Anda di halaman 1dari 15

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

(SOP) PENEMUAN KASUS PASIEN


KUSTA BARU

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

Ditetapkan oleh

UPTD Puskesmas
Sukarahayu
Dr. Sugitto, M.M. Kes
NIP.19681227 200212 1 004
1.PENGERTIAN Penyakit Yang menular menahun yang
disebabkan kumam mycobactorium leprac
yang menyerang sarap tepi, kulit organ
lain kecuali susunan saraf pusat.

2. TUJUAN 2.1 Menemukan penyakit kusta secara dini


2.2 Memutus mata rantai penularan
2.3 Mengobati Dengan Lengkap
2.4 Mencegah terjadinya kecacatan dan reaksi berulang

3. KEBIJAKAN

4. REFERENSI Sistem Manajemen Mutu ISO 90001 Th 2008.

5. PROSEDUR Alat : Bengkok


Gunting

Bahan : Kapas Alkohol


Handscun
Kantong sampah medis
6. Langkah-langkah 6.1 Penemuan penderita dan suspek dilakukan dengan melakukan kegiatan
kontak penderita, survey case, RVS dan skrening pada anak sekolah.
6.2 Pasien datang ke loket minta nomor antrian diarahkan ke BP umum.
6.3 Di BP umum dilakukan pemeriksaan pandang dan raba.
6.4 Diagnosis kusta didasarkan pemeriksaan pandang dan periksa. Pasien
dilihat ada kelainan kulit atau tidak, jika ada dilakukan tes semsifitas
pada bercak tersebut. Ada 3 tanda pasti kusta yang disebut Cardinal Sign
yaitu lesi (kelainan,bercak) kulit yang mati rasa, penebalan saraf disertai
gangguan fungsi, pemeriksaan hapusan darah ditemukan hasil tahan
asam.
6.5 Jika Sudah ditemukan maka pasien dibuatkan buku register pasien dan
buku pengobatan kusta.
6.6 Tipe kusta ada 2; Type PB dan MB
6.7 Type PB bila jumlah bercak mati rasa 1-5,hanya satu saraf yang
terganggu,dan hasil tahan asamnya negative.
6.8 Type MB bila jumlah bercak yang mati rasa lebih dari 5, saraf yang
Pasien Datang
terganggu lebih dari satu saraf, dan basil tahan asamnya positip.
Tidak Jelas

6.9 Pengobatan type PB dengan MDT selama 6-9 bulan, jika type MB
Cari Cardinal Sign

dengan MDT selama 12- 18 bulan. Pasien sebelum Rujuk Kepengobatan,


Laboratorium selama,
dan sesudah
Jelas pengobatan bias terjadi reaksi. Jika Timbul reaksi
pengobatannya dengan system tapering off prednisone 40 mg/hari selama
2 minggu, 30 mg/hari selama 2 minggu,20 mggg/hari selama 2 gangguan
Lakukan Skin Smear
Positif
fungsi.

Melakukan Charting dan Dokumentasi


7. Alur

Lihat Hasil

Menjelaskan Prosedur Pengobatan


Negatif

Rujuk ke Spesialis Kulit


Beri MDT
Pasien Pulang
Rekaman historis perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
diberlakukan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


(SOP) PENGOBATAN PASIEN PADA
PENYAKIT KUSTA

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

Ditetapkan oleh

UPTD Puskesmas
Sukarahayu
Dr. Sugitto, M.M. Kes
NIP.19681227 200212 1 004
1.PENGERTIAN Pemberian Obat obatan (MDT) pada pasien
yang positif menderita penyakit Kusta
2. TUJUAN 2.1 Menyembuhkan penderita kusta dan mencegah timbulnya cacat. Pada
penderita tipe Pausebasiler yang berobat lebih dini dan teratur akan
mempercepat sembuh tanpa menimbulkan kecacatan. Akan tetapi pada
penderita yang sudah mengalami kecacatan hanya dapat mencegah cacat
yang lebih lanjut.
2.2 Memutuskan mata rantai penularan dari penderita terutama tipe yang
menular kepada orang lain. Pengobatan kusta ditujukan untuk mematikan
kuman kusta sehingga tidak berdaya merusak jaringan tubuh, dan tanda-
tanda penyakit menjadi berkurang dan akhirnya hilang. Dengan
hancurnya kuman maka sumber penularan dari penderita tipe
Multibasiler ke orang lain dapat terputus.

3. KEBIJAKAN Dilakukan Pada Pasien Rawat Jalan di UPTD. Puskesmas Sukarahayu

4. REFERENSI Depkes RI, (2006), Model pelatihan Program P2 Kusta Bagi UPK, DITJEN
PPM & PLP, Jakarta.
5. PROSEDUR Alat : Alat Tulis
Buku Register
Kartu Register pasien

Bahan : Kapas Alkohol


Handscun
Kantong sampah medis
MDT
6. Langkah-langkah 6.1 Pasien Melakukan Pendaftaran
6.2 Pasien datang ke petugas kusta.
6.3 Petugas Mencatat Data Register Pasien di Buku Register.
6.4 Petugas Menerangkan Cara Minum Obat.
6.5 Petugas Memberi tahu pasien datang kembali pengambilan obat.
6.6 Petugas Mencatat Obat Obat yang diberikan, Tanggal pasien datang ,
Tanggal Pasien

7. Alur

NO INTRUKSI KERJA PETUGAS


1 Petugas mencatat rekam medis. paramedis
2 Petugas mencatat kartu penderita kusta. paramedis
3 Petugas mencatat kartu identitas penderita kusta. paramedis
4 Petugas mencatat register kohort penderita kusta. paramedis
Rekaman historis perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
diberlakukan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


(SOP) PEMANTAUAN KECACATAN
PASIEN PADA PENDERITA KUSTA

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

Ditetapkan oleh

UPTD Puskesmas
Sukarahayu
Dr. Sugitto, M.M. Kes
NIP.19681227 200212 1 004
Terjadinya lesi pada saraf berbentuk penebalan,
1.PENGERTIAN nyeri, tanpa ada gangguan gerak atau timbul
paralis tidak lengkap, dan terjadinya
penghancuran saraf.

2.1 Mencegah Timbulnya Cacat


2. TUJUAN 2.2 Mencegah Agar Cacat Yang telah terjadi jangan menjadi lebih
berat
2.3 Mencegah Cacat yang telah baik tidak kambuh lagi.

3. KEBIJAKAN

4. REFERENSI Sistem Manajemen Mutu ISO 90001 Th 2008.

5. PROSEDUR Alat : Bengkok


Gunting

Bahan : Kapas Alkohol


Handscun
Kantong sampah medis
6. Langkah-langkah 6.1Upaya Pencegahan Cacat Primer yang meliputi, Diagnosa Diri, pengobatan
secara teratur, diagnosi dini dan penatalaksanaan neuritik, termasik slinet
neuritik, diagnosa dini dan penatalaksanaan reaksi.

6.2Upaya Pencegahan Cacat Sekunder : Perawatan diri sendiri mencegah luka,


latihan fisio terapi pada otot yang mengalami kelumpuhan agar tidak mendapat
tekanan yang berlebih, bedak septik untuk mengindari perluasan infeksi
sehingga padaproses penyembuhan tidak terlalu banyak jaringan yang hilang,

7. Alur
Rekaman historis perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
diberlakukan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


(SOP) PENGAWASAN MINUM OBAT
PASIEN PENDERITA PENYAKIT KUSTA

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Ditetapkan oleh

UPTD Puskesmas
Sukarahayu
Dr. Sugitto, M.M. Kes
NIP.19681227 200212 1 004
1.PENGERTIAN Orang yang bersedia mendapatkan penerangan
dari petugas Kusta untuk melakukan pengawasan
terhadap pasien dalam hal minum obat,
mengingatkan pasien untuk pemeriksaan ulang
dan memberi dorongan untuk berobat secara
teratur sampai selesai.

2. TUJUAN 2.1 Pasien minum obat tepat waktu


2.2 Pasien minum obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan
2.3 Menghindari kegagalan program pengobatan Kusta

3. KEBIJAKAN

4. REFERENSI

5. PROSEDUR Alat : Gelas


Gunting

Bahan : Tisu
Handscun
Kantong sampah medis
6.Langkah-langkah 6.1 Cuci tangan dan pakai handscoone (sarung tangan)
6.2 Kaji kemampuan pasien untuk dapat minum obat per oral ( menelan,
mual,, muntah, adanya program tahan makan atau minum dll)
6.3 Periksa kembali perintah minum obat (nama dan dosis obat, waktu dan
cara pemberian)
6.4 Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil
obat yang diperlukan)
6.5 Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang
sesuai dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan
teknik aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
6.6 Temani Klien sampai semua obat ditelan.
6.7 Bersihkan alat alat dan kembalikan ke tempatnya.

7. Alur
Rekaman historis perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
diberlakukan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


(SOP) PENATALAKSANAAN REAKSI
PADA PASIEN PENDERITA PENYAKIT
KUSTA

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Ditetapkan oleh

UPTD Puskesmas
Sukarahayu
Dr. Sugitto, M.M. Kes
NIP.19681227 200212 1 004
1.PENGERTIAN Suatu Episode akut dalam perjalanan kronis
penyakit kusta yang merupakan reaksi kekebalan
(respons selular) atau reaksi antigen antibodi
(responshumoral) dengan akibat merugikan
pasien.

2. TUJUAN Menghindari atau meminimalkan terjadi Reaksi pada pasien sebelum


mendapat pengobatan, selama pengobatan, dan sesudah pengobatan.
Namun sering terjadi pada 6 bulan sampai setahun sesudah
mulai pengobatan.

3. KEBIJAKAN

4. REFERENSI Sistem Manajemen Mutu ISO 90001 Th 2008.

5. PROSEDUR Alat : Bengkok


Gunting

Bahan : Kapas Alkohol


Handscun
Kantong sampah medis
6.Langkah-langkah 1. Pengobatan Reaksi Ringan.
a. Pemberian obat antireaksi
Aspirin dan talidomid biasa diginakan untuk reaksi ringan. Bila
dianggap perlu dapat diberikan klorokuin selama 3 -5 hari.
b. Istirahat/Imobilisai
Berobat jalan dan istirahat di rumah
c. Pemberian analgetik dan sedatfi
Pemberian analgetik dan obat penenang bila perlu
d. Obat obat kusta diteruskan dengan dosis tidak diubah.

2. Pengobatan Reaksi Berat


a. Pemberian obat antireaksi
Pada reaksi berat diberikan prednison dalam dosis tunggal atau terbagi
b. Istirahat/ imobilisasi
Imobilisasi lokal pada anggota yang mengalami neuritis. Bila
memungkinkan pasien di rawat inap di rumah sakit
c. Pemberian analgetik dan sedatif
d. Obat obat kusta diteruskan dengan dosis tidak di ubah

7. Alur
Rekaman historis perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
diberlakukan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


(SOP) PEMERIKSAAN KONTAK PADA
PASIEN PENDERITA PENYAKIT KUSTA

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

Ditetapkan oleh

UPTD Puskesmas
Sukarahayu
Dr. Sugitto, M.M. Kes
NIP.19681227 200212 1 004
1.PENGERTIAN Pemeriksaan Keluarga Penderita Kusta oleh
petugas kesehatan secara aktif
2. TUJUAN Deteksi dini untuk keluarga penderita kusta apakan ada yang terinfeksi kusta

3. KEBIJAKAN

4. REFERENSI Sistem Manajemen Mutu ISO 90001 Th 2008.


Buku Pedoman Nasional Pemberantasan Kusta

5. PROSEDUR Alat : Kartu Penderita


Form Kontak Rumah
Buku Kegiatan

Bahan : Kapas Alkohol


Handscun
Kantong sampah medis
6. Langkah-langkah 6.1 Petugas membawa kartu penderita yang sudah tercatat
6.2 Petugas melakukan pemeriksaan pada penderita dan semua anggota
keluarga yang tercatat pada form kontak serumah.
6.3 Bila menemukan penderita baru maka di rujuk ke puskesmas
6.4 Petugas memberikan penyuluhan pada penderita dan semua keluarga.
6.5 Setelah selesai melakukan pemeriksaan semua anggota keluarga
dilanjutkan pemeriksaan tetangga terdekat.
6.6 Petugas mencatat hasil pemeriksaan kontak serumah di buku kegiatan

7. Alur

8. Hal hal yang perlu


di perhatikan
Rekaman historis perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai