Anda di halaman 1dari 24

Laporan Pelaksanaan Praktek Mengajar 1 (Manajemen Kelas) di

SD Muhammadiyah Karangkajen 1 dan SD Muhammadiyah


Karangkajen 2

Laporan Disusun Guna Memenuhi Uji Kompetensi 2 dan 3 Mata Kuliah Praktek
Mengajar 1 (Manajemen Kelas)

Dosen Pengampu:
Drs. Yusuf Abdul Hasan Hasan, M.Ag

Oleh :

Ika Madyarina Mastuti

20140720124

PAI C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan
observasi ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan dan semoga
senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman.
Aamiin.

Penulisan laporan ini diajukan untuk memenuhi salah Uji Kompetensi 3


dan Uji Kompetensi 4 Mata Kuliah Praktek Mengajar 1 (Manajemen Kelas).
Dalam penyusunan dan penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Yusuf Abdul Hasan, M.Ag selaku Dosen Mata Kuliah
Praktek Mengajar 1 (Manajemen Kelas)
2. Ibu Hj. Sri Umi Mardiyah, S.Pd selaku Kepala Sekolah Dasar
Muhammadiyah Karangkajen
3. Bapak Wasito, S.Sos.I selaku Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) di Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangkajen sekaligus
pembimbing kami selama kami melakukan observasi
4. Segenap Guru dan Karyawan Sekolah Dasar Muhammadiyah
Karangkajen
5. Siswa-siswi kelas V.A1 , V.A2, dan V.B1 Sekolah Dasar
Muhammadiyah Karangkajen
6. Siswa-siswi kelas I-VI Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangkajen
7. Bapak dan Ibu atas jasa-jasanya, kesabaran doa di setiap sujudnya dan
tidak pernah lelah dalam mendidik dan memberikan cinta serta kasih
sayang yang tulus dan ikhlas kepada penulis semenjak kecil
8. Teman-teman PAI C atas kebersamaan dan bantuan yang berarti bagi
penulis
9. Semua pihak yang telah banyak membantu penulisyang tidak dapat
penulis tuliskan satu persatu

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada


semuanya. Pepatah mengatakan tak ada gading yang tak retak, oleh karena itu

2
penulis menyadari betul masih banyak hal yang perlu diperbaiki dalam penulisan
laporan ini. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan
penulis terima dengan terbuka dan senang hati. Akhirnya, hanya kepada Allah
SWT penulis serahkan segalanya, semoga dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi kita semua.

Yogyakarta, Juni 2016

Penulis

3
HALAMAN PERSEMBAHAN

Laporan ini saya persembahkan kepada Teman-teman PAI C 2014 atas


kebersamaan dan bantuan yang berarti bagi penulis. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

4
MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

5
(Q.S Al Insyirah : 6)DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
HALAMAN PERSEMBAHAN 4
MOTTO 5
DAFTAR ISI 6
BAB I PENDAHULUAN
A. Teori Manajemen Kelas 7
B. Pentingnya Manajemen Kelas 8
C. Sistematika Laporan 9
BAB II HASIL OBSERVASI dan PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi
1. Gambaran Umum Sekolah 11
2. Gambaran Umum Kelas 11
3. Dinamika Kelas 14
4. Pembelajaran 16
5. Pengembangan Manajemen Kelas 17
B. Pembahasan 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 20
B. Saran 21
C. Penutup 21
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN-LAMPIRAN 23

6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Teori Manajemen Kelas

Manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu berasal dari


kata manus yang berarti tangan dan agree yang berarti
melakukan. Kedua kata tersebut digabungkan menjadi
managere yang artinya adalah menangani. Managere
diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris to manage (kata
kerja), management (kata benda), dan manager untuk orang
yang melakukannya. Kemudian kata management tersebut
kembali diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi
manajemen yang mempunyai arti pengelolaan1.
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengawasan terhadap anggota
organisasi, serta penggunaan sumberdaya yang dimiliki
untuk mencapai tujuan organisasi (Stoner dkk,2005).
Manajemen adalah usaha-usaha untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dengan mempergunakan kegiatan
orang lain (Terry, 1997).
Manajemen adalah suatu proses penggunaan dan
pemberdayaan sumberdaya secara efektif dan efisien untuk
mencapai sasaran atau tujuan tertentu (Muhaimin dkk, 2008).
Hadari Nawawi dalam bukunya menjelaskan bahwa
pengertian kelas secara luas adalah suatu masyarakat kecil
yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, sebagai
satu kesatuan yang di organisir menjadi unit kerja yang

1 Prof. Dr. Husain Usman, M.Pd., M.T., Manajemen (Teori, Praktik, dan
Riset Pendidikan) Edisi ke-4, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2014, h. 5-6

7
secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar
yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan2.
Manajemen kelas adalah salah satu tugas seorang pendidik
yang tidak bisa dihindari dan ditinggalkan. Ketika seorang
pendidik sedang melaksanakan proses kegiatan belajar
mengajar, maka pada saat itulah seorang pendidik
melakukan pengelolaan terhadap kelas. Pengelolaan kelas
dimaksudkan agar dapat tercipta sebuah lingkungan belajar
yang kondusif bagi peserta didik, sehingga tujuan pengajaran
yang efektif dan efisien dapat tercapai. Ketika ada sebuah
gangguan yang menjadi penghalang proses kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas, seorang pendidik harus berusaha
untuk menghilangkan gangguan-gangguan tersebut agar
tidak menjadi penghalang dalam proses kegiatan belajar
mengajar3.
Pengertian manajemen kelas menurut Muljani A. Nurhadi
sebagaimana yang telah dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan
Lia Yuliana dalam bukunya mengemukakan bahwa
manajemen kelas adalah suatu rangkaian kegiatan yang
berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok
manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya agar efektif dan efisien4.

2 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai


Lembaga Pendidikan, Jakarta : Gunung Agung, 1982, h. 116

3 Syaiful Bahri Dzamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar,


Jakarta : Ardi Mahastya, 2002, h. 195-196

4 Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan,


Yogyakarta : Aditya Media, 2008, h. 3

8
Manajemen kelas merupakan salah satu aspek yang
penting dalam rangka menciptakan sebuah proses belajar
mengajar yang efektif. Shinn, Stoner, dan Walker dalam
penelitiannya mengemukakan bahwa isu tentang manajemen
kelas yang efektif disebut-sebut sebagai kunci belajar siswa
yang efekitif5.
B. Pentingnya Manajemen Kelas

Mananjemen kelas sangat penting bagi guru yang hendak mengajar karena
memiliki beberapa fungsi berupa perencanaan kelas, pengorganisasian kelas,
kepemimpinan kelas, dan pengendalian kelas dengan efektitivitas dan
efisiensi pembelajaran yang amat penting untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat beberapa rambu-
rambu yang harus dilakukan guru agar tujuan pembelajaran tercapai.

Beberapa rambu-rambu tersebut antara lain guru sebaiknya menghindari


campur tangan yang berlebihan karena hal tersebut dapat merusak daya cipta
dan kreatifitas siswa dalam belajar. Kemudian guru sebaiknya mengatur kelas
sedemikian rupa hingga suasana kelas menjadi asyik dan menyenangkan,
tidak senyap, mencekam, maupun menakutkan. Selain itu guru juga
sebaiknya menghindari sikap pembiaran terhadap perilaku menyimpang
seorang siswa. Karena hal tersebut akan membiasakan siswa melakukan hal-
hal negatif jika tidak ada teguran. Hal terkahir yang sebaiknya dilakukan
seorang guru adalah tidak menyajikan suatu materi secara bertele-tele dan
sebaiknya hindari pengulangan secara berlebihan karena hal tersebut dapat
membuat siswa menjadi bosan terhadap apa yang ia pelajari dan menghambat
tujuan awal.

C. Sistematika Laporan

5 Vern Jones & Louise Jones, Manajemen Kelas Komprehensif Edisi ke-9,
Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012, h. 4

9
Laporan ini ditulis dengan sistematika dibagi menjadi beberapa bagian.
Bagian pertama adalah halaman judul. Halaman judul berisi judul laporan,
tujuan penulisan laporan, nama mahasiswa dan NIM, institusi fakultas dan
program studi mahasiswa, serta tahun penulisan laporan.

Bagian kedua dari laporan ini adalah bagian kata pengantar yang berisi
puji syukur kepada Allah SWT, shalawat,tujuan penulisan laporan, ucapan
terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan Praktek
Mengajar (PM) 1, kota dan tanggal/bulan/tahun penulisan laporan, nama
mahasiswa, dan tanda tangan mahasiswa. Kemudian pada halaman
selanjutnya tertulis halaman persembahan yang berisi persembahan laporan
ini dan disusul halaman motto yang berisi motto hidup penulis dalam
menyelesaikan laporan ini.

Bagian ketiga dari laporan ini adalah daftar isi yang berisi daftar bagian-
bagian isi laporan dan nomor penunjuk halaman yang terdapat pada laporan
ini.

Bagian keempat dari laporan ini adalah bab I yang berupa pendahuluan
yang berisi sedikit uraian mengenai teori manajemen kelas, pentingnya
manejemen kelas, dan sistematika laporan.

Bagian kelima dari laporan ini adalah bab II yang berupa hasil observasi
dan pembahasan. Pada bab ini berisi laporan observasi yang meliputi
gambaran umum sekolah, gambaran umum kelas, dan uraian mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan manajemen kelas sebagaimana yang tertuang
dalam instrumen.

Bagian keenam dari laporan ini adalah penutup yang berisi kesimpulan,
saran, dan kata penutup. Dan bagian ketujuh atau bagian terakhir dari laporan
ini adalah daftar pustaka dan beberapa lampiran-lampiran dan disertakan juga
lampiran wajib untuk laporan ini berupa Rancangan Program Pembelajaran
(RPP) pada tiap kelas yang di observasi.

10
11
BAB II

HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Observasi
1. Gambaran Umum Sekolah

SD Muhammadiyah Karangkajen merupakan sekolah yang berdiri


sejak 18 November 1918 dan dimiliki oleh Persyarikatan
Muhammadiyah dan berdiri diatas tanah dengan luas1.964 meter persegi
dengan alamat di Jalan Menukan No.2 Kelurahan Brontokusman
Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Sekolah ini terakreditasi A.

SD Muhammadiyah Karangkajen memiliki banyak ruangan. Ruang


Kepala Sekolah, ruang administrasi, ruang guru, ruang UKS, aula, tempat
ibadah, dan kantin masing-masing berjumlah 1 ruang. Ruang
perpustakaan dan ruang multimedia berjumlah 2 ruang. Ruang
kelasberjumlah 27 ruang, dan kamar mandi/WC berjumlah 23 ruang.
Selain itu SD Muhammadiyah Karangkajen juga memiliki tempat parkir
yang cukup luas yang dapat menampung kendaraan siswa, guru, dan
karyawan. Jumlah siswa SD Muhammadiyah Karangkajen adalah 980
orang dengan guru sejumlah 60 orang.

2. Gambaran Umum Kelas

Pada observasi kali ini penulis mendapati 3 ruang kelas yang


digunakan untuk observasi, yaitu kelas V.A1, V.A2, dan V.B1. Ketiga
tuang kelas tersebut memiliki luas yang sama yaitu 56 meter persegi (8m
x 7m) dengan kapasitas yang berbeda-beda di setiap kelas.

a. Kelas V.A1

Kelas ini memiliki luas 56 meter persegi dengan kapasitas


32 siswa. Jumlah meja peserta didik di kelas ini adala 16 buah

12
dengan jumlah kursi 33 buah. Pintu kelas ini berjumlah 1 buah
dengan jendela berjumlah 5 buah disertai ventilasi di atasnya
dan juga ventilasi di dinding sisi kanan ruang kelas. Dinding
kelas ini cukup menarik karena di cat dengan dua warna cerah
yaitu kuning dan hijau yang tidak membosankan peserta didik
jika masuk ke dalam ruang kelasnya. Pencahayaan ruang kelas
ini cukup baik karena terdapat 6 buah lampu yang menerangi.
untuk meja dan kursi guru masing-masing terdapat 1 buah di
sisi depan dengan 1 buah almari di belakang kursi guru.

Kelas ini tidak menggunakan atap berupa genting, namun


berupa cor-coran karena ruang kelas ini berada di lantai satu.
Dengan jumlah peserta didik yang demikian banyak, komposisi
tempat duduk peserta didik tertata cukup baik dan dibagi
menjadi 4 baris, 2 baris untuk siswa putra dan 2 baris untuk
siswi putri. Papan tulis di kelas ini sudah cukup baik karena
diletakkan tepat di depan dan ditengah-tengah. Pada saat
observasi, penulis menemukan aktivitas guru yang berkaitan
dengan ruang fisik bagian dalam, yaitu menggunakan papan
tulis sebagai media pembelajaran.

b. Kelas V.A2
Kelas ini memiliki luas 56 meter persegi dengan kapasitas
38 siswa. Jumlah meja peserta didik di kelas ini adala 19 buah
dengan jumlah kursi 38 buah. Pintu kelas ini berjumlah 1 buah
dengan jendela berjumlah 5 buah disertai ventilasi di atasnya
dan juga ventilasi di dinding sisi kanan ruang kelas. Dinding
kelas ini cukup menarik karena di cat dengan dua warna cerah
yaitu kuning dan hijau yang tidak membosankan peserta didik
jika masuk ke dalam ruang kelasnya. Pencahayaan ruang kelas
ini cukup baik karena terdapat 6 buah lampu yang menerangi.
namun, pada saat observasi terdapat 1 buah lampu yang mati

13
dan tidak berfungsi. Untuk meja dan kursi guru masing-masing
terdapat 1 buah di sisi depan dengan 1 buah almari di belakang
kursi guru.
Kelas ini menggunakan atap berupa genting, karena ruang
kelas ini berada di lantai dua. Dengan jumlah peserta didik
yang lebih banyak dibanding kelas V.A1, komposisi tempat
duduk peserta didik tertata cukup baik dan dibagi menjadi 4
baris, 2 baris untuk siswa putra dan 2 baris untuk siswi putri.
Papan tulis di kelas ini sudah cukup baik karena diletakkan
tepat di depan dan ditengah-tengah. Pada saat observasi,
penulis menemukan aktivitas guru yang berkaitan dengan
ruang fisik bagian dalam, yaitu menggunakan papan tulis
sebagai media pembelajaran.
c. Kelas V.B1
Kelas ini memiliki luas 56 meter persegi dengan kapasitas
36 siswa. Jumlah meja peserta didik di kelas ini adala 18 buah
dengan jumlah kursi 38 buah. Pintu kelas ini berjumlah 1 buah
dengan jendela berjumlah 5 buah disertai ventilasi di atasnya
dan juga ventilasi di dinding sisi kanan ruang kelas. Dinding
kelas ini cukup menarik karena di cat dengan dua warna cerah
yaitu kuning dan hijau yang tidak membosankan peserta didik
jika masuk ke dalam ruang kelasnya. Pencahayaan ruang kelas
ini cukup baik karena terdapat 6 buah lampu yang menerangi.
menurut pengamatan penulis, ruang kelas ini memiliki
pencahayaan yang lebih baik dibandingkan dengan kelas V.A1
dan V.A2 karena kelas ini menghadap timur dan bisa
memperoleh cahaya dari luar kelas secara maksimal dari
jendela sisi barat kelas ini. Untuk meja dan kursi guru masing-
masing terdapat 1 buah di sisi depan dengan 1 buah almari di
belakang kursi guru.
Kelas ini menggunakan atap berupa genting, karena ruang
kelas ini berada di lantai dua. Dengan jumlah peserta didik

14
yang sangat banyak, komposisi tempat duduk peserta didik
tertata cukup baik dan dibagi menjadi 4 baris, 2 baris untuk
siswa putra dan 2 baris untuk siswi putri. Papan tulis di kelas
ini sudah cukup baik karena diletakkan tepat di depan dan
ditengah-tengah. Pada saat observasi, penulis menemukan
aktivitas guru yang berkaitan dengan ruang fisik bagian dalam,
yaitu menggunakan papan tulis sebagai media pembelajaran
dan penggunaan alat pembantu pembelajaran berupa proyektor,
laptop dan sound untuk memutarkan film sebagai media
pembelajaran.

Selain ketiga ruang kelas tersebut, pada saat observasi penulis juga
menemukan interaksi dengan ruang fisik luar karena ada pembelajaran
yang dilaksanakan di luar kelas. Lokasi yang dijadikan pembelajaran di
luar kelas adalah Masjid Shaalihin yang dijadikan tempat untuk
melaksanakan shalat dhuha secara berjamaah di setiap rombongan belajar.
Masjid ini terletak di belakang SD Muhammadiyah Karangkajen atau di
Jalan Menukan Brontokusuman Mergangsan Yogyakarta. Masjid ini
memiliki bentuk yang sama seperti masjid-masjid lainnya dengan dua
tempat wudhu di sebelah utara atau di sisi kanan masjid tersebut. Pada saat
observasi, komposisi tempat duduk peserta didik di buat shaf seperti shalat
pada umumnya, pada saat shalat seleseai guru mengambil kursi dan duduk
di tengah-tengah dia antara shaf putra dan shaf putri. Pada saat itu shaf
putra berbalik arah mengahadap guru.

3. Dinamika Kelas
a. Kelas V.A1

Kelas V.A1 merupakan kelas yang paling sering penulis observasi


karena penulis melakukan observasi sebanyak dua kali tatap muka
yaitu pada Jumat, 22 April 2016 dan Jumat, 29 April 2016 pada jam
yang sama yaitu puku 09.35-10.15 WIB. Kelas ini memiliki jumlah
peserta didik 32 siswa, dengan jumlah siswa laki-laki 18 orang, dan

15
siswi perempuan 14 orang. Pada saat observasi, komposisi kemampuan
peserta didik kurang penulis ketahui karena tidak ada data nilai yang
guru perlihatkan kepada penulis.

Situasi kelas yang ada juga menyenangkan karena semua siswa


saling berinteraksi dan memperhatikan guru saat guru menerangkan.
Interaksi antara peserta didik dengan guru juga baik karena pada saat
anak mulai gaduh atau mulai mengantuk, guru memberikan permainan
agar konsentrasi mereka kembali pada guru dan materi yang guru
berikan.

b. Kelas V.A2
Penulis melakukan observasi di kelas V.A2 sebanyak 1 kali tatap
muka yaitu pada Rabu,4 Mei 2016 pukul 07.00-08.10 WIB. Kelas ini
memiliki jumlah peserta didik 38 siswa. Pada saat observasi,
komposisi kemampuan peserta didik kurang penulis ketahui karena
tidak ada data nilai yang guru perlihatkan kepada penulis.
Situasi kelas yang ada juga menyenangkan karena semua siswa
saling berinteraksi dan memperhatikan guru saat guru menerangkan.
Interaksi antara peserta didik dengan guru juga baik. Karena pada saat
penulis melakukan observasi merupakan jam pertama, penulis
mengamati interaksi yang terjalin antar peserta didik pada saat piket
kebersihan kelas, dan interaksi yang terjalin diantara mereka baik.
c. Kelas V.B1
Penulis melakukan observasi di kelas V.B1 sebanyak 1 kali tatap
muka yaitu pada Rabu,4 Mei 2016 pukul 08.10-09.20 WIB. Kelas ini
memiliki jumlah peserta didik 36 siswa. Pada saat observasi,
komposisi kemampuan peserta didik kurang penulis ketahui karena
tidak ada data nilai yang guru perlihatkan kepada penulis.
Situasi kelas yang ada juga menyenangkan karena semua siswa saling
berinteraksi dan memperhatikan guru saat guru menerangkan. Interaksi
antara peserta didik dengan guru juga baik. Pada awal pelajaran
penulis mengamati bahwa guru memberikan ice breaking berupa
permainan karena siswa terlihat lesu pada saat pergantian pelajaran.

16
4. Pembelajaran
Pada saat pembelajaran guru berpegang pada RPP (Rancangan
Program Pembelajaran) yang telah disusun sebelumnya. Prosedur
pembelajaran yang guru lakukan juga sesuai dengan RPP, dan ada
beberapa yang terjadi secara spontanitas yang tidak tercantum pada RPP
misalnya pada saat kondisi peserta didik mulai lelah dan mengantuk,
maka guru memberikan trik jitunya dengan berbagai permainan yang
beliau kuasai. Sumber belajar guru juga terbilang baik karena beliau tidak
hanya menggunakan buku sebagai sumber belajar. Guru menggunakan
kemajuan IPTEK sebagai sumber belajar, salah satunya adalah beberapa
film kartun dan video-video tutorial yang beliau dapatkan dari internet.
Selain itu, pengetahuan guru juga terbilang up to date, karena dapat
berkomunikasi dengan baik kepada peserta didiknya.
Leadership atau kepemimpinan seorang guru disini juga nampak
dan seperti pepatah Jawa mengatakan guru itu digugu lan ditiru atau
dipatuhi dan ditiru itu cocok dan nampak pada sosok guru yang
membimbing penulis dalam observasi kali ini. Selain itu, guru juga
menjelaskan tugas-tugas apa yang harus dikerjakan peserta didiknya di
rumah maupun di sekolah dengan baik dan jelas. Pada saat mengerjakan
tugas di sekolah, guru juga memeriksa aapakah semua peserta didiknya
mengerjakan tugas tersebut atau tidak. Pada saat yang sama, guru juga
mengontrol kelas supaya kondusif pada saat peserta didiknya
melaksanakan tugasnya.
Pada saat mengerjakan tugasnya guru berkeliling dan membantu
peserta didik yang merasa kesulitan dalam megerjakan tugasnya. Pada
saat yang sama guru menggunakan waktunya untuk mengenali pribadi
peserta didik dan lingkungannya. Pada saat di observasi, penulis
menemukan satu evaluasi pada kelas V.B1 yaitu ulangan harian dengan
materi pokok Bahasa Arab.
5. Pengembangan Manajemen Kelas

Pada saat observasi penulis menemukan aktivitas guru berupa


mengindentifikasi perlaku peserta didik yang kurang baik. Guru

17
memberikan teguran halus kepada peserta didik yang bertindak kurang
baik. Namun, pada saat observasi penulis tidak menemukan guru
membuat rencana pengubahan perilaku peserta didik dan guru juga tidak
mengidentifikasi masalah-masalah kelas. Untuk memecahkan masalah
terhadap kelakuan siswa yang kurang baik guru menggunakan cerita lucu
yang bisa dipahami dan ditangkap semua peserta didik.

Guru juga menggunakan metode yang variatif untuk memotivasi


dan merespon kebutuhan belajar peserta didik dengan cerita sehari-hari
yang membangun siswa. Selain itu guru juga mengembangkan peraturan
agar siswa menjalankan tugas dengan baik. Misalnya, peraturan
membawa mukena dan Al-Quran pada saat shalat dhuha berjamaah di
Masjid Shaalihin, jika ada yang tidak membawa guru memberikan
hukuman yang sifatnya mendidik yaitu dengan hafalan Juz 30. Dengan
hal tersebut terlihat jelas hubungan positif yang terjalin antara guru dan
peserta didik. Dengan masalah yang terjadi di saat mengajar, guru dapat
memahami perbedaan yang ada diantara peserta didik.

B. Pembahasan
Pada pembahasan kali ini penulis akan menuliskan beberapa hal yang
dirasa kurang pada saat observasi di SD Muhammadiyah Karangkajen.
Dimulai dari aspek ruang fisik dalam (kelas). Menurut saya, dengan luas
ruangan yang hanya 56 meter persegi atau 8m x 7m terasa sangat sempit dan
panas jika kapasitas siswanya lebih dari 30 orang. Idelanya kelas itu hanya di
isi 28 orang. Kipas angin di tiga kelas yang saya observasi kondisinya sudah
kurang baik. Selain itu kondisi kipas angin yang sangat memprihatinkan juga
terdapat di salah satu ruang kelas yang saya observasi. Kipas angin tersebut
tanpa penutup, sehingga sangat membahayakan jika sewaktu-waktu kipas
tersebut terlepas. Dengan jumlah kipas angin yang hanya 1 buah juga tidak
ideal jika digunakan dan dipasang untuk mengurangi hawa panas di dalam
kelas tersebut.
Selain itu, peserta didik juga kurang menjaga kebersihan kelasnya. Hal itu
terlihat jika mata menengok ke sisi atas dan melihat ventilasi kelas yang ada.

18
Disitu saya melihat kertas-kertas bekas yang sudah dibulat-bulatkan oleh
peserta didik terlihat menyangkut dan menghiasai ventilasi. Selain
menjadikan sarang nyamuk, kertas tersebut juga menjadikan fungsi ventilasi
tidak berfungsi dengan baik karena dapat menghambat udara dari luar masuk
kedalam kelas, sehingga sirkulasi udara di dalam ruang kelas kurang baik dan
kelas terasa sangat panas di saat musim kemarau seperti saat observasi
kemarin.
Dari sisi jendela juga kurang, karena jendela dipasang terlalu tinggi dan
ukurannya juga terlalu kecil, sehingga tidak bisa membantu pencahayaan di
dalam ruangan kelas dan pencahayaan hanya mengandalkan lampu saja dan
itu merupakan pemborosan energi. Selain itu, pencahayaan juga masih kurang
baik karena ada salah satu lampu yang mati dan rusak namun tidak segera
diganti. Pintu kelas juga kurang memadai karena terlalu kecil jika tidak
dibuka dua-duanya.
Untuk kursi peserta didik beberapa juga kurang baik kondisinya dan
kurang nyaman digunakan karena ada salah satu kursi yang mirip dengan
kursi di angkringan. Kondisi almari juga acak-acakan dan kurang penataan.
Selain itu alat-alat kebersihan yang ada di kelas juga kurang ditata. Banyak
sekali sapu yang tergeletak dan tebengkalai di sisi belakang kelas.
Dari aspek ruang fisik luar yaitu di Masjid Shaalihin sudah baik, namun
untuk efisiensi waktu masih kurang baik karena letak masjid yang lumayan
jauh dengan lokasi sekolah juga mengurangi waktu belajar mengajar. Untuk
aktivitas guru berkaitan dengan ruang fisik luar juga tidak nampak.
Dari aspek dinamika kelas menurut saya sangat disayangkan karena
kurang meratanya persebaran peserta didik di setiap kelas, sehingga kelas
terasa sangat gaduh apabila semua berbicara. Komposisi jenis kelamin
peseeta didik juga tidak seimbang, karena ada kelas yang jumlah peserta didik
putranya lebih banyak daripada peserta didik putir, maupun sebaliknya.
Dari aspek pembelajaran guru sudah baik karena menggunakan RPP
sebagai acuan dalam mengajar dan menggunakan berbagai sumber belajar
yang tidak hanya buku saja.
Dari aspek pengembangan manajemen kelas saya rasa banyak yang kurang
karena guru tidak mengidentifikasi perilaku peserta didik yang tidak baik dan

19
guru juga tidak membuat rencana pengubahan perilaku peserta didik. Selain
itu guru juga tidak mengidentifikasi masalah-masalah kelas. Namun untuk
metode pemecahan masalah yang terjadi pada siswa dan reaksi guru terhadap
perilaku peserta didik yang kurang baik guru menggunakan metode yang baik
dan hukuman yang sifatnya mendidik. Dari hasil observasi, tidak terlihat guru
melakukan kerja sama dengan orang tua/wali peserta didik.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dan pembahasan-pembahasan sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengelolaan kelas yang dilakukan Bapak Wasito, S.Sos.I sudah cukup
baik namun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki lagi dalam
aspek pengembangan manajemen kelas.
2. Pada pengelolaan kelas menyangkut pengelolaan fisik
yang berhubungan dengan ruangan dan peralatan
pengajaran sudah baik. Bahkan dapat dikatakan sangat
baik, karena aktivitas guru yang berkaitan dengan
pengelolaan fisik yang berhubungan dengan ruangan dan
peralatan pengajaran senantiasa dilakukan dan
ditunjukkan oleh guru. Misalnya pada saat guru akan
menyangkan video tentang pembelajaran pada hari itu,
beliau sudah menyiapkan peralatan multimedia sejak
awal.
3. Dari aspek dinamika kelas menurut saya sangat disayangkan karena
kurang meratanya persebaran peserta didik di setiap kelas, sehingga kelas
terasa sangat gaduh apabila semua berbicara. Komposisi jenis kelamin
peseeta didik juga tidak seimbang, karena ada kelas yang jumlah peserta
didik putranya lebih banyak daripada peserta didik putir, maupun
sebaliknya.
4. Dari aspek pembelajaran guru sudah baik karena menggunakan RPP
sebagai acuan dalam mengajar dan menggunakan berbagai sumber belajar
yang tidak hanya buku saja.
5. Dari aspek pengembangan manajemen kelas saya rasa banyak yang
kurang karena guru tidak mengidentifikasi perilaku peserta didik yang
tidak baik dan guru juga tidak membuat rencana pengubahan perilaku
peserta didik. Selain itu guru juga tidak mengidentifikasi masalah-
masalah kelas. Namun untuk metode pemecahan masalah yang terjadi

21
pada siswa dan reaksi guru terhadap perilaku peserta didik yang kurang
baik guru menggunakan metode yang baik dan hukuman yang sifatnya
mendidik. Dari hasil observasi, tidak terlihat guru melakukan kerja sama
dengan orang tua/wali peserta didik.
B. Saran

Dalam hal pembelajaran dan pengembangan manajemen


kelas, guru harus senantiasa meningkatkan kembali
keterampilannya di dalam mengelola kelas. Agar dapat
tercipta sebuah lingkungan belajar yang kondusif bagi
peserta didik, dengan seperti itu tujuan pengajaran yang
efektif dan efisien akan dapat tercapai dengan baik. Begitu
juga dengan sekolah, kelas, dan hal-hal yang berhubungan
dengan dinamika kelas harus senantiasa ditingkatkan kembali
agar yang sudah baik menjadi lebih baik. Dalam aspek
pengembangan manajemen kelas terlebih pada hal
kerjasama dengan orang tua/wali peserta didik juga
sebaiknya di jalankan karena hal tersebut akan memperat
hubungan anara guru, siswa, dan orang tua/wali yang
nantinya akan saling bantu-membantu untuk mencapai
tujuan bersama.

C. Penutup
Dengan mengucapkan alhamdulillahi rabbil alamin, penulis
dapat menyelesaikan penyusunan laporan observasi ini
sesuai dengan kemampuan penulis yang terbatas. Semoga
laporan observasi ini dapat memberikan manfaat bagi diri
saya sendiri dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin ya
robbal alamin..

22
DAFTAR PUSTAKA

Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga


Pendidikan, Jakarta : Gunung Agung, 1982
Prof. Dr. Husain Usman, M.Pd., M.T., Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan) Edisi ke-4, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2014
Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta : Aditya
Media, 2008
Syaiful Bahri Dzamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta :
Ardi Mahastya, 2002
Vern Jones & Louise Jones, Manajemen Kelas Komprehensif Edisi ke-9, Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2012

Power Point Materi Mata Kuliah Praktek Mengajar 1 oleh Bapak Drs. Yusuf
Abdul Hasan Hasan, M.Ag

23
LAMPIRAN-LAMPIRAN

24

Anda mungkin juga menyukai