Anda di halaman 1dari 10

A.

FERTILISASI
Ferstilisasi adalah proses penyatuan atau peleburan inti sel telur (ovum) dengan inti sel

spermatozoa membentuk makhluk hidup baru yang disebut dengan zigot.


1. Fungsi perkembangan.

Fungsi perkembangan memungkinkan rangsangan pada sel telur

untuk melanjutkan dan menyelesaikan proses pembelahan meiosisnya dan

membentuk pronukleus betina yang akan melebur (syngami) dengan pronukleus jantan(berasal

dari inti spermatozoa) membentuk zigot. Jika fertilisasi tidak terjadi makasel telur akan bertahan

pada tahap metaphase II dan berdegenerasi tapa melalui proses selanjutnya.

Tahap - Tahap Fertilisasi


a. Persiapan & Fertilisasi
b. PersiapanSel telur

Sel telur harus pematangan (maturasi) dan ovulasi, meliputi pematangan sitoplasma

dan pematangan inti. Maturasi sitoplasma meliputi penambahan butir-butir yolk di

dalamsitoplasma, pembentukan zona pelusida, serta pembentukan granula-granula

kortek.Pematangan inti pada mamalia terjadi sesaat sebelum diovulasikan (inti ada pada

tahapmetaphase II dari pemeblahan meiosis II, pada anjing tetap pada tahap meiosis I). seltelur

berovulasi dengan sel kumulus (sel-sel folikel) yang menyelubunginya.

B. NIDASI
Bulan ke-0

Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan menempel pada hari ke-11

a. Minggu ke-4 / Bulan ke-1

Bagian tubuh embrio yang pertama muncul akan menjadi tulang belakang, otak, dan saraf

tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah dan pencernaan juga sudah terbentuk.
b. Minggu ke-8 / Bulan ke-2

Panjang janin 250 mm. Jantung mulai memompa darah. Raut muka dan bagian utama

otak dapat terlihat. Terbentuk telinga, tulang dan otot di bawah kulit yang tipis.

c. Minggu ke-12 / Bulan ke-3

Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim di atas simpisis (tulang kemaluan). Embrio menjadi

janin. Denyut jantung terlihat pada USG. Mulai ada gerakan. Sudah ada pusat tulang, kuku,

ginjal mulai memproduksi urin.

d. Minggu ke-16 / Bulan ke-4

Panjang janin 10-17 cm. Berat janin 100 gram. Tinggi rahim setengah atas simpisis

pubis. Sistem muskuloskeletal sudah matang, sistem saraf mulai melakukan kontrol. Pembuluh

darah berkembang cepat. Tangan janin dapat menggenggam. Kaki menendang aktif. Pankreas

memproduksi insulin. Kelamin luar sudah dapat ditentukan jenisnya.

e. Minggu ke-20 / Bulan ke-5

Panjang janin 18-27 cm. Berat janin 300 gram. Tinggi rahim setinggi pusat. Verniks

melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit.

Terbentuk alis, bulu mata, dan rambut. Janin membuat jadwal teratur tidur, menelan dan

menendang.

f. Minggu ke-24 / Bulan ke-6


Panjang janin 28-34 cm. Berat rahim 600 gram. Tinggi rahim di atas pusat. Kerangka

berkembang cepat. Berkembangnya sistem pernafasan.

g. Minggu ke-28 / Bulan ke-7

Panjang janin 35-38 cm. Berat rahim 1000 gram. Tinggi rahim antara pertengahan pusat

prosessus xifodeus. Janin bisa bernafas, menelan dan mengatur suhu. Terbentuk surfaktan dalam

paru-paru. Mata mulai membuka dan menutup. Bentuk janin dua pertiga bentuk saat lahir.

h. Minggu ke-32 / Bulan ke-8

Panjang janin 42,5 cm. Berat rahim 1700 gram. Tinggi rahim dua pertiga di atas pusat.

Simpanan lemak berkembang di bawah kulit. Janin mulai menyimpan zat besi, kalsium dan

fosfor. Kulit merah dan gerak aktif.

i. Minggu ke-36 / Bulan ke-9

Panjang janin 46 cm. Berat rahim 2500 gram. Tinggi rahim setinggi prosessus xifodeus.

Kulit penuh lemak, organ sudah sempurna.

j. Minggu ke-40 / Bulan ke-10

Panjang janin 50 cm. Berat rahim 3000 gram. Tinggi rahim dua jari bawah prossesus

xifodeus. Kepala janin masuk PAP (pintu atas panggul), kuku panjang, testis telah turun. Kulit

halus hampir tidak ada lanugo.


Kontak antara zigot stadium Blastokista dengan dinding rahim akan menimbulkan

berbagai reasi seluler sehingga sel trofoblas tersebut dapat menempel dan mengadakan infiltrasi

pada lapisan epitel endometrium uterus. Tahap ini disebut sebagai implantasi / nidasi yang terjadi

kurang lebih enam hari setelah konsepsi. Apabila sudah terjadi implantasi / nidasi maka baru

dikatakan terjadi kehamilan (Gravid). Pada hari ke empat, inti blastokista telah sampai pada

permukaan stoma endometrium. Pada hari ke enam, blastokista mulai masuk kedalam stoma

endometrium dan pada hari ke sepuluh, blastokista telah terbenam seluruhnya ke dalam stroma

endometrium, sehingga tahap implantasi / nidasi berakhir. Selaput janin terdiri atas korion,

amnion, kantung kuning telur, alantois. Bagian korion fili tetap berkembang yang kelak akan

menjadi plasenta. Plasenta, selain terdiri dari komponen janin juga tyerdiri dari komponen

maternal yang disebut desidua (desidua basalis).

A. Cairan Amnion

Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai rongga amnion.Di dalam ruangan ini

terdapat cairian amnion (likuor amnii).Asal cairan amnion diperkirakan terutama disekresi oleh

dinding selaput amnion/plasenta, kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk, urin janin

yang diproduksi juga di keluarkan ke dalam rongga amnion.

Fungsi cairan amnion


a. Proteksi : melindungi janin terhadap trauma dari luar
b. Mobilisasi : memungkinkan ruang gerak bagi janin
c. Homeostatis : menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa dalam rongga

amnion,untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin


d. Mekanik : menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterine
e. Pada persalinan : membersihkan/melicinkan jalan lahir,dengan cairan yang steril sehingga

melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir


Keadaan normal cairan amnion
1. Pada usia kehamilan cukup bulan,volume 1000-1500 cc
2. Keadaan jernih agak keruh
3. Steril
4. Bau khas, agak manis dan amis Terdiri dari 98-99% air,1-2% garam-garam anorganik dan

bahan organik (protein terutama albumin), runtuhnya rambut laguno, vernix caseosa dan sel-

sel epitel.
5. Sirkulasi sekitar 500 cc/jam
B. Plasenta

Plasentasi Pada minggu ke 16 seluruh kantong rahim telah ditutupi oleh vili korialis.

Setelah kantung membesar, vili diseberang janin (daerah desidua capsularis) terjepit, mengalami

degenerasi, sehingga menjadi halus (korion halus). Vili di desidua basalis berkembang dengan

cepat membentuk plasenta (Plasenta Pars Fetalis).

1. Morula
Perkembangan plasenta dimulai dari pertumbuhan morula.Morula dihasilkan dengan

reproduksi yang berlanjut dari sel-sel zigot sehingga menyrupai buah murbei. Pembelahan sel ini

dibantu oleh progesteron dari corpus luteum yang bersama-sama dengan estrogen menyiapkan

endometrium untuk menerima ovum yang telah dibuahi pada stadium delapan sel, morula ini

mempunyai diameter kira-kira 2 mm dan mengandung lebih dari 1000 macam protein. Morula

ini masih berada dalam cangkangnya, dan ditopang oleh sitoplasamanya sendiri yang

mengandung progesterone
Hari ke 6-7Morula yang sedang tumbuh ini mendekati endometrium yang berada fase

sekresi. Morula tadi mulai masuk ke dalam endometrium.

Pada akhir minggu pertama, sejumlah sel dalam pada morula mulai mengalami

disintegrasi,meninggalkan ruang yang terisi cairan. Sel ini sekarang disebut blastocyst.
Hari ke 7-8 Sel-sel trofoblas yang terletak di atas embrioblas yang berimplentasi di

endometrium dinding uterus, mengadakan proliferasi dan berdiferensiasi menjadi dua lapis yang

berbeda:
a. Sitotrofoblas : terdiri dari selapis sel kuboid, batas jelas,intin tunggal,di sebelah dalam (dekat

embrioblas).
b. Sinsiotrofoblas : terdiri dari selapis sel tanpa batas jelas, di sebelah luar(berhubungan dengan

stroma endometrium). Unit trofoblas ini akan berkembang menjadi Plasenta

Di antara massa embrioblas dengan lapisan sitotrofoblas terbentuk suatu celah yang

makin lama makin besar, yang nantinya akan menjadi Rongga Amniom.

Sel-sel embriblas juga berdiferensiasi menjadi dua lapis yang berbeda:

1. Epiblas : Selapis sel kolumnar tinggi, di bagian falm, berbatasan dengn bakal rongga amnion
2. Hipoblas : Selapis sel kuboid kecil,di bagian luar,berbatasan dengan rongga blatokista (bakal

ronnga kuning telur). Unit sel-sel blast ini akan berkambang menjadi janin.

Pada kutub embrional, sel-sel dari hipoblas membentuk selaput tipis yang membatasi

bagian dalam sitotrofoblas (selaput Heuser). Selaput ini bersama dengan hipoblas membentuk

dindin g bakal yolk sac(kandung kuning telur). Rongga terjadi disebut rongga eksoselom

(exocelome space) atau kandung kuning telur sederhana. Dari struktur-struktur tersebut

kemudian akan terbentuk Kandung kuning telur,lempeng korion,dan rongga korion. Pada lokasi

bekas implantasi blastokista di permukaan dinding uterus terbentuk lapisan fibrin sebagai bagian

dari proses penyembuhan luka. Jaringan endometrium di sekitar blastokista yang berimplantasi

yang berimplantasi mengalami reaksi desidua,berupa hipersekresi,peningkatan lemak dan

glikogen, serta edema. Perubahan ini kemudian meluas ke seluruh bagian endometrium dalam

kavum uteri.Pada stadium ini,zigot berada dalam stadium bilaminar (cakram berlapis dua).

Hari ke 8-9 Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan sinsiotrofoblas

(selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya disebut stadium berongga (lacunar stage).

Pertumbuhan sinsitium ke dalm stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi pengrusakan

endotel kapilaer sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium tersebut dialiri masuk oleh darah

ibu membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini menjadi awal terbentuknya sitem sirkulasi

ultraplasenta/sistem sirkulasi feto-maternal. Sementara itu, di antara lapisan dalam sitotrofoblas


dengan selapis sel selaput Heuser,terbentuk sekelompok sel baru yang berasal dari trofoblas dan

membentuk jaringan penyambung yang lembut,yang disebut mesoderm ekstraembrional.Bagian

yang berbatasan dengan sitotrofoblas disebut mesoderm ekstraembrional somato

pleural,kemudian akan menjadi selaput korion (chorionic plate). Bagian yang berbatasan dengan

selaput Heuser dan menutupi bakal yolk sac disebut mesoderm ekstraembrional splanknopleural.

Menjelang Hari 13-14 Seluruh lingkaran blatokista telah terbenam dalam uterus dan

diliputi pertumbuhan trofoblas yang telah dialiri darah ibu. Di dalam lapisan mesoderm

ekstraembrional juga terbentuk celah-celalah yang makin lama makin besar dan bersatu sehingga

terjadi rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini

disebut rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion

(chorionic space). Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan

sitotrofoblas mengadakan invasi ke arah lapisan sinsitium membentuk sekelompok sel yang

dikelilingi sinsitium disebut jonjot-jonjot primer (primary stem villi). Villi menyebabkan

pecahnya vasa-vasa darah maternal saat bangunan-bangunan tadi mengerosi jaringan

endometrium dan ruang-ruang tadi dengan demikian akan terisi dengan darahj maternal.

Minggu ke-3 Selama minggu ke-3 terjadi percabangan villi chorion primitive.Cabang-

cabang ini disebut villi chorion primitif sekunder,dan di dalamnya mulai terbentuk pembuluh

darah. Disebut villi korion tersier apabila jonjot-jonjot yang tadinya hanya selular kemudian

menjadi suatu jaringan vaskular. Rongga korion makin luas sehingga jaringan embrional makin

terpisah dari selaput korion,hanya dihubungkan oleh sedikit jaringan mesoderm yang kemudian

menjadi tangkai penghubung (connecting stalk) yang kemudian berkembang menjadi tali pusat.

Vasa di dalam tangkai ini berkembang untuk membentuk dua arteri umbilicalis dan satu

vena umbilicalis untuk fetus.Sejumlah villi korion terus terkubur lebih dalam di dalam desidua
dan disebut villi anchorales (anchoring villi). Villi anchorales ini tidak mengandung pembuluh

darah karena fungsinya hanyalah menstabilkan plasenta yang sedang berkembang. Villi yang lain

dipercabangkan di sini dan ruang-ruang antara villi-villi disebut spatia intervillosa.

Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus,seiring dengan

perkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa,terbentuklah komponen sirkulasi utero-

plasenta. Melalui pembuluh darah tali pusat,sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan

sirkulasi janin.Meskipun demikian,darah ibu dan darah janin tidak bercampur menjadi satu

(system hemochorial) tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan chorion. Dengan

demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan dengan komponen sirkulasi dari

janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem ini disebut sirkulasi feto-maternal.

Desidua berdiferensiasi menjadi 3 daerah:


1. Desidua basalis terletak di bawah daerah tempat villi korion mula-mula terkubur.
2. Desidua capsularis terletak di atas saccus embryonalis.
3. Desidua vera (parientalis) menutupi sisa cavitas uteri.
Minggu ke-5 Plasenta mensekresikan hormone chorionic somatomammotropin dan

sekresinya meningkat progresif sepanjang sisa kehamilan.


Fungsinya antara lain:
1. Bila diberikan kepada beberapa jenis hewan tingkat rendah yang berbeda, human chorionic

somatomammotropin sedikitnya akan menyebabkan perkembangan sebagian mammae dan

pada beberapa keadaan menyebabkan laktasi.


2. Hormon ini mempunyai kerja yang lemah yang serupa dengan hormone pertumbuhan yang

menyebabkan deposit protein dengan cara yang sama seperti hormone pertumbuhan.
3. Menyebabakan penurunan sensitivitas insulin dan menurunkan penggunaan glukosa pada ibu.
4. Meningkatkan pelepasan asam lemak bebas dari cadangan makanan ibu sehingga

menyediakan sumber energi pengganti untuk metabolisme ibu.

Minggu ke-8 Sampai minggu ke-8 kehamilan, villi korion mengelilingi seluruh saccus

embryonalis. Dari akhir minggu ke-8, plasenta primimtif telah mensekresi estrogen,

progesteroon, dan relaksin.


1. Chorionic leave

Desidua capsularis terus-menerus terdorong keluar ke dalam cavitas uteri sampai desidua

taditerletak berdekatan dengan desidua vera. Saat korion leave terletak pada permukaan dalam

desidua capsularis, maka korion ini juga melapisi cavitas uteri dan berkembang untuk

membentuk membrane plasenta yang disebut chorion.

2. Chorion frondusum

Villi yang tertanam dalam di dalm desidua basalis akan terikat erat pada kehamilan 12

minggu sehingga menstabilkan plasenta yang sedang berkembang.

Minggu ke-9 Pada saat villi korion tertanam di dalam dinding uterus,maka dihasilkan hormone

yang disebut gonodotrofin chorion (chorionic gonodotrofin atau hCG).

Minggu ke-14 Struktur plasenta berkembang penuh dan plasenta tadi menempati kira-kira

sepertiga dinding uterus.

Minggu ke-16 Dari minggu ke-16 dan seterusnya maka jumlah dan ukuran vasa darah

meningkat sedangkan dinding-dinding villinya menjadi lebih tipis sehingga selama trimester

tengah,permeabilitas plasenta meningkat.Walaupun demikian,selama 4 minggu terakhir

kehamilan,vasa tadi berkurang lagi karena terdapat deposit (timbunan) fibrin di dalam jaringan-

jaringan ini.

Minggu ke-20 Setelah minggu ke-20,plasenta terus bertambah luas,tetapi tidak bertambah

tebal, sampai pada kehamilan cukup umur (aterm) diameternya kira-kira 23 cm, merupakan

organ yang bulat, datar, dengan ketebalan 2 cm di bagian tengahnya,tetapi lebih tipis di bagian

tepinya.

Fungsi plasenta:

1. nutritive, alat yang menyalurkan makanan dari ibu ke janin


2. ekskresi, alat yang menyalurkan hasil metabolisme dari janin ke ibu.

3. respirasi, menyalurkan O2 dari ibu ke janin

Anda mungkin juga menyukai