Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS PERTAHANAN

TUGAS KELOMPOK DISKUSI


Mata Kuliah Sistem Pertahanan Negara

DASAR / ACUAN PENYUSUNAN PERENCANAAN


ANGGARAN PEMBANGUNAN PERTAHANAN NEGARA

KELOMPOK 2
Anggota :
1. Ahmad Pramudi (120160204001)
2. Dennys Pardomuan (120160204006)
3. Eka Razak K. (120160204010)
4. Indah Purnama Sari S (120160204012)
5. Jimmy Agung S (120160204013)
6. M. Hashfi Deschriansyah (120160204017)
7. Nelson Frendika Yudha (120160204018)
8. Nomaridha Genissa (120160204019)
9. Sumiati (120160204022)
10. Tubagus M. Ishak (120160204023)
Dosen Pengampu : Prof. Mohamad Sidik Boedoyo.

FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN


PROGRAM STUDI KETAHANAN ENERGI

BOGOR
NOVEMBER 2016
DASAR / ACUAN PENYUSUNAN PERENCANAAN
ANGGARAN PEMBANGUNAN PERTAHANAN NEGARA

Dalam pembuatan perencanaan anggaran pembangunan pertahanan negara, ada


beberapa dasar atau acuan yang dijadikan sebagai pedoman dalam perencanaannya, yaitu
sebagai berikut :

1. Dinamika lingkungan strategis yang menimbulkan ancaman

Gambar 1. Keterkaitan Perencanaan Anggaran dengan Lingstra

Adanya dinamika perubahan geopolitik Internasional yang menganggu lingkungan


strategis, yaitu global, regional, dan nasional, dimana pengaruh tersebut berdampak secara
langsung maupun tidak langsung. Dari masing-masing pengaruh tersebut, melalui analisa
SWOT, maka dihasilkan peluang, ancaman, dan resiko. Dari adanya hakikat ancaman itulah
yang menjadikan acuan sebagai sasaran pembentukan postur pertahanan negara atas dasar
kepentingan nasional, tujuan nasional, dan pengembangan nasional. Adapun produk-produk
strategis yang dijadikan acuan dalam pembuatan rencana strategis untuk pengelolaan dan
penyelenggaraan pertahanan negara sebagai pendukung acuan perencanaan anggaran
pertahanan negara. Semakin tinggi potensi ancaman di negara tersebut, maka anggaran yang
direncanakan akan semakin besar, untuk meingkatkan kekuatan pertahanan negara.

2. Postur Pertahanan Negara


Postur pertahanan negara dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan anggaran
pembangunan pertahanan negara, baik pembangunan postur pertahanan militer maupun
pembangunan postur pertahanan nirmiliter, yang diselenggarakan oleh Kementerian
Pertahanan, TNI, maupun Kementerian/Lembaga di luar bidang pertahanan, sehingga hal
tersebut dapat dijadikan acuan penyusunan perencanaan strategis. Adapun substansi postur
pertahanan negara terdiri dari :
Substansi Umum
- Kekuatan kemampuan gelar
- Kemampua dalam menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan
Substansi Khusus yang terfokus pada postur pertahanan militer, yakni penataan
organisasi yang terkonsentrasi pada :
- Trimatra terpadu
- Zero growth
- Pembentukan tiga Kogabwilhan
Dari masing-masing substansi tersebut, maka perlu adanya anggaran dalam pelaksanaan
postur pertahanan negara yang ideal, agar terpenuhi kebutuhan operasional, seperti
pemeliharaan, pengoperasian, dan modernisasi alutsista TNI AU, TNI AL, dan TNI AD,
pembangunan pasukan pemukul dan pasukan siaga, serta modernisasi dan pemeliharaan
Alutsista dan sarana prasarana pendukung lainnya sebagai perwujudan MEF.

3. Rencana Strategis (Rencana Pembangunan Jangka Menengah)


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJKMN) bidang pertahanan
terbagi menjadi 3 rencana strategis (renstra) yaitu Renstra I (2010-2014), Renstra II (2015-
2019), dan Renstra III (2020-2024). Rencana startegis 5 tahunan tersebut telah berisi sasaran
strategis yang akan dicapai, serta memiliki base line anggaran yang direncanakan, base line
tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan anggaran tahun perencanaan. Base
line adalah alokasi anggaran yang ada pada tahun berjalan, dan berlanjut pada tahun yang
direncanakan dengan target sama.
Base line tersebut masing-masing digunakan untuk mempersiapkan dukungan anggaran
untuk renstra 2015-2019 sebagai dukungan pemeliharaan dan perawatan Alutsista TNI serta
mengurangi anggaran belanja pegawai dan meningkatkan anggaran belanja modal dan belanja
barang, membangun modernisasi Alutsista TNI dan mengembangkan Postur Pertahanan
Militer yang diarahkan pada perwujudan Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential
Force/MEF) TNI, dengan tetap mengacu pada konsep pengembangan Postur Ideal TNI yang
telah direncanakan dalam jangka panjang, serta merealisasikan target pembangunan sarana
pertahanan untuk mendukung tugas pertahanan militer di wilayah nasional dengan konsistensi
memenuhi prinsip akuntabilitas dan transparansi dalam mengelola anggaran dan aset negara.

4. Kebijakan Pertahanan Negara


Kebijakan Umum Pertahanan Negara dimaksudkan untuk dijadikan acuan dalam
mewujudkan sistem pengelolaan dan penyelenggaraan pertahanan negara yang diinginkan.
Produk strategis dan kebijakan pertahanan negara dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan
anggaran pembangunan pertahanan negara karena masing-masingnya memiliki substansi
tersendiri. Kebijakan pertahanan negara dijadikan sebagai acuan perencanaan anggaran
karena dapat menjadi pedoman bagi Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia
(TNI) dalam penyelenggaraan pertahanan sesuai dengan fungsinya masing masing.

5. Pertumbuhan Makro Ekonomi Negara


Pertumbuhan makro ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Penetepan pertumbuhan dilakukan oleh Kemenkeu dan Badan Anggaran DPR RI sebagai
dasar penetapan PAGU anggaran untuk mebiayai APBN termasuk anggaran pertahanan
negara. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan
ekonomi. Perkembangan perekonomian Indonesia masih sangat dipengaruhi oleh
ketidakpastian ekonomi global. Perencanaan anggaran pembangunan pertahanan negara
sangat dipengaruhi pada kondisi perekonomian.

Anda mungkin juga menyukai