Anda di halaman 1dari 16

Struktur dan Mekanisme Lambung dan Usus halus pada Manusia

Rosalinda Yuniasih Panjaitan


102015172
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi : Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta barat 11510
Telp: 021 569 42061, Fax : 021 563 1731
E-mail: Rosalinda.2015fk172@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang


kompleks diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh sistem pencernaan
melalui bantuan enzim. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara lain
mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara organ
tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati dan pankreas. Semua organ tersebut
menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari molekul kompleks
menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia.
Kata kunci: pencernaan, organ pencernaan, enzim

Abstract

Digestion is a process of breaking down food from a complex structure is converted into
smaller units that can be absorbed by the digestive system through the help of enzymes. The
main organs that play a role in the digestive system include the mouth, esophagus, stomach,
intestine, colon, rectum, and anus. While an extra organ in the digestive system include the liver
and pancreas. All these organs produce enzymes that are useful to elaborate complex molecules
of food into simple which can be used by any of the cells to the activity of the human body.
Keywords: digestion, digestive organs, enzyme

1
Pendahuluan

Sistem digestif ialah suatu sistem yang terdapat pada tubuh manusia yang berfungsi
sebagai proses pencernaan. Sistem digestif manusia terutama terdiri dari saluran pencernaan atau
serangkaian struktur dan organ di mana makanan dan cairan lewat saat pemprosesannya ke
bentuk yang bisa diserap ke dalam aliran darah.1
Kita manusia sebagai makhluk hidup tentu memerlukan makanan untuk bertahan hidup.
Makanan, minuman, dan obat-obatan merupakan sumber energi dan sumber bahan baku untuk
membangun tubuh. Sebelum dapat digunakan tubuh, makanan dicerna dalam sistem pencernaan.
Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan
yang dimakan masuk lewat mulut kemudian masuk kedalam gaster melewati esofagus lalu
dibawa melalui usus halus sampe ke usus besar dan kemudian dikeluarkan lewat anus.
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah makan. Kebutuhan tersebut harus dipenuhi
agar seseorang dapat memperoleh energi yang berasal dari makanan tersebut. Zat-zat yang
terkandung dalam makanan tersebut akan diubah menjadi energi oleh suatu sistem di dalam
tubuh yang disebut sistem pencernaan. Sistem pencernaan meliputi empat proses atau empat
langkah yaitu motilitas, sekresi, digesti dan absorpsi. Untuk menjalankan sistem ini, melibatkan
organ-organ pencernaan yaitu cavum oris, oesophagus, faring, gaster, intestinum tenuae,
intestinum crassum, hepar, pancreas, lien dan vesica fellea. Jika terdapat gangguan pada
metabolisme, organ-organ maupun enzim-enzim yang bekerja di dalamnya, maka fungsi untuk
menghasilkan energi akan terhambat. Jika proses tersebut terhambat maka akan mengganggu
sistem lain di dalam tubuh.

Struktur Makroskopis Gaster


Gaster atau lambung berbentuk seperti kantung. Gaster dapat menampung makanan 1
liter hingga mencapai 2 liter. Dinding gaster disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi
menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos
yang menyusun gaster, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong. Gaster
terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan bawah arcus costalis sinistra sampai
regio epigastrica dan umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di bawah costae bagian bawah.
Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium

2
pyloricum; dua curvatura, curvatura major dan curvatura minor; dan dua dinding, paries anterior
dan paries posterior. Gaster relatif terfiksasi pada kedua ujungnya, tetapi di antara ujung-ujung
tersebut gaster sangat mudah bergerak. Gaster cenderung terletak tinggi dan tranversum pada
orang pendek dan gemuk (gaster steer-horn) dan memanjang vertikal pada orang yang tinggi dan
kurus (gaster berbentuk huruf J). Bentuk gaster sangat berbeda-beda pada orang yang sama dan
tergantung pada isi, posisi tubuh, dan fase pernapasan.

Sedangkan untuk perdarahan gaster, arteri berasal dari cabang truncus coeliacus. Arteria
gastrica sinistra berasal dari truncus coeliacus. Arteria gastrica dextra bersal dari arteria hepatica
communis. Arteria gastricae breves bersal dari arteriaa lienalis. Arteria gastroomentalis sinistra
berasal dari arteria splenica. Arteria gastroomentalis dextra berasal dari arteria gastroduodenalis.
Vena mengalirkan dari ke dalam sirkulasi portal. Vena gastrica sinistra dan dextra bermuara
langsung ke vena portae hepatis. Vena gastrica breves dan vena gastroomentalis sinistra
bermuara ke dalam vena lienalis. Vena gastroomentalis dextra bermuara ke dalam vena
mesenterica superior. Persarafan termasuk serabut-serabut simpatis yang berasal dari plexus
coeliacus dan serabut-serabut parasimpatis dari nervus vagus dextra dan sinistra.
Untuk struktur mikroskopisnya gaster terdiri atas empat lapisan:
a. Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa.

b. Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis, (a) serabut longitudinal, yang tidak
dalam dan bersambung dengan otot usofagus, (b) serabut sirkuler yang paling
tebal dan terletak di pilorus serta membentuk otot sfinkter; dan berada di bawah
lapisan pertama, dan (c) serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus
lambung dan berjalan dari orifisium kardiak, kemudian membelok ke bawah
melalui kurvatura minor (lengkung kecil).

c. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan
saluran limfe.

d. Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak
kerutan atau rugue, yang hilang bila organ itu mengembang karena berisi
makanan. Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak saluran
limfe. Semua sel-sel itu mengeluarkan sekret mukus. Permukaan mukosa ini

3
dilintasi saluran-saluran kecil dari kelenjar-kelenjar lambung. Semua ini berjalan
dari kelenjar lambung tubuler yang bercabang-cabang dan lubang-lubang
salurannya dilapisi oleh epithelium silinder. Epithelium ini bersambung dengan
permukaan mukosa dari lambung. Epithelium dari bagian kelejar yang
mengeluarkan sekret berubah-ubah dan berbeda-beda di beberapa daerah
lambung.3

Struktur Makroskopis Usus Halus

Intestiunum tenue dibagi menjadi tiga bagian : duodenum, jejunum dan ileum. Duodenum
merupakan bagian pertama intestinum tenue, dan sebagian besar terletak dalam pada dinding
posterior abdomen.

A. Duodenum

Duodenum terletak pada region epigastrica dan umbilicalis. Duodenum berbentuk


seperti huruf C yang terbentang dari gaster di sekitar capur pancreas sampai ke jejunum. 1
Kira-kira di pertengahan panjang duodenum bermuara ductus choledochus dan ductus
pancreaticus. Satu inci (2,5 cm) pertama duodenum menyerupai gaster, yang permukaan
anterior dan posteriornya diliputi oleh peritoneum dan mempunyai omentum minus yang
melekat pada pinggir atasnya dan omentum majus yang melekat pada pinggir bawahnya.
Bursa omentalis terletak di belakang segmen yang pendek ini. Sisa duodenum yang lain
ter-letak retroperitoneal, hanya sebagian saja yang diliputi oleh peritoneum.2

4
Duodenum terletak pada regio epigástrica dan umbilicalis dan untuk tujuan
deskripsidibagi menjadi empat bagian:2

1. Pars Superior Duodenum panjangnya 5 cm, mulai dari pylorus dan berjalan ke
atasdan belakang pada sisi kanan vertebra lumbalis l. Jadi bagian ini terletak pada
planum transpyloricum.

2. Pars Descendens Duodenum, bagian kedua duodenum panjangnya 8 cm dan berjalan


vertikal ke bawah di depan hilum renale dextra, di sebelah kanan vertebrae lumbales
II danIII. Kira-kira pertengahan arah ke bawah, pada margo medialis, ductus
choledochus dan ductus pancreaticus menembus dinding duodenum. Kedua ductus ini
bergabung untuk membentuk ampula hepatopancreatica yang akan bermuara pada
papilla duodeni major. Ductus pancreaticus acessorius, bila ada, muara ke dalam
duodenum sedikit lebih tinggi, yaitu pada papilla duodeni minor.

3. Pars Horizontalis Duodenum panjangnya 8 cm dan berjalan horizontal ke kiri


pada planum subcostale, berjalan di depan columna vertebralis dan mengikuti
pinggir bawah caput pancreatis.

4. Pars Ascendens Duodenum panjangnya 5 cm dan berjalan ke atas dan ke kiri


keflexura duodenojejunalis. Flexura ini difiksasi oleh lipatan peritoneum, ligamentum
Treitz, yang melekat pada crus dextrum diaphragma.

Setengah bagian atas duodenum diperdarahi oleh arteria pancreaticoduodenalis


superior, cabang arteria gastroduodenalis. Setengah bagian bawah diperdarahi oleh arteria
pancreaticoduodenalis inferior, cabang arteria mesenterica superior.
Vena pancreaticoduodenalis superior bermuara ke vena portae hepatik, vena
pancreaticoduodenalis inferior bermuara ke vena mesenterica superior.Saraf-saraf berasal
dari saraf simpatis dan parasimpatis (vagus) dari plexus coeliacus dan plexus
mesentericus superior.5

5
B. Jejenum dan Ileum

Panjang keseluruhan jejunum dan ileum sekitar 20 kaki (6 meter), dua per lima
bagian atas adalah jejunum, dan tiga perlima distal adalah ileum. Perbedaan antara
jejunum dan ileum adalah lengkung-lengkung jejunum terletak pada bagian atas cavitas
peritonealis di bawah sisi kiri mesocolon transversum, sedangkan ileum terletak pada
bagian bawah cavitas peritonealis dan di dalam pelvis.5

Pembuluh arteri yang mendarahi jejunum dan ileum berasal dari cabang-cabang
arteria mesenterica superior. Cabang-cabang intestinal berasal dari sisi kiri arteria dan
berjalan didalam mesenterium untuk mencapai usus. Pembuluh-pembuluh ini
beranastomis satu dengan yang lain untuk membentuk serangkaian arcade. Bagian paling
bawah ileum diperdarahi juga oleh arteria ileocolica. Vena sesuai dengan cabang-cabang
arteria mesenterica superior dan mengalirkan darahnya ke dalam vena mesenterica
superior. Saraf-saraf berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (nervus vagus) plexus
mesentericus superior.2,3

Proyeksi muara ileum pada coecum pada dinding abdomen disebut titik Mc. Burney
yang dapat ditentukan dengan :2

1. Titik potong tepi lateral m.rectus abdominis kanan dengan garis monro (garis yang
menguhubungkan SIAS dan umbilikus)

6
2. 1/3 lateral sampai 1/3 tengah garis monro

Mikroskopik Gaster
Mengandung epitel mukosa selapis torak tanpa sel goblet. Seluruh permukaan mukosa
gaster terdapat gastric pits atau foveola gastrica. Pada lamina propriaterdapat kelenjar di cardia,
fundus maupun pilorus. Kelenjar ini mulai dari dasar gastric pit meluas ke arah tunika
muskularis mukosa. Pada kelenjar fundus terdapat 4 macam sel yaitu:4

a. Chief cell
Merupakan sel terbanyak, berbentuk piramid, inti di basal, oval dan kromatin agak padat.
Pada bagian apikal sel terdapat butir-butir zymogen yang mengandung pepsinogen.

b. Parietal cell/ Oxyntic cell/ HCL cell


Menghasilkan HCL dan faktor intrinsik lambung, bentuk oval/poligonal, banyak terdapat
pada korpus kelenjar Inti bundar 1-2 dan sitoplasma asidofil.

c. Mucous Neck cell


Bentuk sel kubus atau torak rendah ,sitoplasma bergranula halus pucat (mengandung
musigen), lebih pucat dari chief cell, mucigen dari epitel permukaan lebih kental dan
tergolong neutral polysacharida
d. Argentafin cell/ enterochromafin cell/ enteroendocrine cell
Dapat dilihat dengan pewarnaan perak atau garam chromium (berwarna kuning
kecoklatan). Di gaster terdapat beberapa sel enteroendokrin yang mensekresi

7
serotonin,histamin, gastrin dan enteroglukagon. Sel paneth dan sel argentafin sedikit
sekali, terdapat limfonodus solitarius, tunika muskularis longitudinal membentuk 3 pita
longitudianal hingga taenia coli.

Mikroskopik Usus Halus


A. Duodenum

Dinding duodenum terdiri atas empat lapisan: mukosa dengan epitel pelapisnya,
lamina propria, dan mukosa muskularis; jaringan ikat submukosa di bawahnya dengan
kelenjar duodenal (Brunner) mukosa; kedua lapisan otot polos muskularis eksterna; dan
serosa (peritoneum viseral). Lapisan-lapisan ini menyatu dengan lapisan yang serupa
pada gaster, usus halus, dan usus besar.4

Lamina propria mengandung kelenjar intestinal; kelenjar ini bermuara ke dalam


ruang antar vili. Lamina propria juga mengandung serat-serat jaringan ikat halus dengan
sel retikulum, jaringan limfoid difus, dan/atau limfonoduli. Di duodenum, hampir seluruh
submukosanya diisi oleh kelenjar duodenal tubular yang sangat bercabang. 2 Pada
potongan melintang sediaan duodenum biasa, muskularis eksterna terdiri ataslapisan
sirkular dalam dan lapisan longitudinal luar otot polos. Juga tampak sarang sel-sel
ganglion parasimpatis pleksus saraf mienterikus (Auerbach) di dalam jaringan ikat di
antara kedua lapisan otot muskularis eksterna. Serosa (peritoneum viseral) mengandung
sel-sel jaringan ikat, pembuluh darah, dan sel-sel lemak) serosa adalah lapisan terluar
duodenum.4

B. Jejenum dan Ileum

Jejunum dan ileum serupa dengan duodenum bagian atas. Perkecualiannya adalah
tidak ada kelenjar duodenal (Brunner) yang hanya terbatas pada bagian atas duodenum.
Vil imemiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi pada bagian-bagian usus halus berbeda,
namun hal ini tidak selalu jelas pada sediaan histologik. Di bagian akhir ileum, terdapat
kumpulan limfonoduli (plak Peyer) dengan interval tertentu.4

Perbedaan antara jejunum dan ileum pada orang yang masih hidup:5

8
1. Lengkung-lengkung jejunum terletak pada bagian atas cavitas peritonealis di bawah
sisi kiri mesocolon transversum; ileum terletak pada bagian bawah cavitas
peritonealis dan didalam pelvis.

2. Jejunum lebih lebar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dibandingkan ileum.
Dinding jejunum terasa lebih tebal; karena lipatan yang lebih permanen pada tunica
mucosa, plicae circulares lebih besar, lebih banyak, dan tersusun lebih rapat
pada jejunum; sedangkan pada bagian atas ileum plica circulares lebih kecil dan lebih
jarang; dan di bagian bawah ileum tidak ada plicae circulares.

3. Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas dan kiri
aorta,sedangkan mesenterium ileum melekat di bawah dan kanan aorta.Pembuluh
darah mesenterium jejunum hanya membentuk satu atau dua arcade dengancabang-
cabang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding intestinum tenue. Ileum
menerima banyak pembuluh darah pendek yang berasal dari tiga atau empat atau
lebih arcade.

4. Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat radix dan jarang ditemukan
di dekat dinding jejunum. Pada ujung mesenterium ileum, lemak disimpan di seluruh
bagian sehingga lemak ditemukan mulai dari radix sampaidinding ileum.

5. Kelompok jaringan limfoid (lempeng Peyer) terdapat pada tunica mucosaileum


bagian bawah sepanjang pinggir antimesenterica. Pada orang hidup, lempeng peyer
dapat dilihat dari luar pada dinding ileum .

Mekanisme Fungsional Gaster


Gaster terbagi menjadi beberapa bagian yaitu, fundus adalah bagian lambung yang
terletak di atas lubang esofagus, korpus yaitu bagian tengah atau utama lambung, lambung
bagian bawah yaitu antrum, bagian akhir lambung adalah sfingter pilorus, yang berfungsi sebagai
sawar antara lambung dan bagian atas usus halus, duodenum. Motilistas dilambung dapat dibagi
menjadi empat bagian yaitu:6

a. Pengisian Lambung (gastric filling)


Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat mengembang hingga
kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter ketika makan. Akomodasi perubahan volume ini

9
dapat menyebabkan ketegangan pada dinding lambung dan meningkatkan tekanan
intralambung, tapi hal ini tidak akan terjadi karena adanya faktor plastisitas otot polos
lambung dan relaksasi resesif lambung pada saat terisi.
b. Penyimpanan Lambung (gastric storage)

Sekelompok sel pemicu yang terletak di regio fundus bagian atas lambung
menghasilkan potensial gelombang lambat yang menyapu ke bawah sepanjang lambung
menuju sfingter pilorus dengan frekuensi 3 kali/menit. Pola ritmis depolarisasi spontan
ini atau disebut irama listrik dasar (BER) terjadi terus menerus dan mungkin disertai oleh
kontraksi lapisan otot polos sirkular.Sekali dimulai, gelombang peristaltik menyebar
melalui fundus dan korpus ke antrum dan sfingter pilorus. Karena lapisan otot di fundus
dan korpus tipis maka kontraksi dibagian ini lemah. Ketika mencapai antrum, gelombang
kontraksi menjadi lebih kuat karena ototnya lebih tebal. Karena di fundus dan korpus
gerakan mencampur berlangsung lemah maka makanan yang disalurkan ke lambung dari
esofagus disimpan dibagian korpus yang relatif tenang tanpa mengalami pencampuran.
Makanan secara bertahap makanan disalurkan dari korpus menuju antrum , tempat terjadi
pencampuran makanan.6
c. Pencampuran Lambung (gastric mixing)
Volume telah menyentuh 1 L, tekanan dalam lambung akan meingkat. Ketika Kontraksi
peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan sekresi
lambung, seperti asam dan enzim pencernaan, dan menghasilkan kimus. Setiap
gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter pilorus.
Apabila kimus terdorong oleh kontraksi peristaltik yang kuat akan melewati sfingter
pilorus dan terdorong ke duodenum tetapi hanya sebagian kecil saja. Sebelum lebih
banyak kimus dapat diperas keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai sfingter
pilorus menyebabkan sfingter berkontraksi lebih kuat, menutup dan menghambat aliran
kimus ke dalam duodenum. Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke depan tapi
tidak masuk ke duodenum berhenti secara tiba-tiba pada sfingter yang tertutup dan
bertolak kembali ke dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan dan bertolak kembali
pada saat gelombang peristaltik yang baru datang. Gerakan maju mundur tersebut disebut
retropulsi, menyebabkan kimus bercampur secara merata di antrum. Motilitas gastric
dibawah kontrol saraf dan ini distimulasi oleh distensi lambung.
d. Pengosongan Lambung (gastric emptying)

10
Kotraksi pada lambung menuju bagian distal dari saluran pencernaan. Diperlukan waktu
90 menit untuk mencapai usus besar. Berfungsi sebagai housekeeping , menyapu sisa-sisa
makanan dan bakteri keluar dari traktus GI ke usus besar. Kontraksi peristaltik antrum,
selain menyebabkan pencampuran lambung juga menghasilkan gaya pendorong untuk
mengosongkan lambung. Jumlah kimus yang masuk ke duodenum pada setiap
gelombang peristaltik sebelum sfingter pilorus tertutup tergantung pada kekuatan
peristaltik. Intensitas peristaltik antrum sangat bervariasi tergantung dari pengaruh
berbagai sinyal dari lambung dan duodenum.

Mukosa lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubular yang penting, yaitu kelenjar
Oksintik (disebut juga kelenjar gastrik) dan kelenjar pilorik. 7 Kelenjar oksintik menyekresi asam
hidroklorida, pepsinogen, faktor intrinsik, dan mukus. Kelenjar pilorik terutama menyekresi
mukus untuk melindungi mukosa pilorus dari asam lambung. Kelenjar pilorik juga menyekresi
hormon gastrin.

Sel-sel parietal secara aktif mengeluarhan HCl ke dalam lumen kantung lambung, hal ini
menyebabkan pH lumen turun sampai 2. Pepsinogen merupakan enzim inaktif yang disintesa
oleh aparatus golgi dan retikulum endoplasma kemudian disimpan di sitoplasma dalam vesikel
sekretorik yang dikenal dengan granula zimogen. Pepsinogen mengalami penguraian oleh HCl
menjadi enzim bentuk aktif yaitu pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengaktifkan kembali
pepsinogen (proses otokatalitik) dan sintesa protein dengan memecah ikatan asam amino
menjadi peptida.Sekresi mukus berfungsi sebagai sawar protektif dari cedera terhadap mukosa
lambung karena sifat lubrikalis dan alkalisnya dengan menetralisasi HCl yang terdapat di dekat
mukosa lambung. Hormon gastrin disekresikan oleh sel-sel gastrin (sel-sel G) yang terletak di
daerah kelenjar pilorus lambung, gastrin merangsang peningkatan sekresi getah lambung yang
bersifat asam, dan mendorong pertumbuhan mukosa lambung dan usus halus, sehingga keduanya
dapat mempertahankan kemampuan sekresi mereka.6

Mekanisme Fungsional Usus Halus


1. Motilitas Usus Halus
a. Segmentasi
Segmentasi merupakan mode motilitas utama usus halus sewaktu
pencernaan makanan, yang meliputi proses mencampur dan mendorong kimus

11
secara perlahan. Segementasi terdiri dari kontraksi otot polos sirkular yang
berulang dan berbentuk cincin disepanjang usus halus. Cincin kontraktil ini tidak
menyapu di sepanjang usus seperti halnya gelombang peristaltik. Setelah suatu
periode singkat segmen-segmen yang berkontrasi melemas dan kontraksi
berbentuk cincin ini muncul di bagian-bagian yang sebelumnya melemas.6

Kontraksi baru mendorong kimuss di bagian yang semula rileks untuk


bergerak ke kedua arah ke bagian-bagian yang kini melemas disampingnya.
Karena itu, segmen yang baru melemas menerima kimus dari kedua egmen yang
berkontraksi tepat di belakang dan depannya. Segera setelah itu bagian yang
berkontraksi melemas kembali berganti. Dengan cara ini kimus dipotong, digiling
dan dicampur secara merata. Fungsi dari proses segmentasi ini adalah untuk
mencampur kimus dengan getah pencernaan yang disekresikan ke dalam lumen
usus halus dan memanjankan semua kimus ke permukaan absorptif mukosa usus
halus.6

b. Migrating Motility Complex


Ketika sebagian besar makanan telah diserap, kontraksi segmentasi
berhenti dan diganti di antara waktu makan oleh migrating mitility complex.
Motilitas disini berbentuk gelombang peristaltik lemah berulang yang bergerak
dalam jarak pendek ke hilir sebelum lenyap. Gelombang peristaltik ini
memerlukan waktu sekitar 100 sampai 150 menit untuk akhirnya bermigrasi dari
lambung ke ujung usus halus, dengan setiap kontraksi menyapu maju sisa-sisa
makanan sebelumnya.6

2. Sekresi Usus Halus


Setiap hari sel-sel kelenjar eksokrin di mukosa usus halus mensekresikan ke
dalam lumen sekitar 1,5 liter larutan cair garam dan mukus yang disebut sukus
enterikus (jus usus). Sekeresi meningkat setelah makan sebagai repons terhadap
stimulasi lokal mukosa usus halus oleh adanya kimus.

Mukus di dalam sekresi berfungsi untuk melindungi dan melumasi. Selain itu,
sekresi cair menyediakan banyak H2O untuk berperan dalam pencernan makanan oleh
enzim. Tidak ada enzim pencernaan yang disekresikan ke dalam getah usus ini. Usus

12
halus memang mensintesis enzim pencernaan, tetapi enzim-enzim ini berfungsi di
dalam membran brush-border sel epotel yang melapisi bagian dalam lumen dan tidak
disekresikan langsung ke dalam lumen.6

3. Pencernaan Usus Halus


Pencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas, dengan
pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu. Akibat aktivitas enzim-enzim
pankreas, lemak di reduksi secara sempurna menjadi unit-unit monogliserida dan
asam lemak bebas yang dapat diserap. Protein diuraikan menjadi fragmen-fragmen
peptida kecil dan beberapa asam amino. Karbohidrat diubah menjadi disakarida dan
beberapa monosakarida. Karena itu, pencernaan lemak telah selesai di dalam lumen
usus halus, tetapi pencernaan karbohidrat dan protein belum tuntas.

Nantinya, pencernaan karbohidrat dan protein akan dituntaskan di brush border


yang mengandung tiga kategori enzim yang melekat ke membran. Yaitu: enterokinase
(mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen), disakaridase meliputi maltase-sukrase-
laktase (menuntaskan pencernaan karbohidrat), dan aminopeptidase (menghidrolisis
fragmen-fragmen peptida kecil menjadi komponen asam aminonya).
a. Pencernaan Karbohidrat

Karbohidrat makanan disajikan ke usus halus untuk diserap terutama


dalam bentuk disakarida. Disakaridase dalam brush border usus halus selanjutnya
menguraikan disakarida menjadi monosakarida.

Glukosa dan galaktosa diserap oleh transportasi aktif sekunder, sementara


pembawa kotranspor di batas luminal mengangkut monosakarida dan Na dari
lumen ke dalam interior sel usus. Operasi pembawa kotranspr ini , yang tidak
secara langsung menggunakan energi , bergantung pada gradien konsentrasi Na
yang diciptakan oleh pompa Na-K yang memerlukan energi. Glukosa , setelah
dikumpulkan di dalam sel oleh pembawa kotranspor, keluar dari sel mengikuti
penrunan gradien konsentrasi untuk masuk ke dalam darah di dalam vilus.
Fruktosa diserap ke dalam darah semata-mata melalui difusi terfasilitasi.

b. Pencernaan Protein

13
Protein yang disajikan ke usus halus untuk diserap terutama dalam bentuk
asam amino dan beberapa fragmen peptida kecil. Asam amino diserap menembus
sel usus melalui transportasi aktif sekunder, serupa dengan penyerapan glukosa
dan galaktosa. Dengan demikian , glikosa, galaktosa, dan asam amino semuanya
memperoleh tumpangan gratis dari transportasi natium yang menggunakan energi,
peptida kecil masuk melalui bantuan pembawa lain dan diurikan menjadi
konstituen - konstituen asam amino nya oleh aminopeptidase di brush
border.seperti monosakarida, asam amino masuk ke jaringan kapiler yang ad
dalam vilus.

c. Pencernaan Lemak

Sebagian besar pencernaan lemak terjadi di dalam usus halus. Langkah


pertama, proses pengolahan asam lemak netral (trigliserida) yang terdapat
melimpah pada makanan oleh garam-garam empedu. Garam-garam empedu
memecah globula lemak ke dalam bentuk droplet-droplet yang berdiameter 1 µm.
Droplet bercampur dengan garam empedu membentuk gumpalan yang disebut
micelles. Langkah kedua, enzim yang disekresi oleh getah pankreas yaitu
pancreatic lipase menghidrolisis setiap molekul lemak menjadi asam lemak dan
monogliserida yang merupakan produk akhir pencernaan lemak. Absorpsi Lipids
dalam Usus Halus Absorpsi lipids terutama terjadi dalam jejenum (bagian tengah
usus halus). Lipids diabsorpsi oleh usus halus dalam bentuk monogliserida, asam
lemak rantai pendek dan asam lemak rantai panjang.

4. Penyerapan Usus Halus


Semua produk pencernaan karbohidrat, lemak dan protein, serta sebagain besar
elektrolit, vitamin, dan air, normalnya diserap oleh usus halus tanpa pandang bulu.
Hanya penyerapan kalsium dan besi yang biasanya disesuaikan dengan kebutuhan
tubuh. Karena itu semakin banyak makanan yang dikonsumsi, semakin banyak yang
akan dicerna dan diserap. Penyerapan sebagaian besar berlangsung di duodenum dan
jejunum. 50% bagian dari usus halus dapat diangkat tanpa menyebabkan gangguan
penyerapan, namun jika ileum terminal diangkat, maka akan terjadi gangguan
penyerapan vitamin B12 dan garam empedu.6

14
Enzim

Enzim adalah suatu protein yang berfungsi sebagai katalisator organaik yang bekerja
melalui penggabungan dengan substrat pada suatu tempat aktif yang spesifik untuk membentuk
suatu zat antara (intermediate) beruoa kompleks.7 Enzim-susbstrat yang kemudian akan
berdisosiasi menjadi enzim bebas dan produk (hasil reaksi). Enzim dapat mempercepat suatu
reaksi kimia karena turut dalam reaksi tersebut, mengalami perubahan fisik,dan setelah reaksi
selesai akan kembali ke keadaan semula.

Sifat enzim adalah spesifik dapat ditinjau dari reaksi yang dikatalisis dan dari
substratnya, ciri-cirinya adalah mempunyai berat molekul yang besar, dapat terdenaturasi pada
pemanasan atau suhu yang tinggi yang menyebabkan aktivitas enzim hilang, dan spesifik
terhadap substrat tertentu.

Berikut ini adalah enzim-enzim yang terkait dalam sistem pencernaan adalah :

Saluran Pencernaan Nama enzim dan fungsinya


Mulut (Kelenjar
1. Enzim Ptialin (Amilase) berfungsi Memecah pati menjadi Maltosa
Ludah/ Saliva)
Lambung (Kelenjar
1. Enzim Renin berfungsi mengubah kaseinogen menjadi kasein
Lambung) 2. Enzim Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi proteosa, pepton dan
polipeptida
Pankreas (Saluran
1. Enzim Karbohidrase Pankreas berfungsi untuk mencerna amilum menjadi
Pankreas) maltosa atau disakarida lainnya.
2. Enzim Lipase Pankreas berfungsi mengubah emulsi lemak menjadi asam
lemak dan gliserol.
3. Enzim Tripsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi polipeptida
Usus (Kelenjar Usus) 1. Enzim Enterokinase (enzim khusus) berfungsi untuk
mengubahTripsinogen menjadi Tripsin yang digunakan dalam saluran
pankreas
2. Enzim Maltase berfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi Glukosa
3. Enzim Laktase berfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi Glukosa dan
Galaktosa
4. Enzim Sukrase berfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi Glukosa dan

15
Fruktosa
5. Enzim Peptidase berfungsi untuk mengubah polipeptida menjadi asam
amino
6. Enzim Lipase berfungsi untuk mengubah Lemak menjadi asam lemak dan
Gliserol

Kesimpulan
Tubuh manusia memerlukan energi untuk dapat terus melakukan metabolisme. Energi-
energi tersebut didapat dari konsumsi makanan yang berada dari luar tubuh. Beberapa faktor
yang mempengaruhi kerja organ pencernaan adalah bahan makanan yang kita konsumsi dan
teratur tidaknya pola makan. Setiap organ pencernaan memiliki fungsinya masing-masing dan
saling bekerjasama satu sama lain, agar makanan tersebut dapat diserap dengan baik, diperlukan
proses pencernaan. Proses pencernaan mengubah makanan dari molekul-molekul besar menjadi
molekul kecil yang dapat diserap dan dibawa oleh darah keseluruh bagian tubuh. Faktor enzim
juga berpengaruh dalam perjalanan makanan hingga akhirnya bisa diserap sebanyak 95% oleh
tubuh.

Daftar Pustaka

1. Ajib M, Prayugo B. Gambaran Distribusi Kasus-kasus Emergency Pembedahan Digestif


bagi Dewasa di RSUPHAM Tahun 2010 – 2011. E-Journal FK USU Vol 1 No 1, 2013.
2. Snell, Richard S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2006.
3. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia; 2009.h.218.
4. Boom, Fawcett. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC; 2003.h.515.
5. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9.Jakarta:
EGC; 2003.h.148

6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011.h.641-
92.
7. Murray RK, granner DK, rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke 27. Jakarta : EGC ;
2009.

16

Anda mungkin juga menyukai