Anda di halaman 1dari 21

Kajian Neuroscience terhadap Penyakit Stroke

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Alamat Korespondensi: Jln. Arjuna Utara no.6, Jakarta Barat 11510

Abstrak
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan
atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi kematian sel-sel pada sebagian area di otak.
Beberapa gejala yang paling sering dialami adalah merasa sakit kepala, lemas pada satu sisi
bagian tubuh dan memiliki tekanan darah yang tinggi serta kadar kolestrol yang tinggi.
Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk membahas mengenai penyakit stroke yang di kaji
melalui aspek neurosciencenya. Adapun topik yang akan dibahas meliputi topografi memban
sel saraf, mekanisme penyaluran impuls saraf, anatomi, fisiologi, histologi saraf yang
membawahi tubuh bagian kanan, vaskularisasi cerebral, gangguan peredaran darah,
mekanisme neurotransmitter dan vitamin neurotropik. Dengan adanya tinjauan pustaka ini
diharapkan kepada para pembaca, agar dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana
mestinya dalam menanggapi perihal kajian Neuroscience terhadap penyakit stroke.

Kata Kunci : Stroke, saraf, vaskularisasi cerebral, vitamin neurotropik

Abstract
Stroke is a condition that occurs when the blood supply to the brain is cut off by a blockage
or rupture of blood vessels, resulting in the death of cells in some areas of the brain. Some of
the most commonly experienced symptoms are a headache, weakness on one side of the body
and has high blood pressure and high cholesterol levels. This literature review aims to
discuss the stroke were examined through its neuroscience aspects. The topics to be covered
include cell boasts topography, the distribution mechanism of nerve impulses, anatomy,
physiology, histology nerves that oversees the right side of the body, cerebral vascularization,
blood circulation disorders, mechanisms of neurotransmitters and neurotrophic vitamins.
With the review of the literature is expected to readers, in order to be useful and can be used
as appropriate in response about Neuroscience studies on stroke.

Key Words: Stroke, nerve, cerebral vascularization, vitamin neurotrophic

Pendahuluan
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus akibat
penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi kematian sel-sel pada sebagian
area di otak. Beberapa gejala yang paling sering dialami adalah merasa sakit kepala, lemas
pada satu sisi bagian tubuh dan memiliki tekanan darah yang tinggi serta kadar kolestrol yang
tinggi. Penyumbatan dan penyempitan atau pecahnya pembuluh darah pada tubuh akan di
jelaskan lebih lanjut dengan vaskularisasi cerebral. Penyakit stroke juga berhubungan dengan
saraf. Saraf merupakan salah satu jaringan pada tubuh yang memegang peranan penting
dalam kelangsungan hidup manusia.Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk membahas

2
mengenai penyakit stroke yang di kaji melalui aspek neurosciencenya. Adapun topik
yang akan dibahas meliputi topografi memban sel saraf, mekanisme penyaluran impuls saraf,
anatomi, fisiologi, histologi saraf yang membawahi tubuh bagian kanan, vaskularisasi
cerebral, ganguan peredaran darah, mekanisme neurotransmitter dan vitamin neurotropik.
Dengan adanya tinjauan pustaka ini diharapkan kepada para pembaca, agar dapat bermanfaat
dan dapat digunakan sebagaimana mestinya dalam menanggapi perihal kajian Neuroscience
terhadap penyakit stroke

Topografi Membran Sel Saraf


Membran adalah struktur yang sangat fluid dan dinamis yang tersusun atas lapis
ganda lipid dan protein terkait . Berdasarkan model mosaic cairan, membran sel terdiri dari
lipid, protein, dan karbohidrat dalam perbandingan berbeda tergantung pada jenis sel. Lipid
penyusun membran sel terdiri dari fospolipid, glikosfingolipid dan sterol. 1Fosfolipid
merupakan gabungan antara lemak dan posfat, bersifat hidrofilik dengan ujung polar (larut
dalam air). Sterol merupakan senyawa lemak penyusun membran sel yang bersifat hidrofobik
dengan ujung tidak polar (tidak larut dalam air).Glikosfingolipid (GSL) adalah lemak yang
mengandung gula dan membentuk tulang punggung seramid . Senyawa golongan ini terutama
di temukan di membrane plasma sel , menghadapkan komponen gulanya ke bagian eksterior
sel .1Sterol yang terbanyak di temukan di membran sel hewan adalah kolesterol yang terletak
di membran plasma tetapi juga di temukan dalam jumlah sedikit di membrane mitokondria ,
kompleks golgi dan nucleus . Kolestrol terselip di antara fosfolipid membrane dengan gugus
hidrosilnya pada permukaan yang menghadap lingkungan cair dan sisanya di dalam lapisan
membrane . Kolestrol mempengaruhi fluiditas membran .1Protein dalam membran sel terdiri
atas protein intrinsik dan protein ekstrinsik. Protein intrinsik adalah protein yang menembus
dua lapis lipid, bersifat hidrofobik. Protein ekstrinsik merupakan protein yang berada di
permukaan luar tidak menembus lipid, bersifat hidrofilik.
1. Model Mosaik Fluida
Model mosaik fluida yang disusun berdasarkan hukum-hukum termodinamika untuk
menjelaskan struktur membran sel. Model mosaik fluida yang dikembangkan pada tahun
1972 oleh Singer dan Nicolson memperkenalkan ide baru tentang penyebaran lipid dan
protein pada membran, karena itu mereka merevolusi ilmu pengetahuan (berpikir ilmiah)
tentang struktur membran. Model ini memecahkan dasar baru dengan dalil (sasaran) yang
meyakinkan bahwa protein terpancang secara langsung pada membran bilayer. Matriks
phospholipid terdiri atas dua lapisan, dan didalamnya terdapat dua tipe protein, ialah
protein perifer yang dapat bereaksi dan dapat larut pada air (polar), dan protein integral
yang sukar berikatan dan sukar larut air (nonpolar) .2

2
Gambar 1. Singer & Nicholson (1972) / Model Mozaik Fluida.2

2. Komponen Kimia Membran Sel


Berdasarkan analisis kimia, membran sel tersusun atas lipida dan protein
(lipoprotein). Lipidanya berupa fosfolipid, glikolipid dan sterol. Sterol umumnya
berupa kolesterol. Protein penyusun membran sel terutama terdiri dari glikoprotein,
Berikut adalah penyusun membrane sel :

1 Lipid
Membran sel terdiri dari tiga kelas lipid amphipathic: fosfolipida, glikolipid, dan
kolesterol. Jumlah dari masing-masing ter- gantung pada jenis sel, tetapi dalam
sebagian besar kasus fosfolipid yang paling berlimpah. Terdapat 3 tipe lipid, yaitu:

1 Fosfolipid.
Molekul fosfolipid terdiri dari dua bagian, yaitu kepala dan ekor. Bagian kepala
memiliki muatan positif dan negatif serta bagian ekor tanpa muatan. Bagian kepala
karena bermuatan bersifat hidrofilik atau larut dalam air, sedangkan bagian ekor
bersifat hidrofobik atau tidak larut dalam air. Fosfolipid digolongkan sebagai lipid
amfipatik.

2 Kolesterol
Banyak terdapat pada membran sel hewan (sekitar 50% dari molekul lipid). Membran
sel tumbuhan dan semua sel bakteri tidak banyak mengandung kolesterol.
Kolesterol lebih sedikit dibandingkan lipida membran lainnya dan tidak terlalu
bersifat amfipatik. Gugus hidroksil dari kolesterol yang bersifat hidrofilik menentukan
orientasi molekul ini pada membran sel. Gugus hidroksil berada pada bagian
permukaan membran. Kolestrol pada membrane sel berfungsi untuk mengatur
fluiditas dan stabilitas membran serta mencegah asam lemak lebih merapat

2
Gambar 2. Kolestrol .3

3 Glikolipid
Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung karbohidrat,
biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi istilah istilah
glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan gula tetapi tidak
mengandung fosfor.Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dan
sering dimakan gliserida atau sebagai spingolipida.3

2 Protein
Protein dalam membran merupakan kunci untuk fungsi membran secara keseluruhan.
Protein berguna terutama dalam transportasi bahan kimia dan sistem informasi di
seluruh membran. Setiap membran memiliki kandungan protein yang berbeda-beda.
Protein bisa dalam bentuk perifer atau integral. Jumlah protein berbeda pada tiap
spesies dan bergantung pada fungsinya bagi spesies tersebut. Terdapat 4 kelompok
protein:

1 Protein peripheral
Dapat ditemukan baik di dalam ataupun di luar permukaan membran yang
membentuk ikatan nonkovalen dengan permukaan membrane.

2 Protein integral
Dapat ditemukan di antara membran dan memiliki daerah hidrofobik yang menempel
di antara membran serta daerah hidrofilik yang menonjol dari dua permukaan bilayer.
berfungsi untuk memasukkan zat-zat yang ukurannya lebih besar.

3 Protein transmembran
Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan lipid /
transmembran. Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix protein, hidrofobik,

2
menembus lapisan lipida, dan untaian asam amino hidrofilik. Banyak diantaranya
merupakan glikoprotein, gugus gula pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula
dimodifikasi di badan golgi.

4 Protein yang berikatan dengan lipid


Dapat ditemukan di luar membran lipid pada ekstraseluler atau sitoplasmik.

Protein plasma memiliki fungsi antara lain sebagai berikut:


1 Protein pembawa (carrier) senyawa yang melewati membran plasma,
2 Menerima isyarat (signal) hormonal
3 Meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau ke sel lainnya,
4 Sebagai pangkal pengikat komponen-komponen sitoskeleton dengan senyawa-
senyawa ekstraseluler.

Gambar 3. Protein Membran .3

3 Karbohidrat
Karbohidrat pada membrane sel terdapat dalam bentuk yang berikatan dengan lipid
atau protein (glikolipid dan glikoprotein). Selain itu juga terdapat pada permukaan sel
dan berfungsi dalam interaksi sel dan sekitarnya. Pada sel epitel glikolipid terdapat
pada permukaan apical yang terpapar dan berfunsi untuk melindungi dari pH rendah
dan degradasi enzim. Karbohidrat pada membran plasma terikat pada protein atau
lipida dalam bentuk glikolipida dan glikoprotein. Pada membran plasma terkandung 2
10% karbohidrat. Karbohidrat dalam lemak berfungsi untuk meningkatkan
hidrofisilitas lemak dan protein. Peran penting karbohidrat dalam berbagai aktivitas
sel :

1 Sistim kekebalan
Karbohidrat pada Molekul karbohidrat bertanggung jawab terhadap kekhasan sifat
antigenis membran sel. Sifat antigenis ini berkaitan dengan sistem kekebalan (imun)
tubuh dan kemampuannya membedakan sel sendiri dari sel asing. Sel asing dapat
dikenali sebagai sel asing, karena glikoprotein pembentuk membrannya memiliki
karbohidrat yang berbeda dengan karbohidrat glikoprotein pembentuk membran sel
penerima. Keadaan seperti ini memacu tanggapan kekebalan.

2
2 Pengenalan sel
Karbohidrat mampu membedakan sel yang satu dengan sel lainnya. Penting pada
perkembangan jaringan dan organ, Dasar pada penolakan sel asing oleh sistem imun.

Gambar 4 .Struktur Karbohidrat .3

3. Kerangka Membran
Kerangka membran atau disebut juga sitoskeleton mempunyai tiga macam jenis yaitu
mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediet .

1 Mikrofilamen (Filamen aktin)


Bersifat fleksibel, filamen aktin biasanya berbentuk jaring atau gel. Aktin
berfungsi membentuk permukaan membran.

2 Mikrotubula
Mikrotubula atau mikrotubulus adalah tabung yang disusun dari mikrotubulin.

3 Filamen Intermediet
Berbentuk serat mirip tali, filamen intermediet memberi kekuatan mekanis pada
membran sel .4

4. Fungsi Membran Sel


Fungsi dari membran sel sebagai berikut:

1 Kompertemenisasi
Membran sel merupakan selaput berkelanjutan dan tidak putus yang membatasi
dan menyelubungi suatu ruangan (kopertemen). Membran sel menyelubungi isi
seluruh sel, selain itu ada juga membran yang membatasi nukleus dan ruang-
ruang di sitoplasma. Ini kita ibaratkan sebagai ruang-ruang yang ada di dalam
gedung. ruang-ruang tersubut perlu di batasi oleh partisi atau tembok. Sehingga
kegiatan di masing- masing di satu ruangan dengan ruang yang lain. Di dalam sel
kompertemenisasi mutlak perlu ada, karena ruang-ruang di dalam sel berisi
cairan dan adanya percampuran cairan dari ruang-ruang tersebut merupakan
malapetaka bagi sel tersebut.

2
2 Interaksi Antar Sel
Pada organisme bersel banyak, membran sel bertanggung jawab terhadap interksi
antara sel satu dengan yang lainnya. Alat tubuh pada umumnya terdiri dari macam
sel yang berbeda yang harus bekerja sama untuk melaksanakan fungsi
keseluruhan. Membran sel menyilahkan sel untuk saling mengenal kemudian
saling bertukar substansi dan informasi dengan tidak memandang apakah sel
sudah terpakai di tempat tertentu, seperti dari jaringan.

3 Perubahan Energi
Perubahan satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain merupakan hal yang
sangat penting dalam proses hidup, dan membran sel sangat terlibat dalam proses
ini. Hal yang sangat mandasar bagi semua kehidupan adalah kemampuan sel
tumbuh-tumbuhan untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia
yang terkandung dalam karbohidrat. Sel hewan maupun tumbuh-tumbuhan juga
mampu untuk mengubah energi kimia dari karbohidrat tersebut manjadi ATP atau
senyawa lain berenergi tinggi. Proses pengikatan energi ini terjadi di dalam
mambran dari mitokondria dan kloroplas. Energi cahaya, termal, makanikal
diubah oloeh reseptor dari sistem saraf menjadi implus saraf yang merupakan
cara kumunikasi dalam sistem saraf tersebut. Meskipun mekanisme pengubahan
ini belum diketahui secara pasti, namun demikian membran sangat terlibat dalam
proses ini.

4 Transfer Informasi
Membran mempunyai peranan mentransfer informasi dari satu sel ke sel yang
lain. Di dalam membran teradapt reseptor yang mampu mengkombinasi dengan
mulekul tertentu dengan bentuk yang sesuai, seperti yang selalu berkombinasi
dengan suatu subtrat yang sesuai. Sel yang berbeda mempunyai membran
yang memiliki reseptor yang juga berbeda, sehingga bermacam-macan
reseptor akan berkombinasi dengan bermacam-macam ligand.Ligand adalah
molekul atau ion yang dapat berkombinasi dengan reseptor yang terdapat dalam
membran. Ligand yang paling banyak dipelajari adalah hormon, faktor
tumbuhdan neurotrasmitter, semuanya terikat pada membran sel tampa
menembusnya. Interaksi antara reseptor yang terdapat di membran sel dengan
ligand yang terdapat di luar sel dapat menimbulkan stimulus baru yang terlibat
dalam pengaturan bermacam-macam kejadian dalam sel.

5 Penyediaan Enzim
Banyak yang terdapat di dalam sel merupakan bagian dari membran. Contoh dapat
dikemukakan di sini bahwah Na-Kactivated ATPase yang berkaitan dengan
pompa sodium dan kalium terdapat di dalam membran sel . enzim sitokrom yang
terlibat dalam respirasi merupakan bagian dari membran dari mitokondria.
Sebaliknya enzim monoamin oksidase yang menyebabkan katekolamin tidak aktif
hanya terdapat di bagian luar membran mitokondria. Sejumlah protein dan

2
glikoprotein banyak terdapat di dalam membran sel, bertindak sebagai reseptor
dari hormon dan benda penolak atau terlibat dalam pengangkutan substansi ke
dalam sel. Ditempatkannya enzim di dalam membran sel mempunyai beberapa
tujuan. Pada proses fosforilasi oksidatif yang terjadi di mitokondria, transpor
elektron yang paling efisien tercapai apabila enzim berada saling
berdekatan.Bagian dalam membran menyediakan bantuan fisik dan orientasi
yang diperlukan. Protein dalam membran yang bertindak sebagai tempat pengikat
bagi bermacam-macam ion, asam aminon dan gula dikenal sebagai carrier
dipandang sebagai mekanisme dalam proses dalam transpor aktif.Sistem enzim
dalam membran pada umumnya disebut adenilsiklase yang terdapat pada hampir
semua jaringan mamalia kecuali sel darah merah. Aktivasi terhadap adenilsiklase
menimbulkan perubahan ATP menjadi adenosin monofosfat siklik (cAMP)
didalam sel. Meningkatnya jumlah cAMP didalam sel selanjutnya membawa
pengaruh terhadap respons fisiologik dari sel, misalnya:sistem enzim menjadi
aktif, terjadi perubahan permeabilitas membran terhadap substansi tertentu, terjadi
sintesa atau sekresi hormon, sintesa protein.

6 Membran Sel Sebagai Perantara


Membran sel merupakan perantara bagi keluar masuknya zat terlarut. Kemampuan
membran plasma meluluskan substansi tertentu masuk ke atau keluar dari sel,
tetapi membatasi pergerakan substansi tertentu disebut permeabilitas selektif.
Suatu membran dikatakan permeabel terhadap suatu substansi tersebut.
Permeabilitas membran plasma tergantung dari :
1 Ukuran Sel
Molekul berukuran besar tidak dapat menembus membran plasma. Molekul air
dan asam amino berukuran kecil dengan mudah dapat menembus membran
plasma, tetapi kebanyakan protein yang merupakan gabungan dari banyak
asam amino tergolong molekul besar dan tidak dapat menembus membran
plasma.
2). Kelarutan Dalam Lemak
Substansi yang larut dalam menembus membran plasma dengan lebih mudah
dibandingkan dengan substansi lain. Hal ini sebabkan karena membran plasma
terdiri lapisan lemak. Contoh substansi yanglarut dalam lemak : O2, CO2 dan
hormon steroid.
3). Muatan Ion
Muatan ion yang akan menumbus membran plasma sangat menentukan susah
mudahnya ion tersebut masuk ke atau keluar dari sel. Zat yang mempunyai
muatan berlawanan dengan muatan membran plasma akan di tarik ke arah
membran plasma sehingga lebih muda menembus membran plasma,tetapi bila
ion mempunyai muatan sama dengan muatan membran plasma akan di tolak
oleh membran plasma dan pergerakan ion menembus mambran plasma sangat
terbatas. Gejala ini seuai dengan hukum fisika yang menyatakan bahwa dua

2
muatan yang sama akan saling tolak menolak dan dua muatan yang berbeda
saling tarik menarik.
4). Ada atau Tidak Adanya Mulekul Pengangkut
Beberapa protein yang disebut carrier maupun untuk mengikat dan
mengangkut substansi melintasi membran plasma.

7 Pergerakan Substansi Melintasi Membran


Mekanisme bagaimana suatu substansi bergerak menembus membran sel adalah
sangat penting bagi hidup matinya sel. Substansi tertentu misalnya harus bergerak
masuk ke dalam seluntuk menyokong agar sel itu hidup, namun sebaliknya zat-
zat buangan yang di hasilkan oleh metabolisme sel harus di keluarkan dari dalam
sel untuk selanjutnya di buang keluar tubuh. Pergerakan substansi dapat dilakukan
dengan cara pasif maupun aktif.
1).Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien
konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan
difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi
akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan
sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut
selama respirasi seluler yang mengonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan
difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah perpindahannya
ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke
hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor
pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.Contoh
molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa.
Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa
terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein
transpor.
2).Transpor aktif
Transpor aktif merupakan faktor utama yang menentukan kemampuan suatu
sel untuk mempertahankan konsentrasi internal molekul kecil yang berbeda
dari konsentrasi lingkungannya. Oleh karena itu, ia memerlukan tenaga
(yang terdiri daripada Adenosine Trifosfat atau ATP) untuk menggerakkan
bahan-bahan melalui membran plasma. Umumnya, bahan-bahan ini terdiri
daripada molekul- molekul berukuran besar seperti protein-protein tertentu
dan mikroorganisme. Bahan-bahan ini bergerak melintasi membran sel
melalui salah satu dari 2 bentuk utama transpor aktif,yaitu endositosis, atau
eksositosis.Transpor aktif merupakan pemompaan zat terlarut melawan
gradiennya.Disamping membantu protein transpor, difusi yang dipermudah
masih dianggap transpor pasif karena zat terlarutnya berpindah menuruni
gradien konsentrasinya.Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh
Rosenberg sebagai sebuah proses yang menyebabkan perpindahan suatu
substansi dari sebuah area yang mempunyai potensial elektrokimiawi lebih
rendah menuju ke tempat dengan potensial yang lebih tinggi. Proses

2
tersebut dikatakan, memerlukan asupan energi dan suatu mekanisme
kopling agar dapat digunakan demi menjalankan proses perpindahan
substansi.Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan
bersifat tidak spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien
konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein.
Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan
carrier protein, serta ionofor. Ionofor merupakan antibiotik yang
menginduksi transpor ion melalui membran sel maupun membran
buatan.Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven
pumps, dan light driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled
carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah
suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan
antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven
pump merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump
umumnya ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi
cahaya dan contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.Hormon tri-
iodotironina yang dikenal sebagai aktivator enzim fosfatidil inositol-3
kinase dengan mekanisme dari dalam sitoplasma dengan bantuan integrin
alfavbeta3. Lintasan enzim fosfatidil inositol-3 kinase, lebih lanjut akan
memicu transkripsi genetik dari Na+ ATP sintase, K+ ATP sintase, dll,
beserta penyisipan ATP sintase tersebut pada membran plasma, berikut
regulasi dan modulasi aktivitasnya.2

Gambar 5.Transport aktif dan pasif .2

Mekanisme Penyaluran Impuls Saraf


Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf (neuron). Sistem saraf terbagi menjadi
dua yaitu sistem saraf tepi dan sistem saraf pusat. Dalam aktivitasnya, saraf mempunyai
hubungan seperti mata rantai antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah salah satu atau
kelompok saraf yang berperan untuk mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar
atau dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap
rangsangan. Misalnya otot dan kelenjar.5Sel saraf berfungsi untuk mengirimkan pesan
(impuls) yang berupa rangsangan atau tanggapan. Setiap neuron terdiri atas badan sel
(perikarion/soma) yang memiliki inti sel yang didalamnya terdapat kromosom dan DNA,
badan nissl, dan sitoplasma. Badan sel memiliki tonjolan (processus) yaitu dendrit dan akson.

2
Dendrit berperan mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berperan
mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson umumnya sangat panjang
sedangkan dendrit pendek.5,6

Gambar 6. Neuron (Sel saraf).7

Pada bagian luar akson dilapisi oleh selubung mielin. Selubung mielin tersusun atas
lipid dan neurokeratin. Selubung mielin merupakan kumpulan sel schwann yang menempel
pada akson. Sel schwann adalah sel glia yang membentuk selubung mielin di seluruh serabut
saraf bermielin. Membran plasma sel schwann disebut neurilemma. Peran mielin adalah
sebagai pelindung dan pemberi nutrisi bagi akson. Pembentukan selubung mielin berjalan
lambat terutama banyak di bagian otak belum sempurna sampai beberapa waktu setelah lahir.
Hal ini menunjukkan bahwa pematangan sensorik dan kemampuan motorik bayi
berhubungan dengan proses pembentukan selubung mielin yang lambat. Bagian dari akson
yang tidak terbungkus oleh selubung mielin disebut nodus ranvier. Jarak antara nodus ranvier
dengan akson yang bermielin sekitar 2 mm. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat
penghantaran impuls.5,6Berdasarkan struktur dan fungsinya sel saraf dibagi menjadi 3
kelompok yaitu sel saraf sensorik (neuron aferen), sel saraf motorik (neuron eferen) dan sel
saraf interneuron (neuron asosiasi). Sel saraf sensoris berfungsi untuk meghantarkan impuls
dari reseptor ke sistem saraf pusat ke otak dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
Ujung dari saraf sensorik ini akan berhubungan dengan saraf interneuron. Sel saraf motorik
berperan untuk mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke organ efektor seperti otot dan
kelenjar yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Sel saraf intermediet/asosiasi
berperan sebagai penghubung sel saraf motorik dan sensorik dan sebagai pengubung dengan
sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Kelompok-kelompok serabut saraf,
akson dan dendrit bergabung menjadi satu membentuk selubung atau serabut saraf sedangkan
badan sel saraf membentuk ganglion atau simpul saraf.5,6

Gambar 7. A. Sel saraf sensorik B. Sel saraf motorik C. Sel saraf penghubung.8
Selain neuron, di dalam sel saraf juga terdapat sel glia (neuroglia) yang merupakan sel
pendukung untuk keefektivan kerja neuron. Selain itu, sel glia dapat membantu neuron
melekat pada tempatnya dan memberi nutrisi. Macam-macam sel glia antara lain adalah
astrosit, oligodendrosit dan mikroglia. astrosit berfungsi untuk mengikat neuron-neuron
dengan pembuluh darah, mengatur larutan kimia dalam cairan yang mengelilingi neuron,
menyokong dan memproteksi sistem saraf.6Astrosit terbagi menjadi dua yaitu astrosit fibrosa
dan astrosit protoplasma. Astrosit fibrosa berbentuk seperti bintang dengan processus yang
banyak dan tipis seperti bulu babi. Astrosit fibrosa lebih banyak terdapat dalam substansi alba
dibandingkan dengan substansi grisea. Sementara, astrosit protoplasma berbentuk seperti

2
lumut dengan banyak processus yang bercabang-cabang, pendek serta gemuk. Astrosit
protoplasma lebih banyak terdapat dalam substansi grisea dibandingkan dengan substansi
alba.9 Oligodendrosit berfungsi untuk mengikat neuron-neuron dengan jaringan ikat dan
membentuk selubung mielin di sekitar akson pada sistem saraf pusat. 6 Oligodendrosit lebih
banyak terdapat dalam substansi grisea dibandingkan dengan substansi alba.9 Mikroglia
berfungsi sebagai fagosit pada proses fagositosis sel-sel mati di jaringan otak yang rusak.6

Gambar 8. Neuroglia.10
Impuls dapat disalurkan dengan dua cara yaitu penyaluran impuls melalui sel saraf
dan penyaluran impuls melalui sinaps. Penyaluran impuls melalui sel saraf dapat berupa
rangsangan ataupun tanggapan akan diterima oleh akson dikarenakan adanya perbedaan
potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel (elektrokimiawi) . Pada waktu sel
beristirahat, kutub yang positif berada di luar sementara kutub negatif berada di bagian dalam
sel. Perubahan potensial atau dikenal dengan depolarisasi terjadi secara berurutan sepanjang
serabut saraf.6 Perubahan listrik ini dinamakan potensial aksi. Perubahan potensial terjadi
karena perpindahan yang cepat antara ion kalium masuk dan natrium keluar.7,11 Kecepatan
perjalanannya bervariasi antara 120 m/s bergantung dengan ada tidaknya selubung mielin dan
diameter akson. Jika impuls lewat, maka impuls lain untuk sementara tidak bisa lewat karena
terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat
berfungsi kembali makan diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik. Energi yang
digunakan berasal dari hasil pernapasan yang diolah di mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi
yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang
dapat mengubah potensial listrik. Bila stimulasi di atas ambang listrik maka impuls akan
dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumah impuls
yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.6

Gambar 9. Penyaluran Impuls Melalui Sel Saraf.12


Penyaluran impuls melalui sinaps yaitu titik temu antara ujung akson (terminal akson)
salah satu neuron dengan lain. Setiap terminal akson akan membentuk sinapsis. Sinapsis ini
berisi neurotransmitter yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir di sinapsis
disebut neuron pra-sinaps. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk
neuron post-sinaps.5 Ujung pre sinaps mempunyai dua struktur yang berguna untuk
meneruskan rangsang atau penghambat sinaps, yaitu kantong sinaps dan mitokondria.
Sebagian besar ujung pre sinaps bersifat mudah dirangsang dan akan mensekresi suatu bahan
yang merangsang neuron post sinaps, sedangkan yang lainnya bersifat mudah dihambat dan
akan mensekresi suatu bahan yang dapat menghambat neuron.7 Jika impuls sampai di ujung

2
neuron, maka vesikula akan bergerak dan melebur dengan membran pra sinaps. Kemudian
vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurotransmitter merupakan
suatu zat kimia yang dapat menghubungkan impuls dari neuron pra-sinaps ke neuron post-
sinaps.6

Gambar 10. Penyaluran Impuls Melalui Sinaps.12


Dalam tubuh manusia neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya serotonin di
otak, noradrenalin di sistem saraf simpatik dan asetilkolin yang ada di seluruh tubuh.
Asetilkolin kemudian akan berdifusi melewati celah sinapsis yang menempel pada reseptor
yang terdapat dalam membran post sinaps. Penempelan asetilkolin pada reseptor
menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Aksi potensial pada neuron mengikuti asas
semuanya atau tidak sama sekali (all or none). Potensial aksi ini muncul dari rangsangan
dari neuron di seberang sinaps dan ukuran potensi berubah mengikuti jumlah dan kegiatan
yang masuk. Ketika jumlah potensial bertambah menjadi cukup besar, depolarisasi muncul
untuk menggerakkan potensial aksi yang bersifat all or none sehingga informasi dapat
disalurkan. Jika proses ini sudah selesai, asetilkolin akan diuraikan oleh enzim
asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post sinaps. Dalam penyaluran impuls dari
saraf motorik ke otot terjadi apabila antara saraf motorik dan otot terdapat sinaps berbentuk
cawan dengan membran pra sinaps dan membran post sinaps yang terbentuk dari sarkolema
yang mengelilingi sel otot.6,7
Anatomi Saraf yang Membawahi Tubuh bagian Kanan
Tubuh memiliki banyak persyarafan mulai dari tubuh bagian atas hingga tubuh bagian
bawah, mulai dari tubuh bagian kiri hingga tubuh bagian kanan, mulai dari tubuh bagian
depan hingga tubuh bagian belakang. Berikut akan dipaparkan mengenai saraf apa saja yang
ada di bagian brachialis dan mempersyarafi tubuh bagaian apa saja secara motorik dan
sensorik (lihat tabel 1) dan saraf apa saja yang ada di bagian sacralis dan mempersyarafi
tubuh bagaian apa saja secara motorik dan sensorik (lihat tabel 2).

Tabel 1. Plexus Brachialis.9


No Nama Saraf Mempersyarafi
Motorik Sensorik
1 N. Musculocutaneus mm. flexor lengan atas N. cutaneus antebrachii
lateralis
2 N. Medianus Otot flexor lengan bawah dan Kulit vola manus bagian 3,5
flexor ibu jari jari lateral
3 N. Ulnaris M flexor carpi ulnaris , sebelah Kulit vola manus bagian 1,5
medial flexor digitorum jari medial dan dorsum
profundus manus 2,5 jari medial
4 N. Axillaris M.deltoideus dan M. Teres minor N.cutaneus brachii lateralis

2
5 N. Radialis M. brachioradialis dan M N. Cutaneus brachii dan
extensor carpi radialis longus antebrachii dorsalis
6 N. Subscapularis Mm. Supraspinatus dan -
Infraspinatus
7 N. Suprascapularis M. Suprascapularis dan M. Teres -
mayor

Tabel 2. Plexus Sacralis.9


No Nama Saraf Mempersyarafi
Motorik Sensorik
1 N. Femoralis M. iliopas dan otot paha bagian Rami cutanei femoris
depan anteriores
2 N. Obturatorius Otot paha bagian medial Rami cutanei femorid
medialis
3 N. Gluteus superior Mm gluteus medius, mimimus -
dan M. Tensor fascia late
4 N. Gluteus inferior M. gluteus maximus -
5 N. Cutaneus femoris N. clunium Inferior- -
posterior
6 N. Piriformis M. piriformis -
7 N. obturator internus M. obturator internus dan -
gemellus superior
8 N. quardratus femoris M. quardratus femoris dan -
gemelus inferior
9 N.ischiadicus (medial) M. semitendinosus, M. -
Semimembranosus, dan M
biceps femoris caput longum
10 N.ischiadicus (lateral) M. biceps femoris caput brevis -

Vaskularisasi Cerebri
Menurut KBBI, vaskularisasi adalah proses menjadi penuh dengan pembuluh darah;
pembentukan pembuluh darah secara abnormal atau berlebihan.11 Vaskularisasi pada otak
dilakukan melalui dua pembuluh darah, yaitu arteri dan vena. Arteri utama yang memberikan
darah bagi otak adalah A. carotis interna dan A. basillar, sedangkan vena yang membawa
darah dari otak adalah V. jugularis interna.13

Arteri Carotis Interna


Arteri carotis interna adalah arteri yang berasal dari bagian segmen columna
vertebralis C3 sampai C5, dimana pada bagian tersebut terdapat arteri besar, A. carotis
communis yang keluar dari arcus aorta. Arteri ini memperdarahi semua bagian-bagian otak
dari bagian depan sampai bagian tengah. Arteri ini dibagi pula menjadi beberapa bagian
berdasarkan lokasinya, yaitu pars cervicalis yang berada di bagian cervical, pars petrosa,
yang berada di bagian canalis carotis pars petrosa ossis temporalis, pars cavernosa yang
menembus sinus cavernosus di bagian lateral dari fossa hipofisialis, dan pars cerebralis yang
masuk ke bagian dengan bersama dengan N. II (Opticus). 13,14 A. carotis interna akan

2
dipercabangkan menjadi beberapa bagian, yaitu A. opthalmica, A. cerebri anterior, A. cerebri
media, A. choroidea anterior, dan A. communicans posterior.15Cabang pertama, A.
opthalmica adalah arteri yang dipercabangkan dari bagian distal sinus cavernosus. A.
opthalmica memberikan suplai darah untuk daerah-daerah orbita, termasuk otot-otot yang
mempersarafi bagian mata, hidung, wajah, dan meninges, baik yang bekerja secara otonom
maupun secara sadar.13-15 Rusaknya atau pecahnya arteri ini akan berdampak pada daya
penglihatan.15Cabang kedua, A. choroidea anterior adalah arteri yang dipercabangkan dari
A.carotis interna, menyilangi traktus opticus untuk masuk ke bagian fissura choroidea
kemudian memperdarahi bagian plexus choroideus di bagian dalam otak. 12,21 Selain itu, arteri
ini juga memperdarahi bagian otak dekat orbita, sistem limbik, corpus striatum dan capsula
interna.15,16Cabang ketiga, A. communicans posterior, adalah arteri yang dipercabangkan dari
A. carotis interna. Arteri ini akan memperdarahi bagian kiasma opticum dan traktus optikus,
korpus mammilaris dan hipotalamus, dan thalamus.15Cabang keempat adalah A. cerebri
anterior. Arteri ini adalah arteri yang berjalan bersama dengan A. cerebri media, membentuk
cabang utama yang merupakan tujuan akhir dari A. carotis interna. Arteri ini akan masuk ke
bagian anteromedial untuk melewati bagian genu dari corpus callosum, kemudian arteri ini
akan terbagi menjadi dua, yaitu A. callosomarginal dan A. pericallosa.15Cabang terakhir
adalah A. cerebri media, cabang terakhir dari A. carotis interna, merupakan salah satu cabang
utama dari A. carotis interna. Arteri ini juga ikut berkontribusi dalam menyuplai darah ke
otak. Arteri ini berjalan ke bagian sulcus lateralis, kemudian memperdarahi bagian-bagian
lobus temporalis dan daerah sekitarnya.15Semua cabang-cabang ini, bersama dengan A.
communicans anterior akan membentuk suatu lingkaran yang disebut sebagai Sirkulus Willis.
(Gambar 10).13,15 Sirkulus ini berada di sekitar pons, dan akan masuk ke berbagai daerah di
otak untuk diperdarahi.13

Gambar 11. Circulus Willis13


Arteri Basilar
Arteri ini adalah salah satu bagian dari pembuluh darah yang memperdarahi otak dari
bagian belakang. Arteri ini naik dari bagian cervical enam, kemudian setelah sampai di
bagian pons, arteri ini akan bersatu menjadi arteri basilaris. Arteri basilaris kemudian akan
mendarahi otak bagian belakang. Beberapa cabang dari arteri ini adalah A. cerebri posterior,

2
A. cerebellaris anterior inferior, A. pontis, dan A cerebellaris superior.13,14Cabang pertama
adalah A. cerebri posterior. Arteri ini adalah cabang terbesar dari A. basilaris, dimana arteri
ini berada di bagian superior dari pons, kemudian arteri ini akan mendarahi beberapa bagian
otak, seperti bagian thalamus dan corpora quadrigemina.15Cabang kedua adalah A.
cerebellaris superior, arteri yang terletak di bagian kaudal dari A. cerebri posterior. Arteri ini
akan memperdarahi semua bagian cerebellum bagian superior, dan turun ke bagian fissure
horizontal, vermis superior, nukleus dentatum, substansia alba cerebellum, dan sebagian
mesensefalon.14Cabang ketiga adalah A. cerebellaris anterior inferior, salah satu arteri yang
memperdarahi cerebellum. Terdapat berbagai variasi cabang, tergantung dari gen. Bagian-
bagian yang diperdarahi oleh arteri ini adalah pedunkulus cerebellaris media, flokusus, dan
bagian anteroinferior dari serebelum.13,16Cabang terakhir adalah A. pontis, dimana arteri ini
akan memperdarahi bagian pons dari aspek lateral. 12,14Sistem arteri ini adalah sistem yang
sangat baik, karena dengan sistem arteri depan dan belakang, sehingga semua bagian otak
tanpa terkecuali, mendapatkan suplai darah, untuk menjaga sel-sel penyusun otak tetap
mendapatkan nutrisi dan oksigen.14,16
Vena Jugularis Interna

Gambar 12. Sistem Vena Pada Otak14


Sistem vena otak adalah sistem vena yang berupa sinus. Sinus merupakan sejenis
vena, namun seperti suatu jalur khusus, dimana jalur ini dapat diibaratkan seperti jalan tol
untuk darah sebelum mengarah ke vena jugularis interna. Vena pada otak tidak seperti pada
daerah-daerah lain, dimana arteri berjalan bersama dengan vena. Pada otak, vena membentuk
sinus, dimana sinus ini akan berkumpul di confluens sinuum, suatu tempat perkumpulan
darah kotor dari semua sinus. Kemudian darah di cofluens sinuum akan diarahkan ke sinus
transversus, kemudian ke sinus sigmoideus, dan akhirnya ke vena jugularis interna untuk
dibawa ke jantung.13,16

Ganguan Peredaran Darah


Suplai darah ke otak dapat mengalami berbagai gangguan, mulai dari ganguan
sederhana hingga gangguan yang akut. Berikut akan dijelaskan melalui tabel dibawah
mengenai ganguan peredaran darah pada arteri cerebri anterior, arteri cerebri media, dan
arteri cerebri posterior.

2
Tabel 3. Ganguan Peredaran Darah.9
NO Arteri Cerebri Anterior Arteri Cerebri Media Arteri Cerebri Posterior
1 Kontralateral hemisfer Kontralateral hemisfer Kontralateral hemianopsia
kecuali bagian macula
2 Tungkai lebih berat dari lengan Lengan lebih berat dari Konfusi dan ganguan memori
tungkai
3 Lengan proximal lebih berat Hemisfer dominan: afasia
dari lengan distal
4 Gejala lobus frontalis : apati, Hemisfer non dominan:
disninbhisi hemiglect, constructional
apraxia

Mekanisme Kerja Neurotransmitor


Sebelum mengkaji mekanisme kerja neurotransmitor, kita perlu memahami apa itu
neurotransmitor. Neurotransmitor adalah senyawa Amin yang bisa terdapat dalam golongan
asam amino dan bukan asam amino.17 Glisin dan Histidin adalah contoh neurotransmitor
asam amino. Manakala, asetilkolin dan GABA adalah neurotransmitor jenis bukan asam
amino. Kedua, kita harus memehami proses anabolisme atau sintesis dan proses katabolisme
atau proses degenerasi neurotransmitor. Neurotransmitor asetilkolin disintesis dari penyatuan
kolin dan asetil koenzim A dengan bantuan enzim kolin asetilase. Manakala, enzim
asetilkolin esterase akan membantu degenarasi Ach menjadi asetat dan kolin. Di samping itu,
serotonin oula dihasilkan dari monoprotein triptofan lalu mengalami degenerasi menjadi
5HIAA. Kedua-dua proses ini dibantu oleh enzim MonoAmin Oksidase (MAO). Enzim
Dekarboksilase pula bersama vitamin B6 menghasilkan neurotransmitor GABA dari
Glutamat. Selain itu, dopamine dan norepinefirin kedua-duanya berasal dari Tirosin dan
ketika mengalami degerasi akan menjadi HVA dan VMA. Proses sintesisnya dibantu oleh
enzim tirosin hidroksilase dan katabolismenya dibantu oleh enzim COMT dan
MAO.18Mekanisme kerja neurotransmitor terdiri dari beberapa jenis jalur.
Neurotransmitorselalunya menjadi first messenger sama seperti hormone yang akan menuju
suatu reseptor. Reseptor ini selalunya terdiri dari protein-protein spesifik yang bisa
menghambat signal yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. 17 Ketika hormon menjadi messenger
pertama, reseptornya bisa terdapat di bagian intrasel dan tidak memerlukan second
messenger. Second messenger adalah jalur transduksi yang bermula dari reseptor yang
menangkap sinyal first messenger dan akan selanjutnya menyalurkan sinyal tersebut ke
bagian tubuh tertentu. Pada semua tipe jalur, perubahan post reseptor adalah penting karena
kelainan pada fase inilah yang menetukkan arah suatu sinyal itu harus ditransduksikan
mengikut pada fungsi sinyal itu. Misalnya, jika protein immunoglobin seperti protein G
menerima sinyal dari reseptor maka enzim adenilat siklase yang akan menjadi sasaran jalur

2
sinyal itu selepas protein G utnuk menyalurkan sinyal tersebut ke AMP Siklik yang
merupakan second messenger untuk mentransfer efek hormone-hormon seperti glucagon dan
adrenaline yang tidak akan bisa menyeberangi membrane plasma karena berukuran yang
terlalu besar. Selain itu, jika protein G mentransfer sinyal yang telah diterima kepada
fosfolipase C maka second messenger yang akan dihasilkan adalah diasil gliserol dan IP3.
Jalur ini adalah untuk meningkatkan kadar ion Ca dalam sitoplasma. Di samping itu, ketika
hormon jenis peptida terikat pada membrana luar sel maka jalur enzim guanilat siklase akan
menjadi aktif dan enzim ini akan menghidupkan second messenger GMP siklik. Manakala
jalur tirosin kinase akan mengaktifkan tirosin fosfat sebagai second messenger.18 Jalur ini
dirangsang ketika sel-sel tubuh kita mengalami pertumbuhan dan siklus mitotik. Mekanisme
kerja neurotransmitor bermula ketika neurotransmitor yang disimpan dalam vesikel
membrana presinapsis disekresi secara eksositosis ke dalam celah sinaps hasil dari perubahan
aksi potensial dalam membrana postsinapsis. Mekanisme hanya akan berlaku jika terdapat
ion kalsium dalam sistem sinapsis itu. Neurotransmitor yang telah dikeluarkan akan mengikat
pada reseptor yang spesifik yang terletak pada membrane post-sinapsis. Ini akan
menyebabkan pintu ion atau gated channel untuk terbuka lalu melepaskan ion depolarisasi
membrana untuk melewatinya. Ini akan menyebabkan depolarisasi, repolarisasi dan
hiperpolarisasi pada membrana tersebut.19

Gambar 13. Second Messangers.17


Dengan adanya polarisasi membrana impuls akan bisa disalurkan kepada sel neuron
postsinapsis. Mekanisme ini akan berakhir dengan inaktivasi neurotransmitor di sela sinapsis
tadi. Secara umunya, inaktivasi ini bisa terjadi melalui tiga cara. Yang pertama adalah melalui
degredasi neurotransmitor oleg enzim. Kedua adalah ketika neurotransmitor diambil kembali
ke membrana presinapsis melalui faktor afinitas dengan menggunakan energi. Ketiga adalah
dengan neurotransmitor difusi ke presinapsis atau sel-sel glial yang berhampiran tanpa
menggunakan energi. Penyaluran impuls ini bisa bersifat meningkatkan misalnya dengan
kegunaan neurotransmitor Ach dan bisa juga bersifat inhibitory misalnya dengan
neurotransmitor GABA.16
Peran Vitamin Neurotropik
Vitamin neurotropik adalah vitamin yang berguna untuk mengatur metabolisme dalam
saraf agar tubuh dapat berkerja secara maksimal. Vitamin neurotropik terdiri atas 3 vitamin
yaitu vitamin B1, B6, B12.20,21 Vitamin B1 (tiamin/ koenzim Tiamin Profosfat /TPP) memiliki
2 fungsi utama yaitu sebagai metabolisme karbohidrat asam piruvat untuk meregenerasi ATP
dan sintesis asam lemak (lipogenesis) serta berperan dalam proses regenerasi sistem perifer.3
Peran lain dari vitamin B1 adalah untuk menjaga kesehatan kulit, menyalurkan impuls saraf,
mensintesis neurotransmitter asetilkolin, mengurangi penumpukan asam laktat pada otot dan
stimulan bagi sistem saraf serta mempertahankan fungsi normal jaringan saraf. 19-21 Dalam
metabolisme karbohidrat, vitamin B1 berperan dalam pengikatan gugus fosfat dari ATP
sehingga terbentuk koenzim tiamin profosfat. Koenzim ini diperlukan untuk pemecahan

2
glukosa menjadi asetilkoenzim.22 Dalam satu hari, tiamin sebanyak 1 mg mengalami
degradasi dalam jaringan tubuh, jika terjadi asupan tiamin yang melebihi jumlah yang
diperlukan maka zat ini akan dikeluakan memlalui urin sebagai tiamin atau pirimidin.
Defisiensi tiamin dapat dilihat dari adanya peningkatan asam piruvat dalam tubuh. 21 Hal yang
terjadi apabila tubuh kekurangan vitamin B1 antara lain adalah sindroma Wernicke-koraskoff
(sering terjadi pada seseorang yang alkoholik), beri-beri, dan anoreksia konstipasi dengan
gejala mual, depresi, penurunan memori dan refleks motorik dan kelelahan serta gangguan
pada sistem saraf (atrofi dan kelemahan otot serta gangguan sensorik seperti hiperestesia)
dan kardiovaskular (sesak jantung dan takikardi).19 Vitamin B1 dapat diperoleh dari gandum,
nasi, daging, susu, telur dan kacang-kacangan.Vitamin B6 (Piridoksin/koenzim Piridoksal
Fosfat) penting bagi pertumbuhan tubuh dan metabolisme nutrisi berupa protein dan produksi
antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap senyawa asing dan antigen. 20
Metabolisme protein terjadi dimana koenzim vitamin B6 diperlukan untuk perubahan
triptofan menjadi niasin. Niasin diperlukan sebagai koenzim dalam proeses fosforilase dan
membantu pelepasan glikogen dari hati ke otot untuk sumber energi bagi aktivitas tubuh. 22
Selain itu, vitamin B6 mempunyai fungsi sebagai koenzim berbagai macam reaksi yaitu
reaksi transaminase (metabolisme asam amino), reaksi deaminasi (metabolisme asam amino),
reaksi dekarboksilasi (sintesis neurotransmitter), reaksi kondensasi untuk pembentukan
hemoglobin dan sintesis sfingolipid untuk pembentukan mielin. 19 Hal yang terjadi apabila
tubuh kekurangan vitamin B6 antara lain adalah munculnya gejala iritabilitas, gelisah,
depresi, neuropati perifer, kulit pecah-pecah, dan kejang serta insomnia. 19,20 Vitamin B6 dapat
diperoleh dari beras, jagung, kacang-kacangan, daging dan ikan.Vitamin B12 (kobalamin)-
Koenzim Deoksiadensilkobalamin mempunyai fungsi sebagai koenzim dalam pembentukan
mielin yaitu reaksi metilmalonil-koA menjadi suksinil koA. Proses ini terjadi dalam proses
glukogenesis dimana terjadi konversi propionat menjadi siklus asam sitrat. Selain itu vitamin
B12 juga berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf dan pembentukan molekul DNA
dan RNA, Vitamin B12 hanya dihasilkan oleh mikroorganisme/hewan (flora usus). 19,20
Vegetarian sering sekali mengalami gangguan kesehatan tubuh Karena kekurangan vitamin
B12. Vitamin B12 paling banyak terdapat di hati. Pada orang dewasa rata-rata simpanan
vitamin B12 sebanyak 3000-5000 g. Vitamin B12 terbuang dalam jumlah yang sangat
sedikit melalui urin dan feses. Tubuh hanya memerlukan sekitar 2 g sehingga membutuhkan
waktu yang lama untuk mengahabiskan semua simpanan vitamin B12. 20Defisiensi vitamin
B12 akan menyebabkan gangguan absorbsi di ileum karena adanya defisiensi faktor
glikoprotein yang dibentuk oleh lambung dan faktor autoimun (anemia perniciosa Addison),
gangguan hematopoiesis, gangguan neurologi dan kerusakan sel epitel terutama epitel saluran
cerna. Ciri khas dari gangguan neurologis akibat defisiensi vitamin B12 adalah degenerasi
selubung mielin yang disertai dengan rusaknya akson-akson pada saraf-saraf perifer yang
megakibatkan timbulnya parestesia dan kelemahan pada saraf-saraf perifer yang kemudian
belanjut dengan timbulnya spastisitas, ataksia dan disfungsi sistem saraf yang lain. Vitamin
B12 dapat diperoleh dari daging, telur dan hati.20

Kesimpulan

2
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit stroke dapat terjadi karena
penyempitan pembuluh darah diotak yang mengakibatkan gangguan pada vaskularisasi
cerebri. Jika muncul gejala-gejala store seperti merasa sakit kepala, lemas dibagian tubuh
sebelah kanan dan bicara menjadi tidak jelas ini menandakan bahwa terjadi ganguan
vaskularisasi cerebri di arteri cerebri media.

Daftar Pustaka

1 Murray.RK, Bender.DA, Botham.KM, Kennelly.PJ , Biokimia Harper Edisi 29.


Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2014 .
2 HIMA Biologi STKIP Abdi Pendidikan . Struktur dan Fungsi Membran Sel .[Tahun
Publikasi 2012 , diakses pada 23 April 2016] Tersedia di :
https://biologistkipappyk.files.wordpress.com/2012/11/78492003-struktur-dan-fungsi-
membran-sel.pdf
3 Ardiyanto , Taufik . Makalah Membran Sel. [Tahun Publikasi 2011 , diakses pada 23
April 2016 ] Tersedia di http://taufik-ardiyanto.Blogspot.com/2011/07/makalah-
membran- plasma.html .
4 Debyashari ,Dhiyas. Struktur dan Fungsi Membran Sel. [Tahun Publikasi
2012 , diakses pada 23 April 2016 ] Tersedia di
http://id.scribd.com/doc/78492003/Struktur-Dan-Fungsi- Membran-Sel.
5 Nugroho G. Sistem saraf. Lampung : Universitas Lampung. 2013; h.1-3.

6 Elisa. Anatomi Sistem Saraf. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. 2011; h.2..

7 Heryati E, Faizah N. Diktat Kuliah Fisiologi Faal. Bandung : Universitas Pendidikan


Indonesia. 2008; h. 7-9.

8 Gambar:https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?
ver=12&idmateri=48&lvl1=4&lvl2=0&lvl3=0&kl=9

9 Kasim Y, Salim D, Winata H, Sumadikarya IK, Satriabudi MI, William, dkk. Modul
kuliah blok 6 : neuroscience. Jakarta : Universitas Kristen Krida Wacana. 2016.
10 http://vanat.cvm.umn.edu/neurHistAtls/pages/glia1.html

11 Elisa. Anatomi Sistem Saraf dan Indera. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
2013; h.11-12.

12 Gambar:http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2012/12/penghantaran-impuls-saraf-
membran-plasma-konduksi.html

13 Standring S. Grays Anatomy; The Anatomical Basis of Clinic Practice. London:


Elsevier; 2016. p. 309-49, 373-9.
14 Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 6th ed. Philadelphia: Saunders; 2014.
15 Shetty A, DSouza D, et al. Radiopaedia.org [homepage on the Internet]. [cited 23 Apr
2016]. Downloaded from: http://radiopaedia.org/articles/cerebral-vascular-territories

2
16 Batticaca FB. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. 1 st ed.
Jakarta: Salemba Medika; 2008. p. 8-10
17 Rodwell V, Bender D, Kennelly P, Weil A. Harpers illustrated biochemistry. 30 th
Edition. United States. Mc Graw Hill Education; 2015
18 Neurotransmitter Postsynaptic Receptors. Diunduh dari
https://web.williams.edu/imput/synapse/pages/III.html. Diunduh pada 23 April 2016
19 Neuroscience for kids. you are here. Neurotransmitters and neuroactive peptides.
Diunduh dari https://faculty.washington.edu/chudler/chnt1.html. Diunduh pada 23
April 2016
20 Petesmiff.org.uk. Second messengers. Diunduh dari
http://pcwww.liv.ac.uk/~petesmif/petesmif/salivary%20secretion/2nd
%20messengers.htm. Diunduh pada 23 April 2016
21 Murray R, Granner D, Rodwell V. Biokimia. Edisi ke-27. Jakarta : EGC. 2009; h.
511-15.
22 Ramadhani Y, Pramudigdo M. Formularium obat neurotropik. Purwokerto:
Universitas Jendral Soedirman. 2010; h. 1-14.

Anda mungkin juga menyukai