Anda di halaman 1dari 49

9

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Kehamilan


1. Pengertian kehamilan
Kehamilan adalah masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi
dalam 3 trimester yaitu trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan, trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, trimester
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2000).
Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur
oleh sel sperma (Kushartanti, 2004).
Masa kehamilan dimulai dan konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terahir (Hanifa, 2000).
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di
dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan
dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan (Medicartore,
2003).

10

2. Fisiologi kehamilan
Setiap bulan wanita melepas 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (fibriae) dan masuk
kedalam sel telur. Waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam
vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga
rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma
biasanya terjadi di bagian yang menggembung dari tuba falopi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan
ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada
tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel mani dan
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan
(konsepsi = fertilisasi). Suatu proses kehamilan terjadi bila empat aspek
penting terpengaruhi, yaitu :
a. Ovum
Ovum adalah sel kecil dengan diameter 0,1 mm. Ovum
terdiri dari satu nukleus yang terapung-apung dalam vestibullus,
dilingkari oleh zona pellusida dan dilapisi oleh korona radiata
(Wiknjosastro, 2002).
b. Spermatozoa
Menurut Mochtar (2005) sperma bentuknya seperti kecebong,
terdiri atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti
(nukleus); leher, yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah;
dan ekor, yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak

11

dengan cepat. Panjang ekor kira-kira 10x bagian kepala. Secara


embrional, spermatogonium berasal dari sel-sel primitif tubulustubulus tesis. Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah spermatogonium
yang ada tidak mengalami perubahan sampai masa akhil baliq. Pada
masa pubertas, dibawah pengaruh sel-sel interstisial Leydig, sel-sel
spermatogonium ini mulai aktif ,mengadakan mitosis dan terjadilah
spermatogenesis.
Urutan pertumbuhan sperma (spermatogenesis):
1)

Spermatogenium, membelah dua;

2)

Spermatosit pertama, membelah dua;

3)

Spermatosit kedua, membelah dua;

4) Spermatid, kemudian tumbuh menjadi:


5) Spermatozoon (sperma)
c. Pembuahan (konsepsi = fertilisasi)
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani
dengan sel telur di tuba fallopi. Hanya satu sperma yang telah
mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida
mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain.
Proses ini diikuti oleh penyatuan kedua pronuklei yang disebut zigot,
yang terdiri atas acuan genetik dari wanita dan pria. Pembuahan
mungkin akan menghasilkan :
XX zigot, menurunkan bayi perempuan
XY zigot, menurunkan bayi laki-laki

12

Dalam

beberapa

jam

setelah

pembuahan,

mulailah

pembelahan zigot selama 3 hari sampai stadium morula. Hasil


konsepsi ini tetap digerakkan ke arah rongga rahim oleh :
1) Arus dan getaran rambut getar (silia).
2) Kontraksi tuba
Hasil konsepsi tiba dalam kavum uteri pada tingkat blastula
(Mochtar, 2005).
d. Nidasi (implantasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi
kedalam endometrium. Blastula diselubungi oleh suatu simpai disebut
trofoblas, yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan.
Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada
dalam masa sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung
sel-sel desi dua, yaitu sel-sel besar yang mengandung banyak
glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Blastula dengan
bagian yang berisi massa sel dalam (inner, cell, mass) akan mudah
masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian
sembuh dan menutup lagi. Itulah sebabnya kadang-kadang pada saai
nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (Tanda
Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang
rahim (korpus) dekat fundus uteri. Bila nidasi telah terjadi, dimulailah
diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih kecil yang terletak dekat
dengan ruang exocoeloma membentuk endometrium dan yalk sac,

13

sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi endoderm dan


membentuk ruang amnion. Maka terbentuklah suatu lempeng
embrional (embryonal plate) diantara amnion dan yolk sac. Sel-sel
trofoblas mesodermal yang tumbuh disekitar mudigah (embrio) akan
melapisi bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik
(Chorionic membrane) yang kelak menjadi korion.
Sel-sel trofoblas tumbuh menjadi 2 lapisan:
1) Sitotrofoblas, disebelah dalam
2) Sinsitiotrofoblas, disebelah luar.
Villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis
tumbuh bercabang-cabang dan disebut korion frondosum. Sedangkan
yang berhubungan dengan desidua kapsularis kurang mendapat
makanan sehingga akhirnya menghilang, disebut chorion leave
(Wiknjosastro, 2006).
Buah kehamilan terdiri dari :
1) Uri (plasenta)
Uri merupakan penghubung antara ibu dan janin didalam
uri mengalir darah ibu dan janin. Darah ibu mengalir dalam
rongga antara villi dan darah janin mengalir dalam pembuluhpembuluh kapiler jonjot-jonjot choiron (Wiknjosastro, 2006).
Fungsi uri menurut (Wiknjosastro, 2006) yaitu :
a)

Nutrisi, yaitu sebagai alat yang memberi makanan pada janin.

14

b)

Respirasi, yaitu sebagai alat yang memberi zat asam dan


mengeluarkan CO2.

c)

Ekskresi, yaitu sebagai alat yang mengeluarkan bekas


metabolisme.

d)

Produksi, yaitu alat yang menghasilkan hormon-hormon.

e)

Imunisasi, yaitu alat penyalur bermacam-macam antibodi ke


janin.

f)

Pertahanan (sawar), alat yang menyaring obat-obatan dan


kuman-kuman yang bisa melewati uri.

g)

Mungkin banyak lagi fungsi yang belum diketahui.

2) Air ketuban (liquor amnii)


Di dalam ruang yang diliputi oleh selaput janin yang
terdiri dari lapisan amnion dan korion terdapat likuor amnii (=.
air ketuban). Volume likuor amnii pada hamil cukup bulan 10001500 ml; warna putih, agak keruh, serta mempunyai bau yang
khas, agak amis dan manis. Cairan ini dengan berat jenis 1,008,
terdiri atas 98% air. Sisanya terdiri atas garam anorganik serta
bahan organik dan bila di teliti benar, terdapat rambut lanugo (=.
rambut halus berasal dari bayi), sel-sel epitel, dan verniks kaseosa
(=. lemak yang meliputi kulit bayi). Protein ditemukan rata-rata
2,6% g per liter, sebagian besar sebagai albumim (Wiknjosastro,
2002).

15

Fungsi air ketuban:


a) Untuk proteksi janin.
b) Mencegah pelekatan janin dengan amnion,
c) Agar janin dapat bergerak dengan bebas,
d) Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu,
e) Mungkin untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara di
telan dan di minum, yang kemudian dikeluarkan melalui
kencing janin,
f) Meratakan tekanan intra-uterin dan membersihkan jalan lahir
bila ketuban pecah.Peredaran air ketuban dengan darah ibu
cukup lancar dan perputarannya cepat, kira-kira 350-500 cc
(Mochtar, 2005).
3) Janin
Pada 2 minggu pertama hasil konsepsi masih merupakan
perkembangan dari ovum yang dibuahi, dari minggu ke 3 sampai
ke 6 disebut mudigah (embrio) dan sesudah minggu ke 6 mulai
disebut fetus (janin) (Mochtar, 2005).

16

Tabel 2.1 : Perubahan-perubahan dan organogenesis yang terjadi


pada berbagai periode kehamilan
Umur
Kehamilan
4 minggu
8 minggu

Panjang Fetus

Pembentukan Organ

7,5 10 mm

Rudimental mata, telinga dan hidung.

2,5 cm

Hidung, kuping, jari jemari mulai dibentu, kepala menekur ke


dada.

12 minggu

9 cm

Daun kuping lebih jelas, kelopak mata melekat, leher mulai


berbentuk, alat kandungan luat terbentuk namun belum
berdiferensiasi.

16 minggu

16 18 cm

Genetalia eksterna terbentuk dan dapat dikenal, kulit tipis dan


warna merah.

20 minggu

25 cm

Kulit lebih tebal, rambut mulai tumbuh di kepala dan rambut


halus tumbuh dikulit.

24 minggu

30 32 cm

Kedua kelopak mata tumbuh alis dan bulu mata serta kulit
keriput. Kepala besar. Bila lahir, dapat bernafas tetapi hanya
bertahan hidup beberapa jam saja.

28 minggu

35 cm

Kulit warna merah ditutupi verniks kaseosa. Bila lahir, dapat


bernafas, menangis pelan dan lemah. Bayi amatur.

32 minggu

40 43 cm

Kulit merah dan keriput. Bila lahir, kelihatan seperti orang tua
kecil (little old man).

36 minggu

46 cm

Muka berseri tidak keriput. Bayi prematur.

40 minggu

50 55 cm

Bayi cukup bulan, kulit licin, verniks kaseosa banyak, rambut


kepala tumbuh baik, organ-organ baik. Pada pria, testis sudah
berada dalam skrotum, sedangkan pada wanita, labia mayor
berkembang baik. Tulang-tulang kepala menulang. Pada 80%
kasus telah terjadi conter.

Osifikasi pada epifisis tibia

proksimal.

Mochtar Rustam (2005)


3. Diagnosa kehamilan

17

a. Tanda-tanda presumptif
1) Amenorea (tidak dapat haid)
HPHT diketahui untuk memperkirakan umur kehamilan
dan Taksiran Tanggal Persalinan (TTP), yang dihitung dengan
menggunakan rumus dari Naegele :
TTP = ( hari pertama HT + 7) dan (bulan HT + 3).
2) Mual dan muntah (nausea dan vomiting). Biasanya terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama.
Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness
(sakit pagi). Bila mual dan muntah terlalu sering disebut
hiperemesis.
3) Mengidam (ingin makanan khusus).
4) Tidak tahan suatu bau-bauan.
5) Pingsan (pangsan).
6) Tidak ada selera makan (anoreksia).
7) Lelah ( fatigue).
8) Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan
pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan
alveoli payudara.
9) Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.
Pada akhir kehamilan, gejala ini akan kembali, karena ditekan
oleh kepala janin.
10) Konstipasi/obstipasi tonus otot-otot menurun.

18

11) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid, dijumpai


di muka (Cloasma gravidarum), areola payudara, leher dan
dinding perut (linea nigra = grisea)
b. Tanda-tanda kemungkinan hamil
Tanda-tanda kemungkinan hamil menurut Mochtar (2005) adalah :
1) Perut membesar
2) Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk besar, dan
konsistensi dari rahim.
3) Tanda hegar: ismus uteri lunak
4) Tanda Piscaseck chadwick: vulva vagina membiru
5) Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang: Braxton hick:
tanda piscaseck.
6) Teraba ballotement.
7) Reaksi kehamilan positif .
c. Tanda pasti
Tanda-tanda pasti kehamilan menurut Mansjoer (2001) yaitu :
1) Pada palpasi dirasakan bagian janin dan balotomen serta gerak
janin.
2) Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin. Dengan stetoskop
Laennec DJJ baru terdengar pada kehamilan 18 - 20 minggu.
Dengan alat doppler DJJ terdengar pada kehamilan 12 minggu.
3) Dengan ultrasonografi (USG) atau scanning dapat dilihat
gambaran janin.

19

4) Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka janin. Tidak


dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin.
d. Menurut Manuaba (2007) pada beberapa kasus terjadi kesulitan
dalam menegakkan diagnosis diantaranya:
1) Hamil palsu (pseudocyasis = kehamilan spuria): gejala dapat
sama dengan kehamilan seperti amenorea, perut membesar, mual,
muntah dan bahkan merasakan gerakan janin.
2) Tanggal menstruasi terakhir tidak dapat diingat
3) Mioma uteri
4) Kista ovarii
5) Retensi urin
e. Menurut Wiknjosastro (2006) diagnosa kehamilan medis ditegakkan
dengan cara :
1) Tes kehamilan
Dikenal preparat Pregnosticon (Organon), Gravindex
(Ortho), Gonavis (Jepang), Denco (Australia dan Canada), dan
lain-lain. Reaksi kehamilan ini tergantung dari berapa hCG
beredar dan 0,5 satuan internasional hCG per ml air kencing
adalah kadar terendah untuk memberi hasil positif. Kadar 500
satuan internasional hCG sehari baru didapatkan pada 8 hari
sesudah haid yang tidak datang, atau 10 hari sesudah terjadi
pembuahan. Jika reaksi pada saat itu positif maka kemungkinan

20

adanya kehamilan besar sekali (95 - 98%). Jika reaksi itu negatif,
maka reaksi sebaiknya diulang seminggu kemudian.
2) USG
Merupakan suatu metoda diagnostik dengan menggunakan
gelombang ultrasounik, untuk mempelajari struktur jaringan
berdasarkan gambaran ekho dari gelombang ultrasonik yang
dipantulkan oleh jaringan.
3) DJJ
Dengan alat fetal electro cardiograph denyut jantung
janin dapat dicatat pada kehamilan 12 minggu. Dengan memakai
alat dengan sistem Doppler dapat pula dicatat denyut jantung.
Keuntungan cara yang terakhir ini adalah bahwa janin tidak
terpengaruh seperti sinar rontgen.
Dengan stetoskop laennec bunyi jantung janin baru dapat
didengar pada kehamilan 18 - 20 minggu. Pula dapat di dengar
bising dari uterus yang sinkron dengan nadi ibu karena
pembuluh-pembuluh darah uterus membesar.
4) Palpasi
Pengukuran tinggi fundus uteri dapat dilakukan dengan
cara yaitu :
Leopold I

Dilakukan untuk menentukan tinggi fundus uteri


dan bagian janin dalam fundus uteri dan
menentukan letak kepala atau bokong.

21

Leopold II

Dilakukan untuk menentukan letak puggung


janin (pada letak membujur) dan kepala janin
dan bagian kecil-kecil janin.

Leopold III :

Dilakukan untuk menentukan bagian terbawah


janin.

Leopold IV :

Dilakukan untuk mengetahui apakah bagian


terbawah janin sudah masuk PAP atau belum.

5) Periksa dalam vagina (PDV)


Pemeriksaan dalam vagina dilakukan pada pemeriksaan
pertama ibu hamil muda dan menjelang akhir kehamilan.
Kenaikan

kadar

hormon

relaksin

memberikan

pengaruh

pelunakan kandungan.
Pemeriksaan rontgen yaitu untuk mengetahui kerangka
janin. Saat ini jarang dilakukan pada wanita hamil kecuali untuk
memastikan kematian janin dalam rahim.
6) Data penunjang
a) Menurut Mochtar (2005), pemeriksaan panggul dalam
(pelvimetri). Pelvimetri dilakukan sekali untuk mengetahui
panggul sempit, PAP, PBP dan kelainan bentuk panggul.
Bisanya dilakukan pada kehamilan 8 bulan atau lebih.
Hal-hal yang diperiksa adalah :
(1) Promontorium teraba atau tidak
(2) Linea innominota teraba seluruhnya atau sebagian
(3) Sakrum cekung atau bentuk lain

22

(4) Spina iskhiadika menonjol atau tidak


(5) Arcus pubis cukup lebar atau tidak
b) Pemeriksaan panggul luar
Yang diukur adalah :
(1) Distansia spinarum (24 - 26 cm) jarak antara kedua iliaka
anterior superior sinistra dan dekstra.
(2) Distansia kristarum (28 - 30 cm) jarak terpanjang antara
2 tempat yang simetris pada krista illiaka sinistra dan
dekstra.
(3) Conjugata externa (Boudeloque) 18 cm - 20 cm jarak
antara pinggir atas symphisis dan ujung processus
spinosus ruas tulang lumbal ke-V.
(4) Ukuran lingkar pinggul (80 - 90 cm) dari pinggir atas
simfisis pubis memutar antara spina iliaca anterior
superior dan trochanter mayor sepihak dan kembali
melalui tempat-tempat yang sama dipihak yang lain
(Mochtar, 2005).
c) Pemeriksaan diagnostik penunjang
Menurut Manuaba (2007) pemeriksaan diagnostik
penunjang yang penting adalah :
(1) Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali
selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester

23

III.

Pemeriksaan

ini

untuk

menentukan

kadar

haemoglobin dan derajat anemi (bila ada). Ibu selama


hamil dinyatakan anemia apabila kadar hemoglobin
dalam darahnya kurang dari 11 gr% (Manuaba, 2007).
Menurut Manuaba (2007) mengklasifikasikan
anemia menjadi :
Hb 11 gr% Tidak anemi
9 10 gr%

Anemi ringan

7 9 gr %

Anemi sedang

< 7 gr%

Anemi berat

(2) Pemeriksaan urine


Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya protein
dan glukosa (reduksi +) dalam urine. Pada kunjungan
pertama akan diminta contoh urin untuk pemeriksaan :
(a) Kadar

protein,

pada

kehamilan

lanjut

dapat

menandakan adanya preeklamsi.


(b) Glukosa, untuk mengetahui adanya bakat diabetes.
(c) Ketones menandakan bahwa kekurangan makan yang
dapat terjadi bila terlalu sering muntah.
(d) Nanah atau darah yang dapat menandakan adanya
infeksi ginjal atau penyakit lain.

24

4. Adaptasi sistem tubuh, fisik, psikologis pada masa kehamilan


a. Adaptasi sistem-sistem tubuh pada masa kehamilan.
1) Uterus
Pada kehamilan 28 minggu fundus uteri terletak kira-kira
3 jari di atas pusat atau sepertiga jarak antara pusat ke prosessus
xifoidius. Pada kehamilan 32 minggu fundus uteri terletak di
pertengahan antara pusat dan prosessus xifoidius. Pada kehamilan
36 minggu

fundus uteri terletak

kira-kira 1 jari di bawah

prosessus xifoidius. Dalam hal ini, kepala bayi masih berada di


atas pintu atas panggul (Wiknjosastro, 2006).
2) Serviks uteri
Servik uteri pada kehamilan juga akan mengalami
perubahan karena hormon estrogen. Jika uteri mengandung lebih
banyak jaringan ikat, hanya 10 % jaringan otot. Jaringan ikat
pada serviks ini banyak mengandung kolagen. Akibat kadar
estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi maka
konsistensi serviks menjadi lunak (Wiknjosastro, 2002).
3) Vagina dan vulva
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh
darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah
dan kebiru-biruan (tanda Chadwicks) (Manuaba, 2007).

25

4) Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan
sebagai

persiapan

memberikan

ASI

pada

saat

laktasi.

Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh


hormon yaitu :
a) Estrogen
(1) Menimbulkan hipertropi sistem saluran payudara
(2) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam
sehingga payudara tampak membesar.
(3) Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air dan
garam menyebabkan rasa sakit pada payudara.
b) Progesteron
(1) Mempersiapkan sel asinus sehingga dapat berfungsi
(2) Menambah jumlah sel asinus
c) Somatomammotropin
(1) Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein,
laktalbumin, dan laktoglobilin.
(2) Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara.
(3) Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan.
Penampakan perubahan pada ibu hamil yaitu payudara
tampak lebih besar, areola menghitam, puting menonjol
(Manuaba, 2007).

26

b. Adaptasi fisik dan perubahan-perubahan psikologis.


Perubahan-perubahan fisik dan psikologis dalam kehamilan.
1) Trimester pertama (1 sampai 3 bulan)
a) Menurut Lees (2003) perubahan-perubahan fisik pada
trimester pertama adalah :
(1) Kelelahan
(2) Mual muntah
(3) Sembelit (susah buang air besar)
(4) Sering buang air kecil
(5) Mengidam makanan tertentu yang segar-segar
(6) Payudara yang berubah
(7) Merasa hampir pingsan dan pening
(8) Kembung
b) Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan psikologis pada
trimester pertama adalah :
(1) Emosi
(2) Ambivalen
(3) Gembira
2) Trimester kedua (4 sampai 6 bulan)
a) Menurut Lees (2003) perasaan- perasaan fisik pada trimester
kedua adalah :
(1)Lebih bertenaga
(2)Tidak terlalu sering buang air kecil

27

(3)Sembelit (susah buang air besar)


(4)Dada panas, gangguan pencernaan, buang angin
(5)Pingsan dan pusing
(6)Payudara terasa membesar
(7)Hidung tersumbat, kadang mimisan
(8)Nafsu makan bertambah
(9)Kaki dan pergelangan, wajah, tangan membesar
(10) Varises dan atau haemoroid
b) Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan psikologis pada
trimester kedua adalah :
(1)Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat.
(2)Sudah mau menerima kehamilannya.
(3)Sudah bisa menyesuaikan dengan kehamilannya.
3) Trimester ketiga (7 sampai 9 bulan)
a) Menurut Lees (2003) perasaan- perasaan fisik pada trimester
ketida adalah :
(1) Nafas memendek.
(2) Kelelahan walaupun sebagian wanita mendapatkan
stamina baru pada akhir kehamilan.
(3) Sulit bergerak.
(4) Sering buang air kecil terutama jika kepala bayi sudah
berada di jalan lahir.
(5) Susah tidur pada malam hari.

28

b)Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan psikologis pada


trimester ketiga adalah :
(1) Kegelisahan
(2) Diliputi oleh perasaan takut
(3) Kecemasan dan kekhawatiran
Reaksi ibu hamil dan keluarganya terhadap perubahan
psikologi ibu hamil dapat berbeda-beda. Seorang bidan sebagi salah
seorang

tenaga

yang

melakukan

pelayanan

KIA/KB

harus

mengetahui dan mengenal pandangan keluarga terhadap kehamilan,


hal yang memerlukan perhatian khusus pada setiap trimester,
sehingga dapat memberikan konseling serta membantu pasangan
untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka.
5. Kebutuhan dan nasehat-nasehat untuk ibu hamil
Menurut Manuaba (2007), kebutuhan dan nasehat-nasehat untuk
ibu hamil antara lain :
a. Makanan (diet) ibu hamil
Kehamilan memerlukan tambahan nutrisi yang mampu
mendukung tumbuh kembang janin sehingga tercapai pertumbuhan
optimal. Dikemukakan bahwa diet yang diperlukan akan bertambah
15 - 25 % dari komposisi makanan sebelum hamil.
b. Kerja
Dalam bekerja sebagai ibu rumah tangga bukan merupakan
halangan, sebaiknya ibu hamil bekerja lebih ringan dan berhati-hati.

29

Bagi ibu hamil yang bekerja sebagai karyawan hendaknya


memperoleh hak cuti sesuai dengan peraturan yang berlaku.
c. Pakaian
Sebaiknya menggunakan pakaian yang longgar sehingga tidak
mengganggu tumbuh kembang janin dalam Rahim.
d. Koitus
Hubungan seksual saat hamil bukan merupakan halangan
asalkan dilakukan dengan hati-hati. Sering dijumpai bahwa hubungan
seksual dapat menimbulkan abortus dan persalinan prematurus.
Hubungan seksual setelah umur kehamilan 30 minggu berbahaya
karena kemungkinan terjadi persalinan premature. Cairan prostat
mengandung banyak prostaglandine sehingga dapat merangsang
timbulnya his yang akan berlanjut persalinan prematur.
e. Olahraga
Olahraga bukan halangan untuk ibu hamil bahkan kini
berkembang senam ibu hamil dengan tujuan :
1) Melatih diri melakukan koordinasi 3 kekuatan yang akan
digunakan dalam proses persalinan
2) Mempersiapkan diri menghadapi persalinan khususnya rasa cemas
dan takut dengan jalan melatih pesikoprofilaksis.
f.

Perawatan buah dada


Kutang (BH) yang dipakai harus sesuai dengan pembesaran
buah dada, yang sifatnya adalah menyokong buah dada dari bawah

30

suspension, bukan menekan dari depan. Dua bulan terakhir dilakukan


massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan.
Untuk mencegah puting susu kering dan mudah pecah-pecah maka
puting susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan
dibersihkan.
6. Menurut Prawirohardjo (2002), perencanaan dan pemeriksaan tindakan
kehamilan pada trimester III yaitu :
a. Melakukan pemeriksaan umum.
b. Melakukan pemeriksaan fisik.
c. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien.
d. Mendeteksi masalah, keluhan dan cara menanganinya.
e. Menginformasikan kembali tentang tanda bahaya kehamilan dan
menganjurkan datang ke petugas kesehatan jika mengalami tanda
bahaya.
f.

Memberitahukan pada klien tentang tanda- tanda persalinan.

g. Memberikan terapi dan menjelaskan bagaimana cara meminumnya.


h. Menentukan jadwal kunjungan berikutnya, yaitu 1 minggu setelah
kunjungan sebelumnya dan bila sewaktu-waktu menemukan tandatanda persalinan.

31

B. Konsep Dasar Anemia


1. Pengertian
a. Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dalam
darah dan kadar hemoglobin/Hb atau hematokrit (Baughman, 2000).
b. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dimana kadar hemoglobin
dibawah 11 gr % pada trisemester I dan III atau kadar > 10,5 gr %
pada trisemester II (Saifuddin, 2002).
c. Anemia sedang adalah anemia dengan kadar Hb 8 - 11 gr % ( Depkes
RI, 2001).
2. Etiologi atau penyebab
Anemia disebabkan oleh bermacam-macam, sebagian besar
anemia di Indonesia adalah kekurang zat besi (Depkes RI, 2001)
sedangkan penyebab lain adalah ketidakadekuatan pembentukan sel-sel
darah merah (eritropoisis), seseorang yang lahir premature atau
penghancuran yang berlebihan (hemolisis), kehilangan darah (penyebab
yang paling umum) selain itu deficit zat besi dan nutrion. Faktor-factor
herefitas dan penyakit kronik (Baughman, 2000). Selain penyebab
penyakit diatas, anemia juga bisa disebabkan karena radang atau
keganasan, anemia megaloblastik, anemia hemolotik didapat, anemia
aplastik atau hipoplastik (Mansjoer, 2000).
Anemia pada kehamilan sering dijumpai karena dalam kehamilan
keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahanperubahan dalam darah dan sumsum tulang. Darah bertambah banyak

32

dalam kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau hipovolemia. Akan


tetapi, bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengenceran darah/hemodelusi
dengan peningkatan volume 30 % sampai dengan 40 % yang puncaknya
pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18%
sampai 30% dan hemoglobin sekitar 19%. Bila hemoglobin itu sebelum
hamil sekitar 11 gr % maka dengan terjadinya hemodelusi akan
mengakibatkan anemia hamil fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi 9,5
sampai 10 gr % (Manuaba, 2001).
3. Macam-macam anemia
a. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia karena turunnya
cadangan besi tubuh sehingga proses eritropoisis terganggu dan dapat
menurunkan ukuran Hgs darah dengan berbagai akibatnya, anemia
defisiensi besi tergolong anemia karena gizi (Manuaba, 2000). Tanda
dan gejalanya yakni stomatitis angularis, kuku rapuh, bergerigi atau
kuku sendok ( koilonikia ) dan keinginan makan yang tidak biasa atau
pica ( Mansjoer, 2000 ).
b. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah sekelompok anemia yang
ditandai oleh adanya eritoblas yang besar yang terjadi akibat
gangguan maturasi inti sel tersebut/megaloblas (Suyono, 2001),
sedangkan menurut Baughman (2000), anemia megaloblastik adalah

33

anemia yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B 12 dan defisiensi


asam folat memperlihatkan perubahan sumsum tulang dan darah
perifer yang identik. Awitan biasanya lambat dengan gejala dan tanda
anemia yang memburuk secara perlahan. Klien mungkin menderita
ikterus ringan (warna kuning lemon), glositis (lidah berwarna merah
daging dan nyeri), stomatitis angularis dan gejala malabsorbsi ringan
disertai penurunan berat badan mungkin terjadi akibat kelainan epitel
(Mansjoer, 2000).
c. Anemia aplastik
Anemia aplastik disebabkan oleh penurunan pada prekusor
sel-sel dalam sumsum tulang dan penggantian sumsum dengan lemak.
Anemia ini dapat congenital atau didapat, dapat juga idiopati akibat
dari infeksi tertentu atau disebabkan oleh obat-obatan zat kimia atau
kerusakan akibat radiasi (Baughman, 2000).
d. Anemia sideroblastik
Anemia sideroblastik adalah suatu sindrom yang terdiri dari
anemia hipokrom mikrosister disertai dengan adanya cincin
sideroblas dalam sumsum tulang (Suyono, 2001).
e. Anemia sel sabit
Anemia sel

sabit

adalah

anemia hemolitik berat yang

diakibatkan oleh defek molekul hemoglobin dan berkenaan dengan


serangan nyeri (Baughman, 2000).

34

Menurut Manuaba (2007) mengklasifikasikan anemia menjadi :


Hb 11 gr%

Tidak anemi

9 10 gr%

Anemi ringan

7 9 gr %

Anemi sedang

< 7 gr%

Anemi berat

4. Patofisiologi
Anemia sering dijumpai dalam kehamilan. Hal ini disebabkan
karena zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan
dalam darah dan sumsum tulang.
Terjadi karena darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang
sering disebut hidremia dan hipervolemia. Akan tetapi bertambahnya selsel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga
terjadi pengerceran darah (hemodelusi). Pertambahan tersebut berbanding
sebagai berikut : plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%.
Pertama-tama pengenceran darah meringankan beban jantung
yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil. Karena sebagai akibat
hedrimia cardiac output meningkat. Kerja jantung lebih ringan apa bila
viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga
tekanan darah tidak naik. Kedau, pada pendarahan waktu persalinan,
banyaknya unsure besi yang hilang lebih sedikit dibandingankan dengan
apabila darah itu tetap kental.
Kebutuhan besi ibu selama kehamilan adalah 800 mg, diantaranya
300 mg untuk janin dan plasenta, 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu.

35

Bertambahnya darah dalam kehamilan dimulai sejak kehamilan umur 10


minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 minggu dan
36 minggu (Wiknjosastro, 2006).
5. Tanda dan gejala (Depkes RI, 2001) :
a. Mata berkunang-kunang
b. Lemah
c. Badan lesu
d. Cepat lelah
e. Gampang mengantuk
f. Lidah, bibir, kuku pucat sekali
g. Wajah muka pucat
h. Nafsu makan turun atau Anoreksia (Varney, 2002)
i. Mual dan muntah
j. Konsentrasi hilang
k. Nafas pendek (pada anemia yang parah)
6. Penatalaksanaan
a. Pencegahan dan penanggulangan menurut Depertemen Kesehatan RI,
(2001) :
1) Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat hewani
seperti hati, ikan, daging serta sumber nabati seperti sayuran
hijau, tempe, tahu dan buah-buahan berwarna untuk membantu
penyerapan besi dan membantu proses pembentukan Hb.

36

2) Ibu hamil harus makan dan minum lebih banyak daripada saat
tidak hamil.
3) Selama hamil makan makanan yang beraneka ragam setiap hari
dalam jumlah cukup dan makanan yang aman bagi kesehatan.
4) Bila nafsu makan ibu kurang, makanlah makanan yang segar
seperti buah, sayur bening dan lainnya.
5) Hindarilah pantangan terhadap makanan yang keliru yang dapat
merugikan kesehatan ibu seperti tidak boleh makan ikan, telur
dan lainnya.
6) Selama hamil tidak boleh melakukan pekerjaan berat.
7) Istirahat cukup (Halim, 2001)
b. Pengobatan
Pengobatan tergantung pada beratnya defisiansi zat besi dan
lamanya waktu yang tersedia antara diagnosis dan perkiraan tanggal
persalinan. Program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi
dan 50 mg asam folat. Dengan pemberian 60 mg/hari dapat menaikan
kadar Hb sebanyak 1g%/bulan (Saifudin, 2002), untuk membantu
penyerapan agar lebih optimal sebaiknya Fe dikonsumsi dengan
vitamin C dan makanan yang mengandung protein hewani, kopi, teh,
garam, kalsium dapat mengurangi jumlah serapan jadi perlu dihindari
(Arisman, 2004). Sedangkan bila anemia dideteksi sebelum minggu
kehamilan ke-36 dan kadar hemoglobin > 65 gr/dl dapat diberikan zat
besi peroral. Dosis hendaknya tidak melebihi 200 mg besi elemen
sehari,

karena

gangguan

gastrointestinal

dan semakin

berat

37

anemianya semakin banyak zat besi yang diabsorbsi. Pengobatan


harus dimulai dengan dosis 1/3 dan dosis yang dibutuhkan dan
ditingkatkan secara bertahap. Tablet zat besi harus dimakan setiap 8
jam sehingga absorbs dapat berlangsung selama 24 jam, peningkatan
kira-kira 1,5 gr/dl sehari boleh diharapkan dan jika respon ini terjadi
dalam 2 minggu, kauss ini harus ditinjau kembali dan diduga anemia
megaloblastik. Jika wanita ini tidak dapat memakan zat besi per oral
atau jika waktu persalinannya sudah dekat atau kadar hemoglobin
< 65 gr/dl harus diganti dengan zat besi parenteral (Hewellin Jones,
2002) pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum, dextran
sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 10 ml/IM pada gluteus,
dapat meningkatkan Hb relatife lebih cepat yaitu 2 gr%. Pemberian
parenteral ini mempunyai indikasi: intoleransi besi pada traktus
gastrointestinal, anemia yang berat dan kepatuhan yang buruk. Efek
samping utama ialah reaksi alergi, untuk mengetahuinya dapat
diberikan dosis 0.5 cc/IM dan bila tidak ada reaksi dapat diberikan
seluruh dosis (Saifudin, 2002).
7. Komplikasi pada kehamilan dan janin
a. Pengaruh anemia terhadap kehamilan (Manuaba, 2001)
1) Bahaya selama kehamilan
a) Dapat terjadi abortus
b) Persalinan prematuritas
c) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
d) Mudah terjadi infeksi

38

e) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%)


f) Mola hidatisoda
g) Hiperemesis gravidarum
h) Ketuban pecah dini (KPD)
i)

Pendarahan ante partum

2) Bahaya saat persalinan


a) Gangguan His dan kekuatan mengejan
b) Kala satu berlangsung lama dan dapat terjadi partus terlantar.
c) Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan
sering memerlukan tindakan operasi kebidanan
d) Kala uri dapat diikuti retensio plasenta dan pendarahan post
partum karena atonia uteri
e) Kala empat dapat terjadi pendarahan post partum sekunder
karena atonia uteri
3) Pada kala nifas
a) Terjadi sub involusi uteri menimbulkan pendarahan post
partum
b) Memudahkan infeksi peuperium
c) Pengeluaran ASI berkurang
d) Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
e) Anemia kala nifas
f) Mudah terjadi infeksi mammae

39

b. Pengaruh anemia terhadap janin menurut Manuaba (2001)


Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai
kebutuhan dari ibunya tetapi dengan anemia akan mengurangi
kemampuan metabolisme tubuh sehingga menganggu pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi
gangguan-gangguan seperti :
1) Abortus
2) Terjadi kematian intra uterin
3) Kematian prematuritas tinggi
4) Berat badan lahir rendah (BBLR)
5) Kelahiran dengan anemia
6) Dapat terjadi cacat bawaan
7) Bayi mudah mendapatkan infeksi sampai kematian perinatal
8) Intelegensi rendah
8. Diagnosa Diferent (Diagnosa Banding) menurut Saifudin (2002)
a. Ketidakpatuhan malnutrisi, malabsorbsi
b. Penyakit kronik
c. Perdarahan
d. Infeksi
e. Kehamilan ganda
f.

Penyakit hati

g. Anemia hemolitik
h. Anemia aplastic

40

9. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hb menurut Sahli digolongkan kepada metoda
colorimetri. Prinsipnya, Hb darah diubah menjadi Hematin chlorida, yang
warnanya menjadi coklat tua (tengguli). Warna yang terjadi diencerkan
dengan aquadest sampai dengan warna standart Hematin chlorida.
Peralatan :
a. Sepasang cylinder glass berisi larutan standart warna, kita sebut saja
pembanding warna.
b. Tabung pengukur (tabung pengencer) yang mempunyai garis-garis,
skala yang menunjukan kadar Hb. Skala yang terendah adalah angka 2.
c. Pipet darah kapiler (Pipet Hemoglobin) seukuran yang mempunyai
volume 20 mm3 pada garis batasnya.
d. Pipet pasteur untuk aquadest
e. Batang glas pengaduk
f.

Reagen yang diperlukan : HCl 0,1 N dan Aquadest

Tehnik pemeriksaan :
a. Siapkan tabung dan isilah dengan HCl 0,1 % hingga garis yang
terendah (pada angka 2).
b. Kemudian buatlah luka kapiler pada jari sedemikian rupa hingga
darah keluar dengan baik tanpa memijat-mijat jari.
c. Hisaplah dengan pipet kapiler Hemoglobin (slang penghisap dibibir
pemeriksa) darah peripher tersebut hingga garis batas 20 mm3.

41

d. Bersihkan, disapu dengan kertas saring, darah yang terdapat dibagian


luar ujung pipet. Hati-hati jangan sampai darah dalam kapiler turut
keluar.
e. Masukkan pipet kapiler tersebut kedalam tabung pengukur hingga
tercelup didalam HCl 0,1 % dan hembuskan perlahan-lahan. Isap dan
hembuskan lagi supaya isi tabung tercampur dengan baik. Letakkan
tabung pengukur tersebut diantara dua telapak tangan dan kocoklah
beberapa saat, Tunggulah 1 - 2 menit. Terjadi warna coklat tua.
f.

Ambilah Aquadest dengan pasteur pipet dan teteskan tetes demi tetes
kedalam larutan Hematin chlorida yang berwarna coklat tua itu dan
aduk dengan batang gelas pengaduk. Dengan melatakkan kedalam
celah diantara cylinder warna standart kita samakan isi tabung
perngukur itu. Bila masih terlalu tua warnanya tetesi lagi aquadest.
Bila terlampau banyak aquadest dan warna menjadi lebih muda maka
pemeriksaan harus diulang dari awal.

g. Setelah tercapai warna yang sama, kita perhatikan garis batas mana
yang dicapai oleh permukaan larutan, menunjukan skala atau kadar
Hb dalam gr%. Misalnya : pada angka 13 jadi kadar Hb = 13 gr%

42

C. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan


Konsep Dasar kebidanan menurut Varney (2007)
1. Pengertian
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan yang
memperkenalkan sebuah metode dengan mengorganisasikan pemikiran
dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik
bagi pasien meupun tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan perilaku
apa yang diharapkan dari pemberi asuihan. Pernyataan ini bukan hanya
terdiri dari pemikiran dan tindakan, melainkan perilaku dari setiap
langkah agar pelayanan yang komprehensif dan aman dapat tercapai.
2. Proses manajemen kebidanan
Metode

ini

memberikan

pengertian

untuk

menyatukan

pengetahuan, hasil temuan dan penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu


kesatuan yang mempunyai arti yang terfokus pada peralihan menjadi
peran dari manajemen pasien.
a. Langkah I (Pertama) : Pengumpulan data dasar
Pengumpulan data dasar adalah untuk mengevaluasi keadaan
pasien. Data dasar ini termasuk riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan panggul sesuai dengan kebutuhanya, emninjau data
laboratorium dan membandingkanya semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi pasien.

43

b. Langkah II (kedua) : Identifikasi masalah, diagnose dan kebutuhan


Pada langkah ini data dasar yang telah dikumpulkan
diinterprestasikan menjadi masalah, diagnose atau kebutuhan yang
spoesifik yang sudah diidentifikasi. Kata masalah dan diagnose
keduanya

digunakan,

diselesaikan

sepertri

karena

beberapa

diagnose

tetapi

masalah
sungguh

tidak

dapat

membutuhkan

penanganan yang dituangkan ke dlaam sebuah rencana asuhan


terhadap pasien. Masalah sering berkaitan dengan pengakaman
wanita yang diidentifikasikasi oleh bidan sesuai dengan pengalaman
bidan. Masalah ini sering menyertai diagnosa
c. Langkah ke III (ketiga) : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi maslaah dengan
diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose
yang terbaru. Langkah ini membutuhkan antisipasi, pencegahan bila
memungkinkan, menunggu sambil mengamati dan bersiap-siap bila
hal tersebut benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting sekali untuk
melakukan asuhan yang aman.
d. Langkah ke IV (keempat) : Antisipasi penanganan segera
Langkah empat mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan
primer periodic atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama
wanita tersebut bersama bidan secara terus menerus.

44

e. Langkah V (kelima) : Merencanakan asuhan yang menyeluruh


Mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif yang
ditentukan langkah sebelumnya, langkah ini merupakan lanjutan dari
masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada
langkah informasi data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
f. Langkah ke VI (keenam) : Melaksanakan perencanaan
Langkah keenam adalah melaksanakan asuhan menyeluruh
seperti yang telah diuraikan pada langkah ke-5. Perencanaan ini bias
seluruhnya dilakukan oleh bidan atau sebagian oleh wanita tersebut,
bidan ataupun anggota tim kesehtan lainya. Jika bidan tidak
melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksananya (yaitu memastikan agar langkah-langkah
tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan
berkolaborasi dengan doketr dan keterlibatannya dalam manajemen
asuhan bagi pasien yang mengalami komplikasi, bidan juga
bertanggung jawab terhadap terlaksanaya rencana asuhan bersama
yang menyeluruh tersebut.
g. Langkah VII (ketujuh) : Evaluasi
Langkah
pengecekan

terakhir

apakah

ini

rencana

sebenarnya
asuhan

adalah

tersebut

merupakan

yang

meliputi

pemenuhan akan kenutuhan, bantuan benar-benar telah terpenuhi


kebutuhanya. Rencana dianggap efektif bila hal diatas terlaksana dan
tidak efektif bila tidak terlaksana.

45

D. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia


Langkah-langkah dalam memberikan asuhan yakni :
1. Pengkajian
Pengkajian pada ibu hamil dengan anemia sedang pada dasarnya
sama dengan ibu hamil normal. Pengkajian pada ibu hamil dengan anemia
sedang difokuskan pada :
a. Data Subjektif
1) Biodata
Biodata mencakup identitas yang meliputi :
a) Nama

Harus

jelas

dan

lengkap.
b) Umur

Dicatat dalam tahun,


dikaji untuk mengetahui pasien tersebut
termasuk resiko terlalu muda/terlalu tua,
primitua atau belum (Manuaba, 2001).

c) Agama

Dinyatakan

untuk

mengetahui agama dan keyakinan serta cara


pandangnya.
d) Suku bangsa :

Dinyatakan

untuk

mengetahui kemungkinan pengaruh adat


istiadat.
e) Pendidikan :

Dinyatakan

untuk

mengetahui tingkat intelektualnya, tingkat

46

pendidikan

mem-pengaruhi

sikap

dan

perilaku pasien, pendidikan yang rendah


berkaitan dengan predisposisi terjadinya
anemia karena pendidikan yang rendah pada
umumnya pengetahuan tentang gizi kurang
Wahyuningsih (2007).
f) Pekerjaan

Dinyatakan
mengetahui

kemungkinan

pekerjaan

terhadap

untuk
pengaruh

permasalahan

keselamatan pasien.
g) Alamat

Dinyatakan

untuk

mempermudah hubungan bila diperlukan


pada keadaan mendesak.
2) Keluhan utama
Keluhan utama ditujukan untuk mengetahui tanda dan
gejala yang berhubungan dengan anemia yakni keluhan cepat
lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang (Manuaba, 2001).
3) Riwayat penyakit
Riwayat penyakit baik penyakit sekarang atau yang lalu
perlu dikaji untuk mengetahui apakah ada penyakit yang
mempengaruhi terjadinya anemia seperti TBC/Tuberkulosis paru,
malaria, cacing usus, jantung, hipertensi (Mochtar, 2005).
4) Riwayat penyakit keluarga

47

Pada riwayat keluarga dikaji untuk mengetahui apakah


dalam keluarga ada riwayat penyakit menurun/menular (seperti :
hipertensi, DM/Diabetes Mellitus, TBC, asma). Kaitannya
dengan anemia yakni apakah keluarga ada yang menderita
penyakit menular (seperti : TBC) yang kemungkinan dapat
menularkan pada ibu.
5) Riwayat perkawinan
Riwayat perkawinan berkaitan dengan psikologis pasien
yang memungkinkan dapat timbulnya faktor resiko seperti
kecemasan karena perkawinan yang dipaksakan atau belum
menikah tetapi hamil maka kehamilan merupakan suatu beban
tekanan

mental

bagi

ibu,

sehingga

penolakan

terhadap

kehamilannya yang pada gilirannya akan menimbulkan gangguan


psikologis bagi ibu yang dapat memacu timbulnya factor resiko.
6) Riwayat obstetri
a) Riwayat haid
Riwayat

haid

sangat

penting

untuk

memper-

timbangkan usia kehamilan dan perkiraan persalinannya.


Selain HPHT/Hari Pertama Haid Terakhir ditanyakan, pada
umur, menarche, siklus, lama haid, untuk mengetahui atau
menentukan adanya kelainan atau tidak yang merupakan
predisposisi anemia adalah adanya gangguan menstruasi, haid
yang banyak dan lama (Manuaba, 2001).
b)Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

48

Perlu dikaji untuk menentukan gravida, para, abortus,


serta faktor resiko yang pernah dialami selama kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu, yang merupakan predisposisi
anemia adalah wanita yang terlalu sering hamil dan terlalu
sering melahirkan serta persalinan dengan jarak yang terlalu
dekat (Manuaba, 2001).
7) Pola kehidupan sehari-hari
a) Pola nutrisi
Kebiasaan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
gizi ibu hamil, kekurangan gizi merupakan predisposisi
anemia. Karena itu ibu hamil yang sudah terpenuhi
kebutuhan gizinya saja harus diberi suplemen zat besi saat
hamil, karena makan saja belum mencukupi kebutuhan zat
besi ibu hamil (Manuaba, 2001).
b)Pola personal hygiene
Bagaimana menjaga kebersihan diri seperti memakai
alas kaki atau tidak sewaktu diluar rumah (berjalan ditanah).
Sebelum makan cuci tangan atau tidak agar tidak
menimbulkan parasit dalam usus yang merupakan penyebab
perdarahan kronik sehingga menyebabkan anemia (Manuaba,
2001).
8) Data psikososial
Faktor psikososial perlu dikaji, terutama penerimaan
klien, suami serta keluarga terhadap kehamilan sekarang, yang

49

berupa dukungan untuk memelihara kandungannya (Manuaba,


2001).
9) Data sosial budaya
Ditujukan untuk mengetahui apakah klien menganut
kebiasaan yang merugikan kesehatannya, seperti halnya budaya
berpantang makan, yang mungkin akan menyebabkan malnutrisi
pada ibu (Manuaba, 2001).
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
(1) Keadaan umum ditunjukkan dengan ekspresi wajah,
seperti senang, sedih, kesakitan, pucat dan sebagainya.
(2) Tensi tekanan darah pada wanita hamil tidak boleh
mencapai 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolic,
juga tidak boleh kurang dari 90 mmHg sistolik atau 50
mmHg diastolic (Saifuddin, 2006).
b) Status present
(1) Muka
Untuk mengetahui apakah ada muka pucat atau
tidak, bila pucat kemungkinan karena kadar Hb rendah
dan merupakan salah satu tanda anemia (Prawirohardjo,
2002).
(2) Mata

50

Untuk mengetahui konjungtiva anemis atau tidak,


pada kasus anemia ditemukan konjungtiva yang anemis
(Saifuddin, 2002).

(3) Mulut
Untuk mengetahui apakah bibir kering atau tidak,
pada anemia bibir, lidah dan mukosa mulut tampat pucat
(Depkes RI, 2001).
(4) Dada
Untuk mengetahui ada tidaknya kelainan dan
pernafasan normal atau tidak pada anemia yang parah
nafas menjadi pendek (Varney, 2002).
(5) Ekstremitas
Untuk mengetahui ada tidaknya oedema dab
varises pada penderita anemia kuku menjadi pucat
( Depkes RI, 2001).
2) Pemeriksaan obstetri
a) Palpasi
Cara melakukan palpasi ialah menurut Leopold yang
terdiri atas 4 bagian (Manuaba, 2001).

51

Leopold I

Untuk menentukan tinggi fundus uteri


dengan demikian tuanya kehamilan dapat
diketahui, ditentukan pula bagian apa dari
anak yang terdapat fundus. Sifat kepala ialah
keras, bundar dan melenting, sifat bokong
lunak, kurang bundar dan kurang melenting.
Pada letak lintang fundus uteri kosong.

Leopold II :

Untuk

menentukan

bagian

janin

yang

terletak disebelah kanan dan kiri uterus.


Leopold III :

Untuk menentukan bagian terbawah janin,


apakah bagian terbawah janin tersebut sudah
masuk PAP atau masih dapat digoyangkan.

Leopold IV :

Untuk menentukan seberapa jauh bagian


terbawah janin sudah masuk PAP.

b) Auskultasi
Dilakukan untuk menentukan denyut jantung janin,
frekuensi dan keteraturannya. Frekuensi denyut jantung janin
normalnya 120 -160 /menit (Mochtar, 2001).
c) Perkusi
Reflek patella, dikaji untuk mengetahui reflek dari
otot yang berkembang didalam tempurung lutut atau patella
yang berpengaruh pada saat proses persalinan yaitu pada saat

52

uterus berkontraksi. Bila reflek patella negative maka


kemungkinan kekurangan vitamin B1 (Manuaba, 2001).
3) Pemeriksaan penunjang
Laboratorium darah : untuk mengetahui kadar hemoglobin
darah (Hb), pada ibu dengan anemia Hb < 11 gr%.
2. Interpretasi data
Untuk melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau
diagnosa berdasarkan interpretasi di atas, pada langkah ini data
dikumpulkan dan diinterpretasikan menjadi masalah atau diagnosa
kebidanan (Varney, 2005).
a.

Data subyektif :
Pernyataan pasien mengenai jumlah kehamilan.
Pernyataan pasien mengenai jumlah persalinan.
Pernyataan pasien mengenai umur ibu.
Pernyataan pasien mengenai HPHT.
Pernyataan keluhan cepat lelah, pusing dan mengantuk.

b.

Data Obyektif :
Konjungtiva terlihat anemis
Bibir pucat
Pemeriksaan Hb

3. Diagnosa potensial

53

Pada langkah ini setelah menentukan diagnosa potensial


berdasarkan masalah. Langkah ini juga membutuhkan antisipasi dan bila
memungkinkan dilakukan pencegahan.
4. Antisipasi penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera untuk dikonsultasikan
atau ditangani bersama dengan tim kesehatan yang lain bila ada diagnosa
potensial yang muncul. Apabila terjadi pertumbuhan janin terganggu,
maka bidan dapat melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk
dilakukan pemantauan tindakan segera apabila terjadi kegawatdaruratan
pada janin (Varney, 2005).
5. Intervensi
Perencanaan Asuhan

ibu

hamil

dengan

anemia

menurut

Kepmenkes (2002) yaitu :


a. Lakukan pemeriksaan Hb.
b. Berikan informasi tentang hasil pemeriksaan pada ibu agar ibu
mengetahui keadaannya.
c. Berikan informasi tentang penyebab, resiko, tanda dan gejala anemia
pada ibu hamil.
d. Berikan informasi mengenai gizi seimbang selama kehamilan dan
menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi.
e. Berikan tablet Fe, kalk, vit C pada ibu hamil pada anemia dan
beritahu cara meminum tablet Fe.
f.

Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang secara teratur.

54

6. Implementasi
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan yang telah
dibuat pada langkah lima (intervensi) (Wahyuningsih, 2007).
7. Evaluasi
Merupakan langkah akhir daari manajemen kebidanan untuk
mengetahui apakah perencanaan benar-benar dilakukan atau tidak, juga
untuk menilai bagaimana perkembangan pasien dengan keadaan yang
dialami (Varney, 2005).

Evaluasi ini mempunyai dua aspek yang akan dinilai :


a. Evaluasi proses
Evaluasi proses adalah suatu tindakan penilaian terhadap
asuhan kebidanan yang telah dilakukan sejauh mana proses tersebut
sesuai dengan teori medis atau prosedur yang telah ditetapkan secara
resmi. Proses ini dimulai dari tahap pengkajian sampai dengan
implementasi.
b. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil adalah langkah evaluasi untuk mengetahui
apabila hasil evaluasi proses atau hasil tindakan yang dilakukan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
E. Landasan Hukum Yang Mendasari Praktik Bidan

55

Dalam memberikan pelayanan kebidanan harus sesuai dengan


kewenangan bidan yang telah diatur dalam Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/
2002, kompetensi inti bidan, maupun dalam Standar Pelayanan Kebidanan.
1. Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

nomor

900/Menkes/SK/ VII / 2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan.


a. Pasal 16
1) Pemeriksaan fisik
2) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
3) Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil
dengan abortus immiens, hiperemesis gravidarum tingkat I,
preeklamasi ringan dan anemia ringan.
b. Pasal 18
Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 16 berwenang untuk : Pengendalian anemia.
c. Pasal 25
1) Bidan

dalam

menjalankan

praktik

harus

sesuai

dengan

kewenangan yang diberikan, berdasarkan pendidikan dan


pengalaman serta dalam memberikan pelayanan berdasarkan
standar profesi.
2) Disamping ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bidan
dalam melaksanakan praktik sesuai dengan kewenangannya
harus:
a) Menghormati hak pasien.

56

b) Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani.


c) Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
d) Memberikan

informasi

tentang

pelayanan

yang

akan

diberikan.
e) Meminta persetujuan tindakan-tindakan yang akan dilakukan.
f) Melakukan catatan medik (medical record) dengan baik.

2. Standar Pelayanan Kesehatan


a. Standar 3 : Indentifikasi ibu hamil
Pernyataan standar :
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan
memotivasi ibu, suami dan anggota keluarga agar mendorong ibu
untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
b. Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Pernyataan standar :
Bidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan antenatal.
Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauana ibu dan janin
dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung

57

normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resti/kelainan,


khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi. Penyakit Menular
Seksual/Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus), memberikan
pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas
terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus
mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan
kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan
dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

c. Standar 5 : Palpasi Abdominal


Pernyataan standar :
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan
melakukan palpasi untuk memperkiraanusia kehamilan bertambah,
memeiksakan posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin ke
dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu.
d. Standar 6 : Penelolaan anemia pada kehamilan
Pernyataan standar :
Bidan

melakukan

tindakan

pencegahan,

penemuan,

penanganan dan/atau rujukan semua kasus anemia pada semua


kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai