Anda di halaman 1dari 4

Konsep PJBL

No Revisi Permen ESDM 19 tahun 2015 Permen ESDM 12 tahun 2017


Untuk memepercepat
Untuk mewujudkan ketahanan
perkembangan energi terbarukan
1 Menimbang energi nasional dan menurunkan
dalam rangka melaksanakan
emisi CO2
kebijakan energi nasional
Izin usaha: PPL
2 Pasal 1 Izin usaha: IUPTL Hga beli listrik oleh PLN diatur
BPP
a. Menugaskan PLN membeli
listrik dari PPL enggunakan
harga patokan dan melalui
pemilihan langsung.
a. Menugaskan PLN membeli
b. PLTA yang ditunjuk telah
listrik dari pengusaha Listrik
ditentukan faktor
dengan kapasitas < 10 MW
kapasitasnya yaitu sebesar
yang memiliki IUPTL
65%
b. Pembelian listrik PLTA
c. Patokan harga untuk
kapasitas s/d 10 MW
pembelian listrik dari PLTA
mempertimbangkan faktor F.
Penentuan harga dengan BPP lebih tinggi
c. Harga pembelian sudah
3 dan mekanisme ditentukan dengan max 85%
termasuk biaya pengadaan
pembelian BPP setempat. Leih rendah
jaringan penyambungan dan
atau sama sebesar BPP
pembangkit.
d. Pembelian listrik oleh PLN setempat.
d. Pola kerja sama diatur mulai
dilakukan dengan mata uang
dari membangun, memiliki,
Rupiah dengan kurs pada
mengoperasja dan
jam 11.00 di H-1 transaksi
mengalihkan (BOOT).
e. PPL dapat membangun
jaringan tenaga listrik dengan
mekanisme saling
meguntungkan
4 Waktu a. Waktu berlakunya izin 20
tahun setelah COD
(Commercial Operation
Date)
b. PJBL wajib ditandatangani
oleh PLN dan pengusaha
dengan IUPTL 30 hari
setelah pengajuan dokumen.
c. Paling lambat 15 bulan sejak
taggal ditada tangai badan
usaha wajib mencapai
pemenuhan pembiayaan
untuk pembangunan fisik
PLTA dan menyampaikan
buktinya kepada dirjen
EBTKE.
a. Mekanisme pembelian
ditentukan dengan
pengusaha denganIUPTL
mengajukan permohoan
kepada dirjen EBTKE untuk
ditetapkan sebagai pengelola
tenaga air.
b. Pengusaha dnega IUPTL
harus memiliki profl badan
usaha, dokumen perizinan,
hasil studi kelayakan awal
yang telah diverivikasi PT
Mekanisme
5 PLN(Persero), perkiraan
pembelian listrik
total investasi, jadwal
pelaksanaan pembangunan
sampai COD, pernyataan
ketersediaan lahan,
kesanggupan menyampaikan
sertifikat depositoo sebesar
5% dari total investasi
jangka waktu paling lamvat
30 hari sejak penetapan,
memberikan pernyataan
sanggup menjalankan isi
PJBL.
6 Pinalti a. Dalam jangka waktu paling Sanksi diatur dalam PJBL
lambat 15 bulan sejak
ditanda tangani PJBL usaha
tidak menyediakan
keseluruhan dana maka
penetaoan pengusaha
sebagai pegelola PLTA
dicabut, dilarang
mengajukan permohonan
selama 2 tahun kedepan dan
wajib membayar 50% dari
deposito.
b. Pengusaha yang diberi izin
yang tidak melakukan
oembangunan fisik
pembangkit selama 3 bulan
dikenai sanksi berupa
penurunan harga listrik
untuk 8 bulan.
a. Harga yang perlu di bayar Diutamakan untuk PPL yang
Ketentuan
7 untuk peralihan telah telah menggunakan TKDN sesuai
peralihan
ditetapkan. dngan perundang-uandangan
Telah diatur
8 TKDN Tidak diatur

Pokok-pokok aturan Permen ESDM No.12 Tahun 2017:

1. Pelaksanaan pembelian Tenaga Listrik


Pembelian tenaga listrik dari pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber energi terbarukan berbasis
teknologi tinggi, efisiensi sangat variatif, dan sangat tergantung pada tingkat radiasi atau cuaca setempat
seperti energi sinar matahari dan angin dilakukan oleh PT PLN (Persero) dengan sistem pelelangan
berdasarkan kuota kapasitas. Sedangkan pembelian tenaga listrik dari tenaga air, PLTBm, PLTBg, PLTSa, dan
PLTP menggunakan harga patokan atau melalui mekanisme pemilihan langsung.

2. Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan


Dalam hal BPP setempat di atas rata-rata BPP nasional, harga pembelian tenaga listrik paling tinggi sebesar
85% dari BPP setempat atau khusus PLTSa dan PLTP paling tinggi sebesar BPP setempat. Sedangkan dalam
hal BPP setempat sama atau di bawah rata-rata BPP nasional maka harga pembeliannya sebesar sama dengan
BPP setempat atau khusus PLTSa dan PLTP ditetapkan berdasarkan kesepakatan para pihak.

3. Pelaksanaan Uji Tuntas


Dalam rangka pembelian tenaga listrik, PT PLN (Persero) wajib melakukan uji tuntas atas kemampuan teknis
dan finansial dari PPL yang dapat dilakukan oleh pihak procurement agent yang ditunjuk oleh PT PLN
(Persero).

4. Penggunaan TKDN
Dalam melakukan pelelangan, pemilihan, atau penunjukan PPL, PT PLN (Persero) mengutamakan PPL yang
menggunakan tingkat komponen dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. PT PLN (Persero) wajib menginformasikan secara terbuka kondisi ketenagalistrikan setempat yang siap
menerima pembangkit tenaga listrik yang memanfaatkan sumber energi terbarukan.

6. PT PLN wajib menyusun dan mempublikasikan pokok-pokok PJBL yang mengacu pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.

7. Ketentuan peralihan
Terhadap Badan usaha yang telah mendapatkan penetapan sebagai pemenang kuota kapasitas PLTS
FV; penetapan sebagai pengembang PLTA, PLTBm, PLTBg, atau PLTSa atau pemenang lelang WKP
Panas bumi dan yang telah menandatangani PJBL, proses pelaksanaan pembelian dan harga tenaga
listriknya sesuai dengan PJBL yang telah ditandatangani;

Terhadap Badan usaha yang telah mendapatkan penetapan sebagai sebagai pengelola tenaga air, atau
penetapan sebagai pengembang PLTBm, PLTBg, atau PLTSa dan belum menandatangani PJBL,
proses pelaksanaan pembeliannya sesuai dengan aturan yang sebelumnya sepanjang tidak
bertentangan sedangkan mengenai harga mengacu pada ketentuan Permen ini.

Terhadap Badan usaha yang telah mendapatkan penetapan sebagai pemenang lelang WKP Panas Bumi dan
belum menandatangani PJBL serta BUMN yang mendapat penugasan pengusahaan panas bumi, proses
pelaksanaan dan harga tenaga listriknya sesuai dengan ketentuan sebelumnya.

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt58932d4c74e1c/3-permen-esdm-terkait-
jual-beli-listrik-terbit--ini-detailnya

dari segi pembelian listrik oleh PLN skema yang ditawarkan oleh permen ESDM no
12 tahun 2017 adalah pembelian listrik tenaga energi terbarukan khususnya PLTA
dibeli maksimal 85% dari BPP setempat. Hal ini kurang menarik karena seperti yang
telah diketahui bahwa energi terbarukan memiliki permasalahan keekonomisannya
yang belum dapat seperti energi tak terbarukan. Sebaiknya pengusahaan energi
listrik baiknya mengikuti permen ESDM 19 tahun 2015 hal ini lebih menarik karena
PLN wajib membeki listrik yang diproduksi oleh ooengusaha listrik energi
terbarukan. Selain itu skema BOOT yang ditawarkan memberikan keuntungan bagi
pemerintah namun dari sisi pengusaha hal ini jelas merugkan seperti yang peranah
disampaikan oleh salah seorang pengusaha pembangkit tenaga energi terbarukan
di sebuah forum diskusi energi bersama dirjen EBTKE ternyata pengusaha sangat
keberatan dengan skema tersebut. Karena dianggap merugikan pengusaha yang
mana hanya berpihak kepada pemerintah. Dari segi TKDN

Anda mungkin juga menyukai