NIM : 120160204004
Proses manajemen strategik belum dapat dikatakan selesai ketika suatu institusi/lembaga
yang dipimpin belum memutuskan strategi apa yang akan ditempuh. Institusi/lembaga masih
harus menterjemahkan rumusan strategi tersebut ke dalam tindakan strategic sebagai
implementasi strategi yang akan ditempuh. Sebaik apapun rumusan strategi, hanya akan
menjadi sebatas rumusan jika tidak dapat diimplementasikan dengan baik. Oleh karena itu, agar
tujuan dari institusi dapat tercapai hal yang perlu dilakukan adalah merumuskan strategi dan
harus mampu mengimplementasikan strategi tersebut secara efektif. Bahkan, suatu rumusan
strategi yang sempurna sekalipun hanya akan memberikan kontribusi yang minim bagi
pencapaian tujuan jika tidak mampu diimplementasikan dengan baik. Adapun langkah
memformulasikan strategi dan implementasinya dapat dilihat pada bagan berikut:
c. Menyelenggarakan peradilan hukum yang tidak pandang bulu dan menjunjung tinggi
asas kejujuran, keadilan serta kebijaksanaan.
Dalam upaya mencapai tujuan nasional diperlukan peran serta TNI sebagai institusi militer yang
berperan sebagai komponen utama dalam menjaga kedaulatan negara dan POLRI sebagai
komponen pendukung. Dalam melaksanakan tugasnya dibutuhkan strategi militer untuk
memastikan bahwa penyelenggaraan proses peradilan yang terselenggara menjunjung tinggi asas
keadilan, kebijaksanaan dan kemufakatan sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Maka
strategi militer dalam pengamalan sila ke empat pancasila adalah peran serta TNI dalam Polri
dalam menyelenggarakan proses penegakan hukum yang bijaksana, adil dan tidak pandang bulu.
Yang terakhir dalam formulasi dan implementasi strategi adalah manajemen resiko. Karena
dalam rangka pengamalan sila-sila pancasila tidak lepas dari resiko mleset dari target yang
diharapkan baik karena gangguan internal maupun eksternal. Sebagai contoh adalah
permasalahan kesejahteraan masyarakat, hal ini dapat ditinjau dari aspek ekonomi, pendidikan
dan taraf hidup masyarakat. Adanya kesenjangan mengakibatkan kendala dalam pencapaian
tujuan nasional karena hal tersebut berpotensi menyebabkan kecemburuan dalam masyarakat
sehingga mereka berlomba-lomba mencari keuntungan akibatnya proses penegakan hukum yang
bijaksana adil dan tidak pandang bulu dapat terganggu. Resiko-resiko dan konsekuensi yang
muncul harus di manajemen dengan perencanaan yang baik dan tertata, dengan membuat kader-
kader pembina kesejahteraan masyarakat yang bertugas mendampingi dan membimbing
masyarakat yang tertinggal untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya. Dari segi kesenjangan
tingkat pendidikan dapat ditanggulangi dengan menggalang relawan mengajar untuk menjangkau
masyarakat yang belum mengenyam pendidikan yang layak.