A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis.( UU kesehatan No. 36 tahun 2009)
Derajat kesehatan yang optimal bukan saja merupakan kebutuhan
dasar bagi individu dan keluarga, tetapi lebih jauh dari itu merupakan bagian
dari kesejahteraan masyarakat. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
akan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dimasa yang akan datang
dalam rangka menghadapi makin ketatnya persaingan bebas pada era
globalisasi. Penduduk yang sehat selain akan menunjang keberhasilan
pembangunan bidang lainnya, juga akan mendorong peningkatan
produktivitas dan pendapatan penduduk. Perubahan derajat kesehatan ini
dipengaruhi oleh empat faktor kunci, yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku
masyarakat, faktor pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Dimana faktor
lingkungan dan perilaku masyarakat merupakan 2 (dua) hal pokok yang
sangat besar pengaruhnya terhadap pencapaian derajat kesehatan masyarakat
yang optimal di suatu wilayah.
1
melaksanakan upaya kuratif serta rehabilitatif yang diselenggarakan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
2
Survei Mawas Diri adalah pengenalan, pengumpulan dan pengkajian
kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat
setempat dibawah bimbingan kepala desa/kelurahan dan petugas kesehatan,
petugas puskesmas, bidan di desa (Depkes RI, 2007)
Survei Mawas Diri yang di lakukan oleh puskesmas Wolio di
Kelurahan Wangkanapi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh
informasi masyalah kesehatan secara langsung yang ada di masyarakat, hasil
survey mawas diri ini berperan penting dalam mengidentifikasi masyalah
kesehatan masyarakat, di nilai dan dikaji guna pengambilan kebijakan dalam
upaya penanganan masyalah kesehatan yang ada di masyarakat Kelurahan
Wangkanapi melalui penentuan skala prioritas masyalah kesehatan paling
krusial yang di alami oleh masyarakat.
B. Tujuan Survei Mawas Diri (SMD)
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat
kelurahan Wangkanapi Kota Baubau.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui akses pelayanan dan pembiayaan kesehatan
masyarakat Kelurahan Wangkanapi Kota Baubau.
b. Untuk mengetahui derajat keseahatan ibu dan anak, pelayanan KB,
Gizi masyarakat dan Imunisasi Kelurahan Wangkanapi Kota Baubau.
c. Untuk mengetahui penyakit apa saja yang di derita oleh penduduk
Kelurahan Wangkanapi Kota Baubau melalui program surveilens.
d. Untuk mengetahui kondisi rumah dan lingkungan yang memenuhi
syarat kesehatan yang ada di Kelurahan Wangkanapi Kota Baubau.
e. Untuk mengetahui perilaku hidup sehat anggota keluarga yang ada di
kelurahan Wangkanapi Kota Baubau.
f. Untuk mengetahui tingkat pendapatan keluarga yang ada di Kelurahan
Wangkanapi Kota Baubau.
g. Untuk mengetahui tingkat keamanan lingkungan dan mode
transportasi yang di gunakan masyarakat Kelurahan Wangkanapi
Kota Baubau.
h. Untuk mengetahui tingkat Kesehatan Remaja yang ada di Kelurahan
Wangkanapi Kota Baubau.
i. Untuk mengetahui penangganan Kesehatan Lansia yang ada di
3
C. Manfaat Kegiatan Survei Mawas Diri
1. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat tentang adanya masalah
kesehatan yang ada dilingkungannya.
2. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat tentang besarnya
masalah kesehatan yang ada di lingkungannya
3. Sebagai bahan informasi pemanfaatan sumber daya yang ada, yang
dimiliki oleh masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan di
lingkungannya.
4. Sebagai bahan masukan dalam pengambilan kebijakan dalam
pemecahan masalah kesehatan yang di hadapi masyarakat Kelurahan
Batulo Kota Baubau.
D. Sasaran Survei Mawas Diri (SMD)
Sasaran Survei Mawas Diri ini adalah semua Rumah Tangga yang ada
di Kelurahan Wangkanapi Kota Baubau.
E. Pelaksanaan Kegiatan Survei Mawas Diri (SMD)
Pelaksana kegiatan survey mawas diri ini adalah Staf Puskesmas
Wolio Dinas Kesehatan Kota Baubau.
BAB II
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN SURVEI MAWAS
DIRI
A. Metode Pelaksanaan
1. Tahap Persiapan
a. Mempersiapkan alat dan bahan serta pengenalan daftar pertanyaan
dalam pengumpulan data dan informasi masalah kesehatan
b. Menentukan lokasi yang akan disurvei
c. Menentukan waktu pelaksanaan kegiatan survey
d. Membuat Surat Tugas
2. Tahap Pelaksanaan Survei Mawas Diri
4
a. Melakukan kunjungan rumah masyarakat sasaran survey
mengumpulkan informasi masalah kesehatan menggunakan kuisioner.
b. Melakukan pengamatan terhadap rumah tangga dan lingkungan
c. Membuat laporan dan evaluasi hasil kegiatan
d. Desiminasi informasi kepada lintas sektor
3. Waktu dan tempat Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal....... di Kelurahan
Wangkanapi Kecamatan Wolio Kota Baubau.
B. Cara Pengumpulan Data
1. Alat dan Bahan
a. Alat
1). Ballpiont
2). Papan data
b. Bahan
1). Form Survei (kuisioner)
2). Surat Tugas
2. Prosedur Kerja
a. Mempersiapkan lokasi survey
b. Menyampaikan Surat pemberitahuan mengenai kegiatan dimaksud, di
sertai dengan Surat tugas kepada pihak Kelurahan.
c. Melakukan pemeriksaan dan penilaian hasil survey berdasarkan variable
variable yang ada pada lembar kuisioner
d. Melakukan pengolahan data hasil survey menggunakan computer (MS.
Excel)
e. Membuat laporan hasil survey disertai dengan analisis data secara
deskiptif
f. Melakukan desiminasi informasi kepada lintas sektor mengenai hasil
survey.
3. Interprestasi Data
a. Sangat Baik, apabila dari hasil survey memperoleh skor dengan
persentase 81-100 %
b. Baik, apabila dari hasil survey memperoleh skor dengan persentase 61-
80%
c. Cukup, apabila dari hasil survey memperoleh skor dengan persentase
41-60%
d. Kurang, apabila dari hasil survey memperoleh skor dengan persentase
21-40%
e. Sangat Kurang, apabila dari hasil survey memperoleh skor dengan
persentase 0-20%
C. Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Hasil survey dicatat ke dalam lembar kuisioner, diolah secara manual
mulai dari tahap editing, codeing, reporting, cleaning dan tabulating.
2. Analisa Data
5
Data yang telah diolah dan disajikan dalam bentuk table dianalisis
secara deskeiptif untuk memberikan gambaran umum mengenai
kondisi masalah kesehatan yang ada di Kelurahan Wangkanapi.
BAB III
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan
1. Gambaran Umum Lokasi Survei
Kelurahan Wangkanapi merupakan salah satu kelurahan wilayah
administrative Kecamatan Wolio Kota Baubau dengan luas wilayah 261
ha, Kelurahan Wangkanapi terdiri dari 4 (empat) Rukun Warga (RW)
dengan jumlah Rukun Tetangga (RT) sebanyak 13 (Tiga belas) rukun
tetangga. Berdasarkan data hasil survey mawas diri yang dilakaukan oleh
Puskesmas tahun 2017 jumlah penduduk Kelurahan Wangkanapi
sebanyak 4352 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1024 KK.
Dengan jarak tempuh masyarakat dalam memperoleh pelayan kesehatan
dasar Puskesmas berjarak antara 1 sampai dengan 5 KM, menggunakan
kenderaan roda dua maupun roda empat.
Dengan batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Bataraguru/Tomba
- Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Bukit Wolio Indah
- Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Batulo
- Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Bataraguru
-
2. Demografi Kependudukan
Tabel 1
Data Demografi Kependudukan dan jumlah rumah Kelurahan Wangkanapi
Tahun 2017
Demografi RW RW RW RW TOTAL
Kependudukan dan I II III IV KELURAHAN
No
Jumlah Rumah
N N N N N
6
2 TTL KK 252 351 257 164 1024
Tabel 2
Data Distribusi Kelompok Umur Penduduk
Kelurahan Wangkanapi Tahun 2017
Kelompok RW RW RW RW Total Kel.
Umur I II III IV Wangkanapi
No Penduduk
N % N % N % N % N %
Kelurahan
Wangkanapi
1 0 -23 Bulan 30 4 29 3 35 4 31 3 125 2,85
2 02-5 Tahun 89 12 94 9 89 10 95 11 367 8,37
3 6-14 Tahun 183 24 255 24 229 27 233 26 900 20,53
4 15-44 Tahun 469 61 669 64 504 58,8 534 60 2176 49,64
5 45-59 Tahun 132 17 193 18 150 17,5 119 13 594 13,55
6 > 60 Tahun 61 8 60 6 46 5,37 54 6 221 5,04
Jumlah 964 100 1300 100 1053 100 1066 100 4383 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
7
221 (5,04 %) dan terakhir dari kelompok umur 0 23 bulan sebanyak
125 (2,85%) penduduk.
b. Tingkat Pendidikan
Tabel. 3
Data Distribusi Tingkat Pendidikan masyarakat
Kelurahan Wangkanapi Tahun 2017
Tingkat RW RW RW RW Tingkat
Pendidikan Pendidikan
I II III IV masyarakat
masyarakat Kelurahan
No Kelurahan Wangkanapi Tahun
Wangkanapi 2017
Tahun 2017 N % N % N % N % N %
1 Belum sekolah 111 12 89 7 57 6 83 9 340 8,43
2 Tk 31 3 20 2 25 3 29 3 105 2,60
3 SD 144 15 291 24 231 25 191 20 857 21,24
4 SMP 106 11 207 17 161 17,3 149 16 623 15,44
5 SMA 446 47 428 36 341 36,7 360 38 1575 39,05
6 D3 33 3 25 2 19 2,05 31 3 108 2,67
7 PT 84 9 137 11 95 10,2 109 11 425 10,53
Jumlah 955 100 1197 100 929 100 952 100 4033 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
8
c. Jenis Pekerjaan
Tabel. 4
Data Distribusi Berdasarkan Jenis Pekerjaan masyarakat
Kelurahan Wangkanapi Tahun 2017
Jenis RW RW RW RW Jenis Pekerjaan
Pekerjaan Penduduk
II III IV
Kelurahan
No Penduduk I Wangkanapi
Kelurahan N % N % N % N % N %
wangkanapi
1 PNS 62 18 69 17 N % 74 25 232 17,08
2 TNI/Polri 53 15 9 2 19 6 40 13 121 8,91
3 Wirasasta 213 61 321 77 240 82 160 54 934 68,77
Tenaga Magang 71 5,22
4 (Honorer) 22 6 19 5 7 2,39 23 8
Jumlah 350 100 418 100 293 100 297 100 1358 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
9
e. Tangapan Tentang Pelayanan Puskesmas
Tabel. 6
Distribusi Responden Berdasarkan Tangapan Tentang
Pelayanan Puskesmas masyarakat Kelurahan Wangkanapi Tahun
2017
Tangapan RW RW RW RW Tangapan
masyarakat masyarakat
I II III IV tentang
No tentang pelayanan
pelayanan puskesmas
puskesmas
N % N % N % N % N %
1 Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Cukup 56 26 210 60 226 65 177 63 669 55,93
3 Baik 156 74 141 40 124 35 106 37 527 44,06
Jumlah 212 100 351 100 350 100 283 100 1196 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
Tabel. 7
Distribusi Akses pelayanan kesehatan
No Pelayanan RW RW RW RW
Kesehatan I II III IV
N % N % N % N %
10
Tenaga
1 Kesehatan 240 95.6 316 95.7 231 93.5 247 99.1
Tradisional
2 (dukun atau 6 2.3 5 1.5 5 2 0 0
alternatif)
3 Diobati sendiri 5 1.9 9 2.7 11 4.4 2 0.8
Jumlah 251 100 330 100 247 100 249 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
Tabel. 8
Distribusi Akses pembiayaan kesehatan
Asuransi RW RW RW RW
No Kesehatan I II III IV
N % N % N % N %
1 BPJS / KIS 149 59.1 173 50 109 50.9 159 56.9
Asuransi
2 Swasta 29 11.5 22 6.3 8 3.7 21 7.5
Tidak
3 mengikuti 74 29.3 151 43.6 97 45.3 99 35.4
sama sekali
Jumlah 252 100 346 100 214 100 279 100
Sumber :Datap Primer Survey Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
11
Dari table di atas menunjukan bahwa masyarakat mengikuti
asuransi kesehatan BPJS/KIS pada RW I sebanyak 149 (59,1%),
asuransi Swasta 29 (11,5%), dan tidak mengikuti asuransi sama sekali
74(29,3%), RW II sebanyak 173 (50%), asuransi Swasta 22(6,3%), dan
tidak mengikuti asuransi sama sekali 151 (43,6%), RW III sebanyak
109 (50,9%), asuransi swasta 8 (3,7%) tidak mengikuti asuransi sama
sekali 97 (26,9%), RW IV sebanyak 159(56,9%), dan tidak mengikuti
asuransi sama sekali 99 (35,4).
Tabel. 9
Rencana pertolongan persalinan Ibu hamil
Rencana RW RW RW RW
No penolong I II III IV
persalina N % N % N % N %
n ibu
hamil
1 Dokter 18 43 22 56 1 4 3 11
2 Bidan 24 57 13 33 23 85 20 74
3 Dukun 0 0 3 8 3 11 4 15
Sendiri/
4 0 0 1 3 0 0 0 0
keluarga
Jumlah 42 100 39 100 27 100 27 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
Tabel. 10
Kunjungan Pemeriksaan kehamilan 4 kali pada Ibu hamil
Pemeriksaan RW RW RW RW
No Kehamilan 4 I II III IV
kali N % N % N % N %
1 Ya 89 100 41 80 56 98 68 81
12
2 Tidak 0 0 10 20 1 2 16 19
Jumlah 89 100 51 100 57 100 84 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
Tabel. 12
13
Bayi Berat Badan Lahir Rendah
Bayi RW RW RW RW
No BBLR I II III IV
N % N % N % N %
2500 gram
1 Ya 25 27 7 14 3 10 7 8
2 Tidak 67 73 43 86 28 90 77 92
Jumlah 92 100 50 100 31 100 84 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
14
6. Kunjungan Bayi Dating Dan Di Timbang Di Posyandu
Tabel. 14
Kunjungan D/S Balita Ditimbang 8 Kali
Balita RW RW RW RW
No ditimbang 8 I II III IV
kali di N % N % N % N %
posyandu
1 Ya 90 98 57 89 61 94 69 91
2 Tidak 2 2 7 11 4 6 7 9
Jumlah 92 100 64 100 65 100 76 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
Tabel. 16
15
Pemberian Asi ekslusif 6 bulan pada bayi
No Asi eklusif 6 RW RW RW RW
bulan pada I II III IV
bayi N % n % n % n %
1 Ya 79 91 28 44 30 71 58 64
2 Tidak 8 9 36 56 12 29 33 36
Jumlah 87 100 64 100 42 100 91 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
Tabel. 17
Penggunaan Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana
No Penggunaan RW RW RW RW
alat I II III IV
Kontrasepsi N % N % N % n %
1 Ya 76 40 76 33 55 46 71 31
2 Tidak 112 60 152 67 65 54 159 69
Jumlah 188 100 228 100 120 100 230 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
Tabel. 19
Penggunaan Penggunaan Garam Beryodium
Penggunaan RW RW RW RW
No garam I II III IV
beryodium N % N % N % n %
1 Ya 252 100 344 100 250 100 272 99
2 Tidak 0 0 1 0 1 0 2 1
Jumlah 252 100 345 100 251 100 274 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
c. Surveilans Penyakit
1. Surveilans Penyakit yang di derita masyarakat 3 bulan
terakhir
Tabel. 20
2.
Surveilans Penyakit
Penyakit di derita RW RW RW RW Kelurahan
No masyarakat 3 bulan Wangkanapi
I II III IV
terakhir N % N % N % N % N %
1 Batuk pilek 52 63 73 69,5 91 48,4 106 65,8 322 63,51
2 Diare 5 6 1 0,95 12 6,38 5 3,11 23 4,53
3 Hipertensi (Darah Tinggi) 11 13 17 16 36 19 20 12 84 16,56
4 Demam Berdarah 1 1 1 1 0 0 3 2 5 0,98
5 TBC(Flek paru) 2 2 0 0 2 1 2 1 6 1,18
6 Demam Tifus 0 0 0 0 4 2 1 1 5 0,98
7 Gatal-gatal 6 7 2 2 21 11 5 3 5 0,98
8 Campak (Gabagen) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Hepatitis 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0,19
10 Varicella (Cacar Air) 0 0 0 0 6 3 0 0 6 1,18
Diabetes Mellitus (Penyakit 40 7,88
11 Gula) 5 6 11 10 11 6 13 8
12 Pneumoni (Balita) 0 0 0 0 4 2 6 4 10 1,97
Jumlah 82 100 105 100 188 100 161 100 507 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
Tabel. 22
Penyediaan Air Bersih
RW RW RW RW
Penyediaan
No I II III IV
Air Bersih
N % n % N % N %
1 Sumur 77 31 149 41 112 42 51 18
2 PDAM 171 68 207 58 147 55 225 80
3 Lainnya 3 1 4 1 6 2 7 2
Jumlah 251 100 360 100 265 100 283 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
20
3. Kualitas Air Bersih Masyarakat
Tabel. 23
Kualitas Air Bersih masyarakat
RW RW RW RW
Kualitas Air
No I II III IV
Bersih
N % N % N % N %
tidak berbau berasa
1 dan berwarna (jernih) 237 94 314 89 228 90 267 96
tidak berasa berbau
2 dan keruh 8 3 26 7 14 6 4 1
3 lainnya 7 3 11 3 10 4 6 2
Jumlah 252 100 351 100 252 100 277 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
Tabel. 24
Pembuangan Air Limbah Kamar Mandi
RW RW RW RW
Pembuangan I II III IV
No
limbah
N % N % N % N %
1 Tergenang di 5 2 93 35,6 5 2,56 36 13
pekarangan
2 Ke selokan/sungai 33 13 26 10 32 16 49 18
3 Dibuatkan sarana
pembuangan 208 85 142 54 158 81 191 69
khusus/SPAL
Jumlah 246 100 261 100 195 100 276 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
21
selokan /Got sebanyak 33 (13%) dan di biarkan tergenang di
pekarangan rumah sebanyak 5 rumah (2 %). RW II dibuatkan
SPAL sebanyak 142 rumah (54%), di buang ke selokan /Got
sebanyak 26 (10%) dan di biarkan tergenang di pekarangan
rumah sebanyak 93 rumah 35,6 %), RW III dibuatkan SPAL
sebanyak 158 rumah (81%), di buang ke selokan /Got sebanyak
32 (16%) dan di biarkan tergenang di pekarangan rumah
sebanyak 5 rumah (2,56%), RW IV dibuatkan SPAL sebanyak
191 rumah (69%), di buang ke selokan /Got sebanyak 49 (18%)
dan di biarkan tergenang di pekarangan rumah sebanyak 36
rumah (13%).
Tabel. 25
Pembuangan Sampah Rumah Tangga
Pembuangan RW RW RW RW
No sampah rumah I II III IV
tangga n % n % n % n %
Tersedia tempat
1 pembuangan sampah 48 40 126 64 67 51 34 24
yang tertutup
Tersedia tempat
2 pembuangan sampah 65 54 62 31 58 44 29 20
yang tidak tertutup
3 Tidak tersedia 8 7 9 5 7 5 80 56
Jumlah 121 100 197 100 132 100 143 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
22
Tabel. 26
Pembuangan Sampah Pekarangan
Pembuangan RW RW RW RW
No sampah I II III IV
pekarangan
N % N % n % n %
1 Tersedia 201 80 157 45 184 74 130 47
3 Tidak tersedia 51 20 190 55 66 26 146 53
Jumlah 252 100 347 100 250 100 276 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
25
1 Tanah pada seluruh ruang / 7 3 10 2,87 11 4,3 6 2,21 34 3,02
kamar 5
2 Plester/semen pada sebagian 6 2 22 6,32 42 16, 14 5,15 84 7,46
ruang / kamar, sebagian 6
tanah
Plester/semen pada selruh 420 37,3
3 ruangan 137 54 103 30 104 41 76 28
0
4 Ubin/keramik pada sebagian 193 17,1
ruang/kamar 69 27 46 13 23 9 55 20
4
5 Ubin/keramik pada seluruh 325 28,8
ruangan 29 11 139 40 57 23 100 37
6
6 Lainnya 5 2 28 8 16 6 21 8 70 6,22
Jumlah 253 100 348 100 253 100 272 100 1126 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
26
tidur. RW II terdapat 276 (79 %) rumah yang terang dan tidak
lembab. ada tidak terang dan lembab terdapat 62 (18%) dan
sudah tidak ada rumah yang tidak memiliki kamar tidur. RW III
terdapat 206 (82%) rumah yang terang dan tidak lembab. ada
tidak terang dan lembab terdapat 43 (17%) dan tidak ada ruang
tidur sama sekali terdapat 3(1%). RW IV terdapat 233 (85%)
rumah yang terang dan tidak lembab. ada tidak terang dan
lembab terdapat 33 (12%) dan tidak ada ruang tidur sama sekali
terdapat 9(3%).
Tabel. 32
Langit-Langit Rumah
RW RW RW RW
No Langit-langit rumah I II III IV
N % N % N % N %
1 Asbes 41 16 15 4 18 7 9 3
2 Triplex 194 77 194 56 105 44 181 66
3 Anyaman bambu 3 1 7 2 20 8 4 1
4 Tanpa langit-langit 14 6 133 38 98 41 80 29
Jumlah 252 100 349 100 241 100 274 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
27
menggunakan anyaman bambu dan 80 (29%) rumah tidak
menggunakan langit- langit atau plafon rumah.
e. Perilaku
1. Perilaku Merokok
29
Tabel. 36
Perilaku Merokok
RW RW RW RW
Perilaku I II III IV
No
Merokok
N % N % n % n %
1 Ya 149 59 199 57 125 53 167 61
2 Tidak 103 41 151 43 113 47 109 39
Jumlah 252 100 350 100 238 100 276 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
Perilaku mencuci RW RW RW RW
tangan dengan I II III IV
No
sabun sebelum
makan N % N % N % N %
30
mencuci tangan dengan sabun sebelum makan sebanyak 249
(99%) dan Perilaku tidak mencuci tangan dengan sabun
sebelum makan sebanyak 3(1%), RW II Perilaku mencuci
tangan dengan sabun sebelum makan sebanyak 155(76%) dan
Perilaku tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
sebanyak 82(24%), RW III Perilaku mencuci tangan dengan
sabun sebelum makan sebanyak 235(96%) dan Perilaku tidak
mencuci tangan dengan sabun sebelum makan sebanyak 11(4%),
RW IV Perilaku mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
sebanyak 198(74%) dan Perilaku tidak mencuci tangan dengan
sabun sebelum makan sebanyak 71(26%)
Perilaku gosok RW RW RW RW
No gigi 2 kali I II III IV
sehari n % n % n % n %
1 Ya 252 100 333 95 239 98 261 94
2 Tidak 0 0 18 5 5 2 16 6
Jumlah 252 100 351 100 244 100 277 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
No Perilaku minum RW RW RW RW
Miras/ Narkoba
I II III IV
31
N % N % N % N %
1 Ya 1 0 64 18 25 10 20 7
2 Tidak 251 100 283 82 220 90 257 93
Jumlah 252 100 347 100 245 100 277 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
Tabel. 40
Perilaku PSN (Pemberantasan sarang Nyamuk 1 minggu sekali)
Perilaku PSN RW RW RW RW
(Pemberantasan I II III IV
No
sarang Nyamuk
N % n % N % n %
1 minggu sekali
1 Ya 242 96 203 58 180 77 110 39
2 Tidak 10 4 147 42 53 23 172 61
Jumlah 252 100 350 100 233 100 282 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
33
tidak melakukan, RW IV Iterdapat 172(62%) melakukan dan
104 (38%) tidak melakukan
Tabel. 43
Perilaku Buang Air Besar Di Jamban
Perilaku RW RW RW RW
Buang Air I II III IV
No
besar di
jamban N % N % N % N %
1 Ya 252 100 348 100 241 98 273 99
2 Tidak 0 0 0 0 4 2 3 1
Jumlah 252 100 348 100 245 100 276 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
Tabel. 44
Perilaku cuci tanga pakai sabun setelah BAB
Perilaku cuci RW RW RW RW
tanga pakai I II III IV
No
sabun setelah
BAB N % N % N % N %
Tabel. 45
Perilaku Membuang Sampah Pada Tempatnya
Perilaku RW RW RW RW
membuang I II III IV
No
sampah pada N % N % N % N %
tempatnya
1 Ya 252 100 273 79 243 100 194 71
2 Tidak 0 0 73 21 1 0 79 29
Jumlah 252 100 346 100 244 100 273 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
Tabel. 46
Bahan Makanan Di Cuci Sebelum Di Masak
bahan RW RW RW RW
makanan di I II III IV
No
cuci sebelum n % n % n % n %
di masak
1 Ya 252 100 349 100 239 98 276 100
2 Tidak 0 0 0 0 4 2 1 0
Jumlah 252 100 349 100 243 100 277 100
35
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
36
65(26%), Kemudian pada RW IV yang melakukan yaitu
sebanyak 142(52%), tidak melakukan 133(48%).
Tabel. 49
Perilaku Membuka Jendela Saat Pagi Hari Atau Minimal Setengah Hari
Perilaku membuka RW RW RW RW
jendela saat pagi hari
No atau minimal
I II III IV
setengah N % n % n % n %
10
1 Ya 230 289 76 235 96 184 67
0
37
2 Tidak 0 093 24 10 4 92 33
Jumlah 230
10 382 10 245 100 276 100
0 0
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
Tabel. 50
Perilaku Sampah Dibuang Setelah Di Pilah Sesuai Jenis
Sampah RW RW RW RW
dibuang
No setelah di I II III IV
pilah sesuai
jenis N % N % N % N %
1 Ya 65 28 9 2 82 34 86 31
2 Tidak 165 72 364 98 162 66 189 69
Jumlah 230 100 373 100 244 100 275 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
38
jenisnya dan 364(98%) masyarakat yang membuang sampah
sebelum dipilah sesuai jenisnya. RW III terdapat 82(34%)
masyarakat yang membuang sampahnya setelah dipilah sesuai
jenisnya dan 162(66%) masyarakat yang membuang sampah
sebelum dipilah sesuai jenisnya. RW IV terdapat 86(31%)
masyarakat yang membuang sampahnya setelah dipilah sesuai
jenisnya dan 189(69%) masyarakat yang membuang sampah
sebelum dipilah sesuai jenisnya.
f. Ekonomi
1. Rata-Rata Penghasilan Seluruh Anggota Keluarga Dalam Satu
Bulan
Tabel. 51
Rata-Rata Penghasilan Seluruh Anggota Keluarga Dalam Satu Bulan
Rata-rata RW RW RW RW
penghasilan
No seluruh anggota I II III IV
keluarga dalam n % N % n % N %
satu bulan
1 < 800 per bulan 59 26 55 15 66 27 60 22
2 800 per bulan 42 18 90 24 38 15 58 21
3 > 800 per bulan 129 56 228 61 143 58 161 58
Jumlah 230 100 373 100 247 100 279 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
Keamana
RW RW RW RW
No Lingkungan I II III IV
tempat tinggal n % n % n % n %
1 Ya 227 99 354 95 223 92 241 92
2 Tidak 3 1 18 5 20 8 22 8
Jumlah 230 100 372 100 243 100 263 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
Tabel. 55
Moda Transportasi Digunakan Ke Luar Kota
Moda RW RW RW RW
transportasi I II III IV
No digunakan
ke luar kota n % N % n % n %
1 Sepeda 71 34,3 1 0,27 0 0 2 0,78
2 sepeda 125 60,39 327 87 183 78,9 223 87,5
41
motor
h. Kesehatan Remaja
1. Kebiasaan Remaja Menggunakan Waktu Sengang
Tabel. 56
kebiasaan remaja menggunakan waktu sengang
kebiasaan RW RW RW RW
remajamengg I II III IV
No unakan waktu
sengang n % n % n % n %
1 Pengangguran 27 34,62 42 25,5 8 5,26 13 12
2 hal positif 50 64,1 120 72,7 121 79,6 88 81,5
3 Lainnya 1 1,28 3 1,82 23 15,1 7 6,48
Jumlah 78 100 165 100 152 100 108 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
42
Pada table diatas menunjukan kebiasaan remaja
menggunakan waktu sengang adalah pada RW I remaja
menggangur sebanyak 27 (3,62%), remanja menggunakan
waktu senggang dengan hal positif sebanyak 50 (64,1%), dan
kegiatan lain sebanyak 1 (1,28%). Pada RW II remaja
menggangur sebanyak 42 (25,5%), remanja menggunakan
waktu senggang dengan hal positif sebanyak 120 (72,7%), dan
kegiatan lain sebanyak 3 (1,82%). Kemudian Pada RW III
remaja menggangur sebanyak 8 (5,26%), remanja menggunakan
waktu senggang dengan hal positif sebanyak 121 (79,6%), dan
kegiatan lain sebanyak 23 (15,1%). Sementara Pada RW IV
remaja menggangur sebanyak 13 (12%), remanja menggunakan
waktu senggang dengan hal positif sebanyak 88 (81,5%), dan
kegiatan lain sebanyak 7 (6,48%).
Tabel. 57
Mendapatkan pendidikan seks bebas, narkoba oleh tenaga kesehatan
mendapatkan RW RW RW RW
pendidikan
seks bebas, I II III IV
No narkoba oleh
tenaga
N % n % n % n %
kesehatan
1 Pernah 76 96,2 44 24 82 53,9 33 30,6
3 Tidak 3 3,79 139 76 70 46,1 75 69,4
Jumlah 79 100 183 100 152 100 108 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
43
Pada table diatas menjelaskan bahwa remaja pernah
mendapatka pendidikan dan penyuluhan masalah seks bebas,
bahaya narkba oleh tenaga kesehatan adalah pada RW I
sebanyak 76 (96,2%) pernah mendapatkan, 3 (3,79%) belum
pernah. Sementara pada RW II sebanyak 44 (24%) pernah
mendapatkan, 139 (76%) belum pernah. Kemudian RW III
sebanyak 82 (53,9%) pernah mendapatkan, 70(46,1%) belum
pernah, dan pada RW IV terdapat 33(30,6%) pernah
mendapatkan, dan75 (69,4%) belum pernah mendapatka
pendidikan dan penyuluhan masalah seks bebas, bahaya narkba
oleh tenaga kesehatan.
Tabel. 58
Sikap remaja bila menghadapi masalah
RW RW RW RW
sikap remaja bila
No menghadapi masalah I II III IV
N % N % n % N %
Berbicara dengan orang 86 85,15 74 41,8 128 88,3 42 38,9
1 tua dan keluarga
44
Pada table diatas menunjukan sikap remaja
menghadapi maslah adalah pada RW I berbicara dengan orang
tua sebanyak 86 (85,15%), berbicara ke teman 4 (3,96%),
memilih diam saja 11 (10,89%). Sementara pada RW II
berbicara dengan orang tua sebanyak 74 (41,8%), berbicara ke
teman 19 (10,7%), memilih diam saja 84 (47,5%). Kemudian
pada RW III berbicara dengan orang tua sebanyak 128 (88,3%),
berbicara ke teman 9 (6,21%), memilih diam saja 7(4,83%) dan
mengalihkan ke prilaku negatif sebanyak 1 (0,69%). Pada RW
IV berbicara dengan orang tua sebanyak 42(38,9%), berbicara
ke teman 1 (0,93%), memilih diam saja 65(60,2%).
Tabel. 59
Remaja pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan oleh petugas
kesehatan dalam 6 bulan terakhir
remaja pernah RW RW RW RW
mendapakatkan
penyuluhan
I II III IV
No kesehatan oleh N % N % N % N %
petugas kesehatan
dalam 6
bulan terakhir?
1 Ya 52 57 32 17 22 16 12 12
2 Tidak 39 43 153 83 117 84 90 88
Jumlah 91 100 185 100 139 100 102 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
45
Pada table diatas remaja pernah mendapakatkan
penyuluhan kesehatan oleh petugas kesehatan dalam 6 terakhir
adalah pada RW I pernah sebanyak 52 (57%), tidak pernah 39
(43%), Sementara pada RW II pernah sebanyak 32 (17%), tidak
pernah 153 (83%). Kemudian pada RW III pernah sebanyak 22
(16%), tidak pernah 117 (84%), dan pada RW IV pernah
sebanyak 12 (12%), tidak pernah 90(88%)
i. Kesehatan Lansia
1. Posyandu Lansia Di Tempa Anda
Tabel. 60
Mengetahui adanya Posyandu Lansia
terdapat RW RW RW RW
Posyandu I II III IV
No Lansia di
Tempat N % N % N % N %
1 Ya 117 69 42 29 54 30 56 66
2 Tidak 52 31 101 71 128 70 29 34
Jumlah 169 100 143 100 182 100 85 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
Tabel. 61
Apakah Lansia Memanfaatkan Posyandu Lansia
Apakah Lansia RW RW RW RW
No memanfaatkan I II III IV
posyandu lansiaN % N % N % N %
1 Ya 91 54 20 38 61 27 38 42
2 Tidak 78 46 32 62 166 73 52 58
Jumlah 169 100 52 100 227 100 90 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
47
Tabel. 62
Penyakit apakah yang pernah dialami oleh lansia
RW RW RW RW Penyakit
Penyakit apakah yang di
I II III IV alami lansi
yang pernah
No dialami oleh Kelurahan
lansia Wangkanapi
N % N N % % N % N %
66 68,75 31 63,3 44 51, 38 71,7 63 0,32
1 Rematik
8
Hipertensi 27 28,13 15 30,6 40 47, 12 22,6 128 0,65
2 (Darah tinggi) 1
3 TBC 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0
4
Diabetes Melitus
1 1 3 6 1 1 3 6 6 0,03
(Kencing Manis)
Jumlah 96 100 49 100 85 100 53 100 197 100
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
j. Kesehatan Jiwa
1. Penangganan Penderita Gangguan Jiwa Dirawat Dan
Mendapatkan Pengobatan.
Tabel. 63
Penderita ganguan jiwa dirawat dan mendapatkan pengoobatan
penderita ganguan jiwa RW RW RW RW
dirawat dan
No I II III IV
mendapatkan
pengoobatan n % N % n % N %
1 Ya 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Tidak 1 100 0 0 1 100 0 0
Jumlah 1 100 0 0 1 100 0 0
Sumber : Data Primer Survei Mawas Diri Puskesmas Wolio April 2017
48
C. Pembahasan
1. Akses pelayanan dan pembiayaan kesehatan
a. Akses Pelayanan Kesehatan
Dari table 7 diatas terlihat bahwa akses pelayanan kesehatan
masyarakat Kelurahan Wangkanapi adalah pada RW I yang
memperoleh pengobatan melalui akses tenaga kesehatan sebanyak
240 (95,6%), akses dukun atau tenaga alternative sebanyak 6
(2,3%), dan berobat sendiri 5 (1,9%), RW II memperoleh
pengobatan akses tenaga kesehatan sebanyak 316 (95,7%), akses
dukun atau tenaga alternative sebanyak 5 (1,5%), dan berobat
sendiri 9(2,7%), RW III memperoleh pengobatan akses tenaga
kesehatan sebanyak 231 (93,5%), dan berobat sendiri 5 (2%), RW
IV memperoleh pengobatan akses tenaga kesehatan sebanyak 247
(99,1%), dan berobat sendiri 2(0,8%).
Diketahui bersama bahwa akses pelayanan kesehatan
merupakan hal terpenting bagi masyarakat memperoleh pengobatan
bila saja terjadi sakit, akses pelayanan dikatakan baik bila mana
dari segi mendapatkannya cukup mudah dengan jarak relative
dekat dan tersedia moda transportasi yang memadai, dan dari hasil
49
survey diatas menunjukan sikap masyarakat kelurahan Wangkanapi
untuk memperoleh pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan
tenaga kesehatan sudah sangat baik, memanfaatkan tenaga
kesehatan dalam memperoleh pengobatan dan kesembuhan
penyakit yang diderita.
50
pada bayi yang di lahirkan, telah banyak kasus ibu bersalin yang
tidak ditangani oleh tenaga kesehatan mengalami resiko kematian
dan di Kelurahan Wangkanapi masih di temukan ibu hamil
melahirkan di tolong oleh tenaga dukun yaitu pada RW III , hal ini
sangat beresiko meskipun dukun sudah berpengalaman namun dari
segi medis tenaga dukun tidak mempunyai keahlian dan
kompetensi dalam hal penanganan kedaruratan kasus bumil resti,
oleh sebab itu di harapkan kepada seluruh masyarakat utamanya
keluarga yang memiliki ibu hamil agar merencanakan proses
bersalin dengan mengunakan jasa tenaga kesehatan serta
memanfaatkan sarana fasyankes yang ada dalam proses persalinan
ibu hamil.
b. Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan 4 Kali Pada Ibu Hamil
53
anak, RWII ada 3 (8%) anak, RW III ada 3(5%) anak, dan RW IV
terdapat 3 anak (4%). Berdasarkan hasil survey wawancara
umumnya para ibu engan mengimunisasi anaknya disebabkan usai
imunisai akan terjadi demam, masalah ini dapat di atasi dengan
memberikan informasi jelas terhadap masyarakat tentang maanfaat
dan dampak yang di timbulkan bila mana anaknya tidak di beri
imunisasi lengkap dengan memberikan pemahaman keamanan dan
penangganan reaksi paska imunisasi. Imunisasai berpengaruh besar
terhadap status kesehatan masyarakat suatu wilayah bila mana
terjadi 1 kasus campak di suatu wilayah itu merupakan ancaman
wabah bagi seluruh anak di wilayah tersebat oleh sebab itu untuk
masalah imuinsai di kelurahan Wangkanapi perlu di tingkatkan
dengan kegiatan swiping dan tindakan persuasive lainnya.
54
g. Kasus Balita Gizi Buruk/BGM
Dari table 15 diatas menunjukan jumlah kunjungan 8 kali
balita di posyandu pada RW I sebanyak 90 anak (98%) dan 2
anak (2%) tidak cukup 8 kali. RW II 57 anak dengan 8 kali
kunjungan (89%) dan 7 (11%) anak tidak berkunjung sebanyak
8 kali. Pada RW III ada 61 (94%) anak berkunjung 8 kali dan 4
(6%) anak tidak berkunjung sebanyak 8 kali. RW IV terdapat
69(91%) anak berkunjung 8 kali dan 7 (9%) anak tidak
berkunjung 8 kali.
55
anak penderita gizi buru pada pusat pemulihan gizi (PPG) pada
pelayanan kesehatan ibu dan anak di puskesmas.
57
menjangkau rahim. Dengan demikian alat kontrasepsi dapat
diartikan alat untuk mencegah kehamilan. Dan untuk masyarakat
Kelurahan Batulo, pasangan usia subur yang tidak menggunakan
alat kontrasepsi adalah sebagi berikut pada RW I terdapat
112(60%) PUS, RW II terdapat 152 (67%) PUS, RW III terdapat 65
(54%) PUS, RW IV terdapat 159 (69%) PUS.
Dari hasil survey ini menunjukan kesadaran masyarakat
Kelurahan Wangkanapi masih sangat kurang tentang penggunaan
alat kontrasepsi. Pengaturan dan perencanaan kehamilan dalam
sebuah keluarga sangatlah penting selain menjaga kesehatan ibu
juga mempunyai dampak besar terhadap daya tumbuh kembang
anak, kecukupan gizi anak, kualitas pendidikan anak yang baik
sehingga perencanaan kesejahteraan keluarga dapat terwujud. Oleh
sebab itu promosi tentang penggunaan alat kontrasepsi perlu di
tingkatkan lagi dengan memberikan pengetahuan dan pemahaman
pentingnya penggunaan alat kontrasepsi bagi pasangan usia subur
masrakat Kelurahan Wangkanapi.
58
konsumsi gizi dan kecukupan gizi. Konsumsi kurang dan konsumsi
lebih akan menyebabkan gizi lebih dimana keadaan ini akan
menyebabkan timbulnya suatu penyakit.
Selain itu juga karena terjadinya pergeseran gaya hidup
akibat pengaruh urbanisasi, globalisasi dan industialisasi
mengakibatkan sebagian masyarakat Indonesia cederung menyukai
makanan siap santap yang kandungannya gizinya tidak seimbang
yaitu mengandung lemak dan garam tinggi namun rendah serat.
Seseorang dikatakan melakukan pola makan seimbang bila mana ia
mengkonsumsi makanan seimbang antara zat tenaga, zat
pembangun, dan zat pengatur dan dapat di peroleh dengan
menerapkan pola makan seimbang cukup protein, cukup
karbohidrat, vitamin dan serat.
Dan bedasarkan hasil survey pola makan masyarakat
Kelurahan Wangkanapi dalam mengkonsumsi aneka ragam menu
makanan adalah sudah sangat baik terlihat dari 250 (99%)
masyarakat Pada RW I melakukan, RW II 311(99%) melakukan,
RW III 200 (79%) melakukan, RW IV 272 (99%) mengkonsumsi
aneka ragam makanana menu seimbang.
59
memenuhi standard nasional Indonesia (SNI) antara lain
mengandung yodium sebesar 30 80 ppm (Depkes RI, 2000)
Garam beryodium di wajibkan dikonsumsi seluruh
pendududk baik di daerah endemic maupun di daerah bukan
endemic. Konsumsi garam beryodium rata rata per orang
perhari 10 gram dan kebutuhan ion yodium sebesar 150 -200
mikgrogram perorang perhari. Dan pada hasil survey
penggunaaan garam beryodium masyarakat Kelurahan
Wangkanapi adalah sudah sangat baik rata rata diatas 90 %
masyarakat menggunakan garam beryoduim.
3. Surveilans Penyakit
a. Surveilans Penyakit Yang Di Derita Masyarakat 3 Bulan
Terakhir
Dari table 20 di atas menunjukan penyakit yang di derita
masyarakat Kelurahan Wangkanapi 3 bulan terakhir dari 507
penderita penyakit yang ada 322 (63,51%) penduduk menderita
penyakit Batuk dan pileks, di susul penyakit Hipertensi sebanyak
84 (16,56%) penderita, 40(7,88%) menderita Diabetes millietus,
penyakit Diare sebanyak 23 (4,53%) penderita, dan 10 balita
(1,97%) menderita penyakit Pneumoni (Balita). TBC/ paru dan
penyakit cacar air sebanyak 6 (1,18%), Hepatitis 1 (0,19%),
Demam tipus 5 (0,98%), Demam berdarah , gatal gatal pada
kulit dan demam tifus sebanyak 5(0,98%), Hepatitis sebanyak
1(0,19%).
Surveilaens penyakit adalah suatu kegiatan pengamatan
penyakit yang dilakukan secara terus menerus dan sistimatis
terhadap kejadian dan distribusi penyakit serta factor-factor yang
mempengaruhinya pada masyarakat sehingga dapat dilakukan
penanggulangan untuk dapat mengambil tindakan efektif.
Tujuan Surveilans adalah untuk pencegahan dan
pengendalian penyakit dalam masyarakat, sebagai upaya deteksi
dini terhadap kemungkinan terjadinya kejadian luar biasa (KLB),
memperoleh informasi yang di perlukan bagi perencanaan dalam
hal pencegahan, penangguangan maupun pemberantasan pada
berbagai tingkat administrative ( Depkes RI 2004).
60
Dan berdasarkan hasil survey epodemiologi penyakit yang
diderita masyarakat Kelurahan Wangkanapi pada 3 bulan terakhir
adalah :
1. Penyakit terbanyak di derita adalah penyakit batuk pilek
sebanyak 322 (63,51%), penyakit batuk pilek merupakan
penyakit yang di sebabkan oleh virus influenza menyerang
pada seserang dengan kondisi anti bodi yang menurun, selain
itu batuk flu paling banyak disebabkan oleh pengaruh
lingkungan yang buruk, polusi udara dan debu berkontribusi
sebangai penyebab utama terjadinya batuk dan flu, kondisi
perumahan yang lembab dan perubahan musim berpengaruh
terhadap terjadinya penyakit batuk dan flu, mengingat cukup
besarnya penyakit batuk dan flu ini ada sekitar 63 %
masyarakat mengalaminya maka di harapakan kepada
masyarakat agar selalu menjaga kondisi fisik meningkatkan
daya tahan tubuh dengan gizi yang cukup dan menghindari
fakror penyebab terjadinya batul pilek.
2. Penyakit terbanyak kedua adalah penyakit Hipertensi 84
(16,56%) penderita, penyakit Hipertensi atau tekanan darah
tinggi adalah kondisi kronis dimana tekanan darah pada
dinding arteri (pembulu darah) meningkat, penyakit
Hipertensi merupakan penyakit degenerative yang timbul
karena pola hidup, selain bersumber dari pola makan yang
salah, tinggi lemak dan garam, kurang makan buah dan sayur
jarang berolah raga serta pengaruh minuman beralkohol ,
dapak dari penyakit Hipertensi adalah penyakit jantung dan
strok. penyakit Hipertensi di pengaruhi pula pengelolaan stres
dan manejemen pola pikir seseorang, penyakit Hipertensi
dapat di cegah dengan menerapkan pola hidup sehat, makan
makan sehat dan rutin melakukan aktifitas fisik berolah raga
dan bersosialisasi dengan sesama dan di harapkan kepada
seluruh masyarakat utamanya penderita agar lebih
memanfaatkan puskesmas untuk mendapatkan pengobatan
selain itu diharapkan pula agar selalu menerapkan pola hidup
sehat sebagaimana dimaksudkan pada penjelasan diatas.
61
3. Penyakit terbanyak ke tiga yang di alami oleh masyarakat
Kelurahan Wangkanapi adalah penyakit Diabetes Miletus,
dari hasil survey terdapat 23 (4,53%) penderita.
Penyakit Diabetes Melitus menurut WHO adalah suatu
penyakit Kronis yang terjadi apabila pankreas tidak
memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang cukup.
Ketidak mampuan tersebut mengakibatkan terjadinya
peningkatan kadar glukosa dalam darah atau disebut dengan
hiperglikemia.
Penyakit Diabetes ada bermacam-macam yaitu
Diabetes tipe I dan Diabetes tipe II. Umumnya penanganan
diabetes tahap awal dilakukan dengan mengubah gaya hidup
dengan menjadi lebih sehat, baik dari segi konsumsi makanan
hingga aktifitas fisik sehari-hari. Jika mengubah gaya hidup
ternyata tidak berhasil maka akan diberikan obat-obatan
tertentu. Pemberian obat tersebut sangat tergantung dengan
tipe diabetes yang diderita, sudah berapa lama mengidap
penyakit diabetes hingga komplikasi diabetes yang sudah
terjadi.
4. Penyakit terbanyak ke empat yang di diderita masyarakat
Kelurahan Wangkanapi adalah penyakit Diare, dari hasil
survey terdapat 23 (4,53%) penderita.
Penyakit Diare menurut WHO adalah buang air besar dengan
konsisten cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu
hari (24 jam). Penyakit Diare lebih disebabkan karena bakteri
yaitu bakteri Escericia Coli atau salmonella tiphosa, penyakit
Diare bisa terjadi kerena perilaku yag tidak sehat seperti
makan tidak mencuci tangan dengan sabun, minum air mentah
atau tidak dimasak lebih dulu, makanan yang telah di
hinggapi lalat atau kecoak dan keracunan makanan, penyakit
Diare adalah penyakit menular dan dapat menular melalui air
dan makanan, tangan yang kotor, dan terkena tinja penderita
diare. Penyakit Diare sangat berbahaya dapat menimbulkan
kematian bila mana tidak ditangan dengan segera utamanya
pada anak. Oleh sebab itu diharapkan kepada masyarakat
Kelurahan Wangkanapi agar lebih menjaga kebersihan baik
62
diri, makanan dan lingkungan dan segera ke fasyankes bila
mana terjadi sakit diare.
5. Penyakit terbanyak yang diderita ke lima oleh masyarakat
Kelurahan Wangkanapi adalah penyakit Pneumoni balita.
Pada RW III terdapat 4 (2%) dan pada RW IV terdapat 6
(4%). Penyakit pneumoni merupakan penyakit infeksi
disebkan oleh bakteri stapylococus pneumonieae,
haemophiilus influenza, mycoplasma pneumoniea dan dapat
pula disebabkan oleh virus influenza. Penyakit pneumoni
sering menyerang anak bayi dan balita namun juga dapat di
temukan pada orang dewasa dan usia lanjut. Pneumoni adalah
infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang menyebabkan
kemampuan menyerap oksigen berkurang, kekurangan
oksigen menyebabkan sel sel tubuh tidak berfungsi dengan
baik dan penyakit pneumoni sangat berbahaya karna dapat
menyebabkan kematian.
Menurut survey kesehatan rumah tangga tahun 2002 penyakit
saluran napas merupakan penyebab kematian no 2 di
Indonesia oleh sebab itu di harapkan kepada masyarakat
Kelurahan Wangkanapi agar segera melakukan pengobatan
bagi pendertia dengan menafaatkan sarana kesehatan yang
ada.
6. Penyakit terbanyak ke enam yang di derita oleh masyarak
Kelurahn Wangkanapi adalah penyakit TBC Paru dan cacar
air sebanyak 6 (1,18%) penderita. Penyakit TBC paru adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium
tuberculosis, penyakit ini ditularkan dari penderita TBC aktif
yang batuk dan mengeluarkan titik titik kecil air liur dan
terinhalasi oleh seseorang sehat yang tidak memiliki
kekebalan tubuh terhadap penyakit ini.
Penyakit TBC termaksud dalam 10 besar penyebab
kematian di dunia data WHO tahun 2015 indonesia termasuk
dalam 6 besar Negara dengan kasus TBC terbanyak. Penyakit
TBC dapat di sembuhkan dengan mengkonsumsi antibiotic
atau obat paket dalam beberapa waktu dan pencegahan yang
paling utama adalah melalui vaksisnasi imunisasi pada anak
yaitu vaksinasi BCG (bacillus Calmette Guerin) wajib di
63
berikan seblum bayi berusia 2 bulan. Penyakit TBC dapat di
kendalikan dengan menjaga klualitas lingkungan perumahan,
perumahan yang memenuhi syarat adalah cukup sirkulasi
udara dan cukup sinar matahari masuk dalam rumah, kuman
TBC mati bila terkena sinar matahari dan mati pada ruangan
yang tidak lembab.
Oleh sebab itu di sarankan kepada seluruh
masyarakat Kelurahan Wangkanapi agar lebih memanfaatkan
posyandu memvaksinasi bayi dan menghindari factor resiko
tertular dengan meningkatkan status gizi dan meningkatkan
kulitas lingkungan perumahan sehat.
Penyakit ke enam terbanyak ke dua adalah
penyakit cacar, penyakit cacar atau secara medis di kenal
dengan sebutan Varisela umumnya di derita oleh anak berusia
di bawa 10 tahun, penyakit ini juga bias menyerang orang
dewasa dan umumnya gejala yang muncul lebih berat dari
anak anak, penyakit cacar disebabkan oleh virus varicella
zoster ditandai dengan munculnya ruam pada kulit bintik
merah berisi cairan dan gatal terkelupas dalam waktu 7
sampai 14 hari penyakit cacar dapat di cegah dengan
vaksinasi pada program imunisasi oleh sebab itu di harapkan
kepada masyarakat Kelurahan Wangkanapi agar lebih
memanfaatkan posyandu.
7. Penyakit terbanyak ke tujuh yang diderita masyrakat
Kelurahan Wangkanapi adalah penyakit Demam berdarah ,
gatal-gatal, demam tifus sebanyak 5 (0,98%) penderita dan
penyakit Hepatitis diderita sebanyak 1 (0,19%) penderita.
Penyakit Demam berdarah atau penyakit demam dengue
disebabkan oleh virus dengue yang penyebaranya disebabkan
oleh gigtan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus, ke
dua jenis nyamuk ini banyak hidup di daerah padat penduduk
misalnya daerah perkotaan beriklim lembab dan hangat.
Menurut data kementrian Indonesia telah terjadi 112, 511
kasus demam berdarah dengue di 34 provinsi di Indonesia,
dari data tersebut tercatat ada 871 penderitanya meninggal
dunia. Pada tahun 2014 kasus demam berdarah dengue di
Indonesia telah terjadi 71.668 kasus dengan 641 orang
64
penderita meningal dunia. Dari data tersebut menempatkan
Indonesia sebagai Negara nomor 1 di Asia Tenggara dengan
kasus dengue terbanyak. Penyakit demam berdarah di tandai
dengan munculnya deman tinggi disertai dengan gejala flu
dan sakit kepala lebih dari 1 minggu, muncul bintik merah
pada kulit. Virus demam berdarah dengan cepat masuk dalam
aliran darah senhingga perlu penanggana segera bila mana
terjadi kasus kesakitan.
Penyakit Demam berdarah dapat dicegah dengan
cara meningkatkan kualitas lingkungan perumahan,
membersihkan rumah secara rutin dari barang bekas dan
menjaga tempat penampungan air agar tetap bersih dan
tertutup rapat sehingga nyamuk tidak dapat masuk dan
bertelur. Mengalakan kegiatan 3 M plus, memakai kelambu
dan jarring anti nayamuk pada jendela rumah dan dapat
menggunakan repellent anti nyamuk. Mengingat penyakit
demam berdarah dapat menyebabkan kematian dalam waktu
singkat maka di harapkan kepada masyarakat Kelurahan
Batulo agar lebih memanfaatkan fasyankes yang ada terlebih
bila terjadi gejala demam berdarah.
Penyakit ke delapan yang di derita oleh masyarakt
Kelurahan Batulo adalah Penyakit ke delapan yang kedua
terbanyak di derita masyarakat Kelurahan Wangkanapi adalah
penyakit Hepatitis. Penyakit hepatitis adalah penyakit
penyakit peradangan yang terjadi di hati atau liver,
peradangan ini diakibatkan adanya racun atau toksin yang ada
pada liver dan penyakit ini bias menyerang siapa saja,
penyakit hepatitis berdampak fatal jika tidak ditangani dengan
baik, ada beberapa jenis penyakit hepatitis yaitu :
a. Hepatitis A
Penyakit hepatitis A menular melalui vecal oral atau mulut
dan penularnya melalui air dan makanan.
b. Hepatitis B
Penyait hepatitis B penularannya melalui darah,
penggunaan jarum suntik, peralatan cukur (pisau cukur,
silet) yang dipaki bersama, dan hubungan seksual,
hepatitis jenis B sangat berbahaya dapat menjadi penyakit
kronis menahun.
65
c. Hepatitis C
Penyakit hepatitis C penularannya melalui transfuse darah
dan bisa karna jarum yang di pakai bersama sama.
d. Hepatitis D
Penyakit hepatitis D dapat menyebabkan infeksi lebih
ganas dan lebih berat bagi penderitanya.
Penyakit hepatitis dapat di cegah dengan
pemberian imunisasi pada pada bayi dan balita, menjaga
kebersihan diri dengan baik. Penyakit hepatitis
penyebarannya sangat mudah ada pada makanan dan
Sarana Tempat tempat umum (TTU). Disarankan kepada
masyarakat Kelurahan Wangkanapi agar memanfaatkan
program posyandu dan fasyankes yang ada guna
mendapatkan vaksin hepatitis dan pengobatan. Selain itu
masyarakat disarankan agar memilih tempat penjual
makanan yang menjaga kebersihan baik makanan maupun
peralatan yang digunakan serta tempat yang senantiasa
terjaga kebersihannya, serta menyarankan kepada
masyrakat agar memilih tempat pangkas rambut dan
sejenisnya yang menyediakan peralatan bersih dan sekali
pakai guna menghindari tertularnya penyakit hepatitis
utamanya hepatitis B.
68
492/Menkes/Per/IV/2010), air merupakan kebutuhan uttama
kelangsungan hidup manusia, sehungga harus memenuhi syarat
dari segi kualitas fisik, kimia dan Bakterilogis.
70
lainya, selain dapat mencemari lingkungan kini sampah telah
menjadi salah satu masalah global berhubung timbulannya yang
terus meningkat pada setiap harinya yang membutuhkan biaya
tinggi . Oleh sebab itu di hapakan kepada masyarakat kelurahan
Wangkanapi agar menyediakan TPS guna memudahkan
penangganan sampah pada Dinas berwenang dalam
penangganan sampah dengan membuang sampah dengan benar
pada tempatnya.
h. Jendela Rumah
72
Pada table 28 diatas menunjukan kondisi jendela
perumahan masyarakat Kelurahan Wangkanapi pada RW I
kondisi jendela ada di seluruh ruangan dan kamar dan cukup ada
212(84%) rumah , ada hanya pada sebagian ruang/ kamar 38
(15%) rumah dan tidak terdapat jendela pada kamar tidur ada 2
(1%) rumah, RW II kondisi jendela ada di seluruh ruangan dan
kamar dan cukup ada 198 (58%) rumah , ada hanya pada
sebagian ruang/ kamar 104 (30%) rumah dan tidak terdapat
jendela pada kamar tidur ada 11 (6%) rumah, RW III kondisi
jendela ada di seluruh ruangan dan kamar dan cukup ada 174
(71%) rumah , ada hanya pada sebagian ruang/ kamar 66 (27%)
rumah dan tidak terdapat jendela pada kamar tidur ada 6 (2%)
rumah, RW IV kondisi jendela ada di seluruh ruangan dan
kamar dan cukup ada 114 (42%) rumah , ada hanya pada
sebagian ruang kamar 132 (49%) dan tidak terdapat jendela pada
kamar tidur ada 24 (9%) rumah
Berdasarkan data diatas, maka Kondisi jendela
kamar dan ruangan keluarga belum memenuhi syarat, sehingga
resiko penularan penyakit lingkungan relative tinggi, Hasil
survey di atas masih ditemukan rumah yang tidak memiliki
jendela, hal ini meyebabkan sirkuasi udara dan pencahayaan
menjadi kurang.
Jendela merupakan salah satu komponen fidsik rumah yang
berfungsi sebagai penghawaan dan pencahayaan pada ruangan
agar tidak menimbulkan ganguan penglihatan pada penghuninya
serta dapat meminimalisir resiko penularan penyakit infeksi
seperti penyakit TBC. Syarat jendela rumah yang memenuhi
syarat paling kurang mempunyai luas 10 -20 % dari luas lantai
ruangan. Menurut Djaso Sanropie, i989 pencahayaan rumah
terdiri dari :
1. Pencahayaan alami
Penvahayaan alami diperoleh melalui masuknya sinar
matahari ke dalam rumah melalui jendela atau celah celah
ruangan yang terbuka, sehingga pencahayaan alami sangat di
pengaaruhi oleh letak dan lebar jendela.
2. pencahayaan Buatan
73
Pencahayaan buatan dapat diperoleh melalui lampu yang
dipasang pada masing masing ruangan. Lampu yang
digunakan misalnya fluorescen (neon), karena kuat
penerangannya rendah namun menghasilkan cahaya kuat
bila dibandingkan dengan lampu pijar. Menurut WHO
kebutuhan cahaya standard untuk kamar tidur dan keluarga
60-120 lux, sedangkan untuk ruang baca dan kerja minimal
150 atau sama dengan 10 wat lampu TL atau 40 watt lampu
pijar.
Dan berdasarkan hasil survey ini diharapkan kepada rumah
masyarakat yang belum memiliki jendela rumah agar segera
mengupayakan membuat jendela sebagai salah satu syarat
rumah sehat dan segi estetika dapat memperindah rumah.
75
merugikan kesehatan seperti bakteri, virus dan cacing. Lantai
merupakan salah satu komponen rumah yang harus memiliki
konstruksi yang cukup kuat untuk menahan beban diatsnya,
mudah di bersihkan dan kedap air agar tidak lembab, oleh sebab
itu di harapkan kepada masyarakat yang masi menggunakan
lantai tanah mengupayakan agar membuat lantai yang
memenuhi sarat kesehatan.
76
bertemperatur ruangan sebesar 18 derajat sampai 30 derajat dengan
kelembaba udara sebesar 40 % - 70% , ukuran ventilasi alamiah adalah
pergantian udara secara alami tidak melibatkan alat mekanis (ekxhause, AC)
3. Memenuhi kebutuhan Phychologogis yaitu terjaminnya tenangan dan
kebebasan (praivecy) penghuni.
4. Memiliki jumlah kamar/ruang tidur dan pengaturannya disesuaikan dengan
umur dan jenis kelamin, ukuran kamar tidur anak kurang 5 tahun minimal 4,5
M dan yang lebih dari 5 tahun minimal 9 M. Kepadatan hunian ditentukan
dengan jumlah kamar tidur di bagi jumlah penghuni (sleeping density) yaitu,
baik atau sama dengan 0,7 dan cukup bila kepadatan antara 0,5 0,7.
Dari hasil survey ini rata- rata masyrakat telah menyediakan
ruang/kamar tidur namun dari segi kesehatan masih terdapat
ruang/kamar tidur yang tidak terang dan lembab, dan juga
masih ada beberapa rumah tangga yang sama sekali tidak
mempunyai kamar tidur, Misalnya saja pada RW II masih
terdapat 12 (3%) masyarakat yang tidak mempunyai kamar
tidur, pada RW III masih terdapat 3 (1%) dan RW IV masih
terdapat 9 (3%) masyarakat yang tidak mempunyai kamar
tidur. Dan untuk meningkatkan status kesehatan diharapkan
masyarakat yang belum menyediakan dan yang sudah, agar
membuatakan Ventilasi dan jendela yang cukup guna tecipta
ruang/kamar yang memenuhi syarat.
77
langit- langit atau plafon rumah. RW IV terdapat 9 (3%) rumah
menggunakan asbes, 181 rumah (66%) menggunakan triplex, 4
rumah (1%) menggunakan anyaman bambu dan 80 (29%)
rumah tidak menggunakan langit- langit atau plafon rumah.
Perlu diketahui bahwa langit-langit rumah
merupakan salah satu komponen fisik rumah yang berfungsi
untuk menutup rangka kuda kuda penyangga agar terlihat
bersih dan rapi, menahan debu dan benda berbahaya yang
berasal dari atap rumah, menahan tetesan air hujan yang
menembus celah celah atap serta menahan panas agar tidak
menjalar ke dalam ruangan.
Kuantitas debu yang banyak ditemukan di dalam
ruamah dapat menimbulkan beberapa penyakit seperti ISPA,
Pneumoconiosis, bronchitis dan penyakit salauran napas lainya.
Langit langit yang baik harus memenuhi criteria :
1. Dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap
2. Harus dapat menutup kerangka atap kuda kuda penyangga
dengan konstruksi bebas tikus.
3. Tinggi minimal 2,40m dari lantai.
Dengan demikian diharapakan kepada rumah
masyarakat yang belum membuat langit langit rumah agar
mengupayakan membuat langit langit rumah.
m. Kandang Ternak
78
Kandang merupakan salah satu kebutuhan penting
dalam usaha pertenakan, kandang adalah stuktur atau bangunan
di mana hewan ternak dipelihara. Fungsi kandang utama
kandang adalah untuk menjaga hewan ternak tidak berkeliaran
dan mudah pemantauan serta perawatan ternak.
Kandang sehat harus mempunyai persyaratan
sebagai berikut :
1. Harus memperhatikan factor hygiene lingkungan yaitu untuk
menjamin kesehatan dan lingkungan sekitar.
2. Letak bangunan harus jauh dari pemukiman pendududuk,
kandang di dalam rumah dan tertutup dapat menarik vector
penyakit antara lain aconitus (zoophilic) sehingga dengan
midah kontak dengan manusia. Jarak kandang dari rumah
minimal 10 -20 meter dari rumah.
3. Tidak berdekatan dengan sumber air yang digunakan sebagai
sumberi air bersih
4. Terdedia cahaya dan sirkulasi udara yang cukup.
5. Mempunyai konstrusi kuat dan lantai kedap air dan mudah
dibersihkan.
Sampai saat ini telah banyak terjadi kasus penyakit
bersumber dari binatang ternak dan sampai saat ini terus
berkembang dan cukup sulit dalam penanggananya. Diketahui
bersama kasus penyakit flu burung, flu babi, penyakit shar,
cikungunya, filariasis (kaki gajah) oleh nyamuk cuklex dan
mansonia serta zika yang saat ini lagi trent di masyarakat
merupakan penyakit penyakit yang bersumber dari binatang
ternak yang telah banyak menimbulkan penderitaan penyakit
dan kematian. Kasus flu burung misalnya dalam waktu singkat
100 penderita flu burung meninggal dalam waktu singkat karena
kerusakan paru paru (artikel Kesehatan Lingkungan, Himpunan
Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia , 2017)
Oleh sebab itu masalah kandang bukanlah masalah
sederhana, banyak masyarakat mengabaikan hal ini dan masih di
anggapa hal wajar. Darinya itu di harapkan kepada masyarakat
Kelurahan Wangkanapi, khususnya yang memilik kandang
ternak baik yang terpisah, apalagi yang menempel menjadi satu
dengan rumah agar mengupayakan memisahkan kandang
ternaknya dari rumah dan selalu menjaga kebersihan dan
79
hygenitas kandang ternaknya guna mencegah penularan
penyakit hewan kepada manusia.
80
pekarangan rumah misalnya pada RW II dari 183 rumah tangga
yang ada hanya 63 rumah tangga yang mempunyai toga. Oleh
karena itu di harapkan kepada masyarakat Kelurahan
Wangkanapi agar lebih memanfaatkan tanaman obat untuk
pertolongan pertama pada kasus penyakit yang diderita selain
mudah didapat cara pengolahannya juga mudah dan yang
terpenting berkasiat dan lebih ekonomis.
5. Perilaku
a. Perilaku Merokok
84
Dan dari hasil survey yang ada perilaku masyarakat
Kelurahan Wangkanapi sudah relative sangat baik hampir 80%
masyarakat melakukannya dan diharapkan perilaku ini tepat dan
bila perlu ditingkatkan agar tercipta masyrakat sehat di
kelurahan Wangkanapi.
86
Pada table 40 diatas menjelaskan bahwa perilaku
masyarakat terhadap kegiatan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) seminggu sekali adalah pada RW I terdapat 242 (96%)
masyarakat melakukan dan 10 (4%) masyarakat tidak
melakukan PSN, RW II terdapat 203 (58%) masyarakat
melakukan dan 147 (42%) masyarakat tidak melakukan PSN,
RW III terdapat 180 (77%) masyarakat melakukan dan 53 (23%)
masyarakat tidak melakukan PSN, RW IV terdapat 110(39%)
masyarakat melakukan dan 172 (13%) masyarakat tidak
melakukan PSN
Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) merupakan
upaya pemberantasan jentik atau mencegah agar nyamuk tidak
dapat berkembang biak. Kegiatan PSN meliputi :
1. Menguras tempat penampungan air (bak dan senisnya)
seminggu sekali.
2. Menutup rapat tempat penampungan air yang digunakan
agar nyamuk tidak dapat masuk dan bertelur
3. Mengganti air yang digunakan pada kegiatan tertentu (vas
bunga, minuman burung dan lain sebagainya) seminggu
sekali.
4. Membersihkan lingkungan dengan mengubur barang bekas
yang dapat menampung air hujan.
Wabah demam berdarah yang sering terjadi disebabkan oleh
nyamuk Aides Aigepty yang hidup dan berkembang biak
dalam penampungan air bersih masyarakat. 1 kejadian
demam berdarah adalah merupakan kasus kejadian luar biasa
(KLB).
Dari hasil survey perilaku masyarakat Kelurahan
Wangkanapi sebagian masyarakat sudah punya kesadaran untuk
melakukan pemberantasan nyamuk dirumah masing-masing
walaupun masih ada beberapa RW yang masih belum
sepenuhnya melakukan kegiatan PSN tersebut seperti terlihat
pada RW II masih terdapat 42% masyarakat yang tidak
melakukan kegiatan PSN, begitu pula pada RW IV masih
terdapat 61 % masyarakat yang belum melakukan kegiatan PSN
tersebut. dari hasil survey surveilens ditemukan ada 5 kasus
demam berdarah yang terjadi 3 bulan terakhir di Kelurahan
Wangkanapi, dan sebagaimana sudah di jelaskan sebelumnya
87
bahaya deman berdarah maka di harapkan kepada masyarakat
Kelurahan Wangkanapi agar membiasakan melakukan kegiatan
PSN di rumah masing masing agar mencegah terjadinya
penyakit demam berdarah.
90
Bisa Berkurang. berdasarkan survey survailans kasus penyakit
diare yang terjadi di keluran Wangkanapi pada 3 bulan terakhir
terdapat 23 Kasus diare yang terjadi. oleh sebab itu di harapkan
kepada masyarakat Kelurahan Wangkanapi agar berperilaku
sehat dengan memanfaatkan jamban sebagai sarana penbuangan
tinja untuk mencegah terjadinya penyakit diare.
91
j. Perilaku Membuang Sampah Pada Tempatnya
94
6. Mengurangi stres, meningkatkan rasa percaya diri,
membangun sportifitas,.
7. Menupuk kesetiakawanan dan sosialisai
95
Beberapa manfaat dari perilaku membersihkan atau
menyapu rumah tiap hari diantaranya :
1. Terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh lingkungan
kotor
2. Lingkungan menjadi sejuk dan nyaman
3. Bebas dari polusi udara (asap dan Debu)
4. Menjadikan hati dan pikiran lebih tenag dalam menjalankan
aktifitas sehari hari.
97
Tujuan dari memisahkan sampah atau memilah
sampah organic (sisa bahan makanan) dan sampah anorganik
(plastic, kaca, kaleng dll) adalah agar menghindari laju timbulan
sampah pada tempat pengolahan akhir sampah (TPA), jika
kedua jenis sampah ini bercampur akan mengganggu proses
dekomposisis atau penguraian. Sampah organic mudah terurai
sendangkan sampah anorganik butuh waktu lama bahkan
bertahun - tahun agar bisa terurai seperti sampah plastic. Oleh
sebab itu perilaku memisahkan sampah sebelum di buang ke
TPS umum haruslah dipisahkan, selainitu pula sampah
anorganik dapat di daur ulang dan dapat di manfaatkan untuk
keperluan lain dan lebih bernilai ekonomis.
Dan berdasarkan hasil survey di peroleh data
perilaku masyarakat Keluraha Batulo berperilaku membuang
sampah setelah dipilah yakhi total kelurahan terdapat 82
(9,38%) melakukan dan 792 (90,62%) tidak melakukan,
perilaku ini mempengaruhi laju timbulan sampah yang
dihasilkan sulit tertangani dengan baik dan membutuhkan biaya
tinggi dalam pengolahannya. Oleh sebab itu di butuhkan kerja
sama dari pihak terkait dalam penanggana masalah sampah ini
khususnya Dinas Kebersihan dan Dinas Bapedalda dalam
pemberikan penyuluhan dan penyediaan sarana TPS umum
dengan konstruksi terpisah antara sampah organic dan
anorganik.
6. Ekonomi
a. Rata-Rata Penghasilan Seluruh Anggota Keluarga Dalam
Satu Bulan
99
dengan nikmat tuhan yang diberi. Mencegah datangnya penyakit
jauh lebih murah dan mudah dari pada mengobati penyakit itu
sendiri. Terlepas dari berbagai upaya pencegahan yang
dilakukan, tidak ada salahnya membuat perilaku antisispasi
terhadap kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi bila
mana ada anggota keluarga yang sakit dan membutuhkan
perawatan dan pengobatan dengan biaya tinggi dan umumnya
tidak dapat di prediksi dalam waktu yang panjang, seperti
kebutuhan opersi amandel, wasir, hernia dan operasi umum
lainnya, operasi ini sangat umum terjadi di masyrakat kita atau
karena penyakit-penyakit yang sifatnya di tularkan melalui
udara, makanan yang tidak hygienis juga membutuhkan biaya
berobat di dokter.
Saat sehat tabungan kesehatan memang tidak
dibutuhkan tetapi seseorang dalam perjalanan hidupnya sebelum
meninggal dunia di awali dengan derita sakit dan hal ini
membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk pengobatan,
seseorang dalam kondisi sakit dan tidak memiliki dana cukup
untuk berobat akan menjadi menimbulkan masalah baru, dalam
kondisi sakit tercipta utang atau pinjaman baru atau terjadi
penjualan asset baik tanah, kenderaan ataupun rumah untuk
membiayai biaya pengobatan, oleh sebab itu perilaku
mempunyai tabungan khusus untuk biaya pengobatan sangatlah
penting dalam sebuah keluarga.
Dari hasil survey masyarakat kelurahan Batulo yakni
keluarga yang berperilaku menyediakan tabungan kusus biaya
kesehtan total kelurahan tedapat 166 (18,4%) dan yang tidak
berperilaku menyediakan tabungan kusus biaya kesehatan
terdapat 736 (81,6%),
Berdasarkan data ini perilaku masyarakat terhadap
tabungan kusus biaya kesehatan masih sangat rendah oleh sebab
itu di harapkan kepada masyarakat agar menyediakan tabungan
dimaksud. Terlebih di butuhkan kerjasama lintas sector dalam
memberikan informasi tentang pentingnya asuransi kesehatan
bagi masyarakat.
c. Tabungan Khusus Keluarga Untuk Biaya Pendidikan
100
Pada table 53 diatas menjelaskan ketersediaan
tabungan pendididkan masyarakat Kelurahan Wangkanapi
adalah pada RW I mempunyai sebanyak 17 (7%), tidak
mempunyai tabungan pendidikan sebanyak 213 (93%), RW II
yang mempunyai tabungan sebanyak 28 (8%), tidak
mempunyai tabungan pendidikan sebanyak 344 (92%),
Kemudian pada RW III yang mempunyai tabungan sebanyak
59 (25%), tidak mempunyai tabungan pendidikan sebanyak 180
(75%), Sementara pada RW IV yang mempunyai tabungan
sebanyak 29 (10%), tidak mempunyai tabungan pendidikan
sebanyak 248 (90%).
Pengaturan keuangan dalam sebuah keluarga
meliputi banyak hal mulai dari yang sederhana sampai hal yang
membutuhkan perencanaan pembiayaan yang matang dan salah
satunya adalah salah satunya biaya pendididkan. Biaya
pendididkan di masa sekarang dan di masa yang akan datang
bisa jadi akan cukup besar dan bila tidak di persiapkan dengan
baik, maka bisa jadi keluarga tersebut tidak akan bisa
membiayai pendidikan anak di kemudian hari. Oleh karena itu
persiapan sejak dini perlu dilakukan mengingat biaya
pendidikan sulit untuk di prediksi besaran biayanya guna
jaminan anak mendapatkan kualitas pendididkan yang baik dan
bermutu sebagai jaminan masa depan yang baik.
Dan berdasarkan hasil survey masyarakat Kelurahan
Batulo mempunyai biaya tabungan khusus pendididkan yakni
total kelurahan terdapat 166 (18%) menyediakan dan 736
(81,6%) masyarakat tidak menyediakan tabungan pendidikan
bagi anaknya.
Melihat kenyataan ini di harapkan agar masyarakat
yang mempunyai anak dalam proses pendidikan agar segera
merencanakan tabungan pendidikan bagi anak anak mereka.
102
menggunakan mobil sebanyak 24 (6,38%), dan moda
transportasi lainya (bentor) 24 (6,38%). Kemudian Pada
RW III sudah tidak ada masyarakat yang menggunakan
sepeda untuk ke luar kota, sepeda motor sebanyak 183
(78,9%), menggunakan mobil sebanyak 26 (11,2%), dan
moda transportasi lainya (bentor) 23 (9,91%).
Alat transportasi merupakan salah satu komponen
penting dalam melakukan perjalanan keluar kota, dan
salah memili jenis transportasi biasa berakibat fatal dalam
melakukan perjalanan. Memilih alat transportasi yang baik
dapat menjamin keselamatan dalam perjalanan, dapat
mengurangi kelelahan dan terhindar dari pengaruh cuaca
buruk. Setiapa alat transportasi memiliki kelebihan dan
kekurangan masing masing oleh sebab itu haruslah
disesuaikan dengan kebutuhan baik jarak efisiensi dan
terutaman jaminan keselamatan.
Menurut data Kepolisian RI (Edo Rusyanto, 2016)
angka kecelakaan alat ratnsportasi darat pada tahun 2014
tercatat 95,906 kasus, tahun 2015 tercatat 98,970 kasus
dan tahun 2016 tecatat sebanyak 105.374 kasus. Kasus
kecelakan lalulintas tren meningkat pada momen musim
mudik lebaran atau hari raya keagamaan, darai lapran ini
bias member gambaran begitu besarnya resiko dalam
melakukan kegiatan perjalanan.
Dan dari hasil survey masyarakat Kelurahan Batulo
memilih alat trasnportasi bilamana ke luar kota yakni total
Kelurahan terdapat 8 (1,19%) menggunakan sepeda
kayuh, 541 (80,99%) menggunakan seeda bermotor, 76
(11,38%) menggunakam mobil dan 43 (6,43%)
menggunakan alat traspotrasi lain yakni perahu bermotor.
Berdasarkan hasil survey ini factor resiko terbesar adalah
menggunakan sepeda bermotor atau kenderaan roda dua.
Hap yang perlu diperhatikan dalam berkendara pada
kenderaan roda dua adalah memakai alat pelindung diri
mulai dari helem pada kepala, memakai celana panjang
berbahan tebal, menggunkan jaket, kaos tangan, sepatu
dan pelindung mata serta harus memperhatikan
103
peruntukan kapasitas sebuah kenderaan bermotor guna
menjamin keselamatan dalam berkendara.
8. Kesehatan Remaja
a. Kebiasaan Remaja Menggunakan Waktu Sengang
105
mengalami masa pubertas yang mempunyai dorongan atau
keinginan yang kuat tentang perubahan perubahan yang terjadi
pada tumbuhnya dan mulai timbul rasa ketertarikan dengan
lawan jenis. Pada masa tersebut remaja mengalami
perkembangan seksual, kematangan organ seksualnya berfungsi
baik untuk reproduksi (menghasilkan keturunan) maupun ereksi
(menghasilkan kesenangan) (imran, 1998).
106
Dan dari hasil survey yang ada pada masyarakat
Kelurahan Batulo terhadap remaja mendapatkan mendapatkan
pendidikan seks bebas dan narkoba oleh tenaga kesehatan
terdapat total kelurahan pernah mendapatkan tercatat 176
(39,91%) dan tidak pernah mendapatkan sebanyak 265
(60,09%).
109
IV terdapat posyandu lansia di lingkungannya sebanyak 56
(66%) lansia, tidak mengetahui sebanyak 29 (34%) lansia.
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk
masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah
disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana biasa
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Posyandu lansia merupakan kebijakan dari
pemeintah melalui paleyanan kesehtan bagi lansia yang
penyelenggaranya melaui program Puskesmas dengan
melibatkan peran serta lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan
organisasi dalam penyelenggaraannnya.
Posyandu lansia /kelompok usia lanjut adalah
merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan bersumber daya
masyarakat atau UKMB yang dibentuk oleh masyarakat
berdasrkan inisatif dan kebutuhan masyarakat itu sendiri
khususnya para usia lanjut yang berusia di atas 60 tahun keatas
ada keluarga yang merupakan sasaran tidak langsung yang
berada dalam lingkungan social bergerak pada pembinaan usia
lanjut.
Tujuan posyandu lansia secara garis besar yakni :
1. Meninhkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di
masyarakat.
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta
masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatandan
komunikasi antara para usia lanjut.
Dan berdasarkan hasil survey pengetahuan lansia
tentang keberadaan posyandu lansia di lingkungannya yakni
ada posyandu sebanyak 298 (57%) dan tidak mengetahui
keberadaan posyadu di lingkungannya sebanyak 224 (42%)
dari data ini memberikan gambaran bahwa hampir separuh
lansia tidak mengetahui bilamana di lingkungannya terdapat
pelayanan kesehatan terpadu khusus lansia.
Oleh sebab itu di butuhkan sosisalisi dari pihak yang
bertanggung jawab kepada masyarakat agar masyarakat
khususnya para lansia dan keluarganya tahu bahwa ada
pelayanan kesehatan terpadu di lingkungannya agar dapat
110
memanfaatkan posyandu lansia dengan baik sehinggan
manfaat dan tujuan posyandu lansia dapat tercapai.
111
Berdasarkan table 62 diatas menunjukan bahwa
penyakit yang banyak di derita oleh kelompk lansia masyarakat
Kelurahan Wangkanapi adalah yang terbanyak diderita oleh
lansia yaitu penyakit Hipertensi 128 (0,65%), Rematik 63
(0,32%), dan penyakit TBC 6 (0,03%).
Dari hasil survey penyakit yang banyak di derita
oleh lansia dalah total kelurahan batulo terbanyak adalah
penyakit hyipertensi terdapat 152 (62,04%), kedua penyakit
rematik terdapat 79 (32,24%) , ketiga penyakit Diabetes
meleitus sebanyak 13 (5,31%) dan terakhir penyakit TBC paru
terdapat 1 (0,41%) penderita lansia.
Dari data hasil survey ini dapat memberikan
gambaran penyakit degenerative karena pola hidup
mendominasi penyakit yang diderita oleh lansia kelurahan
batulo yakni hipertensi, rematik, diabetes meletus yang
merupakan penyakit tidak menular (PTM) yang pengganannya
di perlukan pengaturan pola hidup sehat.
112
Health and Behavior dari WHO, gangguan jiwa merupakan
penyebab utama disabilitas (ketidakmampuan, cacat) pada
kelompok usia paling produktif yakni antara 15 44 tahun.
Keluarga manapun tidak tega sanak saunaranya menderita
gangguan jiwa dimana dampak sosialnya sangat serius berupa
penolakan, penguculan, dan deskriminatif.
Begitupula dampak ekonomin yang ditimbulkan berupa hilangnya
dari produktifitas untuk mencari nafkah bagi penderita maupun
keluarga yang harus merawat yang harus bertanggung jawab.oleh
karena itu kasus gangguan jiwa harus lah mendapatka penangganan
berupa perawatan dan pengobatan kesehatan agar tidak
berkembang menjadi gangguan jiwa kronis. Dan dari hasil survey
di temukan pederita gangguan jiwa pada masyarakat kelurahan
batulo ditemukan 7 orang pendetita gangguan jiwa. 3 (42,86%)
diantaranya mendapatkan pengobatan dan 4 (57,14) tidak
mendapatkan perawatan dan pengobatan. Darai data ini gangguan
jiwa di kelurahan batulo masi menjadi masalah menginggat
perilaku gangguan jiwa yang temperamental sewaktu waktu dapat
mennganggu bahkan dapat merupakan ancaman keselamatan
masyarakat lain. Oleh sebab itu di perlukan koordinasi semua pihak
agar masalah gangguan jiwa ini dapat di atasi dengan turut serta
melibatkan anggota keluarga sehingga pengobata dapat
berlangsung dengan baik.
113
BAB IV
Prioritas Masalah dan Rencana Tindak Lanjut
A. Prioritas Masalah
1. Kesehatan Ibu Dan Anak, KB, Gizi Dan Imunisasi Masalah yang ada
:
a. Masih ditemukannya ibu hamil melahirkan ditolong oleh dukun
b. Masih ditemukan ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya selama 4
kali
c. Masih ditemukannya bayi lahir dengan berat badan rendah
d. Masih ditemukan anak tidak mendapatkan Imunisasi lengkap
e. Masih ditemukan kasus gizi buruk pada anak
f. Masih ditemukan bayi tidak diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama
g. Masih ditemukan pasangan usia subur tidak menggunakan alat
kontrasepsi dalam mengatur kelahiran
2. Surveilans Masalah yang ada :
a. Ditemukannya penyakit masyarakat yang bersumber dari lingkungan
seperti Batuk flu, diare, TBC paru, Demam berdarah, Hepatitis dan
Gatal gatal.
b. Ditemukannya penyakit degenerative penyakit tidak menular (PTM)
seperti Hipertensi dan Diabetes.
3. Rumah Dan Lingkungan Masalah yang ada :
a. Masih ditemukan Rumah tangga tidak memiliki Jamban Sehat keluarga
b. Masih ditemukan Rumah tangga tidak memiliki Saluran Pembuangan
Air Limbah (SPAL)
c. Masih ditemukan Rumah Tangga tidak menanggani sampah yang
dihasilkaan di tangani dengan baik.
d. Masih ditemukan rumah rangga yang berlantaikan tanah.
e. Masih ditemukan Rumah tangga dengan kondisi kamar tidak terang
dan lembab
f. Masih ditemukan Rumah tangga memiliki kandang ternak menyatu
dengan badan rumah
4. Perilaku Anggota Keluarga Masalah yang ada :
a. Masih ditemukannya perilaku Rumah tangga yang anggota keluarganya
merokok.
b. Masih ditemukannya perilaku Rumah tangga yang anggota
keluarganya meminum miras
c. Masih ditemukan Rumah tangga tidak melakukan kegiatan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sekali seminggu.
d. Masih ditemukan rumah tangga tidak minum air yang telah dimasak
(menggunakan air gallon)
e. Masih ditemukan rumah tangga tidak BAB pada jamban sehat
f. Masih ditemukan masyarakat membuang sampah sembarangan
g. Masih ditemukan masyarakat tidak melakukan aktifitas fisik 30 menit
per hari
114
h. Masih ditemukan rumah tangga tidak membuka jendela minimal
setengah hari
5. Kesehatan Remaja Masalah yang ada :
a. Masih ada remaja belum pernah mendapatkan pendidikan seks bebas,
narkoba dari tenaga kesehatan selama 6 bulan terakhir
6. Kesehatan Lansia Masalah yang ada :
a. Masih ada lansia yang tidak mengetahui bahwa di lingkungannya
terdapat posyandu lansia
b. Masih ada lansia tidak memanfaatkan posyandu lansia yang ada di
lingkungannya.
7. Kesehatan Jiwo Masalah yang ada :
a. Masih ada penderita gangguan jiwa yang belum mendapatkan
perawatan dan pengobatan dari tenaga kesehtan.
BAB V
Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Diharapkan kepada masyarakat agar lebih memanfaatkan sarana puskesmas
(posyandu dan program lainnya ) dan fasyankes yang ada di wilahyanya
untuk mendapatkam informasi dan layannan kesehatan yang terintegrasi pada
program kesehatan ibu dan anak, kb, gizi serta imunisasi.
2. Surveilans
Diharapaka kepada masyarakat agar lebih peka terhadap penyakit
yang di alami baik diri, keluarga dam masyarakat terhadap penyakit
yang diderita baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular
sehingga tidak terjadi potensi kejadian luar biasa (KLB) dan lebih
memanfaatkan sarana puskesmas atau fasyankes yang ada untuk
mendapatkan informasi dan pengobatan serta cara pencegahannya.
3. Rumah Dan Lingkungan
Disarankan kepada masyarakat agar terus menjaga dan meningkatkan
kebersihan rumah dan lingkungan, terus konsisten dalam upaya
menciptakan kualitas lingkungan dan perumahan sehat baik dari
kepemilikan saran, penggunaan sarana, optimalisasi fungsi sarana, dan
perawatan serta peningkatan nilai sarana sehingga meminimalisir
timbulnya penyakit bersumber dari rumah dan lingkungan yakni
penyakit Ispa, TBC, Pneumoni, Diare, Cholera, Kecacingan, penyakit
kulit, Demam berdarah dan malaria serta penyakit yang bersumber
dari binatang ternak yakni penyakit Flu burung, Flu babi, Shar, dan
Cikunggunya.
4. Perilaku Anggota Keluarga
Diharapkan kepada seluruh masyarakat agar berperilaku baik dan
sehat guna terwujudnya staus kesehatan yang optimal dengan
116
meningkatkan kesehatan diri dan keluarga, memanfaatkan sarana
sanitasi dasar dengan baik, meningkatkan kualitas kebersihan
lingkungan, meningkatan status gizi, rutin berolah raga secara teratur,
serta berupaya menciptakan keamanan lingkungan yang kondusif.
5. Kesehatan Remaja
Diharapkan kepada remaja agar memanfaatkan waktu luang dengan
hal yang positif, mengikuti organisasi remaja baik keagamaan dan
social kemasyarakatan, lebih memanfaatkan kegiatan ektra kulikuler
dari sekolah dan lebih menjalin komunikasi intensif dengan orang tua.
Peran orang tua harus ditingkatkan pengawasan tentang perilaku dan
perubahan sikap baik tumbuh kembang phisilokogis anak dan
lingkungan pergaulan, agar terhindar dari dampak buruk akibat
pergaulan bebas ( seks bebas dan narkoba). Selain itu perlu kerjasana
semua pihak khususnya lembaga yang bergerak di bidang penanganan
anak remaja dan Dinas kesehatan untuk memberikan penyuluhan
kesehatan secara komprehensip kepada remaja.
6. Kesehatan Lansia
Diharapkan kepada para lansia agar lebih memanfaatkan sarana
posyandu yang ada guna mendapatkan pemeriksaan, pengobatan dan
perawatan kesehatan. Hal terpenting adalah peran serta anggota
keluaraga, dan diharapkan agar anggota keluarga aktif membawa
lansia untuk memanfaatkan posyandu lansia. Selain itu disarankan
kepada pihak terkait yakni pemerintah setempat dan Dinas kesehatan
agar lebih berkoordinas, berkerja sama melakukan sosiaisasi layanan
posyandu lansia kepada seluruh anggota masyarakat yang ada.
7. Kesehatan Jiwa :
Disarankan kepada anggota keluarga agar membawa anggota
keluarganya ke sarana fasilitas kesehatan guna mendapatkan
pengobatan dan perawatan.
117
118