruangan, dan oleh nosocomial infection
control team.
2. Infeksi Saluran Kencing (ISK )
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah jenis infeksi yang sangat sering terjadi. ISK dapat terjadi
di saluran ginjal (ureter), kandung kemih (bladder), atau saluran kencing bagian luar
(uretra).
Bakteri utama penyebab ISK adalah bakteri Escherichia coli (E. coli) yang banyak terdapat
pada tinja manusia dan biasa hidup di kolon. Wanita lebih rentan terkena ISK karena uretra
wanita lebih pendek daripada uretra pria sehingga bakteri ini lebih mudah menjangkaunya.
Infeksi juga dapat dipicu oleh batu di saluran kencing yang menahan koloni kuman.
Sebaliknya, ISK kronis juga dapat menimbulkan batu.
Mikroorganisme lain yang bernama Klamidia dan Mikoplasma juga dapat menyebabkan ISK
pada laki-laki maupun perempuan, tetapi cenderung hanya di uretra dan sistem reproduksi.
Berbeda dengan E coli, kedua bakteri itu dapat ditularkan secara seksual sehingga
penanganannya harus bersamaan pada suami dan istri.
Gejala
Penderita ISK mungkin mengeluhkan hal-hal berikut:
o Sakit pada saat atau setelah kencing
o Anyang-anyangan (ingin kencing, tetapi tidak ada atau sedikit air seni yang keluar)
o Warna air seni kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada darah
o Nyeri pada pinggang
o Demam atau menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai ginjal (diiringi rasa
nyeri di sisi bawah belakang rusuk, mual atau muntah)
3. Bakterimia
Bakteremia adalah keadaan dimana terdapatnya bakteri yang mampu hidup dalam aliran
darah secara sementara, hilang timbul atau menetap. Bakteremia merupakan infeksi
sistemik yang berbahaya karena dapat berlanjut menjadi sepsis yang angka kematiannya
cukup tinggi. Faktor risiko terjadinya bakteremia pada orang dewasa antara lain lama
perawatan di rumah sakit, tingkat keparahan penyakit, komorbiditas, tindakan invasif, terapi
antibiotika yang tidak tepat, terapi imunosupresan, dan penggunaan steroid.
Gejala
Bakteremia yang bersifat sementara jarang menyebabkan gejala karena tubuh biasanya
dapat membasmi sejumlah kecil bakteri dengan segera. Jika telah terjadi sepsis, maka
akan timbul gejala-gejala berikut:
o Demam atau hipotermia (penurunan suhu tubuh)
o Hiperventilasi
o Menggigil
o Kulit teraba hangat
o Ruam kulit
o Takikardi (peningkatan denyut jantung)
o Mengigau atau linglung
o Penurunan produksi air kemih.
4. Infeksi Saluran Napas (ISN)
Infeksi saluran napas berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi infeksi saluran napas
atas dan infeksi saluran napas bawah. Infeksi saluran napas atas meliputi rhinitis, sinusitis,
faringitis, laringitis, epiglotitis, tonsilitis, otitis. Sedangkan infeksi saluran napas bawah
meliputi infeksi pada bronkhus, alveoli seperti bronkhitis, bronkhiolitis, pneumonia.
Keadaan rumah sakit yang tidak baik dapat menimbulkan infeksi saluran napas atas
maupun bawah. Infeksi saluran napas atas bila tidak diatasi dengan baik dapat
berkembang menyebabkan infeksi saluran nafas bawah. Infeksi saluran nafas atas yang
paling banyak terjadi serta perlunya penanganan dengan baik karena dampak
komplikasinya yang membahayakan adalah otitis, sinusitis, dan faringitis.

Anda mungkin juga menyukai