Anda di halaman 1dari 44

Definisi dan Klasifikasi Mesin

Pengertian Mesin Listrik

Mesin listrik adalah suatu piranti atau mesin yang mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik , mengubah energi listrik menjadi mekanik ,
dan mengubah energi listrik menjadi energi listrik yang lain .
Mesin listrik dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Generator, Motor dan
Transformator.

Standard :

Klasifikasi Berdasarkan Ukuran

Menurut klasifikasi ukuran motor dibagi menjadi tiga yaitu :

Small Machine

Medium Machine
Large Machine

Klasifikasi Berdasarkan Pengaplikasian


MOTOR DAN GENERATOR
Pengertian Motor dan Generator
Motor Listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetik yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi
elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik. Generator
adalah alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.

Motor Listrik
Motor Induksi / Motor Asinkron
Motor induksi atau motor asinkron adalah motor induksi yang mempunyai
kecepatan putar medan magnet stator dengan kecepatan putar rotor
berbeda karena terjadi slip.

Motor Sinkron
Motor Sinkron adalah motor AC tiga-fasa yang dijalankan pada kecepatan
sinkron, tanpa slip. Motor sinkron adalah motor AC tiga-fasa yang
dijalankan pada kecepatan sinkron, tanpa slip. Motor sinkron merupakan
motor arus bolak-balik ( AC ) yang penggunaannya tidak seluas motor
asinkron. Secara umum penggunaan motor sinkron difungsikan sebagai
generator, akan tetapi motor sinkron tetap digunakan oleh industri yang
membutuhkan ketelitian putaran dan putaran konstan.
Klasifikasi Motor Berdasarkan Sumbernya
Motor AC ( Alternating Current /Arus Bolak Balik )
Motor listrik arus bolak - balik adalah jenis motor listrik yang beroperasi
dengan sumber tegangan arus listrik bolak - balik (AC, Alternating
Current).

Motor DC ( Dirrect Current /Arus Searah )


Motor listrik arus searah adalah jenis motor listrik yang beroperasi dengan
sumber tegangan arus listrik searah (DC, Direct Current).
Generator Listrik
Generator Induksi / Generator Asinkron
Generator induksi adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanik, dengan cara memberi masukan berupa eksitasi
DC dan putaran maka akan menghasilkan energi listrik yang frekuensinya
berubah ubah dikarenakan putarannya yang berubah . Generator ini
dapat bekerja pada putaran rendah serta tidak tetap kecepatannya, sehingga
generator induksi banyak digunakan pada pembangkit listrik dengan daya
yang rendah seperti pada pembangkit listrik tenaga mikrohidro atau
pembangkit listrik tenaga baru.

Generator Sinkron
Generator sinkron adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanik, dengan cara memberi masukan berupa sumber
tegangan AC , tegangan eksitasi DC , dan putaran maka akan
menghasilkan energi listrik yang frekuensinya tetap dikarenakan
putarannya konstan / sinkron .

Klasifikasi Generator Berdasarkan Sumbernya


Generator AC ( Alternating Current /Arus Bolak Balik )
Generator listrik arus bolak - balik adalah jenis generator listrik yang
beroperasi dengan sumber tegangan arus listrik bolak - balik (AC,
Alternating Current).
Generator DC ( Dirrect Current /Arus Searah )
Generator listrik arus searah adalah jenis generator listrik yang beroperasi
dengan sumber tegangan arus listrik searah (DC, Direct Current).

SUPPLY
2.2.1.1 VOLTAGE
Pada mesin listrik untuk bisa beroperasi dibutuhkan tegangan supply
dari sumber untuk dapat memenuhi kebutuhan beban yang diinginkan
oleh pelanggan. Maka dari itu tegangan supply tidak boleh diabaikan
berdasarkan standart yang ada menyebutkan beberapa factor yang
menyebabkan tegangan supply tersebut tidak memenuhi yang
berpengaruh pada umur motor dan kapasitas ( daya) yang tidak bisa
terpenuhi sesuai permintaan.

2.2.1.1.1 DROP VOLTAGE


Tegangan dari sumber dapat mengalami kenaikan maupun
penurunan dari tegangan system. Maka dari itu terdapat standart
yang membahas tentang drop voltage/kenaikan dan penurunan
tegangan. Dimana pada standart tersebut memberikan batas
toleransi hingga berapa persen tegangan dari sumber yang dapat
digunakan untuk supply mesin.
Efek dari kenaikan maupun penurunan tegangan yang telah
dijelaskan sebelumnya dapat mempengaruhi peforma dari motor
dan generator tersebut, yang dapat dibuktian dengan
menggunakan grafik dibawah ini :
Dari grafik di atas dapat diketahui pengaruh kenaikan maupun
penurunan tegangan terhadap indicator performa motor.
Indicator performa motor terdiri dari arus nominal, power factor,
efisiensi, arus starting, torsi starting dan torsi beban penuh. Pada
sumbu X (horizontal) menunjukkan perubahan tegangan dalam
persen. Maksimum prosentase sebesar 15% menunjukkan
keadaan yang tidak normal atau telah melebihi batas maksimum
yaitu 10%. Untuk sumbu Y (vertical) menunjukkan prosentase
perubahan dari masing-masing indicator perubahan motor.
Contoh pembacaan grafik ketika mengalami penurunan
tegangan sebesar 5% (-5%), maka apat dihasilkan:
1. Arus nominal (grafik warna biru tua) dari nominal
mengalami kenaikan sebesar 4%.
2. Power Factor (grafik warna hijau) mengalami kenaikan
sebesar 2%.
3. Efisiensi (grafik warna kuning) dari nominal mengalami
penurunan sebesar 1%.
4. Arus starting (grafik warna biru muda) dari nominal
mengalami penurunan sebesar 5%.
5. Torsi starting dan torsi ketika beban penuh (grafik berwarna
jingga) mengalami penurunan sebesar 10%.

2.2.1.1.2 UNBALANCE VOLTAGE


Tegangan system tidak hanya mengalami kenaikan maupun
penurunan tegangan namun pula dapat terjadi
ketidakseimbangan antar fasanya. Voltage Unbalance
(ketidakseimbangan tegangan) yaitu terjadi ketika terdapat
ketidakseimbangan tegangan antara penghantar yang mensuplai
motor induksi (Guide Book for Industry). Ketidakseimbangan
ini juga disebabkan karena adanya ketidakseimbangan arus yang
mengalir antar penghantar. Dampak dari ketidakseimbangan
dapat menyebabkan meningkatnya losses, suhu, dan
menurunkan efisiensi motor yang dimana dapat menyebabkan
memendeknya umur penggunaan motor. Untuk mengatasi hal
tersebut dapat mengalikan factor derating dengan tegangan.
Berikut cara menghitung ketidakseimbangan tegangan menurut
NEMA:

Berikut pengaruh ketidakseimbangan tegangan terhadap losses dari


motor:
Dari grafik di atas dapat diketahui semakin besar ketidakseimbangan
tegangan yang terjadi, semakin besar pula kenaikan losses pada motor.
Losses tersebut dapat mempengaruhi permorma dan umur dari motor.

2.2.1.2 FREKUENSI
Motor dapat dioperasikan dengan frekuensi dan tegangan yang sesuai,
terdapat standart untuk rting tegangan dan frekuensi.
Dari Standar Nema MG-1 2006 di atas, dapat disimpulkan bahwa
motor listrik dan generator dapat dioperasikan dalam frekuensi 50Hz
atau 60Hz. Jika terdapat perubahan pada frekuensi yang terpasang,
dapat menyebabkan menurunnya torsi rotor dan terjadi kenaikan
kecepatan, rugi-rugi gesekan dan angin, dikuatkan dengan standart
NEMA MG-1 2006 14.30.6

Frekuensi motor dapat diatur untuk mengatur kecepatan motor. Salah


satu alat yang dapat digunakan yaitu Variable Frequency Drive (VFD).
Alat tersebut dapat bekerja untuk mengatur kcepatan motor dengan
cara, mengubah nilai frekuensi dan tegangan yang masuk ke motor.
Pengaturan nilai frekuensi dan tegangan ini dimaksudkan untuk
memperoleh kecepatan putaran an torsi motor sesuai yang diinginkan
atau sesuai kebutuhan. Prinsip kerja secara sederhana dari alat ini,
mengubah tegangan AC menjadi teganagn DC kemudian dijadikan
tegangan AC lagi dengan frekuensi yang berbeda atau dapat diatur.
Untuk mengubah tegangan AC ke DC dibutuhkan penyearah. Setelah
diubah menjadi DC maka diperlukan perbaikan kualitas tegangan DC
dengan menggunakan tendon kapasitor sebagai perata tegangan.
Kemudian tegangan DC diubah kembali ke tegangan AC dengan
system PWM (Pulse Width Modulation). Dengan system ini dapat
memperoleh frekuensi dan amplitude yang dibutuhkan, teknik ini
menghasilkan harmonisa yang relative sedikit. Selain itu terdapat
berbagai macam cara untuk mengatur kecepatan motor, misalkan
dengan menggunakan gear box atau reducer, namun yang paling baik
untuk digunakan untuk saat ini yaitu VFD.
STANDARD TEGANGAN MOTOR INDUKSI (NEMA STANDARD)
VARIASI TEGANGAN DAN FREKUENSI
EFEK DARI KETIDAKSEIMBANGAN TEGANGAN TERHADAP
MOTOR INDUKSI
STANDAR TEGANGAN MOTOR SINKRON (NEMA STANDARD)
VARIASI TEGANGAN DAN FREKUENSI
2.2.2 ISOLASI DAN PERAWATAN
2.2.2.1 PEMBEBANAN
Pembebanan yang dilakukan pada motor akan menyebabkan
kenaikan suhu yang berpengaruh pada losses yang ditimbulkan
akibatnya kenaikan suhu ini menyebabkan motor menjadi panas dan
mempengaruhi umur motor. Maka dari itu terdapat standat yang
mengatur toleransi kenaikan suhu saat motor dibebani yang disebut
sebagai service factor (SF).
Pada NEMA MG 1 2006 part 20, page 3 section III tentang
Large machines induction machines pada poin 20.7 membahas
tentang service factor dimana disebutkan bahwa service factor disini
ada dua macam yaitu service factor 1.0 dan service factor 1.15.
Maksud dari angka 1.0 dan 1.15 tersebut adalah sebagai factor pengali
terhadap daya yang dihasilkan pada motor jika service factor yang
tertera pada nameplate motor tersebut menggunakan service factor 1.0
itu menandakan jika terjadi kenaikan suhu pada motor hingga batas
yang ditentukan maka batas daya (P) yang boleh digunakan adalah
daya pada nameplate dikalikan 1.0. sedangkan jika service factor yang
tertera pada nameplate menunjukkan 1.15 berarti jika terjadi kenaikan
suhu sampai batas yang diperbolehkan maka batas daya (P) yang
boleh digunakan adalah daya pada nameplate dikalikan 1.15 dengan
kata lain motor dengan SF 1.15 mempunyai toleransi/motor masih
diperbolehkan beroperasi mencapai 15% saat motor dibebani
maximum.

Ketika motor dibebani mempengaruhi besar losses pada motor yang


disebabkan oleh beberapa factor yang dijelaskan sebagai berikut:

Dari grafik diatas dijelaskan warna biru muda menunjukan rugi tugi
gesekan dan angina pada motor (friction and wind). Warna biru tua
menunjukkan rugi besi atau yang biasa disebut rugi inti (core). Warna
kuning menunjukkan rugi rugi karena factor lain. warna jingga
menunjukkan rugi rugi yang terdapat pada rotor dan warna hijau
menunjukkan rugi rugi yang terdapat pada stator.

2.2.2.2 PENDINGINAN

Generator yang beroperasi selain memproduksi energi listrik juga


menghasilkan panas didalamgenerator.Sistem pendingin generator
diperlukan untuk menyerap panas yang timbul didalam
generatorsehingga mencegah terjadinya panas lebih yang dapat
merusak isolasi. Panas didalam generatormerupakan kerugian yang
menurunkan efisiensi generator. Untuk menyerap dan membuang
panas (dispansi) yang timbul didalam Generator yang sedang
beroperasi dapat digunakan beberapa macam media pendingin sebagai
berikut:

1. Air
2. Udara
3. Hidogren

Merupakan referensi pendinginan berdasarkan IEC-60034 dapat

diketahui bahwa sistem pendinginan sangat berpengaruh terhadapa


suhu. Maka untuk pendinginan ditentukan besar suhu yang diizinkan
dengan ketinggian yang diperbolehkan.

Tabel ketinggian terhadap suhu

2.2.2.3 INSULATION CLASS


Kelas isolasi disini berfungsi untuk mengamankan motor saat
motor tersebut mengalami kenaikan suhu saat motor
bekerja/beroperasi. Dimana kenaikan suhu pada motor diamati dari
pembebanan yang dilakukan. Seperti yang telah dijelaskan pada
poin sebelumnya, pembebanan mempengaruhi kenaikan suhu motor
dari suhu lingkungan (ambient temperature) hingga kenaikan suhu
tidak melebihi batas yang diberikan sesuai dengan standart IEEE Std
112 yang disebutkan pada NEMA MG 1 2006 part 20, page 3
section III tentang Large machines induction machines pada poin
20.7.3.2 dan 20.8 (Temperature rise).

Dimana pada bagian ini dijelaskan bahwa motor memerlukan


isolasi pada motor ketika mengalami kenaikan suhu hingga dua kali
lipat saat bekerja. Berikut adalah gambar pita temperature yang
menjelaskan seberapa batasan kenaikan suhu yang dapat diredam
oleh kelas kelas isolasi berikut:
Dari grafik diatas maka dapat diketahui berapa suhu
lingkungan, kenaikan suhu yang diperbolehkan pada mesin dengan
kelas isolasi masing masing dan batas maksimum kenaikan suhu
yang diijinkan pada mesin saat beroperasi yang dijelaskan dalam tabel
bebagai berikut:

Kelas Suhu lingkungan Kenaikan suhu Batas maksimum


Isolasi (Ambient temperature) (temperature rise) kenaikan suhu
(0C) (0C) (0C)
A 40 60 40+60+15 = 105
E 40 75 40+75+5 = 120
B 40 80 40+80+10 = 130
F 40 100 40+100+10 = 150
H 40 125 40+125+15 =180

Pada NEMA sendiri telah dijelaskan pula mengenai standart


isolasi yang diperbolehkan saat motor beroperasi, dengan acuan
pembebanan/service factor yang digunakan pada motor tersebut. Pada
tabel di NEMA MG 1 2006 part 20, page 4 section III tentang Large
machines induction machines pada poin 20.8.1 Machines with a 1.0
Service Factor at Rated Load. Dimana pada bagian ini menjelaskan
tentang toleransi pada kelas isolasi saat service factor nya 1.0.
Dan pada tabel di NEMA MG 1 2006 part 20, page 5 section
III tentang Large machines induction machines pada poin 20.8.2
Machines with a 1.15 Service Factor at Rated Load. Dimana pada
bagian ini menjelaskan tentang toleransi pada kelas isolasi saat service
factor nya 1.15.

2.2.3 APLIKASI DAN KONTRUKSI


2.2.3.1 DIMENSIONS, TOLERANCE AND MOUNTING
Dimensi, toleransi dan mounting adalah bagian yang membahas tentang
ketentuan konstruksi pada motor itu sendiri dengan tujuan agar mudah
untuh mengidentifikasi jika suatu saat motor membutuhkan spare part untuk
bagian yang perlu diganti. Maka dari itu dimens, toleransi dan mounting
perlu adanya kesepakatan yang telah dijelaskan pada salah satu standart
yaitu NEMA sebagai berikut:
2.2.3.1.1 MOUNTING

Cara peletakan motor secara umum dibedakan menjadi 2 yaitu


peletakan secara vertical atau horizontal. Pada gambar diatas adalah
salah satu standart yang disebutkan dalam NEMA MG 1-2006 part 4,
page 13 section 1 tentang dimention, tolerance and mounting poin 4.3
(motor mounting and terminal housing location). Pada NEMA sendiri
peletakan motor terbagi menjadi 3 bagian yaitu peletakan motor pada
lantai (floor mounting), peletakan motor yang menempel pada dinding
(wall mounting) dan peletakan motor pada atap (ceiling mounting).
Dalam masing masing bagian peletakan tersebut masih terdapat
ketentuan yang mengatur tentang pada sisi mana poros (shaft)
dipasang, kemudian pada sisi mana kedudukan/kaki motor (feet)
diletakkan dan penempatan terminalnya. Berikut penjelannya:

Posisi terminal
Keterangan Posisi motor Posisi poros
Type (terminal
kode (kedudukan) (shaft)
housing)
FLOOR MOUNTING
F1 Diletakkan Poros Terminal
F (Floor) = pada lantai berada pada berada pada
lantai dengan posisi sisi kanan bagian tengah
1 = kode horizontal. motor. sisi depan
Assembly F-1 pembeda motor.
motor dengan
type F yang
lain.
F2 Diletakkan Poros Terminal
F (Floor) = pada lantai berada pada berada pada
lantai dengan posisi sisi kiri bagian tengah
1 = kode horizontal. motor. sisi depan
Assembly F-2
pembeda motor.
motor dengan
type F yang
lain.
F3 Diletakkan Poros Terminal
F (Floor) = pada lantai berada pada berada pada
lantai dengan posisi sisi kanan bagian atas
1 = kode horizontal. motor. motor.
Assembly F-3 pembeda
motor dengan
type F yang
lain.
WALL MOUNTING
W1 Diletakkan Poros Terminal
W(Wall) = pada dinding berada pada berada pada
dinding dengan posisi sisi kanan bagian atas
1 = kode horizontal. motor. motor.
Assembly W-1 pembeda
motor dengan
type W yang
lain.
W2 Diletakkan Poros Terminal
W(Wall) = pada dinding berada pada berada pada
dinding dengan posisi sisi kiri bagian atas
2 = kode horizontal. motor. motor.
pembeda
Assembly W-2
motor dengan
type W yang
lain.
W3 Diletakkan Poros Terminal
W(Wall) = pada dinding berada pada berada pada
dinding dengan posisi sisi kanan bagian bawah
3 = kode horizontal. motor. motor.
pembeda
Assembly W-3 motor dengan
type W yang
lain.
W4 Diletakkan Poros Terminal
W(Wall) = pada dinding berada pada berada pada
dinding dengan posisi sisi kiri bagian bawah
4 = kode horizontal. motor. motor.
pembeda
Assembly W-4 motor dengan
type W yang
lain.
W5 Diletakkan Poros Terminal
W(Wall) = pada dinding berada pada berada pada
dinding dengan posisi bagian atas sisi kiri motor.
5 = kode vertikal. motor.
pembeda
motor dengan
Assembly W-5 type W yang
lain.
W6 Diletakkan Poros Terminal
W(Wall) = pada dinding berada pada berada pada
dinding dengan posisi bagian sisi kiri motor.
6 = kode vertikal. bawah
pembeda motor.
motor dengan
Assembly W-6 type W yang
lain.
W7 Diletakkan Poros Terminal
W(Wall) = pada dinding berada pada berada pada
dinding dengan posisi bagian sisi kanan
7 = kode vertikal. bawah motor.
pembeda motor.
motor dengan
Assembly W-7 type W yang
lain.
W8 Diletakkan Poros Terminal
W(Wall) = pada dinding berada pada berada pada
dinding dengan posisi bagian atas sisi kanan
8 = kode vertikal. motor. motor.
pembeda
motor dengan
Assembly W-8 type W yang
lain.
W9 Diletakkan Poros Terminal
W(Wall) = pada dinding berada pada berada pada
dinding dengan posisi sisi kiri bagian tengah
9 = kode horizontal. motor. sisi depan
pembeda motor.
Assembly W-9 motor dengan
type W yang
lain.
W 10 Diletakkan Poros Terminal
W(Wall) = pada dinding berada pada berada pada
dinding dengan posisi sisi kanan bagian tengah
10 = kode horizontal. motor. sisi depan
pembeda motor.
Assembly W-10
motor dengan
type W yang
lain.
W 11 Diletakkan Poros Terminal
W(Wall) = pada dinding berada pada berada pada
dinding dengan posisi bagian atas bagian tengah
11 = kode vertikal. motor. sisi depan
pembeda motor.
motor dengan
Assembly W-11 type W yang
lain.
W 12 Diletakkan Poros Terminal
W(Wall) = pada dinding berada pada berada pada
dinding dengan posisi bagian bagian tengah
12 = kode vertikal. bawah sisi depan
pembeda motor. motor.
motor dengan
Assembly W-12 type W yang
lain.
CEILING MOUNTING
C1 Diletakkan Poros Terminal
C (Ceiling) = pada atap berada pada berada pada
plafon (plafon) sisi kanan bagian tengah
1 = kode dengan posisi motor. sisi depan
Assembly C-1 pembeda horizontal. motor.
motor dengan
type W yang
lain.
C2 Diletakkan Poros Terminal
C (Ceiling) = pada atap berada pada berada pada
plafon (plafon) sisi kiri bagian tengah
2 = kode dengan posisi motor. sisi depan
Assembly C-2 pembeda horizontal. motor.
motor dengan
type W yang
lain
C3 Diletakkan Poros Terminal
C (Ceiling) = pada atap berada pada berada pada
plafon (plafon) sisi kanan bagian bawah
3 = kode dengan posisi motor. motor.
pembeda horizontal.
Assembly C-3
motor dengan
type W yang
lain

Untuk penggunaannya berdasarkan macam macam pemasangan


diatas pada floor mounting dapat diaplikasikan untuk mesin
penghancur batubara yang diletakkan pada lantai. Kemudian untuk
pengaplikasian motor dengan type pemasangan pada dinding dapat
diaplikasikan untuk conveyor yang biasa digunakan pada pabrik.
Sedangkan untuk motor dengan type ceiling (plafon) dapat
diaplikasikan sebagai blower.
2.2.3.1.2 DIMENSIONS
Dimensions yang dimaksud disini adalah ukuran pada motor itu
sendiri. Salah satu standart yang mengaturnya adalah NEMA MG 1-
2006 part 4, page 14 section 1 tentang dimensions, tolerances and
mounting poin 4.4 dimentions AC machines yang terbagi menjadi
beberapa bagian antara lain:

Poin Bab Keterangan NEMA


4.4.1 Dimensions for Menjelaskan tentang dimensi NEMA
MG 1-2006
Alternating Current dari motor listrik AC
part 4, page 14
Foot Mounted (Alternating Current) Halaman 120
Machines with single menggunakan kedudukan kaki
straight shaft dengan satu poros yang lurus.
extension
4.4.2 Shaft extension and key Pada bagian ini menjelaskan NEMA
MG 1-2006
dimention for tentang dimensi pada motor
part 4, page 16
Alternating Current AC untuk mesin yang halaman 122
Foot Mounted menggunakan sebuah poros
Machines With Single yang berbentuk runcing atau
tapered or double dapat juga digunakan untuk
straight/tapered shaft acuan pada mesin yang
extension menggunakan poros ganda
a. Drive end
dengan bentu runcing maupun
tapered shaft
lurus. Dibedakan lagi menjadi
extension
dua hal dimana dimensi mesin
b. Opposite drive
yang poros nya bekerja
end tapered
berlawanan arah berbeda
shaft extension
dengan dimensi yang porosnya
berkerja bersamaan.
4.4.3 Shaft Extension Pada bagian ini dijelaskan NEMA
MG 1-2006
Diameters and key tentang dimensi motor yang
part 4, page 17
dimensions for digunakan ketika body motor halaman 123
Alternating-current
(frames) lebih besar dari 449T
motor built in frames
(standart ukuran yang
large than the 449T diberikan NEMA)
frames
4.4.4 Dimensions for Type C Dimensi untuk pemasangan NEMA
MG 1-2006
Face-Mounting Foot or motor AC yang memiliki
part 4, page 17
Footless Alternating- kedudukan (kaki) dengan type halaman 123
Current Motors C (face Mounting). Dimana
Face Mounting adalah sebuah
mesin yang mempunyai lubang
berulir pada permukaannya
sehingga permukaan yang
dipasang ulir harus berkondisi
bagus baik dari dalam maupun
dari luar agar pemasangan ulir
cocok.
4.4.5 Dimensions for Type Dimensi untuk aksesoris pada NEMA
FC Face Mounting for MG 1-2006
motor AC type Face
Accessories on End part 4, page 18
mounting yang bekerja halaman 124
Opposite Drive End
of Alternating-Current berlawanan arah
Motors
4.4.6 Dimensions for Type D Dimensi untuk pemasangan NEMA
Flange-Mounting Foot MG 1-2006
motor AC yang memiliki
or Footless Alternating- part 4, page 19
kedudukan (kaki) dengan type halaman 125
Current Motors
D (flange Mounting).
Dimana pada mesin bertipe ini
memiliki lubang tanpa ulir
pada permukaan mesin maka
pada bagian luar motor ini
harus dapat dipasang (pilot fit)
(mur dan baut yang sesuai).

Tabel pada lampiran telah dijelaskan berapa ukuran yang harus


standart pada motor dengan menggunakan symbol symbol berupa
huruf. Symbol tersebut dapat diketahui dengan melihat letter symbol
for dimensions sheet (NEMA MG 1 -2006 part 4, page 1 halaman 107
- 115). Dimana pada keterangan ini telah dijelaskan apa maksud dari
symbol tersebut dan telah dijelaskan pula dengan gambar dimana
posisi symbol dan ukuran yang dimaksud. Sedangkan maksud dari
symbol frame disini telah dijelaskan pada NEMA dengan melihat
machine frame numbering dan frame letters (NEMA MG 1 2006
part 4, page 10 halaman 116 118)

2.2.3.1.3 TOLERANCES
Ukuran pada dimensi dimensi motor yang telah ditentukan
terdapat beberapa toleransi yang masih diberbolehkan jika ukuran
yang dibuat pabrikan melebihi atau kurang dari ukuran standart.
Berikut beberapa contoh yang telah dijelaskan pada nema toleransi
yang diperbolehkan:

Poin Bab Toleransi


4.4.1 Dimensions for Alternating - Untuk toleransi ukuran dengan
Current Foot Mounted dimensi bersimbol H untuk
ukuran frame 143T sampai
Machines with single straight
365T toleransinya +0.05 inchi
shaft extension dan -0.00 inchi
- Untuk ukuran frame 404T
sampai 449T dimensi bersimbol
H diberi tolerabsi sebesar
+0.020 inchi dan -0.00 inchi
H = lubang pada slot dikaki mesin
4.4.2 Shaft extension and key Toleransi ukuran untuk dimensi the
dimention for Alternating length of the key pada type ini
adalah 0.03 inchi.
Current Foot Mounted
Machines With Single tapered
or double straight/tapered shaft
extension
4.4.3 Shaft Extension Diameters and
key dimensions for
Alternating-current motor built
in frames large than the 449T
frames
4.4.4 Dimensions for Type C Face- Toleransi ukuran untuk dimensi
Mounting Foot or Footless pada BB type ini adalah +0.00 inchi
dan -0.06 inchi.
Alternating-Current Motors BB = kedalaman lubang ulir
4.4.5 Dimensions for Type FC Face Toleransi ukuran untuk dimensi
Mounting for Accessories on FBB pada type ini adalah +0.00
End Opposite Drive End inchi dan -0.06 inchi.
of Alternating-Current Motors FBB = kedalaman lubang tidak
berulir
4.4.6 Dimensions for Type D Flange- Toleransi ukuran untuk semua
Mounting Foot or Footless dimensi pada type ini adalah +0.00
Alternating-Current Motors inchi dan -0.06 inchi.
2.2.3.2 MOTORING GENERATOR
Motor listrik dan generator mempunyai kontruksi yang sama sehingga sebuah motor listrik dapat
berubah jadi generator apabila diberi energy mekanik (prime mover). Motoring Generator adalah
berubahnya fungsi generator menjadi motor akibatnya daya balik. Akibat daya balik ini
diakibatkan oleh adanya tegangan sistem yang lebih tinggi dari teganangan generator akibatnya
generator akan berubah menjadi motor sinkron. Tegangan generator yang lebih rendah ini
diakibatkan beban yang berlebih, kurangnya eksitasi, dan turunnya kecepatan prime mover.
2.2.3.2.1 EKSITASI

Untuk menjaga agar frekuensi yang dihasil tetap stabil maka berdasarkan rumus
dibawah ini:

nr x p
f=
120

didapatkan bahwa nilai frekuensi dapat sebanding dengan perputaran rotor dan jumlah
kutup. Dimana jumlah kutup tidak dapat diubah atau bernilai konstan, maka untuk
mengatur frekuensi generator harus diatur nilai kecepatan penggerak prime mover cara
mengatur penggerak motor ini digunakan alat yang disebut gavernor yang dikopel
dengan AVR. Sistem kerja Gavernor mengatur sumber tenaga mekanik pada generator
( guide vane pada PLTA dan katup-katup pada PLTU). Apabila terjadi penurunan
kecepatan yang diakibatkan oleh kenaikan beban maka frekuensi dan tegangan yang
dihasilkan akan turun sehingga eksitasi harus dinaikan sehingga tegangan tetap stabil
dan sebaliknya apabila kecepatan prime mover naik. AVR juga akan meminta
gavernor untuk menaikan atau menurunkan kecepatan prime mover agar frekuensi
yang dihasilkan sesuai dengan standart yang ada .

Hilangnya arus eksitasi dapat menyebabkan putaran mesin menjadi naik dan
mengubah fungsi generator sinkron menjadi generator asinkron. Kondisi ini akan
menyebabkan pemanasan lebih pada rotor akibat arus induksi yang bersikulasi pada
rotor.
Selain untuk mengatur nilai tegangan keluaran eksitasi ini juga dapat mengatur power
factor generator. Pada umumnya generator bekerja pada power factor 0,8 Ladding
sehingga generator dapat digunakan untuk memperbaiki factor daya karena dapat
menghasilkan daya reaktif.

Pada sistem eksitasi ini digunakan sumber DC karena sumber DC merupakan gelombang
searah sehingga saat tegangan eksitasi diberikan maka rotor akan menjadi magnet,
sehingga apabila digunakan tegangan AC yang merupakan tegangan bolak-balik kutup
magnet yang dihasilkan akan berubah-ubah.
2.2.3.3 DUTY MOTOR
Pada penggunaan motor duty yang dimaksud adalah seberapa lama waktu yang digunakan untuk
pengoperasian motor tersebut yang tergantung pada pembebanan motor itu sendiri. Maka dari itu
pemilihan motor dapat dikategorikan dengan melihat pada bidang apa motor tersebut digunakan
apakah digunakan secara terus menerus atau bertahap. Pada umumnya type duty telah
ditentukan oleh beberapa standart yang sudah tertera pada ameplate motor tersebut, salah satu
standart yang digunakan adalah standart IEC sebagai berikut:
S1- Continuous Duty- IEC 2004 4.2.1 S2- Short time duty- IEC 2004 4.2.2
LOSSE LOSSE

ELECTRICAL
ELECTRICAL

TEMPERATUR
TEMPERATUR

Dalam sekali starting, bekerja pada Dalam sekali starting, bekerja pada
beban konstan, setelah mendapat suhu beban yang konstan, tidak dapat meraih
yang setimbang dapat dioperasikan suhu yang setimbang, pengoperasian
sepanjang waktu. dalam waktu singkat. (30 menit)

Contoh: motor pompa hidrolik, kipas Contoh: pengoperasian untuk alat rumah
angin, blower tangga seperti, hairdryer
S3- Intermittent Periodic Duty- IEC S4- Intermittent periodic duty with
2004 4.2.3 starting- IEC 2004 4.2.4
A A

B B

C C

Motor dioperasikan pada siklus tertentu, Terdapat waktu starting yang muncul
terdiri dari waktu pengoperasian dan rugi panas, saat running, dan istirahat
waktu untuk istirahat (tanpa beban)- tidak dapat mencapai suhu yang
(arus starting tidak mempengaruhi setimbang.
kenaikan suhu secara signifikan)
Contoh: motor lift Contoh: mesin pemotong logam, mesin
(jika tidak ada spesifikasi bor, mesin kerekan tambang
pengoperasian, kode S3, S6 max 10
menit)
Keterangan : Keterangan :
A = LOSSES A = LOSSES
B = ELECTRICAL LOSSES B = ELECTRICAL LOSSES
C = TEMPERATURE C = TEMPERATURE

S5- Intermittent Periodic Duty with S6- Continuous Operation Periodic


Electric Braking- IEC 2004 4.2.5 Duty- IEC 2004 4.2.6
A A

C C

Motor bekerja bergantian sesuai Motor bekerja terus-menerus pada


siklusnya, tiap siklus terdiri waktu siklus tertentu, tiap siklusnya
starting, operasi, breaking, resting. menampilkan dalam keadaan berbeban
Semua siklus terlalu pendek, maka dan ketika tanpa beban. Waktu istirahat
tidak dapat mencapai suhu yang motor keadaan tanpa beban.
setimbang.

Contoh: billet mill drive, manipulator Contoh: mesin gergaji untuk kayu,
drive, mine hoist pompa tekanan minyak
Keterangan : Keterangan :
A = LOSSES A = LOSSES
B = ELECTRICAL LOSSES B = ELECTRICAL LOSSES
C = TEMPERATURE C = TEMPERATURE

S7- Continouos Operation Periodic S8- Continuous Operation Periodic Duty


Duty with Electric Braking- IEC 2004 with Related Load/Speed Changes- IEC
4.2.7 2004 4.2.8

A A

B B

C
C

Motor bekerja terus-menerus pada Motor bekerja terus-menerus pada siklus


siklus tertentu, tiap siklus terdapat tertentu, pada beban dan kecepatan yang
waktu starting, beban konstan, dan berbeda. Tidak ada waktu untuk istirahat
waktu breaking. Tidak ada waktu motor, dan semua siklus terlalu singkat,
istirahat motor. sehingga sulit untuk mencapai suhu
setimbang.
Contoh: Machine Tools, Balancing Contoh: pole changing aplication
machines,Tapping machines
Keterangan : Keterangan :
A = LOSSES A = LOSSES
B = ELECTRICAL LOSSES B = ELECTRICAL LOSSES
C = TEMPERATURE C = TEMPERATURE
D = KECEPATAN

S9- Duty with Non-periodic Load and Speed Variations


D

Motor bekerja pada beban berbeda dan kecepatan yang berbeda dengan rating pengoperasian
yg berbeda.

Keterangan :
A = LOSSES
B = ELECTRICAL LOSSES
C = TEMPERATURE
D = KECEPATAN
S10- Duty with Discrete Constant Loads and Speeds

Motor bekerja pada beban dan kecepatan khusus yang ditentukan.


Keterangan :
A = LOSSES
B = ELECTRICAL LOSSES
C = TEMPERATURE
D = KECEPATAN

2.2.3.4 KONTRUKSI

Kontruksi Stator

Bagian dari mesin yang diam dan berbentuk silindris. Stator berfungsi sebagai penghasil
tegangan dan arus.
Kontruksi Stator:

Kerangka atau gandar besi tuang untuk menyangga inti jangkar


Inti jangkar dari besi lunak / baja silikon.
Alur/parit/slot dan gigi tempat meletakkan kumparan, bentuk alur ada yang terbuka,
setengah tertutup dsn tertutup
Belitan jangkar terbuat dari tembaga yang diletakkan pada alur

Kontruksi Rotor:

Rotor adalah bagian yang dinamis pada motor. Ada dua bentuk kutub magnet rotor:

a. Jenis kutub menonjol (salient pool) :digunakan untuk generator dengan kecepatan rendah
dan medium.

1. Terdiri dari inti kutub, badan kutub dan sepatu kutub


2. Belitan medan dililitkan pada badan kutub
3. Pada sepatu kutub dipasang belitan peredam (damper winding)
4. Belitan kutub dari tembaga, badan kutub dan sepatu kutub dari besi lunak.

b. Jenis kutub silinder : untuk generator dengan kecepatan tinggi

1. Terdiri dari alur-alur yang dipasang kumparan medan


2. Ada gigi-gigi
3. Alur dan gigi tersebut terbagi atas pasangan-pasangan kutub
1. Celah Udara
Gambar 2.1. Konstruksi generator sinkron
2.2.3.8 APLIKASI
2.2.3.8.1 MOTOR SINKRON
Motor sinkron jarang digunakan pada pabrik pabrik karena alasan biaya perawatan yang lebih
mahal dibandingkan dengan motor asinkron. Namun, penggunaan motor ini banyak digunakan
pada bidang pertambangan dan alat derek seperti conveyor, crusher yang membutuhkan
kecepatan konstan walaupun beban yang diangkat/diangkut berubah ubah.

2.2.3.8.2 MOTOR ASINKRON


Motor asinkron atau yang biasa disebut dengan motor induksi ini banyak digunakan pada bidang
industry dikarenakan perawatannya yang lebih mudah. Penggunaan motor ini dapat diaplikasikan
pada lift, crane.

2.2.3.8.3 GENERATOR SINKRON


Generator sinkron biasa digunakan pada pembangkit-pembangkin dengan kapasitas besar, karena
effisiensi yang tinggi ( nilai slip sama dengan nol) seperti PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga
Uap), PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap) dan
lain-lain.
2.2.3.8.4 GENERATOR ASINKRON
Generator asinkron biasa diguankan pada pembangkit dipedesaan atau daerah terpencil dengan
kapasitas yang kecil,karena kontruksi lebih sederhana. Seperti PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel), PLTMh (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai