Keliopas Krey
Yance de Fretes
Kadarusman
Bimo B. Santoso
Surianto Bataradewa
Paskalina Th. Lefaan
Rina A. Mogea
lshak S. Erari
Charlie D. Heatubun
r;-,
x* st a
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAPUA
Pendidikan dan risetMl teramat diperlukan dalam pengelolaan sumber daya alam dan manusia
Tanah Papua. Peneliti dan produk risetnya sudah seiak lama mempromosikan kekayaan alam Tanah
Papua dan pengelolaan nya yang ramah dan taat lestari Iingkungan. Provinsi Papua Barat sebagai
P insi pertama di lndonesia yang mendeklaraslkan sebagai Provinsi Konservasitentu secara
bersama-sama memberdayakanpen|idikan lingkungan, riset berbasis /oca/resources, pemanfaatan
dan pengelolaan 5 secara berkelaniutan bagi keselahteraan manusia. Desiminasi hasil penelitian
dalam prosiding ini adalah wu[ud interaksidan komunikasi antar peneliti perguruan tinggi, sekolah,
industri, dan lembaga terkalt lainnya
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS PAPUA
Gedung Biologi Lt. 1
Jl. Gunung Salju Amban, Manokwari
Provinsi Papua Barat (kode pos 98314)
Telp. (0986) 215661 , Fax. 211455,214510
E-mail: bio.unipa@gmail.com
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
Editor:
Keliopas Krey
Universitas Papua
Yance de Fretes
Conservatio n International
Kadarusman
Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta
Bimo B. Santoso
Universitas Papua
Surianto Bataradewa
Universitas Papua
Paskalina Th. Lefaan
Universitas Papua
Rina A. Mogea
Universitas Papua
Ishak S. Erari
Universitas Papua
Charlie D. Heatubun
Universitas Papua
UNIPA PRESS
Prosiding Seminar Nasional
Biodiversitas, Sains dan Matematika Tahun 20t6
ISBN : 97 8-602-95310-4 -6
Tim Editor:
Keliopas Krey, Yance de Fretes, Kadarusman, Bimo B. Santoso, Surianto Bataradewa,
Paskalina Th. Lefaan, Rina A. Mogea, Ishak S. Erari, Charlie D. Heatubun
Penyunting:
Keliopas Krey
Sponsor:
PT;f,ECFoir skkmrgas
l*ffitrt
Alr,rrr"r Lirt,h",1i
trdtPA u[,,lPA
eaNfiPAPUA
Penerbit:
UNIPA PRESS
Alamat : Jl. Gunung Salju No.1, 98314, Amban, Manokwari, Papua Barat
Hak cipta @ 2016, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Papua
Pembicara Utama
Program Reklamasi dan Pemantauan Keanekaragaman Hayati PT Freeport
lndonesia
Robefth Wellem Sarwom, EstiGesang Setyadi.
Presentasi Oral
Tema 1. BIODIVERSITAS, LINGKUNGAN DAN KONSERVASI
Luas Lahan Terbuka Akibat Perladangan di Taman Wisata Alam Gunung Meja
Manokwari
Fatmalara Deo Maharani Sawaki, Jan H. Nunaki, Paskalina Th. Lefaan 81
Keragaman Palem dan Rotan pada Areal Konservasi PT. Henrison lnti Persada
Sorong
RudiA. Maturbongs
Skrining lsolat Bakteri Penghasil Enzim Hidrolisis (Amilase, Lipase, Protease dan
Selulase)dari Sedimen Ekosistem Lamun di Perairan Rendani Manokwari
Jeani Whitney Hamel, Hermawaty Abubakar, Sita Ratnawati...... 138
Aktivitas Antioksidan dari Fraksi n-Heksana, Etil asetat dan Air Daun Sauralia
bracteosa
Achmad Rante Suparman, AprianiSulu Parubak, Tati Herlina, Yasmiwar Susilawati.... 145
Uji Akurasi Dem Citra SRTM berdasarkan Parameter Penutup Lahan (Studi Kasus:
sebagian Wilayah Kabupaten Manokwari, Papua Barat)
Abdul Muis Muslimin... ... ... .. 203
Penerapan Model Kooperatif Tipe TPS terhadap Hasil Belajar Kognitif dan Aktivitas
Peserta Didik pada Materi Gelombang Mekanik Kelas Xl IPA SMA Negeri 1 Sorong
Tirza Pangkali, lriW L.S. Sinon, Sri Wahyu Widyaningsih.'.... --- ---... 285
POSIER
Domestikasi Rumput Laut Caulerpa sp. dalam Akuarium
307
REKOMENDASI
Rekomendasi Seminar......... ..... 319
PROGRAM
Daftar Pembicara Utama. 323
Daftar Pemaparan Makalah Sesi Paralel........ 323
Daft ar Poster Presentasi. 329
Susunan Acara Seminar Nasional Biodiversitas, Sains dan Matematika Tahun 2016...... 331
Susunan Panitia Seminar Nasional Biodiversitas, Sains, dan Matematika Tahun 2016... 332
Abstrak
Rendahnya beiikir kritis pesefta didik mendasari penelitian ini. Mengetahui penerapan model :
pembelajaran berbasis fenomena nrenggunakan metode demonstrasi terhadap berpikir kitis peserta
didik kelas Xl IPA SMA Yapis Manolouai merupakan tujuan penelitian ini. Penelitian kuasi ekspeimen
ini menggunakan Time Series Design. lnstrumen penelitian berupa lembar pretest dan posttest. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil pretest sebesar 56,44 dan hasrT posffest sebesar 62,88
sedangkan hasil pengolahan data menggunakan tJji Wilcoxon, dengan taraf signifikan q = 5%o diperoleh
nilai Wilcoxon hitung = 4,50. Jika nilai Wilcoxon tabel diketahui 101 maka Wilcoxon hitung < Wilcoxon
tabel sehingga Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan beryikir kritis pesefta didik
sebelum dan sesudah menerapkan nndel pembelajaran tersebut.
PENDAHULUAN
a
Salah satu penyebab rendahnya berpikir kritis yang dimiliki peserta didik adalah
kurangnya keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran menjadikan
pendidik sebagai pusat pembelajaran sefta kurangnya menggunakan fenomena yang berkaitan
dengan konsep fisika. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan menjadi kurang bermakna,
menyebabkan peserta didik hanya menjadi objek penerima saja tanpa menelaah secara
mendalam dan mengkritisi konsep materi pelajaran fisika yang diberikan, sehingga berpikir kritis
yang dimiliki peserta didik sulit untuk tumbuh dan berkembang. Peserta didik kesulitan
memahami dan menguasai konsep-konsep materi, dikarenakan materi pelajaran fisika pada
umumnya bersifat abstrak. Materi pelajaran pun menjadi penyebab berpikir kritis peserta didik
sulit untuk tumbuh dan berkembang. Pendidik mata pelajaran fisika di sekolah tersebut,
menyatakan bahwa semakin sulit materi pelajaran fisika yang dipelajari, menyebabkan
sebagian besar peserta didik hanya menerima materi yang diberikan tanpa memberikan respon
kepada pembelajaran yang dilakukan.
Seharusnya dalam proses pembelajaran, peserta didik perlu mengerti apa makna yang
dipelajarinya, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana cara mencapainya,
sehingga mereka menyadari bahwa kegiatan pembelajaran yang diikutinya memiliki manfaat.
Apabila kondisi tersebut telah terbentuk, maka peserta didik akan termotivasi untuk mengikuti
dan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga tujuan akan tercapai secara optimal
(Widyaningsih dan Yusuf, 2015). Salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan
berpikir kritis peserta didik yaitu dengan memberikan pengalaman yang bermakna, dengan cara
mengkondisikan proses pembelajaran tersebut menggunakan kejadian atau fenomena dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pembelajaran fisika, pendidik dapat menerapkan
model pem belajaran berbasis fenomena menggunakan metode demonstrasi.
Model pembelajaran tersebut dapat digunakan untuk menghubungkan fenomena yang
terjadi di alam maupun di lingkungan sehari-hari yang berkaitan dengan keberadaan konsep
fisika. Model pembelajaran berbasis fenomena merupakan strategi penciptaan lingkungan
belajar yang mendorong peserta didik mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan melalui
pengalaman langsung (Kaniawati dkk., 2010). Pembelajaran berbasis fenomena dimulai
dengan orientasi peserta didik pada fenomena dan diakhiri dengan analisis dan menjelaskan
fenomena IPA yang disajikan. Fenomena yang dimaksud dalam hal ini adalah gejala atau
peristiwa yang dijumpai peserta didik dalam kesehariannya, baik yang terjadi di alam maupun
yang terjadi pada alat-alat teknologi. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, perlu
menerapkan model pembelajaran berbasis fenomena menggunakan metode demonstrasi
terhadap berpikir kritis peserta didik, sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat
membuat peserta didik aktif dan memiliki kesan bermakna, dengan diharapkan dapat
menumbuhkan dan mengembangkan berpikir kritis peserta didik. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan berpikir kritis peserta didik sebelum dan
sesudah menggunakan model pembelajaran berbasis fenomena menggunakan metode
demonstrasi pada materi pelajaran fisika fluida statis pada kelas Xl IPA SMA Yapis Manokwari?
Tujuan Penelitian ini adalah mengukur dan mendeskripsikan berpikir kritis peserta didik
sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran berbasis fenomena menggunakan
metode demonstrasi pada materi pelajaran fisika fluida statis pada kelas Xl IPA SMA Yapis
Manokwari, dengan hipotesis penelitian terdapat perbedaan yang berpikir kritis peserta didik
sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran berbasis fenomena menggunakan
metode demonstrasi pada materi pelajaran fisika fluida statis pada kelas Xl IPA SMA Yapis
Manokwari.
Metode eksperimen merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini, yang :
bertujuan untuk menjelaskan dan meramalkan pada suatu variabel ketika diberikan suatu
perlakuan tertentu pada variabel Iainnya (Sanjaya, 2013). Adapun variabel-variabel didalam
penelitian ini, dimana variabel adalah segala faktor, kondisi, situasi, perlakuan (treatment) dan
semua tindakan yang dapat dipakai untuk mempengaruhi hasil penelitian.
Penelitian ini menggunakan model pembelajaran berbasis fenomena menggunkan
metodedemonstrasisebagaivariabelbebasuntukmenjelaskanpengaruhterhadapvariabel
terikat yaitu berpikir kritis. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah time
series design merupakan jenis penelitian dari desain quasi eksperimen, dalam desain ini
kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dipilih secara random dengan hanya
menggunakan satu kelas sebagai kelas eksperimen, sehingga tidak menggunakan kelas
kontrol. Pada kelas eksperimen dilakukan empat kali pertemuan, dengan setiap pertemuan
dilakukan terlebih dahulu memberi pretest dilanjutkan dengan memberi perlakuan dan diakhiri
dengan memberi posffesf. Desain penelitian time series design ditampilkan pada Tabel 1.
Keterangan:
Or, Oz,Os,Oa : Tes awal (pretesf) diberikan sebelum proses pembelajaran dengan
menerapankan model pembelajaran berbasis fenomena menggunakan
metode demonstrasi. ?
Xr, Xz, Xs, X+ : Perlakuan (treatment) yang diberikan kepada subjek penelitian dengan
menerapkan model pembelajaran berbasis fenomena menggunakan
metode demonstrasi
Os, Oo, Oz, Oe : Tes akhir (posffesf) diberikan sesudah proses pembelajaran dengan
menerapankan model pembelajaran berbasis fenomena menggunakan
metode demonstrasi.
:
e
a
- HASIL DAN PEMBAHASAN
o Hasil analisis data uji hipotesis menggunakan uji Wilcoxon diketahui bahwa terdapat
3
I perbedaan berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan
menerapkan model pembelajaaran berbasis fenomena menggunakan metode demonstrasi
e
a pada kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
D
ta
tJ
?
I
!,
:..
o
, Gambar 1. Rata-rata nilai prefesf posffesf
J
Perbedaan berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
diketahui dari hasil rata-rata nilai prefesf posffesf yang dapat dilihat pada Gambar 1 yang
menampilkan hasil rata-rata pretest yaitu 56,44 sedangkan hasil rata-rata posffesf yaitu 62,88.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Kanti (2014) menjelaskan bahwa
penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA materi gaya dan gerak dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari persentase ketuntasan setiap
siklus pada penelitian PTK, dalam kegiatan pembelajaran tersebut juga meningkatkan akifltas
karena peserta didik tertarik dan aktif dalam mengikuti pelajaran.
I Prctest r Posttost
62,OO
Gambar 2 menampilkan peningkatan rata-rata nilai prefesf dan posffesf peserta didik
pada setiap pertemuan dengan menggunakan materi pelajaran yang berbeda. Artinya,
penerapan model pembelajaran berbasis fenomena menggunakan metode demonstrasi
memberikan konstribusi yang cukup baik dalam membantu mengembangkan berpikir kritis yang
dimiliki peserta didik. Berpikir kritis pada awalnya telah dimiliki peserta didik walaupun masih
de-ide yang didapat dari hasil pengamatan dan diskusi yang dilakukan peserta didik didalam
nenyelesaikan LKPD yang diberikan bersama anggota kelompok. Peserta didik dapat
rnenguasai materi pembelajaran serta berpikir kritis yang dimiliki dapat tumbuh dan
oerkembang melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan Farida dan Winarti (2013) menjelaskan bahwa model
pembelajaran berbasis fenomena memberikan lebih banyak kesempatan peserta didik untuk
belajar dengan mengamati secara langsung setiap fenomena, sehingga dapat meningkatkan
kemampuan berpikir yang dimiliki peserta didik.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat dikatakan memberikan perbedaan pada
berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran berbasis
fenomena menggunakan metode demonstrasi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan Kaniawati dkk., (2010) yang menjelaskan bahwa peserta didik yang mendapat
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran fisika berbasis fenomena akan
mengalami peningkatan pemahaman konsep sehingga dapat meningkatkan kemampuan
berpikir yang dimiliki peserta didik. Sedangkan penelitian Hotang dkk., (2010) menjelaskan
bahwa model pembelajaran berbasis fenomena dapat meningkatkan pemahaman konsep
peserta didik melalui tahapantahapan yang ada dalam pembelajaran, peserta didik diarahkan
untuk memulai aktifitas belajar dengan melakukan pengamatan fenomena yang ditunjukkan
pada saat kegiatan pembelajaran dan diakhiri dengan menganalisis untuk menjelaskan
fenomena yang terjadi berdasarkan konsep fisika yang sedang dipelajari.
SIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh hasil rata-rata pretest yaitu 56,44 sedangkan
hasil rata-rata posffesf yaitu 62,88. Setelah dilakukan perhitungan menggunakan uji Wilcoxon,
diperoleh nilai Wilcoxon hitung sebesar 4,50 sedangkan nilai Wilcoxon tabel dengan taraf
signifikansi 5% sebesar 101. Hal ini berarti nilai Wilcoxon hitung lebih kecil dari nilai Wilcoxon
table $/V hitung < W tabel) sehingga Ho ditolak, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
terdapat perbedaan berpikir kritis sebelum dan sesuah diterapkannya model pembelajaran
berbasis fenomena menggunakan metode demonstrasi pada pesefia didik kelas Xl IPA SMA
Yapis Manokwari.
REFERENSI
Ade, D.W., dkk.2013. Pembelajaran Praktikum Berbasis lnkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan
Keterampilan Berfikir Kritis Siswa pada Materi Laju Reaksi. Jurnal Riset dan Pendidikan
Kimia, 1(1): 18-26.
Adriyanti, F., Winarti. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Fenomena untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Kaunia, 9(2):
27-33.
Ennis, R.H. 2011. The Nature of Critical Thinking: an Outline of Critical Thinking Dispositions
and Abilities. (diunduh pada 12 Oktober 2015).
Hotang, L.8., dkk. 2010. Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Kalor untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMP. Prosiding, Seminar Nasional Fisika,
Riau: UlN.
Junaedi, E.2013. Pengaruh Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning Terhadap Peningkatan
Hasil Belajar Pesefta Didik Pada Mata Pelajaran Teknologi lnformasi dan Komunikasi
(diunduh pada 15 November2015).
i
J
,l
t
L
Kaniawati, 1., dkk. 2010. Model Pembelajaran Fisika Berbasis Fenomena untuk
Mengembangkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Pembelajaran.
(diunduh pada 3 Oktober 2015).
Kanti, S. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Materi Gaya dan Gerak
Menggunakan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas VIA SDN Darungan 01
Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. Jurnal Pancaran, 3(a): 69-78.
Mahmudah, L., dkk. 2014. Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode Pictorial Riddle dan
Problem Solving ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Analisis.
Jurnal lnkuiri, 3(2): 48-59.
Setyowati, A., dkk.2011. lmplementasi Pendekatan Konflik Kognitif dalam Pembelajaran Fisika
untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP KELAS Vlll. Jurnal
Pendidikan Fisika lndonesia, 7(2): 89-96.
Widyaningsih, S.W., Yusuf, l. 2015. Penerapan Pembelajaran Listrik Dinamis Model Kooperatif
Tipe STAD Menggunakan Pendekatan CTL dengan lntegrasi Nilai-nilai Karakter
terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik. Jurnal Pancaran, 4(2):223-234.
Zumisa, N.P.2013. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Materi Pengelolaan
Lingkungan dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains. Skripsi, Universitas Negeri
Semarang.